Analisis Sistem Pengeluaran Dan Penerimaan Kas Pada Pt. PLN Rayon Cakranegara
Analisis Sistem Pengeluaran Dan Penerimaan Kas Pada Pt. PLN Rayon Cakranegara
Analisis Sistem Pengeluaran Dan Penerimaan Kas Pada Pt. PLN Rayon Cakranegara
Di susun oleh :
2023
i
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap badan usaha , baik badan usaha dagang, badan usaha industri,
maupun badan usaha jasa, semuanya memerlukan tersedianya dana yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan–kegiatan yang telah diprogramkan guna mencapai
tujuan. Fungsi keuangan memiliki pengetrian yang lebih luas dari pada hanya
sekedar penyedia dana. Mencari sumber dana dengan cara dan syarat yang
menguntungkan adalah inti dari fungsi keuangan. Kegiatan inilah yang disebut
permodalan atau pembelanjaan. Pembelanjaan harus dapat menunjang tercapainya
tujuan dasar dari badan usaha yaitu tercapainya nilai. Penciptaan nilai akan
maksimal bila sumber dana dan daya guna dapat digunakan secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu, fungsi keuangan tidak hanya sebagai penyedia dana saja
tetapi juga mengenai penggunaan dan itu seefektif mungkin (Sriyadi, 1991:107).
Sebagai mana dijelaskan dalam PSAK no. 2 paragraf (05), bahwa “Kas
terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
1
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas
atau setara kas.” “Perusahaan menerima kas terutama melalui penjualan
produk/jasa, melalui penjualan asset lain, melalui pinjaman, dan melalui
penerimaan kas dari penanaman modal pemilik perusahaan. Di sisi lain
perusahaan menggunakan kas untuk membayar biaya operasi berjalan (misal:
upah, utility, pajak), untuk membeli tambahan gedung, tanah, dan perluasan
operasi lain, untuk membayar kembali pinjaman dan membayar keuntungan
pemilik atas investasi yang telah dilakukan” (Skousen, dkk. 2001:13).
1. Semua peneriman kas harus disetor penuh ke bank pada hari yang sama
dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya.
2. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
3. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya kecil) dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan
dengan imprest system.
2
PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) merupakan salah satu BUMN
besar yang ada di Indonesia dan satu-satunya perusahaan milik pemerintah yang
bergerak di bidang jasa kelistrikan. Wilayah usahanya sangat luas hampir
diseluruh tanah air dengan tujuan pemerataan listrik hingga ke daerah-daerah
pedalaman dan terpencil agar pemerataan pembangunan di Indonesia dapat
terwujud. Seiring dengan perkembangan jaman semakin banyak permintaan
masyarakat terhadap keperluan akan listrik. Maka dari itu, PT. PLN mulai
membuka cabang-cabang di berbagai daerah tanah air, salah satunya di kota
Mataram, yakni tepatnya Unit Pelayanan Pelanggan (ULP). Pada pertengahan
tahu 2006 terdapat kasus korupsi yang terjadi pada PT. PLN (Persero). Ini
membuktikan bahwa keandalan dan keamanan sistem keuangan, khususnya
penerimaan dan pengeluaran kas masih dapat ditembus oleh pihak-pihak yang
mampu menyalahgunakan jabatannya. Dari permasalahn ini menghasilkan
tanda tanya, apakah sistem keuangannya yang masih perlu diperbaiki
ataukah moral manusianya yang perlu diperbaiki.
PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Region Jawa
Tengah dan DIY di Ungaran adalah perusahaan jasa yang merupakan divisi atau
bagian dari PT. PLN (Persero) yang berkantor pusat di Jakarta.
Bidang usaha PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali Region Jawa Tengah dan DIY kegiatanya mengelola operasi, dan
memelihara sarana sistem penyaluran serta pengaturan dan pengendalian Sistem
Tenaga Listrik di wilayah Jawa Tengah dan DIY yang membawahi delapan unit
Transmisi (UPT) dan dua Unit Jasa Teknik (UJT).
3
pemasangan KWH dan perubahan daya yang terdapat dalam ketentuan sesuai
aturan PT. PLN Wilayah NTB.
