Resiko Robekan Perineum Karateristik Prilaku Antenatal Care Intranatal Care Pada Ibu Bersalin
Resiko Robekan Perineum Karateristik Prilaku Antenatal Care Intranatal Care Pada Ibu Bersalin
Resiko Robekan Perineum Karateristik Prilaku Antenatal Care Intranatal Care Pada Ibu Bersalin
OLEH
PEBI HELWINANDA
(190208013)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada cukup
bulan (setelah 37 mingu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan
adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara
spontan dalam presentase belakang kepala pada usia kehamilan Antara 37 hingga
42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi
sehat.
hidup, dari dalam uterus melalui jalan lahir atau jalan lain kedunia luar. Secara
bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin dususul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
yaitu : power, passage, passanger, psikologis ibu dan penolong saat bersalin dan
posisi ibu saat bersalin. Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian Antara
factor-faktor tersebut persalinan nofrmal diharapkan dapat berlangsung (Riyanti,
2016).
yaitu dimana bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
persalinan buatan yaitu bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar,
2. Persalinan buatan
forceps, SC.
3. Persalinan anjuran
Yaitu terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, tetapi
1) Estrogen
1) Teori peregangan
tertentu
hipotalamus.
1. Kala I
1) Fase Laten
jam
4 cm.
Pada kala II his terkordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan
perineum menegang. Lama ksala II pada Primigravida adalah dari 1,5 jam
samapai dengan 2jam, sedangkan pada multigravida adalah 0,5 jam sampai
dengan 1 jam. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan bayi
lahir, gejala dan tanda kala II persalinan yaitu : his semakin kuat dengan
introitus vagina.
3. Kala III (Kala Uri)
terlipat, menebal dan akhirnya lepas dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta
akan turun kebawah uterus atau kedalam vagina. Tanda tanda lepasnya
perdarahan.
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir untuk
Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan aman selama 2 jam. Kala IV
sering terjadi selama 2 jam observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran
botolkah ukuran 500 cc yang akan dapat di isi oleh darah tersebut
jika jawabanya 2 botol maka ibu telah kehilangan darah 1 liter jika
½ botol ibu telah kehilangan darah 250 cc, perkiraan darah yang
keluar hanya merupakan salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.
Adalah jauh lebih penting seringn kali memeriksa ibu selama kala
kontraksi uterus.
perineum.
pervaginam:
persalinan.
P yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
1. Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang
b. His Pendahuluan
His pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya peningkatan dari
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan
nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his
persalinan.
c. His Persalinan
Perasaan nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita, yang
tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat dipengaruhi dari luar, misalnya
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap
jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi
membahayakan hidup dan kehidupan janin. Pada persalinan, oleh karena tulang-
tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang
dapat menyisip antara tulang yang satu dengan yang lainnya (disebut
4. Psikis (Psikologis)
Banyak wanita normal bisa merasakan kegembiraan saat merasa kesakitan
berikut:
c. Kebiasaan adat
5. Penolong
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari
Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
terlatih.
tersedia 24 jam.
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat
Pengaturan jarak kehamilan yang ideal juga akan berdampak terhadap kesehatan
ibu. Kesehatan reproduksi ibu akan mengalami pemulihan yang optimal jika jarak
kehamilan tidak terlalu dekat. Akan tetapi jika jarak terlalu jauh atau terlalu lama
juga kurang bagus bagi kesehatan ibu. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian
bahwa ibu dengan jarak anak >5 tahun lebih banyak mengalami ruptur perenium.
Hal itu terjadi karena perenium sudah kaku dan otot tidak elastis seperti pada
episiotomi. Ruptur perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus
dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang
kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum.
Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang
kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat.
Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu
spontan terjadi karena ketegangan pada daerah vagina pada saat melahirkan, juga
bisa terjadi karena beban psikologis mengahadapi proses persalinan dan yang
lebih penting lagi Ruptur perineum terjadi karena ketidaksesuaian antara jalan
lahir dan janinnya, oleh karena efek yang ditimbulkan dari Ruptur perineum
uteri, hal ini sering terjadi pada primigravida karena pada primigravida perineum
masih utuh, belum terlewati oleh kepala janin sehingga akan mudah terjadi
robekan perineum. Jaringan perineum pada primigravida lebih padat dan lebih
resisten dari pada multipara. Luka laserasi biasanya ringan tetapi dapat juga
tingkatan, tingkatan pertama robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina
dengan atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit, tingkatan kedua robekan yang
terjadi lebih dalam yaitu mengenai selaput lender vagina dan muskulus perinea
transversialis terapi tidak mengenai otot – otot sfinter ani. Tingkatan tiga robekan
Robekan perineum terjadi pada semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat, sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan
lama karena akan menyebabkan asfiksia dan pendarahan dalam tengkorok janin
dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan
terlalu lama Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bias menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada
biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala
janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada
Prawitasari,dkk 2017):
1. Faktor Ibu
a. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong
(sebab paling sering).
berlebihan.
f. Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
g. Perluasan episiotomi.
h. Usia
2. Faktor Bayi
occipitoposterior.
c. Kelahiran bokong.
e. Distosia bahu.
sebagai berikut :
b. Uterus berkontraksibaik.
c. Plasenta normal
a. Pucat
b. Lemah
c. Pasien menggigil
2.2.3. Patofisiologis
Robekan perineum terjadi pada semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat, sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan
lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan pendarahan dalam tengkorok janin,
dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan
terlalu lama.Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bias menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada
biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala
janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada
vaginial.
hemostatis. Pada rata- rata kasus, beberapa jahitan terputus lewat mukosa vagina,
dilakukan penjahitan angka 8. Jahitan ini kurang disimpul secara longgar paling
baik bagi kulit karena jahitan ini kurang menimbulkan tegangan dan lebih
Robekan perineum yang melebihi derajat 1 harus di jahit. Hal ini dapat
dilakukan sebelum placenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan placenta harus
dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai menunggu
seksama. Pada robekan perineum derajat 2 setelah diberi anestesi lokal, otot- otot
luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-
jaringan bawahnya.
mula dinding depan rectum yang robek dijahit, kemudian fasia parektal ditutup,
dan muskulus sfringter ani aksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan
hasil yang baik pada robekan perineum total perlu tindakan penanganan pasca
dinding rectum masih utuh dan perbaikan dimulai dengan mendapatkan kembali
mukosa vagina, centrum tendineum parinei, sfinter ani, dan mukosa rectum.
2.2.5 Diagnosis
dapat dilakukan dalam hal ini adalah dengan melakukan evaluasi terhadap sumber
dan jumlah perdarahan serta melihat robekan perenium yang terjadi pada vagina .
Jenis robekan perineum adalah mulai dari tingkatan ringan sampai dengan
robekan yang terjadi pada seluruh perineum yaitu mulai dari derajat satu sampai
yang muncul serta penyebab terjadinya. Dengan diketahuinya tanda dan gejala
(Mochtar, 2017).
kekuatan panggul dan otot jalan lahir. hal ini berguna untuk mempersiapkan
bahwa wanita yang rutin berolahraga dan melakukan senam kegel selama
hamil memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami robekan jalan lahir yang
berat.
2. Pijat perineum
Lakukan pijat area perineum secara rutin mulai dari 3-4 minggu sebelum
menit per hari. gunakan minyak atau pelumas khusus berbahan dasar air saat
memijat.
Kompres area perineum dengan kain yang dibasahi air hangat sebelum
persalinan bisa membuat otot jalan lahir menjadi lebih lentur, sehingga
Saat persalinan tahap kedua atau tahap dorongan, jangan tergesa-gesa atau
terlalu memaksakan diri. Agar proses mendorong bayi keluar dapat lebih
mengejan.Ikutilah petunjuk atau aba-aba dari bidan atau dokter selama proses
bersalin. cara mengejan yang baik ini penting dilakukan agar jaringan di
sekitar jalan lahir dapat meregang sempurna dan memberi ruang untuk bayi
keluar.
pelumas, seperti minyak zaitun dan minyak vitamin E, juga dapat membantu
melancarkan persalinan. cara ini akan membantu bayi keluar lebih mudah dan
mengurangi gesekan.
2.2.7 Penatalaksanaan
perineum
f. Tindakan cepat
g. Bekerja hati-hati
a. Tingkat I
Rupture perineum tingkat I merupakan tipe robekan yang sangat kecil dan
paling ringan, pada tingkat ini, bagian yang robek adalah kulit disekitar
biasanya tidak memerlukan jahitan dan bisa sembuh dalam waktu sekitar 1
minggu.
b. Tingkat II
tingkat III, jika dijumpai pinggir yang tidak rata atau bergerigi tersebut harus
dengan cutgut. Kemudian selaput lendir vagina dijahit dengan cutgut secara
terputus-putus atau jelujur. Penjahitan selaput lendir vagina mulai dari puncak
putus.
c. Tingkat III
Mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit. kemudian fasia perektal
dan fasia septum retrovaginal dijahit dengan catgut kromik, sehingga bertemu
diklem dengan klem peanlurus. kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan cutgut
kromik sehingga bertemu kembali. selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis
d. Tingkat IV
perineum.
dahulu.
dari dalam uterus untuk sementara sehingga luka episiotomi tampak jelas.
4. Masukkan jari ke II dan III dalam vagina dan regangkan untuk dinding vagina
banyak dapat digunakan jahitan angka-8, jahitan karena jahitan ini kurang
terputus;
catgut halus 000 atau 0000 yang menyatu dengan jarum. Mulai pada
apex, jahitan terputus dilakukan pada submukosa sehingga tunica
dengan forceps allis dan dirapatkan dengan jahitan terputus atau jahitan
f. Kedua tepi kulit dijahit menjadi satu dengan jahitan subculus menerus
1. Makanan yang bergizi, kaya akan protein dan sesuai porsi akan Jaga
2. Gizi
Menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar. Dan akan mempercepat
sesbab itu ibu yang melakukan perawatan luka perineum harus melakukan
mikroorganisme.
b. Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahanwaslap yang
sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan
takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah
kotor akan menempel pada luka jahittan dan menjadi tempat kuman
berkembang biak.
c. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa benar
e. Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam
yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang
f. Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka
yang benar setiap kali ibu buang air kecil atau saat mandi dan bila
mengganti pembalut.
g. Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat
sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan
daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua
h. Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau
bidan
a. Yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan, latihan kegel ini berguna
diangkat satu persatu secara bergantian mulai setinggi 45˚ sampai 90˚.
j. Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam
yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang
k. Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka
yang benar setiap kali ibu buang air kecil atau saat mandi dan bila
mengganti pembalut.
l. Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat
sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan
daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua
m. Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau
bidan
c. Yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan, latihan kegel ini berguna
diangkat satu persatu secara bergantian mulai setinggi 45˚ sampai 90˚.
6. Mobilisasi
Karena lelah setelah bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan, dan hari keempat atau lima
luka. cara pemakaian salep ini cukup mudah, yaitu Anda hanya perlu
mengoleskan pada bagian yang mengalami luka secara merata. Untuk orang
Kerangka Teori