Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Perkembangan Peserta Didik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

Makalah Perkembangan Peserta Didik

Disusun Oleh :

Gunawan Sanang
16303125
Kelas G Semester 3

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Manado

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga maklah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta didik.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Tondano, Desember 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 4

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 4

C. Tujuan ……………………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………..……… 6

A. Peserta Didik ………………………………………………………………. 6

1. Hakekat Peserta Didik ………………………………….………………. 6

2. Hakekat Peserta Didik menurut pandangan Antropolgi ………………… 6

3. Hakekat Peserta Didik menurut pandangan Islam ………………………. 7

4. Kedudukan Peserta Didik dalam Pembelajaran ………………………… 8

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik ……………………………. 9

1. Hakekat Pertumbuhan dan Perkembangan ………………………………. 9

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan …… 9

3. Hukum-hukum Pertumbuhan dan Perkembangan ……………………….. 11

C. Perkembangan Anak Usia Dini …………………………………….……….. 12

1. Karakteristik Anak Usia Dini …………………………………………… 12

2. Perkembangan Anak Usia Dini ………………………………………….. 15

3
3. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini ………………………….. 15

D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar …………………….………………. 20

1. Pertumbuhan Jasmani …………………………………………………….. 20

2. Perkembangan Intelektual dan Emosional ……………………………….. 21

3. Perkembangan Bahasa …………………………………………………… 22

4. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap ………………………………… 22

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………… 23

Kesimpulan ……………………………………………………………………. 23

Kritik dan Saran ……………………………………………………………….. 23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 24

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna
demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi beberapa
hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang
disampaikan pendidik.

Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat
lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung
metode pembelajaran kelak.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa hakekat peserta didik dalam pandangan anthropologi maupun dalam


pandangan islam?

2. Apa kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran?

3. Apa hakekat pertumbuhan dan perkembangan?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?

5. Apa saja hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan?

6. Bagaimana karakteristik anak usia dini?

7. Apa saja yang menjadi masalah perkembangan anak usia dini?


5
8. Bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui hakekat peserta didik dalam pandangan anthropologi maupun dalam


pandangan islam

2. Mengetahui kedudukan peserta didik

3. Mengetahui hakekat pertumbuhan dan perkembangan

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

5. Mengetahui hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan

6. Mempelajari karakteristik anak usia dini

7. Mengetahui permasalahan perkembangan anak usia dini

8. Mempelajari karakteristik anak usia sekolah dasar

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peserta Didik

1. Hakekat Peserta Didik

Hakekat peserta didik menurut ilmu filosofi adalah menuntut pemikiran secara
dalam, luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang
peserta didik. Sedangkan menurut pandangan tradisionil, anak (peserta didik) adalah
miniatur manusia dewasa (Elizabeth B.Hurlock. 1978:2).

Johan Amos Comenius (abad ke-17) mempelopori kajian tentang anak bahwa
anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang dewasa melainkan sosok alami anak.
Pengikut Comenius mengembangkan pendapat bahwa mengamati anak secara langsung
akan memberi manfaat ketimbang mempelajari secara filosofis.

Pandangan menurut ilmu psikolog tentang peserta didik adalah individu yang
sedang berkembang baik jasmani maupun rohani. Perubahan jasmani biasa disebut
pertumbuhan, ialah terdapatnya perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan
fungsi, missal kaki, tangan sudah mulai berfungsi secarea sempurna. Sedangkan
perkembangan adalah perubahan aspek psikis secara lebih jelas.

2. Pandangan Anthropologi tentang Peserta Didik

Pandangan lama mengatakan bahwa manusia adalah primat, artinya kerabat kera
besar, simpanse dan gorila yang telah mengalami evolusi. Sedang pandangan baru
mengatakan bahwa peserta didik adalah homosapien, artinya makhluk hidup yang telah
mengalami evolusi paling sempurna.

7
Dari tinjauan Anthopologi hakekat peserta didik dapat ditafsirkan sebagai
berikut:

 Peserta didik sebagai makhluk yang bermasyarakat dan dapat


dimasyarakatkan.

 Peserta didik sebagai organism yang harus ditolong, sebab pada waktu
lahir dia dalam kondsi yang lemah.

Imran Manan (1989: 12-13) menjelaskan bahwa dari dimensi Anthropologi peserta
didik dapat dijelaskan dari tiga dimensi:

 Pertama, peserta didik adalah makhluk social yang hidup bersama-sama.

 Kedua, peserta didik dipandang sebagai individualistis, yakni mampu


menampilkan kepribadian yang khas yang berbeda dengan individu yang lain.

 Ketiga, peserta didik dipandang memiliki moralitas.

3. Pandangan Islam tentang Peserta Didik

Islam menjelaskan bahwa manusia (peserta didik) adalah makhluk Allah swt
sesuai firman-Nya dalam Al-Qur’an surat At-Tin : 4

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Manusia dibekali potensi berupa fitrah kecenderungan jahat dan kecenderungan


baik sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syams : 8

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”

Agar dapat menjalankan fungsinya selain dibekali dengan kodrat tersebut juga
dibekali akal, pikiran, nafsu. Dalam banyak ayat peserta didik berpotensi untuk
diperlakukan sebagai subjek didik yang harus dididik, hal tersebut dijelaskan dalam
surat Al-Anbiya’ : 12-17 dan juga surat Al-A’raf : 179.

8
Beberapa sebutan manusia dalam Al-Qur’an antara lain Al-Basyr, An-Nas,
Abdullah, Kholifah fil Ard.

4. Kedudukan Peserta Didik dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran, peserta didik dapat dipandang sebagai objek didik, subjek
didik, dan sebagai subjek dan objek didik sekaligus.

Dalam pandangan konvensional, peserta didik dipandang sebagai objek didik,


ialah sebagai wadah yang harus diisi dengan pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta
didik diperlakukan pasif, ia harus menereima semua yang diberikan guru.

Dalam pandangan modern, peserta didik dipandang sebagai subjek yang


memiliki potensi tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia merespon, bertanya
dan menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya pembelajaran. Guru
berfungsi sebagai fasilitator, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga peserta
didik terjadi proses belajar.

Ciri khas peserta didik adalah :

Sebagai individu yang memiliki potensi fisik dan psikis

Sebagai individu yang sedang berkembang baik potensi fisik maupun psikis

Dalam pengembangan potensi tersebut peserta didik membutuhkan bantuan


orang lain

Memiliki kemampuan untuk mandiri.

9
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

1. Hakekat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi


jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru
(yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu.

Hasil pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak (dari


misalnya 100 cm menjadi 110 cm), kekuatan fisiknya, dll. Pertumbuhan juga
menyangkut perubahan yang semakin sempurna tentang fungsi suatu aspek jasmani
(fungsi tangan pada anak 2 tahun untuk memegang benda, semakin dewasa dapat
dipergunakan untuk menulis, menari, dll), system jaringan syaraf, sehingga istilahnya
pertumbuhan adalah proses perubahan dan pematangan fisik.

Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh


individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan
juga bias diartikan suatu perubahan aspek psikis dari kurang terdeferensiasi menuju
deferensiasi, terarah, terorganisasi dan terintegrasi meningkat secara bertahap menuju
kesempurnaan.

Proses pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interdependensi,


artinya saling bergantung, saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :

 Faktor turunan (warisan)

Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan


perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan
yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau
10
pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka,
warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.

Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan
sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari
nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai
dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857).

 Ilmu watak (karakterologi)

Karakterologi adalah istilah Belanda, berasal dari kata karakter, yang


berarti watak dan logos, yang berarti ilmu. Jadi karkaterologi dapat kita
terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ilmu watak.

Kata Belanda karakter, itu berasal dari kata Yunani charassein, yang
berarti (mula-mula) coretan, atau gorasan. Kemudian berarti stempel atau
gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. Jadi di sini kita menganggap
bahwa tingkah laku manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya. Ini
telah lama sekali dikenal oleh manusia.

 Inteligensi (kecerdasan)

Andaikata pikiran kita umpamakan sebagai senjata, bagaimanakah


kualitas dari senjata itu, tajam atau tidakkah? Membicarakan tentang tajam atau
tidaknya kemampuan berpikir tidak lain kita membicarakan inteligensi
(kecerdasan). Sehubungan dengan ini perlu diketahui lebih dahulu apakah
intelek dan apakah inteligensi itu.

Intelek adalah (pikiran) dengan intelek ornag dapat menimbang,


menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan
menarik kesimpulan.

Inteligensi adalah (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir


dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk

11
memecahkan suatu masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah situasi
kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen).

3. Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

Hukum-hukum tersebut antara lain :

 Hukum Chepalocoudal

Bahwa dalam pertumbuhan fisik khususnya dimulai dari kepala ke arah


kaki. Bagian kepala tumbuh terlebih dahulu baru menuju ke bagian kaki.

 Hukum Proximodistal

 Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang mengatakan bahwa


pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.

Perkembangan terjadi dari umum ke khusus

Pada setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal-hal yang
bersifat umum, kemudian sedikit demi sedikit menuju ke hal yang bersifat khusus.
Perkembangan berlangsung sesuai dengan tahap perkembangan. Pada umumnya para
ahli membagi tahap-tahap perkembangan manusia sebagai berikut :

 Masa pra-lahir

 Masa bayi (0-2 tahun)

 Masa kanak-kanak (3-5 tahun)

 Masa sekolah (6-12 tahun)

 Masa remaja (13-24 tahun)

 Masa awal remaja (13-15 tahun)

 Masa remaja (16-20 tahun)


12
 Masa akhir remaja (21-24)

 Masa dewasa (25-60 tahun)

 Masa awal dewasa (25-30 tahun)

 Masa dewasa (31-45)

 Masa akhir dewasa (46-60 tahun)

 Masa tua (61 tahun ke atas)

 Masa lansia (71 tahun ke atas)

Hukum tempo dan irama perkembangan

Tahap perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, tetap,


berlaku secara umum dalam suatu tempo dan irama perkembangan tertentu. Cepat
lambatnya waktu perkembangan sesuai dengan irama masing-masing individu. Setiap
aspek perkembangan memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.

C. Perkembangan Anak Usia Dini

1. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan
perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas)
yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut
merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik
anak usia dini sebagai berikut :

 Usia 0 – 1 tahun

Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa,


paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan
13
dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat
dijelaskan antara lain :

 Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak,


duduk, berdiri dan berjalan.

 Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau


mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulutnya.

 Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap


melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi
responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon
verbal dan non verbal bayi.

 Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal


penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.

Usia 2 – 3 tahun

Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa
sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa
karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :

 Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia


memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar
biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa
saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding
sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.

 Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan


berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas
maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
14
 Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak
didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab
emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada
lingkungan.

Usia 4 – 6 tahun

Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :

 Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan


berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot
kecil maupun besar.

 Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu


memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.

 Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan


rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl itu
terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

 Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial.


Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

Usia 7 – 8 tahun

Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :

 Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari
segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per
bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis,
deduktif dan induktif.

15
 Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas
orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk
selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.

 Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang


melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.

 Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai


bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf
pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan
hasil.

2. Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan, kehidupan anak dimulai


saat sel telur dibuahi oleh sel sperma. Dari sel yang sama bentuk dan fungsinya
berkembang manjadi sel yang bersifat khusus seperti sel syaraf , sel otot, sel darah, sel
tulang. Sel-sel tersebut membentuk jaringan, seperti jaringan saraf, jaringan otot,
jaringan darah, jaringan epitel, dan jaringan tulang, jaringan membentuk organ, seperti
otak, jantung, mata, telinga, tangan dan kaki.

Aspek-aspek perkembangan anak usia dini meliputi :

Perkembangan fisik-motori.

Meliputi perkembangan badan, otot kasar dan otot halus, yang


selanjutnya disebut motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan anak
meliputi 4 unsur yaitu : kekuatan, ketahanan, kecekatan, keseimbangan.

Perkembangan kognitif

Menurut Jean Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognitif


yang sama yaitu :

16
Tahap sensor motor (0 – 2 tahun) . .

Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala


yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai
kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka
mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak
mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada
benda tersebut.

Tahap praoperasional (2 – 7 tahun)

Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa


yang dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan
pesatnya. Keputusan yang dianbil hanya berdasarkan intuisi, bukannya
berdasarkan annlisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari
sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Menurut
pendapat mereka pesawat terbang adalah benda kecil yang berukuran 30 cm;
karena hanya itulah yang nampak pada mereka saat mereka menengadah dan
melihatnya terbang di angkasa.

Tahap operasional konkrit (7 – 11)

Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir
secara sistematis untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini
permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.

Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah
yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak
sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suati kata
dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.

17
Tahap operasional formal (11 -15 tahun)

Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat
mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategor baik
yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan
buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara
realistis.

Perkembangan moral,disiplin,etika

Ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan


etika yang berlaku, perilaku anak sangat dipengaruhi oleh konsekwensi fisik
maupun hidonistik yang diterima anak sebagai balasan atas perilakunya.

Perkembangan sosial,empati,kerjasama

Pasa tahap ini perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentrik, individual
kearah interaktif, komunal.

Perkembangan emosional,harga diri,aktualisasi diri.

Perkembangan emosional, harga diri pada anak usia dini dimulai dengan

Tahap Basic Trust vs Mistrust (0-1 tahun)

Anak mendapat rangsangan dari lingkungan, dalam merespon rangsangan anak


mendapatkan pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri, tetapi
kalau anak tidak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan
rasa curiga.

Tahap Autonomy vs Doumt (2-3 tahun)

Anak sudah harus mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan


seluruh otot tubuhnya.

18
Tahap Intiative vs Guilt (4-5 tahun)

Pada masa ini anak harus dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari orang tua,
anak harus dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Perkembangan bahasa dan literasi

Perkembangan bahasa anak dimulai dari menangis untuk mengekspresikan


responnya terhadap bermacam-macam stimuli.

Perkembangan kreativitas dan daya cipta

Perilaku mencerminkan kreativitas alamiah pada anak usia dini dapat


diidentifikasikan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 Senang menjajaki lingkungannya

 Mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan


eksesif

 Rasa ingin tahunya besarnya

 Bersifat spontan menyatakan pikiran dan perasaannya

 Suka berpetualang

 Suka melakukan eksperimen

 Jarang merasa bosan

 Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.

3. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini

Permasalahan-permasalahan yang muncul adalah :

19
 Bahaya fisik

 Kematian

 Penyakit

 Kecelakaan

 Kejanggalan

 Tangan kidal

 Bahaya psikologis

 Bahaya dalam berbicara

Ada tiga bahaya sehubungan dengan masalah kemampuan anak berkomunikasi,


yakni:

Orang lain tidak dapat mengharapkan anak-anak untuk mengerti apa yang
dikatakan apabila orang lain memakai kata-kata yang tidak dimengerti oleh
anak-anak.

Dalam awal masa kanak-kanak, mutu pembicaraan yang buruk dapat disebabkan
salah ucap atau kesalahan tata bahasa, gagap, pelat atau berbahasa dua.

Berbahasa dua merupakan hambatan yang serius dalam perkembangan sosial


anak.

 Bahaya emosional

Bahaya emosional awal masa kanak-kanak yang besar kelihatan pada


dominasi emosi yang kurang baik, terutama amarah.

 Bahaya sosial

Ada sejumlah bahaya terhadap perkembangannya penyesuaian sosial


yang baik pada awal masa kanak-kanak, misal: kalau pembicaraan atau perilaku
20
anak menyebabkan ia tidak populer diantara teman-teman sebaya, ia tidak hanya
akan merasa kesepian tapi yang lebih penting ia kurang mempunyai kesempatan
untuk belajar.

 Bahaya moral

Pada masa ini anak usia dini mempunyai kecenderungan disiplin yang
kurang konsisten akan memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri.

 Bahaya kepribadian

Bahaya kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri


yang kurang baik yang dapat disebabkan perilaku anggota keluarga dan teman-
teman.

D. Karakteristik Anak Usia Dini Sekolah Dasar

1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun
anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif
sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan
perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan,
perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.


Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang
berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi,
lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak
yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau
kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.

21
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering
kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas,
dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak,
antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan
setiap hari sekalipun sederhana.

2. Perkembangan Intelektual dan Emosional

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama,


antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua.
Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir
operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan
maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis
kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah.
Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya,
etnik dan bangsa.

Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan


kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal
sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan
orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak.
Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya.
Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum
anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi
keseimbangan emosional anak.

Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu
dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.

Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan
anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri,
psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat
melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala
22
sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan
emosional anak.

Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua,
keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul.
Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang
perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan
jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri
dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat
positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5 bulan. Orang tua yang bijak
selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai
anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh
karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ
pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya.

Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b)
sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial,
(d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran
dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat
berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak,
(d) kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari
orang tua.

Di samping adanya berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan


perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit memahami
isi pembicaraan orang lain.

4. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap


23
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga
harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan
dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak
dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak
apabila berbuat atau berperilaku yang positif.

Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang
berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada
kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.

Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b)
memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan
dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.

Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b)
fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.

Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c)
konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan
kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan
pada tempat dan waktu yang tepat.

24
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Peserta didik dipandang miniature orang dewasa. Islam memandang peserta


didik sebagai individu yang diberi potensi berkecenderungan berbuat jelek dan baik.
Pertumbuhan adalah perubahan kuantitas fisik akibat pematangan fungsi fisik.
Perkembangan adalah perubahan aspek psikis karena kematangan fungsi psikis dari
yang sifatnya kurang terdeferensiasi menuju ke deferensiasi. Perubahan-perubahan pada
diri individu merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan
fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, meskipun anak-anak tersebut
usianya tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi yang relatif sama pula.

Kritik dan Saran

Pembaca yang budiman, semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi
dalam pembelajaran Perkembangan Peserta Didik khususnya pada pembahasan Bab
Peserta Didik, Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, Perkembangan Anak
Usia Dini, dan Krakteristik Anak Usia Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemah. 1996. Semarang: PT. Karya Toha Putra

Marsudi, Saring, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Universitas


Muhammadiyah Surakarta.

Hidayah, Dhini Ferry. 2010. “Perkembangan Peserta Didik”. Makalah. Surakarta:


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Sofa. 2008. “Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik” (online),


(http://massofa.wordpress.com/2008/04/25/hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-
peserta-didik, di akses tanggal 13 April 2011).

Sofa. 2008. “Karakteristik Anak Usia SD” (online),


(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar, di
akses tanggal 14 April 2011).

Ralqis. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan” (online),


(http://www.duniaremaja.org/t154-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan, di
akses tanggal 14 April 2011).

Ozon Station. 2010. “Karakteristik Anak Usia Dini” (online),


(http://dachun91.wordpress.com/2010/11/22/karakteristik-anak-usia-dini, 14 April
2011)

26

Anda mungkin juga menyukai