Makalah
Makalah
Makalah
OBAT TRADISIONAL
Dosen Pengampu :
Dr. apt. Septriyanto Dirgantara,S.Farm., M.Si.
Disusun Oleh :
Alifiah Salsabila Briana Hirwan
2022051064037
Kelas C
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Perancangan produk Obat Herbal Terstandar dari Daun Gatal “Laportea decumana
(Roxb.) Wedd. “
2. Bagaimana efektivitas penggunaan ekstrak daun gatal dalam sediaan salep sebagai
pengobatan terhadap luka bakar dan juga efektivitas antinyeri
C. Tujuan
1. Merancang produk Obat Herbal Terstandar mulai dari metode Ekstraksi, Formulasi
sediaan, Analisis dan Validasi Formula hingga Uji pre-klinik Formula.
2. Mengembangkan formulasi sediaan salep dengan dosis yang sesuai dan efektif serta
stabil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Botani/Farmakognosi
Laportea decumana (Roxb.) Wedd. merupakan bagian kingdom Plantae dari divisi
Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, Ordo Urticales, suku Urticaceae dan marga
Laportea. Tanaman ini juga disebut sebagai Laportea armata Warb., Urtica decumana
Roxb., Urtica rumphii Kostel., Urticastrum decumanum (Roxb.) Kuntze dan Dendrocnide
decumana (Winduo, 2003 dalam Puro, 2012).
Tangkai daun (petioles) merupakan tangkai yang menghubungkan antara batang tanaman
dengan helaian daun sedangkan helai daun (lamina) merupakan bagian terpenting dari
tanaman karena memiliki fungsi yang utama sebagai tempat fotosintesis. Tumbuhan daun
gatal sangat mudah dikenali karena memiliki ukuran yang besar dibandingkan dengan daun
tanaman yang lainnya, daun meruncing dan pada bagian pangkalnya membulat dengan
warna hijau tua pada permukaan daun sedangkan di bagian bawah daun berwarna hijau
keputihan.
Permukaan daun Kasar dan dipenuhi oleh bulu-bulu halus yang merata dipermukaan
daun, pada tepi daun tidak rata namun bergerigi dengan tulang daun yang jelas terlihat
pada permukaan bagian atas dan pada permukaan bagian bawar daun. Fungsi dari bulu-
bulu halus pada daun sebagai alat pertahanan diri dari serangan hama dan hewan besar
lainnya, selain itu bulu-bulu tersebut akan mengeluarkan toksin yang menyebabkan rasa
yang tidak disukai oleh hewan. Menurut Sulistyowati dan Indrayani (2005), salah satu
mekanisme ketahanan tanaman terhadap serangan hama adalah Antixenosis yaitu ketidak
mampuan tanaman menjadi inang bagi serangga hama karena sifat morfologi yang
dimiliki tanaman.
2. Batang
Tumbuhan daun gatal merupakan tumbuhan perdu yang memiliki batang yang tidak
terlalu tinggi. tumbuhan daun gatal. Tumbuhan daun gatal atau yang dikenal dengan nama
bouma.
Batang merupakan salah satu organ dasar pada tumbuhan yang merupakan tempat
semua organ lain bertumpu dan tumbuh seperti daun, bunga dan buah. Batang memiliki
fungsi sebagai penopang tumbuh sehingga berdiri tegak pada beberapa tanaman batang
digunakan sebagai tempat untuk menyimpan bahan makanan seperti sagu dan tebu. Batang
tumbuhan daun gatal memiliki diameter berkisar antara 1,3 sampai 3,4 cm, batang
berwarna coklat muda dan memiliki percabangan yang banyak.
Tumbuhan daun gatal memiliki struktur batang seperti tanaman berkayu lainnya yaitu
memiliki lapisan terluar yang disebut sebagai kulit kayu (epidermis) yang terbentuk dari
jaringan gabus. Epidermis adalah bagian batang yang tersusun dari sebuah sel yang rapat
tanpa ruang antar sel berkutikula.sel-sel yang menjadi penyusun epidermis selalu aktif
membelah untuk mengimbangi pertumbuhan batang. Fungsi utama epidermis adalah
sebagai lapisan pelindung dari bahaya kekeringan.
B. Kajian Etnofarmasi/Farmakologi
Tanaman daun gatal dapat digunakan untuk mengobati sakit nyeri karena lelah
bekerja, perjalanan jauh, salah urat, sakit pinggang, rematik, sakit kepala, sakit perut,
tekanan darah tinggi, dan demam. Untuk pengobatan luka memar juga dapat
menggunakan daun gatal yaitu dengan mengoleskan pada bagian yang luka dan dibiarkan
selama 1-2 menit. Apabila warna luka telah kelihatan lebih merah maka diyakini daun
gatal sudah menyembuhkan luka memar. Daun gatal juga biasa digunakan untuk
memperbesar organ seks laki-laki. Daun gatal juga digunakan untuk berburu secara besar-
besaran atau sebagai pelengkap anjing berburu untuk memperkuat stamina dan kepekaan
anjing sehingga hasil buruannya lebih banyak.
