Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Proposal Dea

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI

MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS


VII DI SMP NEGERI 2 SIBUNTUON

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian


Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :
DEA LENDRA GINTING
NIM : 6213311027

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga proposal dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Passing Bawah
Bola Voli melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 2 Sibuntuon” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Proposal ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan kontribusi dari berbagai belah pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan proposal ini.
Penulis sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar proposal ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.

Medan, 01 Des 2023

Josua Evandi Manik

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah … …………………………………………………...4
1.5 Tujuan Penelitian…….…………………………………………….…... 4
1.6 Manfaat Penelitia……………………………………………………… 5
BAB II Kajian Pustaka ................................................................................6
2.1.Kajian Teori.............................................................................................6
1. Hakikat Pembelajaran ……………………………………………...6
2. Metode Pembelajaran …………………………………………… 8
3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif …......………………………... 9
4. Hakikat Permainan Bola Voli ……………………………...….. 10

2.2 Kerangka Berpikir…………………………………………………….15

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................16


3.1.Desain Penelitian .................................................................................... 17
3.2.Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 17
3.3.Lokasi dan Subjek Penelitian ………………………………………… 17
3.4.Sumber Data …………………………………………………………. 17
3.5.Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 17
3.6.Instrumen Penelitian ………………………………………………….. 18
3.7.Teknis Analisis Data ………………………………………………….. 18
3.8.Indikator Keberhasilan Tindakan ……………………………………... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................19


4.1 Deskripsi Lokasi, Subjek dan Data Penelitian ....................................... 19
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 19
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………......19
BAB V PENUTUP..................................................................................................21
5.1 Kesimpulan.....................................................................................21
5.2 Implikasi Hasil Penelitian.......................................................................21
5.3 Keterbatasan Hasil Penelitian.................................................................22
5.4 Saran.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan rangkaian suatu proses yang tiada henti demi
mengembangkan kemampuan serta perilaku yang dimiliki individu agar dalam
kehidupannya dapat bermanfaat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
segala potensi yang dimiliki individu, sehingga dengan potensi tersebut akan
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Sugihartono, dkk (2012: 3)
menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilaksanakan secara
sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu
maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.

Kompetensi Inti dalam kurikulum pendidikan jasmani SMP kelas VII


yaitu, menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak.
Sedangkan Kompetensi Dasarnya yaitu, mempraktikkan kombinasi gerak
lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang,
usaha, dan keterhubungan dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan
atau tradisional. Materi pembelajaran bola voli ini diberikan kurang lebih 2-3
pertemuan tatap muka.

Tehnik gerak dasar dalam permainan bola voli merupakan faktor yang
sangat penting. Suharno (1981: 51) mengatakan bahwa, penguasaan gerak dasar
bermain bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau
kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping unsur kondisi fisik,
teknik dan mental. Menurut M. Yunus (1992: 68) teknik dalam permainan bola
voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola secara efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil
yang optimal.

1
Pada permainan bola voli, teknik dasar merupakan faktor yang mendasar
yang harus dikuasai oleh siswa SD/MI sampai SMA/SMK. Dengan menguasai
teknik dasar bermain bola voli, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan
bermain bola voli. Menurut pendapat Nuril Ahmadi, (2007: 19). Mengatakan
bahwa Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang
tidak mudah untuk dilakukan setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang
teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli
secara efektif. Teknik dasar bermain bola voli meliputi passing, service, smash
dan block. Passing merupakan teknik dasar bola voli yang berfungsi untuk
memainkan bola dengan teman seregunya dalam lapangan permainan sendiri. Di
samping itu juga, passing sangat berperan untuk mendukung penyerangan atau
smash. Hal ini karena, smash dapat dilakukan dengan baik, jika didukung passing
yang baik dan sempurna.

Passing bawah merupakan teknik gerak dasar yang paling awal diajarkan
bagi siswa atau pemain pemula. Passing bawah dilakukan dengan kedua lengan
untuk dioperkan atau dimainkan di lapangan permainan sendiri. Pada gerakan
teknik passing bawah melibatkan beberapa gerakan dari anggota badan antara
lain: posisi kaki, posisi badan, posisi kedua tangan, dan gerakan lanjut. Bagian-
bagian tubuh tersebut merupakan rangkaian gerakan passing bawah yang tidak
dapat dipisah-pisahkan pelaksanaannya untuk menghasilkan kualitas passing
bawah yang baik dan sempurna. Agar siswa mampu melakukan passing bawah
dengan baik dan benar harus dilakukan pembelajaran yang sistematis dan
terprogram. Seorang guru harus mampu memilih metode latihan yang mudah
dipelajari dan dipahami oleh siswa.

Pembelajaran passing bawah yang dilakukan selama ini belum dapat


meningkatkan motivasi siswa. Siswa akan berhasil dalam pembelajaran passing
bawah jika termotivasi untuk mempelajari gerakan-gerakan passing bawah. Untuk
meningkatkakan motivasi siswa maka perlu adanya metode yang tepat, sehingga
siswa tidak mengalami kejenuhan. Namun selama ini belum pernah diterapkan
metode yang bervariatif oleh guru.

2
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru harus kreatif dalam
menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai cara agar bahan pelajaran yang
disajikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Anggapan Moston yang dikutip
oleh Agus S. Suryobroto (2004: 38-39) bahwa “Mengajar adalah serangkaian
hubungan yang berkesinmbungan antara guru dengan siswa, yaitu: (1) mencoba
mencapai keserasian antara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi, (2) masalah yang bertentangan dengan metode mengajar.”

Pembelajaran bola voli harus dilaksanakan dengan langkah-langkah yang


benar dan tentunya diperlukan program perencanaan dan metode yang benar pula,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Namun, untuk

meraih itu semua banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran


sehingga harapan yang diinginkan tidak mudah untuk diwujudkan. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bola voli adalah menggunakan
metode pembelajaran kooperatif.

Metode pembelajaran atau gaya mengajar kooperatif adalah metode


pembelajaran yang didalammya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-
sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam
belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa
siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap
aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berniat untuk melakukan


penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul ”Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Passing Bawah Bola voli melalui Metode Pembelajaran Kooperatif
pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon Tahun Ajaran 2022/2023.”

3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil pembelajaran bola voli pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Sibuntuon.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan selama ini kurang bervariasi
sehinggahasil pembelajaran permainan bola voli belum optimal

3. Belum diterapkannya strategi pembelajaran permainan bola voli


menggunakanmetode pembelajaran kooperatif di SMP Seropan.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan
di atas, peneliti tidak meneliti semua permasalahan yang ada. Untuk itu peneliti
memberikan batasan masalah. Pembatasan masalah ini dirasa cukup penting
sebagai acuan dan arahan yang jelas dalam proses penelitian. Penelitian ini
dibatasi hanya mengenai upaya meningkatkan pembelajaran passing bawah bola
voli melalui metode pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VII di SMP Negeri
2 Sibuntuon Tahun Ajaran 2022/2023.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah
yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan pembelajaran passing bawah bola voli kelas VII di SMP Negeri 2
Sibuntuon?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui proses pembelajaran passing bawah bola voli melalui metode
pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon.

4
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat
kepada pihak - pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori bagi
peneliti lain dan berusaha untuk mengembangkannya.
2. Manfaat Praktis
a. Sekolah
Dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas proses
kegiatan belajar mengajar, khususnya materi bola voli.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang gaya mengajar yang
sesuai dengan kebutuhan siswa serta dapat memahami hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik siswa
dengan metode pembelajaran kooperatif dalam menyampaikan materi sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan maksimal. Sebagai acuan para
guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatakan kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani.
c. Bagi siswa
Proses pembelajaran permainan bola voli dengan mengunakan metode
pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siwa untuk lebih aktif dalam
termotivasi dalam belajar.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran terdiri dari proses mengajar dan belajar, di mana mengajar
dan belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Menurut M. Sobry
Sutikno (2009: 32), segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi
proses belajar pada diri siswa. Secara lebih implinsit, di dalam pembelajaran, ada
kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Hubungan belajar mengajar adalah suatu
proses timbal balik, dimana terjadi suatu komunikasi. Komunikasi yang dimaksud
adalah pengajar dan orang yang diajar. Terjadinya proses komunikasi adalah
mutlak untuk berhasilnya suatu proses yaitu pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan dalam belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah
informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri
siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya
perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang
positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran


Dalam sebuah pembelajaran ada dua hal yang menjadi bagian penting
sebagai akibat dari proses pembelajaran tersebut, yaitu keberhasilan pelaksanaan
dan kegagalan pelaksanaan. Keberhasilan merupakan tujuan yang ingin dicapai
dari semua program yang telah ditetapkan, sedangkan kegagalan merupakan
kendala atau hambatan yang sebisa mungkin harus dihindari. Rusli Lutan (2000:9)
menerangkan empat faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan
jasmani. Keempat faktor tersebut adalah tujuan, materi, metode dan strategi, dan
evaluasi.

