Makalah - CA Colon
Makalah - CA Colon
Makalah - CA Colon
Dosen Pembimbing :
Roni Setiawan, S.Kep., Ns. M.Kep
Disusun Oleh :
Cici Farochah (Nim : 2022035112)
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis
ambil adalah “CA COLON”.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Stikes Husada Jombang.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini,
diantaranya :
1. Pak Roni Setiawan, S.Kep., Ns. M.Kep
2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun
makalah ini.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam
pembuatan makalah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam
pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi
penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah
ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I KONSEP DASAR CA COLON................................................................
1.1 PENGERTIAN.............................................................................................
1.2 KLASIFIKASI.............................................................................................
1.3 ETIOLOGI...................................................................................................
......................................................................................................................
1.4 PATHWAYS/PATOFISIOLOGI................................................................
1.5 TANDA DAN GEJALA..............................................................................
1.6 PENATALAKSAAN...................................................................................
1.7 KOMPLIKASI.............................................................................................
BAB I
KONSEP DASAR CA COLON
1.1 PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas.
(FKUI, 2008)
Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk mneyerang jaringan biologis lainya,
baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastatis). Pertumbuhan yang tidak
teratur ini meneyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang
mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainya. (Gale, 2000)
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal atau
neoplasma yang muncul dari jaringan epithalial dari colon. (Brooker, 2001)
Kanker kolon atau usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas
didalam permukaan usus besar atau rektum. (Boyle, 2000)
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaingan sekitarnya. (Tambayong, 2000)
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa kanker
kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA
dan jaringan sehat disekitar colon (usus besar).
1.1 KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai
berikut. (FKUI, 2001)
a) Kelas A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis
b) Kelas B : penetrasi melalui dinding usus dibagi menjadi 2
1. B1 : kanker telah menilfiltrasi lapisan muskularis mukosa
2. B2 : kanker telah menembus lapisn muskularis sampai lapisan propia
c) Kelas C: infasi kedalam sistem limfe yang mengalur regional dibagi menjadi 2:
1. C1 : kaker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak
1 sampai 4 buah
2. C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari 5 buah
d) Kelas D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penebaran yang luas dan tidak dapat dioperasi lagi.
1.2 ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon tidak di ketahui, tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi yaitu:
1. Riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga
2. Riwayat penyakit usus inflamasi
3. Diet tinggi lemak, protein, dan daging
4. Rendah serat berhubungan dengan karsinogen diet, dimana kekurangan serat
adalah faktor penyebab utama karena hal ini menyebabkan pasase feses melalui
saluran usus menjadi lama, sehingga terpajan karsinogen cukup lama.
Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubah streroid
menjadi senyawa yang mempunyai sifat karsinogen.
1.3 PATHWAYS/PATOFISIOLOGI
Penyebab jelas kanker usu besar belum di ketahui secara pasti, namun pada
umumnya ada faktor predisposisi atau faktor yang ada di dalam individu tersebut
memicu sel kanker untuk berkembang
Faktor genetik : faktor genetik berpengaruh pada metilasi abnormal DNA,
metilasi sendiri berfungsi untuk menonaktifkan gen yang berbahaya dan metilasi
DNA ini berkorelasi dengan perkembangan tumor atau kanker pada manusia dan
menyebabkan perkembangan sel secara tidak beraturan (displasia) dan perubahan
satu jenis sel menjadi sel yang lainnya (metalapsia) dan terjadi peningkatan
jumlah sel pada organ tertentu yang bisa ditandai juga dengan pembesaran suatu
jaringan dan memicu resiko terjadinya kanker kolon. Pada tahap yang sudah
terminal bisa berinvasi ke jaringan lain seperti paru-paru dan terjadi penekanan
oleh tumor lalu sel kanker mengalami metastase melalui sistem sirkulasi masuk ke
paru-paru dan merusak jaringan paru-paru serta menurunkan ungsi dari paru-paru
sehingga memunculkan MK: Gangguan Pertukaran Gas yang juga
berhubungan dengan B1(BREATHING)
Usia lebih dari 40 th : Seiring bertambahnya usia pada individu fungsi
organ juga ikut menurun termasuk gerakan peristaltik di usus besar yang ikut
menurun dan berdampak pada metabolisme air,vit, serta ekskresi mucus dan fases
yang tertampung dalam kolon dan terpapar dengan sel karsinogen dan sel tersebut
akan meningkat atau berkembang (yang mengaktifkan sel kanker untuk
berkembang) lalu mengakibatkan kanker kolon. Pada tahap yang sudah terminal
bisa berinvasi ke jaringan lain dan efek dari penekanan oleh tumor seperti pada
pembuluh darah yang mengakibatkan pembengkakan atau distensi vena didaerah
anorektal karena terjadi penekanan dan terjadi pelebaran diamter pembuluh darah
karena otot-otot dinding pembuluh darah yang mengendur (vasodilatasi) karena
terus terjadi penekanan dan pembengkakan akhirnya pembuluh darah pecah dan
BAB becampur darah sehingga memunculkan MK: Resiko Hipovolemia yang
juga berhubungan dengan B2 (BLOOD)
KOLITIS ULSERATIF : Radang usus atau usus yang mengalami
inflamasi dan terjadi pada usus besar atau kolon. peradangan ini akan memicu sel
karsinogen untuk berkembang menjadi kanker kolon. Pada tahap yang sudah
terminal dapat berinvasi ke jaringan lainnya dan terjadi efek penekanan oleh
tumor yang menekan syaraf lokal pada bagian abdomen sehingga mengakibatkan
nyeri dangkal abdominal sehingga memunculkan MK: NAUSEA yang juga
berhubungan dengan B3(BRAIN)
CHORN : Peradangan kronis pada bagian gastrointestinal dan bisa terjadi
diseluruh sistem pencernaan mulai dari mulut hingga anus peradangan ini akan
memicu sel karsinogen untuk berkembang menjadi kanker kolon. Pada tahap
yang sudah terminal dapat berinvasi ke jaringan lainnya seperti infiltrasi langsung
ke dalam kandung kemih dan merusak jaringan kandung kemih yang
mengakibatkan menurunnya fungsi kandung kemih sehingga memunculkan MK:
GANGGUAN ELIMINASI URINE yang berhubungan dengan B4 (BLEDDER)
MEROKOK: Terdapat zat nikotin, tar dan sumber karsinogenik yang
masuk ke dalam saluran pernapasan bersamaan dengan O2 di dalam tubuh dan
menuju kolon yang menyebabkan peningkatan jumlah sel yang terjadi pada
dinding kolon (metalapsia) lalu terjadi penurunan gerakan peristaltik di usus
sehingga metabolisme usus melambat dan terjadi penumpukan pada kolon lalu
terpapar sel karsinogen dan meningkatkan pertumbuhan sel kanker sehingga
menjadi kanker kolon. Pada tahap yang sudah terminal dapat berinvasi ke
jaringan lainnya serta produk metabolit pada kanker dapat menyebabkan anorksia
yang menyebabkan perubahan rasa kecap serta efek samping dari kemoterapi juga
menurunkan asupan makanan yang mengakibatkan asupan nutrisi tidak adekuat
sehingga memunculkan MK: DEFISIT NUTRISI yang berhubungan dengan
B5(BOWEL)
KONSUMSI MAKANAN YANG RENDAH SERAT, BANYAK
LEMAK DAN PROTEIN : Mengakibatkan material pembentukan fases tidak
lembut akibatnya bahan makanan, mineral, cairan, elektrolit menumpuk di usus
terjadi penyumbatan pada usus dan peningkatan sel pada dinding usus sehingga
metabolisme usus melambat dan terjadi penumpukan pada kolon lalu terpapar sel
karsinogen dan meningkatkan pertumbuhan sel kanker sehingga menjadi kanker
kolon. Pada tahap yang sudah terminal dapat berinvasi ke jaringan lainnya dan
menyebabkan kerusakan jaringan vascular lokal dan mengakibatkan perdarahan
intestinal feses bercampur darah dan terjadi anemia dan kelelahan sehingga
memunculkan MK: INTOLERANSI AKTIVITAS yang berhubungan dengan
B6 (BONE)
Kanker kolon sendiri dibagi dalam 4stadium. Jika sudah pada stadium akhir
kanker kolon dapat berinvasi pada jaringan lainnya dan cara penangannya adalah
dengan 2 cara yaitu : intervensi bedah kolostomi atau pembuatan lubang pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses setelah pasca pembedahan akan
meninggalkan luka pasca bedah jikat tidak dilakukan perawatan luka intensif akan
menimbulan MK: RESIKO INFEKSI cara yang lain adalah dengan melakukan
radiasi yang mengakibatkan supresi jaringan kulit (atau pertahanan yang
dilakukan terhadap benda asing yang ingin masuk) akibatnya terjadi MK:
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT CARA yang lain adalah dengan
kemotrapi yang mengakibatkan kepekaan sel-sel rambut sehingga rambut menjadi
rontok dan menimbulkan MK: GANGGUAN CITRA DIRI. Kanker kolon juga
mengakibatkan penumpukan feses pada kolon sigmoid akibatnya feses tertahan
dan terjadi MK: KONSTIPASI
Faktor genetik Usia > 40 thn Kolisis ulseratif, Merokok Konsumsi makanan yang
penyakit crohn rendah serat, banyak
lemak dan protein
Metilasi Fungsi organ Zat nikotin,
abnormal dari tar, sumber
DNA karsinogenik Material pembentukan
Peristaltik usus
feses tidak lembut
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Pembuluh Kelemahan
darah pecah
Ca paru
Aspek Intoleransi
BAB bercampur psikososial aktivitas
kematian darah
Diagnosa kanker
resiko
dan rencana
ketidakseimbangan
pembedahan
cairan
Gangguan respon
psikologik
Gelisah cemas
Ansietas
1.4 TANDA DAN GEJALA
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses , konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia, dan
pendarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi. Kanker kolon kanan,
dimana isi kolon berupa cairan, censerung tetap tersamar hingga stadium lanjut.
Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan
feses masih encer. Anemia akibat pendarahan yang sering terjadi, dan darah
bersifat samar dan hanya dapat di deteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana
yang dapat dilakukan di kinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam
feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi
jarang pada pasien dengan stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan
tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigastrium.
Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi
sebagai akibat iritasi dan respon reflex. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering
terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan
obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mocus maupun darah
segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah
kronik. Pertumbuhan pada sikmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf,
pembuluh linfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum.
Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada organ tubuh tersebut. Gejala yang
mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi, dan diare bergantian, serta feses berdarah.
1.5 PENATALAKSAAN
a. Farmakologi
Pengobatan medis untuk kanker kolonrectal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi adjufan, terapi ini biasanya diberikan selain pengobatan
bedah pilihan terapi adjufan mencakup kemoterapi, terpi radiasi, dan
immunoterapi.
Terapi adjufan standart diberikan pada kanker kolon kelas C adalah program
5-FU atau levamesole, pasien dengan kanker rectal kelas B dan C diberikan F-FU
dan metal CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis.
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode paraoperatif, intraoperatif
dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik dari
pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak
dioperasi atau ttidak dapat direseksi, radiasi digunakan untuk menghilangkan
gejala secara bermakna.
b. Pembedahan
Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira-kira 75% pasien dengan
kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau palliative. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik
dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangan untuk meminimalkan
luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunkaan sebgaia
pedoman dalam membuat keputusan dikolon dan massa tumor kemudian dieksisi.
Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi Kelas A dan semua Kelas B
serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon D.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor menyebar
dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak dapat dilaksanakan.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur
pembedahan pilihan adalah sebagai berikut
a. Reseksi segmental dengan anastomisis
b. Reseksi abdomioperineal dengan kolostomi sigmoid permanent
c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomisis lanjut
dari kolostomi
d. Kolostomi permanent atau ileostomi
KOLOSTOMI
1. Pengertian Kolostomi
Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam
kolon iliaka untuk mengeluarkan feses.
2. Jenis-jenis Kolostomi
Kolostomi dibuat berdasarkan berbagai indikasi dan tujuan tertentu,
sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien
diantaranya :
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah
tdak mungkin untuk defikasi secara normal Karen adanya keganasan,
perlengketan atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses keluar melalui anus lagi. Kolostomi permanen biasanya
berupa kolostomi single barel (dengan satu ujung lubang).
b. Kolostomi Temporere/Sementara
Pembuatan kolostomi ini biasanya bertujuan untuk dekompresi kolon atua
untuk mengalirakan feses sementara dan kemudian kolon akn dikembalikan
seperti semula dan b\abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini
mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut
dengan kolostomi double barrel
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang di sebut stoma. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya
masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.
Pasien dengan pemangsangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan
laparotomi (pembukan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat berresiko
mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang
kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka.
Kantong/bag harus segera diganti dengan kantong yang baru jika telah terisi
feses atau jika kantong bocor dan feses cair mengotori abdomen. Juga harus
dipertahankan kulit disekitar stoma tetap kering, penting untuk menghindari
terjadinay iritasi pada kulit dan kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zalf/salep
atau segara dikonsultasikan pada dokter ahli. Pada pasien yang alergi mungkin
perlu dipikirkan untuk modifikasi kantong agar kulit tidak teriritasi.
c. Terapi Paliatif
Terapi paliatif bukan bertujuan menyembuhkan, tapi lebih pada mengatasi
gejala dan meningkatkan kualitas hidup.Pendekatannya adalah mengatasi gejala
simptomatik akibat penyakit kanker sendiri ataupun efek samping dari pengobatan
antikanker yang diterima pasien, misalnya kelelahan, nyeri, mual-muntah, diare
dan konstipasi, gangguan tidur, dsb. Beberapa intervensi pembedahan, radioterapi,
dan kemoterapi dapat diberikan baik untuk mengatasi gejala yang menganggu
maupun untuk memperpanjang usia harapan hidup pada kanker stadium lanjut
yang tidak dapat disembuhkan. Ketika sudah mendekati akhir, adalah penting
untuk membantu pasien menemui kematiannya dengan nyaman dan tenang, bila
perlu dengan menghentikan segala bentuk tindakan dan intervensi medis yang
tidak bermanfaat. (Alkaf, 2016)
1.6 KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada
lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
1. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis, periotonitis sendiri adalah
peradangan pada lapisan dinding dalam perut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri atau jamur.
2. Obstruksi pada usus besar atau penyumbatan yang terjadi pada usus besar jika
penyumbatan didalam usus tidak diobati maka makanan atau cairan yang telah
bercampur dengan asam lambung dan gas bisa menumpuk dilokasi
penyumbatan tersebut dan menimbulkan tekanan pada usus.hal ini dapat terjadi
karena Konsumsi makanan yang rendah serat, banyak lemak dan protein
sehingga Material pembentukan fases tidak lembut dan Bahan makanan,
mineral, cairan, elektrolit menumpuk di usus.
3. Pembentukan abses atau nanah ini dapat muncul di sekitar aderah kolostomi
bentuknya seperti jerawat yang apabila terpecah maka abses akan keluar. Disisi
lain abses adalah cairan yang kaya dengan protein dan sel darah putih yang
telah mati. Abses disebabkan oleh infeksi virus yang menginfeksi usus atau
setelah dilakukan pembedahan.
4. Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina secara umum keberadaan
fistula menandakan adanya penyakit seperti gangguan saluran pencernaan pada
pemyakit radang usus.
5. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan efek dari penekanan oleh tumor seperti pada pembuluh darah yang
mengakibatkan pembengkakan atau distensi vena didaerah anorektal karena
terjadi penekanan dan terjadi pelebaran diamter pembuluh darah karena otot-
otot dinding pembuluh darah yang mengendur (vasodilatasi) karena terus
terjadi penekanan dan pembengkakan akhirnya pembuluh darah bisa pecah.
6. Peritonitis atau sepsis menyebabkan syok.sepsis sendiri adalah komplikasi
yang jarang terjadi namun sangat berbahaya dari suatu penyakit pada saat
tubuh terjadi infeksi .
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan seseorang rentan
terkena kanker kolonrektal di Indonesia umunya menyerang usia
lebih tua yaitu diatas usia 40 tahun lebih banyak dialami oleh laki-
laki daripada perempuan yang dipengaruhi salah satunya oleh gaya
hidup yang tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol.
2. Keluhan Utama
Pada pengkajian ini pasien menceritakan tentang keluhan yang
dirasakan pasien, lama keluhan yang diderita, seberapa paham pasien
tentang penyakit yang diderita..
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang akan didapatkan perubahan
kebiasaan defekasi dan pasase darah dalam feses, gelaja dapat mencakup
anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat
badan dan keletihan. Pengkajian riwayat penyakit penting untuk
diketahui adanya riwayat infeksi pada kolon, kanker payudara, rahim
atau ovarium.
4. Riwayat penyakit tedahulu
Wawancara kepada pasien apakah dahulu pernah memiliki riwayat
penyakit berhubungan dengan system pencernaan.
5. Pengkajian riwayat keluarga terutama pada generasi terdahulu yang
memiliki riwayat kanker.
