Makalah PT Unilever
Makalah PT Unilever
Makalah PT Unilever
Disusun oleh:
1. Tomi
2. M. Ramses Rashalino
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul "PT Unilever Indonesia Tbk.”
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pembuatan makalah dari Ibu Devi
Marlina Lova, S.Pd pada bidang studi Pendidikan Ekonomi Bisnis. Selain itu penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang proses bisnis manajemen
perkantoran dan layanan bisnis
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devi Marlina Lova, S.Pd selaku
guru mata pelajaran Ekonomi Bisnis. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Wassalammualaikum wr.wb
Penulis
ii
Daftar isi
Cover ....................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B. Batasan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis usaha yang akan dijalan (industri,perdagangan,dsb) .......................................... 6
B. Ruang lingkup usaha ................................................................................................... 6
C. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha ......................................................... 6
D. Besarnya resiko-resiko pemilikan ............................................................................... 7
E. Besarnya investasi yang ditanamkan ........................................................................... 8
F. Batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan ......................... 9
G. Cara pembagian keuntungan........................................................................................ 9
H. Jangka waktu berdirinya perusahaan ........................................................................... 10
I. Peraturan-peraturan pemerintah ................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu
perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia yang
senantiasa menemani keseharian masyarakat melalui beragam produknya, seperti
Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
Sunlight, Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.
Unilever Indonesia pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik pada 1981 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982.
Saat ini, Unilever Indonesia yang berkantor pusat di Tangerang memiliki lebih dari 40
brand dan juga 9 pabrik yang bertempat di area industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut,
Surabaya. Pabrik serta produk-produk kami juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lebih dari 4.000 karyawan turut berkontribusi dalam perkembangan bisnis kami. Bagi
kami, karyawan merupakan aset penting bagi Perusahaan, dan kami percaya peningkatan
kapasitas para karyawan secara berkelanjutan dapat mendukung Perusahaan agar tetap
kompetitif.
B. Batasan Masalah
1. Bagaimana jenis usaha yang akan dijalan (industri,perdagangan,dsb)?
2. Bagaimana ruang lingkup usaha?
3. Bagainama pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha?
4. Bagaimana besarnya resiko-resiko pemilikan?
5. Bagaimana besarnya investasi yang ditanamkan?
6. Bagaimana batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan?
7. Bagaimana cara pembagian keuntungan?
8. Berapa jangka waktu berdirinya perusahaan?
9. Bagaimana peraturan-peraturan pemerintah?
C. Tujuan Masalah
4
1. Untuk mengetahui bagaimana jenis usaha yang akan dijalan
(industri,perdagangan,dsb)
2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup usaha
3. Untuk mengetahui siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
4. Untuk mengetahui besarnya resiko-resiko pemilikan
5. Untuk mengetahui bagaimana besarnya investasi yang ditanamkan
6. Untuk mengetahui bagaimana batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang
perusahaan
7. Untuk mengetahui bagaimana cara pembagian keuntungan
8. Untuk mengetahui berapa jangka waktu berdirinya perusahaan
9. Untuk mengetahui apa saja peraturan-peraturan pemerintah
BAB II
5
PEMBAHASAN
6
berbagai lokasi. Mereka memainkan peran penting dalam menjalankan rantai pasokan
produk.
7. Bank dan Lembaga Keuangan: PT Unilever Indonesia Tbk mungkin berurusan
dengan bank dan lembaga keuangan untuk mendapatkan pinjaman, layanan
perbankan, dan manajemen keuangan.
8. Pemerintah dan Regulator: Pemerintah dan regulator memiliki peran dalam
mengatur dan mengawasi aktivitas perusahaan, termasuk perizinan, perpajakan, dan
kepatuhan terhadap peraturan.
9. Pihak-pihak Eksternal Lainnya: Ini dapat mencakup pihak-pihak seperti agen
periklanan dan pemasaran, konsultan hukum dan pajak, serta organisasi industri dan
perdagangan yang berhubungan dengan bisnis PT Unilever Indonesia Tbk.
10. Masyarakat Umum: Masyarakat umum juga memiliki keterlibatan, karena PT
Mayora Indah Tbk beroperasi dalam komunitas yang lebih luas dan dapat memiliki
dampak sosial dan lingkungan yang perlu dikelola.
Semua pihak ini bekerja bersama untuk mencapai tujuan bisnis PT Unilever Indonesia, yang
melibatkan produksi dan pemasaran produk-produk yang berkualitas, serta memastikan
pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.
7
serta pajak. Tidak mematuhi peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan
adanya tuntutan perdata dan / atau pidana yang menyebabkan kerusakan,
denda dan sanksi. Hal ini dapat mempengaruhi reputasi Perseroan, dan
membebani biaya kami dalam berbisnis
Mitigasi risiko
Unilever berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Pada area-area khusus, tim yang relevan di tingkat
global, regional atau lokal bertanggung jawab untuk menetapkan standar
terperinci dan memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mematuhi
peraturan dan undang-undang yang spesifik dan relevan dengan peran mereka.
Tenaga spesialis kami di bidang hukum dan regulasi sangat terlibat dalam
memantau dan meninjau praktek kami untuk memberikan jaminan yang
memadai bahwa kami tetap memahami dan sejalan dengan seluruh peraturan
dan kewajiban hukum terkait.
4. Risiko Keuangan:
Utang: Tingkat utang yang tinggi dapat membuat perusahaan lebih rentan
terhadap perubahan suku bunga atau tekanan keuangan lainnya.
Kinerja Keuangan: Perubahan dalam kinerja keuangan, seperti penurunan laba
atau arus kas negatif, dapat memengaruhi nilai saham perusahaan.
5. Risiko Regulasi:
Perubahan Peraturan: Perubahan dalam peraturan pemerintah terkait pajak,
lingkungan, atau regulasi industri lainnya dapat memengaruhi operasi
perusahaan.
6. Risiko Manajemen:
Manajemen: Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kebijakan dan
tindakan manajemen. Kesalahan strategi atau pengambilan keputusan yang
buruk dapat berdampak negatif
7. Risiko Geopolitik:
Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik di negara-negara di mana
perusahaan beroperasi dapat memengaruhi operasi dan keuangan.
8. Risiko Kesehatan Masyarakat:
Krisis Kesehatan (seperti pandemi): Krisis kesehatan seperti pandemi COVID-
19 dapat memiliki dampak signifikan pada rantai pasokan, produksi, dan
permintaan konsumen.
8
Batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang-utang perusahaan PT
Unilever Indonesia Tbk
1. Batas Kredit dan Utang: Perusahaan biasanya memiliki batas kredit maksimum
yang diberikan oleh pemberi pinjaman atau bank. Mereka harus memastikan bahwa
mereka tidak melebihi batas kredit ini untuk menghindari masalah likuiditas.
2. Ketentuan Utang: Utang-utang perusahaan seringkali memiliki ketentuan tertentu,
seperti jangka waktu pembayaran dan tingkat bunga. Perusahaan harus mematuhi
ketentuan-ketentuan ini agar tidak terjadi pelanggaran kontrak.
3. Pengelolaan Kas: Perusahaan perlu memiliki manajemen kas yang baik untuk
memastikan bahwa mereka memiliki cukup kas dan setara kas untuk membayar
utang-utang yang jatuh tempo. Ini melibatkan pemantauan terus-menerus atas arus kas
perusahaan.
4. Penggunaan Utang: Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat
penggunaan utang. Utang sering digunakan untuk mendanai ekspansi atau proyek-
proyek investasi. Mereka harus memastikan bahwa penggunaan utang ini akan
menghasilkan pendapatan atau laba yang cukup untuk membayar utang tersebut.
5. Resiko Suku Bunga: Jika perusahaan memiliki utang dengan suku bunga variabel,
mereka harus memantau perubahan suku bunga yang dapat memengaruhi jumlah
pembayaran bunga.
6. Diversifikasi Utang: Terlalu tergantung pada satu jenis utang atau satu kreditur dapat
menjadi risiko. Diversifikasi utang dapat membantu meredakan risiko ketergantungan
pada satu pihak.
7. Transparansi Keuangan: Perusahaan harus memberikan transparansi dalam laporan
keuangannya, termasuk laporan utang. Ini penting untuk membangun kepercayaan
dengan pemberi pinjaman dan investor.
8. Keuangan yang Sehat: Pertanggungjawaban terhadap utang-utang juga melibatkan
menjaga keuangan perusahaan dalam kondisi yang sehat. Ini mencakup pengelolaan
laba dan kerugian, pengendalian biaya, dan manajemen risiko dengan baik.
9. Negosiasi Perundingan: Jika perusahaan menghadapi kesulitan dalam membayar
utang, mereka mungkin perlu bernegosiasi dengan pemberi pinjaman untuk mencari
solusi, seperti restrukturisasi utang.
10. Kepatuhan Hukum: Perusahaan harus selalu mematuhi hukum dan peraturan terkait
utang dan kewajiban keuangan lainnya.
9
4. investasi Kembali:
PT Unilever Indonesia Tbk dapat memutuskan untuk menginvestasikan sebagian dari
keuntungannya kembali ke perusahaan. Ini bisa dalam bentuk pembelian aset baru,
ekspansi bisnis, atau peningkatan kapasitas produksi.
5. Pelunasan Utang:
Sebagian dari keuntungan juga dapat digunakan untuk melunasi utang-utang
perusahaan, yang dapat membantu mengurangi beban bunga dan meningkatkan
kesehatan keuangan.
6. Program Insentif Karyawan:
Perusahaan juga dapat membagi keuntungan dengan karyawan melalui program
insentif, seperti bonus atau rencana saham karyawan.
7. Pajak:
Perusahaan harus membayar pajak atas keuntungannya kepada pemerintah sesuai
dengan peraturan pajak yang berlaku. Pajak ini dihitung berdasarkan laba bersih
setelah semua pengurangan dan deduksi yang sah.
Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s
Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara berdasarkan akta No. 23
dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Jenderal Geoual van
Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14 pada 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van
Justitie, Batavia No. 302 pada 22 Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant
pada 9 Januari 1934, tambahan No. 3.
Pada 22 Juli 1980, Perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta
No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun kembali terjadi pada 30
Juni 1997 menjadi “PT Unilever Indonesia, Tbk.” dengan akta No. 92 notaris publik Bp.
Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No.C2-
1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No.
2620 tanggal 15 Mei 1998, tambahan No. 39.
Pada 22 November 2000, Unilever Indonesia mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah
Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yaitu PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran dan penjualan dari kecap, saus
cabai serta saus lainnya seperti Bango dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT
AL. Berselang dua tahun, tepatnya pada 3 Juli 2002, Unilever Indonesia kembali
mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad untuk mendirikan perusahaan
baru yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan merek dagang Domestos Nomos. Pada 7 November 2003, Texchem
Resources Berhad menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore
Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad setuju untuk menjual semua sahamnya di PT
Technopia Lever ke Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Perusahaan pada 8 Desember 2003, Unilever Indonesia
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT
Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi
ini efektif berjalan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara
perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada 21 Januari 2004.
Pada 30 Juli 2004, Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI. Merger dicatat dengan
menggunakan metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan. Perusahaan adalah
10
perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi sebagai badan hukum yang
terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA / 2004 tanggal 9 Juli 2004.
Pada 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian bersyarat untuk membeli merek "Buavita"
dan "Gogo" minuman Vitality berbasis buah dari Ultra. Transaksi selesai pada Januari 2008.
Tahun bersejarah Unilever Indonesia
1933 – Pendirian Perseroan di Angke, Jakarta, dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V.
1936 – Memperkenalkan sabun Lux di Indonesia.
1982 – Unilever Indonesia melaksanakan penawaran umum perdana mencatatkan 15%
sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham UNVR.
1990 – Pembukaan pabrik produk personal care di Rungkut, Surabaya dan mengakuisisi
SariWangi dan memasuki bisnis teh.
1992 – Pembukaan pabrik es krim Wall’s di Cikarang dan memperkenalkan produk Conello
dan Paddle Pop.
