Pengaruh Imd Terhadap Involusi Uteri: Puskesmas Paguyangan
Pengaruh Imd Terhadap Involusi Uteri: Puskesmas Paguyangan
Pengaruh Imd Terhadap Involusi Uteri: Puskesmas Paguyangan
Disusun oleh :
PUSKESMAS PAGUYANGAN
Jalan Raya Paguyangan Kec. Paguyangan kab.Brebes 52276
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah analsisi jurnal keperawatan maternitas ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh sejauh mana IMD terhadap involusi uteri ibu post partum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh sejauh manaIMD terhadap involusi uteri ibu post partum.
b. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Paguyangan supaya
dapat mengimplementasikan dalam memberikan pelayanan pada ibu post partum .
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan cara atau upaya untuk membiarkan
bayi yang baru lahir untuk mencari payudara ibu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi
Menyusu Dini IMD merupakan pengenalan awal dari bayi proses menyusu yang
dilakukan :
3. Sesudah tali pusat dipotong dan dilap dengan kain hangat ( dengan tetap
mempertahankan verniks)
4. Bayi Diletakkan telanjang dan diletakkan didada ibu yang juga telanjang dengan
5. Bayi sengaja dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya ( pencarian memakan
Dapat dilakukan pada bayi yang dilahirkan normal maupun dengan operasi sesar.
2. Involusi Uteri
Involusi uteri adalah kembalinya uterus pada keadaan sebelum hamil dalam
bentuk maupun posisi. Involusi ini dapat mengecilkan rahim setelah persalinan agar
kembali kebentuk asal dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. (Marmi, 2012).
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm
dibawah umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat
ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16
minggu dengan berat 1000 gram. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama masa hamil.
Pertumbuhan uterus pada masa prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan
jumlah sel- sel otot dan hipertropi, yaitu pembesaran selsel yang sudah ada. Pada
masa post partum penurunan kadar hormonhormon ini menyebabkan autolisis.
3. Analisa Jurnal
Secara umum jurnal yang berjudul Pengaruh Inisiasi menyusu dini (early
initation) atau permulaan menyusu dini terhadap involusi uteri pada ibu post partum
di klionik khodijah padang tahun 2018 yang diteliti oleh Iin Wahyuni dkk sudah
baik. Abstrak pada jurnal ini sudah mencakup dan menyimpulkan isi penelitian
dengan baik. Dalam jurnal ini dijelaskan secara detail mengenai Tinggi Fundus Uteri
(TFU) dengan mengklasifikasi waktu. dan teknik pengambilan sampel denga teknik
Purposive sampling dengan pembagian karakteristik respon secara jelas. Metode
yang digunakan sudah tepat yaitu dengan menggunakan kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol untuk melihat sejauh mana pengaruh yang terjadi setelah
dilakukannya penelitian ini.
4. Implikasi Keperawatan
BAB III
RESUME JURNAL
A. Judul Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Inisiasi menyusu dini (early initation) atau
permulaan menyusu dini terhadap involusi uteri pada ibu post partum di klinik khodijah
padang tahun 2018. Penelitian di teliti oleh Iin wahyuni dan Nanda Masriani Daulay
B. Metode Penelitian
Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu
rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Nursalam, 2003)
dengan rancangan post test.
Sampel pada peneliti ini akan dilakukandengan menggunakan tekhnik
Purposive sampling sehingga populasi dijadikan sampel dengan kriteria inklusi yang
telah ditentukan berjumlah 60 orang di Klinik Bersalin Khodijah Tahun 2018.
Alat pengumpul data berupa pita centimeter dan lembar observasi. Mengambil
data demografi untuk penunjang pada penelitian ini yang meliputi usia, paritas,
pekerjaan, pendidikan. Peneliti menggunakan pita centimeter untuk mengobservasi
involusi uteri dengan mengukur tinggi fundus uteri pada Ibu postpartum sesudah
dilakukan tehnik inisiasi menyusu dini pada kelompok kontrol dan intervensi dan
analisa data menggunakan univariat dan bivariat.
C. Analisa Data
Analisa data digunakan uji t-independent. Dari hasil penelitian diperoleh data
Karekteristik responden pada kelompok intervensi berumur 21-25 (46.7%),
pendidikan SMA (30.0%), pekerjaan IRT (56.7%), sedangkan pada kelompok
kontrol berumur 21-25 (36.7%), pendidikan SMA (40.0%), pekerjaan IRT (53.3%).
Dari hasil uji t-independent diperoleh hasil TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p=
0.003 dan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari
setelah IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan
yang tidak dilakukan IMD
D. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dr. Asti Praborini, Spa, IBCLC
dari Jakarta Brestfeeding Center menyebutkan bahwa ibu yang melakukan inisiasi
menyusu dini akan mempercepat involusi uterus karena pengaruh hormon
oksitosin ditandai dengan rasa mules karena rahim yang berkontraksi (Praborini,
A, (2008)
Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rita (2008) tentang pengaruh waktu menyusu dini terhadap
involusi uterus di Klinik Alisa Ponorogo Jawa Timur didapatkan hasil 95%.
E. Kesimpulan
1. Karekteristik responden pada kelompok intervensi dapat digambarkan sebagai
berikut: umur responden mayoritas berumur 21-25 sebanyak 14 orang (46.7%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 9 orang (30.0%), pekerjaan mayoritas IRT
sebanyak 17 orang (56.7%).
3. Kelompok intervensi rata-rata TFU 2 jam setelah IMD adalah 12 cm, median
12 cm dengan standar deviasi 0,34 dan rata-rata TFU 12 jam setelah IMD
adalah 10 cm, median 10 cm dengan standar deviasi 0.46 sedangkan rata-rata
TFU 7 hari setelah IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan standar deviasi
0.44.
4. Kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam setelah IMD adalah 13 cm, median 12
cm dengan standar deviasi 0.48 dan rata-rata TFU 12 jam setelah IMD adalah
11 cm, median 11 cm dengan standar deviasi 0.51, sedangkan rata-rata TFU 7
hari setelah IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan standar deviasi 0.52.
5. Berdasarkan hasil uji statistik TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah
IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan
yang tidak dilakukan IMD
F. Saran dari Peneliti
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Inisiasi menyusu dini memberikan
manfaat terhadap involusi uterus di klinik Khodijah padang . Oleh karena itu,
penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa Inisiasi menyusu dini
(IMD) salah satu intervensi non- farmakologik untuk membantu pemulihan
ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di Rumah
Sakit, Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa
Inisiasi menyusu dini memberikan manfaat terhadap involusi uterus di klinik
Khodijah padang . Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan
bahwa Inisiasi menyusu dini (IMD) salah satu intervensi non- farmakologik
untuk membantu pemulihan ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan baik di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
B. Saran
1. Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat memasang informasi spanduk banner tentang arti
pentiinya IMD ibu post partum.
2. Perawat
Diharapkan perawat dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan
penyuluhan pentinya IMD ibu post partum.
ULLY CHAERONI,S.Kep
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INISISASI MENYUSU DINI (IMD)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 25
Menit, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengerti
tentang IMD dan dapet mempraktekkannya.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 25 Menit, diharapkan
peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b. Menjelaskan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
c. Menjelaskan penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
d. Menjelaskan tahapan perilaku bayi sebelum menyusu
e. Menjelaskan hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat IMD
B. Materi
(Terlampir)
C. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
D. Media
1) Leaflet
2) Ppt
E. Pelaksanaan Kegiatan :
F. Evaluasi :
Melakukan evaluasi secara lisan dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik, dengan kriteria evaluasi:
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) minimal
dengan kata-kata sendiri.
2. Peserta dapat menjelaskan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) minimal 2
contoh.
3. Peserta dapat menjelaskan penatalaksanaan Inisiasi Meyusui Dini (IMD)
minimal 2 contoh.
4. Peserta dapat menjelaskan tahapan perilaku bayi sebelum menyusu
5. Peserta dapat menjelaskan hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat Inisiasi
Meyusui Dini (IMD) minimal 2 contoh.
Materi Penyuluhan Kesehatan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD dilakukan dengan cara memberi kesempatan pada bayi untuk merangkak
mencari payudara ibu “The Breast Crawl” (Marshall Klaus: Mother and Infant:
Early Emotional Ties Pad 1998 UNICEF INDIA: The Breast Crawl 2007).
Inisiasi menyusu dini (IMD) terdiri atas dua komponen utama, yaitu kontak kulit
dan upaya menyusu (sunkling). Kontak kulit ke kulit dini dan kesempatan untuk
menyusu pada satu jam pertama se telah persalinan adalah dua hal yang sama
pentingnya. Bayi harus diletakkan di dada ibu dan diberikan kesempatan untuk
menyusu secara dini. Minimal selama 60 menit setelah persalinan.
2. Untuk ibu
a. Jangan membasuh payudara sebelum bayi menyusu (dot not wash).
b. Angkat kepala ibu dengan bantal untuk memfasilitasi kontak mata antara
ibu dan bayi.
c. Jangan memindahkan ibu dari ruang persalinan sebelum selesai menyusu
dini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/inisiasi.menyusui.dini/
001/001
/396/1/4.html diakses tanggal 24 Desember 2018 pukul 14.00 WIB