Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bahan Ajar Teks Puisi.

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAHAN AJAR

BAHASA INDONESIA
MEMAHAMI TEKS PUISI
UNTUK
SMP KELAS VII
O
L
E
H

HENI TISTAWATI
20290415610092
BAHAN AJAR

PENGERTIAN PUISI DAN UNSUR-UNSUR PEMANGUN PUISI

A. Pendahuluan
Bahan ajar ini berisi materi pembelajaran teks puisi yang mengembangkan
keterampilan menyimak dan membaca. Bahan ajar ini merupakan teks puisi tentang
pengertian puisi, jenis-jenis puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Bahan ajar ini
juga menyajikan rangkuman materi, tes formatif, kunci jawaban tes formatif, dan
glosarium. Seluruh bagian bahan ajar dibuat untuk membantu agar lebih mudah
dalam memahami materi teks puisi. Bahan ajar ini dibuat agar dapat belajar secara
individual tanpa mengalami kesulitan.
Melalui bahan ajar ini, Anda akan memperoleh pengalaman belajar yang
terarah dengan didukung materi yang lengkap dan berbagai bentuk soal untuk
menguji kemampuan. Setiap bagian modul hendaknya diperhatikan dengan baik.
Perhatikan uraian setiap kegiatan dalam modul dengan sebaik-baiknya dan kerjakan
latihan sesuai perintah yang ditetapkan.
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan memperoleh
pemahaman mengenai pengertian teks puisi, jenis- jenis puisi,dan unsur-unsur
pembangun puisi. Selain itu, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan
berkomunikasi, berkompetensi, dan bekerjasama dalam masyarakat baik dalam
lingkungannya sendiri maupun secara global. Bahan ajar ini dirancang sebagai
bentuk pelaksanan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi berikut.
1) Kompetensi Inti
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

2) Kompetensi Dasar
3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang diperdengarkan
atau dibaca.

3) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.7.1Menjelaskan Pengertian Teks Puisi
3.7.2Menganalisis Unsur-unsur Teks Puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi
sosial, dan lain-lain)
4.7.1Membuat kesimpulan tentang unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang
diperdengarkan atau dibaca.
4.7.2Membacakan puisi ( Ekpresi, Lafal, Tekanan, Intonasi)

Materi dan kegiatan pembelajaran dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya. Anda dituntun untuk memahami
pengertian puisi, jenis-jenis puisi, dan unsur-unsur pambangun teks puisi dengan
memahami teori dan contoh pembahasan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian puisi
2. Memahami unsur-unsur pembangun puisi
3. Memahami jenis-jenis puisi

C. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar


Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar ini, alangkah
baiknya terlebih dahulu mengetahui petunjuk teknis mempelajari modul berikut ini.
1. Baca dan telaah dengan cermat materi pembelajaran memahami unsur-unsur
pembangun puisi dan jenis puisi.
2. Bacalah literatur lain untuk memperkuat pemahaman Anda.
3. Pahamilah seluruh materi teks puisi kemudian lakukan seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran selanjutnya dengan mengikuti perintah yang ada.
4. Kerjakanlah latihan yang ada pada setiap akhir uraian materi.
5. Setelah mempelajari materi dan latihan, selanjutnya kerjakan tes formatif yang
telah disediakan.
6. Konsultasikan dengan guru jika menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas
KEGIATAN BELAJAR 1
1. Materi Pembelajaran
Puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk
bahasa yang indah dan kaya makna. Lewat sebuah puisi seorang telah menciptakan
suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana
tertentu, baik fisik maupun batiniah. Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah puisi
berbeda dengan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan sehari-hari.
Puisi memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan karya sastra yang
lainnya. Adapun ciri-ciri puisi yaitu sebagai berikut:
1) Pada sebuah puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
2) Pada penyusunan sebuah puisi, unsur-unsur bahasa dirapikan, diperbagus, dan
diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
3) Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan
pengalaman dan bersifat imajinatif.
4) Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah puisi bersifat konotatif.
5) Sebuah puisi dibentuk oleh struktur pisik dan struktur batin.
Pada sebuah puisi terdapat struktur pembentuk puisi yang terdiri atas
struktur fisik dan struktur batin. Adapun penjelasan mengenai kedua struktur puisi
menurut Waluyo (1995), yaitu sebagai berikut.
1) Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan unsur pembangun sebuah puisi yang
bersifat fisik atau nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik
puisi terdiri atas beberapa, yaitu:
a. Tipografi (perwajahan puisi)
Sebuah puisi ditulis dengan cara penggunaan larik dan bait, hal tersebut yang
membedakan antara puisi dengan karya sastra yang lainnya. pada sebuah puisi
penggunaan tanda baca seperti tanda titik pada akhir kalimat tidak selalu
dipergunakan. Pada setiap larik dalam puisi tidak dimulai dengan menggunakan
huruf kapital, tepi kanan atau kiri juga tidak diatur layaknya sebuah paragraf dalam
novel atau cerpen.
b. Diksi (pemilihan kata)
Pilihan beberapa kata-kata yang terbaik yang dilakukan oleh penyair, agar
pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dapat dirasakan oleh pembaca.
Dalam unsur ini pengarang memlih kata-kata yang benar-benar
mmengandung makna yang sesuai dengan maksud puisi yang dihasilkannya.
c. Imaji
Imaji merupakan kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi berdasarkan penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
d. Kata Konkret
Kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata yang berhubungan dengan kiasan atau lambang.
e. Bahasa Figuratif
Bahasa kias yang dapat menghidupkan atau memingkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu sehingga sebuah puisi kaya akan makna.
Bahasa fuguratif disebut juga dengan majas. Menurut Tarigan (1989) majas
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa majas merupakan gaya bahasa yang dipergunakan
untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, maksudnya secara tidak
langsung mengungkapkan maknanya. Menurut Gorys sebuah majas
dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran,sopan santun,
dan menarik. Adapun jenis-jenis majas pada puisi yaitu sebagai berikut:
1. Personifikasi
Majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa menjadi
benda yang hidup dan bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti
manusia.
Contoh: Malam menangis dengan deras.
2. Hiperbola
Majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan
maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh.
Contoh: Rumahku sangat indah seperti istana.
3. Litotes
Majas yang bertujuan untuk mengurangi atau mengecil-ngecilkan
kenyataan sebenarnya.
Contoh: Terimalah hadiah dariku yang tidak berharga ini.
f. Rima dan Irama
Rima adalah persamaan bunyi atau pengulangan bunyi dalam sebuah puisi.
Rima berfungsi untuk membentuk musikalitas. Terdapat beberapa rima,
yaitu rima awal, tengah, dan rima akhir.
Irama adalah alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan
bunyi di arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi
rendah nada.

2) Struktur Batin Puisi


Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak tampak
langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat
dikelompokan sebagai berikut:
a. Tema
Tema yaitu ide atau gagasan cerita yang menjadi dasar sebuah cerita. Ide
atau pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair, begitu kuat
mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama
pengucapannya.
b. Rasa
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan
penyair. Yang dimaksud rasa di sini adalah rasa pengarang yang terdapat di
dalam karangan atau rasa yang timbul setelah membaca karangan tersebut.
Di dalam puisi, rasa merupakan unsur yang sangat penting. Bentuk ekspresi
itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih,
kepada alam, atau Sang Khalik.
c. Nada
Nada dalam puisi yaitu gaya pengarang untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam karyanya. Setiap pengarang memiliki gaya yang tidak sama.
Hal tersebut sesuai dengan pilihan kata, penggunaan bahasam dan sajak
yang dipilih. Pilihan nada menentukan irama sebuah puisi.
d. Amanat
Amanat merupakan suatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
Penyair mengungkapkan solusi atau alternatif jawaban sebagai pemecahan
terhadap tema yang disajikannya. Pesan-pesan tersebut dihadirkan dalam
ungkapan yang tersembunyi.

Unsur-unsur pembangun puisi

A. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur
intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.

1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengar.
5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang
bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang
disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung
memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-
majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang
menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian
bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan
sesuatu yang akan dikemukakan.
6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di
akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam
baris.
7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan
puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk
fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag,
ataupun model lainnya.
8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam
puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat
memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa
imajinasi pembaca melalui penginderaan.
9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara
lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat
segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.

B. Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).

1. Unsur Biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar
belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi
yang latar belakangnya berasal dari keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi
akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar belakang
penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.
2. Unsur Sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat
ketika puisi itu dibuat. Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang
berakhir. Pada saat itu kondisi masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan
pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga puisi yang dibuat pada saat itu
adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
3. Unsur Nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan
pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-
lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga
sangat memengaruhi baik atau tidaknya puisi.

LATIHAN 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Bacalah Puisi berikut dan jawablah pertanyaanya!


Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.”
Karya Taufik ismail
1..Maksud puisi tersebut adalah ...
2. Makna lambang kata "pita hitam" dalam puisi tersebut adalah tanda …
3. Amanat Puisi tersebut adalah ...

KEGIATAN BELAJAR 2
1. Materi Pembelajaran
Puisi merupakan bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa singkat,
padat, serta indah. Puisi dapat dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan
aturan puisi lama diantaranya adalah;
a. Jumlah larik dalam tiap baris
b. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap larik
c. Pola irama pada setiap larik atau bait, dan
d. Persamaan bunyi kata atau irama

Ciri-ciri puisi lama diantaranya adalah


a. Tidak diketahui nama pengarangnya
b. Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah baris tiap
bait, jumlah suku kata maupun rima.

Jenis-jenis Puisi Lama

a. Pantun

Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian.
Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya
dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat. Mengenai ciri-ciri dari
pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.

1. Tiap bait terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki rima a-b-a-b
4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang
tidak atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.
5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:
Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

b. Karmina

Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa
dibilang adalah jenis pantun singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak
terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.

1. Tiap bait terdiri atas dua baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
3. Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b
4. Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris
kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
5. Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.

Contoh:

Dahulu parang sekarang besi


Dahulu sayang sekarang benci

c. Talibun

Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya.
Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih
panjang. Berikut ini adalah aturannya:

1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal sampiran, selanjutnya isi.

Contoh:

Mencari batu sepanjang lima senti


Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

d. Seloka

Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip
dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut
ini adalah ciri lain dain seloka.
1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Tiap baris adalah isi puisi.
4. Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:

Warna merah menghias kuku


Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang

e. Mantra

Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki
kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama
kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian
kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

f. Syair

Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri,
antara lain sebagai berikut.

1. Tiap bait terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
4. Memiliki rima a-a-a-a.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala


Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

g. Gurindam

Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah


syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

1. Tiap bait terdiri atas dua baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki rima a-a.
4. Tiap baris adalah isi.

Contoh:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

B. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana
bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri puisi baru diantaranya;
a. Memiliki bentuk yang rapi, simetris
b. Persajakan akhir yang teratur
c. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
d. Umumnya puisi empat seuntai
e. Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f. Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) 4-5 suku kata

Beradasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang


hendak disampaikan, puisi baru terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya:

a. Puisi Naratif
Pusis naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini
terbagi kedalam beberapa macam, yakni epik, romansa, balada, dan syair
(berisi cerita).
1. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi ini terdiri atas
tiga bait, yang setiap delapan larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
lalu skema berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. larik terakhir pada bait
pertama digunakan sebagairefren pada bait-bait berikutnya. Contohnya
balada orang-orang tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.
2. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa roamntik
yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan

petualangan. Contohnya romansa dengan judul “Romance Perjalanan”


karya WS Rendra.

