Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hamil TM 3 Ny - Pa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS HOLISTIK


PADA NY. PA USIA 27 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 30 +5 MINGGU
DI PMB PATUN, KORIPAN, KARANGANYAR
TAHUN 2022

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
Rachma Fatikasari
P27224022346
Prodi Profesi Bidan Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS HOLISTIK


PADA NY. PA USIA 27 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 30 +5 MINGGU
DI PMB PATUN, KORIPAN, KARANGANYAR
TAHUN 2022

Disusun oleh :
Nama : Rachma Fatikasari
NIM : P27224022346
Kelas : Program Studi Profesi Kebidanan Reguler

Tanggal Pemberian Asuhan : 11 November 2022


Disetujui :

CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 11 November 2022
Di : Puskesmas Matesih

Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN
dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per 100.000
kelahiran hidup (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 2012).
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan
menurunnya AKI. Di Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307 per
100.000 kelahiram hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal terjadi pada waktu hamil
sebesar 24,74%, persalinan sebesar 17,33%, dan nifas sebanyak 57,93%
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabupaten Sragen AKI
tahun 2011 sebesar 114,36/100.000 kelahiran hidup, sebagian besar
disebabkan oleh perdarahan, eklamsia, sepsis, dan penyakit lain, sehingga
harus ditingkatkan pendeteksian awal kepada para ibu hamil (Dinas Kesehatan
Kabupaten Sragen, 2011).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan
penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan,
serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang
meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil
(Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut
dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan
kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada
abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga. Emesis gravidarum gejala yang wajar dan
sering didapatkan pada ibu hamil trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi
pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis
gravidarum kerang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2009).
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan karena
meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
dalam serum (Wiknjosastro, 2009).
Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis
gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal
tersebut dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik maka dapat
menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya
dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin
memperparah emesis gravidarum. Untuk mengurangi terjadinya mual dan
muntah yaitu dengan menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya, makan
sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang cukup (Kusmiati dkk, 2009).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada penulis
dapat merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis ?
2. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan dan rasionalisasinya?
3. Bagaimana analisis jurnal sesuai dengan kasus dan asuhan yang diberikan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan pada ibu
hamil trimester I dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil trimester I
b. Menginterprestasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil trimester I.
c. Merumuskan diagnosa potensial ibu hamil trimester I.
d. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester I.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian
pada ibu hamil trimester I.
f. Melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada ibu hamil
Trimester I.
g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan
pada ibu hamil trimester I.
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu
hamil trimester I.
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil
trimester I.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan
asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester I.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
trimester I secara holistik dengan telaah jurnal yang sesuai asuhan yang
diberikan.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan pelayanan khususnya pada ibu hamil fisiologis trimester I.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan dalam asuhan
pada ibu hamil fisiologis trimester I.
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. Teori Asuhan Keibidanan Pada Kehamilan Fisiologis


