Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
untuk SMP Kelas VII
Penulis: Zaim Uchrowi, Ruslinawati
ISBN: 978-602-244-313-1

Bab VI
Bekerja Sama dan
Bergotong Royong

Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu menjelaskan nilai penting kerja sama dan gotong
royong.
2. Peserta didik mampu merespon lingkungannya untuk kerja sama dan
gotong royong.
3. Peserta didik mempraktikkan nilai Revolusi Mental dalam kerja sama
dan gotong royong.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 109


Peta Konsep

Kerja Sama dan


Gotong Royong

Nilai Penting Kerja Sama


dan Gotong Royong

Bekerja Sama
Landasan Kerja Sama
dan Bergotong
dan Gotong Royong
Royong

Revolusi
Mental

Penerapan Kerja Sama


dan Gotong Royong

110 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Jembatan
Suramadu

Madura termasuk bagian dari Provinsi Jawa Timur. Meskipun


demikian, Madura merupakan pulau sendiri yang terpisah dari
Pulau Jawa. Dulu untuk menuju pulau ini perlu menggunakan
kapal menyeberangi Selat Madura. Dari kota Surabaya ada kapal
penyeberangan di Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan
Kamal di Madura.
Itu zaman dulu. Lalu pemerintah pun membangun jembatan
melintasi selat tersebut. Karena menghubungkan Surabaya dengan
Madura, maka jembatan tersebut dinamai Jembatan Suramadu.
Singkatan dari Surabaya Madura. Sejak tahun 2009 mobil bisa
melewati jembatan tersebut untuk menuju ke Madura.
Jembatan sepanjang 5,438 km itu tentu bukan hasil kerja satu
orang, melainkan hasil kerja sama sangat banyak orang. Ada yang
bertugas melakukan survei, ada arsitek, ada perencana sipil, penyedia
baja, semen dan bahan lain, pekerja, ahli pelistrikan, penyedia
keuangan, bahkan petugas keamanan. Semua orang itu bekerja sama
hingga dapat melahirkan jembatan yang indah itu.
Begitu juga jembatan-jembatan lain di Indonesia. Ada jembatan
Merah Putih yang melintasi Teluk Ambon, Jembatan Merah Youtefa di
Jayapura, Jembatan Kelok Sembilan di Sumatra Barat, dan banyak lagi.
Seperti bangunan lainnya, jembatan-jembatan indah itu semuanya
merupakan hasil kerja sama banyak orang.
Maka alangkah baiknya bila kalian juga suka bekerja sama.
Dengan bekerja sama kalian akan memperoleh hasil yang luar biasa,
lebih dari jika mengerjakan sendirian.

Sumber gambar: www.googleusercontent.com/googleusercontent (2020)

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 111


Karya-karya besar seperti jembatan Suramadu hingga jembatan Youtefa seper-
ti telah disebutkan merupakan contoh nyata dari hasil kerja sama dan gotong
royong di masa sekarang. Banyak karya nyata kerja sama dan gotong royong
lainnya yang dapat dicontoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di
antaranya adalah penyelenggaraan Asian Games tahun 2018 yang membuat
Indonesia terhormat di mata warga Asia dan dunia.
Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari. Suasana tertib dan damai di
sekitar tempat tinggal kalian masing-masing, juga merupakan hasil dari kerja
sama dan gotong royong warga. Pencapaian atau sukses setiap orang juga
tidak lepas dari dukungan orang lain dalam bekerja sama. Tidak ada orang
yang sukses tanpa bantuan orang lain, yang berarti juga tidak ada sukses
tanpa kerja sama.

A. Kerja Sama dan Budaya Gotong Royong


Dari penjelasan di atas, kalian tahu tentang kerja sama dan gotong royong. Tapi
tahukah kalian apa pengertian kerja sama dan goyong royong itu? Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerja sama adalah “kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.”
Arti beberapa adalah lebih dari dua, namun tidak banyak. Dengan
demikian kegiatan bersama yang dilakukan oleh lebih dari dua orang dapat
disebut sebagai kerja sama. Kerja sama juga tak hanya dilakukan oleh orang,
namun juga oleh lembaga atau organisasi. Seperti kerja sama antarsekolah
atau kerja sama antarpemerintah.

Gambar 6.1 Kerja sama anggota Pramuka


Sumber: www.i.ytimg.com/i.ytimg (2020)

112 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Adapun pengertian gotong royong adalah “bekerja bersama-sama.”
Bekerja bersama-sama ini tentu juga melibatkan lebih dari dua orang.
Bedanya, gotong royong bukan hanya melibatkan beberapa orang melainkan
juga banyak orang.
Selain melibatkan banyak orang, gotong royong juga untuk tujuan jangka
pendek yang sangat jelas seperti bersama-sama membangun saluran air
atau tempat ibadah. Biasanya hal itu bersifat sukarela dan dilakukan oleh
masyarakat di suatu wilayah.

1. Pengertian Kerja Sama


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
selalu hidup berkelompok dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena tujuan yang sama itulah terjadi kerja sama. Perhatikan sekeliling
kalian! Bangunan sekolah, papan tulis, hingga buku-buku pelajaran. Semua
ada karena manusia bekerja sama. Rumah tempat tinggal masing-masing
dari kita juga ada karena kerja sama. Begitu juga pakaian serta makanan, ada
karena kerja sama.
Tanpa ada kerja sama ke-
hidupan manusia akan sulit
maju dan mungkin manusia
juga sudah punah karena
kalah oleh makhluk lain yang
lebih kuat. Karena kerja sa-
ma maka peradaban manu-
sia berkembang, dan manusia
mampu mengelola alam. Baik
untuk kepentingan manusia
maupun untuk alam semesta.
Kerja sama terjadi karena
ada tujuan bersama. Tujuan
yang tidak dapat dikerjakan Gambar 6.2 Kerja sama dalam olah raga
Sumber: www.mamujupos.com/mamujupos (2020)
sendiri, melainkan harus ber-
sama-sama orang lain. Seperti telah dicontohkan sebelumnya saat bangsa Indo-
nesia membentuk negara. Hal itu tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan
harus bersama-sama.
Untuk membentuk negara, beberapa orang harus bekerja sama lebih dulu.
Seperti merumuskan dasar negara lebih dulu. Lalu beberapa orang menyusun
pemerintahan. Begitu juga kerja sama dalam keluarga. Ibu, ayah, dan anak-
anak dapat melakukan kerja sama misalnya untuk membuat taman, hingga
mendapat hasil bersama yang dikehendaki.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 113


2. Budaya Gotong Royong
Gotong royong merupakan kegiatan bersama masyarakat di sebuah ling-
kungan. Pada umumnya kegiatan tersebut merupakan kerja isik berupa saling
membantu untuk mendirikan rumah, mengerjakan pekerjaan pertanian di
sawah, hingga untuk membangun sarana umum.
Bentuk gotong royong yang paling sering dilakukan adalah kerja bakti
antartetangga untuk membersihkan lingkungan atau membuat sarana dan
prasarana umum, seperti jalan lingkungan atau taman bersama. Semua di-
lakukan secara sukarela, tanpa ada yang dibayar.
Seluruh masyarakat di Indonesia mengenal budaya gotong royong untuk
melakukan pekerjaan berat. Seperti membangun rumah, memanen sawah,
hingga untuk menyiapkan upacara adat yang harus dilakukan suatu keluarga.
Biasanya, keluarga yang dibantu hanya menyediakan makan namun tak perlu
membayar orang yang turut bergotong royong membantunya.
Di setiap daerah memiliki sebutan sendiri untuk gotong royong. Di Jawa
ada sebutan Gugur Gunung serta Sambatan. Orang-orang Bali mengenal istilah
Ngayah. Di tanah Batak ada tradisi Marsiadapari, di Minahasa ada Mapalus,
dan di masyarakat Sunda ada tradisi Rereongan. Semua itu adalah bentuk
gotong royong yang tentu ada di daerah kalian masing-masing.
Gotong royong juga biasa dilakukan untuk kegiatan sosial seperti
membantu suatu keluarga mengadakan acara pernikahan. Demikian juga
untuk mengurus kematian yang terkadang juga perlu upacara. Pernahkah
kalian bersama-sama yang lain membantu suatu keluarga dalam kegiatan
pernikahan atau kematian?
Beberapa kegiatan sosial ekonomi seperti tradisi jimpitan, arisan,
bahkan koperasi juga merupakan bentuk gotong royong. Dengan jimpitan,
warga mengumpulkan beras buat membantu tetangga yang kekurangan.
Melalui arisan, warga bergotong gotong royong menabung. Koperasi men-
jadi sarana bergotong royong yang dapat mencakup banyak kegiatan
ekonomi.

114 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Gambar 6.3 Koperasi, kerja sama dalam ekonomi
Sumber: www.maxmanroe.com/maxmanroe (2018)

Siswa Aktif

Kalian tentu sudah mengenal semua teman di kelas kan? Ternyata tidak
semuanya seberuntung kalian yang semua kebutuhannya bisa terpenuhi
keluarga masing-masing. Ada juga kawan-kawan yang belum sepandai kalian.
Coba bentuk kelompok terdiri atas 5 (lima) siswa, dan diskusikan siapa saja
yang perlu dibantu?

Mungkin ada yang perlu dibantu belajar mengejar ketertinggalannya dalam


belajar di sekolah. Mungkin ada yang kesulitan pergi ke sekolah, siapa tahu
ada yang punya sepeda rusak di rumah lalu diperbaiki bersama-sama untuk
kemudian bisa diberikan padanya. Mungkin ada bagian rumahnya rusak dan
bisa diperbaiki bersama dengan bergotong royong.

Diskusikan dalam kelompok kecil masing-masing. Lalu wakil dari setiap


kelompok berdiskusi bersama, membuat rencana gotong royong apa yang
bisa membantu kawan tersebut. Tuliskan rencana gotong royong tersebut
beserta pembagian tugas bagi setiap siswa.

1. Kerja sama apa yang sekarang tengah kalian lakukan, baik di keluarga
maupun di sekolah? Tuliskan sejelas-jelasnya apa tujuan bersama dalam
kerja sama itu, dan bagaimana usaha meraih hasil bersama tersebut?

2. Apa saja bentuk gotong royong di daerah kalian masing-masing? Gotong


royong apa yang pernah kalian ikuti? Bagaimana perasaan kalian saat
mengikuti gotong royong itu?

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 115


B. Nilai Penting Kerja Sama dan Gotong Royong
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kerja sama adalah kegiatan beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan gotong royong merupakan
kerja bersama-sama banyak orang di suatu masyarakat. Sekarang saatnya
kalian mengenal apa nilai penting dari kerja sama dan gotong royong tersebut.
Terdapat sejumlah nilai penting kerja sama dan gotong royong. Di
antaranya adalah saling memahami, saling menghargai, saling membantu,
saling mengatasi kekurangan, hingga menguatkan kebersamaan. Kelimanya
dapat digambarkan sebagai berikut:

Saling
membantu
Saling
Saling mengatasi
menghargai kekurangan

Nilai Penting
Saling Menguat-
Kerja Sama dan kan keber-
memahami
Gotong Royong samaan

Gambar 6.4 Nilai penting kerja sama dan gotong royong

1. Saling Memahami
Hal mendasar yang perlu dalam bermasyarakat adalah memahami. Tidak
sekadar memahami diri sendiri, namun juga memahami orang lain. Seperti
memahami setiap anggota keluarga, setiap teman dan orang-orang di sekolah,
memahami para tetangga, dan memahami masyarakat luas.
Kerja sama dan gotong royong akan mendorong untuk lebih memahami
sesama. Tidak akan berjalan baik kerja sama serta gotong royong jika tak
memahami satu sama lain. Dengan kerja sama dan gotong royong membuat
setiap orang lebih memahami teman beraktivitasnya.

2. Saling Menghargai
Tak cukup dengan memahami, antaranggota kelompok atau masyarakat juga
perlu saling menghargai. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan

116 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


masing-masing. Semuanya harus dihargai agar terbangun kehidupan
bermasyarakat yang damai.
Kerja sama dan gotong royong juga mendorong antaranggota masyarakat
saling menghargai. Di balik kekurangan masing-masing, setiap orang ternyata
selalu memiliki kelebihan. Kerja sama dan gotong royong mengharuskan
setiap orang lebih menghargai rekannya berkegiatan.

3. Saling Membantu
Saling membantu menjadi ciri dari
kerja sama dan gotong royong. Se-
perti dalam kehidupan masyarakat
kelompok Subak. Mereka membuat
pengaturan air agar semua petani
terbantu.
Begitu juga dalam budaya Marsia-
dapari di Batak. Saat ini warga mem-
bantu mengolah lahan seorang petani,
esoknya petani yang dibantu ganti
membantu petani lainnya, dan sete-
Gambar 6.5 Saling membantu mengatasi
rusnya. Saling bantu dilakukan secara bencana
bergiliran sehingga semua petani dapat Sumber: www.dompetdhuafa.org/dompetdhuafa (2020)

terbantu.

4. Saling Mengatasi Kekurangan


Ini juga merupakan nilai penting kerja sama dan gotong royong. Seperti di
dalam nomor ganda permainan bulu tangkis. Yang bertubuh pendek umumnya
di depan, sedangkan yang tinggi di belakang. Yang depan menghadang
shuttlecock di depan net, yang tinggi melancarkan smash dari belakang.
Saling mengatasi kekurangan juga digambarkan dalam kerjasama seorang
tunanetra dan seorang yang lumpuh. Yang tunanetra dapat menggendong
yang lumpuh atau mendorongnya di kursi roda. Sedangkan yang lumpuh
dapat memberi petunjuk jalan dengan memberi aba-aba

5. Menguatkan Kebersamaan
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Itu ungkapan lama yang perlu
diperhatikan dalam bermasyarakat. Tidak ada pihak yang boleh lebih di-
untungkan atau lebih dirugikan dalam kehidupan bermasyarakat. Manis dan
pahit perlu dirasakan bersama-sama.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 117


Kerja sama dan gotong royong membiasakan untuk memiliki jiwa tersebut.
Semakin sering kerja sama dan gotong royong akan semakin menguatkan rasa
kebersamaan antarwarga. Sikap egois dan mementingkan diri sendiri akan
terkikis melalui kerja sama dan gotong royong. Dengan kerja sama dan gotong
royong, semua akan mendapat manfaat dari menguatnya kebersamaan.

