Penentuan Masak Fisiologi Dan Pengembangan Metode
Penentuan Masak Fisiologi Dan Pengembangan Metode
Penentuan Masak Fisiologi Dan Pengembangan Metode
2, 2019 : 81 - 89
DOI : http://dx.doi.org/10.21082/bullittro.v30n2.2019.81-89
0215-0824/2527-4414 @ 2017 Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
This is an open access article under the CC BY-NC-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/)
Accreditation Kemenristekdikti Number : 30/E/KPT/2018 81
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Media Perkecambahan ... (Rian Virvian Hidayat R. Pelealu, Eny Widajati, dan Faiza C. Suwarno)
73.75 %, and growth rate of 1.19 % etmal-1. Among the three types of germination
media tested (sand, cocopeat, and zeolite), sand was the best germination media for
clove seeds. Hence it is recommended to seeds producer.
82
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 30 No. 2, 2019 : 81 - 89
Anak petak adalah jenis media perkecambahan ketebalan 10 cm dari dasar wadah. Boks plastik
yaitu a) pasir, b) kokopit dan c) zeolit. Rancangan diletakkan di atas rak bambu dengan ketinggian
terdiri atas 12 kombinasi perlakuan dengan empat 80 cm dari permukaan tanah. Benih ditanam pada
ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan. media tanam dengan posisi melintang, radikula
Setiap satuan percobaan terdiri atas 40 butir benih menghadap ke bawah, kemudian ditimbun kembali
untuk uji daya berkecambah dan 5 butir benih hingga sebagian besar bagian benih tertutup media
untuk uji kadar air. tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari dan
Benih diseleksi berdasarkan warna buah penyemprotan fungisida berbahan aktif Mankozeb
(Gambar 1). Benih merah hijau ditentukan saat dengan dosis 3 g.l-1, dilakukan seminggu sekali
warna merah cerah telah mencapai ¼-½ dari atau disesuaikan dengan berat ringannya serangan
ukuran panjang buah (Gambar 1a). Benih merah cendawan pada benih.
muda saat warna merah cerah telah menutupi Pengujian kadar air (KA) benih dilakukan
seluruh atau minimal tiga per empat permukaan sebelum pengecambahan benih. Benih diiris tipis
buah (Gambar 1b). Benih merah ditentukan saat menggunakan cutter dengan ketebalan
seluruh permukaan buah yang berwarna merah ± 0,3-0,4 cm. Kadar air benih diukur menggunakan
cerah berubah menjadi merah tua (Gambar 1c). metode oven pada suhu oven 103±2 0C selama
Benih merah tua ditentukan saat warna merah tua 17±1 jam. Pengujian viabilitas benih dilakukan
pada buah telah berubah menjadi berwarna merah dengan menghitung jumlah kecambah normal
gelap keungu-unguan dengan tekstur daging buah setiap hari hingga periode 50 hari setelah tanam
lembek (Gambar 1d). (HST). Tolok ukur viabilitas benih yang diamati
Buah dikupas pada air mengalir untuk adalah penentuan hari pengamatan pertama dan
menghilangkan lendir pada benih, kemudian benih terakhir, uji daya berkecambah, daya berkecambah
disortasi berdasarkan kualitas kesehatan dan benih (DB), potensi tumbuh maksimum (PTM),
keseragaman ukuran benih. Benih sehat adalah indeks vigor (IV) dan kecepatan tumbuh (K CT).
benih tanpa cacat fisik dan tidak ditemukan bintik- Analisis data dilakukan dengan uji F, apabila
bintik hitam pada permukaan benih, panjang benih berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut
1,8-2,2 cm dengan bobot basah sebesar 0,8-1,2 g. menggunakan uji Least Significant Difference
Benih direndam dalam larutan fungisida berbahan (LSD) pada taraf 5 %.
aktif Mankozeb dengan dosis 3 g.l-1 selama 2
menit, setelah itu ditiriskan selama 5 menit. Kadar air benih (KA)
Pengecambahan benih dilakukan di rumah kaca
menggunakan boks plastik berukuran 35 x 30 x Kadar air diukur dengan menggunakan
12 cm. metode oven suhu rendah konstan (103±2°C)
Masing-masing media tanam dimasukkan selama (17±1) jam. Setiap ulangan terdiri atas 5 g
ke dalam wadah boks plastik hingga mencapai benih. Kadar air benih dihitung dengan rumus:
Gambar 1. Penentuan tingkat kemasakan benih cengkeh Zanzibar berdasarkan warna buah (a) merah hijau; (b) merah
muda; (c) merah; (d) merah tua.
Figure 1. Zanzibar seeds clove maturity based on fruit colours (a) reddish green; (b) pink; (c) red; (d) dark red.
83
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Media Perkecambahan ... (Rian Virvian Hidayat R. Pelealu, Eny Widajati, dan Faiza C. Suwarno)
M3
weight + M1 before drying in the oven (g).
= Bobot benih + M1 setelah dioven (g)/Seeds
KCT = ∑ N
t
weight + M1 after drying in the oven (g). n=0
Keterangan/Note :
First count dan final count N = Persentase kecambah normal/normal sprouts
percentage.
First count atau hitungan pertama t = Periode waktu perkecambahan (etmal = 24
ditentukan saat persentase kecambah normal per jam)/germination period (etmal = 24 hours).
tn = Waktu akhir pengamatan/the last day of observation
hari (etmal) mencapai maksimum. Final count atau
hitungan kedua ditentukan saat persentase
kecambah normal per hari tidak lagi menunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertambahan (akumulasi). Pada penelitian ini first
count benih cengkeh ditentukan melalui Kadar air benih
pencapaian first count tercepat dari masing-masing
Kadar air merupakan salah satu indikator
kombinasi benih dan media terbaik. Sementara itu,
masak fisiologis benih. Hasil penelitian
final count ditentukan dengan melihat pencapaian
menunjukkan bahwa kadar air benih cengkeh
final count terlambat dari masing-masing
mengalami penurunan seiring bertambahnya
kombinasi benih dan media terbaik. Hal ini
tingkat kemasakan benih (Gambar 2). Penurunan
dimaksudkan agar penetapan hasil perkecambahan
kadar air dari benih berwarna merah hijau ke
ditentukan berdasarkan kondisi benih dan
merah tua sebesar 12 %.
lingkungan paling optimum dan pengujian dapat
dilakukan kembali pada waktu dan tempat berbeda Penentuan kecambah normal dan hari
dengan hasil yang sama. pengamatan uji daya berkecambah
84
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 30 No. 2, 2019 : 81 - 89
Tingkat masak benih berdasarkan warna berasal dari buah berwarna merah hijau dan merah
buah tidak berpengaruh terhadap hitungan pertama yang ditanam pada media pasir menghasilkan
perkecambahan. Sebaliknya, media perkecam- hitungan kedua yang nyata lebih cepat dibanding
bahan memberikan pengaruh nyata terhadap benih yang ditanam pada media kokopit dan media
hitungan pertama perkecambahan. Media pasir dan zeolit (Tabel 2). Berdasarkan data tersebut media
zeolit menghasilkan hitungan pertama pasir merupakan media terbaik untuk
perkecambahan yang sama dan nyata lebih cepat perkecambahan benih cengkeh. Pertumbuhan
dibanding media kokopit (Tabel 1). Benih yang untuk mencapai kecambah normal paling cepat
Keterangan/Note :
1. plumula/plumule
2. daun muda/young leaf
3. epikotil/epicotyl
4. kotiledon/cotyledon
5. hipokotil/hypocotyl
6. akar primer/primary roots
7. akar sekunder/secondary roots
Gambar 3. Struktur kecambah normal, abnormal dan benih mati cengkeh Zanzibar pada 27 hari setelah tanam.
Figure 3. The structure of normal sprout, abnormal sprout and dead seeds of Zanzibar clove at 27 days after
planting.
Tabel 1 Pengaruh media perkecambahan terhadap hitungan hari pertama daya berkecambah benih cengkeh Zanzibar.
Table 1. Effect of germination media to the first count of Zanzibar seeds clove germination.
Media Perkecambahan
Pasir Zeolit Kokopit
Hari setelah tanam
28,125 b 28,8125 b 31,3125 a
Keterangan/Note :
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji lanjut LSD
5%./Numbers followed by same letter in the same rows were not significantly different at 5% LSD.
Tabel 2. Pengaruh tingkat kemasakan benih dan media perkecambahan terhadap hitungan hari kedua daya
berkecambah benih cengkeh Zanzibar
Table 2. Effect of seeds maturity level and germination media to the final count of Zanzibar seeds clove germination.
Benih
Media Merah hijau Merah muda Merah Merah tua
hari setelah tanam
Pasir 37,25 c 41,25 a 33,00 c 37,25 b
Kokopit 47,00 a 42,00 a 46,75 a 47,25 a
Zeolit 41,00 b 38,75 b 36,00 b 39,50 b
KK/CV (%) 4,25
85
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Media Perkecambahan ... (Rian Virvian Hidayat R. Pelealu, Eny Widajati, dan Faiza C. Suwarno)
yaitu hari ke-28 setelah tanam pada media pasir Benih pada semua tingkat kemasakan yang
(Tabel 1), sehingga ditentukan sebagai hari dikecambahkan dengan media pasir dan zeolit
pertama pengamatan uji daya berkecambah dan menghasilkan potensi tumbuh maksimum
hitungan kedua yaitu pada 41 HST (Tabel 2). mencapai 100 %. Benih yang ditanam pada media
kokopit menghasilkan potensi tumbuh maksimum
Penentuan masak fisiologis benih dan daya berkecambah benih yang nyata lebih
rendah dibanding media pasir dan zeolit (Tabel 3).
Penentuan tingkat masak fisiologis dapat
Menurut Tresniawati et al. (2014) benih
dievaluasi dengan mengamati bobot kering benih,
kemiri sunan yang telah masuk fase awal 26
daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum dan
sampai dengan 28 MSA (minggu setelah antesis)
vigor benih. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
memiliki daya berkecambah yang tidak berbeda
bobot kering benih pada polong merah muda,
nyata yaitu masing-masing sebesar 52 dan 60 %.
merah dan merah tua tidak menunjukkan
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa buah
perbedaan yang nyata secara statistik. Bobot kering
cengkeh berwarna merah hijau dan merah muda
benih tertinggi ditunjukkan oleh benih berwarna
telah berada pada fase awal pemasakan benih,
merah yaitu rata-rata 2,67 g, sedangkan terendah
dimana benih telah mampu tumbuh menjadi
pada benih berwarna merah hijau (Gambar 4).
Gambar 4. Bobot kering benih cengkeh pada berbagai tingkat kemasakan buah.
Figure 4. Dry weight of seeds clove at different level of fruits maturity.
Tabel 3. Pengaruh tingkat kemasakan benih dan media perkecambahan terhadap viabilitas benih cengkeh Zanzibar.
Table 3. Effect of seeds maturity levels and germination media to Zanzibar clove seeds viability.
Tingkat kemasakan
Media Merah hijau Merah muda Merah Merah tua
---------- Daya berkecambah (%)----------
Pasir 98,13±1,73 a 95,00±0,50 a 98,13±5,73 a 98,75±0,92 a
Kokopit 85,63±0,60 b 87,50±29,17 b 94,38±0,23 b 90,63±0,23 b
Zeolit 96,88±0,56 a 97,50±0,17 a 100,00±0,00 a 98,75±2,08 a
KK/CV (%) 2,86
---------- Potensi tumbuh maksimum (%) ----------
Pasir 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a
Kokopit 86,88±0,40 b 90,00±4,67 b 98,13±0,40 a 93,75±37,50 b
Zeolit 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a 100,00±0,00 a
KK/CV (%) 2,51
Keterangan/Note :
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji lanjut LSD
5 %/Numbers followed by same letter in the same columns were not significantly different at 5% LSD.
86
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 30 No. 2, 2019 : 81 - 89
kecambah meskipun bobot kering, daya kokopit mengikat dan menahan air yang sangat
berkecambah dan potensi tumbuh maksimum kuat diduga menyebabkan lingkungan
benih belum mencapai maksimum. Hal ini perkembangan akar benih cengkeh menjadi lembab
menandakan bahwa struktur embrio benih telah dan kekurangan oksigen akibat jenuh air. Pada
terbentuk meski belum sempurna sehingga kondisi sangat lembab perkembangan benih
memungkinkan benih untuk berkecambah. menjadi kecambah akan terganggu yaitu
Media pasir dan zeolit merupakan media perkembangan kecambah melambat, menjadi
yang sesuai untuk perkecambahan benih cengkeh kecambah abnormal hingga sebagian atau seluruh
(Tabel 3). Daya berkecambah dan potensi tumbuh benih mati akibat kekurangan suplai oksigen pada
maksimum yang tinggi pada kombinasi dengan akar dan serangan patogen.
masing-masing benih menunjukkan bahwa media Benih dari semua tingkat kemasakan buah
pasir dan zeolit mampu menyediakan air dan yang ditanam pada media pasir menghasilkan nilai
oksigen dalam jumlah cukup untuk mendukung indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang nyata
perkembangan benih menjadi kecambah normal. lebih tinggi dibandingkan benih yang ditanam pada
Pada penelitian Rofik dan Murniati (2008) media media zeolit dan kokopit. Benih yang berasal dari
pasir merupakan media tanam terbaik untuk tingkat masak buah berwarna merah yang
perkecambahan benih aren dibandingkan media dikecambahkan pada media pasir menghasilkan
lainnya dan menghasilkan daya berkecambah nilai indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang
sebesar 88,33 %. Penggunaan media zeolit pada paling tinggi (Tabel 4).
perkecambahan benih duku memberikan hasil yang Benih masak fisiologis ditandai dengan
nyata lebih baik yaitu sebesar 83,6 % vigor benih maksimum. Menurut Sadjad (1994)
(Hartati et al. 2001). Kualitas aerasi dan drainase indeks vigor dan kecepatan tumbuh merupakan
yang baik pada media perkecambahan tolok ukur vigor benih yang lebih sensitif untuk
memudahkan benih mendapatkan air dan udara menilai tingkat viabilitas dibandingkan viabilitas
dalam jumlah yang cukup (Ciptaningtyas dan potensial dan viabilitas total. Hasil analisis vigor
Suhardiyanto 2016), serta menjaga kelembaban benih ini menguatkan hasil analisis viabilitas
lingkungan tumbuh akar tetap optimal selama potensial dan viabilitas total sebelumnya. Benih
proses perkecambahan (Rusmin et al. 2014). masak fisiologis memiliki embrio yang telah
Kombinasi media kokopit dengan benih terbentuk sempurna dan cadangan makanan
berumur lebih muda yaitu benih merah hijau dan maksimum untuk mendukung proses metabolisme
merah muda menghasilkan daya berkecambah dan dan perkembangan struktur penting dalam benih
potensi tumbuh maksimum nyata lebih rendah. Hal yaitu akar, hipokotil, epikotil dan plumula hingga
yang sama juga dapat dilihat pada benih yang lebih menjadi kecambah normal (Mello et al. 2010).
tua. Hal ini menunjukkan bahwa media kokopit Sementara benih belum masak fisiologis belum
kurang sesuai untuk perkecambahan benih memiliki cadangan makanan yang cukup sehingga
cengkeh. Menurut Soepardi (1983) media proses perkecambahan lebih lambat tercermin dari
perkecambahan memiliki pori makro yang akan nilai kecepatan tumbuh benih dan indeks vigor
diisi udara dan pori mikro yang akan diisi air. yang lebih rendah. Benih lewat masak fisiologis
Semakin kuat daya ikat dan daya tahan media juga akan mengalami proses perkecambahan yang
terhadap air, semakin lembab dan lama air lebih lambat. Hal ini dimungkinkan karena deraan
bertahan pada media. Hasil penelitian sebelumnya cuaca lapang saat di pohon induknya (Pramono
menunjukkan bahwa kapasitas media kokopit and Rustam 2017; Shaban 2013). Hasil penelitian
dalam menahan air sebesar 14,7 kali dari bobot Baharudin (2011) juga menunjukkan bahwa benih
keringnya (Sutater, T., Suciantini & R 1998) dan kakao hibrida TSH 858 x Sca 6 dan ICS 60 x Sca 6
daya simpan air sebesar 695,4 % yang dipanen lewat masak fisiologis nyata
(Hasriani et al. 2013). Semakin lama waktu mengalami penurunan daya berkecambah, indeks
pengamatan dan penyiraman dilakukan semakin vigor dan kecepatan tumbuh. Berdasarkan hasil
besar dan lama air terikat dan tertahan didalam pengamatan daya berkecambah, indeks vigor dan
pori-pori media kokopit. Kemampuan media kecepatan tumbuh benih maka panen benih
87
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Media Perkecambahan ... (Rian Virvian Hidayat R. Pelealu, Eny Widajati, dan Faiza C. Suwarno)
Tabel 4. Pengaruh tingkat kemasakan benih dan media perkecambahan terhadap vigor benih cengkeh Zanzibar.
Table 4. Seeds clove vigor on various seeds maturity levels and germination media to Zanzibar clove seeds vigor.
Tingkat Kemasakan
Media
Merah hijau Merah muda Merah Merah tua
---------- Indeks Vigor (%) ----------
Pasir 54,38±2,56 a 56,25±7,42 a 73,75±9,58 a 63,13±3,06 a
Kokopit 43,13±2,73 c 45,63±1,90 c 47,50±4,33 c 45,63±12,56 c
Zeolit 51,25±2,25 b 53,13±2,06 b 57,50±4,33 b 55,00±2,83 b
KK/CV (%) 7,80
---------- Kecepatan Tumbuh (% KN etmal-1) ----------
Pasir 1,05±0,00 a 0,92±0,00 a 1,19±0,00 a 1,04±0,00 a
Kokopit 0,73±0,00 c 0,77±0,00 c 0,88±0,00 c 0,78±0,00 c
Zeolit 0,95±0,00 b 1,01±0,00 b 1,11±0,00 b 1,00±0,00 b
KK/CV (%) 4,72
Keterangan/Note :
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji lanjut LSD
5 %/Numbers followed by same letter in the same columns were not significantly different at 5 % LSD.
cengkeh Zanzibar yang tepat adalah pada saat buah Ditjenbun, D.J.P. (2016) Statistik Perkebunan
berwarna merah. Media pasir merupakan media Indonesia; Cengkeh 2015-2017. Jakarta (ID).
yang tepat untuk perkecambahan benih cengkeh. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan.
Febriyan, D.G. & Widajati, E. (2015) Pengaruh
Teknik Skarifikasi Fisik dan Media
KESIMPULAN Perkecambahan terhadap Daya Berkecambah
Benih Pala (Myristica fragrans). Buletin
Masak fisiologis benih cengkeh Zanzibar Agrohorti. 3 (1), 71-78.
yang tepat ditentukan pada saat buah berwarna doi:10.29244/agrob.3.1.71-78.
merah berdasarkan nilai indeks vigor (73,75 %) Hartati, U., C Suwarno, F. & Suwardi (2001)
dan kecepatan tumbuh (1,19 % etmal-1), bobot Pengaruh Zeolit Terhadap Perkecambahan
kering benih (26,7 g) dan daya berkecambah (100 Benih Duku (Lansium domesticum Correa).
%). Pengamatan pertama pada uji daya Repositori IPB, pp. 1-7.
berkecambah benih dilakukan pada 28 hari setelah Hasriani, Kalsim, D.K. & Sukendro, A. (2013)
tanam (HST) dan pengamatan ke dua dilakukan Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat)
pada 41 HST. Pasir adalah media perkecambahan sebagai Media Tanam. IPB Press, (1992), pp.
yang paling tepat untuk benih cengkeh. 1-7.
Ichsan, C.N.I.N., Hereri, A.I. & Budiarti, L. (2013)
Kajian Warna Buah dan Ukuran Benih
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Viabilitas Benih Koi Arabika
(Coffea arabica L.) Varietas Gayo 1. Jurnal
Baharudin (2011) Peningkatan Mutu Benih dan Floratek. 8 (2), 110-117.
Bibit Kakao Hibrida (Theobroma cacao L.)
dengan Pendekatan Fisiologi dan Biologi. Indraeni, M.N. (2017) Karakterisasi,
Repository IPB. Pengembangan Metode Uji dan Daya Simpan
Benih Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.
Bahri, S. & Saukani (2017) Pengaruh Ukuran Biji Repositori IPB.
dan Media Tanam Terhadap Perkecambahan
dan Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea ISTA (2014) International Rules for Seed Testing.
brasiliensis Muell. Arg.). Jurnal Penelitian The International Seed Testing Association
Agrosamudra. 4 (1), 10-22. (ISTA) Zurichstr 50. CH-8303 Basserdorf. 1
Januari. Switzerland.
Ciptaningtyas, D. & Suhardiyanto, H. (2016) Sifat
Thermo-Fisik Arang Sekam. Jurnal Teknotan. Kusumastuti, C.T. (2013) Tingkat Kemasakan dan
10 (2), 1-6. Letak Buah pada Tanaman Pengaruhnya
88
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 30 No. 2, 2019 : 81 - 89
terhadap Hasil dan Mutu Benih Kakao Setyaharni, E. (1987) Pengaruh Tingkat
(Theobroma cacao L.). Agro UPY. 5 (1), 38- Kemasakan Benih, Media dan Kondisi Ruang
48. Terhadap Viabilitas Benihcengkeh (Eugenia
caryohyllus (Sreng.) Bullock et arrison)
Mello, J.I. de O., Barbedo, C.J., Salatino, A. &
Selama Periode Konservasi. Repositori IPB,
Figueiredo-Ribeiro, R. de C.L. (2010) Reserve
pp. 1-93.
Carbohydrates and Lipids from the Seeds of
Four Tropical Tree Species with Different Setyowati, N. & Fadli, A. (2015) Penentuan
Sensitivity to Desiccation. Brazilian Archives Tingkat Kematangan Buah Salam (Syzgium
of Biology and Technology. 53 (4), 883-889. polyanthum (wight) walpers) sebagai Benih
doi:10.1590/S1516-89132010000400019. dengan Uji Kecambah dan Vigor Biji. Jurnal
Pusbindiklat Lipi. 1 (1), 1-8.
Pramono, A.A. & Rustam, E. (2017) Perubahan
Kondisi Fisik, Fisiologis dan Biokimia Benih Shaban, M. (2013) Biochemical Aspects of Protein
Michelia champaca pada berbagai Tingkat Changes in Seed Physiology and Germination.
Kemasakan. Prosiding Seminar Nasional Intl J Adv Biol Biomed Res. 1 (8), 885-898.
Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 3 (3),
Soepardi, G. (1983) Sifat dan Ciri Tanah.
368-375. doi:10.13057/psnmbi/m030313.
Repositori IPB.
Rofik, A. & Murniati, E. (2008) Pengaruh
Sutater, T., Suciantini & R, T. (1998) Serbuk Sabut
Perlakuan Deoperkulasi Benih dan Media
Kelapa sebagai Media Tanam Krisan dalam
Perkecambahan untuk Meningkatkan
Modernisasi Usaha Pertanian Berbasis
Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata
Kelapa. In: Prosiding Konferensi Nasional
(Wurmb.) Merr.). Jurnal Agronomi Indonesia.
Kelapa. Badan Penelitian dan Pengembangan
36 (1), 33-40. doi:10.24831/jai.v36i1.1342.
Tanaman Industri, pp. 23-300.
Ruhnayat, A. & Wahyudi, A. (2012) Petunjuk
Tresniawati, C., Murniati, E. & Widajati, E. (2014)
Teknis Pembenihan Tanaman Cengkeh
Perubahan Fisik, Fisiologi dan Biokimia
(Eugenia aromaticum).
Selama Pemasakan Benih dan Studi
Rusmin, D., Suwarno, F.C., Darwati, I. & Ilyas, S. Rekalsitransi Benih Kemiri Sunan. J. Agron.
(2014) Pengaruh Suhu dan Media Indonesia. 42 (1), 74-79.
Perkecambahan Terhadap Viabilitas dan doi:10.24831/jai.v42i1.8157.
Vigor Benih Purwoceng untuk Menentukan
Yuniarti, N., Kurniaty, R., Danu, N.F. & Siregar,
Metode Pengujian Benih. Buletin Penelitian
N. (2016) Mutu Fisik, Fisiologis dan
Tanaman Rempah dan Obat. 2545-52 (1), 45-
Kandungan Biokimia Benih Trema (Trema
52.
orientalis Linn. Blume) berdasarkan Tingkat
Sadjad, S. (1994) Kuantifikasi Metabolisme Benih. Kemasakan Buah. Jurnal Perbenihan
In: Jakarta, PT. Widiasarana Indonesia. Tanaman Hutan. 4 (2), 53-65.
doi:10.20886/bptpth.2016.4.2.53-65.
89