4
a) Menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah tentang
sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas dengan sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi di PT.
PLN ULP Rayon Cakranegara.
b) Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian
dalam penelitian.
2. Kegunaan secara praktik
a) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan, khususnya mengenai
sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
b) Bagi penulis, laporan ini merupakan media untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran
berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah pada
khususnya sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di
perusahaan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Prosedur adalah suatu urut-urutan kegiatan klerikal yang biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi. Kegiatan klerikal yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku besar, dan buku jurnal. Yakni meliputi
menulis, mengadakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih,
memindahkan dan membandingkan. (Mulyadi,2001;5). Pengertian prosedur
menurut Zaki Baridwan (1993;3) prosedur adalah suatu urut–urutan
pekerjaan kirani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih
yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberikode
e. Mendaftar
f. Memilih (mensortasi)
g. Memindahkan
h. Membandingkan
7
tersebut (Soemarso, 1999:5). Sedangkan menurut Maksum, dkk (1994:11)
akuntansi diartikan sebagai seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran
menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang. Berbeda dengan jusuf
al haryono (2001: 4-5) definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut
pandang yaitu dari sudut pemakainya, akuntansi adalah suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatn secara
efisiensidan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi, sedangkan dari
sudut proses kegiatan adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi.
8
1. Formulir
2001; 3). Formulir sering disebut juga sebagai sarana atau media, karena formulir
digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam
catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi
direkam untuk pertamaklinya sebagai dasar pencatatan. Contoh formulir: Bukti
kas keluar, Bukti Bank keluar.
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Buku Pembantu
Merupakan catatan akuntansi akhir (Book of final entry) yang berarti tidak ada
catatan akuntansi lain lagi
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keungan yang dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, dan lain
9
sebagainya (Mulyadi, 2001; 5) Laporan biasanya berisi informasi yang merupakan
keluaran sistem akuntansi.
Kas adalah suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagi ukuran dalam
akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti
paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu
mempengaruhi kas (Baridwan, 2001; 85). Sedangkan menurut Sudarmo,
(1992;61). kas adalah nilai uang kantor yang ada dalam perusahaan beserta pos–
pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Menurut Sumarso S. R, (1995 : 323) Kas adalah segala sesuatu
(baik berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera yang
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti sering
berubah hampir setiap transaksi dengan pihak ektern maupun intern. Kas meliputi
saldo uang tunai dan saldo rekening giro Bank yang dimiliki perusahaan, serta
elemen–elemen lainya yang dapat disamakan dengan kas. Syarat suatu elemen
yang dapat disamakan dengan kas :
a. Uang tunai, yaitu uang logam dan kertas yang dimiliki perusahaan, termasuk
juga uang tunai yang ada pada pemegang dana kecil.
b. Check yang diterima sebagai alat pembayaran dari pihak lain tetapi oleh
perusahaan belum diuangkan atau disetor sebagai rekening giro di Bank.
10
c. Elemen–elemen lainnya yang dapat dipersemabahkan dengan kas,
misalnya; pos wesel, bukti kiriman uang yang belum diuangkan dan sebagainya.
Kas di Bank adalah semua saldo rekening giro Bank yang dimiliki
perusahaan dan dapat digunakan setiap saat sebagai alat pembayaran dengan
menggunakan cek atau permintaan transfer uang.
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa
uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara
digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai,
pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.
“Sumber pnerimaan kas terbesar suatau perusahaan dagang berasal dari transaksi
penjualan tunai”(Mulyadi,2003:455).
a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan kepada Bank
dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan internal check.
11
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai dijelaskan sebagai berikut:
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai menurut Mulyadi (2003:462) yaitu:
a. Bagian penjualan
Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kas.
b. Bagian kas
c. Bagian gudang
d. Bagian pengiriman
e. Bagian kasir
12
a. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh bagian
kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat
dalam jurnal penjualan.
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit
dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit.
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. g.