A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya
sang bayi (Monika, 2009). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Sarwono, 2008).
Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai
dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria.
Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka
ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut dengan antenatal.
B. Tanda Gejala
1. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, diraba, dirasa, juga bagian-bagian
janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a. Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan tafsiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan
HT+3).
b. Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa
pingsan.
e. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
f. Fatigue (pusing)
g. Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara. Kelenjar montgomery terlihat membesar.
h. Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
i. Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra / grisea).
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l. Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen
bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-
biruan.
e. Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Teraba ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.
C. Perkembangan Janin Pada Trimester I
1. Minggu 1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan
antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa
telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala
bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia.
Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti
lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-
sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus
berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang
bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini
sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus
indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita
dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-
hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
2. Minggu 2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah
dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel
telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah
menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi
kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.
3. Minggu 3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika
sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan
menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter 0,1-0,2 mm.
4. Minggu 4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon
kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda
melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk
struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang
belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung).
5. Minggu 5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan
tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan
organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang
akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
6. Minggu 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala
hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Pada
minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-
pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak.
7. Minggu 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya
0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah
dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara
yang terdapat di dalam paru-paru.
8. Minggu 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada
bayi, ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula
telinga. Bronchi saluran yang menghubungkan paru-paru dengan
tenggorokan mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan memiliki
siku. Janin sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang
hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada
dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga
terbentuk walaupun belum sempurna.
9. Minggu 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus
berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Janin mulai
bergerak dan dapat mendengar detak jantungnya. Panjangnya sekitar 22-
30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
10. Minggu Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan sel otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf
baru diproduksi setiap menit. Janin mulai tampak seperti manusia kecil
dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
11. Minggu Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan
menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
12. Minggu Ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari
tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus janin telah berada di
dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak
jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya
14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Janin
membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai
terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
D. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh. Sistem ini juga dianggap
penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit
serta tekanan darah. Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di
belakang dan sebagian di atas kandung kemih. Saat Hamil, uterus
membesar mempengaruhi semua bagian saluran kemih pada waktu yang
berbeda dan hormon kehamilan memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan efek mekanis.
Adapun organ perkemihan tersebut mengalami perubahan –
perubahan selama kehamilan.
a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang, terletak di belakang dari bagian
abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan
Ren kiri terletak setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang
kiri karena di sebelah kanan ada hepar. Mempunyai 2 ekstremitas
superior (ada glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas
inferior. Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial (ada hilus
renalis) merupakan tempat keluar masuknya vasa, saraf, limfe dan
ureter. Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa
dan kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan
curah jantung juga produk metabolisme tetapi juga menjadi organ
utama yang mensekresi produk sisa dari janin. Pada kehamilan
trimester I ginjal mengalami peningkatan pada panjangnya dan
merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah ginjal dan
volume vaskuler. Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata
pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih. Pada Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi
pada 80-90% wanita disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron
dan peningkatan tekanan intraureter superior terhadap tepi pelviks.
Hidronefrosis lebih sering terjadi pada ginjal kanan, dan kemungkinan
besar disebabkan oleh peningkatan distensi urethra kanan.
b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke
vesika Urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau
ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X.
Pada Trimester I begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan
massanya menekan ureter pada tepian pelviks. Kompresi ini
menyebabkan peningkatan tonus intraureter yang terletidak ada di atas
pelvis. Hal ini yang menyebabkan produksi urin yang meningkat.
Selain itu, meningkatkan diameter lumen ureter dan hipertonisitas serta
hipomotilitas. Karena perubahan ini, pada Trimester II volume ureter
mungkin meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,
equivalen dengan peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter
kanan dan kiri mengalami pembesaran karena pengaruh progesteron.
Akan tetapi, ureter kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak
mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan
karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena orang
banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester III
Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter. Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul
dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada
bagian kiri akibat Dekstro rotasi uterus saat keluar dari panggul.
c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulo membran yang berfungsi
untuk menampung urine. Pada kehamilan Trimester I tonus kandung
kemih menurun sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.
