Kti Bella
Kti Bella
Kti Bella
Oleh :
BELLA FEBRIANTI
NIM. PO7220117044
i
ii
Oleh :
BELLA FEBRIANTI
NIM. PO7220117044
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari KTI orang lain untuk memperoleh
Yang menyatakan
Bella Febrianti
P07220117044
iii
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
iv
v
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)
Telah Diuji
Pada tanggal 11 Mei 2020
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji :
Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat (……………………...……)
NIDN. 4013106302
Penguji Anggota :
1. Rus Andraini, A.Kp., MPH (……..…………………….)
NIDN. 4006027101
Mengetahui,
Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196508251985503200 NIP. 196803291994022001
v
vi
A. Data Diri :
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir
Balikpapan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Anak dengan Dengue
akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam
penyusunan KTI ini peneliti telah mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan
Kaltim.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III
Kaltim.
vii
viii
Tulis Ilmiah.
7. Seluruh pihak yang terkait yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta, kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan KTI. Akhirnya hanya
kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga memberikan
manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah dihadapan Tuhan.
Peneliti
viii
ix
ABSTRAK
ix
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM…………………………………………………………….ii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
B. Rumusan Masalah............................................................................. 6
1. Pengertian ................................................................................... 8
2. Etiologi ....................................................................................... 8
x
xi
4. Klasifikasi ................................................................................. 14
6. Patofisiologi .............................................................................. 16
8. Penatalaksanaan ........................................................................ 19
9. Komplikasi................................................................................ 20
3. Patway ...................................................................................... 23
3. Falsafah Keperawatan............................................................... 51
xi
xii
A. Pendekatan/Desain Penelitian......................................................... 62
H. Analisis Data................................................................................... 65
B. Pembahasan .................................................................................... 91
1. Pengkajian ................................................................................ 91
xii
xiii
LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
xv
DAFTAR BAGAN
xv
xvi
DAFTAR TABEL
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Fever oleh Hasry Munandar Nilam di RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
Lampiran 4 Dokumentasi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Terpenuhinya hak-hak anak agar
anak. Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan psikis.
Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat
dapat diterapkan dari hal yang terkecil mulai dari pola makan yang sehat dan
yang tinggi adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu
family Flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
terutama Aedes aegypti. Penyakit DHF dapat muncul sepanjang tahun dan
arbovirus yang paling umum muncul di daerah tropis dan subtropis di seluruh
bening, juga menyebabkan rasa sakit diotot dan persendian (Retnowati, 2015).
iklim, diantaranya curah hujan dan suhu. Curah hujan akan mempengaruhi
bertambahnya habitat nyamuk vektor DHF terutama di luar rumah. Suhu yang
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan (Kinansi et al., 2017).
Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DHF.
Jumlah kasus di Amerika pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35
juta kasus, dimana 37.687 kasus merupakan DHF berat (Liza, 2016). Pada
dan 500.000 kasus DHF memerlukan perawatan di rumah sakit dan minimal
kasus DHF di Indonesia pada Januari hingga 31 Oktober 2019, pada tahun
2018 jumlah kasus berada pada angka 65.602 kasus. Per 31 Oktober 2019 di
Provinsi Jawa Barat dengan total 19.240 kasus, Jawa Timur 16.699 kasus,
Jawa Tengah 8.501 kasus, Jakarta 8.408 kasus, Sumatera Utara 5.721 kasus,
dan Januari 2019. Liputan dari Niaga Asia, Dinas Kesehatan Kaltim
mengalami peningkatan dari tahun 2017 sebesar 32,2 % dengan jumlah kasus
DHF tahun 2017 sebanyak 2.237 orang. Jumlah kematian akibat DHF tahun
penderita DHF di bulan januari 2019 sebanyak 265 orang, sebanyak 3 orang
meninggal. Penderita sebanyak 265 orang tersebut tersebar di Samarinda 45
hingga bulan Oktober 2019 jumah DHF di Balikpapan mencapai 2.319 kasus
Balikpapan Utara menjadi daerah dengan kasus tertinggi. Ada lima korban
pada anak-anak, hal ini disebabkan selain karena kondisi daya tahan anak-
anak tidak sebagus orang dewasa, juga karena sistem imun anak-anak belum
dan gejala klinis yang semakin berat yang mengarahkan pada gangguan
pembuluh darah dan gangguan hati dapat mengalami perdarahan hebat, syok
fisiologis terhadap infeksi penyakit pada anak lebih besar. Hal ini terjadi
dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak yang dimulai dari
tindakan keperawatan pada pasien anak dengan DHF yang mengalami risiko
evaluasi tindakan yang sudah dilakukan (Yuniarsih, 2019). Selain itu perawat
keluarga yang lain terkena DHF, bisa juga untuk upaya penanganan keluarga
DHF”.
B. Rumusan Masalah
dengan DHF”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti :
dengan DHF.
pasien.
DHF.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
2019).
2. Etiologi
empat serotipe virus DEN yang sifatnya antigennya berbeda, yaitu virus
dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN 2), virus dengue-3 (DEN 3) dan
virus dengue-4 (DEN 4) (Aji Fajar, 2016). Infeksi dari salah satu serotipe
antibodi yang terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak
tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3/4 serotipe yang
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Hematologi
Sumber gambar : (Mulyadi, 2015)
a. Darah
Karakteristik darah:
1) Warna
2) Vaskositas
3) pH
7.00).
4) Volume
5) Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan
sel-sel darah.
a) Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian
mikroorganisme.
terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (SDM), leukosit atau
sel darah putih (SDP) dan trombosit atau platelet. Sel darah
sedangkan sel darah putih dan trombosit 1%. Sel darah putih
dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai
dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5
fungsi hemoglobin.
globi yaitu alpha (α), beta (β), delta (δ) dan gamma (γ).
3) Trombosit
diameter 2-5 µm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak
sirkulasi darah dan hanya 20% yang disimpan dalam limfa sebagai
cadangan.
2015).
4. Klasifikasi
perdarahan lain.
c. Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
d. Derajat IV Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah
5. Manifestasi Klinis
perdarahan baik yang timbul secara spontan maupun setelah uji torniquet.
c. Hepatomegali
d. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (Siwi, 2015).
b. Muntah
c. Nyeri kepala
d. Nyeri otot dan persendian
a. Nyeri tenggorokan
6. Patofisiologi
melawan virus.
baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa
virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama-tama yang
sakit kepala, mual, nyeri otot pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
(hepatomegali).
