ALIP
ALIP
ALIP
Abstrak
Tanaman bayam merah dan kubis ungu merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang
mempunyai banyak manfaat. Salah satu potensi tanaman mimba sebagai antioksidan yang dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kandungan fitokimia, kandungan antioksidant, dan kandungan metabolit sekunder
pada bayam merah dan kubis ungu. Hasil penelitian diperoleh simplisia dengan sampel kubis ungu
memiliki kadar air sebesar 77,3%. Ekstraksi bayam merah menggunakan metode dekok
menghasilkan jumlah ekstrak 120 ml. Pada uji kualitatif sampel kubis ungu positif pada uji
alkaloid. Uji aktifitas antioksidant bayam merah menunjukkan hasil 90,09%. Serta uji total fenol
bayam merah menunjukkan hasil 1.385 mg GAE/g dan pada uji total flavonoid sebesar 167, 45 mg
QE/g.
Kata kunci : Antioksidant, bayam merah, fitokimia, kubis ungu, metabolit sekunder
1. PENDAHULUAN
Tanaman bayam merah (Amaranthus gangeticus L.) berasal dari Amerika,mudah tumbuh
dan tersebar di daerah tropis dan sub tropis di seluruh dunia. Di Indonesiasendiri bayam merah
dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5 –2.000 m dpl, tumbuh di daerah
panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya
agak panas. Sedangkan tanaman kubis (Brassica oleracea) bentuk capitata merupakan tumbuhan
yang berasal dari famili Brassicaceae atau Cruciferae (Rumimper, 2014). Bentuk capitata
menghasilkan kubis ungu maupun kubis putih. Nama latin kubis ungu yaitu Brassica oleracea var.
capitata L.). Kubis ungu dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah dengan rata-rata
curah hujan 850-900 mm dan umur panen berbeda-beda berkisar dari 90 hari sampai 150 hari.
Kubis dapat diperbanyak melalui biji atau setek tunas (Erwin, 2015). Kubis ungu memiliki nama
lain dari berbagai negara, diantaranya yaitu Rode Kool di Belanda, Suitkoll di Afrika, di Perancis
dikenal sebagai Chou Cobus, di Jerman sebagai Kopfkohl dan Purple atau Red Cabbage di Inggris
(Heyne, 1987).
Tanaman bayam merah dan kubis ungu mengandung senyawa bioaktif baik pada bagian
batang, daun maupun akarnya. Menurut (Asif 2012). Hampir semua bagian dari bayam merah dan
kubis ungu mempunyai khasiat obat . Daun bayam merah mengandung senyawa- senyawa bioaktif
diantaranya kandungan flavonoid, betalain, vitamin C, dan juga vitamin A yang merupakan
antioksidan yang poten (Wiyasihati, 2016). Sedangkan kandungan senyawa-senyawa bioaktif kubis
ungu diantaranya isotiosianat, vitamin A,B,C dan antosianin. Antosianin merupakan pigmen alami
pada kubis ungu yang larut dalam air dan bersifat antioksidan (Suhartati, 2021).
Ekstrak daun bayam merah dan kubis ungu mempunyai aktifitas sebagai antioksidan (Balaji
and Cheralathan 2015). Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda atau memperlambat
kecepatan oksidasi bahan-bahan yang terokidasi. Antioksidan dapat menghambat oksidasi lipid
melalaui pengikatan oksigen secara kompetitif, menghambat tahap inisiasi, memblokir tahap
propagasi dengan cara merusak atau mengikat radikal bebas, menghambat catalis atau
menstabilkan hidrogenperoxide (Saeed et al., 1999). Selain bersifat antioksidan daun bayam merah
dan kubis ungu juga bersifat anti bakteri. Menurut (Susmitha et al. 2013) bayam merah dan kubis
2. METODE
2.1. Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi antara lain : Wadah plastic, pisau,
oven, timbangan analitik, blender, hot plate, spektofotometer, beaker glass, erlenmeyer, spatula,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, penjepit kayu, botol kaca.
2.2. Bahan
Sampel tanaman obat meliputi daun bayam merah dan kubis ungu, aquades, alkohol,
etanol, larutan DPPH, klorofoam, asam galat, CH3COOH, H2SO4 AlCl3, Na2CO3.
Berdasarkan data di atas, hasil fitokimia bayam merah menunjukkan positif pada uji
flavonoid dan negative pada uji tannin. Menurut Rahmawati (2021) kandungan kimia bayam merah
yakni alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Sedangkan hasil uji fitokimia kubis ungu
menunjukkan negative pada uji alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin. Sedangkan menurut
Susanti (2019) kubis ungu mengandung flavonoid.
3.4 Uji Antioksidant
Uji antioksidant menggunakan sampel bayam merah, didapatkan hasil warna sampel
sebelum adalah ungu dan warna sesudah menjadi ungu pekat. Serta aktifitas antioksidant sebesar
90,09%. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
%AA = Abs control (DPPH)-Abs sampel × 100%
Abs control DPPH
= 0,0999 – 0,999 × 100%
0,999
= 90,09%
Dimana :
AA : Aktifitas Antioksidant
Abs : Absorbansi
3.5 Kandungan Metabolit Sekunder
Total Fenol
Uji total fenol menggunakan sampel bayam merah didapat hasil kadar total fenol sebesar 1385 mg
GAE/g. Hasil tersebut didapat dari perhitungan sebagai berikut :
Jumlah|1|−3
Rata−rata|¿|
Jumlah|¿|¿
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa simplisia dengan sampel kubis ungu
memiliki kadar air sebesar 77,3%. Ekstraksi bayam merah menggunakan metode dekok
menghasilkan jumlah ekstrak 120 ml. Pada uji kualitatif sampel kubis ungu positif pada uji
alkaloid. Uji aktifitas antioksidant bayam merah menunjukkan hasil 90,09%. Serta uji total fenol
bayam merah menunjukkan hasil 1.385 mg GAE/g dan pada uji total flavonoid sebesar 167, 45 mg
QE/g.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ardanurdin, A. (2014). Uji aktivitas dekok bunga belimbing wuluh sebagai antimikroba
bakteri secara invitro. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 20(1): 30-36.
[2] Asif, M. (2012). Antimicrobial Potential of Azadirachta indica Against Pathogenic Bacteria
and Fungi. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(4), pp.78–83.
[3] Balaji, G. & Cheralathan, M., (2015). Experimental investigation of antioxidant effect on
oxidation stability and emissions in a methyl ester of neem oil fueled DI diesel engine.
Renewable Energy, 74(x), pp.910–916. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.renene.2014.09.019.
[4] Erwin. (2015). Potensi Pemanfaatan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) sebagai
Indikator Asam Basa Alami. Jurnal Kimia Mulawarman. 13(1): 17-22.