22-052 Hanif Febrio - Laporan Kacang Kedelai
22-052 Hanif Febrio - Laporan Kacang Kedelai
22-052 Hanif Febrio - Laporan Kacang Kedelai
LAPORAN
OLEH :
Hanif Febrio
220301052
AGROTEKNOLOGI 1
FAKULTAS PERTANIAN
2023
i
ii
LAPORAN
OLEH :
Hanif Febrio
220301052
AGROTEKNOLOGI 1
Laporan sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Menuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
FAKULTAS PERTANIAN
2023
ii
iii
NIM : 220301052
Kelas : AGT – 1
Mengetahui
Dosen Penanggug Jawab
iii
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
KEDELAI (Glycine max L.)” yang menjadi salah satu syarat untuk memenuhi
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
praktikum Dasar Agronomi dan selaku dosen mata kuliah dasar agronomi serta
abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Iklim ................................................................................................................. 4
Tanah ............................................................................................................... 6
HASIL ............................................................................................................... 11
PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
KESIMPULAN .................................................................................................... 12
KESIMPULAN ................................................................................................. 12
SARAN ............................................................................................................. 12
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pemanfaatan sumber daya alam hayati yang dilakukan oleh manusia dengan
Kedelai (Glycine max (L.) Merr) menjadi komoditas pangan yang telah
lama dibudidayakan di Indonesia, yang saat ini tidak hanya diposisikan sebagai
bahan bakuindustri pangan, namun juga ditempatkan sebagai bahan baku industri
non-pangan. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain tempe, tahu, es krim,
susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak, dan bahan baku
permintaan kedelai didalam negeri. Selain itu, manfaat kedelai sebagai salah satu
pangan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, karena merupakan sumber protein
nabati yang relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya seperti daging,
susu, dan ikan. Kadar protein biji kedelai lebih kurang 35%, karbohidrat 35%, dan
lemak 15%. Di samping itu, kedelai juga mengandung mineral seperti kalsium,
Indonesia. Kedelai mengandung nilai gizi yang tinggi, kandungan gizi kedelai
1
2
sangat bermanfaat bagi kesehatan salah satu contohnya kedelai dapat mencegah
kanker. Selain itu kedelai dapat di olah untuk berbagai bahan pangan seperti tauge,
berbagai olahan, seperti tempe & tahu. Indonesia mempunyai banyak varietas
kedelai, varietas lokal atau impor. Meningkatnya konsumsi kedelai tersebut sangat
dipengaruhi oleh pemilihan varietas dari kedelai tersebut. Tetapi hanya beberapa
varietas saja yang dapat diolah dalam industri pengolahan kedelai, khususnya
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
(Birnadi, 2014).
akarnya terdapat bintil akar yang merupakan simbiosis antara akar dengan bakteri
Rhizobium japonicum. Bintil akar terbentuk akibat rangsang pada permukaan akar
yang menyebabkan bakteri dapat masuk kedalam akar dan berkembang dengan
tanaman, tetapi pada kondisi normal jumlah buku berkisar 15 – 20 buku dengan
jarak antar buku berkisar 2 – 9 cm. Batang kedelai ada yang becabang dan ada pula
yang tidak bercabang, bergantung dari karakteristik varietas, akan tetapi umumnya
Daun tanaman kedelai (Glycine max L.) mempunyai empat tipe daun yaitu
kotiledon atau daun biji, dua helai atau daun primer sederhana, daun bertiga, dan
juga daun profila. Daun primer sederhana berbentuk oval dengan tangkai daun
3
4
Tanaman kedelai (Glycine max L.) memiliki bunga sempurna, yaitu dalam
satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik). Warna bunga putih bersih atau ungu muda. Bunga tumbuh pada ketiak daun
dan biasanya terdapat 3 – 15 kuntum bunga, namun sebagian besar bunga rontok,
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya
bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap
kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,
bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika
dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar
(Hanafi, 2019).
Iklim
memiliki curah hujan yang minimumnya berkisar sekitar 800 mm pada masa
4
5
resisten terhadap daerah yang agak kering kecuali selama pembungaan kedelai
jagung. Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi dampak
perubahan iklim, seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran musim,
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar
peranannya dalam mendukung ketersediaan air, terutama pada lahan tadah hujan
dan lahan kering Curah hujan yang melebihi batas akan mengakibatkan
yang paling cocok adalah daerah – daerah yang mempunyai suhu udara antara 25°-
27° C, kelembaban udara rata – rata 65 %, dan juga penyinaran matahari 12 jam per
hari atau minimal 10 jam perhari dan curah hujan paling optimum antara 100 – 200
peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari. Lama
penyinaran yang ideal untuk tanaman kacang kedelai sekitar 10 sampai 12 jam per
hari. Penurunan intensitas cahaya sebesar 40% dapat menurunkan hasil kedelai
mencapai 32%. Kacang kedelai yang ditanam dibawah naungan tanaman tahunan,
5
6
seperti kelapa, jati dan mangga akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit.
Hasil penelitian menunjukan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak
Tanah
Kedelai (Glycine max L.) tidak menuntut struktur tanah khusus sebagai
suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan kurang subur dan agak
masam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air. Toleransi
pH sebagai syarat tumbuh antara 4,5 - 7, namun pada tanah yang asam perlu
di lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5 yang sebenarnya termasuk
khususnya kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya
semua jenis tanah, namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
Kedelai dapat tumbuh baik pada tanah regosol yang terdapat di wilayah
bergelombang hingga dataran tinggi. Ciri-ciri tanah regosol adalah ketebalan solum
6
7
putihan dengan struktur tanah lepas dan teksturnya pasir sampai lempung berdebu.
Produktivitasnya tanah ini termasuk sedang sampai tinggi (Saputro et al., 2017).
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak tergenang, tetapi air tetap
tersedia. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tanah yang tumbuh. Bahkan pada kondisi Jahan yang kurang subur dan
agak masam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang
harus dicangkul terlebih dahulu sampai tanah tersebut menjadi gembur agar dapat
7
8
Medan pada hari, 04 Mei 2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pacak yang
berfungsi sebagai tiang tempat mengikat tali pembatas antar lahan kelas dan antar
plot per kelompok, meteran yang berfungsi sebagai alat bantu mengukur lahan dan
mengukur plot serta kedalaman parit juga untuk mengukur tinggi tanaman dan
jumlah daun., tali rafia yang berfungsi sebagai pembatas, wadah perendaman yang
berfungsi sebagai tempat atau wadah penyemaian benih kacang kedelai (Glycine
max L.) gembor yang berfungsi sebagai alat untuk menyiram komoditi yang sudah
ditanam, jangka sorong yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mengukur diameter
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah top soil
sebagai media tanam untuk menanam 4 jenis komoditi, benih kacang kedelai
(Glycine max L.) yang berfungsi sebagai komoditi untuk mengetahui dan
memahami cara budidaya tanaman benih kacang kedelai (Glycine max L.), air yang
berfungsi sebagai sumber zat hara bagi tanaman dan juga tanah, pupuk NPK yang
8
9
Prosedur Percobaan
6. Dilakukan penambahan tanah top soil pada permukaan masing – masing plot.
10. Dilakukan pemindahan kecambah ke wadah yang lebih besar selama 1 minggu
sebelum tanam.
tanaman.
13. Dilakukan pengukuran setiap minggu pada tanaman seperti tinggi tanaman,
9
10
PELAKSANAAN PERCOBAAN
10
11
HASIL
PEMBAHASAN
11
12
KESIMPULAN
KESIMPULAN
SARAN
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Eka A. R., dan Triono B. S., 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Elfarisna, Rahmayuni E., Fitriah F., Naswandi N., Sukrianto, Sa’diyah E. A., 2021.
Tanggerang Selatan.
Kedelai (Glycine Max L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Kulit
Utara.
Jawa Tengah.
13
14
Khadijah, S. 2017. Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) pada Aplikasi
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada
Masa Inkubasi yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika, 21(4), 103-107.
Linonia, N. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Grow More
Meirina T., S. Darmanti, S. Haryanti, 201. Produktivitas Kedelai (Glycine max L.)
Yang Diperlukan Dengan Pupuk Organik Cair Lengkap Pada Dosis dan
Yogyakarta.
Rianto, A. 2016. Respons Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) terhadap Penyiraman
14
15
dan Dolomit Pada Lahan Pasir Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Subaedah, A., Hidayat, T., dan Husna, N.2019. Respon Pertumbuhan dan hasil
Kelapa Sawit.
Wahyu A., Haerani A., Robi F., Wulandari G., Sangap L. G., 2017. Makalah
Waliansyah R. R., 2020. Identifikasi Jenis Biji Kedelai (Glycine max L.)
15