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal
jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
5) Protein/albumin : Hipoprotemia
6) GGOT/SGPT : Meningkat
cairan
hari ke 2.
8. Penatalaksanaan
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu
diberikan obat anti piretik dan kompres air biasa. Jika terjadi kejang,
dosis anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg/ IM, anak lebih dari 1
lagi dengan dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu tahun diberikan 50
adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien tanpa ranjatan
cenderung meningkat.
ml/kg BB.
9. Komplikasi
b. Ensefalopati
yang berlebihan.
c. Infeksi
d. Kerusakan hati
e. Kerusakan otak
f. Resiko syok
a. Masalah (problem)
b. Indikator Diagnostik
kategori yaitu:
b) Efek Terapi/Tindakan;
c) Situasional (lingkungan atau personal),
d) Maturasional.
validasi diagnosis.
Kebocoran plasma
DIC
Efusi pleura 4.
Hepatomegali Ascites
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul pada klien anak
a. Hipertermia (D.0129)
1) Definisi
2) Penyebab
Kriteria Mayor :
Kriteria Minor :
b) Objektif :
(2) Kejang
(3) Takikardi
(4) Takipnea
1) Definisi
2) Faktor Risiko
1) Definisi
2) Penyebab
a) Penurunan energi
b) Sindrom hipoventilasi
c) Kecemasan
Kriteria Mayor :
a) Subjektif : Dispnea
b) Objektif :
a) Subjektif : Ortopnea
b) Objektif :
1) Definisi
2) Penyebab
Kriteria Mayor :
b) Objektif :
(1) Tampak meringis
(3) Gelisah
Kriteria Minor :
b) Objektif :
(7) Diaphoresis
1) Definisi
kebutuhan metabolisme.
2) Penyebab
Kriteria Mayor :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
(5) Sariawan
(8) Diare
f. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
1) Definisi
2) Penyebab
Kriteria Mayor :
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Parastesia
b) Objektif :
(1) Edema
(2) Penyembuhan luka lambat
1) Definisi
2) Faktor Risiko
a) Hipoksemia
b) Hipoksia
c) Hipotensi
h. Hipovolemia (D.0023)
1) Definisi
intraseluler.
2) Penyebab
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
1) Definisi
ancaman.
2) Penyebab
Kriteria Mayor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(2) Anoreksia
(3) Palpitasi
(4) Merasa tidak berdaya
b) Objektif :
(4) Diaforesis
(5) Tremor
kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien serta dilandasi kode etik
5 tahap yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang
nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada anak DHF biasa
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapt bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko apabila terdapat
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini
g. Kondisi lingkungan
kamar).
h. Pola kebiaasan
melena.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apkanh sering
terjadi hematuria.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
j. Sistem integument :
2) Kuku sianosis/tidak.
(epistaksis) pada grade II, IIII, IV. Pada mulut didapatkan bahwa
4) Dada
5) Abdomen.
asites.
6) Ekstremitas. Akral dingin, serta menjadi nyeri otot, sendi, serta
2. Diagnosa Keperawatan
intra abdomen)
konsentrasi hemoglobin
penyakit DHF menurut (PPNI, 2018) (PPNI, 2019) adalah sebagai berikut:
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
intensitas nyeri)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
a) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
konsentrasi hemoglobin
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
dilaporkan
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Teraputik
Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Observasi
kehilangan darah
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi dalam pemberian tranfusi darah, jika perlu
2) Kriteria hasil :
3) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
5. Evaluasi Keperawatan
dan evaluasi (Ali, 2014). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang
biasa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) ukuran panjang (cm,
banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel Sedangkan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang terorganisasi dan
secara utuh.
1) Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa.
sekolah.
perkembangan selanjutnya.
tidak akan bisa berjalan sebelum ia berdiri dan ia tidak bisa berdiri
jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan juga mempunyai
nalar, asosiasi dan lain-lain pada anak, sehingga pada anak sehat
tetap, yaitu:
(Soetjiningsih, 2012).
2. Batasan Usia Anak
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap
undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai
3. Falsafah Keperawatan
a. Manusia
membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dari
harga diri. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang
b. Sehat
dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka
c. Lingkungan
d. Keperawatan
yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun
prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan
mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
kembangnya.
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal).
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek
masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara
jelas tentang peran perawat anak. Perawat merupakan salah satu anggota
tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran
b. Sebagai konselor
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
pemecahannya.
c. Melakukan koordinasi atau kolaborasi.
perawat, oleh karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina
e. Sebagai peneliti.
a. Pengertian Hospitalisasi
(Woodford, 2015).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami
b. Dampak Hospitalisasi
tua melalui pemberian rasa kasih sayang. Depresi dan menarik diri
lama.
rasa kehilangan terhadap orang yang terdekat bagi diri anak. Selain
2) Kehilangan kontrol
Hal ini terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal kemampuan
dengan cara negatif, anak akan menjadi cepat marah dan agresif.
Jika terjadi ketergantungan dalam jangka waktu lama (karena
berlari keluar.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
B. Subyek Penelitian
rumah sakit. Kriteria untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Subyek anak terdiri dari 2 orang anak baik laki-laki maupun perempuan
dengan DHF
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui
penular. Pada kasus ini untuk menentukan DHF derajat I dan II dengan
dokter.
Lokasi penelitian pada kasus ini yaitu klien 1 di Rumah Sakit Khusus
Daerah Ibu dan Anak Pertiwi dan klien 2 di RSUD Bangil Pasuruan. Waktu
penelitian pada klien 1 yaitu pada tanggal 18-20 Mei 2018 dan pada klien 2
E. Prosedur Penelitian
kedua klien.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
Sumber data yang didapat bisa dari klien, keluarga atau rekam medik.
instrument utama), keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
H. Analisis Data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil review penelitian dan
pembahasan mengenai asuhan keperawatan klien anak dengan DHF dan gambaran
lokasi umum penelitian, yaitu pada klien 1 di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi dan klien 2 di RSUD Bangil Pasuruan. Pengambilan data
dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 2 klien. Klien 1 hasil penelitian dari
Nilam (2018) dengan judul Asuhan Keperawatan Pada klien Anak “D” Yang
Kekurangan Volume Cairan Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
Pertiwi dan klien 2 hasil penelitian dari Widartin (2017) dengan judul Asuhan
A. Hasil Penelitian
KTI studi kasus serta pengambilan data adalah Rumah Sakit Khusus
Daerah Ibu dan Anak Pertiwi merupakan rumah sakit pemerintah yang ada
ungul dalam pelayanan dan pengelolaan. Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak pertiwi memiliki 8 ruangan rawat inap yang salah satunya
studi kasus serta pengambilan data adalah di Ruang Anak RSUD Bangil
lengkapi dengan tempat tidur matras, kipas angin dan kamar mandi luar.
(Widartin, 2017).
a. Pengkajian
Tabel 4.1
Hasil anamnesis Klien Anak dengan DHF
1) Anamnesa
hari rawat inap, sedangkan klien 2 dilakukan pada hari pertama rawat inap.
pada klien 2 dengan DHF grade II. Keluhan utama pada klien 1 anak
demam ± 4 hari sedangkan pada klien 2 anak mual, muntah 5x dan tidak
mau makan. Pada riwayat penyakit dahulu klien 1 dan klien 2 tidak pernah
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan DHF
Setelah sakit :
RL Infus 1000 cc + Air
Mineral 750 cc + Susu
200 cc, cara minum
dibantu.
6 Eliminasi Sebelum sakit : Di rumah :
BAB 1-2x/hari, warna BAB 1x/hari
kuning, konsistensi BAK 5x/hari
lembek.
BAK 3-4x/hari, warna Di rumah sakit :
kuning, bau amonik. Selama di rumah sakit klien
belum bisa BAB
Saat sakit : BAK 4x/hari.
BAB 2-3x/hari, warna
kuning, konsistensi cair.
BAK 4-5x/hari, warna
kuning, bau amonik.
7 Istirahat Tidur Sebelum sakit : Di rumah :
Tidur siang 2 jam, tidur Selama di rumah pasien
malam 8 jam. jarang tidur siang, malam 8
jam
Saat sakit :
Mandi 3x sehari di seka
pake tissue basah, tidak
ada cuci rambut, belum
ada gunting kuku, gosok
gigi 1x sehari.
9 Aktivitas Sebelum sakit : Di rumah :
Kegiatan sehari-hari Bermain, belajar, sekolah,
bermain. mengaji
umum tidak tercantum, kesadaran tidak tercantum, nilai GCS tidak ada,
x/menit. Nutrisi pada klien 1 sebelum sakit selera makan baik, makan 3x
sehari (nasi, daging, sayur), setelah sakit selera makan kurang, makan 3x
dirumah makan 3x sehari (nasi, lauk, sayur), dirumah sakit pasien tidak
mau makan sama sekali cuma minum air tapi sedikit, di tambah buah apel
klien 1 yaitu sebelum sakit BAB 1-2x/hari BAK 3-4x/hari, saat sakit BAB
5x/hari, dirumah sakit selama di rumah sakit klien belum bisa BAB, BAK
4x/hari. Pada pola istirahat tidur klien 1 dan klien 2 dirumah selama 8 jam
kulit, tidak ada keluhan nyeri, peristaltic usus 24x/menit. Pada klien 2
3) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien 1 Anak dengan DHF
No Parameter Result Ref - Range
1 WBC 8,89 10ˆ3/uL 4,00-10,00
2 Neu# 10ˆ3/uL
3 Lym# 10ˆ3/uL
Mon# 10ˆ3/uL
4
Eos# 10ˆ3/uL
5 Bas# 10ˆ3/uL
6 Neu% %
7 Lym% %
8 Mon% %
9 Eos% %
10 Bas% %
RBC 4,57 10ˆ6/uL 3,50-5,50
11
HGB 12,9 g/dL 12,0-18,0
12 HCT 38,7 % 37,0-54,0
13 MCV 84,8 fL 80,0-100,0
14 MCH 28,3 pg 27,0-34,0
15 MCHC 33,3 g/dL 32,0-56,0
16 RDW-CW 13,0 % 11,0-16,0
17 RDW-SD 42,5 fL 35,0-56,0
PLT L 93 10ˆ3/uL 150-400
18
MPV H 12,1 fL 6,5-12,0
19 PDW 16,7 9,0-17,0
20 PCT 0,112 % 0,108-0,282
21 P-LCC 39 10ˆ3/uL 30-90
22 P-LCR 41,9 % 11,0-45,0
Sumber : Nilam (2018)
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pemeriksaan penunjang klien 1 yaitu
400).
Tabel 4.4
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien 2 Anak dengan DHF
No Pemeriksaan Penunjang Klien 2
Pemeriksaan tgl 08-02-2017
1 Laboratorium Hematologi
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) : 3,85
Neutrofil : 2,5
Limfosit : 0,7
Monosit : 0,5
Eosinofil : 0,0
Basofil : 0,0
Neutrofil % : 65,9
Limfosit % : 19,2
Monosit % : H 13,4
Eosinofil % : L 0,3
Basofil % : 1,0
Eritrosit (RBC) : 5,920
Hemoglobin (HB) : 15,40
Hematokrit (HCT) : 44,10
MCV : L 74,60
MCH : L26,00
MCHC ; 34,90
RDW ; L10,50
PLT : 39
MPV : 7,79
Sumber : Widartin (2017)
155-366).
4) Terapi
Tabel 4.5
Hasil Terapi Klien Anak dengan DHF
No Klien 1 Klien 2
1 RL 12 tpm Infus Asering 5 1500cc/24 jam
Asering 24 tpm Injeksi Omeprazole 2x20 mg
Interhistin 10 mg Injeksi Ondansentron 1x2 mg
Ambroxol 5 mg. Injeksi Antrain 200 mg
Metil prednosolon 1 mg Probiokid 1x1
Vitamin C 1/3 tab 3x1
Paracetamol 3x1 cth.
Sumber : Nilam (2018) & Widartin (2017)
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6
Diagnosa Keperawatan Klien Anak dengan DHF
No Data Etiologi ( Penyebab, Masalah
Tanda & Gejala)
Klien 1
1. Data Subyektif: Arbivirus (melalui nyamuk Kekurangan volume
Ibu klien mengatan aedes aegepty) cairan
anaknya malas minum
Ibu klien mengatakan Beredar dalam aliran darah
anaknya mual muntah
1-2 x Sehari
Data Objektif: Infeksi virus dengue
(viremia)
Klien tampak pucat
Mukosa bibir klien
kering Mengaktifkan sistem
Tampak kelembaban komplemen
kulit klien
Klien tampak kulitnya Membentuk dan
bintik-bintik merah melepaskan zat C3a, C5a
Balance cairan =
(Inteke Cairan-Output PGE, Hipothalamus
Cairan) = 2160 cc-1550
cc = - 610 cc
Hipertermi Peningkatan
PLT: 93 10ˆ3/uL
reabsorbsi Na+ dan H2O
Permeabilitas membran
meningkat
Kebocoran plasma
Membentuk dan
melepaskan zat C3a, C5a
PGE, Hipothalamus
Hipertermi
3 Data Subyektif : Arbivirus (melalui nyamuk Ketidakseimbangan
Ibu klien mengatakan aedes aegepty) nutrisi kurang dari
anaknya malas makan kebutuhan tubuh
Ibu klien mengatakan Beredar dalam aliran darah
anaknya tidak
menghabisikan porsi
makannnya Infeksi virus dengue
Data Objektif : (viremia)
Klien tampak hanya
menghabisikan ¼ porsi Mengaktifkan sistem
makannya komplemen
Klien tampak lemah
Klien nampak Berat Membentuk dan
Badan Ideal (BBI) 25 melepaskan zat C3a, C5a
kg
Klien nampak Berat PGE, Hipothalamus
badan IMT saat ini
21.92 kg
Hipertermi
Peningkatan reabsorbsi
Na+ dan H2O
Permeabilitas membran
meningkat
Kebocoran plasma
Kekurangan volume
cairan
Ke Extravaskuler
Abdomen
Ascites
Mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Klien 2
1. Data Subyektif : Virus Dengue Ketidakseimbangan
Keluarga pasien nutrisi kurang dari
mengatakan, pasien kebutuhan tubuh
mual, muntah 5x, dan Ativasi C3 dan C5
tidak mau makan.
Data Obyektif :
Keadaan umum lemah Viremia
Pasien tampak mual
dan muntah saat makan
Pasien tidak nafsu Hiperthermi
makan
Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 110/70 Mmhg Anoreksia, muntah
N ː 124x/menit
S ː 37,5 °c
RR ː 18x/menit Ketidakseimbangan nutrisi
Wajah klien tampak kurang dari kebutuhan
pucat tubuh
Kesadaran
composmentis
GCS ː 4-5-6
BB ː 20 kg
Klien hanya mau
minum air mineral.
CRT < 3detik
Tidak terpasang NGT
Hasil laboratoriumː
Trombosit ː39 103/uL
Hematokrit ː 44,10 %
Leukosit ː 3,85
Hemoglobin ː 15,40g/dl
Sumber : Nilam (2018) & Widartin (2017)
c. Perencanaan
Tabel 4.7
Perencanaan Klien Anak dengan DHF
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Klien 1
1 Kekurangan volume Noc Nic
cairan berhubungan - Fluid balance Fluid Manajement
dengan kehilangan - Hydration 1. Pertahankan catatan
cairan aktif - Nutritional status : inteke dan output yang
Ds: Food and Fluid akurat
1. Ibu klien 2. Monitor status
mengatakan Kriteria Hasil : dehidrasi (kelembaban
anaknya malas 1. Mempertahankan urine membran mukosa, nadi
minum output dengan usian dan adekuat, tekanan darah
2. Ibu klien BB, BJ urine normal ortostatik) jika
mengatakan 2. Tekanan darah, nadi, diperlukan
anaknya mual suhu tubuh dalam batas 3. Monitor vital sign
muntah 1-2 xSehari normal 4. Dorong keluarga untuk
Do: 3. Tidak ada tanda-tanda membantu pasien
1. Klien tampak pucat dehidrasi, elistisitas makan
2. Mukosa bibir klien turgor kulit baik, Hypovolemia Management
kering membran mukosa 1. Monitor status cairan
3. Tampak lembab, tidak ada rasa termasuk intake dan
kelembaban kulit haus yang berlebihan output
klien 2. Monitor tanda vital
4. Balance cairan = 3. Monitor respon pasien
(Inteke Cairan – terhadap pemberian
Output Cairan) = cairan
2160 cc – 1550 cc 4. Monitor berat badan
= - 610 cc 5. Dorong pasien untuk
5. PLT: 93 10ˆ3/U menambah intake oral
6. Tanda Vita sign 6. Pemberian cairan IV
TD =100/90 mmHg monitor adanya tanda
N = 88 x/menit dan gejala kelebihan
S = 37,8 ºC volume cairan
R = 24 x/menit
7. Klien nampak
Berat badan saat ini
25kg
2 Hipertermi Noc Nic
berhubungan dengan Thermoregulation Faver treatment
infeksi virus dengue Kriteria hail : 1. Monitor suhu sesering
Ds : 1. Suhu tubuh dalam mungkin
1. Ibu klien rentang normal 2. Monitor IWL
mengatakan 2. Nadi dan RR dalam 3. Monitor warna kulit
anaknya demam rentang normal 4. Memonitor tekanan
Do : 3. Tidak ada perubahan darah, nadi, RR
1. Klien nampak warna kulit dan tidak 5. Monitor intake dan
teraba panas ada pusing output
2. Klien tampak 6. Berikan antipiretik
kulitnya bintik- 7. Berikan pengobatan
bintik merah untuk mengatasi
3. Balance cairan = penyebab demam
(Inteke Cairan – 8. Selimuti pasien
Output Cairan) = 9. Kompres pasien pada
2160 cc – 1550 cc lipatan paha dan aksila
= - 610 cc 10. Tingkatkan sirkulasi
4. Suhu: 37.8ºC udara
5. Balance cairannya
kenaikan suhu =
2160 cc -1750 cc =
- 410
6. Tanda Vita sign
TD =100/90 mmHg
N = 88 x/menit
S = 37,8 ºC
R = 24 x/menit
3 Ketidakseimbangan Noc Nic
nutrisi kurang dari Nutrisional status: Natrition Mnagement
kebutuhan tubuh - Nutritional status: food 1. Kaji adanya alergi
berhubungan dengan and fluid intake makanan
intake nutrisi yang tidak - Nutrional status: nurion 2. Anjurkan pasien untuk
adekuat akibat mual intake. meningkatkan protein
dan nafsu makan yang - Weight control dan vitamin C
menurun
Ds : Kriteria hasil : Nutrition Monitoring
1. Ibu klien 1. Adanya peningkatan 1. Monitor lingkungan
mengatakan berat badan sesuai selama makan
anaknya malas dengan tujuan 2. BB pasien dalam batas
makan 2. Berat badan ideal sesuai normal
2. Ibu klien dengan tinggi badan 3. Monitor adanya
mengatakan 3. Mampu penurunan berat badan
anaknya tidak mengidentifikasi 4. Monitor interaksi anak
menghabisi porsi kebutuhan nutrisi atau orang tua selama
makanannya 4. Tidak ada tanda-tanda makan
Do : mal nutrisi 5. Lingkungan selama
1. Klien tampak 5. Menunjukkan makan
hanya menghabisi peningkatan fungsi 6. Monitor turgor kulit
¼ pori makanannya pengecapan dari 7. Monitor mual dan
2. Klien tampak menelan muntah
lemah 6. Tidak terjadi penurunan
3. Klien nampak berat badan yang
Berat Badan Ideal berarti.
(BBI) 25 kg
4. Klien nampak
Berat badan IMT
saat ini 21.92 kg
Klien 2
1 Ketidakseimbangan Tujuan ː Nutrisi klien Intervensi keperawatan
nutrisi kurang dari terpenuhi setelah di lakukan yang disarankan untuk
kebutuhan tubuh tindakan keperawatan menyelesaikan masalah:
berhubungan dengan selama 3x24 jam. Manajemen nutrisi.
anoreksia, mual dan Kriteria hasilː 1. Monitor nutrisi.
muntah. 1. Mual berkurang. 2. Monitor tanda-tanda
2. Nafsu makan vital.
meningkat. Bantuan peningkatan
3. Makan habis 1 porsi. berat badan
4. Berat badan 1. Manajemen berat
tetap/bertambah. badan.
5. Tidak ada edema pada 2. Pemberian makan.
tungkai. 3. Terapi intravena (IV).
4. Interpretasi data
laboratorium.
Sumber : Nilam (2018) & Widartin (2017)
Noc dan intervensi yang akan diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama
ditegakkan.
d. Implementasi
Tabel 4.8
Implementasi Klien Anak dengan DHF
Diagnosa
Keperawatan Jum’at Sabtu Minggu
18 Mei 2018 19 Mei 2018 20 Mei 2018
Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Kekurangan 12.15 13.05 10.00
volume cairan Nic Nic Nic
berhubungan Fluid Manajement Fluid Manajement Fluid Manajement
dengan 1. Mempertahankan 1. Mempertahankan 1. Mempertahankan
kehilangan catatan inteke dan catatan inteke dan catatan inteke dan
cairan aktif output output output
Hasil : Balance Hasil : Balance Hasil : Balance
cairan = (Inteke cairan = (Inteke cairan = (Inteke
Cairan - Output Cairan - Output Cairan – Output
Cairan) = 2160cc- Cairan) = 2160cc- Cairan) = 2510cc-
550cc 550cc 2350cc
= - 610cc = - 610cc = - 160cc
2. Memonitor status 2. Memonitor status 2. Memonitor status
hidrasi hidrasi hidrasi
Hasil: Hasil: Hasil:
Kelembaban: Kelembaban: Kelembaban:
kering kering normal
Membran Membran Membran
mukosa: mukosa: mukosa:
kering kering normal
Balance Balance Balance
cairan = cairan = cairan =
(Inteke Cairan (Inteke Cairan (Inteke
– Output – Output Cairan –
Cairan) = Cairan) = Output
2160cc – 2160cc – Cairan) =
1550cc 1550cc 2510cc –
= - 610cc = - 610cc 2350cc
3. Memonitor tanda- 3. Memonitor tanda- = - 160cc
tanda vital sign tanda vital sign 3. Memonitor tanda-
Hasil: Hasil: tanda vital sign
TD: TD: Hasil:
100/90mmHg 110/80mmHg TD: 120/70
Nadi : 88 Nadi : 83 mmHg
x/menit
x/menit Nadi : 80
Suhu: 37,8ºC Suhu: 37ºC x/menit
RR : RR :
Suhu: 36.5ºC
24x/menit 24x/menit
4. Mendorong RR :
4. Mendorong
keluarga untuk 24x/menit
keluarga untuk
membantu pasien 4. Mendorong
membantu pasien
makan keluarga untuk
makan
Hasil : Ibu klien membantu pasien
Hasil : Ibu klien
melaksanakan makan
melaksanakan
Hypovolemia Hasil : Ibu klien
Hypovolemia
Management melaksanakan
Management
1. Memonitor status Hypovolemia
1. Memonitor status
cairan termasuk Management
cairan termasuk
intake dan output 1. Memonitor status
intake dan output
Hasil : Balance cairan termasuk
Hasil : Balance
cairan = (Inteke intake dan output
cairan = (Inteke
Cairan – Output Hasil : Balance
Cairan – Output
Cairan) = 2160 cc cairan = (Inteke
Cairan) = 2160 cc
– 1550 cc Cairan – Output
– 1550 cc
= - 610 cc Cairan) = 2510 cc
= - 610 cc
2. Memonitor tanda 2. Memonitor tanda – 2350 cc = - 160
vital vital cc
Hasil : Hasil : 2. Memonitor tanda
TD: 100/90 TD: 100/90 vital
mmHg mmHg Hasil :
Nadi : 88 Nadi : 88 TD: 120/70
x/menit x/menit mmHg
Suhu: 37,8ºC Suhu: 37,8ºC Nadi : 80
RR : RR : x/menit
24x/menit 24x/menit Suhu: 36,5ºC
3. Memonitor respon 3. Memonitor respon RR : 24x/i
pasien terhadap pasien terhadap 3. Memonitor
pemberian cairan pemberian cairan respon pasien
Hasil : Klien Hasil : Klien terhadap
nampak malas nampak malas pemberian cairan
minum minum Hasil : Klien
4. Memonitor berat 4. Memonitor berat nampak sudah
badan badan tidak malas
Hasil : Klien Hasil : Klien minum
nampak berat nampak berat 4. Memonitor berat
badan IMT saat ini badan IMT saat ini badan
21.92 kg dan BBI 21.92 kg dan BBI Hasil : Klien
saat ini 25 kg saat ini 25 kg nampak berat
5. Mendorong pasien 5. Mendorong pasien badan IMT saat
untuk menambah untuk menambah ini 33.33 kg dan
intake oral intake oral BBI saat ini 25 kg
Hasil : Hasil : 5. Mendorong
Dilaksanakan Dilaksanakan pasien untuk
6. Memberikan 6. Memberikan menambah intake
terapi IV seperti terapi IV seperti oral
yang ditentukan yang ditentukan Hasil :
Hasil: Hasil: Dilaksanakan
Asering 28 Asering 28 6. Memberikan
tpm tpm terapi IV seperti
Infus RL 24 Infus RL 24 yang ditentukan
tpm tpm Hasil:
Asering 28
tpm
Infus RL 24
tpm
selama 3 hari di rumah sakit pada tanggal 18-20 Mei 2018, sedangkan
pada klien 2 dilakukan selama 3 hari di rumah sakit pada tanggal 08-10
Februari 2017.
e. Evaluasi
Tabel 4.9
Evaluasi Klien Anak dengan DHF
Diagnosa
Keperawatan Jum’at Sabtu Minggu
18 Mei 2018 19 Mei 2018 20 Mei 2018
Klien 1
Kekurangan 13.00 15.05 15.45
volume cairan S: Ibu klien S: Ibu klien S: Ibu klien
berhubungan mengatakan anaknya mengatakan anakanya mengatakan
dengan kehilangan malas minum masih malas minum anaknya sudah
cairan aktif O: Membraan O: Membran mukosa tidak malas minum
mukosa kering kering lagi
A: Masalah belum A: Masalah belum O: Membran
teratasi mukosa baik
teratasi P: Lanjutkan A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi P: Mempertahankan
intervensi Nic intervensi.
Nic Fluid Manajement
Fluid Manajement 1. Mempertahankan
1. Mempertahanka catatan inteke
n catatan inteke dan output
dan output 2. Memonitor status
2. Memonitor hidrasi
status hidrasi 3. Memonitor
3. Memonitor tanda-tanda vital
tanda-tanda vital sign
sign 4. Mendorong
4. Mendorong keluarga untuk
keluarga untuk membantu pasien
membantu makan
pasien makan Hypovolemia
Hypovolemia Management
Management 1. Memonitor status
1. Memonitor cairan termasuk
status cairan intake dan output
termasuk intake 2. Memonitor tanda
dan output vital
2. Memonitor 3. Memonitor
tanda vital respon pasien
3. Memonitor terhadap
respon pasien pemberian cairan
terhadap 4. Memonitor berat
pemberian badan
cairan 5. Mendorong
4. Memonitor berat pasien untuk
badan menambah intake
5. Mendorong oral
pasien untuk 6. Memberikan
menambah terapi IV seperti
intake oral yang ditentukan
6. Memberikan
terapi IV seperti
yang ditentukan
Hipertermia 13.15 14.30 16.00
berhubungan S: Ibu klien S:Iibu klien S: Ibu klien
dengan infeksi mengatakan anaknya mengatakan anaknya Mengatakan
virus dengue demam masih demam anaknya sudah
O: 37,8ºC O: Suhu 37ºC tidak demam lagi
A: Masalah belum A: Masalah belum O: Suhu 36,5ºC
teratasi teratasi A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Mempertahankan
intervensi intervensi intervensi.
Nic Nic
Faver treatment Faver treatment
1. Memonitor suhu 1. Memonitor suhu
sesering sesering mungkin
mungkin 2. Memonitor IWL
2. Memonitor IWL 3. Memonitor warna
3. Memonitor kulit
warna kulit 4. Memonitor
4. Memonitor tekanan darah,
tekanan darah, nadi, RR
nadi, RR 5. Memonitor intake
5. Memonitor dan output
intake dan 6. Memberikan
output antipiretik
6. Memberikan 7. Memberikan
antipiretik pengobatan untuk
7. Memberikan mengatasi
pengobatan penyebab demam
untuk mengatasi 8. Menselimuti
penyebab pasien
demam 9. Menkompres
8. Menselimuti pasien pada
pasien lipatan paha dan
9. Menkompres aksila
pasien pada 10. Mentingkatkan
lipatan paha dan sirkulasi udara
aksila
10. Mentingkatkan
sirkulasi udara
Ketidak 13.30 14.45 16.15
seimbangan nutrisi S: Ibu klien S: Ibu klien S: Ibu klien
kurang dari mengatakan anaknya mengatakan anaknya Mengatakan
kebutuhan tubuh malas makan malas makan anaknya sudah
berhubungan O: Klien tampak O: Klien tampak tidak malas makan
dengan intake hanya menghabisi ¼ hanya menghabiskan ⁄ lagi
nutrisi yang tidak porsi makanannya porsi makanannya O: Klien nampak
adekuat akibat A: Masalah belum A: Masalah belum menghabiskan
mual dan nafsu teratasi teratasi makananya
makan yang P: Lanjutkan P: Lanjutkan A: Masalah teratasi
menurun intervensi intervensi P: Mempertahankan
Nic Nic intervensi.
Natrition Natrition
Mnagement Mnagement
1. Mengkaji adanya 1. Menkaji adanya
alergi makanan alergi makanan
2. Menganjurkan 2. Menganjurkan
pasien untuk pasien untuk
meningkatkan meningkatkan
protein dan protein dan
vitamin C vitamin C
Nutrition Nutrition
Monitoring Monitoring
1. Memonitor 1. Memonitor
lingkungan lingkungan
selama makan selama makan
2. BB pasien dalam 2. BB pasien dalam
batas normal batas normal
3. Memonitor 3. Memonitor
adanya adanya
penurunanberat penurunanberat
badan badan
4. Memonitor 4. Memonitor
interaksi anak interaksi anak
atau orang tua atau orang tua
selama makan selama makan
5. Lingkungan 5. Lingkungan
selama makan selama makan
6. Memonitor 6. Memonitor
turgor kulit turgor kulit
7. Memonitor mual 7. Memonitor mual
dan muntah dan muntah
Klien 2 Hari 1 Hari 2 Hari 3
Ketidakseimbangan Sː Keluarga pasien Sː Keluarga pasien Sː Keluarga pasien
nutrisi kurang dari mengatakan, pasien mengatakan, pasien mengatakan, pasien
kebutuhan tubuh mual, muntah 5x, mual, muntah 3x, dan sudah nafsu makan
berhubungan dan tidak mau tidak nafsu makan. tapi sedikit, mual,
dengan anoreksia, makan. muntah 2x.
mual dan muntah. Oː
O: 1. Keadaan umum Oː
1. Keadaan umum cukup 1. Keadaan umum
lemah 2. Pasien tampak cukup
2. Pasien tampak mual dan muntah 2. Pasien masih
mual dan saat makan tampak mual
muntah saat 3. Pasien tidak nafsu dan muntah
makan makan 3. Pasien nafsu
3. Pasien tidak 4. Tanda-Tanda makan tapi
nafsu makan Vitalː sedikit
4. Tanda-tanda TD ː 90/70 4. Tanda-Tanda
vital : Mmhg Vitalː
TD ː 110/70 N ː TD ː 100/70
Mmhg 80x/ menit Mmhg
N ː S ː 36,5 °c N ː
124x/ menit RR ː 80x/menit S ː
S ː 37,5 °c 22x/ menit 36,5 °c
RR ː 5. Wajah klien RR ː 21x/
18x/ menit tampak pucat menit
5. Wajah klien 6. Kesadaran 5. Wajah klien
tampak pucat composmentis tidak pucat
6. Kesadaran GCS ː 4-5-6 6. Kesadaran
composmentis 7. BB ː 20 kg composmentis
GCS ː 4-5-6 8. Klien hanya mau GCS ː 4-5-6
7. BB ː 20 kg minum air 7. BB ː 20 kg
8. Klien hanya mau mineral. 8. CRT < 2detik
minum air 9. CRT < 3detik 9. Hasil
mineral. 10. Hasil laboratoriumː
9. CRT < 3detik laboratoriumː Trombosit ː
10. Hasil Trombosit ː 290 103/uL
laboratoriumː 154 103/uL Hematokrit ː
Trombosit ː Hematokrit ː 48,70 %
39 103/uL 48,70 % Leukosit ː
Hematokrit ː Leukosit ː 7,90
44,10 % 7,95 Hemoglobin ː
Leukosit ː Hemoglobin ː 17,80 g/dl
3,85 17,70 g/dl A ː Masalah teratasi
Hemoglobin ː A ː Masalah teratasi sebagian
15,40 g/dl sebagian P ː Intervensi di
Aː Masalah belum Pː Intervensi di lanjutkan nomer 2
teratasi lanjutkan nomer 1, 2, dan 3.
Pː Intervensi di 3, 5, 8, 9, 10.
lanjutkan nomer 1, 2,
3, 4, 5, 7, 8, 9,10
Sumber : Nilam (2018) & Widartin (2017)
hari ke-3 perawatan di rumah sakit. Evaluasi pada klien 2 teratasi sebagian.
B. Pembahasan
pada anak klien 1 dan 2 dengan kasus Dengue Hemorragic Fever (DHF) di
Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi 2018 & RSUD Bangil
keperawatan.
1. Pengkajian
tidak mau makan, hal ini sesuai dengan teori. Menurut Aji (2016) yang
terjadi pada penyakit DHF ditandai adanya tidak nafsu makan dan muntah.
demam sudah ± 4 hari dengan suhu tubuh 37,8oC, sedangkan pada klien 2
tidak ada demam dengan suhu tubuh 37,5oC. Menurut Siwi (2015) gejala
klinis utama pada DHF adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung
lidah kotor, bising usus 24x/menit, sedangkan pada klien 2 adanya mukosa
20x/menit. Tanda perdarahan pada klien 1 dan klien 2, yaitu pada klien 1
pada klien 2 terdapat mimisan 2x dan BAB hitam, hal ini dapat terjadi
karna gejala klinis untuk diagnosis DHF, yaitu adanya salah satu bentuk
teori dan kasus. Bahwa gejala perdarahan pada anak DHF klien 1 dan 2
sama dengan teori yaitu klien mengalami perdarahan dibawah kulit atau
petekia, BAB hitam atau melena, mimisan serta mual dan muntah.
persendian, nyeri tenggorokkan, nyeri tekan pada lengkung iga kanan dan
2. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017).
pada klien DHF yaitu hipertermi, pola nafas tidak efektif, nyeri akut,
hipovolemia, perfusi perifer tidak efektif, defisit nutrisi, risiko syok, resiko
pendarahan, ansietas.
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun,
2, yaitu:
dan tanda minor subjektif : merasa lemah dan mengeluh haus dan
tiba-tiba.
Menurut analisa data peneliti tanda dan gejala yang muncul pada
klien 1 diperoleh dari Nilam (2018) yaitu klien malas minum, klien
mual muntah 1-2x sehari, klien tampak pucat, mukosa bibir klien
pada klien 1 didapatkan data mayor (objektif) yaitu mukosa bibir klien
kering. Menurut analisa peneliti untuk menegakkan diagnosa
di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
tanda mayor subjektif (data tidak tersedia) dan data objektif : suhu
tubuh diatas nilai normal. Sedangkan gejala dan tanda minor subjektif
(tidak tersedia) dan data objektif : kulit merah, kejang, takikardi,
Menurut analisa peneliti tanda dan gejala yang muncul pada klien 1
diperoleh dari Nilam (2018) yaitu klien demam, klien teraba panas,
mayor (objektif) yaitu suhu tubuh 37.8oC, dan data tanda minor
(objektif) yaitu klien teraba panas. Menurut PPNI (2017) tanda dan
2015). Hipertermi dapat terjadi karena virus dengue yang telah masuk
tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun dan pada
tanda mayor subjektif (tidak tersedia) dan tanda gejala objektif : berat
gejala dan tanda minor subjektif : cepat kenyang setelah makan, kram
atau nyeri abdomen, nafsu makan menurun dan tanda gejala objektif :
Menurut analisa peneliti tanda dan gejala yang muncul pada klien 1
lemah, berat badan ideal 25 kg, berat badan IMT saat ini 21.92 kg.
(objektif) yaitu berat badan ideal 25 kg, berat badan IMT saat ini 21.92
tanda dan gejala yang muncul diperoleh dari Widartin (2017) yaitu
klien mual, muntah 5x, tidak nafsu mau makan, keadaan umum lemah,
klien tampak pucat, klien hanya mau minum air mineral sedikit saja,
mm3 – 400.000 mm3) dan terdapat bintik-bintik merah di kulit. Pada klien
39.000 mm3 (Normal: 155.000 mm3 – 366.000 mm3), mimisan 2x dan Bab
koagulasi (trombositipeni).
3. Intervensi Keperawatan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
output dengan usian dan bb, bj urine normal, tekanan darah, nadi, suhu
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
yaitu produksi urine normal, kekuatan nadi dan turgor kulit meningkat,
dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun dll), monitor intake dan output cairan, terapeutik:
hitung kebutuhan cairan, edukasi: anjurkan dan berikan minum anak ±2,5
elektrolit.
data pada klien 1 sudah sesuai dengan aspek observasi, terapeutik, edukasi
dan kolaborasi.
dilakukan kepada klien 1 dengan kriteria hasil suhu tubuh dalam rentang
normal, nadi dan rr dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit
memonitor tekanan darah, nadi, rr, monitor intake dan output, berikan
selimuti pasien, kompres pasien pada lipatan paha dan aksila, tingkatkan
nutrisi pada klien 1 meliputi kaji adanya alergi makanan, anjurkan pasien
badan, monitor interaksi anak atau orang tua selama makan, lingkungan
selama makan, monitor turgor kulit, monitor mual dan muntah. Intervensi
3x24 jam dengan kriteria hasil yaitu mual berkurang, nafsu makan
laboratorium.
edukasi.
4. Implementasi Keperawatan
tanggal 18-20 Mei 2018 di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
kulit, memonitor tekanan darah, nadi, rr, memonitor intake dan output,
disusun untuk mengatasi masalah defisit nutrisi terhadap klien 1 dan klien
kulit, memonitor mual dan muntah. Pada klien 2 Widartin (2017) tindakan
yang dilakukan yaitu menimbang berat badan, memberikan terapi,
5. Evaluasi Keperawatan
dan evaluasi (Ali, 2014). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan
cairan aktif adalah teratasi pada hari ketiga pada tanggal 20 Mei 2018
sesuai dengan kriteria perencanaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elistisitas turgor kulit baik,
virus dengue adalah teratasi pada hari ketiga pada tanggal 20 Mei 2018
sesuai dengan kriteria perencanaan suhu tubuh dalam rentang normal, nadi
dan RR dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit (Nilam,
2018).
Evaluasi yang ditemukan setelah dilakukan perawatan selama 3
hari pada klien 1 dan klien 2, masalah defisit nutrisi berhubungan dengan
muntah adalah pada klien 1 Nilam (2018) teratasi pada hari ketiga pada
tanggal 20 Mei 2018 dengan hasil klien tidak malas makan lagi dan klien
teratasi sebagian pada hari ketiga pada tanggal 10 Februari 2017 dengan
hasil klien sudah nafsu makan tapi sedikit, klien masih mual dan muntah
dan klien 2 dengan penyakit Dengue Hemorragic Fever (DHF) dan pembahasan
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapat dari dua kasus yang sama yaitu pada
kasus ditemukan data adanya gejala yang sama yaitu pada klien 1 dan
klien 2 mual, muntah dan tidak mau makan. Namun terdapat perbedaan
pada klien 1 dan klien 2 yaitu pada klien 1, klien demam sudah ± 4 hari
dengan suhu tubuh 37,8oC, sedangkan pada klien 2 tidak ada demam
dengan suhu tubuh 37,5oC. Terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
yaitu baik klien 1 maupun klien 2 saat pengkajian tidak di temukan, nyeri
otot dan persendian, nyeri tenggorokkan, nyeri tekan pada lengkung iga
2. Diagnosa Keperawatan
klien 1 terdapat 6 diagnosa yang tidak muncul yaitu pola nafas tidak
efektif, nyeri akut, perfusi perifer tidak efektif, risiko syok, resiko
pendarahan, ansietas.
Pada klien 2 terdapat 8 diagnosa keperawatan yang tidak muncul
yaitu hipertermi, pola nafas tidak efektif, nyeri akut, hipovolemia, perfusi
3. Intervensi Keperawatan
sesuai dengan diagnosa yang muncul pada klien 1 dan klien 2. Rencana
4. Implementasi Keperawatan
ditegakkan dan sesuai dengan analisa data dengan kebutuhan kedua klien
dengan DHF.
5. Evaluasi
keperawatan yang telah teratasi dengan baik sesuai rencana. Pada klien 2
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Amin, Darul. (2015). asuhan keperawatan demam berdarah dengue pada anak.
http://darulamin11.blogspot.com/2014/11/asuhan-keperawatan-demam-
berdarah.html
Anshori, Budi. (2019). Januari 2019 Tren DBD Meningkat, 265 Kasus dengan 3
Kematian. Samarinda: Niaga.asia.
Candra, Aryu. (2019). Asupan Gizi Dan Penyakit Demam Berdarah/ Dengue
Hemoragic Fever (Dhf). JNH (Journal of Nutrition and Health), 7(2), 23–31.
https://doi.org/10.14710/jnh.7.2.2019.23-31
Setiawanto, Budi. (2019). Kemenkes catat 110.921 kauas DBD hingga Oktober
2019. Jakarta: Antara.news.
Siwi, Pritarani Aulia. (2015). Demam Berdarah Dengue. 3–9.
Yuliastati & Nining. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak.
10. Sabtu, 13 Revisi KTI sudah acc Acc melalui chat Whatsapp
Juni 2020
DOKUMENTASI