Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Proses Pemilihan Media Dalam Layanan BK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah media bimbingan dan


konseling

PROSES PEMILIHAN MEDIA UNTUK LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pengajar: Ni Komang Sri Yuliastini, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
I DEWA GEDE HEDI SAPUTRA (202301010020)
I MADE GALIH T KUMARAS (202201010045)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, kami panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah
kepada kami. Melalui kesempatan yang berharga ini, kami merasa terhormat dapat menyajikan
makalah ini dengan judul "Proses Pemilihan Media untuk Layanan Bimbingan dan Konseling".
Makalah ini disusun sebagai upaya kami untuk menggali dan menguraikan pentingnya peran
media dalam bidang bimbingan dan konseling, yang merupakan salah satu aspek krusial dalam
pembentukan karakter, pengembangan potensi, serta peningkatan kualitas hidup peserta didik
dan masyarakat pada umumnya.
Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta inspirasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu
dosen atas bimbingan, arahan, dan masukan yang berharga selama proses penulisan makalah ini.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman sejawat yang telah memberikan
kontribusi dan kerjasama yang baik dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan inspirasi serta kontribusi positif
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang bimbingan dan konseling. Semoga
makalah ini dapat membuka pintu diskusi lebih lanjut dan memicu penelitian-penelitian
selanjutnya yang lebih mendalam dan berkualitas.

Denpasar, oktober 2023


Penulis
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan penting dalam dunia pendidikan
yang bertujuan untuk membantu individu, terutama siswa, dalam mengatasi berbagai masalah
pribadi, sosial, dan akademik. Dalam era digital yang terus berkembang, pemilihan media yang
tepat menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas layanan bimbingan dan konseling. Proses
pemilihan media ini tidak hanya mempengaruhi cara bimbingan dan konseling disampaikan,
tetapi juga memengaruhi tingkat keterlibatan siswa, pemahaman, dan hasil yang dicapai. Oleh
karena itu, penting untuk memahami dengan mendalam proses pemilihan media untuk layanan
bimbingan dan konseling.
Di era digitalisasi yang semakin pesat, pendekatan layanan bimbingan dan konseling
mengalami transformasi yang signifikan. Perubahan teknologi dan peran media dalam kehidupan
sehari-hari juga mempengaruhi cara-cara interaksi dalam bidang bimbingan dan konseling.
Dalam konteks ini, pemilihan media yang tepat untuk layanan bimbingan dan konseling menjadi
sangat penting. Media yang dipilih harus mampu mendukung efektivitas komunikasi,
mempertimbangkan karakteristik individu, serta memastikan keamanan dan privasi dalam proses
bimbingan dan konseling.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa dampak besar
pada sektor pendidikan, termasuk bimbingan dan konseling. Seiring dengan kemajuan teknologi,
berbagai media baru dan inovatif telah muncul, mulai dari aplikasi daring, media sosial, hingga
platform pembelajaran daring. Media-media ini memberikan peluang baru dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Contohnya, konselor dapat menggunakan
platform daring untuk memberikan konseling individual, kelompok, atau bahkan sesi bimbingan
karir secara online. Keberadaan media-media ini memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas yang
lebih baik bagi siswa, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki
keterbatasan mobilitas.
1.2 Rumusan Masalah

Proses pemilihan media untuk layanan bimbingan dan konseling melibatkan


pertimbangan-pertimbangan yang kompleks. Beberapa pertanyaan mendasar muncul, seperti:
1) Apa saja faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media untuk
bimbingan dan konseling?
2) Bagaimana media-media digital mempengaruhi efektivitas layanan bimbingan dan
konseling?
3) Bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memengaruhi pemilihan
media dalam layanan bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Menelaah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media untuk
layanan bimbingan dan konseling.
2) Menganalisis dampak penggunaan media digital terhadap efektivitas layanan bimbingan
dan konseling.
3) Mempelajari upaya-upaya untuk menjaga privasi dan etika dalam penggunaan media
digital dalam konteks bimbingan dan konseling.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman
tentang proses pemilihan media yang efektif untuk layanan bimbingan dan konseling. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para praktisi bimbingan dan konseling
dalam memilih media yang tepat sesuai dengan kebutuhan klien dan konteksnya. Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pengembang
teknologi untuk merancang platform-platform yang mendukung praktik bimbingan dan
konseling secara online.
BAB II
PEMBAHASAN

Media adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses
penyaluran pesan. Miarso (1986) menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa untuk belajar. Gagne (dalam Sadiman, dkk., 2002) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”.
Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Heinich dkk
(1989), media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan
media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan
instruktur. Contoh media tersebut bias dipertimbangkan sebagai media bimbingan dan konseling
jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan konseli untukmemahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan
serta memecahkan masalah yang dihadapi. Media bimbingan dan konseling selalu terdiri atas
dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsurpesan yang
dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan
bimbingan dan konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada konseli, sedangkan
perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan
pesan/bahan bimbingan dan konseling tersebut.
Penggunaan media dalam proses konseling ini untuk memudahkan proses konseling,
dimana dalam penggunaan ini terdapat beberapa alasan atau pertimbangan dalam pemilihannya
dan penggunaannya. Pembelajaran (proseskonseling) yang efektif memerlukan perencanaan
yang baik. Media yang akandigunakan dalam proses pembelajaran(konseling) itu juga
memerlukan perencanaanyang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa seorang guru(konselor) memilih salah satu media dalam kegiatannya dikelas atas dasar
pertimbangan.
Pada dasarnya alasan yang menjadi titik point terpenting dalam pemilihanmedia dalam
bimbingan konseling adalah kesesuain antara pengguna dan pembuatmedia agar dalam
penggunaan media ini dapat mempermudah proses konseling.Beberapa faktor terpenting dalam
pemilihan media adalah mengetaui benar tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik
siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar (terapi) yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan
seterusnya), keadaan lataratau lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin
dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan
media.

2.1. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Media untuk Bimbingan
dan Konseling
Dalam menentukan media yang tepat untuk layanan bimbingan dan konseling,
sejumlah faktor perlu dipertimbangkan dengan cermat. Pemilihan media yang sesuai dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi antara konselor dan klien. Dalam bab ini, akan
dijelaskan faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam proses pemilihan media
untuk layanan bimbingan dan konseling.
1) Kesesuaian dengan Tujuan Bimbingan dan Konseling
Dalam memilih media untuk bimbingan dan konseling, perlu dipertimbangkan sejauh
mana media tersebut mendukung pencapaian tujuan bimbingan dan konseling yang telah
ditetapkan. Media yang dipilih harus dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses
bimbingan dan konseling yang sedang dilakukan.

2) Karakteristik Klien
Setiap individu memiliki preferensi dan kenyamanan dalam menggunakan media tertentu.
Faktor-faktor seperti usia, latar belakang budaya, dan tingkat keterampilan teknologi
klien harus diperhitungkan. Memilih media yang sesuai dengan karakteristik klien dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi dalam sesi bimbingan dan konseling.
3) Keamanan dan Privasi
Keamanan dan privasi klien merupakan hal yang sangat penting dalam bimbingan dan
konseling. Memilih media yang aman dan memastikan bahwa data klien terlindungi dari
akses yang tidak sah sangat krusial. Hal ini dapat mencakup penggunaan platform yang
memiliki enkripsi data end-to-end dan kebijakan privasi yang ketat.

4) Aksesibilitas dan Keterjangkauan


Media yang dipilih harus mudah diakses oleh klien. Hal ini melibatkan pertimbangan
terkait dengan akses internet, perangkat keras, dan perangkat lunak yang dibutuhkan.
Selain itu, biaya penggunaan media tersebut juga perlu dipertimbangkan agar layanan
bimbingan dan konseling tetap terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

5) Interaktivitas dan Keterlibatan Klien


Media yang mendukung interaktivitas dan keterlibatan klien dapat meningkatkan
efektivitas sesi bimbingan dan konseling. Media interaktif memungkinkan klien
berpartisipasi aktif dalam proses konseling, sehingga memperkuat hubungan antara
konselor dan klien.

6) Keberlanjutan dan Fleksibilitas


Dalam memilih media, penting untuk mempertimbangkan keberlanjutan layanan dan
fleksibilitas media tersebut. Media yang dapat digunakan dalam berbagai konteks dan
mudah diintegrasikan dengan teknologi lainnya dapat memberikan keleluasaan bagi
konselor dan klien untuk memperoleh akses kapan saja dan di mana saja.

7) Dukungan Teknis dan Pelatihan


Media yang kompleks sering kali membutuhkan dukungan teknis dan pelatihan bagi
konselor dan klien. Memastikan bahwa ada dukungan teknis yang memadai dan pelatihan
yang cukup bagi semua pihak yang terlibat adalah faktor penting dalam memilih media
untuk bimbingan dan konseling.
8) Konsistensi dengan Etika Profesional
Media yang dipilih harus sesuai dengan etika dan standar profesional dalam bidang
bimbingan dan konseling. Hal ini mencakup menjaga kerahasiaan, menghormati
keberagaman budaya, dan mematuhi kode etik yang berlaku dalam praktik bimbingan
dan konseling.

9) Evaluasi dan Umpan Balik


Setelah media digunakan, penting untuk melakukan evaluasi terhadap pengalaman klien
dan konselor menggunakan media tersebut. Umpan balik dari klien dan konselor dapat
memberikan wawasan berharga untuk meningkatkan penggunaan media di masa depan
dan memastikan efektivitas layanan bimbingan dan konseling.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, proses pemilihan media untuk layanan
bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan lebih bijak, memastikan bahwa layanan
yang diberikan efektif, aman, dan memenuhi kebutuhan klien dengan baik.

2.2. Media-media digital yang mempengaruhi efektivitas layanan bimbingan dan konseling
Media-media digital memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
efektivitas layanan bimbingan dan konseling. Dalam era digital ini, teknologi telah
mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain, termasuk dalam konteks layanan
bimbingan dan konseling. Berikut adalah beberapa media digital yang mempengaruhi
efektivitas layanan bimbingan dan konseling:

1) Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)


E-Learning memungkinkan siswa untuk mengakses bimbingan dan konseling secara
online. Guru konselor dapat menyediakan materi-materi bimbingan dan konseling dalam
bentuk video, artikel, atau presentasi interaktif yang dapat diakses siswa kapan saja dan
di mana saja.
2) Pemantauan Progres Siswa (Student Progress Tracking)
Dengan sistem manajemen pembelajaran digital, konselor dapat melacak progres siswa
secara real-time. Data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah dengan cepat
dan memberikan bimbingan yang tepat.

3) Platform Konseling Online:


Ada berbagai platform konseling online yang memungkinkan individu untuk berbicara
dengan konselor melalui obrolan teks, panggilan suara, atau video. Ini sangat bermanfaat
bagi mereka yang tidak dapat menghadiri sesi konseling langsung karena berbagai alasan.

4) Media Sosial
Media sosial memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan konselor dan teman-teman
sejawat mereka. Konselor dapat menyebarkan informasi bermanfaat, artikel, dan sumber
daya lainnya melalui platform ini. Namun, perlu diingat bahwa media sosial juga dapat
memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.

5) Aplikasi Kesehatan Mental:


Ada banyak aplikasi kesehatan mental yang dirancang khusus untuk memberikan
dukungan psikologis dan emosional kepada pengguna. Aplikasi ini dapat menyediakan
latihan relaksasi, teknik meditasi, dan saran konseling untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan mental.

6) Pemantauan Kesehatan Emosional (Emotional Health Monitoring)


Alat pemantauan kesehatan digital dapat digunakan untuk melacak tingkat stres,
kecemasan, atau depresi siswa. Data ini dapat membantu konselor mengidentifikasi siswa
yang membutuhkan bimbingan ekstra dan memberikan perhatian yang sesuai.
Dengan memanfaatkan media-media digital ini, layanan bimbingan dan konseling
dapat mencapai lebih banyak orang dengan cara yang lebih efisien dan efektif. Namun,
penting bagi konselor dan pengguna layanan untuk tetap waspada terhadap keamanan data
dan privasi saat menggunakan media-media digital ini.
2.3. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memengaruhi pemilihan media
dalam layanan bimbingan dan konseling
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memiliki dampak
yang signifikan terhadap pemilihan media dalam layanan bimbingan dan konseling. Berikut
adalah beberapa cara di mana perkembangan TIK memengaruhi pemilihan media dalam
konteks ini:

1) Diversifikasi Media: Kemajuan TIK telah menghadirkan beragam media yang dapat
digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling. Ini termasuk obrolan teks, panggilan
suara, panggilan video, pesan instan, email, platform daring khusus konseling, dan
banyak lagi. Konselor memiliki pilihan yang lebih besar dalam memilih media yang
paling sesuai dengan kebutuhan individu dan situasi.
2) Aksesibilitas: TIK telah meningkatkan aksesibilitas layanan bimbingan dan konseling.
Individu dapat mengakses konseling dari jarak jauh, mengatasi hambatan geografis dan
mobilitas. Ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil
atau yang memiliki keterbatasan fisik.
3) Kemudahan Komunikasi: Teknologi memungkinkan komunikasi yang lebih mudah
antara konselor dan klien. Konselor dapat mengirim pesan, materi, atau tugas kepada
klien dengan cepat dan efisien melalui email atau pesan teks. Hal ini dapat meningkatkan
keterlibatan klien dalam proses konseling.
4) Privasi dan Keamanan: TIK telah membawa perhatian lebih lanjut terhadap isu privasi
dan keamanan dalam layanan bimbingan dan konseling. Konselor perlu memastikan
bahwa platform dan alat yang mereka gunakan aman dan sesuai dengan peraturan
perlindungan data, sehingga informasi pribadi klien terlindungi.
5) Data dan Analisis: TIK memungkinkan konselor untuk mengumpulkan data yang lebih
banyak tentang progres dan kebutuhan klien. Analisis data ini dapat digunakan untuk
merancang rencana bimbingan yang lebih efektif dan mengukur hasilnya.
6) Pendidikan dan Pelatihan: Teknologi juga memengaruhi cara konselor dilatih. Mereka
dapat mengakses pelatihan daring, sumber daya, dan materi pelatihan yang lebih
beragam. Selain itu, simulasi VR dan AR dapat digunakan untuk melatih konselor dalam
menghadapi situasi yang mungkin muncul dalam sesi bimbingan.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua individu memiliki akses atau
keterampilan dalam menggunakan teknologi ini. Oleh karena itu, konselor perlu
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan klien saat memilih media yang paling sesuai.
Dalam banyak kasus, kombinasi antara layanan daring dan pertemuan tatap muka dapat
menjadi solusi yang efektif.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam era digital ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan dampak yang signifikan terhadap layanan bimbingan dan konseling. Penelitian
ini telah mengkaji proses pemilihan media untuk layanan bimbingan dan konseling,
mengidentifikasi berbagai media digital yang mempengaruhi efektivitas bimbingan dan
konseling. Melalui tinjauan ini, kami menemukan bahwa diversifikasi media, aksesibilitas,
kemudahan komunikasi, keamanan dan privasi, analisis data, pendidikan dan pelatihan,
mengatasi stigma, ketersediaan informasi, serta pertimbangan terhadap kebutuhan dan
kemampuan klien adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi pemilihan media dalam
konteks layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan temuan ini, terdapat beberapa implikasi yang dapat diambil untuk
praktisi, peneliti, dan pembuat kebijakan dalam bidang bimbingan dan konseling. Pertama,
praktisi diharapkan untuk memahami dengan baik karakteristik media yang berbeda dan
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan klien dalam memilih media yang paling
sesuai. Kedua, peneliti dapat menjalankan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih
dalam mengenai pengaruh media digital terhadap proses bimbingan dan konseling, termasuk
juga pengaruhnya terhadap hasil serta kepuasan klien. Ketiga, pembuat kebijakan harus
mendukung pengembangan infrastruktur digital yang memadai dan memastikan akses yang
adil terhadap teknologi ini, khususnya di daerah-daerah terpencil atau bagi individu dengan
keterbatasan fisik.
Dalam era di mana teknologi mendominasi hampir setiap aspek kehidupan,
pemilihan media dalam layanan bimbingan dan konseling menjadi semakin penting. Dalam
penelitian ini, kami telah melihat bagaimana teknologi informasi dan komunikasi
mempengaruhi cara kami memberikan bimbingan dan konseling, membuka peluang baru
sekaligus tantangan. Dengan memahami dengan baik karakteristik media digital, melibatkan
klien dalam proses pemilihan, dan mempertimbangkan faktor-faktor keamanan dan privasi,
kami dapat memastikan bahwa layanan bimbingan dan konseling tetap efektif dan relevan
dalam menghadapi tuntutan zaman. Semoga penelitian ini dapat memberikan wawasan dan
inspirasi bagi semua pihak yang terlibat dalam bidang bimbingan dan konseling untuk terus
berkembang dan memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Irma. 2014. Teknik Pemilihan Media Pembelajaran. irmaalhanaah.wordpress.com

(on line) diakses 27 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai