Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

22-096 Riyandi Pratama Putra - Inisiasi Akar

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

INISIASI AKAR

LAPORAN

OLEH:
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
INISIASI AKAR

LAPORAN

OLEH :
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI- 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Meiriani, MP.)


NIP. 196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “ Inisiasi Akar ” yang merupakan salah satu syarat
untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Program
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada. Selaku dosen penanggung jawab praktikum Fisiologi Tumbuhan
:IrMeiriani, MP serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penuliis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan.

Medan, 16 Mei 2023

Penulis

ii
1

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................2
Latar Belakang..............................................................................................2
Tujuan Praktikum..........................................................................................3
Kegunaan Penulisan......................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
Botani Tanaman Pacar Air............................................................................4
Syarat Tumbuh..............................................................................................6
Iklim..................................................................................................6
Tanah.................................................................................................7
Inisiasi Hara...................................................................................................8

BAHAN DAN METODE.........................................................................................10.


Tempat dan Waktu Praktikum........................................................................10
Bahan dan Alat...............................................................................................10
Metode Praktikum..........................................................................................10

HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................12


Hasil..............................................................................................................12
Pembahasan...................................................................................................12

KESIMPULAN.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

LAMPIRAN..............................................................................................................18
2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bougainvillea dinamai oleh pelaut Prancis Louis Antoine de Bougainville.

Penemu tanaman ini adalah seorang ilmuwan bernama Philbert Comeson. Dari tahun

1769-1776, ia mengikuti pelayaran di Samudra Pasifik dengan ilmuwan Louis Antoine

de Bougainville. Untuk memperingatinya, tanaman itu diberi nama Bougainvillea

(Panjaitan, et al., 2014).

Akar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyerap air dan mineral dari

dalam tanah, selain sebagai alat bernapas bagi tumbuhan. Dalam hal ini, banyak cara

untuk merangsang atau mempercepat proses pembentukan akar dan tunasnya, antara

lain dengan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang banyak digunakan

dalam budidaya tanaman adalah Indole-3-butiric acid (IBA) dan Naphtalene acetic acid

(Abror Dan Dwi, 2019)

Jumlah air yang diserap oleh akar sangat bergantung pada kandungan air tanah,

kemampuan partikel tanah untuk menahan air serta kemampuan akar untuk menyerap

air. Kebutuhan air setiap tanaman berbeda, tergantung pada jenis tanaman dan fase

pertumbuhannya. Hal ini juga berkaitan langsung dengan proses fisiologis dan

morfologis pada tanaman serta kombinasi kedua faktor tersebut dengan faktor-faktor

lingkungan. Kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan air

oleh akar (Simatupang et al., 2014).

Keberhasilan pembentukan akar pada stek sangat bergantung pada keberadaan

substansi pengatur tumbuh atau hormon. Jumlah substansi pengatur tumbuh yang cukup
3

dan penyebarannya yang merata dalam materi stek batang memainkan peran dominan

dalam menentukan hasilnya. Jika substansi pengatur tumbuh tidak mencukupi atau tidak

tersebar dengan baik dalam stek batang, kemungkinan kegagalan dalam pembentukan

akar akan tinggi. Kondisi ini membuat penambahan substansi pengatur tumbuh dari luar

(eksogen) diperlukan dalam proses perbanyakan tanaman melalui stek Salah satu

substansi pengatur tumbuh yang memainkan peran penting dalam keberhasilan

perbanyakan tanaman melalui stek batang adalah auksin. Auksin memiliki kemampuan

untuk merangsang pertumbuhan akar pada stek batang, sehingga merupakan faktor

kunci dalam proses tersebut (Ratna dan Bistok, 2020)

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati pertumbuhan akar dan

tunas setek tanaman dengan atau tanpa daun pada konsentrasi zat pengatur tumbuh yang

berbeda.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai

salah satu bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Bunga Kertas (Bougainvillea glabra L.)

Tanaman Bougainvillea berasal dari Amerika Selatan, termasuk tanaman hias

bunga dalam famili Nytaginaceae. Bougainvillea dinamakan tanaman bunga kertas

karena bentuk seludang bunga (braktea) tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas.

