Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tugas Analisis Artikel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

Menganalisis Artikel yang berhubungan dengan Gagal Jantumg melalui Metode PICOT
Dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medical Bedah
Dosen Pengampu : Ns. Asep Solihat, S.Kep., M.Kep.

Oleh :
Ryo Maulana Sya’ban
(09200000145)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU
Judul Artikel : Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung

Penulis : Dwi Prihatiningsih dan Tiwi Sudyasih

Tempat : RSUD Panembahan Senopati Bantul

Sumber : Vol 4, No.2 (2018) Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia

 P : POPULASI
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 74 orang dengan komposisi responden laki-laki lebih banyak dari pada responden perempuan
yaitu 52,7% laki-laki dan 47,3% perempuan. Tingkat pendidikan responden sebagian besar berada pada level pendidikan dasar dan
menengah (62,2%). Sebagian besar responden (86,5%) berstatus menikah serta masih aktif bekerja (52,7%). Mayoritas responden
tergolong dalam kelas fungsional yang masih baik yaitu kelas I dan II menurut New York Heart Association (NYHA) serta sebagian
besar tidak memiliki penyakit penyerta. Seluruh responden dalam penelitian ini memiliki jaminan kesehatan. Rata-rata usia responden
yaitu 63,1±11,3 tahun dengan rata-rata lama terdiagnosis gagal jantung yaitu 33,2±54,3 bulan

 I : INTERVENSI
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung yang mengunjungi poliklinik jantung di
RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif quantitatif dengan menggunakan pendekatan cross
sectional.

 C : COMPARATION
1. Dimensi pemeliharaan diri (self-care maintenance)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi pemeliharaan diri merupakan dimensi dengan skor terendah dibandingkan
dengan 2 dimensi lainnya dengan frekuensi hanya sebesar 5,4% responden saja yang memiliki perilaku yang ad-ekuat dengan
rata-rata skor 43,4±11,8. Hasil ini juga terjadi pada penelitian di Brazil yang juga menunjukkan bahwa hanya 6,9 % responden
yang memiliki perilaku perawatan diri yang adekuat meskipun dengan skor rata-rata yang sedikit lebih tinggi yaitu 53.2±14.3
(Conceição dkk., 2015). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku
perawatan diri pada responden dari negara berkembang dan negara maju (Riegel, Driscoll, dkk., 2009).
2. Dimensi kepercayaan diri (self-care confidence)
Dari hasil keseluruhan penelitian ini, maka yang dimaksudkan oleh responden akan kepercayaan mengikuti petunjuk pengobatan
adalah kepatuhan dalam meminum obat-obatan, bukan petunjuk pengobatan non farmakologis. Hal ini dapat terlihat dari
tingginya perilaku keteraturan minum obat dan rendahnya perilaku non farmakologis seperti monitoring berat badan dan edema
tungkai secara rutin, diet rendah garam, dan olah raga teratur. Fenomena ini juga ditemukan dalam penelitian sebelumnya dimana
kepatuhan terhadap metode farmakologis berbanding terbalik dengan kepatuhan pada metode non farmakologis (Kato dkk.,
2009). Temuan ini menekankan perlunya penanganan yang berfokus pada peningkatan terhadap kepatuhan pembiasaan gaya
hidup sehat dalam perawatan diri pada pasien gagal jantung.

 O : OUTCOME
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku perawatan diri pada ketiga dimensi self-care masih belum adekuat dengan skor rata-rata
43,4±11,8 pada dimensi pemeliharaan diri, 49,4±18,5 pada dimensi pengelolaan diri, dan skor 68,6±14,5 pada dimensi kepercayaan diri.
Persentase responden dengan perilaku adekuat juga rendah yaitu 5,4% (dimensi pemeliharaan diri), 15,4% (dimensi pengelolaan diri) dan
36,5% (dimensi kepercayaan diri). Dalam dimensi kepercayaan diri, tingginya skor SCHFI
berhubungan dengan tidak adanya penyakit penyerta (p=0,01). Hasil analisis faktor pada dua dimensi lainnya menunjukkan tidak ada
satupun faktor yang berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung belum adekuat sehingga
sangat dibutuhkan sebuah intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku perawatan diri terutama dalam dimensi pemeliharaan
diri.

 T : TIME
Penelitian ini dilakukan pada bulan juni tahun 2018

Link URL : https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/issue/view/1246

Judul Artikel : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIK
Penulis : Nadia Pudiarifanti, I Dewa Pramantara, dan Zullies Ikawati

Tempat : Poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Sumber : Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, Volume 5 Nomor 4 – Desember 2015

 P : POPULIASI
Penelitian dilakukan di poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Total subjek uji yang digunakan adalah 97 pasien. Dengan
Pasien CHF paling banyak berusia diatas 60 tahun yaitu sebanyak 54 orang (55,7%).

 I : INTERVENSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien gagal jantung kronik yang dinilai dengan menggunakan kuesioner
Minnesotta Living with Heart Failure (MLHF) dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien Dengan
gagal jantung kronik di Poliklinik Jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 C : COMPARATION
Pasien CHF paling banyak berusia diatas 60 tahun yaitu sebanyak 54 orang (55,7%). Namun, kualitas hidup antara pasien berusia <60
tidak berbeda dengan pasien CHF berusia >60 tahun. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Beker dan
Belachew (2014) melaporkan hasil bahwa pasien CHF berusia tua dihubungkan dengan self-care yang lebih baik dibandingkan dengan
pasien berusia muda, dimana self-care terkait akan kualitas hidup (Beker dan Belachew, 2014) dan penelitian Yaghoubi et al. (2012)
yang menyatakan bahwa usia lebih mudah memiliki kualitas hidup lebih baik

 O : OUTCOME .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor total MLHF pada dimensi fisik adalah 16,72±8,68 dan pada dimensi emosional
adalah 5,36±3,26. Perempuan dengan CHF memiliki tingkat emosional lebih baik dibandingkan laki-laki (p<0,05). Berdasarkan hasil
analisis, hanya fraksi ejeksi yang memiliki perbedaan bermakna terhadap kualitas hidup (p<0,05).Pasien dengan EF<40% memiliki risiko
mengalami kualitas hidup yang buruk dibandingkan pasien CHF dengan EF≥40%. Pengaruh komorbid seperti hipertensi dan diabetes,
penggunaan digoksin atau obat golongan angiotensin reseptor blocker hanya berpengaruh pada dimensi fisik pasien CHF (p<0,05)
 T : TIME
Pengumpulan data serta penelitian dilakukan pada bulan Januari – April 2015

Link URL : https://jurnal.ugm.ac.id/jmpf/article/view/29453/17597

Judul Artikel : SELF CARE BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

Penulis : Afina Muharani Syaftriani, Dedi, Prapti Nih gtias

Tempat : Rumah Sakit Mitra Medika Medan

Sumber : Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3Hal 585-596, Agustus 2021

 P : POPULIASI
Jumlah responden 62 pasien Congestive Heart Failure di Rumah Sakit Mitra Medika Medan yang diambil menggunakan teknik
total sampling.

 I : INTERVENSI
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan self care dengan kualitas hidup pasien Congestive Heart Failure

 C : COMPARATION
Dalam Artikel ini peneliti tidak mencatumkan perbandingan dengan artikel yang lain.

 O : OUTCOME
Hasil penelitian Menunjukan bahwa Mayoritas responden memiliki self care dan kualitas hidup yang baik dalam menjalani
kehidupannya dengan penyakit Congestive Heart Failuretersebut. Terdapat hubungan antara self care dengan kualitas hidup
pasien Congestive Heart Failure

 T : TIME
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021

Link URL : http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/548/385

Judul Artikel :UPAYA PENANGANAN GANGGUAN AKTIVITAS PADA PENDERITA GAGAL JANTUNG SELAMA MASA
PANDEMI COVID-19

Penulis : Felicia Risca Ryandini dan Laura K. Noviyanti

Tempat : Puskesmas Karangayu dan Wilayah Binaan Kelurahan Karangayu, Semarang

Sumber : JurnalPerawatIndonesia, Volume 4 No 3,Hal 482-489,November 2020

 P : POPULIASI
Sampel dalam penelitian ini adalah klien yang memenuhi kriteria sebagai berikut: usia 18 tahun ke atas, fungsional class NYHA
II-III, efection fraction < 40%, orientasi dan fungsi kognitif baik; dan kriteria eklsklusi: memiliki keterbatasan fisik
(kecacatan), terdapat gangguan psikis, dan terdapat defisit neurologi.Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Probability Samplingyang merupakan pemilihan sampel yang dilakukan secara acak.

 I : INTERVENSI
penelitian bettujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel independen yaitu progressive muscle relaxationterhadap variabel
dependen yaitu pengontrolan tingkat fatigue. Penelitian ini menggunakan Quasi-EksperimentalDesigndengan Randomized Control Group
Pretest-Posttest Design.

 C : COMPARATION
Penelitian ini menyatakan bahwa Aktivitas fisik yang berlebihan pada pasien dengan gagal jantung akan menimbulkan kelelahan
atau fatigue. Pada masa pandemi ini, penderita gagal jantung mengalami suatu permasalahan di mana mereka merasa takut dan
enggan untuk menjalani kontrol rutin di fasilitas kesehatan. Adapun Hasil penelitian sebelumnya (DeFilippis et al.,2020)
mengungkapkan bahwa penderita penyakit kronis antara lain penyakit gagal jantung, gagal ginjal, kanker, dan diabetes mellitus
mengalami penurunan angka kunjungan dalam kontrol rutin selama masa pandemin ini. Berbagai upaya yang sudah dilakukan
salah satunya dengan telemedicine ternyata belum memberikan dampak yang baik bagi manajemen perawatan yang dilakukan pasien
selama dirumah.

 O : OUTCOME
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa progressive muscle relaxationefektif untuk mengatasi masalah fatigue pada penderita gagal
jantung. Penelitian ini membuktikan bahwa penanganan bagi penderita penyakit gagal jantung khususnya dalam mengaatasi masalah
gangguan aktivitas perlua dilakukan suatu terapi aktivitas dengan pendekatan fisik dan emosional salah satunya adalah progressive
muscle relaxation.Saran bagi peneliti selanjutnya perlu dikembangkan metode dengandengan pendekatan fisik (PMR) dan emosional
(psikis) untuk meningkatkan kapasitas fisik bagi penderita gagal jantung.

 T : TIME
Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli-Agustus 2020

Link URL : https://journal.ppnijateng.org/index.php/jpi/article/view/766/pdf

Judul Artikel : GAMBARAN POLA HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIPASKA RAWAT DI RSUD dr. SLAMET
GARUT TAHUN 2016
Penulis : Devi Ratnasari, Hasbi Taobah Ramdani, dan Wildansyah

Tempat : RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2016

Sumber : Vol 4, No.1 (2017) : Jurnal Medika Cendikia

 P : POPULIASI
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang

 I : INTERVENSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola hidup pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut
tahun 2016. Metode penelitian menggunakan deskriftif dengan variabel penelitiannya adalah pola hidup pasien gagal jantung kongestif.
Populasi seluruh pasien gagal jantung kongestif paska rawat.

 C : COMPARATION
Dalam Artikel ini peneliti tidak mencatumkan perbandingan dengan artikel yang lain.

 O : OUTCOME
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Gambaaran aktivitas/olah raga pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr.
Slamet Garut menunjukan sebagian besar responden memiliki aktifitas/olahraga yang rutin. Gambaran asupan nutrisi pasien gagal
jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut menunjukan hampir seluruh responden asupan nutrisinya terkontrol.Gambaran
kedisiplinan menjalani terapi pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut menunjukan sebagian besar
responden memiliki kepatuhan terapi yang patuh. Gambaran kebiasaan merokok pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr.
Slamet Garut menunjukan hampir seluruh responden sudah tidak merokok.

 T : TIME
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Mei – 18 Juni tahun 2016
Link URL : https://jurnalskhg.ac.id/index.php/medika/article/view/63

Anda mungkin juga menyukai