7 LP Dan 7 SP Keperawatan Jiwa
7 LP Dan 7 SP Keperawatan Jiwa
7 LP Dan 7 SP Keperawatan Jiwa
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa Program Studi Ners
Dosen : Ibu Ns. Sri Supami, S. Kep., M. Kes
Disusun oleh:
Titi Hasmiati,S.Kep
202307018
G. Mekanisme Koping
Regresi :
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini.
Proyeksi :
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia
perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan
akan keburukan dirinya sendiri
Menarik diri :
Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Kapan
individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan
apapun.Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.
Pada keluarga :
Mengingkari.
Pertemuan :
Tanggal :
Nama Klien :
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara berlebihan,
klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki kekuatan.
DO : Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Klien dapat berhubungan dengan realita
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu orientasi realita pasien
c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu & saat ini yg
realistis (hati2 diskusi waham)
d. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
e. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat Sore bapak perkenalkan nama saya Titi Hasmiati.
Saya senang dipanggil Titi. Saya mahasiswi Universitas Ichsan Satya Bintaro yang
akan merawat ibu, saya praktek disini selama dua minggu, mulai tanggal 6
November sampai 19 November 2023. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil
siapa?
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya
semalam?
c. Kontrak
Topik : bapak saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang ibu
miliki.
Waktu : bapak kita akan berbincang – bincang berapa lama? Bagaimana jika jam
16.00 sampai 16.10?
Tempat : Dimana kita akan berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang disini?
Tujuan : Kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal.
2. Fase Kerja
Bapak sudah berapa lama disini? apa yang bapak rasakan hari ini? Waktu dibawa
kesini ada kejadian apa dirumah? Memang bapak lahir tahun berapa? Ow Nabi
Muhammad lahir sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan bapak
masih hidup, iyakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang bapak butuhkan untuk
kehidupan sehari-hari bapak? Ooh bapak ingin mempunyai kegiatan. Coba
sekarang bapak tulis kegiatan apa saja yang ingin bapak lakukan. Wah bagus
sekali kegiatan yang bapak inginkan. Sekarang bapak pilih 2 kegiatan yang paling
bapak ingin lakukan. Kalau begitu kita masukkan kedalam jadwal harian ya pak.
Kalau bapak mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster beri tanda
B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan saya dan
menyusun kegiatan harian bapak?
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak sebutkan lagi kegiatan apa saja yang bapak ingin lakukan.
c. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap bapak melakukan kegiatan-kegiatan tadi ya dan memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian ya pak.
d. Kontrak yang akan datang
Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 16.00
WIB selama 15 menit, bapak setuju?
Tempat : Mau dimana besok kita berbincang-bincang, bagaimana kalau di
tempat
ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi.
Selamat sore pak .
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
b. Faktor Presipitasi
untuk masalah halusinansi dipengaruhi oleh sumber yang berasal dari biologis,
psikologis, sosial budaya. Asal (original) dari diri klien atau lingkungan eksternal.
Waktu terjadinya yaitu lama dan frekuensi stimulus selian itu juga Jumlah dari
stimulus yang dialami. Selain itu juga masalah halusinasi dipengaruhi oleh Faktor
presipitasi umum yaitu Kondisi kesehatan, Kondisi lingkungan, Sikap dan
perilaku klien.
c. Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran (Audio)
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara-suara orang,
biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas
dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi penghidung
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhidu bau
harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
5. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
d. Tahapan Halusinasi
Tahap IV
a. Klien sudah dikuasai a. Pengalaman sensori a. Perilaku panic
oleh halusinasi mungkin menakutkan b. Resiko tinggi
b. Klien panic jika individu tidak mencederai
c. Secara umum diatur mengikuti perintah c. Agitasi atau kataton,
dan dipengaruhi oleh halusinasi, biasanya menarik
halusinasi/pengalaman berlangsung beberapa diri/ketakutan.
sensorisnya. jam atau hari apabila d. Tidak mampu
tidak ada intervensi berespon terhadap
terapeutik. (Psikotik) lingkungan > 1 orang
g. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia
untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
h. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
- Gpp : Waham
- Pikiran logis - kadang-kadang proses pikir - Halusinasi
- Persepsi akurat terganggu - Proses emosi
- Emosi sesuai - Ilusi - Perilaku tidak
pengalaman - Emosi berlebihan terorganisir
- Perilaku cocok - Perilaku yang tidak biasa
- Hubungan sosial - Isolasi sosial
- Menarik diri
harmonis
i. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang dilakukan pertama regresi yaitu menjadi malas
beraktifitas sehari-hari,kedua proyeksi yaitu menjelaskan perubahan suatu
persepsi dengan berusaha untukmengalihkan tanggung jawab kepada orang lain,
ketiga menarik diri yaitu sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal(Stuart, 2007).
Data objektif :
1) klien berbicara dan tertawa sendiri
2) klien marah tanpa sebab
3) klien menyendiri dan melamun
4) disorientasi
SP :
Pertemuan :
Nama klien :
Ruangan :
Hari/tanggal :
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Subjektif :
Klien mengatakan mendengar suara yang mengejeknya.
Klien mengatakan suara itu datang ketika mau tidur dan sedang melamun.
Klien mengatakan tidak bisa tidur dan mendengar suara-suara
Objektif :
Klien tampak tertawa sendiri.
Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan
GSP : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Keperawatan
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengenal halusinasi dan respon terhadap halusinasinya
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
4. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya.
Bantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
Latih pasien cara mengontrol halusinasi.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum...!!! Selamat pagi,mbak. Perkenalkan nama saya Putri,Saya
mahasiswa FIKes UMT yang akan dinas di ruangan VIP Keupula ini selama 5 hari.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi-14.00 siang. Saya yang akan merawat
mbak selama di rumah sakit ini. Nama mbak siapa? Mbak senang dipanggil dengan
nama apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kondisi mbak resti hari ini?”
c. Kontrak
“Baiklah mbak resti, Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang. Berapa
lama kita akan berbincang-bincang,bagaimana kalau 15 menit? Dimana tempat yang
menurut mbak cocok? Bagaimana kalau diruang tamu? Setuju?”
d. Tujuan Interaksi
“Tujuan kita berbincang-bincang adalah agar kita saling mengenal
2. Fase Kerja
“Kalau boleh saya tau mbak resti rumahnya dimana? Ada apa bpk/ibu sampai
dibawa kemari? Apakah bpk/ibu tahu sekarang berada dimana? Siapa yang membawa
kemari? Dan sejak kapan disini? Sesuai dengan kontrak kita kemarin, hari ini kita akan
membicarakan tentang suara-suara yang sering bpk/ibu dengar. Coba sekarang ceritakan
suara-suara yang sering bpk/ibu dengar! Apakah mbak resti mendengar suara tanpa ada
wujudnya? Apa yang dikatakan oleh suara-suara itu? Apakah suara itu mengancam atau
menyuruh melakukan sesuatu? Apakah bpk/ibui mengenali suara itu? Kalau bkp/ibu
kenal, suara siapa itu? Apakah bpk/ibu mendengarnya terus menerus atau sewaktu-
waktu? Kapan saja suara itu muncul? Berapa kali dalam sehari suara itu muncul dan
mbak resti mendengarnya? Kapan yang paling sering mbak resti mendengar suara itu?
Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada saat mau tidur, bangun tidur atau
pada saat melamun? Bagaimana perasaan ketika mendengar suara tersebut? Apakah
bpk/ibu merasa terganggu dengan suara-suara itu? Saya percaya bpk/ibu mendengar
suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Kemudian apa yang bpk/ibu
lakukan jika suara-suara itu muncul?Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?
Tidak terasa kita sudah lama berbincang-bincang. Jadi, apa yang bpk/ibu ceritakan dan
alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktifitas, enam benar minum obat. Bagaimana
kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik agar suara-suara itu
tidak muncul lagi , apakah bpk/ibu bersedia? Kita mulai saja ya. Saya akan
mempraktekan dahulu baru nanti bpk/ibu mempraktekkan kembali apa yang telah saya
lakukan. Begini jika suara itu muncul katakan dengan pelan “ pergi..pergi..saya tidak
mau dengar,kamu itu suara palsu” sambil menutup kedua telinga, tapi jika bpk/ibu
sedang dikendaraan atau ditempat umum bisa berkata dalam hati saja tanpa perlu
menutup kedua telinga. seperti ini ya (mempraktekkan). Coba sekarang bpk/ibu ulangi
lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagusi, coba lakukan sekali lagi ”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif & Objektif
“Bagaimana perasaan setelah kita berbincang-bincang selama kurang lebih 15
menit?
Coba ulangi kembali cara menghardik, Bpk/ibu sudah bagus sekali dan sudah
mau mempraktekkan apa yang sudah saya ajarkan”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Apa yang saya ajarkan dan praktekkan tadi bisa bpk/ibu lakukan setiap suara-
suara itu muncul lalu masukkan ke dalam jadwal yang akan saya berikan. Dituliskan
tanggal dan jam di masing-masing kolom seperti ini (menunjukkan kertas jadwal).”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
yang kedua yaitu dengan bercakap-cakap untuk mencegah suara-suara itu muncul,
apakah bersedia?”
Waktu&Tempat : “Bagaimana kalau di jam yang sama seperti hari ini,jam 9 pagi,
selama 15 menit. Tempatnya sama di ruang tamui. setuju?”
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh factor dari dalam atau factor dari luar
1. Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
2. Konflik peran adalah ketidak sesuaian peran antara yng dijalankan dengan yang
diinginkan.
a) Peran yang tidak jelas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang peran
yang dilakukannya.
1. Perkembangan yang transisi yaitu perubahaan norma yang berkaitan dengan nilai
3. Transisi peran sehat sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau
C. Rentang respon
Rentang Respon terhadap konsep diri
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Rentang respon konsep – diri (Stuart & Sundeen, 1998, hlm. 374 ).
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga
diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau orang lain, penurunan
tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta
menarik diri dari realitas, ini sering ditemukan pada pasien HIV/AIDS.
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart &
sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing
baginya
D. Mekanisme koping
Jangka Pendek :
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : Pemakaian obat –
politik).
popularitas).
Jangka Panjang :
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif : Asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
HARGA DIRI
RENDAH
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
DO :
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya.
1. Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b) Diagnosa Keperawatan
c) Tujuan Khusus
d) Tindakan Keperawatan
4) Bantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
- Perkenalkan nama saya ........., saya dinas disini + 4 minggu
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di Yayasan Griya Bhakti ini ?
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif
yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalau waktunya 10
menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri,
memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak
mau bicara ?
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki
yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya.Bagaimana kalu nanti kita
bicara?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang aja mas?
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang/ penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas., lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampho, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri kurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya ( Depkes RI, 2000).
e. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri, menarik diri
4. Intelektualisasi
f. Rentang Respon
Adaftif Maladaftif
1. Ketidakmampuan
1. Berpikir logis 1. Pelupa mengambil keputusan
2. Koheren 2. Kadang lupa 2. Inkoheren
3. Rasional 3. Kadang tidak dapat 3. Kadang salah persepsi
4. Dapat mengambil berpikir jernih 4. Tidak mampu fokus
keputusan 4. Kehilangan daya ingat 5. Disorientasi
6. Salah persepsi
Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan Diri,
SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan
Diri adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah, malas untuk beraktivitas, dan merasa tidak berdaya.
b) Data Objektif : Rambut kotor acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau,
mulut dangigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri,
intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon
masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a) Effect
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri.
V. Rencana Keperawatan
Tgl No Dx Perencanaan
Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
6.2 Diskusikan
dengan keluarga
tentang :
Saran yang
diperlukan untuk
menjaga
perawatan diri
klien
Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan
sarana tersebut
6.3 Diskusikan
dengan keluarga
hal-hal yang
perlu dilakukan
keluarga dalam
perawatan diri :
Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekan
perawatan diri
(mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti baju,
berhias dan
gunting kuku).
Ingatkan klien
waktu mandi,
gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias dan
gunting kuku.
Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
Berikan pujian
atas keberhasilan
klien.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemah, malas untuk beraktivitas, dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi bau,
kulit kusam dan kotor.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat membantu hubungan saling percaya
b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik.
c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi dan cuci rambut
d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara mandiri di dalan
jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster Titi, Saya
Mahasiswi Praktik dari Univeritas Ichsan Satya, saya akan dinas diruangan Ini
selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi sampai jam 2 siang.
Saya akan merawat ibu selama di Panti ini, nama ibu siapa? Senang nya dipanggil
apa.”
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?. Apakah ibu sudah mandi dan gosok gigi?
c. Kontrak
Topik :
“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan diri..?”
Waktu :
“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15 menit..?”
Tempat :
“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di ruang tamu..?”
2. Fase Kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan mandi..?, Apa
alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu, apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan dir kiti,,? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan
baik, seperti apa yaa..? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa
menurut ibu yang biasa timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang
digunakan untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci
rambut, goso kgigi… apa saja yang disiapkan..? Benar sekali..!! Ibu perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat gigi, sampo dan odol serta
sisir.Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu bias menyebutkan dengan benar..”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang caramerawat
kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibusebutkan, cara
perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih tadi..?Bagus sekali..!!
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kitamenjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara. Merawat diri, masukan
kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya
bu..! mandi 2 x Sehari, gosok gigi 2x sehari juga, keramas 2 x Seminggu.
Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..? Baguss sekali, ibu mau mencoba
melakukannya..!”
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang baik
dan benar, apakah ibu bersedia..?..”
Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam 11,,? Baik bu
kita akan berbincang selama 15 menit”
Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang makan..?
baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya
permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN
PENGKAJIAN DAN MELATIH CARA MENJAGA KEBERSIHAN DIRI
MANDI, MENCUCI RAMBUT, SIKAT GIGI, POTONG KUKU
1. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien.