Tanaman Bougainvillea ini mempunyai prospek bisnis yang sangat baik dan

mempunyai nilai komersial yang tinggi. Tanaman ini banyak digunakan dalam penataan

lanskap. Tanaman Bougainvillea dapat berfungsi memperbaiki kualitas lingkungan jalan

dengan mengurangi polusi udara, penahan silau lampu, peredam kebisingan dan

meningkatkan estetika jalan. Beberapa khasiat dan kegunaan bunga kertas dalam

pengobatan antara lain sebagai antiinflamasi, menjaga keseimbangan kolesterol, tekanan

darah, mengobati keputihan, haid tidak teratur, sebagai antioksidan dan antibiotik,

hepatitis, antihiperlipidemia, antikanker, dan antihiperglikemia (Halim 2016).

Tanaman bunga kertas juga kerabat Nytaginaceae dengan ordo

Caryophylales yang memiliki seludang bunga yang tidak tebal tapi hampir

menyerupai kertas. Tanaman bunga kertas dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae, Subkindom: Viridiplantae, Divisi: Tracheobionta,

Subdivisi: Spermatophyta, Kelas: Magnolopsida, Ordo: Caryophyllanae

Famili: Nytaginaceae, Genus : Bougainvillea, Spesies :Bougainvillea glabra,

Bougainvillea spinosa, Bougainvillea spectabilis, Bougainvillea peruviana, dan

Bougainvillea. (Umaternate et al., 2022)


5

Tanaman bunga kertas biasanya dapat tumbuh mencapai 15 –15 meter.

Tekstur batang yang keras dan memiliki percabangan yang banyak dan juga di

tumbuhi duri tajam pada bagian batang dan cabangnya. Bentuk bunga berukuran

kecil dan menyerupai terompet terdiri dari kelopak dan di lapisi dengan seludang

bunga (Umaternate et al., 2022)

Bunga kertas tidak lengkap terdiri dari beberapa macam diantarnya tangkai,

tendi bunga, kepala putik, benang sari dan tangkai sari. Bunga ini muncil di ketiak daun

dengan bentuk majemuk (payung) yang tersusun dalam anakan payung yang 80

bertangkai dengan jumlah 1 – 7 anakan, masing - masingnya memiliki 3 bunga.

Bunga kertas memiliki berragam bunga seperti berwarna putih, merah mudah dan

tua, jingga, ungu dan sebagainya (Umaternate et al., 2022)

Struktur batang Bougainvillea merupakan pohon berkayu keras, penampang

bulat, bercabang, dan beranting banyak dan dapat mencapai tinggi 15 meter. Pada

bagian batang, cabang ataupun ranting terdapat duri-duri seperti kait. Duduk daun

tanaman tersebar dan berhadapan, bertangkai, berbentuk bulat telur memanjang atau

meruncing warna daun hijau tua namun ada yang belang-belang (varigata) antara hijau

dengan putih atau hijau bercampur kekuning-kuningan (Jeharum, 2022)

Bunga kertas berbatang perdu, tegak lurus dapat mencapai ketinggian 2 – 3 m

bahkan lebih, dengan permukaan batang halus hingga kasar dan berwarna kecokelatan.

Selain itu batang berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil dan tajam serta

memiliki cabang yang banyak (Mannan et al., 2014).

Akar bunga kertas tunggang, tumbuh vertikal, berserabut, dan melebar.

Perakaran bunga kertas ini akan menembus media tanah mencapai kedalaman 50- 80 cm
6

bahkan lebih tergantung varietesnya. Batang kembang kertas berbentuk perdu, tegak

lurus mencapai ketinggian 2-4 m bahkan lebih, dengan permukaan halus hingga kasar

dan berwarna kecoklatan. Selain itu, batang juga berkayu, berbentuk bulat memanjang

dan berduri kecil serta memiliki percabangan banyak (Jeharum, 2022).

Daun bunga kertas bulat oval memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi

permukaan daun rata, pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, dan juga daun

berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun tanaman ini juga memiliki pertangkaian

pendek dengan panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda

(Jeharum, 2022).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman bunga kertas merupakan tanaman yang sangat cocok ditanam di daerah

yang panas karena tanaman bunga kertas tidak memerlukan banyak udara. Tanaman

bunga kertas termasuk ke dalam tanaman bunga tropis. Tanaman bunga kertas lebih

menyukai tanah yang agak kering dibandingkan dengan tanah yang lembab karena tanah

yang lembab akan membuat akar mudah busuk serta akan mudah terserang oleh patogen

dan jamur. Hama yang biasanya menyerang tanaman bunga kertas yaitu ulat, dan kutu

daun (Hanni et al, 2021)

Tanaman Bougainville ini dapat tumbuh dangan baik di dataran rendah maupun

dataran tinggi, hingga ketinggian ± 1400m dpl. Syarat yang pertama ini Bougainvillea

menghendaki curah hujan 112 – 199 mm/bulan dengan 6 – 9 hari hujan tiap bulan, serta

mempunyai iklim kering dan 5 – 6 bulan basah Suhu dan Intensitas Cahaya Bougainvillea

termasuk tanaman sun loving plant yaitu memerlukan tempat yang terbuka dan terkena
7

sinar matahari secara langsung untuk tumbuh optimal. Tanaman Bougainvillea juga

menghendaki suhu udara siang 28° – 36°C dan suhu udara pada malam hari 24° – 30°C

agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Ulfah et al., 2021)

Kelembaban Kelembaban udara yang cocok untuk budidaya tanaman

Bougainvillea adalah 50% – 80 %. Pada kondisi lembab tanaman ini tidak akan berbunga,

tetapi memerlukan kondisi kering atau stres air untuk menstimulasi pembungaannya

(Ulfah et al., 2021)

Bougenville menghendaki curah hujan 112 – 199 mm/bulan dengan 6 – 9 hari

hujan tiap bulan, serta mempunyai iklim kering dan 5 – 6 bulan basah. Kelembaban

udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini adalah 50% – 80 %. Selain itu,

pengembangan budidaya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar

matahari (Suryowinoto, 2014).

Tanah

Bunga kertas (Bougainvillea) cenderung tumbuh dan berkembang dengan baik

dalam tanah yang memiliki pH netral hingga sedikit asam. Tanah dengan pH antara 6

hingga 7 dianggap ideal untuk pertumbuhan bunga kertas. pH yang terlalu rendah atau

terlalu tinggi dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dan pertumbuhan tanaman

(Rahmawati et al, 2017)

Bunga kertas (Bougainvillea) biasanya tumbuh dengan baik di daerah yang

memiliki ketinggian rendah hingga menengah. Bunga kertas lebih cenderung tumbuh

subur di daerah dengan ketinggian sekitar 0-1000 meter di atas permukaan laut

(Rahmawati et al, 2017)


8

Tanaman bunga kertas umumnya tumbuh subur pada jenis tanah padsolik merah

kuning (PMK) latosol dan andosol. Tanaman ini membutuhkan tanah yang bertekstur

pasir sampai liat, aerase dan drainase yang baik, sumbur, gembur dan banyak

mengandung bahan organik (Wudianto, 2013).

Inisiasi Akar

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang

akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang. Perbanyakan

tanaman dengan mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara. Ada yang tingkat

keberhasilannya tinggi, ada pula tingkat keberhasilannya rendah. Ini semua tergantung

oleh banyaknya faktor, misalnya cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu

perbanyakan, keterampilan kerja (Khair dan Hamdani, 2015).

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang

akar merupakan hasil perpanjangan dari sel-sel di belakang meristem batang.

Penambahan zat pengatur tumbuhan pada stek diduga lebih efektif merangsang

pertumbuhan tunas dan pembentukan akar. IAA adalah hormon kunci yang mengatur

perkembangan akar, diferensiasi vaskular dan gravitropisme akar kedua hormon ini,

bersama dengan etilen, mengatur inisiasi akar (Ramadihantie, 2017).

IAA merangsang terbentuknya primordia akar melalui pembelahan sel pada

parenkim phloem. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa pada pemberian auksin

dengan konsentrasi tinggi menghasilkan akar yang jumlahnya lebih banyak daripada

kosentrasi rendah (Tias, 2013).

Kenaikan jumlah akar merupakan salah satu dari ciri pertumbuhan atau inisiasi

tersebut. Rambut akar dapat tumbuh dari akar utama (akar lateral) maupun berasal dari
9

jaringan batang tumbuhan (akar adventif), yang dapat dipacu dengan pemberian

golongan hormon auksin dalam jumlah tertentu. Daerah tergenerasi akar terletak pada

absisat batang yang dipotong mengikuti perpindahan polar auksin menuju proses akhir

fisiologi, yang letaknya lebih dekat pada ujung tanaman (Katuuk, 2019).

Dalam proses inisiasi akar, tanaman memerlukan energi berupa glukosa, nitrogen,

dan senyawa lain dalam jumlah yang cukup untuk mempercepat pertumbuhan akar.

Senyawa allicin dengan thiamin (vitamin B1) di dalam bawang merah dapat membentuk

ikatan kimia yang disebut allithiamin. Beberapa komponen ini ternyata mempunyai

aktivitas biologi, misalnya kemampuan yang dapat merangsang pertumbuhan sel dan

peningkatan energi. Adanya senyawa tersebut dapat lebih mudah diserap oleh tubuh

tanaman dibandingkan dengan vitamin B1, sehingga senyawa tersebut akan membuat

vitamin B1 akan lebih efisien dimanfaatkan oleh tanaman (Abror Dan Dwi, 2019)
10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Praktikum ini dilakukan di Lahan Fisiologi Tumbuhan, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pukul 10.00 –

11.40 WIB pada hari Rabu, 16 Maret 2023 sampai dengan selesai, pada ketinggian 25

mdpl.

Bahan dan Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting atau pisau

untuk memotong bagian tanaman bunga kertas yang dipakai untuk praktik, gelas baker

untuk mengukur larutan yang diperlukan, cangkul dan meteran sebagai alat untuk

membuka dan mengukur lahan serta mencampur tanah, gelas baker digunakan untuk

mencampur larutan, ember digunakan sebagai media perendaman, dan sprayer

digunakan untuk keperluan penyemprotan.

Adapun bahan yang bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunga

kertas (Bougainville glabra) yang digunakan sebagai objek praktikum, aquadesh dan

larutan auksin sebagai larutan untuk perbandingan pada objek praktikum, polibag

sebagai wadah tanaman, plastik sebagai penutup atau penyungkup bunga kertas, dan

karet untuk mengikat antara plastik dan polibag.

Prosedur Percobaan

1. Campurkan media tanam top soil dan kompos dengan perbandingan 2:1dan

siram dengan air.

2. Isi media ke dalam polibag masing-masing pasangan sebanyak 6 buah.


11

3. Pilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda

sepanjang ± 30 cm. Setiap pasangan menyiapkan 3 potong dengan daun tanaman

tetap melekat pada cabang dan 3 potong yang daunnya dibuang semua.

4. Rendam cabang bagian bawah, masing –masing 1 potongan dengan daun dan

tanpa daun tanaman selama 15 menit dengan:

a. Air destilata

b. Larutan 0,5 mg IAA/liter

c. Larutan 5,0 mg IAA/liter

5. Tanam bahan setek ke dalam polibag dan beri label.

6. Siram sedikit air, sungkup dengan plastik transparan dan tempatkan pada tempat

teduh. Setelah 1 minggu sungkup plastik dibuka.

7. Siram tanaman setiap hari bila perlu. Amati pertumbuhan tanaman setiap

minggunya.

8. Setelah 6 minggu amati pertumbuhan akar.


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanggal tanam: 22 Maret 2023

Komoditi: Bougainville glabra L.

Parameter amatan: Jumlah tunas

JUMLAH TUNAS
MST TANGGAL Direndam air Direndam IAA Direndam IAA
KE- PENGAMATAN destilata 0,5 gr /1,5 L 5 gr / 1,5 L
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
daun daun daun daun daun daun
6 04 Mei 2023 5 3 6 3 5 4
7

Parameter amatan: Jumlah Akar

JUMLAH AKAR
MST TANGGAL Direndam air Direndam IAA Direndam IAA 5 gr
KE- PENGAMATAN destilata 0,5 gr /1,5 L / 1,5 L
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
daun daun daun daun daun daun
6 04 Mei 2023 5 5 9 0 0 3
3

PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa inisiasi akar

adalah proses awal pembentukan akar pada tanaman yang melibatkan perubahan
13

struktural dan fungsional sel-sel dalam tanaman untuk membentuk akar baru.Hal ini

sesuai dengan literatur Khair dan Hamdani (2015) yang menyatakan bahwa Inisiasi akar

merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa tanaman yang

digunakan pada praktikum ini adalah tanaman bunga kertas (Bougainville glabra L)

dengan menggunakan metode stek yang bertujuan untuk menciptakan tumbuhan baru.

Hal ini sesuai dengan literatur Khair dan Hamdani (2015) yang menyatakan bahwa

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang akar

merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang. Perbanyakan

tanaman dengan mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa bunga kertas

yang direndam dengan IAA memiliki jumlah akar yang lebih banyak daripada yang

direndam hanya dengan air destilata. Hal ini sesuai dengan literatur Tias (2013) yang

menyatakan bahwa IAA merangsang terbentuknya primordia akar melalui pembelahan

sel pada parenkim phloem. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa pada pemberian

auksin dengan konsentrasi tinggi menghasilkan akar yang jumlahnya lebih banyak

daripada kosentrasi rendah.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jumlah

tunas bunga kertas yang direndam oleh air destilata lebih sedikit daripada jumlah tunas

bunga kertas yang direndam dengan IAA. Hal ini sesuai dengan literatur

Ramadihantie (2017) yang menyatakan bahwa . Penambahan zat pengatur tumbuhan

pada stek diduga lebih efektif merangsang pertumbuhan tunas dan pembentukan akar.
14

IAA adalah hormon kunci yang mengatur perkembangan akar, diferensiasi vaskular dan

gravitropisme akar kedua hormon ini, bersama dengan etilen, mengatur inisiasi akar.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa selama

inisiasi akar terjadi pembentukan jaringan akar yang lebih matang. Jaringan ini

mencakup berbagai jenis sel, seperti epidermis akar, korteks akar, endodermis, perisikel,

dan silinder pusat akar. Masing-masing jaringan memiliki peran dan struktur yang khas

dalam fungsi dan perkembangan akar. Hal ini sesuai dengan literatur Katuuk (2019)

yang menyatakan bahwa kenaikan jumlah akar merupakan salah satu dari ciri

pertumbuhan atau inisiasi tersebut. Rambut akar dapat tumbuh dari akar utama (akar

lateral) maupun berasal dari jaringan batang tumbuhan (akar adventif), yang dapat

dipacu dengan pemberian golongan hormon auksin dalam jumlah tertentu. Daerah

tergenerasi akar terletak pada absisat batang yang dipotong mengikuti perpindahan polar

auksin menuju proses akhir fisiologi, yang letaknya lebih dekat pada ujung tanaman.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam

proses inisiasi, terdapat beberapa senyawa yang penting untuk memulai suatu reaksi

atau interaksi kimia. Salah satu senyawa yang penting adalah inisiator atau inisator,

yang berfungsi untuk memicu atau memulai reaksi kimia. Inisiator umumnya berupa

senyawa organik yang stabil. Hal ini sesuai dengan literatur Abror dan Dwi (2019)

Dalam proses inisiasi akar, tanaman memerlukan energi berupa glukosa, nitrogen, dan

senyawa lain dalam jumlah yang cukup untuk mempercepat pertumbuhan akar
15

KESIMPULAN

1. Inisiasi akar adalah awal proses pembentukan akar pada tanaman dengan
menggunakan metode stek

2. Stek adalah salah satu metode yang digunakan untuk perbanyakan tanaman

3. Indole Acetic Acid (IAA) mempengaruhi jumlah akar pada tanaman bunga kertas

4. Indole Acetic Acid (IAA) mempengaruhi jumlah tunas pada tanaman bunga kertas

5. Ciri dari inisiasi akar adalah selama inisiasi akar terjadi pembentukan jaringan
akar yang lebih matang.

6. Beberapa senyawa memiliki peran penting dalam proses inisiasi akar.


16

DAFTAR PUSTAKA

Abror, M dan Dwi, D. 2019. Pengaruh beberapa jenis ZPT terhadap pertumbuhan stek

batang Murbel (Morus alba L). Jurnal Nabatia. 7(1) : 19-28

Halim MA. 2016 Phytochemical and biologi study of Bougainvillae spectabilis family

Nyctaginaceae growing in Egypt. [tesis]. Cairo (EG): Cairo University

Mannan A., A. Purwantoro, dan Suprianta. 2014. Keragaan dan Keragaman Tanaman

Bunga Kertas. Vegetalika 3(4): 5.

Hannia, D., Oktiansyah, R., Ekaprasetio, A., Putri, A., Arief, A., dan Nilawati. 2021.

Pengaruh Panjang Entres Tanaman Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)

dengan Metode Grafting di UPTD Balai Pengembangan dan Produksi Benih

Tanaman Pangan. Prosiding Semnas Bio. 1(1) : 79-87

Jeharum, F. V. (2022). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa L.)

Terhadap Pertumbuhan Stek Kembang Kertas (Bougainvillea Spectabilis Willd)

Other Thesis, Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Katuuk, J.R.P. 2019. Teknik Inisiasi Dalam Mikropropagasi Tanaman. Depdikbud

Dirjen Dikti. Jakarta.

Khair, H., & Hamdani, Z. R. (2015). Pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah dan

air kelapa terhadap pertumbuhan stek tanaman melati putih (Jasminum sambac

L.). AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 18(2).

Ramadihantie. K. 2017. Inisiasi Akar. Universitas Sumatera Utara.


17

Rahmawati, D., Setiadi, D., dan Asri, D. 2017. Pengaruh Pemberian Media Tanam

dengan Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bunga Kertas

(Bougainvillea glabra). Jurnal Produksi Tanaman, 5(6), 1257-1264.

Ratna, D dan Bistok, H. 2020. Pertumbuhan akar dan tunas stek batang kopi robusta

(Coffea canephora) sebagai respon dari penggunaan Indole-3-Butyric Acid

(IBA). Jurnal Ilmu Pertanian. 8(2) : 241-249

Suryowinoto. H. J., 2014. Pengaruh NAA dan IBA Terhadap Inisiasi Akar Lada (Piper

ningrum L.). Makalah Poster Pada Simposium IV Hasil Penelitian Tanaman

Perkebunan

Tias. 2013. Pengaruh Auksin IAA, IBA, dan NAA Terhadap Induksi Perakaran

Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana) Secara In Vitro. Bul. Littro, 24 (2): 57-62.

Ulfah, K., Raihan, F., Natasya, N., Kanzun, M., Erna, S., dan Permatasari, A.2021.

Teknologi Pembiakan Vegetatif Tanaman Hias. Fakultas Kehutanan dan

Lingkungan IPB : IPB Kampus Darmaga

Umaternaate,H., Munawar,S ., dan Soamole, R. 2022.Karateristik Morfologi Bunga

kertas (bougenvilee). Jurnal JBES. 2(2) : 76 – 85

Wudianto, 2013. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman.

Universitas Padjajaran. Bandung.


18

LAMPIRAN

Proses penanaman pada tanaman bunga kertas

Proses penyungkupan pada inisiasi pada bunga kertas


19

Proses pembukaan inisiasi akar pada bunga kertas

Anda mungkin juga menyukai