C. Kajian Fitokimia
Tumbuhan daun gatal sudah banyak dikembangkan secara farmakologi sebagai obat
herbal, obat diuretik, penetral asam, antiinflamantori, penurun stress dan lain-lain (Kavalali,
2003 dalam Puro, 2012). Kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan mengambil peran
dalam memberi aktifitas farmakologi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengandung asam (seperti karbonat, kaffeat, kaffeolmalat, klorogenat, format, silikat,
fumarat, gliserat, malat, oksalat, posporat, quinat, suksinat, treonat), amina (seperti asetilkolin,
betain, kolin, lesitin, histamin, serotonin dan glikoprotein), flavonoid (seperti flavonol
glikosida), anorganik (sampai 20% mineral termasuk didalamnya kalsium, potassium dan
silikon) dan lignin (Puro, 2012).
Daun gatal memiliki trikoma yang hampir rata di seluruh permukaan baik daun dan
batang. Trikoma pada daun gatal termasuk trikoma lancip yang memiliki ruang rongga di
dalamnya. Trikoma ini mengandung asam format yang dilapisi oleh selulosa (Simaremare,
2014). Daun gatal memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine,
alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones. Asam semut ini sendiri terkandung di
dalam kelenjar ‘duri’ pada permukaan daun. Saat ‘duri’ tersebut mengenai tubuh, asam semut
dalam kelenjar itu terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh.
Pelebaran pori-pori ini rupanya meransang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaat daun
gatal umumnya merasa pegal-pegal mereka lenyap ataupun merasa lebih baik (Pura, 2012).
Simaremare (2014) menemukan asam format yang terdapat dalam duri daun gatal mampu
memberikan efek antinyeri dengan cara mekanisme sebagai berikut: Duri-duri halus (trikoma)
dilapisi oleh selulosa yang sulit terpecah dengan reaksi kimia biasa. Duri yang digosok ke
bagian tubuh yang nyeri akan masuk ke dalam lapisan kulit. Oleh karena adanya β-amilase
dalam kulit akan memecah selulosa menjadi gula-gula sederhana sehingga asam format dapat
keluar dari trikoma, masuk ke kulit dan memperlebar pori-pori tubuh. Inilah yang merangsang
peredaran darah sehingga menghilangkan rasa pegal, nyeri, dan capek pada otot dan tubuh.
BAB 3
RANCANGAN PRODUK OHT
Luka bakar yang diamati dalam penelitian ini merupakan luka bakar derajat dua
dangkal/superficial partial thickness. Kerusakan jaringan meliputi epidermis dan
lapisan atas dermis. Kulit tampak kemerahan, dan adanya lepuhan yang pecah.
Perlakuan terhadap kelompok kontrol positif menggunakan bioplacenton memberikan
efek penyembuhan paling cepat. Sedangkan perlakuan terhadap kelompok kontrol
negatif memberikan efek penyembuhan paling lama, hal itu dikarenakan pada kontrol
negatif hanya menggunakan basis salep yang tidak memiliki kandungan zat aktif
untuk membantu proses penyembuhan luka bakar. Kelompok 1 memberikan efek
sedikit lebih cepat dibandingkan kontrol negatif karena memiliki kandungan zat aktif
yang membantu proses penyembuhan luka bakar walaupun dengan jumlah sedikit.
Kelompok 2 memberikan efek yang lebih cepat dari kelompok 1 dan kelompok 3
memberikan efek penyembuhan paling efektif dibandingkan perlakuan kelompok 1
dan 2. Berdasarkan teori dan hasil yang diperoleh terdapat pengecilan diameter luka
bakar setelah dioleskan ekstrak daun gatal. Hal ini dikarenakan ekstrak daun gatal
mengandung senyawa flavonoid yang dapat membantu proses penyembuhan luka
bakar. Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan menggunakan uji anova . Rancangan Acak Lengkap (RAL)
merupakan rancangan yang paling sederhana di antara rancangan-rancangan
percobaan yang baku (Hinkelmann, 2012). Anova adalah uji yang dapat digunakan
untuk menganalisis perbedaan lebih dari 2 populasi kelompok yang independent.
Sehingga berdasarkan hasil penelitian dari jurnal EFEKTIVITAS FORMULASI
SALEP EKSTRAK DAUN GATAL (Laportea aestuans) TERHADAP LUKA
BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa salep ekstrak etanol daun Gatal (Laportea Aestuans) konsentrasi
20%, 25% dan 30% memiliki efek penyembuhan luka bakar. Hasil uji pada kelinci
setelah dioleskan salep ekstrak daun gatal terjadi pengecilan diameter luka. Dosis
paling efektif yang memberikan aktivitas penutupan luka pada kelinci adalah
konsentrasi 30%.