Makalah Proses Pemilihan Media Dalam Layanan BK
Makalah Proses Pemilihan Media Dalam Layanan BK
Makalah Proses Pemilihan Media Dalam Layanan BK
Disusun Oleh :
I DEWA GEDE HEDI SAPUTRA (202301010020)
I MADE GALIH T KUMARAS (202201010045)
Dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, kami panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah
kepada kami. Melalui kesempatan yang berharga ini, kami merasa terhormat dapat menyajikan
makalah ini dengan judul "Proses Pemilihan Media untuk Layanan Bimbingan dan Konseling".
Makalah ini disusun sebagai upaya kami untuk menggali dan menguraikan pentingnya peran
media dalam bidang bimbingan dan konseling, yang merupakan salah satu aspek krusial dalam
pembentukan karakter, pengembangan potensi, serta peningkatan kualitas hidup peserta didik
dan masyarakat pada umumnya.
Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta inspirasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu
dosen atas bimbingan, arahan, dan masukan yang berharga selama proses penulisan makalah ini.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman sejawat yang telah memberikan
kontribusi dan kerjasama yang baik dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan inspirasi serta kontribusi positif
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang bimbingan dan konseling. Semoga
makalah ini dapat membuka pintu diskusi lebih lanjut dan memicu penelitian-penelitian
selanjutnya yang lebih mendalam dan berkualitas.
Media adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses
penyaluran pesan. Miarso (1986) menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa untuk belajar. Gagne (dalam Sadiman, dkk., 2002) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”.
Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Heinich dkk
(1989), media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan
media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan
instruktur. Contoh media tersebut bias dipertimbangkan sebagai media bimbingan dan konseling
jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan konseli untukmemahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan
serta memecahkan masalah yang dihadapi. Media bimbingan dan konseling selalu terdiri atas
dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsurpesan yang
dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan
bimbingan dan konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada konseli, sedangkan
perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan
pesan/bahan bimbingan dan konseling tersebut.
Penggunaan media dalam proses konseling ini untuk memudahkan proses konseling,
dimana dalam penggunaan ini terdapat beberapa alasan atau pertimbangan dalam pemilihannya
dan penggunaannya. Pembelajaran (proseskonseling) yang efektif memerlukan perencanaan
yang baik. Media yang akandigunakan dalam proses pembelajaran(konseling) itu juga
memerlukan perencanaanyang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa seorang guru(konselor) memilih salah satu media dalam kegiatannya dikelas atas dasar
pertimbangan.
Pada dasarnya alasan yang menjadi titik point terpenting dalam pemilihanmedia dalam
bimbingan konseling adalah kesesuain antara pengguna dan pembuatmedia agar dalam
penggunaan media ini dapat mempermudah proses konseling.Beberapa faktor terpenting dalam
pemilihan media adalah mengetaui benar tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik
siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar (terapi) yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan
seterusnya), keadaan lataratau lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin
dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan
media.
2.1. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Media untuk Bimbingan
dan Konseling
Dalam menentukan media yang tepat untuk layanan bimbingan dan konseling,
sejumlah faktor perlu dipertimbangkan dengan cermat. Pemilihan media yang sesuai dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi antara konselor dan klien. Dalam bab ini, akan
dijelaskan faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam proses pemilihan media
untuk layanan bimbingan dan konseling.
1) Kesesuaian dengan Tujuan Bimbingan dan Konseling
Dalam memilih media untuk bimbingan dan konseling, perlu dipertimbangkan sejauh
mana media tersebut mendukung pencapaian tujuan bimbingan dan konseling yang telah
ditetapkan. Media yang dipilih harus dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses
bimbingan dan konseling yang sedang dilakukan.
2) Karakteristik Klien
Setiap individu memiliki preferensi dan kenyamanan dalam menggunakan media tertentu.
Faktor-faktor seperti usia, latar belakang budaya, dan tingkat keterampilan teknologi
klien harus diperhitungkan. Memilih media yang sesuai dengan karakteristik klien dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi dalam sesi bimbingan dan konseling.
3) Keamanan dan Privasi
Keamanan dan privasi klien merupakan hal yang sangat penting dalam bimbingan dan
konseling. Memilih media yang aman dan memastikan bahwa data klien terlindungi dari
akses yang tidak sah sangat krusial. Hal ini dapat mencakup penggunaan platform yang
memiliki enkripsi data end-to-end dan kebijakan privasi yang ketat.
2.2. Media-media digital yang mempengaruhi efektivitas layanan bimbingan dan konseling
Media-media digital memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
efektivitas layanan bimbingan dan konseling. Dalam era digital ini, teknologi telah
mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain, termasuk dalam konteks layanan
bimbingan dan konseling. Berikut adalah beberapa media digital yang mempengaruhi
efektivitas layanan bimbingan dan konseling:
4) Media Sosial
Media sosial memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan konselor dan teman-teman
sejawat mereka. Konselor dapat menyebarkan informasi bermanfaat, artikel, dan sumber
daya lainnya melalui platform ini. Namun, perlu diingat bahwa media sosial juga dapat
memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
1) Diversifikasi Media: Kemajuan TIK telah menghadirkan beragam media yang dapat
digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling. Ini termasuk obrolan teks, panggilan
suara, panggilan video, pesan instan, email, platform daring khusus konseling, dan
banyak lagi. Konselor memiliki pilihan yang lebih besar dalam memilih media yang
paling sesuai dengan kebutuhan individu dan situasi.
2) Aksesibilitas: TIK telah meningkatkan aksesibilitas layanan bimbingan dan konseling.
Individu dapat mengakses konseling dari jarak jauh, mengatasi hambatan geografis dan
mobilitas. Ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil
atau yang memiliki keterbatasan fisik.
3) Kemudahan Komunikasi: Teknologi memungkinkan komunikasi yang lebih mudah
antara konselor dan klien. Konselor dapat mengirim pesan, materi, atau tugas kepada
klien dengan cepat dan efisien melalui email atau pesan teks. Hal ini dapat meningkatkan
keterlibatan klien dalam proses konseling.
4) Privasi dan Keamanan: TIK telah membawa perhatian lebih lanjut terhadap isu privasi
dan keamanan dalam layanan bimbingan dan konseling. Konselor perlu memastikan
bahwa platform dan alat yang mereka gunakan aman dan sesuai dengan peraturan
perlindungan data, sehingga informasi pribadi klien terlindungi.
5) Data dan Analisis: TIK memungkinkan konselor untuk mengumpulkan data yang lebih
banyak tentang progres dan kebutuhan klien. Analisis data ini dapat digunakan untuk
merancang rencana bimbingan yang lebih efektif dan mengukur hasilnya.
6) Pendidikan dan Pelatihan: Teknologi juga memengaruhi cara konselor dilatih. Mereka
dapat mengakses pelatihan daring, sumber daya, dan materi pelatihan yang lebih
beragam. Selain itu, simulasi VR dan AR dapat digunakan untuk melatih konselor dalam
menghadapi situasi yang mungkin muncul dalam sesi bimbingan.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua individu memiliki akses atau
keterampilan dalam menggunakan teknologi ini. Oleh karena itu, konselor perlu
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan klien saat memilih media yang paling sesuai.
Dalam banyak kasus, kombinasi antara layanan daring dan pertemuan tatap muka dapat
menjadi solusi yang efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam era digital ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan dampak yang signifikan terhadap layanan bimbingan dan konseling. Penelitian
ini telah mengkaji proses pemilihan media untuk layanan bimbingan dan konseling,
mengidentifikasi berbagai media digital yang mempengaruhi efektivitas bimbingan dan
konseling. Melalui tinjauan ini, kami menemukan bahwa diversifikasi media, aksesibilitas,
kemudahan komunikasi, keamanan dan privasi, analisis data, pendidikan dan pelatihan,
mengatasi stigma, ketersediaan informasi, serta pertimbangan terhadap kebutuhan dan
kemampuan klien adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi pemilihan media dalam
konteks layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan temuan ini, terdapat beberapa implikasi yang dapat diambil untuk
praktisi, peneliti, dan pembuat kebijakan dalam bidang bimbingan dan konseling. Pertama,
praktisi diharapkan untuk memahami dengan baik karakteristik media yang berbeda dan
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan klien dalam memilih media yang paling
sesuai. Kedua, peneliti dapat menjalankan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih
dalam mengenai pengaruh media digital terhadap proses bimbingan dan konseling, termasuk
juga pengaruhnya terhadap hasil serta kepuasan klien. Ketiga, pembuat kebijakan harus
mendukung pengembangan infrastruktur digital yang memadai dan memastikan akses yang
adil terhadap teknologi ini, khususnya di daerah-daerah terpencil atau bagi individu dengan
keterbatasan fisik.
Dalam era di mana teknologi mendominasi hampir setiap aspek kehidupan,
pemilihan media dalam layanan bimbingan dan konseling menjadi semakin penting. Dalam
penelitian ini, kami telah melihat bagaimana teknologi informasi dan komunikasi
mempengaruhi cara kami memberikan bimbingan dan konseling, membuka peluang baru
sekaligus tantangan. Dengan memahami dengan baik karakteristik media digital, melibatkan
klien dalam proses pemilihan, dan mempertimbangkan faktor-faktor keamanan dan privasi,
kami dapat memastikan bahwa layanan bimbingan dan konseling tetap efektif dan relevan
dalam menghadapi tuntutan zaman. Semoga penelitian ini dapat memberikan wawasan dan
inspirasi bagi semua pihak yang terlibat dalam bidang bimbingan dan konseling untuk terus
berkembang dan memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA