Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kacang tanah berasal dari Amerika Selatan diperkirakan dikawasan

Bolivia, Brazil dan Peru. Kacang tanah ini telah dibudidayakan sejak tahun 1500 SM

terutama oleh orang India di Amerika Selatan. Dari Amerika Selatan kacang tanah

dibawa oleh orang Portugis, Afrika dan Eropa. Orang Cina membawa tanaman ini ke

Asia Selatan dan Tenggara. Orang Portugis membawa benih kacang tanah ke Asia

Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Kanisius, 2002).

Sistematika tanaman kacang tanah menurut Rukmana (2007) sebagai berikut:

kindom, plantae, divisio : spermathopyta, sub Divisio : Angiospermae, kelas :

dikoteledon, ordo : polipetales, Famili : leguminose, Genus : Arachis,

spesies : Arachis hypogea L.

Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe diantara tipe tegak

dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak yaitu percabangannya kebanyakan lurus atau

sedikit miring ke atas. Umumnya para petani lebih suka dengan tipe tegak karena

berumur pendek berkisar 100-120 hari, sehingga lebih cepat panen (Santoso, 1998).

Kacang tanah tipe menjalar percabangannya tumbuh ke samping, tetapi ujung-

ujungnya mengarah ke atas dan umur panennya berkisar antara 180 - 210 hari

(Adisarwanto, 2000).

Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang tersusun atas 3 bagian utama

yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Sedangkan bagian organ lain

seperti bunga (flos), buah (frucus) dan biji (semen) merupakan bagian reproduktif

dari tanaman kacang tanah (Suprapto, 2001).

Kacang tanah merupakan tanaman semusim dengan sistem perakaran adalah

akar tunggang dan akar lateral. Pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah sangat
5

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti keadaan

tanah dan iklim serta cara bercocok tanam tidak selalu berada pada kondisi optimum

bagi pertumbuhan tanaman sehingga seringkali tanaman tidak mampu berkembang

sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki. Kendala faktor lingkungan produksi

dapat berupa kendala fisik dan kimia seperti kekeringan, suhu tinggi, keracunan dan

kekurangan hara serta kendala biologi seperti hama, penyakit dan gulma

(Nugrahaeni dan Kasno, 1992).

Pada Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan

tipe pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal,

namun lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Tinggi tanaman

berkisar antara 30 – 50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah

(Rukmana, 2007).

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat

anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu -

kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 di antaranya bersatu berbentuk seperti perahu.

Mahkota bunga berwarna kuning kemerahan. Buah berbentuk polong berada

di dalam tanah. Buah berisi 1 - 4 biji sesuai varietas. Kulit tipis ada yang berwarna

putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Balai Pengkajian Tanaman

Pangan, 2006).

Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuning-kuningan dan bertangkai

panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung setelah

tanaman berumur 4 - 6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (selfing)

pada malam hari dan hanya 70 - 75 % yang membentuk bakal polong (ginofora).

Bunga yang mekar selama 24 jam kemudian layu dan gugur (Nurbailis, 2001 dalam

Hasibuan, 2009).
6

Kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4 – 5 minggu. Tipe

bunganya adalah termasuk bunga determinate yang berbunga hanya sekali setiap

bunga seolah- olah bertangkai panjang bewarna putih, ini sebenarnya bukan tangkai

bunga melainkan tabung kelopak mahkota bunga sendiri bewarna kuning. Umur

bunga inilah nantinya menjadi ginofora (Asiamaya, 2009).

Bunga kacang tanah termasuk bunga sempurna dan umumnya menyerbuk

sendiri, tetapi penyerbukan silang secara alami dapat juga terjadi diantara varietas,

namun tingkat keberhasilannya sangat rendah, 1 % tanaman kacang tanah mulai

berbunga 4 - 6 minggu setelah tanam. Rangkaian bunga yang bewarna kuning orange

muncul pada setiap ketiak daun pada setiap bunga mempunyai tangkai yang bewarna

putih itu bukan tangkai sebenarnya melainkan kelopak (Setjo, 2004).

Kacang tanah berbuah polong, polong kacang tanah berkulit keras dan

berwarna putih kecoklatan dan setiap polong mempunyai 1 - 4 biji. Polong terbentuk

setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut

ginofora yang akan menjadi tangkai polong. Ginofora terbentuk diudara, sedangkan

polong terbentuk di dalam tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai

lonjong, terbungkus kulit biji tipis berwarna putih, merah dan ungu (Marzuki, 2007).

Polong kacang tanah berasal dari ginofora. Mula–mula ujung ginofora yang

runcing mengarah keatas tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofora tadi mengarah

kebawah terus masuk kedalam tanah. Setelah polong terbentuk maka proses

pertumbuhan ginofora yang memanjang tadi berhenti. Ginofora yang terletak pada

bagian atas dan tidak mencapai tanah tidak akan membentuk polong

(Adisarwanto, 2000).

Kacang tanah dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 500 m di atas permukaan

laut (Fachruddin, 2000). Untuk pertumbuhan yang baik tanaman kacang tanah
7

membutuhkan suhu antara 250 - 300 C. Curah hujan waktu tanam selama dua bulan

pertama yang baik adalah antara 100 - 250 mm/bulan. Tanah yang dikehendaki untuk

tumbuh baik adalah tanah regosol, andosol, latosol, dan alluvial (tanah subur) dengan

pH tanah 6 – 6,5, drainase baik serta memerlukan air yang cukup (Marzuki, 2007).

Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500 m di atas

permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah khusus, diperlukan iklim

yang lembab. Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari

penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat naungan atau halangan dan atau

awan lebih dari 30% akan menurunkan hasil kacang tanah karena cahaya

mempengaruhi fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya yang rendah pada saat

pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor, sedangkan rendahnya

intensitas cahaya pada masa pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat

polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Oentari, 2008).

Kacang tanah dapat tumbuh secara optimal pada tanah ringan yang cukup

mengandung unsur hara. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan baik pada

asam (pH 5.0) tetapi peka terhadap basa. Keasaman ( pH) tanah yang ideal berkisar

antara 6,0 -7,0 (Sutikno 2005). Manfaat kacang tanah pada bidang industri antara

lain sebagai bahan baku yang digunakan dalam pembuatan margarin, minyak goring,

sabun dan pembuatan saos dan lain lainya (Cibro, 2008).

Djuarni (2005) mengemukan bahwa bahan organik tersusun dari karbohidrat

yang komplek, gula sederhana, tepung selulosa, pectin, getah, lender, protein,

lemak, lilin, resing alkohol, aldehid, keton asam organik, lignin, fenol, tenin,

hidrokarbon alkaloid, pigmen dan produksinya. Hubungan bahan organik dengan

pertumbuhan tanaman bersifat lansung maupun tidak lansung yang dapat merupakan

substrat alami untuk mikroorganisme satrofik yang secara tidak lansung memberikan
8

nutrisi bagi tanaman. Bahan organik yang menentukan aerase tanah dan sifat

perakaran tanah. Pupuk organik yang baik juga mengandung mikroba penambat

nitrogen yang akan mengikat unsur nitrogen lansung dari udara yang diserap oleh

akar tanaman dan mikroba yang bersifat antagonis pada penyakit akar.

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan kedalam tanah atau pun dapat menambuh unsur hara serta memperbaiki

sifat fisik, kimia dan biologi tanah, ataupun kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara

cara atau metode pemberian pupuk atau bahan - bahan lainnya seperti kapur bahan

organik, pasir atau pun tanah liat kedalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya

sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak jenis serta berbeda

pula sifat dan berbeda pula reaksi dan peranannya didalam tanah dan tanaman.

Karena hal tersebut diatas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak

merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan

cara pemberian pupuk yang tepat terhadap tanaman (Hasibuan, 2006).

Tujuan pemupukan itu adalah untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan

tanah dengan pemberian zat hara kedalam tanah yang lansung atau tidak lansung

dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Selain itu juga dapat

meperbaiki pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh

tanaman yang dibudidayakan (Suryatna, 2007).

Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, Pupuk dapat dibedakan menjadi

pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal

dari bahan mineral dan telah diubah melalui proses produksi dipabrik sehingga

menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman. Sementara pupuk organik

adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makhluk hidup yang telah mati.

Bahan organik ini mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat


9

fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap

karena mengandung unsur haranya lebih dari salah satu unsur dan mengandung unsur

mikro. Jika dilihat dari bentuknya, pupuk organik menjadi dua, yakni pupuk organik

padat dan pupuk organik cair (Hadisuwito, 2012).

Pupuk daun merupakan salah satu jenis pupuk anorganik majemuk, disebut

demikian karena pembuatan pupuk daun bertujuan agar unsur-unsur yang terkandung

di dalamnya dapat diserap oleh daun atau untuk pembentukan zat hijau daun. Itulah

salah satu kelebihan pupuk daun. Penyerapan unsur hara dalam pupuk daun memang

dirancang berjalan lebih cepat dibanding dengan pupuk akar. Tanaman akan tumbuh

cepat dan media tanam tidak rusak akibat pemupukan yang terus menerus. Oleh

karena itu, pemupukan melalui daun dianggap lebih efektif dibandingkan dengan

pupuk akar. Pupuk daun mempunyai sifat cepat menguap sehingga pelaksanaannya

hanya pada pagi atau sore hari saja (Rukmana, 2002).

Kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara

pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah

oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu

mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk

majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai

faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang

dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil

panen (Rukmana, 2002).

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari

karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada

bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk

kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan
10

jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk.

Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas

karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga

daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil

Daun dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn (Novizan, 2002).

Salah satu pupuk satu pupuk daun adalah Gandasil B, yang berfungsi sebagai

penunjang pertumbuhan generative, memperkuat akar, memperlebar ukuran daun

dan mengatasi kekurangan unsur hara makro, konsentrasi anjuran pupuk Gandasil B

adalah 10 - 30 g/ 10 liter air dan disemprotkan setiap 8 – 100 hari sekali ke tanaman.

(Kertasaputra, 1990)

Menurut Lingga (1986) sebaiknya disesuaikan menurut petunjuk penggunaan

yaitu (1) Konsentrasi yang harus betul betul sesuai kemasan, (2) Pupuk disemprotkan

pada daun menghadap kebawah atau bagian punggung daun apabila sudah merata

basah maka penyemprotan sudah cukup, (3) disemprotkan pada waktu pagi dan sore

hari, (4) jangan disemprotkan ketika akan turun hujan, karena selain akan luntur

terkena hujan, daun juga akan menutup.

Pupuk Gandasil B mengandung unsur hara Nitrogen 6%, Fosfor 20%, Kalium

30 % dan Magnesium 3 %. Selain itu terdapat beberapa unsur hara mikro Cobalt

(Co), Tembaga (Cu), Boron (Br) dan seng (Zn) serta Vitamin (Hamisah, 2005). Dari

hasil penelitian yang dilakukan Gunawan (2001), pemberian pupuk Gandasil B

terhadap tanaman melon berpengaruh nyata terhadap berat buah. Dosis pupuk

Gandasil B 3g / liter air (Susfoni, 2002).

Fahdiana (2009) mengemukan pemberian perlakuan Gandasil B 5 g/liter air

memberikan hasil nyata terhadap tinggi tanaman 162,50 cm pada usia 50 Hst dan

hasil tongkol jagung manis yang besar dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini
11

membuktikan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk yang berbejda menghasilkan

tanaman yang lebih tinggi dan produksi yang baik. Suherman (2014) pemberian

perlakuan gandasil B 3 g / liter air memberikan hasil nyata terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman mentimun.

Menurut Hery (2011), kompos berasal dari hasil pelapukan jaringan tanaman

atau bahan tanaman seperti jerami, sekam dan daun daunan dan rumput rumputan

yang merupakan limbah hayati yag mudah diperoleh dari lingkungan sekitar kita,

didaur ulang dan dirombak dengan bantuan mikroorganisme dekomposisi seperti

bakteri dan cendawan menjadi unsur unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.

Proses perombakan jenis bahan organik menjadi pupuk organik dapat berlansung

secara alami atau buatan.

Kompos termasuk pupuk organik padat yang tergolong pupuk slow release

yang melepaskan unsur hara yang dikandung nya secara berlebihan dan terus

menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga kehilangan unsur hara akibat

pencucian oleh air lebih kecil. Kompos merupakan sumber utama hara makro

seperti N, P, K, Ca, Mg, serta ikut unsur hara mikro esensial untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Selain itu pupuk kompos juga berfungsi untuk memperbaiki

struktur tanah sehingga udara dan air dalam tanah berada dalam keadaan seimbang,

mengikat air sehingga tanah tidak mudah kering dan dapat mengikat unsur kimia

dalam tanah (Musnawar, 2003).

Kompos yang berasal dari bahan serasah tanaman jagung memiliki Kandungan

unsur hara terdiri C 10,5 %, N 1,05 %, C/N rasio 9, 97 %, P205 1,01 %, K20 0,18%,

dan Ca 1,98 me/100 g. (Surtinah, 2013)

Harival (2010), mengemukan bahwa penggunaan pupuk kompos lansung

ditaburkan ke lahan, lalu diaduk merata dengan tanah dan digunakan sebagai media
12

tanam. Dosis pemakaian antara 20.000 - 30.000 kg/ha. Dosis yang lebih tepat

tergantung dari jenis tanah dan tanaman yang dibudidayakan. Dengan pemberian

kompos jerami 20 ton/ha memberikan yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman.

Hasil penelitian dengan penggunaan kompos trico serasah jagung yang

dilakukan oleh Raliandi (2014), menunjukan bahwa berat segar pada tanaman sawi

dengan dosis 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha, 25 ton/ha terlihat berbeda

nyata dibandingkan tanpa pemberian tricho kompos serasah jagung. Pemberian

trichokompos serasah jagung 10 ton/ha dan 15 ton memberikan respon tidak nyata t.

Disamping itu pemberian tricho kompos serasah jagung 20 ton/ha yaitu 169,00 g

pertanaman.

Anda mungkin juga menyukai