6. Pola nutrisi/metabolic
Mencakup pola kebiasaan, jenis, kesukan dan pantangan pasien terhadap
makanan dan cairan yang dia konsumsi.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Mengkaji sikap klien mengenali dirinya sendiri, persepsi klien tentang
kamampuan dan emosionalnya, bagaimana tanggapan klien tentang citra
diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri.
8. Kebutuhan Bersosial
Mengkaji bagaimana peran klien di lingkungan masyarkatnya dalam
memenuhi kebutuhan rasa memiiki dan kasih saying serta kebutuhan
akan rasa memiliki tempat di tengah kelompok atau masyarkat.
9. Kebutuhan Spiritual
Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan Tuhan dalam menemukan
arti diri dan tujuan hidupnya, selain itu perawat juga harus menghargai
apapun keyakinan yang dianut oleh klien supaya klien memberikan
keperyaannya sehingga perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan secara maksimal.
10. Aktivitas dan Pola Hidup
Pengkajian kebiasaan yang mendukung peningkatan resiko, seperti
merokok, komsumsi makanan rendah serat atau tinggi lemak
dan protein. Perawat juga mengkaji selama ada riwayat penyakit
tersebut apakah disertai adanya penurunan berat badan.
11. Pola Tidur dan Istirahat
Mencakup pola tidur pasien selama 24 jam, kualitas dan kuantitas tidur,
pola kognitif pasien preseptual dan keadekuatan alat sensori sperti
pengelihatan, perasa, pembau serta kemampuanya dalam berbahasa,
ingatan dan pembuatan keputusan.
A. PEMERIKSAAN FISIK.
Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinik. Pada
pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker kolon, keluhan sangat
ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit sekarang dan fungsi segmen usus
tempat kanker kolon berlokasi. Pada survei umum terlihat lemah, TTV biasanya
normal tetapi dapat berubah sesuai dengan kondisi klinik, pada pemeriksaan fisik
fokus pada area abdomen dan rektum melalui :
a. B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak
napas, penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan.
Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan
produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering.
b. B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok
hipovolemik) yang sering terjadi pada klien kanker. Tekanan darah biasanya
terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif (tekanan darah >200
mmHg).
c. B3 (Brain)
Kanker menyebabkan kompresi syaraf lokal sehingga menimbulkan nyeri
pada dangkal abdominal, Nyeri sendiri timbul yang disebabkan oleh salah satu
faktorna dari pikiran seseoarng itu sendiri. Pengkajian B3 (Brain) merupakan
pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem
lainnya
d. B4 (Bladder)
Setelah terkenan kanker dan mengalami terapi klien mungkin mengalami
inkontinensia urine sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk megandalikan
kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural serta Invasi dari
jaringan karsinogen dan efek kompresi oleh tumor. Kadang kontrol sfingter urine
eksternal hilang atau berkurang. Selama periode ini, dilakukan katerisasi
intermiten dengan teknik steri. Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan
kerusakan neurologis luas
e. B5 (Bowel)
Didapatkan perubahan rasa kecap, mual, muntah serta efek samping dari
kemoterapi juga menurunkan asupan makanan yang mengakibatkan asupan nutrisi
tidak adekuat sehingga menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi
f. B6 (Bone)
Pada tahap yang sudah terminal dapat berinvasi ke jaringan lainnya dan
menyebabkan kerusakan jaringan vascular lokal dan mengakibatkan perdarahan
intestinal feses bercampur darah dan terjadi anemia yang bisa menyebabkan
kelelahan pucat dan turgor kulit akan buruk. Adanya kesulitan beraktivitas karena
kelemahan serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan
istirahat.
Data Objektif:
PEMERIKSAAN FISIK
3.5 IMPLEMENTASI
3.6 EVALUASI
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kanker colon adalaah suatu kanker yang berada di usus besar (colon).
Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setalah kanker
paru-paru (ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan
adalah satu-satunya cara untuk mengatasi kanker colon yang sudah berstadium
lanjut.
Penyebab dari kanker colon belum diketahui secara pasti. Diet dan
pengurangan waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feses) yang meliputi
faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang dapat dianjurkan
B. SARAN
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami
dan mempratekkan dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi penderita
kanker colon selain itu diharapkan keritik dan saranya supaya makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Tindakan yang mampu dilakukan agar tidak terkena kanker colon
yaitu salah satunya mengurangi makanan yang tidak mengandung zat kimia yang
berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Ghofa, A. (2015). Cara Mudah Menganal dan Mengobati Kanker . Jogjakarta:
Flamingo.