Proposal Dea
Proposal Dea
Proposal Dea
PROPOSAL
Oleh :
DEA LENDRA GINTING
NIM : 6213311027
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga proposal dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Passing Bawah
Bola Voli melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 2 Sibuntuon” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Proposal ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan kontribusi dari berbagai belah pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan proposal ini.
Penulis sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar proposal ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tehnik gerak dasar dalam permainan bola voli merupakan faktor yang
sangat penting. Suharno (1981: 51) mengatakan bahwa, penguasaan gerak dasar
bermain bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau
kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping unsur kondisi fisik,
teknik dan mental. Menurut M. Yunus (1992: 68) teknik dalam permainan bola
voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola secara efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil
yang optimal.
1
Pada permainan bola voli, teknik dasar merupakan faktor yang mendasar
yang harus dikuasai oleh siswa SD/MI sampai SMA/SMK. Dengan menguasai
teknik dasar bermain bola voli, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan
bermain bola voli. Menurut pendapat Nuril Ahmadi, (2007: 19). Mengatakan
bahwa Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang
tidak mudah untuk dilakukan setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang
teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli
secara efektif. Teknik dasar bermain bola voli meliputi passing, service, smash
dan block. Passing merupakan teknik dasar bola voli yang berfungsi untuk
memainkan bola dengan teman seregunya dalam lapangan permainan sendiri. Di
samping itu juga, passing sangat berperan untuk mendukung penyerangan atau
smash. Hal ini karena, smash dapat dilakukan dengan baik, jika didukung passing
yang baik dan sempurna.
Passing bawah merupakan teknik gerak dasar yang paling awal diajarkan
bagi siswa atau pemain pemula. Passing bawah dilakukan dengan kedua lengan
untuk dioperkan atau dimainkan di lapangan permainan sendiri. Pada gerakan
teknik passing bawah melibatkan beberapa gerakan dari anggota badan antara
lain: posisi kaki, posisi badan, posisi kedua tangan, dan gerakan lanjut. Bagian-
bagian tubuh tersebut merupakan rangkaian gerakan passing bawah yang tidak
dapat dipisah-pisahkan pelaksanaannya untuk menghasilkan kualitas passing
bawah yang baik dan sempurna. Agar siswa mampu melakukan passing bawah
dengan baik dan benar harus dilakukan pembelajaran yang sistematis dan
terprogram. Seorang guru harus mampu memilih metode latihan yang mudah
dipelajari dan dipahami oleh siswa.
2
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru harus kreatif dalam
menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai cara agar bahan pelajaran yang
disajikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Anggapan Moston yang dikutip
oleh Agus S. Suryobroto (2004: 38-39) bahwa “Mengajar adalah serangkaian
hubungan yang berkesinmbungan antara guru dengan siswa, yaitu: (1) mencoba
mencapai keserasian antara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi, (2) masalah yang bertentangan dengan metode mengajar.”
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil pembelajaran bola voli pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Sibuntuon.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan selama ini kurang bervariasi
sehinggahasil pembelajaran permainan bola voli belum optimal
4
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat
kepada pihak - pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori bagi
peneliti lain dan berusaha untuk mengembangkannya.
2. Manfaat Praktis
a. Sekolah
Dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas proses
kegiatan belajar mengajar, khususnya materi bola voli.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang gaya mengajar yang
sesuai dengan kebutuhan siswa serta dapat memahami hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik siswa
dengan metode pembelajaran kooperatif dalam menyampaikan materi sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan maksimal. Sebagai acuan para
guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatakan kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani.
c. Bagi siswa
Proses pembelajaran permainan bola voli dengan mengunakan metode
pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siwa untuk lebih aktif dalam
termotivasi dalam belajar.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Menurut Agus S Suryobroto (2004:1), pembelajaran jasmani dapat
berjalan dengan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara
lain: guru, siswa, kurikulum, sarana prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang
mendukung, dan penilaian. Berikut akan diuraikan faktor-faktor apa saja yang ada
dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ada di SMA, khususnya untuk
mata pelajaran Penjasorkes.
1) Guru
Salah satu tiga pokok guru yaitu mengajar. Mengajar merupakan perbuatan
yang memerlukan tanggung jawab moral maka keberhasilan pendidikan
siswa secara formal adalah tanggung jawab guru dalam melaksanakan
tugas mengajar.
2) Siswa
7
4) Sarana dan Prasarana
Sehingga sarana prasarana pendidikan jasmani perlu diperhatikan
baik oleh guru pendidikan jasmani maupun pihak sekolah. Keberadaan
sarana prasarana pendidikan jasmani yang tercukupi serta kondisinya yang
layak untuk digunakan, maka dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani akan berjalan lancar tanpa ada hambatan dari faktor sarana
prasarana. Sedangkan keberadaan sarana dan prasarana yang terbatas dan
kondisinya yang tidak layak untuk digunakan akan menyulitkan atau
menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dari
permasalahan sarana dan prasarana tersebut hendaknya guru pendidikan
jasmani harus kreatif dalam memodifikasi sarana prasarana yang ada.
Sehinggga keterbatasan sarana prasarana dapat diatasi oleh guru
pendidikan jasmani.
2. Metode Pembelajaran
Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan metode, menurut M. Sobry
Sutikno (2009: 87), metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Hal senada dikemukakan Aip Syarifuddin
(1992: 185), metode adalah cara atau aturan untuk mencapai tujuan. Suatu metode
atau cara yang dipilih tentunya telah dipikirkan dengan seksama sehingga
merupakan pola tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian metode yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipilih
serta yang dilakukan untuk mencapai hasil yang sebaik- baiknya. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan proses pembelajaran passing bawah bola voli.
Secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar dapat mengarahkan
perhatian siswa terhahadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan
motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri,
guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya.
8
Metode yang diterapkan pada penelitian adalah melalui metode
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan proses pembelajaran passing bawah
siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif bola plastik pada
pembelajaran passing bawah bola voli diharapkan siswa akan:
a. Lebih termotivasi untuk belajar passing bawah bola voli.
b. Meningkatkan frekwensi belajar passing bawah bola voli siswa.
c. Tidak mersakan sakit lagi setelah belajar passing bawah bola voli
9
4. Hakikat Permainan Bola voli
a. Pengertian Permainan Bola voli
10
Gambar 1. Lapangan Bola Voli Mini
Sumber : Tim Bina Karya Guru (2004: 18)
Lapangan permainan bola voli berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran 18 x 9 m, lapangan dibagi dua bagian yang sama besar oleh sebuah garis
tengah yang diatasnya dibentangkan net dengan ketinggian 2,43 m untuk putra
dan 2,24 m untuk putri (M. Yunus, 1992:8).
1) Teknik Passing
Suharno HP. (1979: 15) berpendapat bahwa passing adalah usaha atau
upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik
tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan.
11
Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara:
a) Passing atas
Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan
terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling
berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga
tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan
kurang lebih 45o. bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki
dengan lengan. Sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah
(Nuril Ahmadi, 2007: 25)
b) Passing bawah
Barbara L. Viera (dalam Maharani Kirana P,2013: 19), mengatakan
bahwa “Operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan
tim bila tidak memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima
servis, menerima spike memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan
memukul bola terpantul di net”.
Langkah-langkah saat passing bawah menurut M. Yunus (dalam
Widy Asih Sulastri, 2011: 9-10), yaitu:
(1) Sikap Permulaan
Ambil sikap normal permainan voli, yaitu: kedua lutut
ditekuk dengan sedikit dibongkokkan ke depan, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan
suatu keseimbangan labil agar dapat memudahkan dan lebih cepat
bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu
12
(3) Gerakan Lanjutan
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang
melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap kembali dan
ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidakmelebihi 90o
dengan lengan bahu atau badan.
(1) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit.
Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya
(2) Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan gerakan ke
atas sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90o.
(3) Bola jatuh pada telapak tangan.
(4) Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.
(5) Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan, dan
kaki.
(6) Gerakan ayunan secara keseluruhan terlalu eksplosif sehingga bola lari jauh
menyeleweng.
(7) Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan.
(8) Persentuhan bola dengan lengan bawah terlambat (lebih tinggi dari dada)
sehingga bola arahnya ke atas belakang yang tidak sesuai dengan tujuan
passing.
(9) Bola tinggi yang seharusnya diambil dengan passing atas, dilakukan
dengan passing bawah.
(10) Terlambat melangkah ke samping atau ke depan agar bola selalu terkurung
di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan pemukul.
(11) Pemain malas melakukan passing atas terutama pada wanita setelah
menguasai teknik passing bawah.
(12) Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan datangnya
bola (cepat, lambat, berputar).
(13) Lengan pemukul digerakkan dua kali
(14) Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu.
13
1) Teknik Smash
Pukulan keras atau smash, disebut juga spike, merupakan bentuk
serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh
suatu tim. Pukulan smash banyak macam variasinya. Smash adalah pukulan bola
yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik (Nuril Ahmadi, 2007: 31).
Macam-macam pukulan di dalam smash, antara lain sebagai berikut:
a. Pukulan serangan frontal
Arah pukulan bola atau jalannya bola sebagian besar searah
dengan arah awalan.
b. Pukulan berputar
Arah awalan dan arah pukulan saling membentuk sudut.
c. Pukulan serangan melalui sisi badan
Sisi badan menghadap jaring serta arah awalan dan arah pukulan
juga saling membentuk sudut.
