Bahan Ajar Teks Puisi.
Bahan Ajar Teks Puisi.
Bahan Ajar Teks Puisi.
BAHASA INDONESIA
MEMAHAMI TEKS PUISI
UNTUK
SMP KELAS VII
O
L
E
H
HENI TISTAWATI
20290415610092
BAHAN AJAR
A. Pendahuluan
Bahan ajar ini berisi materi pembelajaran teks puisi yang mengembangkan
keterampilan menyimak dan membaca. Bahan ajar ini merupakan teks puisi tentang
pengertian puisi, jenis-jenis puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Bahan ajar ini
juga menyajikan rangkuman materi, tes formatif, kunci jawaban tes formatif, dan
glosarium. Seluruh bagian bahan ajar dibuat untuk membantu agar lebih mudah
dalam memahami materi teks puisi. Bahan ajar ini dibuat agar dapat belajar secara
individual tanpa mengalami kesulitan.
Melalui bahan ajar ini, Anda akan memperoleh pengalaman belajar yang
terarah dengan didukung materi yang lengkap dan berbagai bentuk soal untuk
menguji kemampuan. Setiap bagian modul hendaknya diperhatikan dengan baik.
Perhatikan uraian setiap kegiatan dalam modul dengan sebaik-baiknya dan kerjakan
latihan sesuai perintah yang ditetapkan.
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan memperoleh
pemahaman mengenai pengertian teks puisi, jenis- jenis puisi,dan unsur-unsur
pembangun puisi. Selain itu, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan
berkomunikasi, berkompetensi, dan bekerjasama dalam masyarakat baik dalam
lingkungannya sendiri maupun secara global. Bahan ajar ini dirancang sebagai
bentuk pelaksanan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi berikut.
1) Kompetensi Inti
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
2) Kompetensi Dasar
3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang diperdengarkan
atau dibaca.
Materi dan kegiatan pembelajaran dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya. Anda dituntun untuk memahami
pengertian puisi, jenis-jenis puisi, dan unsur-unsur pambangun teks puisi dengan
memahami teori dan contoh pembahasan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian puisi
2. Memahami unsur-unsur pembangun puisi
3. Memahami jenis-jenis puisi
A. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur
intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.
1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengar.
5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang
bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang
disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung
memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-
majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang
menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian
bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan
sesuatu yang akan dikemukakan.
6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di
akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam
baris.
7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan
puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk
fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag,
ataupun model lainnya.
8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam
puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat
memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa
imajinasi pembaca melalui penginderaan.
9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara
lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat
segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).
1. Unsur Biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar
belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi
yang latar belakangnya berasal dari keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi
akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar belakang
penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.
2. Unsur Sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat
ketika puisi itu dibuat. Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang
berakhir. Pada saat itu kondisi masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan
pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga puisi yang dibuat pada saat itu
adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
3. Unsur Nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan
pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-
lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga
sangat memengaruhi baik atau tidaknya puisi.
LATIHAN 1
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Materi Pembelajaran
Puisi merupakan bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa singkat,
padat, serta indah. Puisi dapat dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan
aturan puisi lama diantaranya adalah;
a. Jumlah larik dalam tiap baris
b. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap larik
c. Pola irama pada setiap larik atau bait, dan
d. Persamaan bunyi kata atau irama
a. Pantun
Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian.
Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya
dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat. Mengenai ciri-ciri dari
pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.
Contoh:
Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti
b. Karmina
Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa
dibilang adalah jenis pantun singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak
terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.
Contoh:
c. Talibun
Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya.
Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih
panjang. Berikut ini adalah aturannya:
1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal sampiran, selanjutnya isi.
Contoh:
d. Seloka
Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip
dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut
ini adalah ciri lain dain seloka.
1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Tiap baris adalah isi puisi.
4. Memiliki rima a-b-a-b
Contoh:
e. Mantra
Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki
kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama
kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian
kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.
f. Syair
Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri,
antara lain sebagai berikut.
Contoh:
g. Gurindam
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana
bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri puisi baru diantaranya;
a. Memiliki bentuk yang rapi, simetris
b. Persajakan akhir yang teratur
c. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
d. Umumnya puisi empat seuntai
e. Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f. Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) 4-5 suku kata
a. Puisi Naratif
Pusis naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini
terbagi kedalam beberapa macam, yakni epik, romansa, balada, dan syair
(berisi cerita).
1. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi ini terdiri atas
tiga bait, yang setiap delapan larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
lalu skema berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. larik terakhir pada bait
pertama digunakan sebagairefren pada bait-bait berikutnya. Contohnya
balada orang-orang tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.
2. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa roamntik
yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan
b. Puisi Lirik
Jenis puisi ini terbagi kedalam beberapa macam, yaitu elegi, ode, dan
serenade.
1. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan yang berisi
sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih atau rindu, terutam karena kematian/kepergian seseorang.
Contohnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Saini
2. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untik orang yang telah berjasa.
Nada dan gayanya sangat resmi. Bernada anggun, membahas sesuatu
yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu maupun
pada sebuah peristiwa. Contohynya “Diponegoro” karya Chairil Anwar,
“Ode Buat Proklamaror” karya Leon Agusta.
3. Serenade ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenade”
berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
c. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini penyair bertindak sebagai pemberi kisah
terhadap keadaan/peristiwa, benda atau suasana yang dipandang menarik
perhatiannya. Puisi yang termasuk kedalam puisi deskriptif misalnya satire,
puisi yang bersifat kritik sosial dan puisi-puisi impresionostik.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas
penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan yang sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi yang
juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap
diri seseorang namun dengan cara membeberkan kepincangan atau
ketidakberesan keadaan orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati
dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi)
penyair terhadap suatu hal.
Latihan 2
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar dan jelas!
1. Jelaskan perbedaan antara puisi lama dan puisi baru!
2. Jelaskan ciri-ciri puisi lama!
3. Jelaskan jenis puisi lama!
KEGIATAN BELAJAR 3
2.Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara.
Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan.
Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan
penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu
akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris yang menandakan semangat.
Selain itu, intonasi juga berkaitan dengan jeda antarkata, antarbaris, dan
antarparagraf. Intonasi yang baik menggantikan peran tanda baca dalam tulisan,
seperti koma, titik, tanda tanya, atau tanda seru.
2. Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi.
Ekspresi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakannya. Hal tersebut
membantu penonton memahami isi puisi yang dibacakan. Dengan ekspresi yang baik dan
tepat, penonton juga akan ikut merasakan suasana dalam puisi yang sedang mereka saksikan.
Sama halnya dengan lafal dan intonasi, seorang pembaca puisi juga perlu berlatih
mengekspresikan puisi yang dibacakannya dengan tepat. Hal paling penting yang harus
dilakukan adalah membaca berulang kali dan memahami isi puisi yang akan dibacakan.
Setelah itu, menghayati isi puisi tersebut dan berlatih memainkan raut muka dan gerak tubuh
yang sesuai dengan isi puisi. Berlatihlah di depan cermin agar kita dapat menilai, apakah
ekspresi yang ditunjukkan sudah sesuai atau tidak.
Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Percakapan Malam Hujan” karya Sapardi Djoko
Damono berikut dengan ekspresi yang tepat!
kujaga malam.”
1973
LATIHAN 3
4. Jenis-jenis puisi lama, yaitu puisi pantun,karmina, talibun, sloka, mantra, syair,
dan gurindam
5. Jenis-jenis puisi baru, yaitu naratif, lirik, dan deskriptif.
TES FORMATIF
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang dianggap
paling benar!
1. Sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk bahasa yang indah dan kaya makna.
Kalimat di atas merupakan pengertian dari…
A. Puisi D. Cerpen
B. Novel E. Pantun
C. Gurindam
(Menyesal, A. Hasjmy)
Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah…
A. Keresahan D. Pengharapan
B. Penyesalan E. Kesedihan
D. Bimbingan
PENGAMATAN
Setelah Anda mempelajari stuktur dan jenis puisi, lakukan pengamatan terhadap
orang-orang di sekitar Anda yang nenunjukkan sikap-sikap berikut!
No. Sikap Percakapan/ Perbuatan Tanggapan Anda
1. Beryukur
2. Jujur
3. Tanggung jawab
4. Disiplin
5. Peduli
KUNCI JAWABAN
Penutup
Setelah Anda melalui seluruh tahap pelajaran pada modul ini, cocokkan jawaban
tes formatif dengan kunci jawaban yang ada. Hitung jawaban benar Anda dengan
rumus berikut.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah jawaban Anda yang benar X 100
10
Jika Anda mencapai penguasaan 70% atau lebih artinya penguasaan materi
Anda sudah baik. Anda berhak melanjutkan pelajaran pada materi selanjutnya.
Apabila penguasaan kurang dari 70% Anda harus mengulangi mempelajari materi
Modul.
Glosarium
Tes formatif : Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok
bahasan/ topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah
suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA