Rekayasa Ide Metopel
Rekayasa Ide Metopel
Rekayasa Ide Metopel
Disusun Oleh :
NIM : 6213311082
Kelas : PJKR G 21
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat-Nya sehingga
rekayasa ide yang berjudul “Meningkatkan Perkembangan Gerak dan Keterampilan Sosial Siswa
dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga” ini dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa juga saya
ucapkan terimakasih kepada semua pihak dan terutama Bapak Dr. Samsuddin Siregar, S.Pd.,
M.Or selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Penjas UNIMED yang telah
membimbing saya dalam memberikan materi dan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa dalam rekayasa ide ini.
Akhir kata, saya berharap semoga rekayasa ide ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Syahpricap Silalahi
2
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan......................................................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian penjas
Meingkatkan perkembangan gerak dan keterampilan sosial siswa
Meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga.
1.3 Manfaat
Mampu berprestasi di keluarga, sekolah, dan lingkungan
Menambah dan memahami wawasan pembaca
4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Hingga saat ini, masih banyak hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan di sekolah, terutama di Sekolah M en engah A tas (SMA). Salah satu
penyebabnya adalah bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan masih
dipandangsebelah mata oleh guru lain (guru kelas) karena mata pelajaran ini dianggap hanya
sebagai mata pelajaran selingan/pelengkap saja agar siswa tidak jenuh menerima pelajaran di
kelas. Apalagi, banyak di antara guru Sekolah Menengah Atas masih berpandangan bahwa
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam praktiknya tidak banyak melibatkan otak,
sehingga hanya dengan berbekalkekuatan otot saja pelajaran sudah dapat berjalan. Masih
adanya stigma bahwa anak yang prestasi Penjasnya bagus, pasti ia bodoh atau nilai rapotnya
rendah untuk mata pelajaran lain.Umumnya para guru kelas lupa bahwa Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan mempunyai peran dan fungsi strategis dalam mengembangkan anak
didik secara totalitas, bukan hanya menyangkut aspek fisik tetapi juga perkembangan psikis
dan keterampilan sosial. Artinya, bilamata pelajaran ini ditekuni secara serius, tidak hanya
memberi manfaat tubuh yang sehat dan kuat, tetapi juga dapat dijadikan media untuk
menunjukkan prestasi sekaligus pengembangan bakat siswa.
Pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan membagikan beberapa angket kuesioner
kepada siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 2 Simpang Kiri.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Rekayasa ide ini menggunakan metode penelitian dengan melakukan pendekatan kuantitaif
dengan penyebaran angket (kuesioner) yaitu dengan menyebarkan angket berupa pertanyaan
terstruktur yang ditujukan kepada peserta didik. Dalam rekayasa ide ini juga berlandasan kepada
sumber bahan ajar mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Olahraga.
Langkah-langkah rekayasa ide ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
melakukan pencarian data-data dari kajian yang ada di setiap buku, menentukan rancangan dan
desain rekayasa ide, menentukan dan mengembangkan instrumen rekayasa ide, menentukan
subjek rekayasa ide, melakukan analisis data, merumuskan hasil rekayasa ide dan pembahasan,
baru dilakukan penyusunan laporan rekayasa ide. Tekhnik pengumpulan datanya dilakukan
observasi partisipan (participant observation).
Pertama saya meminta izin kepada narasumber untuk dapat meminta waktunya sebentar untuk
mengisi angket kuesioner yang saya sebar, setelah itu saya juga melakukan pengamatan secara
langsung pada kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang bersangkutan. Dari data yang saya
dapatkan, kemudian saya analisis untuk dirumuskan rekayasa ide sebagai alternatif solusi dari
permasalahan yang timbul.
