192771712
192771712
192771712
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the effect of the groove angle to the microstructure, hardness, and tensile
strength on SS400 steel alloys before (raw material) and after welding using the Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
method.This research used experimental method with descriptive comparative data analysis. The tool used for
microstructure test is Olympus Metallurgical Microscope, using Vickers Hardness Tester for hardness test, and using the
Universal Testing Machine for tensile test.Based on the data, it could be concluded that the results of the microstructure test
showed an increase in pearlite structure after welding. In raw material, ferrite structures are seen evenly but on welding,
results using the SMAW method with a 50⁰, 60⁰, and 70⁰ weld groove angles indicated that ferrite is reduced in each
specimen, so the pearlite structure is very dominating. The number of hardness and tensile strength on the welding results
indicate a difference in the level of hardness and tensile strength. Specimens with a 70o groove angle have a higher
hardness level of 276 VHN when compared to 50⁰ groove angle specimens of 248 VHN and 60o of 255 VHN. Specimens
with a 70⁰ groove angle have a higher tensile strength which is 432.51 MPa when compared to the 50o groove angle
specimens of 407.56 MPa and 60⁰ at 425.69 MPa. The tensile strength test results in raw material amounted to 401.94 MPa.
This study shows that welding with variations of groove angle changes the microstructure and affects the hardness and
tensile strength of SS400 steel alloys.
Keywords: Shielded Metal Arc Welding (SMAW), SS400, microstructure, hardness, tensile strength.
PENDAHULUAN
Penyambungan logam dengan motode kerja. Dengan demikian kekuatan las akan lebih
pengelasan semakin banyak digunakan, baik pada bagus.
konstruksi bangunan maupun mesin, karena banyak Paduan baja kabon rendah banyak digunakan
keuntungannya. Pengelasan merupakan salah satu untuk konstuksi umum karena mempunyai sifat
jenis penyambungan diantara penyambungan yang mampu las dan kepekaan terhadap retak las.
lain seperti baut dan keeling. Berbeda antara Kepekaan retak yang rendah cocok terhadap proses
keduanya bahwa pengelasan membutuhkan las, dan dapat digunakan untuk pengelasan pelat
perhatian yang khusus diantaranya adalah jenis tipis dan pelat tebal. Kualitas daerah las hasil
pengelasan dan karakteristiknya (Suharno, 2008). pengelasan lebih baik dari logam induk. Baja SS
Menurut Cary (1998), luasnya penggunaan proses 400 dijelaskan secara umum merupakan baja
penyambungan dengan pengelasan disebabkan oleh karbon rendah , disebut juga baja lunak, banyak
biaya murah, pelaksanaan relatif lebih cepat, lebih sekali digunakan untuk pembuatan baja batangan,
ringan, dan bentuk konstruksi lebih variatif. tangki, perkapalan, jembatan, menara, pesawat
Namun, harus diakui bahwa sambungan las juga angkat dan dalam pemesinan. Dalam perancangan
memiliki kelemahan, antara lain: timbulnya konstruksiya banyak melibatkan unsur pengelasan
lonjakan tegangan yang besar akibat perubahan dengan sambungan las sebagai alternatif untuk
struktur mikro di daerah sekitar las yang menyambung bagian-bagian tertentu. Pembuatan
menyebabkan turunnya kekuatan bahan, serta sambungan las secara teknis memerlukan
adanya retak akibat dari proses pengelasan keterampilan yang tinggi bagi pengelasnya agar
(Jamasri, 1999). diperoleh sambungan dengan kualitas baik. Salah
Proses pengelasan terdapat berbagai macam satu sambungan las cacat lambat laun akan
sambungan las. Sambungan tumpul adalah jenis menimbulkan rusaknya sambungan yang lain dan
sambungan yang paling efisien (Wiryosumarto dan akhirnya konstruksi dapat runtuh yang
Okumura, 1985). Untuk menghasilkan hasil menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit
pengelasan yang mempunyai kualitas yang baik, bahkan juga korban jiwa.
sudah seharusnya teknisi memperhatikan beberapa Kualitas pengelasan yang baik tentunya
hal yang terkait dengan pengelasan diantara yang diperlukan suatu metode pengelasan SMAW
berpengaruh dalam pengelasan yaitu kampuh las. (Shielded Metal Arc Welding) (Subandi 2009).
Kampuh las ini berguna untuk menampung bahan Pemilihan kampuh las juga harus
pengisi agar lebih banyak yang merekat ke benda memperhatikan tebal pelat, jenis pelat, kekuatan
yang diinginkan dan posisi pengelasan. Kampuh V Paduan Baja SS400. Bahan tersebut akan di las
tunggal dapat dipakai untuk menerima gaya tekan dengan variasi besar sudut kampuh 50°, 60°, dan
yang besar, serta lebih tahan terhadap kondisi 70° menggunakan metode pengelasan Shielded
beban statis, namun kampuh ini kurang cocok Metal Arc Welding (SMAW).
untuk tebal pelat dibawah 5mm karena kampuh ini Proses pengelasan benda uji dilakukan di
digunakan pada pelat dengan tebal 5-20mm agar Laboratorium Las INLASTEK dan untuk pengujian
perembesan (penetrasi) dapat dapat dicapai 100 struktur mikro, kekerasan, dan kekuatan tarik
persen. Kampuh V ganda (X) lebih kuat daripada spesimen uji dilakukan di Laboratorium Bahan
kampuh V tunggal (V), namun penggunaan Teknik Program Jurusan Teknik Mesin dan
kampuh ini diutamakan untuk tebal pelat di atas Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
10mm. Penggunaan bahan pengisi akan lebih Mada, Yogyakarta.
sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan Pengujian yang dilakukan meliputi uji
kampuh V tunggal dengan ketebalan yang sama. metalografi (struktur mikro), uji kekerasan, dan uji
Distorsi akan lebih mudah dikontrol karena kekuatan tarik. Alat uji yang digunakan dalam
pengelasan dilakukan pada kedua sisi. Kampuh penelitian ini adalah mesin Olympus Metallurgical
tirus tunggal dipergunakan untuk beban tekan yang Microcope, mesin Micro Hardness Tester Vickers,
besar. Kampuh tirus tunggal lebih baik daripada dan Universal Testing Machine. Pada uji kekerasan
kampuh persegi tapi tidak lebih baik dari kampuh hasil pengelasan dengan besar sudut kampuh
V, letaknya disarankan terbuka dan dipakai pada tertentu, daerah yang diuji adalah daerah lasan,
ketebalan pelat 6-20mm. daerah HAZ, daerah base material.
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang
variasi sudut kampuh V dan kuat arus dengan las HASIL DAN PEMBAHASAN
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) pada baja Foto struktur mikro diambil pada daerah raw
A36 terhadap sifat mekanis dapat disimpulkan material, daerah las, daerah HAZ dan daerah induk
untuk kuat arus 110 Ampere dengan sudut kampuh dengan perbesaran 200x. Foto dengan perbesaran
90ᵒ memiliki kekerasan tertinggi di daerah HAZ 100X diambil didaerah batas las dengan HAZ dan
(Heat Affected Zone) sebesar 234,5 HV dan Weld daerah batas HAZ dengan induk.
Metal sebesar 230,5 HV. Sementara itu untuk kuat
arus 70 Ampere dipadukan dengan sudut kampuh
50ᵒ memiliki nilai kekerasan terendah pada daerah
Base Metal sebesar 168,5 HV. Hasil dari analisis
besaran sudut kampuh dengan dipadukan dengan
kuat arus ditengah antara 70 ampere sampai 110
ampere, mempunyai kekuatan tarik terbesar yang
mengunakan sudut 70° nilai kekuatan tariknya
sebesar 495,84 MPa dan untuk besaran sudut 90°
nilai kekuatan tariknya terendah yaitu sebesar
482.71 Mpa. Sedangkan untuk sudut 50° nilai
kekuatan tariknya 494,2 Mpa (Huda dan Setiawan,
2016).
Untuk mengetahui pengaruh variasi besar
sudut kampuh V tunggal terhadap struktur mikro,
kekerasan, dan kekuatan tarik baja SS400 maka
dirancang specimen berbentuk plat dengan kampuh
V tunggal dan arus 120 A hasil pengelasan Shield
Metal Arc Welding (SMAW). Besar sudut kampuh
yang digunakan dalam pengelasan ini adalah 50o,
60o, dan 70o. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka akan dilakukan penelitian mengenai
pengaruh variasi besar sudut kampuh V tunggal
terhadap struktur mikro, kekerasan, dan kekuatan
tarik pada material baja SS400. Gambar 1. Struktur mikro spesimen
sudut kampuh 50o
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode Pada gambar 1 diatas menunjukkan hasil
eksperimen. Penelitian eksperimen yang uji struktur mikro pada logam las, batas logam las
dilaksanakan di laboratorium dengan kondisi dan dengan HAZ, daerah HAZ, batas HAZ dengan
peralatan yang diselesaikan guna memperoleh data logam induk dan logam induk dengan besar sudut
untuk dikaji karakteristik fisik dan mekanik hasil kampuh 50o. Pada logam las menunjukkan struktur
hasil pengelasan. Bahan yang digunakan adalah mikro acicular ferrite (AF) dan ferit batas butir
atau grain boundary ferrite (GF). Pada gambar
tersebut foto struktur mikro untuk ferit batas butir dibandingkan dengan besar sudut kampuh 50 o dan
terlihat besar dan struktur untuk acicular ferrite struktur untuk ferit batas butir masih mendominasi
berbutir lembut dan mendominasi area. area.
Daerah batas logam las dengan HAZ Pada daerah HAZ, batas HAZ dengan
menunjukkan struktur mikro acicular ferrite (AF) logam induk, dan logam induk menunjukkan
dan ferit batas butir atau grain boundary ferrite struktur mikro ferit dan perlit. Pada gambar
(GF). Pada gambar tersebut foto struktur mikro tersebut foto struktur mikro untuk ferit lebih sedikit
untuk acicular ferrite terlihat kecil dan struktur dibandingkan pada besar sudut kampuh 50 o dan
untuk ferit batas butir terlihat besar. struktur untuk perlit terlihat mendominasi area.
Pada daerah HAZ, batas HAZ dengan
logam las, dan logam induk menunjukkan struktur
mikro ferit dan perlit. Pada gambar tersebut foto
struktur mikro untuk perlit cukup mendominasi
area dan struktur untuk ferit terlihat kecil.