Ilmu Karang Sambung
Ilmu Karang Sambung
Ilmu Karang Sambung
Lokasi:
Secara Umum:
Dulunya merupakan lantai samudra, memberi sumbangan berarti bagi pembuktian teori
lempeng tektonik. dulunya merupakan lantai samudra, memberi sumbangan berarti bagi
pembuktian teori lempeng tektonik,
Kalau kita flashback ke belakang, tempat ini adalah tempat pertemuan antar lempeng
Samudera Hindia Australia dengan Eurasia. Batuan dasar samudra bertemu dengan batuan tepi
benua di tempat ini. terdapat batu rijang dan batu merah yang secara berselang seling
membentuk tebing hingga ketinggian 20 meter. Dari hasil pengujian dengan HCL, batuan ini
merupakan silika karena tidak bereaksi dengan zat kimia tersebut. Silika ini sangat halus biasa
disebut chord atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan rijang. Rijang yang ada merupakan
batuan endapan laut pada kedalaman 4.000 meter
Batuan rijang awalnya diendapkan rata secara horizontal seperti halnya kue lapis,
kemudian posisinya berubah menjadi vertikal. Artinya batuan ini sudah terkena tektonik yang
sedemikian kuat. Sehingga yang tadinya berada di kedalaman samudra menjadi terangkat dan
tersingkap dalam kurun waktu jutaan tahun
Puncak Bukit Wagir Sambeng berada pada ketinggian 167 mdp terdapat batuan rijang
dan gamping merah yang berada dari lantai samudra yang terangkat hingga setinggi itu. Ini
dibuktikan dengan adanya fosil radiolaria yaitu fosil binatang plankton. Hewan yang disebut
juga radiozoa, adalah protozoa dari diameter 0,1-0,2 mm yang menghasilkan rangka mineral.
Dari hasil pengujian radiolaria umur batuan rijang dan gamping merah di Bukit Wagir
Sambeng antara 60 hingga 80 juta tahun yang lalu. Proses terbentuknya karena tumbukan
lempeng secara horizontal yang bergerak setahun 9-11 sentimeter. karena ada desakan terus-
menerus akhirnya patah kemudian terangkat.
Batuan Tertua
Keunikan lain dari Karangsambung ada di Sungai Loning, 13 kilometer dari Gunung
Wirasari. Di sungai ini terdapat batuan tertua di Pulau Jawa berupa batuan metamorf atau
ubahan atau malihan. Batuan ini dihasilkan dari proses ubahan dari batuan endapan. Hal itu
ditandai dengan munculnya warna mineral terang pada batuan yang disebut dengan sekis mika.
Pada batuan ini terdapat struktur yang disebut dengan poliasi karena adanya tekanan yang terus
menerus. Proses ini terjadi dengan dua syarat yaitu adanya suhu dan tekanan. Dalam pengujian
umur batuan (dating) pembentukannya sekitar 117-121 juta tahun yang lalu.
Geologi Regional:
Formasi
2. Formasi Karangsambung
Formasi Karangsambungtersusun oleh batulempung berstruktur sisik (scaly
clay) dengan bongkah batuan sedimen, diantaranya adalah batugamping
Nummulites, konglomerat, batupasir, dan basalt. Pada Formasi Karangsambung,
dapat dijumpai Fosil Globorotalia cerroazulensis dan Truncolotarloides topilenses
serta Nummulites Javana, yang menunjukkanumur Eosen Tengah (45 JTL) sampai
Eosen Akhir (36 JTL). Secara stratigrafi, hubungan Formasi Karangsambung
dengan Kompleks Melange Luk Ulo adalah tidak selaras.
3. Formasi Totogan
Formasi Totogan tersusun oleh breksi dengan komponen batulempung,
batupasir, batugamping dan basalt, dengan massa dasar berupa lempung bersisik
(scaly clay). Pada Formasi Totogan, dapat dijumpai fosil Globoquadrina
praedehiscens dan Globigerina binaensis, yang menunjukkan umur Oligosen
Bawah (36 JTL).Secara stratigrafi, hubungan Formasi Totogandengan Formasi
Waturanda adalah selaras.
4. Formasi Waturanda
Pada bagian bawah Formasi Waturanda tersusun oleh batupasir kasar. Semakin
ke atas,litologi yang menyusun Formasi Waturanda berubah menjadi breksi dengan
komponen andesit, basalt, dan massa dasar berupa batupasir dan tuf. Anggota Tuf
Formasi Waturanda tersusun oleh perselingan tuf kaca (vitric tuff), kristal tuf
(crystal tuff), batupasir gampingan, dan napal tuffan. Formasi Waturanda berumur
Miosen Awal (23 JTL).
5. Formasi Penosogan
Formasi Penosogan tersusun olehperselingan batupasir gampingan,
batulempung, tuf, napal dan kalkarenit.Formasi Penosogan berumur Miosen Awal
hingga Miosen Tengah.Secara stratigrafi, hubungan Formasi Penosogan dengan
Formasi Waturanda adalah selaras.
6. Formasi Halang
Formasi Halang tersusun oleh perselingan batupasir, batugamping, napal, dan
tuf, dengan sisipan breksi. Breksi Formasi Halang tersusun oleh komponen andesit,
basalt dan batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tuffan kasar, sisipan
batupasir dan lava basalt.Formasi Halang berumur Miosen Akhir hingga Pliosen.
Secara stratigrafi,hubungan Formasi Halang dengan Formasi Penosogan adalah
selaras.
7. Formasi Peniron
Formasi Peniron tersusun oleh breksi aneka bahan, dengan komponen andesit,
batulempung, batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tufan dengan
sisipan tuf.Formasi Peniron berumur Pliosen. Secara Stratigrafi,hubungan Formasi
Peniron dengan Formasi Halang adalah selaras.
Pada daerah Karangsambung, struktur geologi yang dapat dijumpai berupa lipatan,
sesar, dan kekar pada batuan berumur tersier awal hingga tersier akhir. Secara umum lipatan
pada daerah Karangsambung memiliki arah barat-timur dan ada sebagian yang berarah
timurlaut-baratdaya. Sesar yang dapat dijumpai pada daerah Karangsambung, berupa sesar
naik, sesar geser sejajar jurus, dan sesar normal.
Sesar yang dijumpai pada bagian barat dan timur merupakan sesar naik dengan arah
relatif barat-timur, dengan bagian selatan relatif naik dan keduanya terpotong oleh sesar geser.
Sesar geser sejajar jurus berarah baratlauttenggara, utara-selatan, timurlaut-baratdaya (Pola
Meratus), dengan jenis sesar dekstral dan sinistral. Sesar geser sejajar jurus, memotong struktur
lipatan yang terjadi segera sesudah terjadi perlipatan.
Sesar turun berarah barat-timur dan relatif utara-selatan. Sesar turun yang memotong
lipatan, terjadi hampir bersamaan dengan sesar geser sejajar jurus, kecuali sesar turun yang
berarah relatif utara-selatan,yang terbentuk segera setelah terbentuk sesar turun yang
memotong lipatan. Kekar dapat dijumpai pada batuan berumur tersier dengan arah yang tidak
teratur.