Teks tersebut merangkum perjalanan hidup penulis dari masa kanak-kanak hingga SMA. Penulis mengalami berbagai peristiwa penting seperti kecelakaan tenggelam pada usia SD yang hampir merenggut nyawanya, serta aktif dalam organisasi sekolah dimana penulis sekarang menjabat sebagai sekretaris.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan12 halaman
Teks tersebut merangkum perjalanan hidup penulis dari masa kanak-kanak hingga SMA. Penulis mengalami berbagai peristiwa penting seperti kecelakaan tenggelam pada usia SD yang hampir merenggut nyawanya, serta aktif dalam organisasi sekolah dimana penulis sekarang menjabat sebagai sekretaris.
Teks tersebut merangkum perjalanan hidup penulis dari masa kanak-kanak hingga SMA. Penulis mengalami berbagai peristiwa penting seperti kecelakaan tenggelam pada usia SD yang hampir merenggut nyawanya, serta aktif dalam organisasi sekolah dimana penulis sekarang menjabat sebagai sekretaris.
Teks tersebut merangkum perjalanan hidup penulis dari masa kanak-kanak hingga SMA. Penulis mengalami berbagai peristiwa penting seperti kecelakaan tenggelam pada usia SD yang hampir merenggut nyawanya, serta aktif dalam organisasi sekolah dimana penulis sekarang menjabat sebagai sekretaris.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12
TUGAS SEJARAH PRIBADI
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
NAYLAFAIZA ANANDINA XII IPA 6 NO URUT : 17 PERJALANAN HIDUP
Aku Nala, anak ke 3 dari 4 bersaudara. Aku memiliki 3 orang
saudara laki-laki yang sangat menyebalkan Abi,Ali dan Dito. Ibu ku adalah seorang perawat dan Ayahku adalah seorang PNS. Kisahku di awali saat aku masih ada dalam kandungan. Ibuku sering membuat Diary kala itu. Mungkin karena dulunya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang sering merasa boring makanya dia mengisi waktu luangnya dengan menulis Diary. Ada tentangku juga disana. Aku lahir di Kendari 16 Januari 2005 ibu dan ayahku sangat senang kala itu saat mengetahui yang lahir ternyata anak perempuan mungil yang cantik, mungkin karena kedua kakak ku adalah seorang pria? Entahlah. Berselang waktu tak terasa umurku sudah menginjak usia 7 tahun bertepatan dengan terangkatnya ibuku menjadi seorang PNS, aku dan ibuku pun pindah ke salah satu pulau kecil nan indah yang terletak di Sulawesi Tenggara “WAKATOBI” disana aku menduduki bangku Taman kanak-kanak (TK) aku adalah anak yang di kenal ceria dan tinggi percaya diri. Aku selalu aktif menjawab pertanyaan ibu guru dan aktif memimpin do’a. Di sana juga aku memiliki teman-teman yang seru dan baik kepadaku. Masa itu adalah masa yang paling indah yang pernah ku miliki karena saat itu aku tidak perlu memikirkan betapa kerasnya dunia yang ku pikirkan hanyalah bermain dan bersenang-senang. Berselang beberapa tahun tak terasa aku pun menginjak bangku SD dimana saat itu ibuku mengambil studi di Makassar yang mengharuskan aku pun ikut pindah dengannya. Disana aku tinggal bersama nenekku (orang tua ibuku). Ayah dan ibuku LDR di karenakan ayahku masih bertugas disana sedang ibuku berkuliah di sini. Saat pertama kali masuk sekolah aku sedikit sulit beradaptasi dengan suasana dan budaya yang baru dimana budaya yang ada di wakatobi tempatku dahulu sangat berbeda dengan yang ada disini aku perlu beberapa hari untuk menyesuaikan diri. Tidak terlalu banyak kenangan yang ku miliki saat duduk di bangku SD. Namun saat aku menginjak kelas 2 SD. Aku mengalami kecelakaan yang membuat trauma kedua orangtua dan keluargaku serta aku selaku korban dari kecelakaan itu. Baiklah mari aku ceritakan. Saat itu sedang musim hujan aku dan kedua kakakku sedang bermain di belakang masjid di dekat rumah. Kebetulan di belakang masjid tersebut terdapat rawa yang cukup dangkal untuk anak seumuran ku. Setelah puas bermain di sana tiba-tiba muncul salah seorang temanku yang mengajakku untuk ke kolam yang lebih besar katanya. Karena pada saat itu aku adalah anak yang polos aku memilih untuk mengikuti temanku tersebut,kakakku sempat melarangku tapi aku nekat untuk pergi. Setelah sampai di sana aku pun kaget ternyata kolam tersebut memang benar jauh lebih besar dari kolam sebelumnya. Tanpa sadar ternyata itu adalah penggalian yang sangat dalam. Pikiranku tak sampai situ. Tanpa berfikir Panjang aku pun langsung lompat dan tenggelam. Teman yang mengajakku kesitu pun pergi meninggalkan ku karena mengira aku bisa berenang, selang beberapa jam setelah itu temanku mendatangiku pada kondisiku yang sudah mengapung dan membiru pada penggalian tersebut. Sontak temanku pun memanggil warga sekitar untuk membantu menaikkanku ke daratan, Ibuku yang pada saat itu tengah asyik menonton drama korea pun syok saat mendengar kabarku tenggelam dan membiru. Masih kuingat jelas saat itu ibuku lari dari rumah ke tengah lapangan melihatku membengkak saking banyaknya air yang masuk dalam tubuhku, warga sekitar pada saat itu meyakini bahwa aku sudah meninggal namun ibuku tidak percaya, kebetulan pada saat itu ibuku baru saja belajar tentang pertolongan pertama di kampusnya, ibuku pun mempraktekkannya kepadaku, ibuku melakukan segala cara agar aku bernafas Kembali, para warga mengingatkan ibuku untuk ikhlas melepaskan kepergianku namun ibuku tidak memedulikan perkataan para warga tersebut dan tetap berusaha mengembalikan denyut jantungku. Di akhir keputus asaannya ternyata tuhan berkehendak lain, aku batuk. Yang menandakan aku masih merespon, ibu dan keluargaku pun langsung melarikanku ke puskesmas terdekat namun ternyata kami tidak mendapat respon baik disana, ibuku pun membawaku ke beberapa rumah sakit namun tetap tidak mendapat respon baik, Setelah itu tujuan terakhirku adalah rumah sakit Wahidin disana akupun di pasangkan alat bantu pernafasan serta alat-alat medis lainnya, aku sempat henti jantung dan koma selama 2 hari dan akhirnya aku sadar, di rumah sakit itu aku melihat banyak sekali yang kasusnya lebih parah dari itu, aku juga melihat perjuangan ayah,ibu dan keluarga ku untuk melihatku tetap hidup, sangat-sangat bersyukur tuhan masih memberikan aku kesempatan untuk hidup. Mungkin itu adalah pengalaman paling hebat yang kupunya saat aku berada di bangku SD. Saat menginjak bangku SMP menurutku tidak banyak yang menarik saat SMP hidupku berjalan bagaimana seharusnya, aku bertemu denganteman-teman yang cukup baik, namun pada saat SMP ku akui aku memang jarang akur dengan teman laki-laki di kelasku, aku dikenal keras dan sedikit resek kat teman-temanku. Aku smp di wakatobi tempatku TK karena ibuku harus Kembali kesana, aku juga di pertemukan dengan teman keciku dan di pasangkan satu kelas, lucu juga ya kebetulan ini. Tidak banyak yang bisa ku ceritakan yang bisa ku pastikan adalah masa SD dan SMP adalah masa dimana aku tidak perlu terlalu banyak memikirkan sesuatu yang kutahu hanyalah bermain dan bersenang-senang saja, Naiklah aku di bangku SMA sekarang aku sudah menginjak kelas 12. 3 tahun ini memang cukup berat ku jalani, pada saat SD dan SMP aku sangat ingin menginjak waktu SMA namun setelah merasakannya rasanya aku ingin Kembali ke masa SD dan SMP dimana aku tak perlu banyak berfikir, tak perlu tau tentang betapa kerasnya dunia yang sebenarnya, bingung mau menceritakan ini dari mana. Saat aku menginjak bangku SMA aku memasuki organisasi OSIS yang ada di sekolahku disinilah awal kisah SMA ku di mulai. Di osis aku bertemu dengan banyak sekali teman baru, berdamai dengan suasana yang baru, bertemu dengan orang-orang yang baru pula. Osis di SMA ku sangat jauh berbeda dengan osis yang ada pada saat aku SMP, disini kami di ajarkan bagaimana cara membuat dan menjalankan kegiatan dengan mencari uang sendiri, menjalankan kegiatan sendiri, kami di ajarkan untuk bisa mandiri. Mulai merasakan sulitnya mencari uang, bagaiman senangnya jika jualan ada yang beli, berkeliling menjual jualan untuk keberhasilan event, di beri tanggung jawab yang besar. Sekarang tidak terasa ku sudah ada di titik ini, menajdi sekretaris pada organisasi itu, menjadi pengurus inti yang tidak pernah ada di wish list ku namun teap ku jalani dan ada di titik ini pun bukanlah perkara mudah, butuh proses yang Panjang dengan segala drama pro dan kontra keluarga, sering berkelahi dengan diri sendiri,tekanan organisasi, namun kurasa hebat diriku sudah sampai sejauh ini. Sebanyak itu memang yang bisa kudapat dari organisasiku ini suka duka tidak sedikit ku lewati dan nikmati. Sebagian orang berfikir kami adalah babu sekolah, tak Sebagian juga yang berkomentar miring dan bilang masuk organisasi adalah buang waktu yang sia-sia tanpa mereka tahu sebenarnya jika di lihat lebih dalam ada banyak hal yang tidak di sangka-sangka bisa ku dapatkan disini. Mulai dari cara memecahkan masalah, menurunkan ego,beradu pendapat, memiliki relasi yang luas, bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan visi yang sama, juga pengalaman yang tak sedikit. Menduduki posisi sekretaris di osis juga bukanlah hal yang mudah buatku, Amanah besar yang teman-temanku percayakan kepadaku ini juga sering membuatku menangis, sebelum menjadi sekuat ini aku pernah menjadi sosok manusia yang tak tahu apa-apa. Jangankan membuat surat menulis di word saja tidak lancer, bermain laptop dan computer saja tidak lancar,namun tekad ku untuk belajar dan terus mencoba membawaku ke titik ini. Mau ku ceritakan bagaimana prosesku sampai di titik ini ? dulu kelas 1 SMA saat masuk osis aku memang berbeda dengan teman-temanku yang lain. Saat teman-temanku memilih diam saat di suruh bicara dan berpendapat oleh seniorku dengan alasan takut, aku memilih untuk menyuarakan suara dan aspirasi ku, saat itu memng aku sering mendapat lirikan sinis dari seniorku, namun pada saat itu yang ada fikiranku hanyalah bagaiamana caranya suaraku tetap tersalurkan, tidak peduli di terima atau tidak yang penting tak ada yang mengganjal di hatiku, aku juga berfikir mending di sampaikan walau tak di terima daripada tidak tersampaikan dan tidak tahu hasilnya. Aku tipikal anak yang mudah bergaul, jadi suasana yang baru tidak begitu sulit untukku. Aku mudah berbaur dengan teman-temanku walaupun kami memiliki karakter dan sifat yang berbeda begitu juga budaya. Namun dengan tujuan yang sama kami pun bisa menyelesaikan masalah apapun yang menimpa kami. Naik kelas 2 SMA saat dimana aku menjadii pengurus OSIS sebelum menduduki itu terlebih dulu ada yang Namanya PILKETOS pemiliha ketua dan wakil ketua Osis, aku di tunjuk oleh senior dan teman- temanku untuk mencalonkan diri. Lagi-lagi perasaan nano-nano itu pun muncul, rasanya seperti campur aduk. Aku senang karena merasa di percaya oleh teman-temanku namun aku merasa tidak percaya diri, aku merasa diriku tidak mampu, namun dengan bujukan teman-temanku yang berusaha meyakinkanku, akupun akhirnya bersedia mencalonkan. Belum sampai disitu aku Kembali di pusingkan dengan pemilahan partner, pada saat itu aku bingung, siapa yang akan kuajak menajadi parter yang akan ku temani bekerja sama menyatukan pikiran 1 tahun kedepan, dan lucunya setelah banysk drama aku meilih tefan menjadi partnerku, Tefan adalah musuhku, aku perang dingin dengannya namun siapa sangka dia yang kupilih menajdi partnerku, aku dan Tefan adalah 2 orang yang punya karakter dan sifat yang keras, aku keras dan dia juga seperti itu. Senior dan teman-temanku pun tahu fakta itu, makanya saat mendengar bahwa akhirnya aku dan tefan memilih untuk berpasangan mereka kaget dan memberitahu bahwa kami tidak cocok untuk brpasangan, tak sedikit juga berkomentar miring dan bilang kami tak akan berhasil jika berpartner, namun tefan selalu meyakinkan aku dan menebas perkataan buruk orang tentang kami, siapa sangka sampai hari ini dia masih menjadi partnerku di osis dan yaa kami berhasil menebas perkataan dan komentar miring yang pernah kami dapatkan, walaupun tak sedikit kami bertengkar dan bercekcok namun kami berdua selalu memiliki cara agar bisa menutupi kesalahan dan kekurangan masing- masing. Setelah aku meyakinkan diriku untuk mencalonkan diri pada saat pilektos nanti aku dan tefan mulai mempersiapka visi-misi kami saat itu pun tak mudah, karena detik-detik dimana aku harus diskusi memikirkan visi misi kami aku di ajak libyran keluar kota dengan keluargaku yang mengharuskan aku untuk ikut, sehingga diskusi kami tertunda sebulan, tefan cukup sabar pada saat itu, niat mundur? Sudah pasti ada. Frustasi,bingung dan takut selalu menghampiri, banyak hal-hal yang kami lewatkan, disaat paslon lain sudah sibuk membuat visi-misi aku dan tefan belum diskusi karena sedang tidak berada di lokasi yang sama. Namun akhirnya kami bisa menyelesaikan visi-misi kami dengan sangat baik. Setelah itu hari demi hari pun berjalan seprti biasanya, sampailah kami di hari kampanye huh,pada hari itu aku sangat gugup, bagaimana tidak aku akan masuk ke kelas- kelas dan berbicara di depan orang banyak. Apalagi aku akan masuk ke kelas 12 dimana di sekolah ku senior adalah sosok yang cukup di segani. Kampanye adalah kegiatan yang cukup menantang dan seru untukku. Namun cukup menguras tenaga dan suaraku. Tak terasa waktu pun berjalan sampailah di hari pemilihan ketua dan wakil ketua osis di sekolah ku, perasaan campur aduk pun muncul, perasaan yang muncul itu bukan tentang bagiamana kalau aku tidak terpilih. Mnamun ke bagaimana jika kami terpilih namun ternyata kami tidak pantas untuk terplih. Namun ku pasrahkan seagalanya kepada tuhan pada saat itu. Dan yaa akhirnya hasil pemilihan pun keluar yang menyatakan temanku Maya dan Ana terpilih menjadi ketua dan wakil ketua osis, rasanya antara lega dan sedikit sedih. Lega karena aku tak harus menanggung Amanah yang lebih berat, namun sedikit sedih karena tidak terpilih. Namun aku tetap Bahagia, mereka yang terpilih adalah orang- orang luarbiasa yang telah di tetapkan oleh tuhan. Semoga mereka bisa menanggung aman ini dengan baik sampai akhir kepengurusan. Hmm itulah tadi sedikit cerita perjalananku sampai bisa menjadi seorang sekretaris dalam organisasi, semoga bisa menginspirasi setidaknya untuk Sebagian kecil pembaca ku. April 2021, bulan dimana membuat aku merubah pikiranku tentang kehidupan. Aku adalah tipikal anak yang dekat dengan ibuku, kami memang selalu di ajar untuk terbuka dengan orang tua khususnya ibuku. Tak heran jika anak=anaknya pun sangat dekat dengan beliau, beliau adalah ibu dan manusia yang sangat baik, ibuku penyabar dan dia tipikal ibu-ibu yang tidak suka keluar rumah sehingga dia memang jarang bergosip dengan tetangga sekitar. April 2021 awal bulan itu ibuku tiba-tiba sakit. Awalnya hanya demam selang beberapa hari setelah ibuku beristirahat ibuku pun lekas membaik. Kala itu dia mau keluar berdua dengan ayahku padahal baru sembuh, kencan katanya. Ibu dan ayah pun keluar berdua dan pulang agak malam dimana pada saat itu ayahku menggunakan motor dengan suasana malam yang dingin sehingga ibuku memang kedinginan waktu pulang, keesokan harinya demam ibuku Kembali memuncaak, dia demam tinggi. Kami masih santai karena berfikir “ohh..biasalah maklum kan tadi malam habis keluar” ibuku pun masih bisa ku ajak bercanda namun beliau kebanyakan diam karena mungkin lemas karena sakit, waktu itu ibuku sempat diinfus karena kekurangan cairan, dia juga mengeluh sangat lemas. Aku berusaha merawat ibuku. Malam itu setelah ayahku pulang dari keluar, ayah dan ibuku bercengkrama sebentar di atas tempat tidurku. Kala itu ibuku setengah sadar jadi dia sedikit melantur. Dia bilang kepada ayahku “kalua nanti saya meninggal jangan terlalu lama memikirkanku, menikahlah!” ayahku hanya tertawa mendengar itu tidak terlalu serius menanggapinya, karena berfikir ibuku hanya melantur saja. Aku pun tertawa mendengarknya seakan taka da apa-apa yang akan terjadi, ternyata pada saat itu ibuku seakan mengisyaratkan bahwa dia akan pergi jauh dariku. keesokan paginya aku masih sempat mengatur cairan infus ibuku, juga membuatkan ibuku sarapan serta menyiapkan obat sebelum akhirnya aku meminta izin untuk keluar karena ada kegiatan di sekolah. namun sebelum itu aku memastikan keadaan ibuku terlebih dahulu dan kulihat memang beliau sudah agak mendingan, aku juga sempat bercanda di atas tempat tidurku bersama kelurga kecilku, seakan tak aka nada yang terjadi. Setelah itu aku pun pergi ke sekolah di antar oleh ayahku, kebetulan pada saat itu kegiatannya tidak memperbolehkan peserta mememgang hp sehingga handphone ku pun di kumpul. Setelah kegiatan selesai aku mengambil ponselku dan betapa kagetnya aku melihat notifikasi di ponselku yang mengatakan ibuku di larikan ke rumah sakit tepat setelah 1 jam ku di sekolah, aku kaget, syok pikiran ku campur aduk, aku kesana kemari mencari kendaraan yang bisa mengantarkanku ke rumah sakit tempat ibuku di rawat, kebetulan saat itu abangku belum pergi karena menungguku pulang, iapun menjemputku di sekolah dan kami berdua lekas ke runmash sakit. Sesampainya disana remuk rasanya perasaanku melihat ibuku terbaring lemah di Kasur rumah sakit. Ku datangi beliau ku cium kening dan pipinya, ku coba mengajaknya bicara namun pada saat itu ibuk tak merespon, beliau hanya bisa membuka dan menutup mata namun tidak bisa ku ajak boicaraa, ku coba terus menerus mengajaknya bicara, ku bisikkan beberapa kata-kata berharap ibuku bisa mendengar ku. Namun tetap taka da respon, air mataku tanpa sadar bercucuran karena melihat ibu yang kutau ceria tiba-tiba terbaring lemah seperti itu. Setelah itu adzan isha pun tiba, aku lekas pergi ke mushallah yang ada di rumah sakit itu, itu adalah sholat terlama yang pernah ku jalankan semasa hidupku, curhat dengan Allah meminta yang terbaik kepada Allah serta berserah dan yakin apa yang Allah tetapkan adalah yang terbaik untuk diriku dan keluargaku. Setelah sholat aku Kembali mendatangi ibuku aku selalu berusaha mengajaknya berbicara walaupun taka da respon yang di berikan ibuku. Setelah itu ibuku pun di swab karena pada saat itu memang covid-19 sedang marak-maraknya, setelah di tes ternyata ibuku positif sehingga harus di alihkan ke ruang isolasi dimana aku tak bisa lagi melihatnya. Hanya ayahku yang menemani ibuku. Malam itu malam terakhir ku tatap ibuku, ku pandangi baik-baik wajah cantiknya dan membisikkan bahwa aku akan Kembali mendatanginya dengan kondisi yang jauh lebih baik, aku pamit dengannya. Ku kecup keningnya serta pipi kiri dan kanannya. Pulanglah aku dengan perasaan yang datar, kebetulan itu adalah malam Ramadhan dimana besok adalah hari pertama puasa untuk umat islam.padahal sebelumnya aku dan ibuku sudah berandai andai akan memasak apa pada saat puasa nanti, akupun sudah memikirkan akan memakai baju couple pertamaku dengan ibuku namun ternyata tuhan berkehendak lain, aku harrusmelaksanakan puasa pertamaku hanya dengan saudara-saudaraku, datar sekali rasanya sahur dan tarwih pertama ku.masih kuingat jelas bagaiamana tatapan iba dari tetangga ku melihat aku yang tarwih sendiri, aku benci dengan tatatpan itu. Keesokan harinya aku bertekad untuk membersihkan seluruh rumahku, karena tahu ibuku akan suka mendengar jika aku jadi serajin itu, itu puasa pertama ku. Dan pada saat itu aku hanya sahur air minum dan kurma karena taka da nafsu makan. Namun paginya aku tetsp membersihkan tak ada sedkit pun rasa lelahku, aku sangat bersemangat karena berharap ibuku bisa lebih baik Ketika mendengarku membersihkan rumahku. Setelah membersihkan aku menjenguk Kembali ibuku, berharap keadaannya bisa jauh lebih mebaik dan aku bisa menjenguknya, namun takdir berkata lain aku belum bisa bertemu ibuku karena beliau masih ada di ruang isolasi sehingga aku tak bisa menjenguknya, aku menunggu di depan ruangan tersebut, aku melijat ibuku dari jendela kecil di ruangan itu hatiku sedikit tenang, lalu aku pulan. Aku singgah di rumah sepupuku aku mengajaknya keluar agar fikiran negatifku sedikit terlupakan, setelah berbuka puasa akupun pulang ke rumah, rasanya masih sangat datar. Perasaan datar itu memang masih selalu kurasa. Sahurku masih sama air dan kurma karena memang taka da nafsu makan beberapa hari itu, namun kekuasaan Allah aku tidsk lemas sama sekali hanya datar kurasa hidupku ini. Keesokan harinya keadaan ibuku masi sama, masih belum bisa di besuk dan kesadarannya pun belum pulih, masih sulit untuk di ajak berkomunikasi. Aku melanjutkan aktivitasku. Aku masih ikut rapat osis persiapan lomba Ramadhan. Setelah pulang dari sana aku kehujanan dan ketkika sampai di rumah aku tidak lekas ganti baju, kubiarkan baju itu kering di tubuhku. Yang mengakibatkan malamnya aku sakit, aku tidak tarwih malam itu karena badanku lemas dan demam. Tak lama kemudian datanglah om ku membawa kabar tentang ibuku, dia berkata “ berdoa ya nak, kecil kemungkinan ibumu bisa hidup sampai mala mini” pikiranku tak karuan perasaanku bergejolak, hatiku berdegup kencang, takut, cemas Bersatu di waktu yang sama. Ku tetap berusaha ber fikir positif meyakinkan diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tak lama kemudiantiba-tiba rumahku ramai di datangi warga yang menangis bahkan ada yang meraung-raung, kulihat keluargaku sudah mulai mengatur tempat yang biasa di tempati untuk mayit sebelum di kafani, aku kaget seakan tak percaya mengamuk aku di buatnya seakan tak terima dengan ketetapan yang sudah di tetapkan oleh Allah. Ku telfon ayah ku untuk memastikan bahwa ibuku tak apa-apa dan berharap bisa menebas segala perkataan orang yang mengatakan ibuku sudah tiada. Namun kaget aku mendengar ayahku menangis dan bilang ibuku sudah tiada di dunia ini. Dunia ku hancur seakan hari itu adalah terakhir kalinya ku bisa bernafas lega di bumi inii, batinku bergejolak perasaanku tak karuan, tidak bisa ku jelaskan bagaimana perasaanku pada saat itu yang bisa ku pastikan aku hancur hari itu, taka da lagi fikiran positif yang bisa ku saring di fikiranku. Setelah itu aku langsung menelfon sahabatku mereka berusaha membuatku tenang, tak karuan perasaanku melihat tenda terpasang di depan rumahku. malam itu fikiranku datar, semua orang bersedih tak percaya dengan kepergian ibuku, akupun begitu kutunggu mayat ibuku datanng saat itu mayat ibuku di bawa ambulance dan tiba jam 4 subuh di karenakan sangat banyakan prokes yang harus di jalankan ibuku sebelum akhirnya di bawah kerumah duka, pada saat itu prokes sangat ketat. Ibuku di masukkan de dalam peti mati aku tyidak bisa melihat wajah terakhir ibuku. Mereka yang ikut mengurus jenazah ibuku pun harus memakai apd lengkap pada saat tiba ibuku langsung di shalatkan dan juga di bawa ke pemakaman umu dekat rumahku. Sampai disana pun aku tidak bisa berlama-lama karena harus pulang dan sahur. Perasaan tidak percaya selalu mucul di fikiranku, rasaya baru kemarin aku bercengkrama dan bercanda dengan ibuku, sekarang harus kuterima kenyataan bahwa hal itu tak bisa lagi kurasakan, sedih rasanya ternyata kemarin adalah terakhir kalinya aku bisa mnecium ibuku, terakhir kalinya bisa ku peluk erat dirinya. Hari demi hari berjalan, ibuku memiliki teman-teman yang baik mereka dating menjenguk dan memberikan bela sungkawa kepada kami, ibuku meninggalkan kesan baik kepada orang-orang di sekitarnya aku yakin ibuku adalah orang yang baik dan semoga beliau di beri tempat terindah di sisi Allah SWT Seperti hal nya waktu, hidup terus berjalan. Seiring berjalannya waktu aku mulai ikhlas menerima ketetapan yang sudah di gariskan Allah untukku, aku percaya aka nada hal yang baik yang menungguku di kemudian hari, aku percaya apa yang allah ambil akan Allah gantikan dengan hal-hal yang jauh lebih baik dari apa yang aku bayangkan. Aku berusaha ikhlas walaupun sering sekali air mataku bercucuran mengingat ibuku. Namun aku selalu bersyukur masih memiliki banyak orang sekitarku yang sangat menyayangi dan menguatkan ku. Itulah sedikit dari banyaknya kisah di hidupku, aku mengambil 2 kejadian hebat yang terjadi di hidupku, semoga kamu pembaca dapat mengambil setidaknya sedikit hikmah yang ada pada ceritaku ini, bersabarlah atas apa yang sudah menimpamu ikhlaslah dengan apapun ketetapan untukmu, jalani hidup ini dengan banyak bersyukur denga napa yang sudah di beri. Yakin dan percaya akan ada hal yang jauh lebih baik menunggumu di depan sana. Terimakasih telah membaca ini, terimakasih kepada guru pembimbimg yang sudah memberikan tugas ini, setidaknya saya punya wadah untuk bernostalgia tentang rentetan kisah hidup saya. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada tokoh-tokoh yang sudah saya cantumkan di dalam cerita sejarah say ini, teriamakasih telah hadir di hidup saya baik yang hanya singgah meski tak bertahan lama. Terimakasih, sekian.