Rekap harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode.
a. Jurnal penjualan
13
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan.
c. Jurnal umum
d. Kartu persediaan
Untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Selain itu kartu ini
juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di
gudang.
e. Kartu gudang
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur yaitu:
Prosedur penerimaan kas dari Over-the-Counter sales, prosedur penerimaan kas
dari Cash-On-Delivery sales (COD sales), dan prosedur penerimaan kas dari
Credit Card sales. Penerimaan kas dari Over-The-Counter sales dilaksanakan
melalui prosedur berikut ini: (Mulyadi,2001:469)
14
f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai
dalam jurnal penerimaan kas.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap
“LUNAS” pada faktur penjualan dan menempelkan pita register kas pada faktur
tersebut.
15
3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi
kredit dari bank penerbit kartu kredit.
2. jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari kerja berikutnya.
3. perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan
secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern.
1. Dengan ini menggunakan cek atas nama yang berwenang, pengeluaran cek
akan diterima oleh pihak yang namanya tertulis dalam formulir cek.
16
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-
bagian, formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat
yang saling berkaitan satu sama lain yang digunakan perusahaan untuk
menangani pengeluaran kas. Berikut diuraikan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan sistem akuntansi pengeluarankas:
b. Pengeluaran kas yang disisihkan untuk jangka pendek seperti yang telah
disebutkan dilaporkan dalam neraca sebagai harta lancar.
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasir
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu dokumen ini
berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada
17
kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan
berkurangnya utang.
2. Cek
2. Register Cek
Dalam pencatatan utang dengan voucer payable sistem, transaksi untuk mencatat
transaksi pembelian digunakan dua jurnal: register bukti kas keluar dan
register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang
yang timbul, sedangkan register cek digunakan untuk mencatat cek–cek
18
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau
pihak lain. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check
issuer , register cek ini digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang
telah dilakukan endorsement oleh penerima pembayaran.
Bagian atau fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas menurut
Mulyadi (2001:513) adalah:
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa
dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan
permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini
harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. Jika
perusahaan menggunakan voucher payable sistem, bagian utang kemudian
membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan bagian kasir
mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas. Kegiatan atau proses dari sistem akuntansi dapat dilihat
secara umum melalui bagan alir dokumen Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
dengan cek dalam Account Payable Sistem, yang mendeskripsikan urutan
peristiwa dari sistem yang dijalankan pada bagian kasir. Selebihnya dapat dilihat
pad gambar berikut ini:
Faktur dari
pemasok
Dp
FDP FDP : Faktur dari pemasok
cek DP : Dokumen pendukung
Gambar. 1 Bagan Alir Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek pada
Bagian Kasir dalam Account Payable Sistem.
1. Menerima FDP dari bagian utang, kemudian menyiapkan cek dan memintakan
otorisasi atas cek.
3. FDP dan DP diserahkan pada bagian jurnal, untuk dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas.
2. Fungsi Kas
20
Kegiatan atau proses dari sistem akuntansi dapat dilihat secara umum melalui
bagan alir dokumen Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dalam
Account Payable Sistem, yang mendeskripsikan urutan peristiwa dari
sistem yang dijalankan pada bagian utang. Selebihnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
1 4
DP
Faktur dari Faktur dari
pemasok pemasok
selesai
Pada saat faktur jatuh
tempo
Kartu
gudang
21
Gambar. 2 Bagan alir Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan
3. Fungsi Akuntansi
c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas
dalam pengeluaran cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi
kelengkapan dan keaslian dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang tersebut (full-
fledged voucher sistem) fungsi akuntansi juga bertanggung jawab
untukmenyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid
voucher file) yang berfungsi sebagai buku pembantu perusahaan. Kegiatan atau
22
proses dari sistem akuntansi dapat dilihat secara umum melalui bagan alir
dokumen Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dalam Account
Payable sistem, yang mendeskripsikan urutan peristiwa dari sistem yang
dijalankan pada bagian jurnal. Selebihnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
mulai 3
Dari bagian
pembelian
DP
faktur FDP
Jurnal Jurnal
penerimaan
pembelian
kas
1 4
Gambar. 3 Bagan alir sub sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek bagian
jurnal dalam account payable sistem.
23
a. Menerima FDP dari bagian pembelian, kemudian dicatat
dalam jurnal pembelian.
b. FDP diserahkan pada bagian utang.
c. Menerima FDP dan DP dari bagian kasir kemudian dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
d. FDP dan DP dikirimkan pada bagian utang.
2. Penyetoran ke bank. Semua penerimaan kas haru segera disetor ke bank dalam
rekening giro.
24
Sistem pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi (2001:516) dalam sistem
pengeluaran kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar (bank) ikut serta dalam
mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut:
5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar
yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
8. Penggunaan rekening koran bank yang merupakan infomasi dari pihak ke- 3
untuk mengecek ketelitian pencatatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern yang
merupakan fungsi fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan
kas.
9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan
penerima pembayaran.
10. Jika pengeluaran kas dalam jumlah yang kecil pengeluaran ini dilakukan
dengan menggunakan dana kas kecil.
11. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
12. Kas yang ada di tangan dan yang ada di perjalanan diasuransikan dari
kerugian.
25
13. Kasir diasuransikan.
14. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada di tangan.
15. Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasir.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Periode 1894-1942
Listrik mulai dirintis di Indonesia sekitar abad XIX yaitu pada masa penjajahan
Belanda. Pada saat itu bidang kelistrikan diselenggarakan oleh pemerintah daerah
setempat. Beberapa perusahaan Belanda yang didirikan juga mempunyai
pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri. Salah
satu contohnya adalah NG NIGM, perusahaan swasta Belanda yang terletak di
Jakarta ini semula bergerak di bidang gas untuk umum, kemudian berkembang
dan menangani bidang listrik untuk umum di Jakarta. Pada tahun 1931,
Pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk menyerahkan pengolahan
kelistrikan di wilayah Indonesia kepada sebuah perusahaan asing Belanda, yaitu
NV ANIEM.
26
2. Periode 1942-1945
3. Periode 1950-1966
4. Periode 1967-1985
27
Pada tahun 1972 pemerintah mengeluarkan PP No. 10 Tahun 1972 yang
menetapkan PLN sebagai Perusahaan Unun yang berada di lingkungan
Departemen Pertambangan dan Energi dengan tugas mengatur, membina,
mengawasi dan melaksanakan pelaksanaan umum di bidang kelistrikan nasional
disamping tugas-tugasnya sebagai suatu perusahaan.
5. Periode 1985-1990
Untuk menyediakan tenaga listrik yang cukup bagi masyarakat, diperlukan upaya
yang optimal untuk memanfaatkan sumber energi guna membangkitkan tenaga
listrik. Oleh karena itu, pemarintah mengeluarkan undang-undang No. 15
Tahun 1985, tentang peningkatan pembangunan di bidang kelistrikan.
6. Periode 1990-Sekarang
Mengingat tenaga listrik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi negara dan
kehidupan masyarakat sehari-hari, maka berdasarkan PP No. 23 tahun 1994
tentang pengalihan bentuk perum menjadi persero, Perum Listrik Negara dialih
bentuknya menjadi PT. PLN (Persero). Dengan dialihkan bentuknya diharap PLN
dapat melakukan kegiatan usahanya secara optimal.
28
Sistem Manajemen Mutu atau ISO 9001 : 2000 yang diimplementasikan
oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB AREA Mataram bertujuan untuk
mencapai kepuasan pelanggan dengan melakukan continuous improvement atau
perbaikan yang berkesinambungan di segala bidang. Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ini mempertimbangkan kebijakan dan sasaran mutu dan telah
ditetapkan dan berdasarkan SNI 19-9001-2001.Selurh Rayon sudah menerapkan
Sistem manajemen
PT. PLN ULP Rayon Cakranegara memiliki profil perusahaan dengan data
sebagai berikut:
Alamat kantor : Jl. TGH. Abdul Karim, Gelogore, .Kediri, kab. Lobar,
NTB
29
Bisnis inti : Distribusi dan Pelayanan
Visi dan Misi PT. PLN ULP Rayon Cakranegara adalah sebagai berikut :
Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi
30
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presidan Soekarno untuk menyerahkan perusahaan tersebut kepada
Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945 membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pempinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak dibidang listrik, gas dan kokas yang dibutuhkan pada tanggal 1 Januari
1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas
Negara (PGIN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Sebelumnya PLN Wilayah NTB berada di bawah PLN Unit Bisnis Bali,
NTB, NTT yang berkedudukan di Denpasar. Dari tahun ke tahun bisnis yang
ditangani semakin berkembang dan besar, sehingga Direksi PLN memutuskan
31
agar unit bisnis dipecah dan NTB berdiri sendiri sehingga bias fokus melayani
pelanggan dan menjalin hubungan dengan stakeholder lainya.
PT PLN (Persero) Area Mataram merupakan salah satu bagian dari Unit
Pelayanan dan Jaringan dari PT PLN (Persero) Distribusi Nusa Tenggara Barat.
PT. PLN (PERSERO) AREA Mataram yang terletak di Jalan Yos Sudarso No.2,
Pejeruk, Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Mempunyai komitmen
dalam menjalankan aktivitas usaha jasa pelayanan kelistrikan dan berusaha untuk
memenuhi harapan kepuasan pelanggan. Dalam melaksanakan proses bisnisnya
PLN Area Mataram mempunyai enam
1. Rayon Ampenan
2. Rayon Cakranegara
32
3. Rayon Pringgabaya
4. Rayon Praya
5. Rayon Selong
6. Rayon Tanjung
Lokasi penelitian dilakukan pada PT. PLN ULP Rayon Cakranegara, yang
beralamatkan di JL.TGH. Abdul Karim, Desa Gelogor, Kec. Kediri, Kab. Lombok
Barat, Nusa Tenggara Barat.
33
3.4. Tugas dan Wewenang dari Struktur Organisai
34
13) Mengkoordinasikan kegiatan perusahaan baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
14) Mengkoordinasikan kewenangan lain sesuai dengan Surat Kuasa dari
Manajer Area.
15) Mengevaluasi pelaksanaan kontrak kerja sama dengan pihak ketiga untuk
menjaga agar pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak.
16) Memonitoring dan mengevaluasi Listrik Pra Bayar.
17) Memonitoring dan mengevaluasi penyelesaian klaim, tuntuan ganti rugi/
santunan atas terjadinya kecelakaan ketenagalistrikan yang dialami
masyarakat untuk citra perusahaan yang baik di masyarakat.
18) Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) untuk menekan losses.
19) Memonitoring dan mengevaluasi atas penyusunan dan pencapaian
Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) untuk menentukan target tingkat
pelayanan kepada pelanggan.
20) Melaksanakan tugas / kegiatan yang ditetapkan pada cascading KPI
atasannya.
21) Menyusun Sistem Manajemen Unjuk Kerja setiap semester tahun berjalan.
22) Memantau dan membina pencapaian Sasaran Unjuk Kerja Individu
bawahannya.
23) Membina kompetensi dan karir bawahannya, melalui Diklat Profesi dan
diklat penjenjangan.
24) Menyusun laporan rutin sesuai bidang tugasnya.
25) Mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan.
26) Mewakili perusahaan berhubungan dengan pihak internal dan eksternal.
27) Menandatangani produk hukum / kontrak (SPK, SPJBTL, dll).
28) Menyetujui pembayaran.
29) Menerbitkan SK pegawai sesuai kewenangan.
30) Menetapkan target kinerja sub unit pelaksana.
35
1) Melaksanakan Fungsi Tata Usaha Langganan.
2) Mengelola keamanan dan K3 dilingkungan gedung Rayon.
3) Mengatur administrasi perkantoran, pemeliharaan gedung/kantor dan
fasilitas kerja.
4) Mengelola Fungsi Keuangan di Rayon.
5) Mengatur fungsi kehumasan.
6) Melaksanakan Administrasi Piutang Pelanggan Lancar.
7) Melaksanakan legalisasi rekening TNI / Polri
8) Melaksanakan penagihan rekening PEMDA
9) Melaksanakan tugas / kegiatan yang ditetapkan pada cascading KPI
atasannya.
10) Menyusun laporan rutin sesuai bidang tugasnya.
36