Kapasitas kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan
ibu hamil lebih sering kencing. Karena pembesaran uterus selama
Trimester II kehamilan, kandung kemih terdorong ke arah anterior dan
superior. Perpindahan ini mengubah letak intravesikuler ureter, yang
kemudian menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.
Pada Trimester III permukaan mukosa menjadi hiperemia dan
edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan.
Selanjutnya, jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke
urethra.
d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih. Memiliki
panjang 4 cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada
di dalam lapisan luar dinding vagina anterior. Urethra bermula dari
leher vesika urinaria dan terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai
meatus urethra. Selama Kehamilan Trimester I, urethra sedikit
memanjang dan pada Trimester II, Urethra akan lebih memanjang
terutama pada Trimester III, urethra akan lebih memanjang karena
Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan dapat bertambah
panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang hari,
berkebalikan dengan pola pada wanita hamil. Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang hari dalam
bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada pembuluh darah
panggul dan vena kava inferior. Kemudian mensekresikan cairan
tersebut pada malam hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
2. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan
perubahan nafsu makan, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, dan
toleransinya terhadap makanan tertentu. Walaupun beberapa perubahan
mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, faktor anatomi dan
pengaruh hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang
biasa dijalankan oleh sistem pencernaan. Diantaranya adalah:
a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan
segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh
hormon saliva, dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih
asam selama Kehamilan. Walaupun studi terdahulu mengatakan
adanya peningkatan produksi saliva, Studi lain berpendapat bahwa
keadaan ini hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh penurunan
kemampuan menelan selama periode mual muntah. Beberapa wanita
tercatat mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari
dan berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi
menjadi lebih berpembuluh, terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan
ketebalan Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan
frekuensi penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi
padaa saat menggosok gigi atau mengunyah dan permukaan yang
rapuh menyebabkan mudah terkena radang gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama
kehamilannya. Insidennya meningkat apabila sedang mengalami
masalah gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas.
Pada kurang dari 2% wanita hamil, hiperplasia gusi menyebabkan
terbentuknya masa yang rapuh, menyerupai tumor yang disebut
epulis. Epulis biasanya sembuh secara spontan setelah melahirkan,
tetapi mungkin perlu diinsisi selama kehamilan berlangsung jika
terjadi pendarahan yang banyak dan muncul penyakit gusi dan gigi.
b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos.
Penurunan tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari
lambung ke esofagus. Perubahan pada diafragma akan lebih
berkontribusi menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut
sudut esofagus – gaster, sehingga makin memperberat refluks.
c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan
motilitas lambung. Selain itu, juga menurunkan tonus sfingter pilorus,
menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung.
Semakin kehamilan berlanjut, tekanan pada lambung oleh uterus yang
membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa
menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan produksi asam dan pepsin
juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun efek kehamilan
pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
d. Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron
menyebabkan penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan pada
tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit, yang akan makin lama
seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir
kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos pada usus.
Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi vili
duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi. Peningkatan
absorbsi zat besi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa, natrium,
klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor
menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian meningkatkan
resiko terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga ditemukan.
Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum terdorong
ke atas dan lateral. Perubahan anatomis ini penting untuk di ingat pada
saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh
relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan
progesteron, dan penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang
makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi karena adanya
konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.
3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri
pada punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka,
sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan
karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormon estrogen,
progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan
kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian dan
menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada Trimester
III.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan tubuh mengalami
peregangan otot-otot dan pelunakan ligamen – ligamen area yang paling
dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah tulang belakang
(curva lumbar yang berlebihan), Otot - otot abdomal (meregang ke atas
uterus), Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus).
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik – titik kelemahan
srtuktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan
menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah postur merupakan hal biasa
dalam kehamilan. Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam
kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi. Ibu hamil
mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda (dan memar
biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari
sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Sistem ini
meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya
mirip piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum.
Jantung memiliki tiga permukaan yaitu facies sternocostalis,
diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal
menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus
dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri atas rongga
utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas
serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista
terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava
superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta. Dari aorta
darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara
progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke
organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang
disuplay oleh sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding
kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2
pada sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler
dan kemudian masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang
miskin oksigen. Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk
vena systemic yang lebih besar dan pada akhirnya darah mengalir
kembali ke atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler.
Arteri membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke
seluruh jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil
disebut arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena
adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak
diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut
venula, vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung
membentuk vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu
hubungan dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar
dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu
membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil
dan menghubungkan arteriola dengan venula.
