Jurnal Akhir KKN 310
Jurnal Akhir KKN 310
Jurnal Akhir KKN 310
M.Andi Galib Rukmana, Meti Tri Widia, Anastasia Claudia Sumardi, Bahtiar Gilang
Ramadhan, Evie Anggraini
Abstrak
This service program aims to make MSMEs understand strategies for how to develop a business by
understanding the marketing mix which consists of 4 P (Product/Product, Price/Price, Place/Place,
Promotion/Promotion). The purpose of this service is to provide knowledge to the community,
especially MSMEs in the form of dissemination of strategies that can be carried out to compete in
product competition markets. The method used in this activity is by counseling MSMEs about strategies
to win the product competition market. This activity was carried out in Banjar Sari Village, Way Sulan
District, South Lampung. Participants in this activity are MSME actors engaged in processed banana
chips. The results obtained in this mentoring program are that MSMEs are able to develop strategies or
marketing plans properly and correctly
PENDAHULUAN
Semua negara mempunyai keinginan untuk sejahtera tanpa terkecuali, sehingga tujuan dalam
pembangunan ekonomi nasional yaitu untuk meningkatkan pendapatan perkapita dan perbaikan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan serta menciptakan
ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan. Indikator keberhasilan dalam pembangunan
ekonomi ialah pertumbuhan ekonomi. Kenaikan pendapatan nasional dalam suatu periode perhitungan
tertentu merupakan maksud dari pertumbuhan ekonomi
Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut para pemilik usaha untuk selalu memiliki
strategi agar usaha dapat bertahan dan terus berkembang dalam situasi tersebut. Tingkat persaingan ini
memaksa setiap usaha untuk menghasilkan berbagai ide inovatif yang berbeda untuk mengalahkan
persaingan, terutama untuk usaha yang beroperasi di industri yang sama persaingan ketat yang
melibatkan banyak pelaku usaha tentunya menuntut para pelaku usaha tersebut untuk mampu
beradaptasi dengan perkembangan kondisi bisnis. Dalam menghadapi persaingan ini, menjalankan
usaha memerlukan strategi yang baik untuk membantu pemilik usaha mengantisipasi dampak dari
peristiwa tersebut dan mampu bersaing Untuk itu hal yang perlu diperhatikan yaitu kebijaksanaan
produk, harga , promosi, dan distribusi. Dengan demikian sudah tentu pemasaran merupakan fungsi
dari keberhasilan dan tercapainya tujuan yang diharapkan sehingga dapat memperoleh kelangsungan
hidup perusahaan. (Tjiptono, 2000, 24).
Kepuasan pelanggan yang menciptakan loyalitas merupakan faktor yang penting dalam
kesuksesan perdagangan dan kemampuan pengusaha untuk bertahan (Farisi, 2021). Strategi ini adalah
yang dilakukan untuk membangun hubungan baik dengan semua konsumen sehingga akan membentuk
hubungan bisnis yang berkelanjutan, maka dalam hal ini dapat juga diterapkan pada UMKM yang
memiliki beragam pelaku usaha dan produk.
Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari masyarakat bangsa saat
ini. Karena keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian pendapatan masyarakat. Selain
itu juga mampu menciptakan kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan dan
mengembangkan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat. Pada sisi lain, UMKM
mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
besar sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dari sinilah terlihat bahwa keberadaan
UMKM bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam pembangunan ekonomi
nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja
(Rahmadi et al., 2018). Dengan demikian, para pelaku usaha harus memiliki strategi yang mampu
bersaing dengan produk lain dengan cara melakukan pemasaran secara online menggunakan media
sosial sebagai media pemasaran yang efektif di masa pandemi sekarang ini. Tentu dibutuhkan inovasi
dan kreativitas para pelaku usaha dalam mengenmbangkan usahanya, inovasi dan kreativitas ini dengan
membuat media iklan berupa flyer/poster yang menarik. Desain media promosi haruslah dibuat dengan
baik dan efektif untuk memudahkan para konsumen dalam mencerna media promosi tersebut.
Salah satu kelemahan pengusaha kita adalah dalam bidang strategi. Strategi merupakan alat
yang sangat penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu
industri pasti mempunyai strategi bersaing. Dalam perubahan pola persaingan yang sangat ketat ini,
strategi suatu perusahaan harus disesuaikan atau bahkan diubah untuk memperoleh peluang-peluang
serta menghindari ancaman dari para pesaing (Kasmir, 2012). Rendahnya strategi yang dimiliki oleh
para pelaku usaha menjadi hal yang buruk untuk kemajuan usaha yang digelutinya, dengan strategi
pemasaran yang menggunakan media promosi baik online maupun offline (mouth to mouth) akan
menjadi salah satu strategi yang bisa diandalkan oleh para pelaku usaha UMKM yang ada di wilayah
nasional khususnya desa banjar sari kec.way sulan
Guna para pelaku usaha UMKM dalam menghadapi tantangan pemasaran ini, sangatlah penting
untuk mempersiapkan diri dengan perencanaan yang baik dan mengetahui strategi yang dapat dilakukan
untuk memasarkan hasil usahanya. Karena dengan strategi yang tepat dan merupakan cara untuk
mengenalkan produk kepada masyarakat umum untuk mendapatkan hasil yang maksimum.
B. Sstrategi Pemasaran
a. Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Assauri (2013:15), “Strategi pemasaran adalah seperangkat tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memandu usaha pemasaran suatu perusahaan dari waktu ke waktu, pada
semua tingkatan dan acuan serta alokasi, terutama respon perusahaan terhadap lingkungan dan
kondisi persaingan yang selalu berubah”.Berlandaskan definisi tersebut penulis bisa menyimpulkan
jika menemukan keperluan dan kebutuhan dari pelanggan yang masih belum dipenuhi, pengukuran,
dan perhitungan besaran pasar dan potensi keuntungan, pengidentifikasian dan penentuan segmen
pasar untuk memuaskan dan merancang, meningkatkan dan memasarkan produk yang sesuai
disebut dengan strategi pemasaran. Menurut konsep dari pemasaran, tujuan dari bisnis mampu
diwujudkan jika badan usaha mampu memberikan kepuasna bagi pelangga. Dimana kepuasan
tersebut terwujud saat keinginan pelanggan dirasa telah mampu dipenuhi lewat aktivitas pemasaran
yang terpadu. Sehingga terdapat sejumlah aspek inti pada konsep pemasaran yakni berorintasi pada
kebutuhan konsumen, rasa puas konsumen, aktivitas pemasaran yang terpadu dan tujuan dari badan
usaha.
b. Faktor-faktor strategi pemasaran
Menurut Tjiptono (2010:8), “kemampuan strategi pemasaran perusahaan untuk mencapai
setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis faktor-faktor berikut”:
Analisis Ekonomi
Pada kegiatan menganalisis kondisi ekonomi, badan usaha bisa memperhitungkan dampak
dari alternatif peluang terhadap kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan mencakup
analisis terhadap komitmen yang dibutuhkan, analisa BEP atau Break Event Point, menilai
resiko dan keuntungan serta analisa terhadap aspek ekonomi dari badan usaha pesaing
Faktor Lingkungan
Kegiatan perusahaan juga mesti disesuaikan dengan aturan pemerintah dan pertumbuhan
penduduk suatu wilayah dalam upaya mencari tahu pengaruh pada kemajuan teknologi,
kemajuan inflasi serta gaya hidup, faktor ini mesti diperhitungkan tergantung pada barang dan
pasar badan usaha.
Perilaku Konsumen
Faktor ini sangat berkontribusi pada pengembangan sebuah produk, seperti apa desainnya
hingga harga yang ditetapkan dan saluran pendistribusian yang dipilih. Analisa faktor ini bisa
dilakukan pada kegiatan observasi atau penelitian survei.
Faktor Pasar
Setiap bisnis yang dilakukan mesti senantiasa mempertimbangkan aspek-aspek misalnya
ukuran dari pasar, siklus pengembangan, saluran distribusi, pola perilaku konsumen serta
distribusi segmentasi pasar dan peluang yang belum dipenuhi.
Persaingan
Pada hubungannya terhadap persaingan yang terjadi, setiap badan usaha mesti paham betul
mengenai siapa yang menjadi pesaingnya, seperti apa kedudukan produk mereka, strategi apa
yang dipergunakan, kekuatan yang dimiliki, kelehaman yang dimiliki pesaing, sistem
pembiayaan pesain serta kemampuan yang dimiliki pesaing dalam memproduksi.
Analisa Kemampuan Internal Perusahaan
Tiap badan usaha mesti melakukan penilaian pad setiap kekuatan dan kelemahan relatif
yang dimiliki terhadap pesaingnya dimana penilaiaannya bisa berdasarkan aspek-aspek
mencakup kondisi keuangan, kekuatan yang dimiliki serta teknologi.
c. Indikator Pemasaran
Keputusan mendasar terkait biaya yang dikeluarkan, kegiatan pemasaran, bauran
pemasaran serta alokasi pemasaran berhubungan erat dengan strategi pemasaran. Menurut
Kotler dan Keller (2012:25) strategi pemasaran terdiri dari 4P yakni Product, Price, Promotion
dan Place. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, kebutuhan, penggunaan, atau konsumsi untuk memuaskan keinginan konsumen.
Harga didefinisikan sebagai jumlah yang diperlukan untuk memperoleh suatu barang atau
kombinasi barang, sehingga manajer harus menetapkan strategi mengenai harga karena dalam
bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya faktor yang dapat menghasilkan laba atau
pendapatan. Tempat merupakan upaya untuk menjamin ketersediaan barang atau jasa yang
mudah dibeli oleh konsumen dimanapun mereka berada dan merupakan salah satu tujuan dari
kebijakan pemasaran yang harus dicapai melalui suatu sistem yang disebut saluran distribusi.
Promosi ialah aspek yang digunakan dalam menginformasikan serta meyakinkan
konsumen mengenai produk baru suatu perusahaan.
C. Manajemen Strategi Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Strategi Pemasaran
Manajemen strategi pemasaran merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada
jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan yang bersifat
mendasar dan prinsipal agar memungkinkan suatu organisasi berinteraksi secara efektif
(disebut misi), dalam usaha menyelesaikan sesuatu (perencanaan operasional untuk
menghasilkan benda serta ataupun jasa pelayanan) yang bermutu, dengan ditunjukkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Begitu banyak pengertian manajemen strategi, namun pada dasarnya manajemen strategi
merupakan suatu sistem yang sebagai suatu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi (Setiawan, 2018 dalam Wijandari & Sumilah, 2021).
b. Faktor-faktor Manajemen Strategi Pemasaran
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi manajemen strategi pemasaran suatu
perusahaan. Beberapa faktor utama meliputi:
1. Analisis Pasar:
Memahami tren pasar, kebutuhan pelanggan, dan persaingan adalah langkah penting dalam
merencanakan strategi pemasaran yang efektif.
2. Sumber Daya Perusahaan
Ketersediaan anggaran, tenaga kerja, dan fasilitas mempengaruhi pilihan strategi yang
dapat diimplementasikan.
3. Tujuan Bisnis:
Strategi pemasaran harus sejalan dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan, seperti peningkatan pangsa pasar atau profitabilitas.
4. Segmentasi Pasar:
Identifikasi dan pemahaman terhadap segmen pasar yang berbeda membantu dalam
penentuan target audiens yang tepat.
5. Diferensiasi Produk/Layanan:
Menentukan bagaimana produk atau layanan perusahaan berbeda dari pesaing dapat
mempengaruhi posisi dalam pikiran pelanggan.
6. Pricing (Penetapan Harga):
Memilih harga yang tepat berdasarkan analisis biaya, nilai produk, dan harga pesaing
adalah faktor kunci dalam strategi pemasaran.
7. Promosi dan Komunikasi:
Mengembangkan kampanye promosi yang sesuai dengan segmen target dan menciptakan
pesan yang efektif untuk mengkomunikasikan nilai produk.
8. Distribusi (Saluran Pemasaran):
Memilih saluran distribusi yang tepat untuk mencapai pelanggan secara efisien dan efektif.
9. Teknologi dan Inovasi:
Penggunaan teknologi baru dan inovasi dalam produk atau cara berbisnis dapat membuka
peluang baru dalam strategi pemasaran.
10. Perubahan Lingkungan Eksternal:
Faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, dan teknologis yang berkembang dapat
mempengaruhi bagaimana strategi pemasaran harus disesuaikan.
11. Kepuasan Pelanggan:
Memahami kebutuhan dan umpan balik pelanggan membantu dalam pengembangan
produk dan layanan yang lebih baik serta mempertahankan basis pelanggan yang ada.
12. Regulasi dan Kebijakan:
Hukum, regulasi, dan kebijakan industri harus diperhatikan dalam perencanaan strategi
pemasaran.
Penting untuk mempertimbangkan semua faktor ini secara holistik saat merumuskan
dan mengimplementasikan strategi pemasaran agar dapat mencapai hasil yang diinginkan dan
tetap responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis.
d. Indikator Manajemen Strategi Pemasaran
Indikator manajemen pemasaran adalah ukuran atau metrik yang digunakan untuk mengukur
kinerja dan efektivitas strategi pemasaran. Beberapa contoh indikator yang umum digunakan
meliputi:
1. Market Share (Pangsa Pasar)
Persentase dari total pasar yang dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk penjualan atau
pendapatan.
2. Customer Acquisition Cost (Biaya Perolehan Pelanggan)
Total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu pelanggan baru.
3. Customer Lifetime Value (Nilai Seumur Hidup Pelanggan)
Estimasi total pendapatan yang dihasilkan dari satu pelanggan selama masa hubungan dengan
perusahaan.
4. Customer Retention Rate (Tingkat Pemertahanan Pelanggan)
Persentase pelanggan yang tetap berlangganan atau menggunakan produk/layanan dari
perusahaan dalam periode waktu tertentu.
5. Return on Investment (ROI)
Perbandingan antara keuntungan bersih yang dihasilkan dari upaya pemasaran dengan biaya
yang dikeluarkan untuk pemasaran tersebut.
6. Conversion Rate (Tingkat Konversi)
Persentase pengunjung atau prospek yang berubah menjadi pelanggan atau melakukan tindakan
yang diinginkan (misalnya, mengisi formulir atau melakukan pembelian)
7. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Tingkat pengenalan dan pengetahuan konsumen tentang merek perusahaan.
8. Net Promoter Score (NPS)
Pengukuran kecenderungan pelanggan untuk merekomendasikan produk/layanan perusahaan
kepada orang lain.
9. Marketing Qualified Leads (MQLs)
Prospek atau calon pelanggan yang telah menunjukkan minat dalam produk/layanan
perusahaan berdasarkan kriteria tertentu.
10. Sales Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan Penjualan)
Persentase pertumbuhan penjualan dari periode sebelumnya ke periode berikutnya.
11. Social Media Engagement (Keterlibatan Media Sosial)
Interaksi, seperti like, komentar, dan berbagi, yang dihasilkan dari konten pemasaran di
platform media sosial.
D. UMKM
a. Pengertian UMKM
Pengertian UKM dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UURI 2008) yaitu: 1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria.
Kriteria usaha kecil yaitu kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). 2. Usaha
menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan memenuhi kriteria. Kriteria usaha menengah yaitu kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Badan Pusat Statistik memberikan definisi UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja (Rahmana 2009). Usaha kecil merupakan entitas usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang
memiliki tenaga kerja 20-99 orang.
b. Jenis-Jenis UKM
Secara umum UMKM bergerak dalam 2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang barang
dan jasa. Menurut Keppres No. 127 Tahun 2001 , adapun bidang/ jenis usaha terbuka bagi usaha kecil
dan menengah di bidang industri dan perdagangan adalah
1) Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan proses pengasinan,
penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan, dan fermentasi
dengan cara-cara tradisional.
2) Industri penyempurnaan benang dari serat buatan menjadi benang bermotif/celup, ikat dengan
menggunakan alat yang digunakan oleh tangan.
3) Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri
dikerjakan dengan ATB , atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah, dsb.
4) Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan; Bahan bangunan atau rumah tangga:
bambu, nipah, sirap, arang, sabut; Bahan industri: getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir.
5) Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan
pemotongan.
6) Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi,
pemanenan, pasca panen, dan pengolahan, kecuali cangkul dan sekop.
7) Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir, maupun tidak diglasir untuk keperluan rumah
tangga.
8) Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal dibawah 30 GT,
elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.
9) Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan
bahan baku alamiah maupun imitasi.
c. Masalah-Masalah Yang Di Hadapi UMKM
Sebagai salah satu tongak perekonomian tentunya UMKM juga memiliki masalah tersendiri yang
mengakibatkan tidak berkembangnya ataupun matinya UMKM tersebut,Terdapat delapan masalah-
masalah utama yang dihadapi oleh para pengusaha kecil dan menengah yaitu
1) Permasalahan Modal
a. Suku bunga kredit perbankan yang masih tinggi sehingega krdit menjai mahal.
b. Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan nonbank masih kurang.
c. Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan nonbank terlalu rumit dan
memakan waktu yang cukup lama.
d. Perbankan kurang menginformasikan standar proposal untuk pengajuan kredit, sehingga
pengusaha kecil belum mampu membuat proposal yang sesuai dengan krteria perbankan.
e. Perbankan kurang memahami kriteria usaha kecil dalam menilai kelayakan usaha, sehingga
jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha kecil.
2) Permasalahan pemasaran
a. Posisi tawar pengusaha kecil ketika berhadapan dengan pengusaha besar selalu lemah,
terutama berkaitan dengan penentuan harga dan sistem.
b. Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan yang tidak
sehat antara usaha yang sejenis.
c. Infornasi untuk memasarkan produk masih kurang, misalnya produk yang dinginkan, potensi
pasar, tata cara memasarkan produk dan lain-lain.
3) Permasalahan bahan baku
a. Suplai bahan baku untuk usaha kecil kurang memadai dan berfluktuasi. Ini disebabkan karena
adanya pembeli besar yang menguasai bahan baku.
b. Harga bahan baku masih terlalu tinggi
c. Kualitas bahan baku rendah karena tidak adanya standarisasi dan adanya manipulasi kualitas
bahan baku.
d. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara
pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.
4) Permasalahan teknologi
a. Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan
pelatihan yang ada kurang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan
kebutuhan usaha kecil.
b. Asas dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata.
c. Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil sukar diperoleh.
d. Khususnya lembaga pengkajian teknologi yang ditawarkan pasar kepada pengusaha kecil
sehingga teknologi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
e. Peran instansi pemerintah, nonpemerintah dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi,
menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau
teknologi tepat guna bagi uasah kecil masih kurang intensif
5) Permasalahan manajemen
a. Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan
karena pengetahuan pengusaha relatif rendah.
b. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan perusahaan dan keluarga belum dilakukan
sehungga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow
serta dalam membuat perenacaan dan laporan keuangan.
c. Kemampuan pengusaha kecil dalam mengorganisasikan diri dan karyawan masih lemah
sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas.
d. Pelatihan tentang manajemen dari berbagai instansi kurang efektif karena materi yang terlalu
banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan.
e. Produktivitas karyawan masih sehingga pengusaha kecil sulit memenuhi ketentuan UMR
6) Permasalahan sistem birokrasi
a. Perizinan yang tidak transparan, mahal, berbelitbelit, diskriminatif, lama, dan tidak pasti serta
terjadi tumpang tindih dalam mengurus perizinan.
b. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung
kurang tegas.
c. Pengusaha kecil dn asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang
usaha kecil.
d. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba
BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi.
e. Banyak pungutan yang sering kali tidak disertai pelayanan yang memadai.
7) Pola kemitraan
a. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem
pembayaran baik produk maupun bahan baku dirasakan belum bermanfaat.
b. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih
kurang
Dari sekian banyaknya permasalahan yang ada di dalam UMKM tentunya dapat di tangulangi oleh
pelaku UMKM tersebut dengan memahami betul apa saja yang problem yang terjadi di dalamnya dan
juga dapat dengan cepat menyelesaikan masalah agar UMKM tetap berjalan dan terus berkembang.
METODOLOGI PENGABDIAN
Penulis melakukan metedologi pengabdian melalui tahapan-tahapan yang terdiri dari
identifikasi pelaku UMKM di Desa Banjar Sari, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan. Setelah
mengenali para pelaku UMKM, akan dilakukan analisis mendalam terkait situasi bisnis mereka,
termasuk profil bisnis, tantangan yang dihadapi, peluang yang ada, serta kebutuhan yang terkait dengan
strategi pemasaran.
Selanjutnya, interaksi langsung yang dilakukan dengan pemilik UMKM untuk memahami
secara lebih mendalam kebutuhan yang mereka hadapi dalam upaya meningkatkan strategi pemasaran.
Dari hasil interaksi ini, akan disusun materi penyuluhan yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman
dan kebutuhan para pelaku UMKM. Materi tersebut akan mencakup konsep dasar manajemen strategi
pemasaran, disertai contoh kasus nyata, dan langkah-langkah praktis yang dapat diaplikasikan.
Sesi penyuluhan yang interaktif yang di ikuti oleh salah satu pelaku UMKM. Selama sesi ini,
akan ada presentasi, diskusi kelompok, serta studi kasus untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang implementasi strategi pemasaran yang efektif. Seluruh proses ini akan melibatkan
partisipasi aktif pelaku UMKM, dan akan diikuti dengan tindak lanjut serta dukungan pasca-penyuluhan
untuk memastikan bahwa strategi pemasaran yang telah dipelajari dapat diterapkan secara berhasil di
dunia nyata. Hasil pengabdian, termasuk panduan strategi pemasaran untuk UMKM, akan
disebarluaskan melalui berbagai cara seperti workshop, artikel, atau platform online, dengan tujuan
memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.
Selain itu, partisipasi aktif pelaku UMKM dan dukungan pasca-penyuluhan akan membantu
mengatasi kendala yang mungkin muncul dalam penerapan strategi pemasaran di lapangan. Dengan
penyebaran hasil melalui berbagai media, seperti workshop khusus, artikel, dan platform online,
metodologi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, membantu
UMKM menghadapi tantangan pemasaran, dan akhirnya meningkatkan potensi pertumbuhan bisnis di
Desa Banjar Sari.
Sebelum penyuluhan diadakan, para pelaku UMKM di Desa Banjar Sari memiliki pemahaman
yang terbatas mengenai pentingnya manajemen strategi pemasaran. Mereka menghadapi kesulitan
dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam memasarkan produk mereka, dan langkah-
langkah praktis untuk mengatasi masalah ini mungkin kurang jelas bagi mereka.
setelah penyuluhan diadakan, pelaku UMKM mengalami perubahan yang signifikan dalam
pemahaman mereka. Melalui sesi penyuluhan interaktif, presentasi, diskusi kelompok, dan studi kasus,
mereka akan memperoleh wawasan mendalam tentang bagaimana menerapkan strategi pemasaran yang
efektif. Mereka akan dapat mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dengan lebih jelas dan
mengetahui langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Partisipasi aktif dalam proses penyuluhan dan dukungan pasca-penyuluhan akan membantu
mereka mengatasi kendala yang mungkin muncul dalam penerapan strategi pemasaran di lapangan.
Dengan penyebaran hasil melalui berbagai media seperti workshop khusus, artikel, dan platform online,
pemahaman baru ini akan tersebar lebih luas di masyarakat.
Hasilnya, setelah penyuluhan, para pelaku UMKM akan menjadi lebih paham akan pentingnya
manajemen strategi pemasaran. Mereka akan lebih siap dan percaya diri menghadapi tantangan dalam
memasarkan produk, dan potensi pertumbuhan bisnis di Desa Banjar Sari akan meningkat secara
signifikan.
KESIMPULAN
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan penerapan manajemen strategi pemasaran yang
lebih efektif bagi pelaku UMKM di Desa Banjar Sari, telah dikembangkan metodologi pengabdian yang
terstruktur. Melalui identifikasi pelaku UMKM, analisis situasi bisnis, interaksi langsung, dan
penyuluhan yang disiapkan dengan matang, metodologi ini mampu memberikan solusi konkret untuk
tantangan pemasaran produk UMKM.
Setelah penyuluhan, pelaku UMKM mengalami perubahan signifikan dalam pemahaman
mereka, mampu mengidentifikasi tantangan dengan lebih jelas, dan siap mengambil langkah-langkah
praktis untuk mengatasi masalah tersebut. Dukungan pasca-penyuluhan dan penyebaran hasil melalui
berbagai media akan membantu menjaga kontinuitas dan menyebarkan pemahaman baru ini lebih luas
di masyarakat. Hasilnya, pelaku UMKM akan lebih siap menghadapi tantangan pemasaran dan
berkontribusi pada pertumbuhan bisnis yang lebih baik di Desa Banjar Sari.
SARAN
Berdasarkan uraian di atas tersebut maka untuk kemajuan dan perkembangan pelaku UMKM di
desa banjar sari,kec way sulan, lampung selatan penulis memiliki beberapa saran yaitu :
1) Para pelaku UMKM hendaknya meningkatkan pengetahuan bisnis dan manajemen secara
kontinu karena adanya kemajuan tekhnologi dan informasi serta perubahan selera pasar
2) Membangun kerjasama dan kemitraan dengan pemerintah melalui dinas terkait, dan kemitraan
dengan pihak swasta lainnya termasuk dengan lembaga pendidkan
3) Membangun kerjasama dengan mitra pemasaran baik dalam kota maupun luar kota Bengkalis
4) Meningkatkan kerjasama dengan pihak distributor untuk mendapatkan sumber bahan baku
yang lebih murah, berkualitas dan terjaminnya kontuinitasnya
DAFTAR PUSTAKA
Wijandari, Ana, and Neng Sumilah. "Sosialisasi Manajemen Strategi Pemasaran Di UMKM Kecamatan
Cileungsi." Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (Jpmm) 1.1 (2021): 61-64.
Wijandari, A., & Sumilah, N. (2021). Sosialisasi Manajemen Strategi Pemasaran Di UMKM
Kecamatan Cileungsi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (Jpmm), 1(1), 61-64.
Wibowo, Dimas Hendika, Zainul Arifin, and Sunarti Sunarti. Analisis strategi pemasaran untuk
meningkatkan daya saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Diss. Brawijaya University,
2015.
Suryani, Susie. "Analisis Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten
Bengkalis-Riau." Jurnal Ekonomi KIAT 29.1 (2018): 1-10.
WIJANDARI, Ana; SUMILAH, Neng. Sosialisasi Manajemen Strategi Pemasaran Di UMKM
Kecamatan Cileungsi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (Jpmm), 2021, 1.1: 61-64.
Alamanda, Amelia R. "SOSIALISASI STRATEGI PEMASARAN UMKM DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL PADA MASA AKB (ADAPTASI KEBIASAAN
BARU)." Jurnal Pengabdian Mandiri 1.8 (2022): 1459-1464.
Afendi, Arif. "Kinerja Perusahaan di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):
Systematic Literature Review." Jurnal Wacana Ekonomi 21.3 (2022): 177-194.
Vernia, Dellia Mila, et al. "Sosialisasi dan pembekalan strategi pemasaran produk olahan pisang pada
siswa pondok." Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI 4.1 (2020): 125-128.
Setyawan, Anton Agus. "
Menuju Sebuah Teori Umum Pemasaran." (2012).
Musyawarah, Irdha Yanti, and Desi Idayanti. "Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan
Penjualan Pada Usaha Ibu Bagas di Kecamatan Mamuju." Forecasting: Jurnal Ilmiah Ilmu
Manajemen 1.1 (2022): 1-13.
Sudarman, La, Murni Sari, and Ahmad Amiruddin. "Sosialisasi Manajemen Strategi Pemasaran Produk
Air Minum Kemasan “Wk Siompu” BUMDes Karongo Desa Wakinamboro Kec. Siompu Kab.
Buton Selatan." Jurnal Abdidas 2.6 (2021): 1295-1300.
Setyarini, Putu, et al. "PENYULUHAN PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA
INTERAKSI DAN PROMOSI PADA ANGKRINGAN JOGJA PADANGSAMBIAN." Jurnal
Pengabdian UMKM 2.1 (2023): 59-68.
Suryani, Susie. "Analisis Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten
Bengkalis-Riau." Jurnal Ekonomi KIAT 29.1 (2018): 1-10.