Lentur
Lentur
Lentur
Djoko Suprijanto
Jurusan Teknik Mesin STTNAS Yogyakarta
Jalan Babarsari, Depok, Sleman
email : djoko_supri@yahoo.com
ABSTRAK
Pengelasan sudut banyak dipakai pada konstruksi yang dirancang utuk menahan beban berat sehingga diperlukan
kekuatan las yang maksimal. Karena konstruksinya maka penelitian tentang kekuatan tarik tidak dapat dilakukan pada
konstruksi las sudut. Penelitian untuk mengetahui kekuatan las sudutb adalah pengujian bending yang akan memberikan
kemampuan las menahan beban lentur.
Pada penelitian ini dibuat las sudut 900 pada pelat tebal 8 mm. lebar 80 mm panjang 40mm . Jenis las dipilih
SMAW dengan tegangan 30 Volt, kuat arus 110 Ampere posisi mendatar, dengan variasi kampuh : I, V, U double V dan
double U, masing2 specimen sebanyak 3 buah konstruksi. Pengujian yang dilakukan meliputi : uji komposisi bahan
dasar/raw material, uji stuktur mikro dan kekerasan pada daerah logam induk, daerah HAZ dan daerah las, serta uji
bending/lentur terhadap konstruksi las
Dari uji komposisi logam induk terlihat bahwa bahan termasuk baja karbon rendah mendekati sedang dengan
kadar Karbon 0,236 dengan sedikit penguatan terhadap sifat ulet dan anti korosi dengan adanya kandungan Si sebesar 1,82 %
dan Cu : 1,08%. Pada pengujian struktur mikro raw material terlilhat bahwa komposisi bahan terdiri dari ferit dan perlit yang
terdistribusi secara merata. Pada daerah HAZ terlihat hampir pada semua jenis kampuh terjadi pengecilan bentuk ferit
dengan distribusi seragam, Daerah Las, umumnya tersusun dari Grain Bondary Ferit, Acciculair Ferit dan windmanstaten
Ferit. Semakin tebal kampul las maka jumlah Acicular ferit semakin banyak seperti terlihat pada kampuh double V dan
double U. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa kekerasan daearh HAZ dajn Logam las lebih tinggi dibanding dengan
logam induk, utuk daerah Las kekerasan tertinggi terdapat pada kampuh U sebesar 191,07 N/mm2 dan terendah pada
kampuh I sebesar 159,03 N/mm2 . Dari hasil uji bending tertlihat bahwa kampuh yang tipis mempunyai harga bending yang
rendah, sementara kampuh yang tebal mempunyai harga bending yang tinggi ( kampuh double U dan double V). Harga
tertinggi pada kampuh Double V sebesar 281,743 N/mm2, terendah pada kampuh I sebesar 114,27 N/mm2. Dari beberapa
hasil percobaandapat disimpulkan bahwapada las mendatar, paling baik dipakai kampuh double V.
dimana :
y = jarak kedua penumpu (mm)
I = momen inersia, (mm4)
b = lebar specimen, (mm)
h = tebal specimen, (mm)
M = momen lengkung/bending (Nmm)
L = panjang tumpuan (mm)
Pengujian Kekerasan
Gambar 7. Bentuk kampuh double V Pengujian kekerasan menunjukkan ketahanan
bahan terhadap goresan atau tekanan injakan bahan
standar/indentor. Dalam hal ini dipakain kekerasan
Vikers
Kekerasan Vickers
Identor alat penguji berupa pyramid intan dengan
sudut bidang – duanya 136o sebagai penekan.
Harga Kekerasan Vickers adalah beban dibagi luas
permukaan bekas penekanan segregasi kedalam
struktur . Diagonal dari bekas injakan diukur de-
ngan menggunakan mikroskop, untuk mengetahui
Gambar 8. Bentuk Kampu double U
angka kekerasan Vickers (Sconmetz, 1985) digu-
3. 2. Pengujian lentur nakan rumus :
Pengujian lentur dilakukan dngan cara mem- P
berikan gaya padda konstruksi las. Beban berangsur Hv = 1,854 (kg/mm2 )
D2
angsur ditambah sampai konstruksi mengalami de-
formasi hingga berbentuk datar/hrisontal. Pada kon- Hv = Kekerasan vickers (kg/mm2)
disi tersebut di catat besarnya beban lentur. P = Beban Tekan (kg)
D = Diagonal rata-rata (mm)
Arah beban Pengujian kekerasan menggunakan metode Vickers
F dapat mengukur kekerasan nilai dari yang sangat
lunak sampai yang sangat.
fer perlit
it
perli
t
Gambar 10 Struktur mikro logam Induk
ferit
perli
t Gambar 15. Struktur mikro daerah HAZ
kampuh doble u
fer
it
perlit
WFAF
Gambar 16. Struktur mikro daerah LAS
feri kampuh I
t
WF
Gambar 12 Struktur mikro daerah
HAZ kampuh V
GBF
perlit feri
AF
t
Gambar 17. Struktur mikro daerah LAS
kampuh V
( VHN )
191.07
200 173.96 174.13 179.86
Gambar 18. Struktur mikro daerah LAS
( kg/mm 2)
159.8
Nilai kekerasan
160
kampuh U
120
80
40
0
I 2U V 2V U
AF Jenis-jenis kampuh
Jenis-jenis kampuh
GBF AF
Gambar 22. Hasil uji kekerasan logam induk,
Haz dan Daerah Las
WF
Dari hasil uji kekeraan terlihat bahwa
Gambar 20. Struktur mikro daerah LAS hampir semuadaerah HAZ meningkat kekerasan-
kampuh double U nya karena adnya pengkasaran Ferit. Pada logam
las tidak begitu menyolok perbedaannya tetapi
HASIL PEMBAHASAN STRUKTUR MIKRO harga kekerasannya lebih tinggi daripada logam
Struktur mikro yang terbentuk dari hasil induk dan daerah HAZ. Komposisi struktur mikro
pengelasan posisi mendatar vertikal las SMAW hampir sama dengan jumlah acicular ferit semakin
dapat dinyatakan sebagai berikut. Pada daerah banyak seiring tebalnya logam las.Kekerasan lebih
logam induk, suhu di daerah ini rendah yaitu di tinggi pada bentuk kecil dan kasarnya ferit yang
bawah 650 C , sehingga panas las tidak menye- ada pada kampuh U (lihat Gambar 4.10)
babkan perubahan struktur mikro. Pada daerah
logam induk , struktur mikro yang terlihat pada HASIL UJI KEKUATAN BENDING
daerah ini adalah perlit dan ferlit yang hampir
300
sama jumlahnya Pada daerah HAZ terjadi perubaan 274.535 281.743
Rata-rata tegangan
maksimum (N/mm2)
250
struktur ferit yang cenderung kecil dan kasar 200
sehingga kekeranya meningkat. Semakin tipis 150 114.27 114.67 120.79
SARAN
Sambungan untuk kekuatan bending yang
baik dalam pengelasan sudut adalah memakai jenis
kampuh double V, karena pada kampuh tersebut
terjadi penembusan las yang merata, sehingga
tidak terjadi retak sehingga mempunyai kekuatan