Laporan PKP Fifi Bab I-V
Laporan PKP Fifi Bab I-V
Laporan PKP Fifi Bab I-V
Oleh:
Nama : Fifi Nur Hidayati
Nim : 858797368
Program Studi : S1- PGSD
i
BAB I
PENDAHULUAN
2
Menggunakan banyaknya factor yang menghipnotis belajar siswa, maka
hubungan antara faktor-faktor tadi akan sangat menghipnotis kualitas proses serta
yang akan terjadi belajar peserta didik. Menggunakan memperhatikan faktor-
faktor yang bisa menghipnotis peserta didik tadi, dibutuhkan siswa bisa
berkembang serta mampu mempersiapkan diri buat melanjutkan pendidikan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya bagi peserta didik dan pada
umumnya dapat menaikkan mutu Pendidikan di seluruh jenjang dan jenis
pendidikan. Berawal dari proses dan peningkatan mutu pendidikan, akhir-akhir ini
sudah dikembangkan berbagai metode atau pendekatan pembelajaran yang tidak
hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga berusaha membangun struktur
kognitif siswa.
Identifikasi Masalah
3
Analisis Masalah
Dari hasi refleksi serta diskusi dengan teman sejawat bisa diketahui bahwa
keliru satu factor yang diduga menjadi penyebab rendahnya yang akan terjadi
belajar peserta didik pada atas adalah pembelajaran yang berlangsung pada kelas
V Minu Sumberpasir bersifat deklaratif dimana guru hanya menyampaikan
sebanyak mungkin materi kepada peserta didik, tanpa melibatkan peserta didik.
Dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik pasif pada proses
pembelajaran. akibatnya proses pembelajaran berlangsung terus-menerus dan
membosankan sebagai akibatnya berimplikasi di rendahnya akibat belajar siswa.
Dari uraian di atas dicermati perlu buat segera menaikkan pembelajaran
matematika dalam bentuk penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V Minu
Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang persoalan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
pembelajaran adalah:
4
menggunakan memakai model pembelajaran konstruktivis realistic pada materi
operasi hitung bilangan bulat
2. mempertinggi yang akan terjadi belajar matematika peserta didik kelas V Minu
Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang melalui model pembelajaran
konstruktivis realistic dimateri operasi hitung bilangan bulat.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Vygotsky
ide dasar yang sebagai kajian krusial pemikiran Vygotsky artinya inspirasi
bawa potensi buat perkembangan kognitif dan pembelajaran berdasarkan transisi
di antara Zona of Proximal Development (ZDP).( Trianto, hal 13) ZDP artinya
area teoritis tentang pemahaman atau perkembangan kognitif yang dekat tapi
berada di luar level pemahaman pembelajaran waktu ini. Adalah bahwa Jika
pembelajar ingin menghasilkan kemajuan, mereka harus dibantu buat bisa
Berpindah asal zona ini dan kemudian masuk di level yang tinggi serta lebih baru.
Dalam perkembangan kognitifnya seseorang individu wajib keluar asal ZDP buat
menuju level berikutnya serta seterusnya.
a. Piaget
7
dimana tidak ada pertentangan yang terjadi di representasi mental lingkungan
hayati.
Dari piaget proses perkembangan pengembangan intelektual manusia terdiri dari
empat tahap yaitu 1) sensorimotor (lahir hingga dua tahun), 2) praoperasional (dua
hingga tujuh tahun), 3) operasi konkret (tujuh hingga sebelas tahun) dan 4) operasi
formal (sebelas tahun ke atas).
8
1.2 Metode-metode pembelajara konstrutivisme
9
menyebutkan bagaimana para pengajar bisa membarui cara dari membantu peserta
didik menghafal formula – formula cara memfasilitasi pemahaman yang
mendalam terhadap konsep-konsep matematika.
Hal ini sepenuhnya memungkinkan bagi siswa buat menghafal kabar –
warta matematika dan memanipulasi nomor – nomor tanpa memiliki suatu
pengetahuan mendalam ide konsep -konsep atau proses- proses yang dilibatkan.