2001 – Akusisi Bango, awal masuknya Unilever Indonesia ke bisnis kecap.
2008 – Pembukaan pabrik baru untuk produk skin care, yang terbesar di Asia, di Cikarang.
Akuisisi Buavita dan Gogo, memasuki bisnis jus buah di Indonesia. Mulai menerapkan SAP
di seluruh kegiatan operasional kami di Indonesia.
2012 – Berhasil mencapai tujuan melipat gandakan bisnis dalam lima tahun, meraih hasil
penjualan lebih dari Rp27 triliun.
2013 – Meluncurkan “Project Sunlight”, sebuah inisiatif untuk menginspirasi masyarakat
dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia dan generasi
penerus, menandai peringatan 80 tahun perjalanan Unilever di Indonesia.
2014 – Peluncuran program ‘Bitobe untuk Indonesia’ sebagai bagian dari komitmen jangka
panjang Lifebuoy untuk Indonesia yang lebih sehat.
2015 – Pembukaan pabrik ke-9 yang menempati lahan seluas 6 hektar di Cikarang dan
memiliki kapasitas produksi tahunan 7 juta unit bumbu masak dan kecap.
2016 – Menempati kantor pusat baru di area seluas 3 hektar, bertempat di Green Building di
BSD City, Tangerang. Kantor ini menampung sekitar 1.500 karyawan dan diresmikan pada
tahun 2017.
2017 – Memperingati 35 tahun pencatatan saham Unilever Indonesia di Bursa Efek
Indonesia. Sejak IPO pada tahun 1982, saham Perseroan telah meningkat lebih dari 1.570 kali
dan aset telah tumbuh lebih dari 110 kali lipat.
2018 – Meluncurkan kategori baru yaitu kategori saus sambal dengan mempersembahkan
brand saus sambal Jawara dan meluncurkan brand perawatan tubuh baru Korea Glow.
Divestasi aset kategori spread pada 2 Juli 2018 dengan nilai transaksi sebesar Rp2,8 triliun.
2019 – Memperoleh persetujuan pemegang saham atas perubahan nilai nominal saham
Perusahaan dari nilai nominal Rp10 (sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2 (dua Rupiah)
per saham, karena adanya stock split efektif per 2 Januari 2020.
2020 – Meluncurkan kampanye #MariBerbagiPeran dengan komitmen Rp200 miliar bagi
masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19.
2021 – Meluncurkan “Unilever Muslim Centre of Excellence” (Unilever MCOE) sebagai
pusat ekonomi syariah dan insight bagi ragam inovasi dan produk kebutuhan konsumen
Muslim Unilever di Indonesia dan dunia.
11
Peraturan-peraturan pemerintah PT Unilever Indonesia Tbk
Penetapan, organisasi, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta wewenang PT
Unilever Indonesia Tbk (“Perusahaan”) sebagaimana yang dinyatakan dalam Piagam ini
merujuk ke dasar-dasar hukum sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33-POJK.04-2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan Umum
4. Anggaran Dasar Perusahaan
12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
PT Unilever menjalankan produk-produk hasil inovasi, ruang lingkup usaha seperti minuman,
makanan ringan, produk sereal dan susu, minuman buah, dan produk-produk lainnya, selain
itu PT Mayora memiliki resiko-resiko seperti resiko pasar, resiko industri, resiko bisnis,
resiko keuangan dan lainnya, Informasi terkait besarnya investasi yang ditanamkan oleh PT
Mayora Indah Tbk (Mayora Group) dapat berubah dari waktu ke waktu, Jumlah investasi
yang ditanamkan oleh perusahaan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk
ekspansi bisnis, pembangunan pabrik baru, akuisisi perusahaan lain, dan proyek-proyek
pengembangan lainnya. Semua pihak yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bisnis PT
Mayora Indah Tbk, yang melibatkan produksi dan pemasaran produk-produk makanan dan
minuman yang berkualitas, serta memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.
Regenerate
2. Saran
Suatu perusahaan haruslah memperhatikan para pekerjanya karena SDM merupahkan salah
satu paktor terpenting yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan
13
14