Jurnal Imbibi Biji - Riyandi Pratama Putra - 220301096
Jurnal Imbibi Biji - Riyandi Pratama Putra - 220301096
Jurnal Imbibi Biji - Riyandi Pratama Putra - 220301096
LAPORAN
OLEH:
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI 2
LAPORAN
OLEH:
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI 2
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya
Adapun judul laporan ini adalah “Imbibisi Biji” yang merupakann salah satu
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan banyak rasa terima kasih
tumbuhan: Ir. Meiriani,MP serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
PENDAHULUAN ....................................................................................................1
Hasil ..............................................................................................................7
Pembahasan ..................................................................................................8
KESIMPULAN .......................................................................................................11
LAMPIRAN .............................................................................................................14
ii
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Benih adalah struktur yang terdiri dari embrio tumbuhan dan makanan
cadangan yang dibutuhkan oleh embrio untuk bertahan hidup selama masa dormansi
sebelum tumbuh menjadi tanaman dewasa. Benih terbentuk setelah proses
penyerbukan dan pembuahan pada bunga dan memiliki kemampuan untuk
berkembang menjadi individu baru. Benih juga memiliki sifat genetik yang dapat
diwariskan dari induknya. Pengertian benih ini mencakup karakteristik dan sifat fisik,
kimia, serta biologi yang mempengaruhi kualitas benih, seperti kadar air, dormansi,
kekuatan kecambah, dan daya simpan. (Ellis, Hong dan Robert, 2018)
Imbibisi biji adalah proses awal perkecambahan biji yang terjadi ketika biji
diletakkan dalam air atau lingkungan yang cukup lembab. Pada saat imbibisi, biji
menyerap air melalui permukaan kulit biji dan memperbesar ukurannya. Proses
imbibisi biji sangat penting untuk memicu perkecambahan biji karena air yang
diserap akan memicu terjadinya aktivitas enzim dalam biji sehingga biji dapat
mengaktifkan cadangan makanan yang ada di dalamnya. Selain itu, imbibisi juga
membantu melunakkan kulit biji dan memudahkan radikel (akar kecil) untuk
menembus kulit biji dan tumbuh keluar. (Sinaga, 2017)
Biji yang mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat sampaitingkat
tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadarminyak
tinggi tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan biji berkadar
karbohidrat tinggi (Handoko, 2014).
Energi dari proses respirasi dapat digunakan untuk pembentukan kembali senyawa-
senyawa yang lebih kompleks untuk pertumbuhan.. Biji yang memiliki kulit keras
akan menjadi permeable terhadap air apabila biji tersebut dikikir. Metode skarifikasi
memiliki kelemahan yaitu dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada benih yang
memudahkan patogenpatogen tertentu dapat berkembang dan menurunkan kualitas
benih selain itu membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk skala besar dan
2
Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk menentukan daya hisap biji
terhadap air dan membandingkan daya hisap air beberapa biji tanaman
Kegunaan penulisan
Adapun manfaat atau kegunaan dari penulisan laporan pratikum ini bagi
penulis, diharapkan bisa dijadikan dan dikembangkan menjadi laporan yang lebih
sempurna dan dijadikan referensi yang baik untuk peneliti selanjutnya terkait tentang
imbibisi tanaman
3
TINJAUAN PUSTAKA
Imbibisi adalah pengambilan air yang terjadi pada saat biji dalam keadaan kering
yang tidak mempunyai kulit biji yang kedap diletakkan dalam kontak dengan air
sebagaimana biji tanah. Imbibisi merupakan suatu prasyarat dalam prubahan-
perubahan metabolik di dalam biji dan pertumbuhan sel di dalam embrio. Pada saat
air masuk, maka bahanbahan yang berupa koloid, terutama protein cenderung untuk
menggembung dan penggembungan ini sering kali bertanggung jawab dalam
pemecahan kulit biji (Tamam, 2017).
Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori, imbibisi
disebut juga dengan imbibisi atau osmosis penyerapan air. Proses imbibisi ini
berguna untuk perkecambahan biji. Imbibisi merupakan tahap yang sangat penting
yang dapat menyebabkan peningkatan kandungan air dari benih biji tersebut yang
diperlukan untuk meningkatkan perubahan kimiawi dalam benih biji sehingga benih
berkecambah. Imbibisi atau nama kata latinnya “imbi bore” artinya menyelundup.
Imbibisi berarti kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar
sel, dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tumbuhan. Pada peristiwa
tersebut, molekul-molekul dinding sel atau plasma sel dan air yang terserap disebut
air imbibisi. Dan akibatnya plasma sel dapat mengembang (Suharyanto, 2019).
Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan.
Pada keadaan tertentu, bagian khusus pada biji dapat menyerap air lebih cepat. Oleh
karena itu jumlah air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas permukaan biji yang
kontak langsung dengan air (Lestari, 2013)
Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti
air, komposisi udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada di lingkungan
sekitar termasuk didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari tumbuhan atau sisa tumbuhan
yang ada disekitarnya. Adaptasi morfologi yang didasarkan pada penghambatan atau
pencegahan masuknya senyawa berbahaya kedalam tubuh tumbuhan ini seperti
lignin. Dengan adanya lignin pada dinding biji dapat mencegah masuknya senyawa
4
alelopati pada membran, sehingga sistem membran tidak akan mengalami kerusakan.
Adanya sifat permeabilitas pada benih juga ditentukan oleh aktor umur jika semakin
tua benih tersebut maka kadar lignin dapat meningkat dan rendah pula tingkat
imbibisinya (Cahyanti, 2019).
Laju imbibisi tergantung pada sifat inheren tertentu dari benih, misalnya,
kandungan substrat yang dapat terhidrasi, permeabilitas kulit benih yang dilihat dari
ketebalan kulit biji, ukuran benih yang dilihat dari luas permukaan dan faktor lainnya
pada kondisi yang berlaku selama hidrasi yakni suhu, kadar air awal, ketersediaan air
yang dapat dilihat dari konsentrasi pelarut dan juga oksigen. (Louf et al., 2018)
Cara mengoptimalkan proses imbibisi biji untuk mendapatkan hasil yang optimal
dalam pertanian antara lain dengan memberikan kelembaban dan suhu yang tepat
serta menjaga kandungan zat-zat kimia dalam air yang digunakan untuk menyiram
biji (Hilhorst and Karssen, 2018)
5
Vtinggi???
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah Timbangan analitik
sebagai alat untuk mengukur atau menimbang biji dan air yang akan digunakan, Gelas
cup sebagai alat atau media tempat perendaman biji yang akan diteliti, alat tulis(pensil,
pulpen, kertas) sebagai alat pendukung dalam percobaan pratikum untuk menulis data
yang didapat, dan kertas label sebagai alat yang digunakan untuk menandai atau
Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah 10 gram biji
Padi (Oryza sativa L.) dan 10 gram biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) sebagai
objek atau bahan yang akan diteliti, Air sebagai media yang digunakan untuk
merendam biji,
Prosedur Percobaan
Ditimbang berat biji setelah direndam sesuai dengan perlakuan dan sisa air
Pembahasan
Imbibisi biji adalah proses penyerapan air oleh biji saat direndam dalam air atau
lingkungan lembap. Proses imbibisi terjadi ketika air menembus kulit biji dan masuk
ke dalam biji melalui celah-celah atau pori-pori pada permukaannya. Ini sesuai
dengan literatur (Suharyanto, 2019) yang mengatakan bahwa imbibisi adalah
peristiwa masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori, imbibisi disebut juga dengan
imbibisi atau osmosis penyerapan air. Proses imbibisi ini berguna untuk
perkecambahan biji.