6
Menurut Agus S Suryobroto (2004:1), pembelajaran jasmani dapat
berjalan dengan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara
lain: guru, siswa, kurikulum, sarana prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang
mendukung, dan penilaian. Berikut akan diuraikan faktor-faktor apa saja yang ada
dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ada di SMA, khususnya untuk
mata pelajaran Penjasorkes.
1) Guru
Salah satu tiga pokok guru yaitu mengajar. Mengajar merupakan perbuatan
yang memerlukan tanggung jawab moral maka keberhasilan pendidikan
siswa secara formal adalah tanggung jawab guru dalam melaksanakan
tugas mengajar.
2) Siswa

Siswa yang mempunyai motivasi tinggi terhadap pendidikan jasmani akan


membantu kelancaran dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Sebaliknya siswa yang mempunyai motifasi rendah terhadap pendidikan
jasmani maka akan menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani. Perubahan fisik yang mencolok dari remaja juga membawa
konsekuensi ketidakstabilan emosionalnya sehingga dapat berpengaruh
pula terhadap kegiatan atau aktifitas fisiknya, dalam hal ini terutama pada
saat mengikuti proses pembelajaran Pendidikan jasmani di sekolah.
3) Kurikulum
Setiap guru pelajaran Pendidikan jasmani, wajib menerapkan kurikulum
yang berlaku saat ini yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Namun yang menjadi masalah tidak semua materi yang ada dalam
kurikulum bisa diselesaikan secara keseluruhan. Hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain kecakapan guru, alokasi waktu, sarana
prasarana dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika hal
tersebut dapat terpenuhi maka dalam proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar.

7
4) Sarana dan Prasarana
Sehingga sarana prasarana pendidikan jasmani perlu diperhatikan
baik oleh guru pendidikan jasmani maupun pihak sekolah. Keberadaan
sarana prasarana pendidikan jasmani yang tercukupi serta kondisinya yang
layak untuk digunakan, maka dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani akan berjalan lancar tanpa ada hambatan dari faktor sarana
prasarana. Sedangkan keberadaan sarana dan prasarana yang terbatas dan
kondisinya yang tidak layak untuk digunakan akan menyulitkan atau
menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dari
permasalahan sarana dan prasarana tersebut hendaknya guru pendidikan
jasmani harus kreatif dalam memodifikasi sarana prasarana yang ada.
Sehinggga keterbatasan sarana prasarana dapat diatasi oleh guru
pendidikan jasmani.

2. Metode Pembelajaran
Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan metode, menurut M. Sobry
Sutikno (2009: 87), metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang

dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Hal senada dikemukakan Aip Syarifuddin
(1992: 185), metode adalah cara atau aturan untuk mencapai tujuan. Suatu metode
atau cara yang dipilih tentunya telah dipikirkan dengan seksama sehingga
merupakan pola tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian metode yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipilih
serta yang dilakukan untuk mencapai hasil yang sebaik- baiknya. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan proses pembelajaran passing bawah bola voli.
Secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar dapat mengarahkan
perhatian siswa terhahadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan
motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri,
guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya.

8
Metode yang diterapkan pada penelitian adalah melalui metode
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan proses pembelajaran passing bawah
siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif bola plastik pada
pembelajaran passing bawah bola voli diharapkan siswa akan:
a. Lebih termotivasi untuk belajar passing bawah bola voli.
b. Meningkatkan frekwensi belajar passing bawah bola voli siswa.
c. Tidak mersakan sakit lagi setelah belajar passing bawah bola voli

3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompak kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam penyelesaian tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah
satu taman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Tujuan
metode pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat
dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
Asep Kurnia (2007 : 17) menyatakan bahwa untuk menciptakan kerjasama
tim yang baik dalam permainan bola voli, dibutuhkan koordinasi, gerak yang baik
dari setiap pemain. Faktor strategi dan taktik merupakan salah satu penunjang
keberhasilan dalam memenangkan pertandingan. Oleh karena itu, sudah
seharusnya pemain dapat beradaptasi dengan semua strategi dan taktik yang
diterapkan oleh timnya. Untuk membentuk sikap, gerak, dan kekompakan para
pemain, perlu dilakukan pelatihan dengan sistem pembelajaran kooperatif.
Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya
kooperatif adalah pembelajaran yang dibuat menjadi kelompok-kelompok yang
bermaksud menanamkan rasa tolong menolong satu sama lain dalam
pembelajaran.

9
4. Hakikat Permainan Bola voli
a. Pengertian Permainan Bola voli

Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-


masing regu dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang
dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim
dipisahkan oleh net atau jaring (Barbara L. Viera, 2004:2). Tujuan dari permainan
ini adalah setiap regu yang bermain berusaha melewatkan bola secara baik melalui
net di antara dua antena (rod) sampai bola tersebut menyentuh lantai atau tanah di
daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai
atau tanah dalam lapangan sendiri. Hal ini biasanya dapat dicapai lewat kombinasi
tiga pukulan yang terdiri dari operan 15 lengan depan kepada pengumpan, yang
selanjutnya diumpankan kepada penyerang, dan sebuah spike yang diarahkan ke
bidang lapangan lawan (Barbara L. Viera, 2000:2) Tiap kelompok harus berusaha
memukul bola sampai melewati net dan akan mendapat poin 1 jika bola berhasil
jatuh ke petak lawan (rally point), permainan selesai apabila salah satu tim
mencapai angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai
tercapai selisih 2 (dua) angka.
Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono (2009:13) menyatakan bahwa tehnik
dasar dalam permainan bola voli adalah tehnik service bawah, tehnik service atas
tehnik passing meliputi passing bawah dan passing atas yang benar. Untuk tehnik
passing atas yang benar adalah dengan memperhatikan sikap tubuh berdiri
kangkang, posisi kedua tangan, cara memantulkan bola, dan pandangan mata
selalu ke arah bola.
Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis
melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh
lantai, bola “keluar” atau salah satu tim memenangkan sebuah reli memperoleh
satu angka (Rally Point System). Apabila tim yang sedang menerima servis
memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan
servis berikutnya, serta pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum
jam. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bola voli mini :

10
Gambar 1. Lapangan Bola Voli Mini
Sumber : Tim Bina Karya Guru (2004: 18)
Lapangan permainan bola voli berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran 18 x 9 m, lapangan dibagi dua bagian yang sama besar oleh sebuah garis
tengah yang diatasnya dibentangkan net dengan ketinggian 2,43 m untuk putra
dan 2,24 m untuk putri (M. Yunus, 1992:8).

b. Teknik Dasar Permainan Bola voli


Teknik dasar dapat diartikan sebagai proses gerak sebagai pondasi dengan
tuntutan kondisi gerak sederhana dan mudah. Teknik adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik
mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola
voli. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur
yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu
pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik, dan mental.
Dalam permainan bola voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai,
antara lain:

1) Teknik Passing
Suharno HP. (1979: 15) berpendapat bahwa passing adalah usaha atau
upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik
tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan.

11
Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara:
a) Passing atas
Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan
terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling
berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga
tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan
kurang lebih 45o. bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki
dengan lengan. Sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah
(Nuril Ahmadi, 2007: 25)
b) Passing bawah
Barbara L. Viera (dalam Maharani Kirana P,2013: 19), mengatakan
bahwa “Operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan
tim bila tidak memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima
servis, menerima spike memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan
memukul bola terpantul di net”.
Langkah-langkah saat passing bawah menurut M. Yunus (dalam
Widy Asih Sulastri, 2011: 9-10), yaitu:
(1) Sikap Permulaan
Ambil sikap normal permainan voli, yaitu: kedua lutut
ditekuk dengan sedikit dibongkokkan ke depan, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan
suatu keseimbangan labil agar dapat memudahkan dan lebih cepat
bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu

punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri saling


berpegangan.
(2) Gerakan Pelaksanaan
Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak
pada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.
Perkenaan bola pada bagian proximal, dari lengan di atas
pergelangan tangan pada waktu lengan membentuk sudut sekitar
45o dengan badan, lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus.

12
(3) Gerakan Lanjutan
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang
melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap kembali dan
ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidakmelebihi 90o
dengan lengan bahu atau badan.

Kesalahan - kesalahan umum pada pelaksanaan teknik passing bawah (Nuril


Ahmadi, 2007: 24), antara lain:

(1) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit.
Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya
(2) Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan gerakan ke
atas sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90o.
(3) Bola jatuh pada telapak tangan.
(4) Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.
(5) Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan, dan
kaki.
(6) Gerakan ayunan secara keseluruhan terlalu eksplosif sehingga bola lari jauh
menyeleweng.
(7) Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan.
(8) Persentuhan bola dengan lengan bawah terlambat (lebih tinggi dari dada)
sehingga bola arahnya ke atas belakang yang tidak sesuai dengan tujuan
passing.
(9) Bola tinggi yang seharusnya diambil dengan passing atas, dilakukan
dengan passing bawah.
(10) Terlambat melangkah ke samping atau ke depan agar bola selalu terkurung
di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan pemukul.
(11) Pemain malas melakukan passing atas terutama pada wanita setelah
menguasai teknik passing bawah.
(12) Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan datangnya
bola (cepat, lambat, berputar).
(13) Lengan pemukul digerakkan dua kali
(14) Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu.

13
1) Teknik Smash
Pukulan keras atau smash, disebut juga spike, merupakan bentuk
serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh
suatu tim. Pukulan smash banyak macam variasinya. Smash adalah pukulan bola
yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik (Nuril Ahmadi, 2007: 31).
Macam-macam pukulan di dalam smash, antara lain sebagai berikut:
a. Pukulan serangan frontal
Arah pukulan bola atau jalannya bola sebagian besar searah
dengan arah awalan.
b. Pukulan berputar
Arah awalan dan arah pukulan saling membentuk sudut.
c. Pukulan serangan melalui sisi badan
Sisi badan menghadap jaring serta arah awalan dan arah pukulan
juga saling membentuk sudut.

2) Teknik Servis

Nuril Ahmadi (2007: 20) mengemukakan bahwa servis adalah pukulan


yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui
net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah
terjadinya setiap kesalahan. Karena pukulan servis berperan besar untuk
memperoleh poin. Ada beberapa jenis servis dalam permainan bola voli, di
antaranya servis tangan bawah (underhand service), servis tangan samping
(side hand service), servis atas kepala (over head service), servis
mengambang (floating service), dan servis loncat (jump service).

3) Block atau bendungan


Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis
serangan lawan. Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah
merupakan teknik yang sulit. Keberhasilan block ditentukan oleh
ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul
lawan. Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat
melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga
pasif (tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan). Block
dapatdilakukan oleh satu, dua, dan tiga pemain (Nuril Ahmadi, 2007: 30).
14
2.2 Kerangka Berpikir
Pembelajaran permainan bola voli termasuk salah satu pembelajaran yang
digemari oleh siswa pada umumnya, dibandingkan materi pembelajaran yang lain
seperti: senam lantai dan atletik. Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran
permainan bola voli di VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon khususnya kelas VII dirasa
kurang mendapat respon yang aktif dari siswa.
Salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan passing atas khususnya perlu
diterapkan metode pembelajaran yang tepat dalam hal ini peeneliti menggunakan
metode pembelajaran kooperatif. Metrode pembelajaran kooperatif adalah strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses belajar
yang dilakukan dengan cara bimbingan antar teman sejawat, sebelumnya pemberian
pengetahuan atau materi passing atas dari guru kepada siswa didalam suatu proses
pembelajaran yang terprogram. Yang mana pembukuan tersebut adalah perwujudan
penulis penelitian tindakan kelas (PTK) yang penulis lakukan dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan


untuk mengetahui peningkatan pembelajaran passing bawah dalam permainan
bola voli dengan metode pembelajaran kooperatif siswa kelas VII di SMP
Negeri 2 Sibuntuon Tahun Ajaran 2022/2023. Metode penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Menurut Rochiati (2009: 13), penelitian tindakan kelas adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktik
pembelajaran dan belajar dari pengalaman, dengan mencobakan suatu gagasan
perbaikan dari praktik pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya
itu. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 14) penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan penelitian tindakan
kelas adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yang melibatkan
kolaborator dan siswa yang diteliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Rancangan penelitian menurut Masnur Muslich (2010: 144), rencana
dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan
memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Proses pelaksanaan
tindakan dilaksanakan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil. Prosedur
tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan dan evaluasi serta (4) analisis dan refleksi.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
passing bawah bola voli dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon Tahun Ajaran
2022/2023. Sesuai dengan tujuan, rancangan yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Menurut Issac (1971) dalam Masnur Muslich (2010: 144),
penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-masalah
yang diaplikasikan secara langsung di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan kolaborator dengan
mengambil tempat di SMP Negeri 2 Sibuntuon

16
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan
pembelajaran passing bawah bola voli melalui metode pembelajaran
kooperatif pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon kelas VII melalui
metode pembelajaran kooperatif. Definisi operasional variabelnya adalah
meningkatkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif.

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 2 Sibuntuon.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon,
sejumlah 20 terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Subyek penelitian ini
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda yakni ada sebagaian siswa yang
mempunyai kemampuan sedang, rendah, serta sangat rendah sehingga jika
siswa kelas V dirata-rata berkemampuan rendah.

3.4 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah: tempat dan peristiwa atau
kejadian, serta arsip, dan dokumen.
1. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa ini meliputi tempat penyelenggaraan kegiatan
penelitian di sekolah, yakni SMP Negeri 2 Sibuntuon, tepatnya di kelas VII,
sedangkan peristiwa yang diteliti adalah proses pembelajaran Penjasorkes
pada kompetensi passing bawah bola voli.
2. Arsip dan Dokumen
Arsip dan dokumen yang diteliti adalah arsip dan dokumen mengenai
perangkat pembelajaran guru meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, dan perangkat-perangkat lainya, seperti buku pedoman, silabus,
dan hasil evaluasi kondisi awal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tentang upaya peningkatan pembelajaran passing bawah


dalam permainan bola voli siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon
menggunakan metode tindakan. Data diperoleh melalui proses pengamatan,
dan untuk memperoleh data dengan menggunakan :
1. Lembar penilaian keberhasilan passing bawah bola voli siswa.
2. Lembar observasi untuk siswa.
3. Lembar observasi untuk guru.

17
3.6 Instrumen Penilaian
Instrumen merupakan alat atau fasilitas digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitia tindakan kelas (Classroom Action Research), dan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data ada 3 yaitu :
1. Pedoman Observasi Untuk Guru
Pedoman observasi untuk guru berisi tentang penampilan atau proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat melakukan pembelajaran passing
bawah bola voli. Hasil akhir dari observasi untuk guru berupa nilai yang dapat
dikualifikasikan sebagai kualifikasi kinerja guru, dan catatan tentang proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. Pedoman Observasi Untuk Siswa
Pedoman observasi keberhasilan passing bawah bola voli merupakan
suatu lembar penelitian yang berisi pedoman penilaian hasil atau prestasi
belajar dari semua siswa yang akan diselidiki. Dengan pedoman penilaian ini
dapat diperoleh data-data tentang keberhasilan prestasi belajar passing bawah
bola voli yang berupa nilai. Nilai diperoleh dari hasil evaluasi penilaian sikap
awal, gerakan pelaksanaan, dan perkenaan bola pada penilain passing bawah.

3.7 Teknis Analisis Data


Data berupa angka akan dianalisis dengan analisis deskriptif
komparatif, yakni membandingkan antara kondisi awal dengan perubahan
yang terjadi pada setiap tindakan. Peningkatan yang terjadi akan ditampilkan
dalam bentuk tabel sederhana untuk mendukung deskripsi verbal. Data
kualitatif hasil pengamatan akan dianalisis dengan analisis deskripsi kritis
dengan cara menampilkan data, menghubungkan dan menganalisis secara
sebab akibat (Suwandi, 2008: 70).

3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan


Keberhasilan suatu tindakan ditandai dengan terjadinya perubahan
dan peningkatan hasil belajar. Indikator keberhasilan tindakan dalam
penelitian ini meliputi : a) Perubahan dalam proses pembelajaran yaitu
terjadinya peningkatan sikap siswa terhadap pembelajaran passing bawah bola
voli. b) Peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan
keterampilan passing bawah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon dari
sebelum dilakukan tindakan dan mencapai KKM 75 yang ditetapkan sekolah.
Dengan kata lain kriteria keberhasilan pembelajaran passing bawah bola voli
diajukan dari proses pembelajaran dan hasil yang dicapaii dari proses
pembelajaran tersebut. Dengan kriteria tersebut pembelajaran ini tidak hanya
mengejar hasil yang setinggi-tingginya tetapi juga proses pembelajarannya
harus berjalandengan baik dan benar.

18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi, Subjek dan Data Penelitian

Lokasi Penelitian ini yaitu di SMP Negeri 2 Sibuntuon. Subjek penelitian


ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon yang berjumlah 20 siswa,
yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri. Waktu penelitian mulai tanggal
8 Mei sampai 20 Mei 2023 dan dilaksanakan setiap hari Selasa dan Sabtu disetiap
minggunya. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis data lembar
observasi dan tes unjuk kerja siswa. Data yang diambil adalah mengenai
peningkatan belajar penguasaan passing bawah melalui metode pembelajaran
kooperatif di SMP Negeri 2 Sibuntuon pada Siswa Kelas VII tahun ajaran
2022/2023.

4.2 Hasil Penelitian


Proses penelitian diawali dengan peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran passing bawah bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 2
Sibuntuon. Dalam observasi tersebut ditemukan bahwa hasil belajar keterampilan
passing bawah bola voli masih rendah dibawah KKM mencakup 21,7 % dari
jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon. Selanjutnya peneliti melakukan
peningkatan dalam pembelajaran passing bawah bola voli dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan refleksi dari analisa data yang terkumpul maka hasil tindakan
kelas menunjukkan bahwa pada akhir siklus mengalami peningkatan mutu
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada data hasil unjuk kemampuan
passing bawah bola voli siswa data hasil observasi pembelajaran guru, dan data
hasil observasi terhadap sikap siswa, berikut ini:

1. Siklus I
Pada siklus I tindakan dalam proses pembelajaran passing bawah bola voli
dengan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon sudah tepat. Dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa merasa senang, tidak takut, gembira
melakukan teknik dasar passing bawah bola voli dengan benar. Metode
pembelajaran telah disuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan siswa sehingga siswa merasa mudah melakkan setiap gerakan
yang dilakukan.

19
2. Siklus II
Pada siklus II proses pembelajaran passing bawah bola voli dengan
metode pembelajaran kooperatifsudah lebih baik lagi dan memuaskan. Tindakan
yang diberikan pada siklus II dengan menambah variasi latihan dan
mengkombinasikan menjadikan pembelajaran semakin menarik, siswa melakukan
dengan semangat tinggi dan tidak merasa takut sehingga hasil gerakan teknik
passing bawah bola voli semakin baik, Keterangan pendukung pada lampiran.
Dengan demikian tindakan pada ketrampilan passing bawah bola voli pada siswa
kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon dikatan berhasil. Setelah dilakukan evaluasi
terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus, pendekatan
pembelajaran ini dapt dijadikan sebagai acuan untuk popses pembelajaran
selanjutnya. Sedangkan tindakan yang kurang berhasil diharapkan menjadi telaah
untuk perbaikan dan penyempurnaan. Keberhasilan pembelajaran passing bawah
bola voli dengan metode pembelajaran kooperatif memudahkan guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Siswa termotivasi untuk menunjukkan kemanpuan
terbaiknya.

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian, pembahasan dan hasil


penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah melalui
metode pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon
selama 2 siklus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil pengamatan hasil belajar siswa dari 20 siswa pada
kondisi awal jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 75 baru 4 sampai 6, dan
pada siklus I meningkat menjadi 10 sampai 14 siswa , kemudian pada siklus II,
meningkat menjadi 17 sampai 18 siswa yang mencapai nilai KKM 75 bahkan
lebih. Sehingga ketuntasan klasikal dalam kelas tersebut sudah mencapai lebih
dari 75% siswa yang tuntas belajar.

5.2 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketrampilan passing


bawah bola voli siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon, Bantul mengalami
peningkatan, sehingga dapat diimplikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran,
perlu memberikan variasi pembelajaran (metode, strategi, model atau pendekatan
pembelajaran) agar hasil pembelajaran siswa meningkat dan siswa tertarik
mengikuti materi pembelajaran yang diajarkan guru.

21
5.3 Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon masih
sangat terbatas sehingga belum mampu menuntaskan 100% dari jumlah siswa,
sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut yang dapat menuntaskan.
Yang menjadi hambatan penelitian ini sehingga pada saat yang akan
datang keterbatasan tersebut menjadi bahan penyelesaian pada pembelajaran
selanjutnya. Adapun keterbatasan tersebut adalah waktu, tenaga, pikiran penulis,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus sama, serta pembelajaran ini
sebagai remedial dari pembelajaran senam guling belakang sebelumnya yang
hasilnya belum memcapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum.

5.4 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, disampaikan saran


sebagai berikut.
1. Penelitian ini masih sangat terbatas sehingga belum mampu menuntaskan
100% dari jumlah siswa, sehingga perlu adanya penelitia lebih lanjut.
2. Guru perlu banyak melakukan perbaikan pembelajaran dalam rangka
meningkatkan pencapaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimum.
3. Bagi siswa agar lebih percaya diri dalam mengikuti pembelajaran passing
bawah bola voli maupun materi lainnya, serta membantu teman yang
belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum.
4. Bagi sekolah agar menyediakan dan memperbarui sarana prasarana
Olahraga,sehingga semua siswa dapat terpenuhi dalam melakukan
Olahraga dengan senang.
5. Bagi Guru, agar selalu memberikan motivasi dan membuat Pembelajaran
Pendidikan Jasmani yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
6. Bagi Peneliti, untuk lebih mengembangkan pembelajaran pendidikan
jasmani selain materi passing bawah bola voli.
7. Agar penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan
penelitian bagi peneliti lain dan berusaha mengembangkannya.
8. Perlu bagi guru Pendidikan Jasmani atau calon guru dapat
menggunakanpenelitian ini sebagai bahan masukkan dan memberikan
gambaran dalammengajar permainan bola besar materi passing bawah
bola voli denganmetode pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan
kebutuhan guru.

22
DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwi Jatmiko. (2011). Peningkatan Permainan Pembelajaran Bolavoli


Melalui Pendekatan Pakem Pada Siswa Kelas V A SDIT Alam Nurul
Islam. Skripsi. FIK-UNY.
Agus S. Suryobroto. (2004). Diktat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana
Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK-UNY.
Aip Syarifuddin, (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Asep Kurnia Nenggala. (2007). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Cetakan 1. Bandung : Grafindo media Pratama
Barbara L. Viera, MS; Bonnie Jill Ferguson, MS. (2004). Bola Voli Tingkat
Pemula. (Alih Bahasa: Monti) Jakarta: Dahara Prize Semarang
BSNP (2007). Kurikukum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : BSNP
Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Asa Mandiri
Krismanto (2003). Beberapa Teknis, Model dan Strategi Matematika. Makalah.
Disampaikan dalam rangka pelatihan pengembangan SMU 20 Juli sd 10
Agustus 2003. Depdiknas, Ditjen Dikdasmen PPPG Yogyakarta.
L. Viera, Barbara dan Bonnie Jill Fergusson.(2004).Bola Voli Tingkat
Pemula.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
M. Sobry Sutikno, (2009). Belajar Pembelajaran. Prospeet. Bandung.
M. Yunus. (1992). Olahraga Bola Voli. Jakarta : Departmen Pendidikan dan
Kebudayaan
Martinis Yamin. (2005). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat:
Gaung Persada Press.
Masnur Muslich, (2010). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu
Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

23
Nuril, Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli.Surakarta: Era Pustaka
Utama.
Oemar Hamalik. (1995). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : UNY
PP. PBVSI. (1995). Jenis – Jenis Perminan Bola Voli. Jakarta : PBVSI
Rochiati. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Siti Partini. (1995). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono. (2009). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 1. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Sarwiji Suwandi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Pres Suharno,
H.P. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukintaka, (1991). Teori Bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.

Suharsimi, Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi


Aksara.
Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman, (2005). Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

24

Anda mungkin juga menyukai