Ingatan terhadap formula – formula serta penguasaan terhadap komputasi tidaklah
sama menggunakan pengetahuan yang sahih terhadap konsep -konsep dan
inspirasi – ide matematika. yang akan terjadi berasal praktik kedua hal tersebut
merupakan pencapaian yang rendah dalam matematika. Menurut National Center
for Education Statistics (2013), hanya 42% berasal peserta didik tingkat 4 dan
hanya 35% dari peserta didik tingkat 8 yang berada atau di atas level mahir
(proficient level) pada matematika buat nilai - nilai mereka.
Pedagogi Matematika secara konsep dari Molina (2014) usahakan
melakukan hal - hal berikut:
1.Pakai bahasa instruksional secara hati - hati.
2.Tekankan pengajaran di konsep dibandingkan algoritma serta jalan -
jalan singkat.
3. Hindari angka – angka yang gundul (naked number).
4. Bantu siswa menghasilkan koneksi antar konsep.
Guru matematika dan pembimbing instruksional usahakan memandang
serta mempertimbangkan Langkah – Langkah tersebut pada membangun
pemahaman yang mendalam terhadap konsep - konsep matematika, yang
seharusnya meningkatkan kualitas instruksi serta pula pembelajaran peserta didik.
10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3.1 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
a. Subyek penelitian
Subyek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas V MINU
Sumberpasir. Subyek penelitian berjumlah 20 siswa dengan rincian 11 siswa laki-
laki dan 9 siswa perempuan.
b. Tempat Penelitian
a. Perencanaan
B. Pelaksanaan Tindakan
11
Tindakan dilakukan secara terkendali berdasarkan pada rencana yang telah
disusun sesuai menggunakan permasalahan. Perbaikan pembelajaran pada daur
dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
b) refleksi, meneliti Tindakan yang sudah dilakukan, menerima saran dan kritik
asal sahabat sejawat buat menentukan Tindakan di siklus selanjutnya
c) kegiatan pada siklus II hampir sama mirip siklus 1, perbedaan terletak di materi
pelajaran dan pemaksimalan media pembelajaran menggunakan tujuan siswa
benar-benar tahu operasi hitung bilangan bulat.
c. Observasi
d. Refleksi
12
Refleksi ialah aktivitas merenungkan dan menghubung-hubungkan kinerja
mengajar pada pembelajaran. Dalam langkah refleksi, pengajar melakukan
analisis data terhadap seluruh data yang dikumpulkan selama pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada kaitannya menggunakan pencapaian tujuan
perbaikan pembelajaran.
Keterkaitan antara keempat komponen tadi menunjukan sebuah siklus.
Siklus dilakukan secara berulang hingga dilemma yang dihadapi terselesaikan
yaitu 85% siswa tuntas dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung
bilangan bulat .
1. Siklus Penelitian
1) PRA Siklus
2) siklus 1
a) Perencanaan
• Menyiapkan indera evaluasi berupa kisi - kisi soal, tes tertulis serta lembar kerja
siswa beserta kunci jawabannya.
13
b) pelaksanaan Tindakan
• Membuka pelajaran
c) Observasi Tindakan
TABEL 3.1
DATA HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 1
2. Aaliyatul Fikriyah
3. Ahmad Mustafidz
4. Ahmad Narulloh
6. Davina Althaafia
14
8. Fabalia Difanka
9. Helva Rosyada
Keterangan :
T = Tuntas > 65
TT = Tidak Tuntas < 65
Jumlah siswa yang Tuntas =
Jumlah Siswa yang tidak tuntas =
Klasikal = Belum Tuntas
Seluruh hasil nilai siswa yang diperoleh pada waktu evaluasi yang
dilakukan pada siklus 1 dimasukkan pad table 3.1 sesuai table diatas. Pengisian
pada waktu melakukan tes tertulis. Ketentuan ketuntasan siswa sudah ditentukan
oleh Lembaga masing – masing. Jika dikatakan tuntas lebih dari 65 dan jika
dikatakan tidak tuntas kurang dari 75. Dan bagi yang tuntas bisa dimasukkan ke
dalam kolom tuntas dan jika s iswa tidak tuntas bisa dimasukan ke dalam kolom
tidak tuntas.
Setelah selesai evaluasi siswa siklus 1 selesai, makaditeruskan dengan
melakukan siklus 2. Hasil evaluasi di catat di table 3.2
d) Refleksi tindakan
15
Mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil kerja siswa serta
memperbaiki kekurangan yang dipergunakan menjadi acuan buat merencanakan
Tindakan siklus berikutnya.
3) Siklus 2
a) Perencanaan
Adapun perencanaan yang akan dilakukan peneliti meliputi:
• menentukan pokok bahasan yaitu operasi hitung bilangan bulat.
• Menyusun rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memakai model
pembelajaran Kontruktivis Realistik.
• Menyiapkan asal dan media pembelajaran berupa buku teks.
• Menyiapkan lembar pengamatan kegiatan siswa dan keterampilan
pengajar,
• Observasi, lembar evaluausi, serta catatan lapangan dalam pembelajaran
Matematika memakai model pembelajaran Kontruktivis Realistik.
• Menyiapkan alat evaluasi berupa kisi - kisi soal, tes tertulis serta lembar
kerja siswa bersama kunci jawabannya.
• Memutuskan indikator ketercapaian pada proses pembelajaran.
b) Aplikasi Tindakan
• Menyiapkan media pembelajaran
• Membuka pelajaran.
• Menyampaikan utama materi pelajaran yaitu operasi hitung bilangan bulat
dengan memakai sifat komutatif, asosiatif, distributif.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Peserta didik mendengarkan penjelasan pengajar wacana operasi hitung
bilangan bulat.
• Guru memberi contoh menghitung operasi hitung bilangan bulat baik
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, distributif.
• Setiap peserta didik bisa menghitung dengan memakai sifat komutatif,
asosiatif, distributif.
• Peserta didik yang dapat mengerjakan sebelum batas waktu sehabis itu
diberi poin.
• Setiap siswa maju kedepan kelas buat mengerjakan soal menggunakan
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, distributif.
16
• Siswa bersama – sama menggunakan guru membentuk konklusi terhadap
materi yang telah dipelajari.
• Siswa diberikan kesempatan buat bertanya tentang hal – hal yang belum
dimengerti.
• Peserta didik serta pengajar melakukan evaluasi.
c) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan menggunakan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini aspek yang akan diamati ialah akibat diskusi dan kegiatan siswa
pada proses pembelajaran.
d) Refleksi
Menganalisis ulang buat menerima kesimpulan apakah hipotesis tindakan
tercapai atau tidak. Maka diperlukan di akhir siklus II akibat belajar peserta didik
dan kegiatan peserta didik kelas V di mata pelajaran Matematika materi operasi
hitung bilangan bulat dapa meningkat. Semua data yang diperoleh dapat
dipergunakan buat menghasilkan laporan penelitian.
TABEL 3.2
DATA HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 2
2. Aaliyatul Fikriyah
3. Ahmad Mustafidz
4. Ahmad Narulloh
6. Davina Althaafia
8. Fabalia Difanka
9. Helva Rosyada
17
12. Muhamad Khaidar Agil Alfarizi R.
Keterangan :
T = Tuntas > 65
TT = Tidak Tuntas < 65
Jumlah siswa yang Tuntas =
Jumlah Siswa yang tidak tuntas =
Klasikal = Belum Tuntas
Seluruh hasil nilai siswa yang diperoleh pada waktu evaluasi yang dilakukan
pada siklus 2 dimasukkan pad table 3.2 sesuai table diatas. Hasil Evaluasi di
catat sesuai dengan hasil siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh Lembaga masing – masing adalah 65. Jika siswa yang kurang dari
nilai 65 maka dikatakan tidak tuntas dalam memenuhi nilai KKM. Dan bisa
dimasukkan sesuai table diatas siswa tuntas dimasukkan kedalam kolom tuntas
dan yang yang tidak tuntas dimasukkan kedalam kolom yang tidak tuntas.
Hasil kinerja siswa dapat diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh
guru Pengamatan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan di masukkan pada tabel 3.3
TABEL 3.3
DATA HASIL PENGAMATAN KINERJA SISWA
2. Aaliyatul Fikriyah
3. Ahmad Mustafidz
18
4. Ahmad Narulloh
6. Davina Althaafia
8. Fabalia Difanka
9. Helva Rosyada
Keterangan :
1. Keaktifan Siswa
2. Mengeluarkan Pendapat
3. Bertanya
4. Membuat Catatan
Pengisian kolom tersebut di isi dengan jumlah siswa yang berada dalam kelas
adalah 27 siswa. Aspek penilaian 1 diisi dengan membubuhkan ceklist apabila
dalam proses pembelajaran siswa aktif. Aspek 2 jika siswa dalam ,emya,paika
pendapatnya. Aspek 3 jika siswa berani ertanyajika masih belum jelas dan belum
mengerti. Aspek 4 siswa mampu membuat catatan yang dianggap penting.
Dalam tiap siklus, Kinerja guru dinilai oleh supervisor 2. Hasilpenga,atan
supervisor 2 dimasukkan dalam tabel 3.4 . Adapun bentuk tabel untuk kinerja
19
guru adalah :
TABEL 3.4
DATA HASIL PENGAMATAN KINERJA GURU
No Kinerja yang diamati ada tidak ket
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Menyampaikantujuan pembelajaran
c. Menyampaikan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Penggunaan media pembelajaran
b. Melibatkan siswa dalam penggunaan
media
c. Mengajukan pertanyaan
d. Membimbing secara kelompok
3. Kegiatan Akhir
a. Membuat kesimpulan
b. Memberi tugas pekerjaan rumah
4. Mengadakan Evaluasi
a) Metode tes
Dalam penelitian ini tes dilakukan dalam proses dan setiap akhir siklus yang
berupa tes tertulis dan tes lisan. Pengumpul data berupa pemberian soal secara
tertulis, selama siklus penelitian berlangsung.
b) Observasi
c) Dokumentasi
20
elektronik. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahuai kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil pekerjaan, hasil
evaluasi, proses dan produk kegiatan belajar mengajar siswa dalam pembelajaran
Matematika melalui model pembelajaran kontruktivis Realistik.
N= 𝑩 x 100
𝑺𝒕
keterangan:
B = banyaknya buah yang dijawab dalam (pada bentuk pilihan ganda) atau
(jumlah skor jawaban benar pada tiap item soal pada tes bentuk penguraian)
N = nilai
≥ 65 Tuntas
21
Dengan demikian, bisa dipengaruhi jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Ketuntasan belajar klasikal dapat tercapai apabila ≥ 85% berasal keseluruhan
obyek penelitian.
Tabel 3.2
≥ 85 Tuntas
b) Data Kualitatif
Dari Widoyoko buat mengolah data skor dilakukan dengan Langkah sebagai
berikut:
3) Membagi rentan menjadi kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup serta
kurang
➢ Ketrampilan guru
Jika instrument ada 10 indikator menggunakan rentangan yang dipakai 1
sampai 4 maka:
Nilai terendah = 10 x 1 = 10
Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40
R = 40 – 10 = 30
22
= 7,5
Jadi kriteria skor ketrampilan guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Skor Ketrampilan Guru
Kriteria Skala
➢ Aktivitas siswa
Jika instrument ada 10 indikator menggunakan rentangan yang dipakai 1
sampai 4 maka:
Nilai terendah = 10 x 1 = 10
Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40
R = 40 – 10 = 30
= 7,5
Jadi kriteria skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Skala
23
c) Indikator Keberhasilan
24
BAB IV
2. Aaliyatul Fikriyah
3. Ahmad Mustafidz
4. Ahmad Narulloh
6. Davina Althaafia
8. Fabalia Difanka
9. Helva Rosyada
23
16. Mukhammad Fatkhul Mubin
Bila hasil pengamatan pada siklus I disajikan dalam grafik diagram batang
adalahsebagai berikut:
Grafik 4.1
24
Table 4.2
2. Aaliyatul Fikriyah
3. Ahmad Mustafidz
4. Ahmad Narulloh
6. Davina Althaafia
8. Fabalia Difanka
9. Helva Rosyada
25
20. Salsabilla Amaliya
Hasil pembelajaran tes tertulis pada siklus II disajikan dalam grafik sebagai berikut:
6
Grafik 4.2
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
2 Nilai
siswa
Grafik 4.3
0
Prosentase Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
26
Sesuai grafik di atas terlihat bahwa persentase ketuntasan belajar dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan asal 65% sebagai 85%. Hasil Siklus II sudah
mencapai indikator keberhasilan, sebagai akibatnya tidak perlu dilakukan perbaikan.
Berikut dipaparkan yang akan terjadi refleksi pemugaran pembelajaran pada siklus
II sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Sesuai data yang akan terjadi penelitian dapat diketahui bahwa akibat belajar
peserta didik di mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah
dilakukan pemugaran di siklus II dan ketiga. Pada Siklus I Masih terdapat 35% asal
jumlah siswa menerima nilai dibawah KKM. Hal ini dibuktikan bahwa adanya 20
peserta didik yg mengikuti tes tertulis, ada 7 peserta didik (35%) siswa belum tuntas
dan 13 peserta didik (65%) tuntas. Sasaran yang dibutuhkan adalah 85% dari jumlah
siswa harus mendapatkan nilai diatas KKM. Di Pembelajaran pada Siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% tuntas. Banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM merupakan 17 serta yang nilainya dibawah KKM
adalah 3 siswa. Peningkatan yang akan terjadi belajar juga disertai dengan
peningkatan ketrampilan pengajar serta kegiatan siswa di waktu perbaikan
pembelajaran siklus II berlangsung.
27
Pada siklus 1 tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai menggunakan indicator
yang ditetapkan. Hal ini ditimbulkan karena pengajar belum melaksanakan
pembelajaran dengan baik yang diakibatkan sang guru belum menguasai Langkah
Langkah pembelajaran moduel kontruktivis realistik. Hal ini dijadikan menjadi
bahan refleksi buat pemugaran pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada siklus
berikutnya sudah terjadi peningkatan yang akan terjadi belajar secara signifikan.
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut ialah dampak asal pemugaran metode
pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan contoh pembelajaran
kontrutivis realistic sebagai akibatnya peserta didik dapat menyampaikan
menggunakan baik materi yang disampaikan.
28
BAB IV
1.1 kesimpulan
Sesuai data yang diperoleh selama melakukan pemugaran, maka dapa disimpulkan
menjadi berikut:
1. Hasil belajar matematika peserta didik kelas V MINU Sumberpasir Kecamatan Pakis
cenderung mengalami peningkatan pada setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan
memakai modle pembelajaran konstruktivis realistik di materi pokok operasi hitung
bilangan bulat.
Sesuai konklusi penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal hal sebagai berikut.
2. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini MINU Sumberpasir semoga senantiasa kreatif
dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif sesuai materi yang akan
diajarkan, sebab tidak seluruh materi cocok diajarkan dengan satu metode pembelajaran
saja.
29
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Molstad, C. E., & Karseth, B. (2016). National Curricula in Norway and Finland: The
Role of Learning Outcomes. European Educational Research Journal , 15 (3),
329-344.
30
Raudhah,2018. Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN
Sumatera Utara http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah. Vol. 06
No. 01
31