Proses ini sangat penting dalam kehidupan tumbuhan karena memungkinkan biji
untuk mulai tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru. Selama imbibisi, biji
menyerap air dan mengembang, sehingga membran sel di dalamnya meregang dan
mengaktifkan enzim yang bertanggung jawab untuk memecah cadangan makanan di
dalam biji. Ini memungkinkan biji untuk memulai pertumbuhan dan menciptakan
akar dan daun pertama. Hal ini sesuai dengan literatur (Tamam, 2017) yang
menyatakan bahwa pada saat air masuk, maka bahan - bahan yang berupa koloid,
terutama protein cenderung untuk menggembung dan penggembungan ini sering kali
bertanggung jawab dalam pemecahan kulit biji .
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju imbibisi biji, di antaranya
adalah Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan pH dapat mempengaruhi
imbibisi biji. Biji cenderung menyerap lebih banyak air dalam lingkungan yang lebih
lembap dan pada suhu yang lebih tinggi. Kondisi pH juga dapat mempengaruhi
kemampuan biji untuk menyerap air. Hal ini sesuai dengan literatur (Cahyanti, 2019)
yang mengatakan bahwa perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor eksternal seperti air, komposisi udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang
berada di lingkungan sekitar.
Laju imbibisi atau penyerapan air oleh benih tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti suhu, kadar air awal, dan ketersediaan air, tetapi juga oleh faktor
9
internal atau karakteristik inheren benih. Salah satu faktor inheren yang
mempengaruhi laju imbibisi adalah kandungan substrat yang dapat terhidrasi dalam
benih. Substrat adalah bahan organik atau anorganik yang menyusun benih, seperti
protein, lemak, dan karbohidrat. Beberapa substrat dapat menyerap air dengan
mudah, sementara yang lain lebih sulit. Oleh karena itu, benih dengan kandungan
substrat yang dapat terhidrasi tinggi cenderung menyerap air lebih cepat daripada
benih dengan kandungan substrat yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan literatur
laju (Louf et al., 2018) yang menyataka bahwa imbibisi tergantung pada sifat inheren
tertentu dari benih, misalnya, kandungan substrat yang dapat terhidrasi, permeabilitas
kulit benih yang dilihat dari ketebalan kulit biji, ukuran benih yang dilihat dari luas
permukaan dan faktor lainnya pada kondisi yang berlaku selama hidrasi yakni suhu,
kadar air awal, ketersediaan air yang dapat dilihat dari konsentrasi pelarut dan juga
oksigen.
Kelembaban dan suhu yang tepat sangat penting dalam proses imbibisi biji.
Kelembaban yang terlalu rendah dapat menghambat proses imbibisi, sedangkan
kelembaban yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada biji dan memicu
pertumbuhan jamur. Selain itu, suhu juga perlu dijaga agar sesuai dengan kebutuhan
biji. Beberapa jenis biji memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk proses imbibisi
yang optimal, sementara yang lain memerlukan suhu yang lebih rendah. Kandungan
zat-zat kimia dalam air seperti klorin atau fluor dapat mempengaruhi proses imbibisi
biji. Zat-zat tersebut dapat menghambat kemampuan biji dalam menyerap air dan
mengganggu pertumbuhan awal tanaman. Setelah biji menyerap air dan mulai
tumbuh, penting untuk menjaga kelembaban tanah agar pertumbuhan tanaman dapat
berlangsung dengan optimal. Kelembaban tanah yang tidak cukup dapat menghambat
pertumbuhan akar dan mempengaruhi produksi tanaman. Sebaliknya, kelembaban
tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan pertumbuhan akar yang buruk dan
memicu pertumbuhan jamur. Hal ini sesuai dengan literatur (Hilhorst and Karssen,
2018) yang menyatakan bahwa cara mengoptimalkan proses imbibisi biji untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam pertanian antara lain dengan memberikan
10
kelembaban dan suhu yang tepat serta menjaga kandungan zat-zat kimia dalam air
yang digunakan untuk menyiram biji.
Kecepatan penyerapan air oleh biji memang berbanding lurus dengan luas
permukaan biji yang kontak langsung dengan air. Semakin besar luas permukaan
tersebut, semakin banyak air yang dapat diserap oleh biji dalam waktu yang sama.
Selain itu, bagian khusus pada biji seperti kutikula atau lapisan tipis yang melapisi
permukaan biji juga dapat mempengaruhi kecepatan penyerapan air. Kutikula dapat
membantu menghambat penguapan air dari biji, sehingga memungkinkan biji
menyerap lebih banyak air. Hal ini sesuai dengan literatur (Lestari, 2013) yang
menyatakan bahwa kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas
permukaan. Pada keadaan tertentu, bagian khusus pada biji dapat menyerap air lebih
cepat. Oleh karena itu jumlah air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas permukaan
biji yang kontak langsung dengan air.
Penyerapan air oleh biji terjadi melalui proses osmosis atau imbibisi. Pada tahap
awal, penyerapan air biasanya terjadi sampai ke jaringan pada biji. Pada tahap kedua,
penyerapan air pada biji tidak sama. Hal ini dikarenakan kulit pada benih biji tersebut
mengandung suatu lapisan atau substrat yang mudah larut dalam air, sehingga air
yang diserap lebih banyak. Ketika tekanan pada biji lebih kecil dari tekanan larutan,
maka proses imbibisi dapat meningkat. Tekanan pada benih dapat ditingkatkan
dengan memberikan suhu dan kelembaban yang tepat pada lingkungan sekitar benih.
Tekanan ini dapat membantu biji menyerap air lebih cepat dan secara efektif. Hal ini
sesuai dengan literatur (Wusono & Matinahoru, 2015) yang menyatakan bahwa
proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara osmosis
ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi sampai ke
jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada benih tidak sama,
dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu lapisan atau substrat
yang mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih banyak. Jika suatu
tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat meningkatkan proses
imbibisi.
11
KESIMPULAN
Imbibisi biji adalah proses penyerapan air oleh biji ketika direndam dalam air atau
lingkungan lembab. Proses ini sangat penting untuk keberhasilan perkecambahan biji
dan pembentukan akar dan daun pertama yang akan memungkinkan tanaman untuk
menyerap nutrisi dari lingkungan sekitarnya dan tumbuh menjadi tanaman dewasa.
Pengaruh faktor-faktor ini pada laju imbibisi biji dapat bervariasi tergantung pada
spesies biji dan kondisi lingkungan yang spesifik. Laju imbibisi atau penyerapan air
oleh biji tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu, kadar air awal,
dan ketersediaan air, tetapi juga oleh faktor internal atau karakteristik inheren biji.
Oleh karena itu, perlu memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan mempertahankan
kondisi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses imbibisi dan
pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Astari, R. P., Rosmayati., dan Bayu, E. S. 2014. Pengaruh pematahan dormansi
secara fisik dan kimia terhadap kemampuan berkecambah benih mucuna (Mucuna
bracteata D.C). Jurnal Agroekoteknologi 2(2) : 803-812
Ellis, R. H., Hong, T. D., & Roberts, E. H. (2018). Handbook of seed science and
technology. John Wiley & Sons.
Lestari, D., R. Linda dan Mukarlina. 2016. Pematahan Dormansi dan Perkacambahan
Biji Kopi Arabica
Lestari, R.I., 2013. Imbibisi Biji. Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam,
Universitas Negeri Surabaya: Surabaya
Louf, J. F., Zheng, Y., Kumar, A., Bohr, T., Gundlach, C., Harholt, J., … Jensen, K.
H. (2018). Imbibition in plant seeds. Physical Review E.
https://doi.org/10.1103/PhysRevE.98.042403 (diakses tanggall 13 maret 2023).
Wusono, S. & Matinahoru, J., 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai Bagian Dari
Tanaman Swietenia Mahagoni Terhadap Perkecambahan Benih Kacang Hijau Dan
Jagung. Jurnal Agrologia, 2(4), pp. 105-113.
LAMPIRAN
Saat menjalani praktikum