Data subjektif :
- Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Data objektif :
- Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2) Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3) Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4) Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Selamat pagi bu… perkenalkan nama saya Titi Hasmiati saya biasa dipanggil
suster titi. Nama ibu siapa? biasa dipanggil siapa? Saya mahasiswi praktek dari
Universitas Ichsan Satya yang akan dinas di panti ini selama 2 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. semalam ibu bisa
tidur/tidak? apa aja sih hoby ibu boleh tidak saya tau?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan Bu hari ini?
c. Kontrak.
Topik :
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?
Waktu :
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
2. Fase kerja.
Masalah kebersihan diri
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa alasan
ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti
apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang
bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita
mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah
bagus sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan bedandan? Jadi
bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul, bagus sekali sisir,
bedak dan lipstik.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri? Sekarang coba ibu
ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat untuk menjaga kebersihan
diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah
menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat
dicermin, lebih bersih dan segar ya.
b. RTL
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus mandi
2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti ibu
kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu??
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya
permisi.
2. Strategi Komunikasi
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?. Tampak
bersih sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus
sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan.
Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x
sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2
minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, kalau
ini masih dibantu kemaren ya bu. Yang masih dibantu sama suster nanti ibu
melakukannya sendiri.
c. Kontrak :
Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan
berdandan.Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya benar sekali
sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah menyisir rambut
dulu? Bagaimana cara ibu menyisir? Sekarang sisir rambut dulu ya. Bagus sekali
coba lihat dikaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu berdandan apakah ibu memakai
bedak? Lanjutka dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah ibu mau
pakai lipstik? Iya pakainya tipis saja. Coba lihat dikaca cantik ya.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik dan
rapi ya?Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan?
Yah bagus sekali. Sekarang coba sebutkan caranya bagaimana? Wah tina
memang hebat.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan berdandan kita masukan kedalam jadwal ya.
Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi yaa? Jadi tina bisa
tulis dijadwal harian setiap habis mandi, tina bisa langsung berdandan.
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1
kali seminggu, ganti baju dan berdandan habis mandi
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang kebutuhan
dan latihan cara makan dan minum yang benar, apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi.
1. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
- Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut
- Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar
Data objektif :
- Klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi
- Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar.
- Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan benar.
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar dengan
bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya,
rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga
cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah
ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya.
Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah,
keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x
seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah bagus tentang
kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu? Oh sudah sendiri
bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali.
c. Kontrak :
Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang
kebutuhan makan dan minum, cara makan dan minum.Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan pada orang
dewasa sepertin ibu dalam satu hari. Kebutuhan makan perhari dewasa untuk
perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laku-laki antara 2400-2800 kalori setiap
hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu didapat dari makanan
seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar,
singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk hewani berupa daging ayam, ikan
dll serta lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, dan tempe. Sayur
diberikan untuk memberikan rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan,
karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan umbian, kacang-
kacangan, buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap ditinjau dari kecukupan gizi
serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana tina apakah sudah mengerti?
Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas piring dan sendok
yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali untuk menaruh makanan,
selanjutnya sendok untuk apa?Kalau gelas disiapkan untuk apa? Bagus sekali tina
sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana kebiasaan sebelum , saat maupun
sudah makan? Makan dimeja makan ya? Sebelum makan kita harus cuci tangan pakai
sabun. Ya mari kita praktekkan.setelah itu duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita makan. Saat
makan kita harus mnyupakan makan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya mari kita
makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul dan kita
akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat apa saja yang
kita gunakan untuk makan? Setelah makan pa saja yang kita lakukan?.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan minum kita masukan
kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu mau makan? tiga kali sehari? Kalau pagi
jam berapa? Siang? Malam? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian. Selanjutnya jangan
lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju
dan berdandan habis mandi pagi dan sore.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibubesok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang BAB dan BAK,
apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB dan BAK? Apa
saja yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali bu. Nahsekarang coba
ibu sebutkancara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih? Bagus
sekali.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK. masukan
kedalam jadwal ya. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal
yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali
seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan 2 kali
sehari habis mandi pagi dan sore, makan 3 kali sehari dan minum 8-10 gelas
sehari. BAB dan BAK ditempatnya. Bagaimana bu bisa dilakukan sesuai
jadwal. Bagus sekali ibu mau mencoba melakukannya
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibubesok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang halusinasi,
apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu.
saya permisi.
IMPLEMENTASI EVALUASI
S:
DS : klien mengatakan malas mandi dan lebih
Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju
enak tidak ganti baju.
DO : O:
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, klien terlihat kotor, rambut tidak di sisir,
baju agak kotor, bau dan menolak baju agak kotor, bau dan menolak di ajak
diajak mandi. mandi
Diagnosa Kep : A:
Defisit perawatan diri masalah belum teratasi
a. Melatih sisiran, rias muka untuk
Tindakan Kep : perempuan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian b. Melatih makan dan minum yang baik
klien. c. Melatih BAB dan BAK yang baik
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan P: Intervensi di lanjutkan
cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
TT
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS: S:
- Klien mengatakan sudah mandi - Klien mengatakan sudah mandi
- Klien mengatakan malas - Klien mengatakan malas menyisir
menyisir rambut rambut
DO: O:
- Klien terlihat lebih segar Klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat
- Klien rambut terlihat tidak disisir tidak di sisir
Diagnosa kep: A:
Defisit perawatan diri Masalah belum teratasi
Tindakan kep: P:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Intervensi di lanjutkan
pasien.
b. Menjelaskan cara berdandan yang
benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS:
- Klien mengatakan sudah mandi dan
menyisir rambut
- Klien mengatakan tidak tahu cara
makan dan minum yang baik dan
benar
DO:
- Klien terlihat lebih segar dan
rambut terlihat rapi
- Klien mengatakan tidak tahu cara
makan dan minum yang baik dan
benar.
- Klien terlihat berserakan ketika
makan dan minum
Diagnosa kep:
Defisit perawatan diri
Tindakan kep:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
b. Menjelaskan cara makan dan
minum yang baik dan benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan dan minum yang benar
dan memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS: S:
- Klien mengatakan sudah mandi dan - Klien mengatakan sudah mandi dan
menyisir rambur menyisir rambut
- Klien mengatakan sudah makan - Klien mengatakan sudah makan pagi
pagi dengan baik dengan baik
- Klien mengatakan tidak tahu cara - Klien mengatakan tidak tahu cara BAB
BAB dan BAK yang baik dan dan BAK yang baik dan benar
benar. O:
DO: - Klien terlihat bersih dan segar, rambut
- Klien terlihat bersih dan segar. tersisir dengan rapi
Rambut tersisir dengan rapi - Klien terlihat BAK sembarangan
- Klien terlihat BAK sembarangan.
A:
Diagnosa kep: Masalah belum teratasi
Defisit perawatan diri
Tindakan kep: P:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan Intervensi di lanjutkan
harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK
yang baik dan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi ( Keliat,1991).
1. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap
situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seorang
mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap
pimpinan ditempat kerjanya.
2. Beresiko destruktif
Seorang memiliki kecendrungan atau beresiko mengalami perilaku destruktif atau
menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan
diri, seperti seseorang yang patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak
loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi
yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya karena
pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan
menjadi tak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
4. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan situasi yang ada.
5. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai nyawanya hilang.
Perilaku bunuh diri menurut Stuart & Sudden (1995) dibagi menjadi 3 kategori :
a. Upaya bunuh diri (Suicide attempt)
Yaitu sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila kegiatan sampai
tuntas akan menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan
terlewatkan atau diabaikan.
b. Isyarat bunuh diri (suicide gesture)
Yaitu bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang
lain.
c. Ancaman bunuh diri (suicide threat)
Yaitu suatu peringatan baik secara langsung atau tidak langsung verbal atau non
verbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut
mungkin menunjukkan secara verbal bahwa dia tidak akan ada disekitar kita lagi,
atau juga mengungkapkan secara non verbal berupa pemberian hadiah, wasiat dan
sebagainya.
d. Mekanisme Koping
Mekanisme koping dapat berupa denial, rasionalization, regression, dan magical
thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa
memberikan koping alternative. Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan
mekanisme koping, bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan
mekanisme adaptif pada diri seseorang.
Ekspresi murung
Tak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
Perubahan kebisaaan hidup
Perubahan perangai
Agitasi dan gelisah
Insomnia yang menetap
Kelainan afektif
Dimensia diri / status kekacauan mental pada lansia.
IV. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
Pasien tidak melakukan Pindahkan benda yang Prioritaskan tertinggi diberikan pada
aktivitas yang mencederai membahayakan aktivitas penyelamatan hidup pasien
dirinya
Observasi dengan ketat Perilaku pasien harus diawasi
sampai kendali diri memadai untuk
keamanan
Pasien akan mampu Libatkan pasien dan Pemahaman dan peran serta dalam
menjelaskan rencana orang terdekat dalam perencanaan pelayanan kesehatan
pengobatan dan perencanaan asuhan meningkatkan kepatuhan
rasionalnya
Jelaskan karakteristik Pemahaman dalam proses
dari kebutuhan perawatan dan pengobatan
pelayanan kesehatan meningkatkan kepatuhan dan
yang telah mendukung proses penyembuhan
diidentifikasi,
kebutuhan asuhan
keperawatan, diagnosis
medis, pengobatan, dan
medikasi yang
direkomendasikan
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi, lebih baik mati saja, klien
terlihat menyendiri, murung tak bergairah, agitasi dan gelisah, terjadi perubahan
perangai.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi benda – benda yang dapat membahayakan
c. Klien dapat melakukan kontrak treatment
d. Klien tahu cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Klien dapat melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi benda – benda yang dapat membahayakan
c. Amankan benda – benda yang dapat membahayakan klien
d. Lakukan kontrak treatment.
f. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
2. Fase Kerja
Bapak/ibu sudah berapa lama disini ? Apa yang bapak/ibu rasakan hari ini ? Waktu
dibawa kesini ada kejadian apa dirumah ? Jika perasaan ingin mati muncul saya harap
bapak/ibu bisa membicarakannya dengan saya. Bapak/ibu bisa mengalihkan pikiran
itu dengan berbincang – bincang dengan saya atau teman yang lain, ingat ya pak/bu
bunuh diri itu perbuatan yang tidak baik dan dilarang oleh agama.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang – bincang dengan saya tentang
masalah yang bapak/ibu rasakan? Apakah dengan bercerita bapak/ibu merasa
lebih nyaman?
Evaluasi Obyektif
Coba bapak/ibu ulangi cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
Rencana Tindak Lanjut
Baik bapak/ibu saya rasa sudah cukup pembicaraan kita hari ini. Saya harap
bapak/ibu mengingat saya dan mau melaksanakan cara mengendalikan dorongan
bunuh diri.
b. Kontrak yang akan datang
Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi
tentang aspek positif yang bapak/ibu punya.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbicang- bicang kembali besok jam 16.30 WIB
selama 15 menit, apakah/ibu setuju?
Tempat : Mau dimana besok kita berbincang–bincang, bagaimana kalau
ditempat ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi. Selamat sore bapak/ibu.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
C. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
5. Kekerasan
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan
menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai
disertai melukai pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah
melukai/merusak secara serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri.
D. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme yang digunakan antara lain:
1. Sublimasi yaitu Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada
obyek lain seperti meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke
alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang
tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
4. Reaksi formasi yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman
suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar dan displacement
yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang
tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu.
Misalnya An. R berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari
ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-
perangan dengan temannya.
I. Proses Keperawatan
A. Kondisi pasien
Klien mengatakan pernah melempar orang, klien mengatakan menyadari apa yang telah
dilakukan, klien tampak bingung, bicara klien sangat keras, pandangan mata tajam pada
saat menceritakan perasaannya.
B. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan
7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
D. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan penyebab perilaku kekerasan
3. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Diskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Diskusikan akibat perilaku kekerasan
6. Latih mencegah perilakukekerasan dengan cara fisik: Tarik napas
7. Anjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
I. Fase Orientasi
A. Salam Terapeutik
Selamat pagi Bapak? Perkenalkan nama saya Titi Hasmiati, saya senang dipanggil
Titi. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Pak, saya mahasiswi dari Universitas
Ichsan Satya. Saya akan merawat Bapak selama 2 minggu kedepan, dari Jam 08:00-
14:00WIB.
B. Evaluasi/validasi?
Bagaimana perasaan Bapak saat ini? Bagaimana tidurnya semalam?
C. Kontrak
1. Topik
Bapak, hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai keadaan Bapak selama
dirawat disini.
2. Waktu
Bapak, mau berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja?
3. Tempat
Menurut Bapak, tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di kursi ruang
kegiatan?
4. Tujuan
Bapak, tujuan kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal
LAPORAN PENDAHULUAN
6. Analisa Data
Data Subjektif :
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektif adalah
menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti kata-kata “tidak “, “iya”, “tidak tahu”.
Data Objektif :
1. Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan :
2. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
3. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang
lain, misalnya pada saat makan.
4. Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain / perawat.
5. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
6. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
7. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
7. Karakteristik Perilaku
1. Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Klien Dengan Isolasi Sosial
A. PENGKAJIAN
Adapun ruang lingkup pengkajian klien dengan masalah utama Kerusakan Interaksi
Sosial pada kasus Menarik Diri meliputi pegumpulan data, perumusan masalah
keperawatan, pohon masalah dan analisa data.
1. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, penilaian terhadap stresor, sumber koping dan kemampuan koping
yang dimiliki klien (Stuart and Sundeen, 1995).Adapun data yang dapat
dikumpulkan pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
adalah sebagai berikut.
1) Identitas klien
Pada umumnya idetitas klien yang dikaji pada klien dengan masalah utama
Kerusakan Interaksi Sosial Menarik Diri adalah : biodata yang meliputi nama,
umur, terjadi pada umur atara 15 – 40 tahun, bisa terjadi pada semua jenis
kelamin, status perkawinan, tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No
Rumah klien dan alamat klien. dan agama pendidikan serta pekerjaan dapat
menjadi faktor untuk terjadinya penyakit Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus
Menarik Diri.
4. Keluhan fisik
Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur sehingga bisa terjadi
penurunan berat badan. Klien biasanya tidak menghiraukan kebersihan dirinya.
5. Aspeks psikososial
6. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
7. Konsep diri
Pada umumnya klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
mengalami gangguan konsep diri seperti :
a) Citra tubuh : Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatip tentang tubuh.
b) Identitas diri: Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.
c) Peran: Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses
menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri: Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya; mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri: Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan
kurang percaya diri. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan
hubungan social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang
diikuti dalam masyarakat. Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk
ibadah ( spritual).
f) Hubungan sosial : Hubungan sosial merupakan kebutuhan bagi setiap manusia,
karena manusia tidak mampu hidup secara normal tanpa bantuan orang lain.
Pada umumnya klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik
Diri mengalami gangguan seperti tidak merasa memiliki teman dekat, tidak
pernah melakukan kegiatan kelompok atau masyarakat dan mengalami
hambatan dalam pergaulan.
g) Status mental
h) Penampilan: Pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial : Menarik Diri
berpenampilan tidak rai, rambut acak-acakan, kulit kotor, gigi kuning, tetapi
penggunaan pakaian sesuai dengan keadaan serta klien tidak mengetahui kapan
dan dimana harus mandi.
i) Pembicaraan: Pembicaraan klien dengan Kerusakan interaksisosial Menarik
Diripada umumnya tidak mampu memulai pembicaraan, bila berbicara topik
yang dibicarakan tidak jelas atau kadang menolak diajak bicara.
j) Aktivitas motorik: Klien tampak lesu, tidak bergairah dalam beraktifitas, kadang
gelisah dan mondar-mandir.
k) Alam perasaan: Alam perasaan pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial
pada kasus Menarik Diri biasanya tampak putus asa dimanifestasikan dengan
sering melamun.
l) Afek: Afek klien biasanya datar, yaitu tidak bereaksi terhadap rangsang yang
normal.
m) Interaksi selama wawancara: Klien menunjukkan kurang kontak mata dan
kadang-kadang menolak untuk bicara dengan orang lain.
n) Persepsi. Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
pada umumnya mengalami gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran,
klien biasanya mendengar suara-suara yang megancam, sehingga klien
cenderung sering menyendiri dan melamun.
o) Isi pikir. Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada
umumnya mengalami gangguan isi pikir : waham terutama waham curiga.
p) Proses pikir. Proses pikir pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada
kasus Menarik Diri akan kehilangan asosiasi, tiba-tiba terhambat atau blocking
serta inkoherensi dalam proses pikir.
q) Kesadaran. Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
tidak mengalami gangguan kesadaran.
r) Memori. Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien mampu
mengingat hal-hal yang telah terjadi.
s) Konsentrasi dan berhitung. Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus
Menarik Diri pada umumnya tidak mengalami gangguan dalam konsentrasi dan
berhitung.
t) Kemampuan penilaian. Klien tidak mengalami gangguan dalam penilaian
u) Daya tilik diri. Klien mengalami gangguan daya tilik diri karena klien akan
mengingkari penyakit yang dideritanya.
9. Mekanisme koping
Koping yang digunakan klien adalah proyeksi, menghindar dan kadang-kadang
mencedrai diri.Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakannya pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik
diri).
11. Pengetahuan
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri, kurang
mengetahuan dalam hal mencari bantuan, faktor predisposisi, koping mekanisme
dan sistem pendukung dan obat-obatan sehingga penyakit klien semakin berat.
Perumusan Masalah
Pohon Masalah
B. Analisa Data
a. Masalah Keperawatan
1. Perubahan persepsi – sensori : halusinasi
2. Isolasi Sosial : menarik diri
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tindakan :
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
5. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
Klien
NO
SP1P
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
SP2P
1. Klien dapat melaksanakan hubungan social
SP3P
1. Mengevaluasi hubungan social yang telah pasien lakukan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a) Data obyektif : Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
dikamar, banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b) Data subyektif: Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat, ya atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi sosial : menarik diri.
Tindakan keperawatan :
1. Mendiskusikan faktor – faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap.
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap
dengannya?”(Jika pasien sudah lama dirawat)”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat
disini? O.. ibu merasa sendirian?Siapa saja yang ibu kenal di ruangan ini” “Apa saja kegiatan
yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?” “Apa yang menghambat ibu dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?””Menurut ibu apa saja
keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa
lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai
teman apa ya ibu? Ya, apalagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak
juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya ibu? belajar bergaul
denganorang lain ?« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain” “Begini lho ibu?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu namakita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama SayaT, senang dipanggil T.
Asal saya dari kupang, hobi menyanyi”“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari
mana/Hobinya apa?”“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba
berkenalandengan saya!”“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”“Setelah ibu
berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”” ibu tadi sudah mempraktekkan
cara berkenalan dengan baik sekali””Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita
pelajari tadi selama sayatidak ada. Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang
lain. Ibu maumempraktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari
kitamasukkan pada jadwal kegiatan hariannya.””Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini
untuk mengajak ibu berkenalandengan teman saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau
kan?””Baiklah, sampai jumpa.”
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
orang pertama - seorang perawat)
ORIENTASI :
Salam terapeutik
“Selamat pagi bu! ”“Bagaimana perasaan ibu hari ini?
memvalidasi
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan perawat ! »« Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya
akan mengajak ibu mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N. Tidak lama kok,
sekitar 10 menit »« Ayo kita temui perawat N disana »
KERJA :
(Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)« Selamat pagi perawat N, ini ingin
berkenalan dengan N »« Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita
praktekkan kemarin «(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N :
memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)« Ada lagi
yang ibu ingin tanyakan kepada perawat N. coba tanyakan tentang keluarga perawat N »«
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat
janji bertemu lagi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang nanti »
«Baiklah perawat N, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk
melakukan terminasi dengan klien di tempat lain).
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat N”
” ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi””Pertahankan terus apa yang sudah ibu
lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar.
Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat
lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali.
Baik nanti ibu coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya,mau jam berapa? Jam 10? Sampai
besok.”
KERJA :
(Bersama-sama saudara mendekati pasien)
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »« Baiklah bu, ibu sekarang bisa
berkenalan dengannya seperti yang telah ibu lakukan sebelumnya. »(pasien
mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan,
asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »
« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O»« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,
ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi
jam 4 sore nanti » (ibu membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembalike ruangan
ibu. Selamat pagi »(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan
terminasi dengan S di tempat lain)
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O””Dibandingkan kemarin pagi, T
tampak lebih baik saat berkenalan dengan O””pertahankan apa yang sudah ibu lakukan tadi.
Jangan lupa untuk bertemukembali dengan O jam 4 sore nanti””Selanjutnya, bagaimana jika
kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal
harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam
10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, ibu bisa bertemu dengan T, dan tambah dengan pasien
yang baru dikenal. Selanjutnya ibu bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.
Bagaimana ibu, setuju kan?””Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan
pengalaman ibu. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak””Perkenalkan saya perawat Titi, saya yang merawat, anak bapak””Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak bapak
sekarang?”“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara
perawatannya” ”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu?
Bagaimanakalau setengah jam?”
KERJA :
”kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak bapak? Apa yang sudah
dilakukan?”“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.” Tanda-
tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk””Biasanya masalah ini muncul karena
memiliki pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti
sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”“Apabila masalah
isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar
suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”“Untuk menghadapi keadaan yang
demikian Bapak dan anggota keluargalainnya harus sabar menghadapi anak bapak. Dan
untuk merawat anak bapak,keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus
membina hubungan saling percaya dengan anak bapak yang caranya adalah bersikap peduli
dengan anak bapak dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang
lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”« Selanjutnya jangan
biarkan anak bapak sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan anak bapak.
Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama.””Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak : anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali
melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain.
Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu
sholat dimana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau dimushola
kampung. Bagiamana anak bapak, kamu mau coba kan, nak ?””Nah coba sekarang Bapak
peragakan cara komunikasi seperti yang sayacontohkan””Bagus, Pak. Bapak telah
memperagakan dengan baik sekali””Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”
TERMINASI :
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihantadi?”“Coba
Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial »« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat
anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial »« Bagus sekali Pak, Bapak bisa
menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu
lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang
sama. »« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »«
Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama »
ORIENTASI :
“Selamat pagi Pak/Bu”” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?””Bapak masih ingat latihan
merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari yang lalu?”“Mari praktekkan
langsung ke klien! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.””Sekarang
mari kita temui anak bapak”
KERJA:
”Selamat pagi mba. Bagaimana perasaan mba hari ini?””Bpk/Ibu mba datang besuk. Beri
salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal kegiatannya!” (kemudian saudara berbicara
kepada keluarga sebagai berikut)”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang
sudah kita latihkan beberapa hari lalu”(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).”Bagaimana
perasaan mba setelah berbincang-bincang dengan Orang tua mba?””Baiklah, sekarang saya
dan orang tua ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk
melakukan terminasi dengankeluarga).
TERMINASI :
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”« «Mulai
sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak »«
Sampai jumpa »
ORIENTASI :
“Selamat pagi Pak/Bu””Karena rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita bicarakan
perawatan lanjutan di rumah.””Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan
tersebut disini saja””Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA :
”Bpk/Ibu, ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya””Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak
terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke Panti
atau bawa anak bapak ke panti ini lagi”.
TERMINASI :
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak bapak. Jangan
lupa kontrol ke panti sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”