b. Puisi Lirik
Jenis puisi ini terbagi kedalam beberapa macam, yaitu elegi, ode, dan
serenade.
1. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan yang berisi
sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih atau rindu, terutam karena kematian/kepergian seseorang.
Contohnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Saini
2. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untik orang yang telah berjasa.
Nada dan gayanya sangat resmi. Bernada anggun, membahas sesuatu
yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu maupun
pada sebuah peristiwa. Contohynya “Diponegoro” karya Chairil Anwar,
“Ode Buat Proklamaror” karya Leon Agusta.
3. Serenade ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenade”
berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
c. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini penyair bertindak sebagai pemberi kisah
terhadap keadaan/peristiwa, benda atau suasana yang dipandang menarik
perhatiannya. Puisi yang termasuk kedalam puisi deskriptif misalnya satire,
puisi yang bersifat kritik sosial dan puisi-puisi impresionostik.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas
penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan yang sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi yang
juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap
diri seseorang namun dengan cara membeberkan kepincangan atau
ketidakberesan keadaan orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati
dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi)
penyair terhadap suatu hal.

Latihan 2
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar dan jelas!
1. Jelaskan perbedaan antara puisi lama dan puisi baru!
2. Jelaskan ciri-ciri puisi lama!
3. Jelaskan jenis puisi lama!
KEGIATAN BELAJAR 3

Pembacaan puisi disebut dengan deklamasi puisi. Saat mendeklamasikan


puisi, seseorang harus memperhatikan teknik pembacaan puisi yang benar dan tepat.
Di antara teknik yang harus diperhatikan itu adalah lafal, intonasi, dan ekspresi.
Ketiga aspek tersebut adalah hal penting dalam pembacaan puisi karena menyangkut
cara pembaca puisi menyampaikan makna puisi yang dibacanya kepada pendengar
atau penonton.
1. Lafal
Lafal atau pelafalan adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi. Pelafalan
disebut juga artikulasi. Pelafan menyangkut seberapa jelas seseorang mengucapkan
setiap kata dalam baris-baris puisi yang dibacanya. Pembaca puisi yang baik harus
memperhatikan kejelasan setiap kata yang diucapkan. Jangan sampai, setiap kata
yang diucapkan terdengar seperti orang yang berkumur-kumur atau terdengar secara
samar-samar.
Untuk dapat melafalkan setiap kata dalam puisi dengan baik, kita harus berlatih
mengucapkan setiap kata dengan benar. Hal tersebut dapat diawali dengan
melafalkan semua bunyi vokal seperti a-i-u-e-o secara jelas dan bulat. Perhatikanlah
cara kita melafalkan vokal tersebut di depan cermin. Kemudian, lanjutkan berlatih
melafalkan semua bunyi konsonan. Setelah itu, berlatihlah mengucapkan kata-kata
pendek dengan jelas, misalnya: meja, buku, kiri, foto, dan sate. Penting untuk
diketahui!
Perhatikan pelafalan bunyi konsonan yang hampir sama, seperti p dan f, j dan z, serta
fdan v. Perhatikan pelafalan bunyi akhir k yang jelas dan samar, seperti riak dan
bapak. Perbedaan bunyi vokal e pada kata lele dan emas. Sebagai contoh, bacalah
puisi berjudul “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono berikut dengan
pelafalan yang jelas dan tepat!

Tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(1989)

2.Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara.
Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan.
Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan
penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu
akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris yang menandakan semangat.
Selain itu, intonasi juga berkaitan dengan jeda antarkata, antarbaris, dan
antarparagraf. Intonasi yang baik menggantikan peran tanda baca dalam tulisan,
seperti koma, titik, tanda tanya, atau tanda seru.

2. Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi.
Ekspresi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakannya. Hal tersebut
membantu penonton memahami isi puisi yang dibacakan. Dengan ekspresi yang baik dan
tepat, penonton juga akan ikut merasakan suasana dalam puisi yang sedang mereka saksikan.

Sama halnya dengan lafal dan intonasi, seorang pembaca puisi juga perlu berlatih
mengekspresikan puisi yang dibacakannya dengan tepat. Hal paling penting yang harus
dilakukan adalah membaca berulang kali dan memahami isi puisi yang akan dibacakan.
Setelah itu, menghayati isi puisi tersebut dan berlatih memainkan raut muka dan gerak tubuh
yang sesuai dengan isi puisi. Berlatihlah di depan cermin agar kita dapat menilai, apakah
ekspresi yang ditunjukkan sudah sesuai atau tidak.

Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Percakapan Malam Hujan” karya Sapardi Djoko
Damono berikut dengan ekspresi yang tepat!

Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan

payung, berdiri di samping tiang listrik. Katanya

kepada lampu jalan, “Tutup matamu dan tidurlah. Biar

kujaga malam.”

“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba

suara desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi;

kembalilah, jangan menggodaku tidur. Aku sahabat

manusia. Ia suka terang.”

1973

LATIHAN 3

1. Buatlah puisi berdasarkan hasil karangan sendri!


2. Membacakan puisi berdasarkan Ekpresi, Lafal, Tekanan, Intonasi yang
tepat?
RANGKUMAN
1. Puisi adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk bahasa yang indah
dan kaya makna.
2. Struktur fisik pusi, yaitu tipografi, diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif,
rima dan irama.
3. Struktur batin puisi, yaitu tema, rasa, nada, dan amanat.

4. Jenis-jenis puisi lama, yaitu puisi pantun,karmina, talibun, sloka, mantra, syair,
dan gurindam
5. Jenis-jenis puisi baru, yaitu naratif, lirik, dan deskriptif.

TES FORMATIF
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang dianggap
paling benar!
1. Sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk bahasa yang indah dan kaya makna.
Kalimat di atas merupakan pengertian dari…
A. Puisi D. Cerpen
B. Novel E. Pantun
C. Gurindam

2. Bacalah petikan puisi berikut!


Elang Laut
Elang laut telah Hilang
ke lunas kelam Topan
tiada bertanya Hendak
kemana dia
Majas dalam larik di atas adalah…
……
A. Metafora D. Personifikasi
B. Semile E. Metonomia
C. Alegori
Perhatikan puisi berikut, kemudian kerjakan soal no 3-4!
Doa
……………..
Hatiku terang menerima katamu, bagai
sedap Malam menyirak kelopak
Aduh,n kekasihku, isi hatiku
dengan Katamu
Penuhi
3. Isi puisidadaku adalah…
di atasdengan cahayamu,
biarUngkapan
A. Bersinar rasa syukur kepada Tuhan
B. Menganggap
Mataku sendu, biartuhan seperti
berbinar kekasih
gerak ku rayul
C. Penyerahan diri secara total kepada Tuhan
D. Memohon kepada Tuhan agar hatinya bersinar
E. Hati penyair yang terang atas karunia Tuha

4. Nada yang tercermin dalam puisi di atas adalah…


A. Optimis D. Tragis
B. Romantis E. apatis
Komedis

5. Cermati penggalan puisi berikut!


………………..
Selalu menghadapi amuk gelombang Yang
datang
Sementara dari selat dan
tanjung Maut tak berhenti
Bagian yang miring dalam penggalan puisi di atas menggunakan majas…
A. Alegori D. Hiperbola
B. Personifikasi
mengintip Siap mendekat E. Metafora
C. Simile

6. Perhatikan kutipan di bawah ini! Aku lalai di hari pagi,


Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta

(Menyesal, A. Hasjmy)
Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah…
A. Keresahan D. Pengharapan
B. Penyesalan E. Kesedihan
D. Bimbingan

7. Bacalah puisi berikut!


Ku Berlayar Aku berlayar bersama matahari ke Dalam Sajadahku, inilah
perjalanan yang Sunyi setelah bertahun-tahun matahari Mengendaraiku ke
kempung-kampung Biru Ke padang-padang tanpa nama! Aku kini berlayar
bersama matahari Dan berlabuh ke dermagamu yang Sunyi. Aku menangis
lautan: Di gelombang yang tak pernah bisa Kumaknai, hanya kudapati sisa
Keningku bersujud di sana…
Tema puisi tersebut adalah…
A. Ketuhanan D. Kesepian
B. Kemanusiaan E. Kesendirian
C. Kesunyian

Perhatikan puisi berikut untuk menjawab pertanyaan no 8 dan 9


Dengan Puisi, Aku
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbagai cakrawala

Dengan puisi aku mengenang


Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk Dengan
puisi aku berdoa
8. Inti puisi di atas adalah tentang…
Perkenankanlah kiranya
A. Manfaat puisi untuk bernyanyi
B. Taufik Ismail
Manfaat puisi untuk bercinta
C. Manfaat puisi untuk akhirat
D. Manfaat puisi untuk seluruh aspek kehidupan
E. Manfaat puisi untuk cakrawala

9. Keindahan yang paling menonjol dari puisi tersebut adalah…


A. Pengulangan frasa dengan puisi aku
B. Rima pada setiap larik
C. Asonansi
D. Pilihan kata
E. Objek puisi

10. Cermatilah puisi di bawah ini!


Padamu Jua

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakar-Mu
Bertukar tangkap dengan lepas
Kata cakar dalam bait puisi di atas melambangkan…
A. Kekukuhan hati D. Kemarahan Tuhan
(nyanyi sunyi, Amir Hamzah)
B. Ketajaman E. Kekuasaan Tuhan
C. Kekuatan

PENGAMATAN
Setelah Anda mempelajari stuktur dan jenis puisi, lakukan pengamatan terhadap
orang-orang di sekitar Anda yang nenunjukkan sikap-sikap berikut!
No. Sikap Percakapan/ Perbuatan Tanggapan Anda
1. Beryukur

2. Jujur

3. Tanggung jawab

4. Disiplin

5. Peduli

KUNCI JAWABAN

Kunci Jawaban Latihan 1


1. Menggambarkan peristiwa kedukaan
2. Berduka
3. Hendaklah kita menghargai pengorbanan orang yang membela kebenaran.

Kunci Jawaban Latihan 2


1. Perbedaan puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan.
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya
lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun
rima.
2. Ciri-ciri puisi lama
1. Tidak diketahui nama pengarangnya
2. Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan
3. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata maupun rima.

Kunci Jawaban Latihan 3


Melihat jawaban siswa

Kunci Jawaban Tes Formatif


1. A 6. B
2. D 7. A
3. C 8. D
4. B 9. B
5. A 10. E

Penutup
Setelah Anda melalui seluruh tahap pelajaran pada modul ini, cocokkan jawaban
tes formatif dengan kunci jawaban yang ada. Hitung jawaban benar Anda dengan
rumus berikut.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah jawaban Anda yang benar X 100
10

Arti tingkat pengusaan materi yang Anda capai:


90%-100% = baik sekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup

Jika Anda mencapai penguasaan 70% atau lebih artinya penguasaan materi
Anda sudah baik. Anda berhak melanjutkan pelajaran pada materi selanjutnya.
Apabila penguasaan kurang dari 70% Anda harus mengulangi mempelajari materi
Modul.

Glosarium

Puisi : Sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan


penyair secara imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk bahasa
yang indah dan kaya makna.
Teknis : Sebuah aturan, norma, atau persyaratan yang umumnya dalam
bentuk sebuah dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode,
atau proses tertentu.

Tes formatif : Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok
bahasan/ topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah
suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang
direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa

Anda mungkin juga menyukai