Siswa Aktif

Coba kalian cari contoh kegiatan sehari-hari dari nilai penting kerja sama
dan gotong royong, dan tuliskan di tabel berikut

No Nilai Contoh
Penting Sehari-hari

1 Saling memahami
2 Saling menghargai
3 Saling membantu
4 Saling mengatasi
kekurangan
5 Menguatkan
kebersamaan

C. Landasan Karakter Kerja Sama dan Gotong Royong


Kalian sudah mengenal nilai penting kerja sama dan gotong royong. Tantangan-
nya adalah bagaimana meningkatkan kualitas diri masing-masing dalam kerja
sama serta gotong-royong? Bagaimana kerja sama dan gotong royong tersebut
dapat berjalan lebih efektif atau lebih baik?
Berdasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan telah mengenalkan empat ‘olah’ yang diperlukan dalam
kehidupan, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.
Keempatnya diperlukan untuk membangun kerja sama dan gotong royong
yang baik

1. Olah Hati (Karakter Biru)


Olah hati merupakan karakter yang cinta damai serta kehidupan yang harmonis.
Suka membantu teman, bersikap positif, dan pandai bersyukur menjadi ciri
karakter ini. Karakter ini berhubungan dengan ranah spiritual. Menurut konsep
karakter holistik, olah hati dapat disebut sebagai karakter biru.

118 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Olah hati atau karakter biru dimiliki semua orang. Namun ada orang yang
bercenderungan berkarakter biru disebut tipe plegmatis dalam psikologi, yang
juga selaras dengan kecakapan kultural-spiritual. Olah hati atau karakter biru
membuat mudah kerja sama dan gotong royong.

2. Olah Pikir (Karakter Hijau)


Olah pikir merupakan karakter
yang penuh pertimbangan, hati- Olah Pikir Olah Hati
hati, serta teliti. Inilah karakter
teliti, suka damai,
yang berusaha meraih kesempur-
akademis harmonis
naan baik berdasarkan kebenaran
keagamaan, ilmu, maupun norma-
norma dengan menggunakan ke- Olah Raga Olah Rasa
& Karsa
cerdasan berpikir. Bercita-cita dan
berencana juga menjadi ciri karak- teguh, kreatif,
ter ini. Menurut konsep karakter disiplin komunikatif
holistik, olah pikir dapat disebut
sebagai karakter hijau.
Ada orang yang cenderung berkarakter hijau, meskipun karakter ini
dimiliki semua orang. Orang yang cenderung berkarakter hijau disebut tipe
melankolis dalam psikologi, yang juga selaras dengan kecakapan intelektual.
Olah pikir atau karakter hijau membuat kerja sama dan gotong royong lebih
terencana.

3. Olah Raga (Karakter Kuning)


Olah raga bukan hanya olah isik melainkan juga merupakan karakter tekun
dan disiplin yang biasanya dipunyai oleh para olahragawan. Inilah karakter
yang teguh dan bermental kuat. Bekerja keras serta fokus pada tujuan juga
menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik, olah raga dapat
disebut sebagai karakter kuning.
Setiap orang pada dasarnya memiliki karakter kuning, walaupun
ada orang tertentu yang kuat dalam karakter ini. Orang yanag cenderung
berkarakter kuning disebut tipe koleris dalam psikologi, yang juga selaras
dengan kecakapan mental-isikal. Olah raga atau karakter kuning membuat
kerja sama dan gotong royong lebih berhasil.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 119


4. Olah Rasa dan Karsa (Karakter Merah)
Olah rasa dan karsa merupakan karakter yang komunikatif, kreatif, serta
antusias atau bersemangat. Pandai bergaul, bermasyarakat dan menggalang
kerja sama juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik,
olah rasa dan karsa dapat disebut sebagai karakter merah.
Karakter merah dimiliki setiap orang. Namun memang ada orang yang
cenderung lebih berkarakter merah. Orang seperti itu disebut tipe sanguinis
dalam psikologi, yang juga selaras dengan kecakapan emosi-sosial. Olah rasa
dan karsa atau karakter merah membuat kerja sama dan gotong royong lebih
bersemangat dan kreatif.

Siswa Aktif
1. Kenali dirimu sendiri, apa karaktermu yang paling menonjol untuk
dijadikan landasan bekerja sama dan bergotong royong? Karakter biru,
hijau, kuning, atau merah? Cermati ciri-ciri dari keempat karakter
tersebut di atas. Kenali juga karakter utama masing-masing anggota
keluargamu di rumah.

2. Diskusikan dengan teman-temanmu di sekolah.

D. Revolusi Mental
Pernah mengenal istilah Revo-
lusi Mental? Jika belum, inilah
saatnya kalian mengetahui ser-
ta memahaminya agar dapat
mengambil manfaatnya guna
meraih sukses kalian masing-
masing.
Istilah Revolusi Mental di-
kemukakan pertama kali oleh
Presiden Soekarno, yakni da-
lam pidato kenegaraan tanggal
17 Agustus 1956. Masyarakat
dunia mengenal istilah revo-
lusi isik dan revolusi sosial Gambar 6.6 Presiden Joko Widodo bangkitkan Revolusi
untuk merebut atau mengubah Mental
Sumber: www.koransulindo.com/koransulindo (2017)
kekuasaan. Bangsa Indonesia

120 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


saat itu sudah merdeka. Bukan revolusi isik atau revolusi sosial yang di-
perlukan, melainkan revolusi mental.
Bangsa-bangsa maju adalah bangsa-bangsa yang memiliki mental atau
jiwa kuat, bukan yang bermental lemah. Bung Karno, sebutan dari presiden
itu, tidak ingin bangsa Indonesia memiliki mental yang lemah. Perlu langkah
besar atau revolusi untuk mengubah mental bangsa dari mental lemah
menjadi mental kuat.
Presiden Joko Widodo mengenalkan kembali istilah itu dengan membentuk
Gerakan Revolusi Mental. Gotong royong menjadi bagian dalam gerakan ini,
karena gotong royong dipandang sebagai salah satu mental yang diperlukan
bangsa Indonesia untuk maju. Untuk melaksanakan gerakan ini, Presiden
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 12 Tahun 2016.

1. Konsep Revolusi Mental


Seperti disebutkan di atas, istilah revolusi mental dilahirkan oleh Presiden
Soekarno atau Bung Karno. Saat itu dikatakan bahwa “Revolusi mental adalah
suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia
baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali,
berjiwa api yang menyala-nyala."
Indonesia saat itu telah mengalami revolusi isik, yakni revolusi
kemerdekaan pada tahun 1945. Belum sepuluh tahun merdeka, semangat
revolusi di masyarakat dipandang menurun. Padahal tujuan kemerdekaan
untuk mewujudkan masyarakat adil makmur belum terpenuhi.
Presiden Soekarno mengajak seluruh bangsa melakukan revolusi lagi.
Bukan revolusi isik, melainkan revolusi mental. Untuk membangun bangsa,
yang diperlukan bukan hanya membangun isik seperti jalan, jembatan,
pelabuhan dan gedung-gedung saja, namun juga membangun mentalnya agar
seluruh bangsa memiliki mental yang kuat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi berarti “Perubah-
an yang cukup mendasar dalam suatu bidang.” Sedangkan mental adalah
“Bersangkutan dengan batin atau watak manusia” Dengan demikian revolusi
mental berarti perubahan yang mendasar mengenai batin atau watak manusia
yang dilakukan dengan mengubah pola pikirnya secara mendasar.
Sekitar 70 tahun setelah Indonesia merdeka, Presiden Joko Widodo
membangkitkan kembali gerakan revolusi mental ini. Gerakan ini diperjelas
dengan merumuskan tiga elemen atau unsurnya. Ketiga elemen tersebut
adalah integritas, etos kerja, serta gotong royong, yang saling berhubungan
satu sama lainnya.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 121


GOTONG
INTEGRITAS ROYONG ETOS KERJA

Gambar 6.7 Gerakan Revolusi Mental

2. Integritas dan Etos Kerja


Integritas merupakan elemen pertama dari Gerakan Revolusi Mental.
Integritas memiliki banyak pengertian yang berhubungan satu sama lainnya.
Di antaranya adalah jujur. Jadi seorang berintegritas adalah seorang yang
jujur, tidak berbohong, tidak pula korupsi. Selain itu, integritas juga berarti
konsisten.
Kata-kata seorang berintegritas selalu sesuai dengan perbuatannya.
Kalau mengatakan A, juga akan melakukan A. Bukan perbuatan lainnya.
Seorang berintegritas juga akan mengikuti aturan, berbuat sesuai posisi atau
wewenangnya, dan selalu menjunjung kebenaran. Hal itu selaras dengan sila
pertama Pancasila, yakni sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Etos kerja merupakan elemen kedua dari Gerakan Revolusi Mental.
Etos kerja berarti “semangat kerja”. Seorang dengan etos kerja tinggi adalah
orang bersemangat kerja tinggi. Seorang yang disiplin, tekun, serta pantang
menyerah. Dalam revolusi mental, etos kerja yang tinggi ini berlandaskan
pada integritas yang kuat.
Bangsa-bangsa maju adalah bangsa-bangsa yang memiliki etos kerja yang
tinggi. Demikian pula orang-orang yang sukses. Mereka selalu memiliki etos
kerja yang tinggi. Mentalitas dengan etos kerja yang tinggi itu perlu dimiliki
oleh semua orang di Indonesia. Hal tersebut selaras dengan sila kedua
“Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila ketiga “Persatuan Indonesia”
dalam Pancasila

122 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


3. Gotong Royong dalam Revolusi Mental
Gotong royong merupakan
elemen ketiga dalam Revolusi
Mental. Inilah mental terakhir
yang diperlukan bagi bangsa
Indonesia untuk maju, setelah
integritas dan etos kerja. Dengan
elemen ini, masyarakat terus
mempertahankan dan menguat-
kan jiwa “bekerja bersama-
sama, tolong menolong, serta
bantu-membantu” antarsesama.
Jiwa gotong royong inilah
yang menjadi salah satu ciri
utama bangsa Indonesia. Ciri Gambar 6.8 Etos kerja kunci kesuksesan
Sumber: www.jakartamrt.co.id/jakartamrt (2020)
utama ini menjadi kekuatan
tersendiri bangsa Indonesia dibanding banyak bangsa lain saat mengalami
kesulitan. Kecenderungan untuk saling menolong dan saling membantu
antarwarga biasanya malah makin terlihat di masa-masa sulit, seperti masa
sulit menghadapi pandemi virus Covid-19 maupun saat-saat bencana.
Dalam situasi sulit seperti itu, antarwarga malah saling membantu.
Itulah sebabnya bangsa Indonesia dipandang memiliki solidaritas atau
kesetiakawanan yang tinggi. Gerakan Revolusi Mental mengingatkan bahwa
jiwa gotong royong itu perlu terus diperkuat, dilandasi dengan integritas atau
kejujuran serta etos atau semangat kerja yang tinggi.
Secara langsung, gotong royong merupakan sila keempat “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”
dan sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dalam
Pancasila. Dengan elemen gotong royong tersebut, lengkaplah Revolusi Mental
sebagai perwujudan lima sila pada Pancasila. Hal tersebut akan memudahkan
Indonesia untuk maju, dan membuat setiap warganya mudah meraih sukses
masing-masing.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 123


Siswa Aktif

Cobalah cari cara untuk meningkatkan elemen Revolusi Mental dalam diri kalian.
Salinlah tabel di bawah ini di buku masing-masing, serta isi setiap elemennya!

Cara Meningkatkan dalam


Elemen
Diri Kalian

Integritas 1. ……..........………..........…

2. ……..........………..........…

3. ……..........………..........…

Etos Kerja 1. ……..........………..........…

2. ……..........………..........…

3. ……..........………..........…

Gotong Royong 1. ……..........………..........…

2. ……..........………..........…

3. ……..........………..........…

E. Penerapan Kerja Sama dan Gotong Royong


Kalian sudah memahami betapa penting kerja sama dan gotong royong dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak ada kemajuan tanpa kerja sama dan gotong
royong. Tantangannya adalah bagaimana menerapkan kerja sama dan gotong
royong itu secara nyata di lingkungan keluarga, di sekolah, di masyarakat,
hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Tanpa kerja sama dan gotong royong, keluarga, lingkungan sekolah, mas-
yarakat hingga bangsa dan negara tidak akan menjadi keluarga, lingkungan
sekolah, masyarakat, serta bangsa dan negara yang baik. Hal tersebut membuat
cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
tidak terpenuhi. Karena itu, kerja sama dan gotong-royong perlu dilaksanakan
secara nyata.

124 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Di Di
lingkungan lingkungan
sekolah masyarakat

Di
Di Penerapan
lingkungan
lingkungan
keluarga
Kerja Sama dan bangsa dan
negara
Gotong Royong

1. Di Lingkungan Keluarga
Yang harus dilakukan pertama adalah memahami seluruh anggota keluarga.
Dimulai dari memahami apa karakter dasar masing-masing anggota keluarga,
seperti karakter biru, hijau, kuning, dan merah. Pengenalan karakter tersebut
membantu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga
dapat saling membantu.
Selanjutnya adalah memahami peran dan tugas masing-masing yang telah
disepakati bersama. Seperti tugas untuk belajar bagi siswa, termasuk belajar
mandiri mengurus keperluan sendiri di rumah. Hal tersebut membantu
anggota keluarga lain untuk dapat fokus menyelesaikan tugasnya masing-
masing.
Selanjutnya adalah membantu anggota-anggota keluarga lain dalam
menyelesaikan tugas di rumah. Semakin banyak dapat membantu akan lebih
baik, dengan berusaha untuk tetap mandiri menyelesaikan tugas sendiri.
Selain itu, membangun kebersamaan dalam keluarga seperti berbincang
bersama, bersilaturahmi keluarga, berekreasi, hingga menyelesaikan bersama
pekerjaan bersama keluarga juga menguatkan kerja sama dan gotong royong
di keluarga.

2. Di Lingkungan Sekolah
Memahami karakter dasar teman-teman sekolah, guru, hingga pekerja di
sekolah merupakan awal yang baik untuk membangun kerja sama dan gotong
royong di sekolah. Dengan memahami karakter dasarnya, seperti biru, hijau,
kuning, dan merah, membuat prasangka yang tidak perlu akan dapat diatasi.

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 125


Dengan memahami karakter dasar masing-masing, saling bantu
antarwarga sekolah baik guru, tenaga pendidik, hingga para siswa juga lebih
mudah terjadi. Seperti memahami cara belajarnya. Seorang berkarakter biru
suka belajar dengan gambar, yang berkarakter hijau suka diterangkan, yang
berkarakter kuning suka belajar dengan peraga, dan yang berkarakter merah
suka belajar secara interaktif.
Dengan pemahaman itu kerja sama dan gotong royong dalam hal apapun
di sekolah akan lebih mudah diwujudkan. Semua paham bahwa tim yang baik
perlu ada wakil dari setiap karakter yang kuat. Dengan demikian, kelompok-
kelompok yang dibentuk di sekolah baik berupa kelompok belajar maupun
kelompok lainnya akan selalu diwakili dari karakter yang berbeda secara
lengkap.

3. Di Lingkungan Masyarakat
Rutin berpartisipasi dalam kegiatan warga merupakan bentuk nyata
penerapan kerja sama dan gotong royong di masyarakat. Berpartisipasi
tersebut perlu dilakukan baik dalam kegiatan bersama untuk membangun
sarana lingkungan, kegiatan sosial, upacara adat, acara keagamaan, hingga
kegiatan menyangkut hari-hari besar nasional.
Pendekatan karakter juga membantu dalam berkegiatan bersama ter-
sebut. Seperti dalam menyelenggarakan kegiatan masyarakat, seorang ber-
karakter kuning tepat untuk menjadi koordinator, merah untuk merancang
dan mengisi acara, biru buat mengakrabkan semua peserta, dan hijau yang
membuat rencana kegiatan bersama secara terinci.
Pendekatan karakter tentu tidak cukup, melainkan juga harus dikaitkan
dengan kemampuan nyata atau keahlian setiap orang yang terlibat. Sebab yang
terpenting dalam kerja sama dan gotong royong adalah saling memahami,
saling menghargai, saling membantu, saling mengatasi kekurangan, serta
menguatkan kebersamaan.

4. Di Lingkungan Bangsa dan Negara


Salah satu penerapan kerja sama dan gotong royong untuk bangsa dan nega-
ra adalah berpartisipasi dalam pesta demokrasi seperti pemilihan presiden,
pemilihan kepala daerah, hingga pemilihan anggota legislatif bagi setiap war-
ga yang telah dewasa. Kegiatan berdemokrasi merupakan salah satu bentuk
gotong royong di lingkungan bangsa dan negara. Kesadaran itu perlu dimiliki
sejak dini.

126 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Gambar 6.9 Untuk bangsa dan negara
Sumber: www.mirroradvertising.id/mirroradvertising (2020)

Belajar membiasakan diri untuk selalu bekerja sama dengan kawan-


kawan, tidak mementingkan diri sendiri, juga menjadi penerapan kerja sama
dan gotong royong di lingkungan bangsa dan negara bagi pelajar. Hal itu
perlu dimulai dengan saling memahami, menghargai, dan saling membantu
antarsesama. Selanjutnya adalah berusaha berprestasi sebaik mungkin di
berbagai bidang.
Kebiasaan sederhana itu akan melatih setiap pelajar untuk selalu kerja
sama dan gotong royong dalam kehidupannya. Hal tersebut menjadi modal
untuk selalu bekerja sama serta bergotong royong dalam membangun bangsa
dan negara setelah dewasa kelak.

Siswa Aktif
Apa yang akan kalian lakukan untuk meningkatkan partisipasi kalian
dalam kerja sama dan gotong royong di berbagai lingkungan ini? Salinlah
tabel berikut di buku masing-masing, dan tuliskan rencana kalian!

Upaya Meningkatkan Partisipasi


No Lingkungan
Kerja Sama dan Gotong Royong

1 Keluarga
2 Sekolah
3 Masyarakat
4 Bangsa dan
negara

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 127


Ringkasan Materi

Kerja sama berarti usaha beberapa orang untuk mencapai tujuan


1 bersama. Sedangkan gotong royong adalah kerja sama banyak
orang secara sukarela.

Nilai penting kerja sama dan gotong royong adalah saling

2 memahami, saling menghargai, saling membantu, saling mengatasi


kekurangan, serta menguatkan kebersamaan.

Olah hati (karakter biru), olah pikir (karakter hijau), olah raga

3 (karakter kuning), serta olah rasa dan karsa (karakter merah) akan
memperkuat kerja sama dan gotong royong.

Untuk sukses perlu mental kuat. Indonesia pun meluncurkan


4 Gerakan Revolusi Mental untuk memperkuat bangsa melalui
integritas, etos kerja, serta gotong royong.

5 Kerja sama dan gotong royong harus terus diperkuat di keluarga, di


sekolah, di masyarakat, juga pada bangsa dan negara.

Releksi

Lidi yang diikat menjadi sapu akan lebih kuat dan lebih bermanfaat dibanding
banyak lidi yang terpisah-pisah. Seperti itulah manfaat kerja sama maupun
gotong royong yang sudah sangat berakar dalam budaya bangsa Indonesia.

Saling memahami, saling menghargai, saling membantu, saling mengatasi


kekurangan, serta membangun kebersamaan merupakan nilai penting kerja
sama dan gotong royong. Hal tersebut dapat dimulai dari memahami karakter
kawan atau orang di sekitarmu, seperti karakter biru, hijau, kuning, dan
merah tersebut.

Pernahkah kalian bekerja sama dengan kawan yang karakter dasarnya


berbeda dengan karakter kalian sendiri? Bagaimana kalian bersikap pada
kawan yang berkarakter berbeda itu, dan apa manfaat yang kalian rasakan
dengan bekerja sama dengan mereka?

128 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII


Tautan Pengayaan

Untuk memperkaya pembelajaran bekerja sama dan bergotong royong ini


silakan pindai tautan berikut:

Video motivasi - Belajar Filosoi Semut (Uda Jose)


https://www.youtube.com/watch?v=6AdJd373BKk

Gotong royong pasca bencana | Part 1 (Chintya Tengens)


https://www.youtube.com/watch?v=VwbeiYUbpwI

Tari Ratoh Jaroe dari Indonesia, untuk Indonesia | Opening


Ceremony Asian Games 2018 (Surya Citra Televisi (SCTV)
https://www.youtube.com/watch?v=W7QL7MBC2dM

Uji Kompetensi

1. Keluarga Andi termasuk keluarga mampu. Ayah dan ibunya bekerja.


Ia hanya punya satu saudara, yaitu Lala adiknya. Andi dan Lala punya
kamar sendiri di rumah mereka yang cukup besar. Ada asisten rumah
tangga yang selalu membantu mereka, mulai dari merapikan tempat
tidur, menyapu dan mengepel lantai, menyiapkan pakaian, menyiapkan
makan, menata taman, dan banyak lainnya. Lalu asisten rumah tangga
itu pamit pulang selama sebulan karena keluarganya sakit. Apa yang
perlu dilakukan keluarga Andi?

2. Liburan sudah mendekat. Sekolah berencana untuk melakukan wisata


bersama keluar kota. Seluruh siswa diharapkan dapat mengikuti tamasya
tersebut agar terbangun kebersamaan bagi semua. Setiap siswa yang
ingin ikut diminta membayar biaya wisata sesuai kebutuhan. Semuanya
setuju. Tetapi beberapa orang siswa memilih tidak ikut karena tak mampu
membayar biaya itu. Apa yang perlu dilakukan untuk kebaikan bersama?

3. Para remaja di suatu kompleks perumahan hendak menggelar pesta


kesenian di lingkungannya. Setiap RT diminta mengirimkan wakilnya
untuk menggelar acara tersebut. Bagaimana caranya agar panitianya
tidak didominasi anak-anak tertentu saja, namun bisa melibatkan wakil
dari seluruh remaja setempat?

Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong 129

Anda mungkin juga menyukai