Saya menggunakan teknik kuesioner, dimana saya menyebarkan angket kuesioner kepada
peserta didik mengenai minat dan keterampilan sosial mereka dalam mata pelajaran PJOK,
setelah saya mendapatkan jawaban dari mereka, saya melakukan observasi dan juga dokumentasi.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebelum saya meneliti masalah dalam rekayasa ide ini, saya dengan teman kelompok
saya telah melakukan mini riset terkait dengan minat belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2
Simpang Kiri terhadap mata pelajaran PJOK. Dari mini riset tersebut, kelompok kami
mendapati hasil bahwa minat belajar siswa kelas XI dalam mata pelajaran PJOK sudah cukup
baik, hanya saja dalam prakteknya di sekolah tersebut, didapati siswa masih kurang
mengembangkan keterampilan sosial dalam mata pelajaran PJOK. Hal inilah yang mendasari
saya untuk membuat rekayasa ide mengenai cara untuk meningkatkanperkembangan
gerak serta keterampilan sosial siswa dalam PJOK. Keterampilan sosial ini merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individuyang diperoleh dari proses belajar dan
pengalaman individu itu sendiri, untuk menjalin komunikasi dan berinteraksi dengan
sesama dalam lingkungan sekitar. Penerapan keterampilan sosial ini sendiri dalam
pembelajaran PJOK di sekolah Menengah Atas, seperti kekompakan antar siswa saat
mempelajari permainan bola kecil dimana didalam permainan bola kecil tersebut siswa
dituntut untuk bekerjasama sesama tim dan mengatur strategi yang
bagus agar dapat mencetak skor yang baik.
Dari kuesioner yang telah saya sebarkan kepada responden dan juga observasi di
lapangan,saya mendapati bahwa perkembangan gerak siswa dan keterampilan sosial siswa
dalam mata pelajaran PJOK masih dalam rentang sedang. Hal ini terbukti dengan masih
adanya sedikit siswa yang masih kurang dalam interaksi dengan teman sebayanya saat
praktek olahraga. Kurang interaksi ini seperti siswa yang egois, mau menang sendiri bahkan
berlaku kasar terhadap teman sebayanya.
Menyikapi hal tersebut, saya memberikan solusi alternatif sebagai output dari rekayasa ide
ini seperti berikut.
7
didalamnya untuk lebih banyak bergerak aktif dan untuk lebih menumbuhkan
keterampilan sosial dengan lingkungan sekitar dan teman sebaya, dimana anak bisa
belajar arti kerjasama tim yang baik, belajar untuk lebih menerima sifat teman sebaya
yang berbeda dengan sifatnya.
3. Guru yang bersangkutan harus lebih ekstra dalam mengenali sifat psikologis siswa
Guru sebagai pendidik siswa di sekolah harus bisa mengenali dengan detail sifat psikis
ank didiknya. Guru harus pandai dalam bersikap kepada anak didiknya, seperti beda
perlakuan terhadap anak didik yang kurang intelektualnya dibandingkan perlakuan
terhadap anak didik yang memang unggul intelektualnya. Begitu juga terhadap anak
didik yang tidak begitu menyukai aktifitas bergerak (praktek PJOK), guru yang
bersangkutan bisa mencoba memotivasi anak didik tersebut agar mau ikut praktek atau
memberi tugas teori tambahan untuknya atau bisa juga dengan menugasi nya sesuai
dengan bakat dan minat yang dia miliki dalam mata pelajaran PJOK.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memiliki peran yang tidak kecil dalam
mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan sosial siswa yang secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh positif terhadap upaya peningkatan sumber daya menusia Indonesia
yang sehat, kuat, terampil, pantang menyerah, kerja keras dan memiliki kemampuan beradaptasi
dengan berbagai perubahan masa depan. Hal tersebut membuktikan bahwa Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan sangat berguna bagi anak.
5.2 Saran
Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus mengupayakan
agar mata pelajaran ini dapat lebih optimal dalam berperan merangsang pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Selain itu, guru mata pelajaran ini diharapkan dapat bekerja sama dengan
guru lain sehingga mata pelajarannya dapat didukung oleh guru kelas atau guru-guru pengampu
mata pelajaran lainnya di sekolah. Bila ini dapat dilakukan, tentu stigma terhadap mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai mata pelajaran pelengkap akan segera
berakhir.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisna., Wawan (2008). “Pendidikan Jasmani, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Didik”.
Nyiar Ilmu. http://www.infogue.com Waktu Akses, Jumat 15 Agustus 2008.
Khomsin. (2000). “Paradigma Baru Pendidikan Jasmani di Indonesia dalam Era Reformasi”
Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. Hotel Indonesia, Jakarta 19 – 27
September 2000.
10