2) Teknik Servis
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan
pembelajaran passing bawah bola voli melalui metode pembelajaran
kooperatif pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon kelas VII melalui
metode pembelajaran kooperatif. Definisi operasional variabelnya adalah
meningkatkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 2 Sibuntuon.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon,
sejumlah 20 terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Subyek penelitian ini
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda yakni ada sebagaian siswa yang
mempunyai kemampuan sedang, rendah, serta sangat rendah sehingga jika
siswa kelas V dirata-rata berkemampuan rendah.
17
3.6 Instrumen Penilaian
Instrumen merupakan alat atau fasilitas digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitia tindakan kelas (Classroom Action Research), dan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data ada 3 yaitu :
1. Pedoman Observasi Untuk Guru
Pedoman observasi untuk guru berisi tentang penampilan atau proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat melakukan pembelajaran passing
bawah bola voli. Hasil akhir dari observasi untuk guru berupa nilai yang dapat
dikualifikasikan sebagai kualifikasi kinerja guru, dan catatan tentang proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. Pedoman Observasi Untuk Siswa
Pedoman observasi keberhasilan passing bawah bola voli merupakan
suatu lembar penelitian yang berisi pedoman penilaian hasil atau prestasi
belajar dari semua siswa yang akan diselidiki. Dengan pedoman penilaian ini
dapat diperoleh data-data tentang keberhasilan prestasi belajar passing bawah
bola voli yang berupa nilai. Nilai diperoleh dari hasil evaluasi penilaian sikap
awal, gerakan pelaksanaan, dan perkenaan bola pada penilain passing bawah.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan refleksi dari analisa data yang terkumpul maka hasil tindakan
kelas menunjukkan bahwa pada akhir siklus mengalami peningkatan mutu
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada data hasil unjuk kemampuan
passing bawah bola voli siswa data hasil observasi pembelajaran guru, dan data
hasil observasi terhadap sikap siswa, berikut ini:
1. Siklus I
Pada siklus I tindakan dalam proses pembelajaran passing bawah bola voli
dengan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon sudah tepat. Dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa merasa senang, tidak takut, gembira
melakukan teknik dasar passing bawah bola voli dengan benar. Metode
pembelajaran telah disuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan siswa sehingga siswa merasa mudah melakkan setiap gerakan
yang dilakukan.
19
2. Siklus II
Pada siklus II proses pembelajaran passing bawah bola voli dengan
metode pembelajaran kooperatifsudah lebih baik lagi dan memuaskan. Tindakan
yang diberikan pada siklus II dengan menambah variasi latihan dan
mengkombinasikan menjadikan pembelajaran semakin menarik, siswa melakukan
dengan semangat tinggi dan tidak merasa takut sehingga hasil gerakan teknik
passing bawah bola voli semakin baik, Keterangan pendukung pada lampiran.
Dengan demikian tindakan pada ketrampilan passing bawah bola voli pada siswa
kelas VII di SMP Negeri 2 Sibuntuon dikatan berhasil. Setelah dilakukan evaluasi
terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus, pendekatan
pembelajaran ini dapt dijadikan sebagai acuan untuk popses pembelajaran
selanjutnya. Sedangkan tindakan yang kurang berhasil diharapkan menjadi telaah
untuk perbaikan dan penyempurnaan. Keberhasilan pembelajaran passing bawah
bola voli dengan metode pembelajaran kooperatif memudahkan guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Siswa termotivasi untuk menunjukkan kemanpuan
terbaiknya.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
21
5.3 Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas pada kelas VII SMP Negeri 2 Sibuntuon masih
sangat terbatas sehingga belum mampu menuntaskan 100% dari jumlah siswa,
sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut yang dapat menuntaskan.
Yang menjadi hambatan penelitian ini sehingga pada saat yang akan
datang keterbatasan tersebut menjadi bahan penyelesaian pada pembelajaran
selanjutnya. Adapun keterbatasan tersebut adalah waktu, tenaga, pikiran penulis,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus sama, serta pembelajaran ini
sebagai remedial dari pembelajaran senam guling belakang sebelumnya yang
hasilnya belum memcapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum.
5.4 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Nuril, Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli.Surakarta: Era Pustaka
Utama.
Oemar Hamalik. (1995). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : UNY
PP. PBVSI. (1995). Jenis – Jenis Perminan Bola Voli. Jakarta : PBVSI
Rochiati. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Siti Partini. (1995). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono. (2009). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 1. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Sarwiji Suwandi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Pres Suharno,
H.P. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukintaka, (1991). Teori Bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
24