Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

DIFUSI2 Kelompok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH KONSENTRASI DAN BERAT MOLEKUL TERHADAP LAJU DIFUSI


LARUTAN

Oleh :

KELOMPOK II

1. Agustina Natalia Rindi Bima_2106050006


2. Asia Santhy Thersiana Tubari_2106050007
3. Nasrani Putri Thamarsyane Tunu_2106050034
4. Rista Kristiana Mooy_2106050005
5. Bella Yayan Fazirah_2106050008
6. Rabeca Helena Beto_2106050037
7. Mathias Marianus Kelake Making_2106050032
8. Merlin Egla Menoh_2106050033
9. Yunus haninuna_

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN

TEKNIK UNIVERSITAS NUSA

CENDANA KUPANG

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan
praktikum yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi dan Berat Molekul Terhadap Laju
Difusi Larutan“ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu sebagai pemenuhan tugas
praktikum mata kuliah Genetika. Selain itu laporan ini juga berfungsi untuk menambah
wawasan pembaca dan penulis tentang Cakram Genetik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Refli, M.Sc selaku


dosen matakuliah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan
praktikum serta kepada kakak -kakak asisten praktikum yang telah membimbing mulai
dari kegiatan asistensi, selama kegiatan praktikum berlansung sampai pada proses
penyusunan laporan ini selesai.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah


membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena
itu saran dan kritikan yang membangun dari teman-teman kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Kupang, 04 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................

Daftar isi .........................................................................................................................

Bab 1(pendahuluan).............................................................................................................1

Latar belakang..................................................................................................................4

Rumusan masalah.............................................................................................................6

Tujuan...............................................................................................................................6

Manfaat.............................................................................................................................6

Bab 2(Tinjauan pustaka)......................................................................................................7

Bab 3(metode penelitian).....................................................................................................16

Bab 4(hasil dan pembahasan)..............................................................................................18

Bab 5(kesimpulan)...............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas partikel-
partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Susunan dan sifat
partikel setiap zat berbedabeda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud zat. Zat
cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap.

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air
dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di
semua bagian (Styarini, L. W. 20012).

Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk


menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang
menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N. 2015). Untuk
jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang
berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu
larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan
udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Wolke, 2003).

Suhu dan energi kalor merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Suhu adalah suatu
besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Energi kalor
adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah, dan sesuatu itu menyebabkan benda yang bersuhu rendah tadi meningkat atau
suhu benda tetap tetapi mengalami peubahan wujud (Ansar. 2011). Pada kenyataan yang
sesungguhnya jumlah kalor yang sama diberikan pada beberapa jenis benda yang berbeda
menunjukkan bahwa masing-masing benda mengalami kenaikan suhu yang berbedabeda. Hal

4
ini menunjukkan bahwa setiap jenis benda memiliki kemampuan menyerap kalor yang
berbeda-beda. Disamping itu pada umumnya yang mempunyai sifat menyerap kalor yang
baik, maka benda tersebut juga bersifat melepas kalor yang baik (Saufiyah, R., dkk. 2015).

Suatu zat cair akan mendidih apabila molekul-molekul mendapat energi yang cukup
untuk membebaskan diri dari sesama molekul yang selanjutnya berubah menjadi uap (Arlita,
M. A. 2013). Ketika zat lain terlarut dalam air maka bahan dari zat tersebut akan menjadi
partikel- partikel, yang nantinya partikel ini akan mengikat partikel air dan membebaskan diri
menjadi uap, dengan kata lain molekul-molekul air akan memerlukan energi yang lebih
tinggi untuk mendidih (Wolke, 2003). Waktu yang diperlukan untuk mendidih pada larutan
berbeda-beda tergantung besarnya jenis zat terlarut dan konsentrasinya. Konsentrasi larutan
adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap
pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik
jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu
larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S.
D. 2015) Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini.

Air merupakan bahan pelarut yang universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik.
Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organic (Utomo, S. 2015). Garam adalah
suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Garam (NaCl) tidak
dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu untuk membuat konsentrasi elektrolit
konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H2O atau aquades. Konsentrasi yang
semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan menyebabkan kadar hidrogen dan
asam yang terbentuk semakin tinggi (Budiman, A. 2012). Semakin banyak jenis zat terlarut
yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih larutannya. Jadi semakin besar
konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga semakin besar maka waktu yang
diperlukan juga akan semakin kecil. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memutuskan
untuk mengambil judul Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu
Larutan .

5
Konsep pengangkutan pada tumbuhan mengandung beberapa subkonsep, yakni
pengangkutan zat atau mekanisme difusi, osmosis, penyerapan, dan transpor aktif zat. Suhu
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya difusi. Energi yang lebih tinggi
meningkatkan energi dan mempercepat gerak molekul, sehingga meningkatkan laju difusi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju difusi larutan?

1.3 Tujuan

Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju difusi larutan.

1.4 Manfaat

1. Manfaat praktik

Memberi informasi dan memperluas wawasan bagia praktikan yang akan melakukan
praktikum tentang Laju larutan difusi dan osmosis

2. Manfaat Teoritis

Memberikan landasan bagi para praktikan lain dalam melakukan praktikum yang sejenis
dalam rangka pengaruh konsentrasi dan berat molekul terhadap laju difusi larutan dan
terhadap laju osmosis

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya),
tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara
langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama
(baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya
(solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa
berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut
(solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:


a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan
turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran
reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh (masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan
tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang

7
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding
solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
2.2 Konsentrasi

Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif,
larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa
larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis
pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya.
a. Persen massa, Persen massa menyatakan massa zat terlarut dibagi massa larutan dikali
100%.
b. Fraksi mol, Fraksi mol menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi jumlah mol total
(yakni jumlah mol zat terlarut ditambah jumlah mol pelarut).
c. Molaritas, Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi volume total larutan
dalam satuan liter, sehingga satuan molaritas adalah mol per liter(mol kg -1). Satuan mol
kg-1 ini diberi simbol M (huruf besar M).
d. Molalitas, Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi massa pelarut dalam
satuan kilogram, sehingga satuan molalitas adalah mol per kg (mol kg-1). Satuan mol kg-1
diberi simbol m (huruf kecil m).

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam suatu pelarut, dan dinyatakan
dalam satuan seperti mol/L atau gram/L. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin banyak
molekul yang tersedia untuk berdifusi, sehingga difusi akan lebih cepat. Namun, jika konsentrasi
larutan sangat tinggi, maka molekul-molekul tersebut akan saling berinteraksi dan menghambat
difusi.
Konsentrasi larutan mempengaruhi kecepatan difusi molekul dalam larutan. Semakin tinggi
konsentrasi larutan, semakin cepat molekul-molekul dapat berdifusi. Oleh karena itu, semakin
tinggi konsentrasi zat dalam larutan, semakin besar kemungkinan terjadinya reaksi kimia yang

8
cepat. Namun, jika konsentrasi larutan sangat tinggi, maka molekul-molekul tersebut akan saling
berinteraksi dan menghambat difusi.

2.3 Difusi

Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan penyebarannya
seimbang. Difusi merupakan proses fisik yang dapat diamati dengan beberapa tiap molekul.
Sebagai contoh, ketika cat warna di tempatkan dalam air molekul zat warna dan molekul air
bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi lebih rendah.
Akhirnya, zat warna larut dalam air, menghasilkan larutan berwarna. (Rachmadiarti (2007:69).
Pada proses difusi molekul yang berukuran besar dapat melewati membransel tanpa
bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi terfasilitasi membutuhkan bantuan
protein pembawa. Alasan yang benar yaitu pada proses difusi molekul yang berukuran kecil
dapat melewati membran sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi
terfasilitasi membutuhkan bantuan protein pembawa. Menurut Sumadi dan Marianti A. (2007),
proses difusi terfasilitasi menggunakan fasilitas protein membran khusus yang dapat mentranspor
materi melalui membran yang biasanya disebut protein membran transpor (Tanzyah, 2015:
1004). Pada proses difusi sederhana tidak memerlukan adanya energi karena pada proses ini
pergerakan terjadi berdasarkan gradien konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah (Tanzyah, 2015: 1005).Kecepatan molekul dalam proses difusi dapat menyebabkan
kecepatandifusi tersebut menjadi tinggi ataupun rendah. Menurut BSCS (2006), empat faktor
utama yang mempengaruhi laju difusi adalah konsentrasi, temperatur,luas permukaan zat terlarut
dan tekanan (Tanzyah, 2015: 1006).

Difusi juga merupakan salah satu prinsip yang menggerakkan partikel zat seperti CO2,
O2 dan H2O masuk ke dalam jaringan. Gerak partikel zat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting, meliputi :

1) Beda suhu . Contohnya Setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Tenaga gerak
semakin besar pada suhu yang semakin tinggi, sehingga gerak zat akan semakin cepat.
Coba perhatikan saat kita memanaskan air. Molekul air akan bergerak semakin cepat
bikla

9
akan semakin panas. Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong
masuknya zat ke dalam akar.

2) Beda konsentrasi. Contonya bila kita membuka botol minyak wangi, apa yang terjadi,
Bau minyak wangi akan segera menyebar ke luar. Hal ini terjadi karena konsentrasi zat
minyak wangi dalam botol sangat tinggi, sebaliknya keadaan di luar botol. Adanya
perbedaan konsentrasi zat antara botol dan diluar botol, mendorong zat minyak wangi
menyebar ke luar. Dengan kata lain, perbedaan konsentrasi zat membangkitkan tenaga
gerak suatu zat.

3) Beda tekanan. Pergerakan zat juga terjadi karenaadanya beda tekanan antara dua
daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan keadaan di dalam sel /
jaringan.

4) Zat-zat adsorptif (permukaannya mudah mengikat zat). Adanya daya ikat permukaan
partikel zat menyebabkan gerak zat dihambat.

Suatu zat juga akan bergerak menyebar karena adanya perbedaan (gradien) tekanan atau
suhu. Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah bertekanan kuat ke
daerah bertekanan lemah, dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Suatu zat juga akan
bergerak menyebar dari daerah berkonsentrasi lebih besar (lebih pekat) ke daerah yang
konsentrasinya lebih rendah. Jadi, pada dasarnya setiap zat akan bergerak bila terjadi
perbedaan suhu, tekanan atau konsentrasi.

Pada saat kita melarutkan gula dalam segelas air, atau membuat minuman sirup, kadang
dengan air dingin atau air panas. Dengan air manakah gula atau sirup akan lebih cepat larut ?
Bila gerak partikel zat gula lebih cepat maka zat gula akan lebih cepat larut menyebar. Gerak
penyebaran zat akan berhenti setelah larutan gula menyebar merata (larutan menjadi
homogen).

Pada difusi molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak termal (panas atau kalor).
Salah satu hasil gerak termal adalah difusi, pergerakan molekul zat sehingga tersebar merata
di dalam ruang yang tersedia. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi
suatu molekul dapat memiliki arah tertentu. Aturan sederhana difusi. Jika tidak ada gaya lain,
suatu zat akan berdifusi dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke tempaat yang

10
konsentrasinya lebih rendah. Zat apapun akan berdifusi menuruni gradien konsentrasi,
wilayah

11
gradasi penurunan densitas zat kimia. Tidak ada kerja yang harus dilakukan agar hal ini
terjadi difusi merupakan proses spontan yang tidak memerlukan masukan energi.

Banyak lalu-lintas membran sel berlangsung melalui difusi. Ketika zat lebih
terkonsentrasi pada suatu sisi membran daripada sisi satunya, ada kecenderungan zat itu
berdifusi melintasi membran menuruni gradien konsentrasinya sendiri. Sala satu contoh
penting adalah pengambilan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler. Oksigen
terlarut berdifusi ke dalam sel tersebut melintasi membran plasma. Selama respirasi selular
terus mengonsumsi 02 saat molekul tersebut masuk, difusi ke dalam sel akan terus berlanjut
karena gradien konsentrasi mendukung pergerakan ke arah itu. Difusi zat melintasi membran
biologis disebut transpor pasif karena sel tidak harus mengeluarkan energi agar hal ini teriadi.
Gradien konsentrasi sendiri mempresentasikan energi potensial dan menggerakkan difusi.
Akan tetapi, ingat bahwa membran bersifat permeabel selektif dan karenanya memiliki efek
berbeda-beda terhadap laju difusi berbagai molekul. Dalam kasus air,
akuaporinmemungkinkan air berdifusi dengan cepat melintasi membran pada beberapa sel
tertentu.

Metabolit yang mempunyai bobot molekul rendah dapat berdifusi melalui membran.
Proses difusi dapat berlangsung apabila ada perbedaan konsentrasi antara kedua larutan yang
dipisahkan oleh membran. Dalam proses difusi, zat yang terlarut dapat berpindah dari larutan
berkonsentrasi linggi ke larutan berkonsentrasi rendah, hingga tercapai keadaan
kesetimbangan. Pada keadaan kesctimbangan, konsentrasi kedua larutan sama besar.
(Poedjadi, 2012).

Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia
lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja,1996).

Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi, sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Kehilangan air
lebih banyak akan menyebabkan teriadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di
suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak
antara dinding sel dan membran. Plasmolisis dibedakan menjadi 2 tingkatan yaitu plasmolisis
sempurna dan plasmolisis insipien.

12
Plasmolisis insipien adalah bila 50% jumlah sel dalam suatu jaringan mengalami
plasmolisis. Keadaan ini dapat dikembalikan dengan meletakkan jaringan pada larutan yang
hipotonis. Bila plasmolisis (erus berlanjut, cairan dalam sel akan tertarik keluar. Kcadaan ini
menyebabkan tekanan turgor menurun, akbatnva seluruh protoplasma keluar dan sel tidak
dapat dikembalikan pada koadaan somula. Penstiwa ini yang disebut sebagai plasmolisis
sempurna, jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis.

Difusi adalah salah satu dari berbagai aktivitas yang dilakukan sel saat mereka
mengambil nutrisi penting dan membuang zat yang tidak diinginkan. Ada dua jenis difusi, difusi
normal dan difusi khusus. Difusi biasanya terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
hidrofobik (non-polar). Molekul dapat berdifusi langsung ke membran plasma, yang terdiri dari
fosfolipid. Difusi ini tidak memerlukan energi atau ATP (adenosin trifosfat). Difusi spesifik
terjadi ketika sel ingin menyerap nutrisi atau molekul dan ion hidrofilik atau polar. Difusi ini
membutuhkan protein khusus untuk menyediakan jalur bagi partikel-partikel ini atau untuk
membantu pergerakannya. Hal ini dilakukan karena partikel tersebut tidak dapat dengan mudah
melewati membran plasma. Protein yang terlibat dalam difusi khusus ini sering bekerja pada
partikel tertentu.

2.4 Permeabilitas Membran & Cara Penyerapan Zat Difusi

Tidak terlalu mudah untuk memahami bagaimana zat-zat diserap oleh tumbuhan. Pada
hewan dan manusia, cara penyerapan terjadi dengan sangat nyata, sedangkan pada tumbuhan
tidak demikian. Dengan mudah kita menyerap minuman dari botol dengan sedotan, atau
menghisap udara dengan alat pernafasan kita. Menyerap zat berarti menggerakkan zat dari luar
tubuh masuk ke dalam tubuh. Untuk proses itu dibutuhkan tenaga yang menggerakkannya.

Selain itu, masuknya partikel zat ke dalam sel harus menembus dinding dan membran
(rintangan), sehingga laju pergerakan partikel zat ke dalam sel terjadi jauh lebih lambat. Dalam
kaitan ini, keluar masuknya zat (ke dalam dan ke luar) sel ditentukan oleh kemampuan membran
ditembus zat yang disebut permeabilitas membran. Zat-zat yang keluar masuk sel akar atau daun
dapat berupa (1) gas-gas, (2) air dan (3) ion-ion. Sifat dari ketiga golongan zat tersebut berbeda,

13
maka permeabilitas membran terhadap zat-zaat tersebut juga berbeda. Karena itu cara
penyerapannya juga berbeda.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan.
Karbon dioksida (CO.) dan oksigen (Os) diambil oleh tumbuhan dari dara melalui proses difusi.
Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui
proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi
garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demilian juga gas CO. diudara masuk
ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO, di dara lebih tinggi daripada di dalam sel
tumbuhan. Sebaliknya, O, dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan iika konsentrasi O: dalam
tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).

2.5 Mekanisme Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga

14
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) schingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik
yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabelterhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H20.

Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam seta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran tau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan
diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul -
molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam - garam mineral,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa tau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transporter dinamakan difusi difasilitasi.

2.6 Mekanisme Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rembran plasra yang
melibatkan protein pembawa tau protein transporter. Protein transporter tergolong protein
transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer
ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer
glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka,
tot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel - sel tersebut selalu membutuhkan glukosa
untuk diubah menjadi energi.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi :

 Suhu, makin tinggi difusi makin cepat


 Berat Molekul makin besar difusi makin lambat
 Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat

15
 Perbedaan Konsentrasi, makin bear perbedaan konsentrasi antara dua
bagian, makin besar proses difusi yang terjadi
 Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.
 Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 31 Maret 2023 tepatnya pada pukul 10.00-
12.00 wita di Laboratorium Botani Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana, Kupang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 3 buah gelas piala
berukuran 100 ml atau 3 buah pipa tetes, pencatat waktu, 1 5 buah cawan petri, 1 buah
mistar dan 1 spidol penanda, larutan glukosa dengan konsentrasi berbeda, yaitu 0 M, 1 M
dan 5 M. Larutan natrium klorida (NaCl) dengan konsentrasi berbeda, yaitu 0 M, 1 M dan
5 M, larutan methylen blue.

3.3 Prosedur Kerja

1. Masukan 2 tetes larutan Metilen blue ke dalam masing-masing gelas piala yang
mengandung larutan glukosa
2. Gunting kertas kuarto berwarna putih dengan mengikuti pola seperti permukaan
dasar cawan petri
3. Pada potongan kertas tersebut diberi tanda 4 titik atau lingkaran kecil (1 titik
ditengah dan 3 mengelilingi). Jarak antara titik di tengah dengah titik-titik yang
mengelilinginya haruslah sama.
4. Letakan kertas tersebut di bawah cawan petri dengan titik menghadap ke atas
5. Tetesi secara bersamaan larutan glukosa 0 M pada titik A, 1,5 M pada titik B dan
3 M pada titik C. Catat waktu awal penentesan.
6. Catat waktu yang ditempuh oleh pergerakan masing-masing larutan glukosa dari
titik A, B dan C hingga ke titik/lingkaran tengah

17
7. Ulangi pengamatan anda dengan mengikuti langkah 1 s/d 6 untuk larutan garam
Natrium Klorida
8. Catat seluruh hasil pengamatan anda dan buatlah kesimpulan

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil

Larutan konsentrasi Jarak antar titik Waktu Yang Diperlu Rata rata
k an
Oleh Laruta Laju difusi
Untuk larutan
bergerak n dari

Titik(me
nit)

(Molar) A->D B->D C->D A->D B->D C->D

C6H12O6 0,0 M 0,4 cm 3m 0,13 mm/menit

0,1 M 0,7 cm 3m 0,23 mm/menit

0,5 M 0,8 cm 3m 0,26 mm/menit

NaCl 0,0 M 0,3 cm 3m 0,1 mm/menit

0,1 M 1,1 cm 3m 0,36 mm/menit

0,5 M 0,8 cm 3m 0,26 mm/menit

C6H12O6 1,1 M 0,5 cm 3m 0,16 mm/menit

Dan 1,1 M 1,2 cm 3m 0,4 mm/menit

NaCl

19
4.2 Pembahasan

Pengaruh konsentrasi terhadap laju difusi larutan yang kedua adalah pada larutan NaCl (
garam ). Dengan konsentrasi ( molar ) yang berbeda yaitu konsentrasi pertama 0,0 M,
konsentrasi kedua 1,0 M, dan konsentrasi yang ketiga 5,0 M. Jarak antara titik yang ditempuh

yakni dari titik AD , titik B D, titik C D. Titik tengahnya terletak pada bagian D dengan waktu yang

diperlukan oleh larutan NaCl ( Garam ) adalah 3 menit Jarak antara titik AD adalah 0,3 cm , jarak

antara titik BD adalah 1,1 cm, dan jarak antara CD adalah 0,8 cm. Dengan jarak yang ditempuh

berbeda maka didapatkan rata-rata laju difusi larutannya juga berbeda dimana pada konsentrasi

0,0 M dengan jarak A D rata-rata laju difusi larutan yang ditempuh adalah 0,1 mm/menit, pada

konsentrasi 1,0 M dengan jarak dari B D rata-rata laju difusi larutan yang ditempuh adalah 0,36

mm/menit dan pada konsentrasi 5,0 M dengan jarak dari C D rata-rata laju difusi larutan yang

ditempuh adalah 0,26 mm/menit. Maka faktor yang mempengaruhi difusi pada larutan NaCl
(garam ) adalah jarak tempat berlangsungnya difusi . Makin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
maka makin cepat proses difusi yang terjadi. Dimna didapatkan pada larutan NaCl pada
konsentrasi 1,0 M dengan jarak Antara titik adalah 1,1 cm , maka rata-rata laju difusi larutannya
juga semakin tinggi . Makin luas area difusi, maka makin cepat juga proses difusi.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju difusi larutan yang ketiga adalah larutan glukosa (
C6H12O6) dan larutan garam ( NaCl ) .Dengan konsentrasi ( molar ) yang dilakukan adalah
sama yaitu 1,0 M . Pada larutan glukosa dan garam dilakukan hanya dua perlakuan saja yaitu

jarak antara titik dari A D dan jarak antara titik dari B D. Waktu yang diperlukan oleh larutan untuk

20
bergerak dari titik adalah 3 menit . Jarak antara titik A D adalah 0,5 cm , dan jarak antara B

D adalah 1,2 cm . Dengan jarak yang ditempuh berbeda maka didapatkan rata-rata difusi

larutannya juga berbeda yakni pada larutan glukosa rata-rata laju difusi larutannya adalah 0,16
mm/menit .dan pada larutan garam rata-rata laju difusi larutannya adalah 0,4 mm/menit.

Faktor yang mempengaruhi difusi pada larutan glukosa dan larutan garam adalah jarak
tempat berlangsungnya difusi. Karena, biarpun. Konsentrasi yang dilakukan adalah sama ,
namun terjadi perbedaan pada jarak antara titik sehingga rata-rata laju difusinya juga berbeda.
Pada dua larutan

21
tersebut dapat diketahui bahwa larutan glukosa lebih mudah larut dalam di dalam air karena
memiliki berat molekul yang lebih kecil dengan konsentrasi yang diberikan berbeda maupun
sama
. dibandingkan dengan larutan garam yang lama larut dalam air karena memiliki berat molekul
yang lebih besar dengan konsentrasi yang berbeda maupun sama ataupun konsentrasi yang tinggi
maupun rendah. Sehingga terjadi perbedaan-perbedaan pada kedua larutan tersebutPerbedaan-
perbedaan tersebut terjadi karena perubahan pada :

 Suhu, makin tinggi difusi makin cepat


 Berat Molekul makin besar difusi makin lambat
 Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
 Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,
makin besar proses difusi yang terjadi.
 Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
makin cepat proses difusi yang terjadi.
 Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat prosesdifusi.

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh antara berat molekul dan
laju difusi. Jika berat molekul semakin besar maka laju difusinya semakin lambat,begitupun
sebaliknya jika berat molekul semakin kecil maka laju difusi semakin cepat.

Berbeda halnya dengan larutan C6H12O6 dan NaCl dengan konsentrasi yang sama tetapi
jarak antara titiknya itu berbeda, karena glukosa mudah larut didalam air memiliki berat molekul
yang lebih kecil daripada garam, sehingga jarak antara titik pada 2 larutan tersebut berbeda.

22
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Semakin besar kelarutan dalam medium akan membuat difusi terjadi semakin cepat. Adanya
perbedaan konsentrasi antara dua bagian yang semakin besar, mampu membuat proses difusi
yang terjadi akan semakin besar. Semakin dekat jarak tempat terjadinya difusi maka akan makin
cepat proses difusi yang terjadi pula.

5.2 Saran

Tentunya penulis juga menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan
ini yang jauh dari sempurna. Adapun nantinya, penulis akan segera melakukan perbaikan
terhadap susunan makalah berdasarkan bimbingan dari berbagai sumber dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Proses observasi lebih lanjut diperlukan untuk menambah
kemampuan diskusi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Isra Indar Handayani, S. (2021). Experimental Biology Diffusion and Osmosis content On the Concept of
substance Transportation During The pandemic period. Jurnal pendidikan sains, 61-66.

Halim laila ulfa, R. f. (2020). Osmosis Test on potatoes and carrots using A sulition of Nacl. Jurnal
sainsmat, 110-111.

Maryan Afri Arlita, S. w. (2013). Effect Of Temperatue And Concentration on the absorption of sugar
solutionin bengkuang(pachyrrhizus erosus).-Jurnal teknik pertanian lampung, 86.

febrianti, F. (2019). Pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap penyerapan larutan gula pada buah pala.
laporan praktikm,

AIMS, Drs. Suitno(2008),Osmosis dan Penyerapan Zat Pada Tumbuhan, 2-3.

Yahya. (2015). Perbedaan tingkat laju Osmosis umbi Solonum Tuberosum dan Daucus Carota. Jurnal
Biology Education, 201-203.

university, 1. 4. (-)- Fisiologi rumbunan. Dalam-, Tumbuhan dan lingkungannya (hal. 10-17). Medan:
UNIMED.

(Laili Mei Ari Putri, 2017) university, 1. 4. (-)- Fisiologi rumbunan. Dalam-, Tumbuhan dan lingkungannya
(hal. 10-17). Medan: UNIMED.

Yahya. (2015). Perbedaan tingkat laju Osmosis umbi Solonum Tuberosum dan Daucus Carota. Jurnal
Biology Education, 196-197.

Rahma Nuri Syanidan, N. A. (2012). Difusi, Osmosis, dan Imbibisi. Jurnal, 2.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai