BAB 3. Askep Flu Burung
BAB 3. Askep Flu Burung
BAB 3. Askep Flu Burung
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
Identitas pasien
Nama
: .....................
Umur
: .....................
: .....................
Pendidikan
: .....................
Alamat
: .....................
5) Respirasi: sesak napas, ronchi, penggunaan otot bantu napas, takipnea, RR > 20x/menit, batuk
berdahak.
6) Kulit: tidak terjadi infeksi pada sistem integument.
7) Psikososial: gelisah, cemas.
8) Makanan/cairan: hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap
makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit.
Problem
DS :
Bersihan
Pasien mengatakan
tidak efektif
jalan
Etiologi
napas
Peningkatan
produksi
mengatakan
nyeri
pada
tenggorokannya
2) Pasien
dan
tampak
batuk
mengeluarkan
sputum
3) Pasien
tampak
sesak
dengan RR diatas 20
x/menit
4) PaO2 atau FiO2 < 250
mmHg
DS :
Perubahan
membran
Pasien mengatakan
alveolar,
gangguan
kapasitas
darah,
DO :
pengiriman O2.
1) Pasien
tampak
sesak
dengan RR diatas 20
pembawa
O2
gangguan
x/menit
2) PaO2 atau FiO2 < 250
mmHg
DS :
1) Pasien mengatakan
infeksi
badan
pasien
meningkat diatas 38 0 C
2) Pada pemeriksaan photo
thorax terdapat infiltrate
di paru
DS:
Intoleran aktifitas
1) Pasien mengatakan
Kelemahan,
ketidakseimbangan antara
nyeri di daerah
persendian
2) Pasien mengatakan sakit
kepala
DO:
1) Pasien nampak lemah
2) Pasien tampak sesak
dengan RR diatas 20
x/menit
DS:
1) Pasien mengatakan
Nyeri
Gangguan
1) Pasien mengatakan
nutrisi
nyeri pada
pemenuhan peningkatan
kurang
kebutuhan
tenggorokannya
kebutuhan
dari metabolik
sekunder,
anoreksia,
distensi
abdomen
2) Pasien mengatakan
dirinya sempat muntah
dan diare
3) Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
DO:
1) BB menurun
2) Nyeri tekan pada perut
DS:
1) Pasien mengatakan
volume cairan
mengatakan
berlebihan
Intervensi
Rasional
Dx:
frekuensi/kedalam
dangkal
tidak
efektif
an pernapasan dan
dada
berhubungan
dengan
gerakan dada
karena ketidaknyamanan
peningkatan
sputum,
1. Kaji
produksi 2. Auskultasi
penurunan
1. Takipnea,
area
pernapasan
dan
tidak
terjadi
Setelah dilakukan
krekels.
konsolidasi
3. Observasi
dan
simetris
energi, kelemahan.
tindakan keperawatan
gerakan
pada
area
dengan
cairan.
diharapkan :
berlebihan,
peningkatan
secara alami.
1) Frekuensi
napas
frekuensi
(16-20 x/menit)
sekret
2) Bunyi
vesikuler
napas
napas,
yang
berlebihan.
4. Penghisapan sesuai
4. Merangsang
batuk/pembersihan
secara alami
5. Cairan
yang
hangat
3) Bernapas
tidak
menggunakan
dengan indikasi.
alat 5. Berikan
bantu napas
cairan
sedikitnya
2500
ml/hari.
dan
mengeluarkan sekret
6. Memudahkan
pengenceran
6. Bantu mengawasi
efek
memobilisasi
penggunaan
nebulizer.
dan
pembuangan sekret.
7. Obat untuk menurunkan
spasme bronkus dengan
7. Berikan
obat
sesuai
mobilisasi sekret.
indikasi:
mukolitik,
ekspektoran,
bronkodilator,
analgesik.
2.
Dx:
1. Kaji
Gangguan
frekuensi,
distress
pernapasan
tergantung
pertukaran
kedalaman
berhubungan
kemudahan
padaderajat keterlibatan
perubahan
bernapas.
paru
membran
alveolar,
2. Observasi
gangguan
kapasitas
gas
dengan
pembawa
O2
darah,
gangguan
pengiriman
O2.
kulit,
dan
1. Manifestasi
warna
membran
status
kesehatan umum.
2. Sianosis
kuku
menunjukkan
catat
vasokonstriksi, sianosis
adanya
sianosis.
Setelah dilakukan
dan
membran
menunjukkan
tindakan keperawatan
bantu
kenyamanan untuk
diharapkan :
menurunkan
meningkatkan kebutuhan
1) Oksigenasi jaringan
demam.
ada
pernafasan
tindakan
mukosa
4. Observasi
kondisi,
3. Demam
tinggi
sangat
penyimpangan
distress
hipoksemia sistemik.
hipotensi,
banyaknya jumlah
kematian
pada
pneumonia.
5. Mempertahankan
PaO2
sputum, perubahan
tingkat kesadaran.
5. Berikan terapi O2
dengan benar.
diatas 60 mmHg.
6. Mengevaluasi
proses
penyakit
dan
memudahkan
oksigen
dengan
pulse
terapi
paru.
oksimeter.
3.
Dx:
tanda
vital,
infeksi
khususnya
pada
berhubungan
awal terapi.
2. Anjurkan
2. Perubahan karakteristik
pasien
sputum
menunjukkan
tindakan keperawatan
memperhatikan
perbaikan
pengeluaran
diharapkan :
sputum
1) Tidak
terdapat
tanda-tanda
penularan
infeksi
dan
melaporkan
pneumonia
sekunder.
3. Organisme yang mudah
perubahan warna,
jumlah
dan
bau
sputum.
3. Cegah penyebaran
penting
mengurangi
dalam
transian
2) Mencapai
waktu
perbaikan
infeksi
petugas kesehatan
menurunkan
berulang
tanpa
dengan
mencuci
penyebaran/tambahan
tangan
secara
komplikasi.
konsisten sebelum
dan
sesudah
kontak
dengan
pasien
menggunakan
APD.
infeksi.
4.
Intoleransi
aktifitas
1. Evaluasi respon
dengan
pasien terhadap
kemampuan/kebutuhan
kelemahan,
aktivitas, catat
pasien.
ketidakseimbangan
laporan dispnea,
berhubungan
antara
suplai
dan
kebutuhan O2
Setelah dilakukan
1. Menetapkan
peningkatan
rangsangan berlebihan,
kelemahan .
meningkatkan istirahat.
2. Berikan
3. Tirah baring
tindakan keperawatan
lingkungan tenang
dipertahankan untuk
dan batasi
menurunkan kebutuhan
diharapkan :
pengunjung selama
metabolic, menghemat
1) Menunjukkan
energi untuk
indikasi.
menyembuhkan.
peningkatan
toleransi terhadap
aktivitas.
2) Tanda vital dalam
rentang normal.
3. Bantu pasien
4. Meminimalkan
memilih posisi
nyaman untuk
istirahat/tidur.
kebutuhan O2
4. Bantu perawatan
diri yang tidak
dapat di lakukan
pasien.
5.
Nyeri
berhubungan
dengan
inflamasi
1. Tentukakan
karakteristik nyeri
misalnya tajam,
pada pneumonia.
menetap
konstan, ditusuk.
2. Perubahan frekuensi
Setelah dilakukan
Selidiki perubahan
jantung/TD
tindakan keperawatan
karakter/lokasi/inte
menunjukkan bahwa
nsitas nyeri.
diharapkan :
1) Menyatakan nyeri
2. Pantau tanda-tanda
vital.
hilang atau
3. Kolaborasi
terkontrol.
pemberian
menurunkan mukosa
analgesic dan
berlebihan,
2) Menunjukkan rileks,
nonproduktif atau
peningkatan aktifitas
antitusif.
meningkatkan
dengan tepat.
6.
Gangguan
nutrisi
kenyamanan
pemenuhan
kurang
dari
kebutuhan berhubungan
dengan
peningkatan
kebutuhan
metabolic
sekunder,
anoreksia,
1. Auskultasi
usus.
2. Berikan
dalam
Setelah dilakukan
hangat.
makanan
frekuensi sering.
3. Sajikan
2. Meningkatkan masukan
meskipun nafsu makan
lambat untuk kembali.
keadaan
4. Berikan perawatan
5. timbang
1) Menunjukkan
infeksi berat.
makanan
mulut.
diharapkan :
distensi abdomen
tindakan keperawatan
bising
berat
peningkatan berat
5. Mengetahui
perkembangan status
nutrisi
badan
2) Menunjukkan
peningkatan nafsu
makan
3) Makan habis 1 porsi
4) Tidak ada mual
7.
Resiko
kekurangan
cairan
berhubungan
tinggi
volume
berlebihan
dengan
kehilangan
cairan
berlebihan
(demam,
berkeringat
banyak,
muntah, hiperventilasi)
Setelah dilakukan
1. Kaji tanda-tanda
vital setiap 4 jam.
2. Kaji tugor kulit,
kelembaban
membrane mukosa
(bibir dan lidah).
3. Kaji adanya
mual/muntah.
4. Tingkatkan
tindakan keperawatan
pemasukan cairan
minimal 2500
diharapkan :
ml/sesuai kondisi
1) Membran mukosa
pasien.
lembab
dehidrasi.
output cairan
3) Pengisian kapiler
kurang dari 3 detik
4) Tanda-tanda vital
stabil
Tindakan Keperawatan
13 November 2014
09.00
Memantau TTV
09.05
09.15
09.30
10.30
10.40
Ttd
Evaluasi
S:
13.00
Klien
mengatakan
Ttd
masih
sakit
Masalah
keperawatan
belum
tercapai.
P: Intervensi dilanjutkan.
DAPUS:
Ester, Monica. 2011. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.