d. Posisi dan Ukuran Jantung
Seperti halnya uterus yang membesar dan diafragma yang
mengalami elevasi, jantung bergeser keatas dan sedikit kearah kiri
dengan rotasi pada aksis jantung, sehingga denyut jantung pada apeks
bergerak lateral. Kapasitas jantung meningkat 70-80 ml; hal ini
mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau hipertropi otot
jantung. Ukuran jantung meningkat 12%.
e. Perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pada kehamilan normal
yang terutama adalah perubahan hemodinamik maternal, meliputi :
1) retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2) anemia relatif
3) akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
4) tekanan darah arterial menurun
5) curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,
menetap sampai akhir kehamilan
6) volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
7) volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
8) kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
f. Pada trimester pertama, terjadi :
a) penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan
ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju
filtrasi glomerulus
b) penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam
tubuh, peningkatan TBW / total body water
c) akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan
ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi
dahaga.
d) akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma
dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada
80% wanita yang hamil.
Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :
1) Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/
hari
2) Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas
3) Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan
berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa merupakan
gejala pre eklampsi.
4) Terjadinya anemia fisiologis (keadaan normal Hb 12 gr% dan
hematokrit 35 %)
5) 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada
dalam posisi terlentang.
6) Traktus urinarius
7) Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria),
laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih
dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara.
8) Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.
g. Kardiak Output
Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik.
Selain itu, terjadi peningkatan denyut jantung antara minggu ke 10 dan
20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi
oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan pada aliran
pulsasi arterial kapasitas vascular juga akan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesterone juga
akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi
vascular perifer.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
terlentang, penekanan vena cava inferior ini akan mengurangi darah
balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan
cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi supine
dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi
aliran darah uteroplasenta ke darah. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan
posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam
posisi terlentang pada akhir kehamilan.
Peningkatan curah jantung pada kehamilan antara 35-50% dari
rata-rata 5menit sebelum kehamilan menjadi sekitar 7 menit pada
minggu ke-20, frekuensi jantung wanita hamil biasanya 10-15 denyut/
menit lebih cepat daripada wanita yang tidak hamil, meningkat dari
sekitar 75 menjadi 90 denyut nadi /menit. Wanita yang jantungnya
normal sering menyadari adanya ketidakteraturan pada frekuensi
jantungnya selama kehamilan. Namun isi sekuncup (jumlah darah yang
dipompakan oleh jantung dengan 1 kali denyut) tidak bertambah hingga
volume plama bertambah. Volume darah akan meningkat secara
progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi
oleh aksi progesterone dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur
renin angiotensin dan aldosterone system (RAAS). Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan erittrosit.
Eritropoetin ginjal akan meningkatan jumlah sel darah merah
sebanyak 20-30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5g/dl, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar
lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada hopervolemia,
jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga penambahan asupan zat basi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata rata 6-7 mg/hari.
Hipervolemia selama kehamilan mempunyai fungsi berikut.
1) Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system
vascular.
2) Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari
arus balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
3) Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada
saat persalinan. Terjadi suatu ”autotransfusi” dari system
vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml
pada persalinan pervaginan tunggal atau 1000 ml pada persalinan
dengan seksio caesaria atau persalinan pervaginam gemeli.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala apda 2-6 minggu
setelah persalinan.
Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi
intravaskuler dan fibrinolisis sehingga mneginduksi suatu keadaan
hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada faktor XI dan XIII, semua
konsentrasi plasma dari faktor-faktor pembekuan darah dan fibrinogen
akan meningkat. Produksi platelet juga meningkat, tetapi karena adanya
dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan menurun.
5. Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya.
Perubahan system integument pada kehamilan, salah satu perubahan besar
yang mengalami selama kehamilan adalah terjadinya pereangan kulit.
Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan tidak mampu menahan
peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu menyebabkan terjadi pada
kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Ini terjadi ketika
kolagen di kulit memisahkan, Mungkin tidak sakit tetapi akan gatal, dan
terasa banyak gelitik. Wanita berkulit terang akan memiliki garis-garis
merah muda, sementara wanita berkulit gelap akan membuat mereka lebih
ringan daripada warna kulit mereka.
Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama
kehamilan, antara lain:
1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh
atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut
dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu
hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level
maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya
timbul stretch mark.
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang
muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti
anak sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat,
seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau
karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak
jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over
stretched dan kolagennya rusak.
Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas,
pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch
mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar,
kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau
kecoklatan. Bagi mereka yang memiliki jenis kulit kering
kecenderungan akan masalah ini dapat terjadi pada saat kehamilannya.
Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua atau usia
kandungan sekitar empat bulan.
2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut
linea nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Garis ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang
setelah melahirkan.
3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang
terletak di atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis
sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk
melindungi janin. Pada selulit tampak permukaan kulit bergelombang
seperti kulit jeruk dan umumnya terjadi di bagian paha, bokong, perut,
pinggul, betis, dan lengan.
Belum ada terapi yang diklaim dapat mengatasi selulit 100%. Namun,
selulit dapat dicegah atau diminimalisasi dengan berolahraga ringan
secara teratur, terutama untuk membakar lemak di bagian-bagian tubuh
tertentu. Makan makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, terutama
mengurangi makanan berlemak. Penggunaan lotion secara teratur sejak
dini, terutama pada masa kehamilan awal, dan penggunaan lotion
sebaiknya dibarengi dengan efek pijatan untuk membantu
memperlancar peredaran darah dan menghancurkan lemak. Selulit pun
ada dua jenis, ringan dan berat. Pada kondisi ringan, selulit tidak
terlihat, jika bagian tertentu itu dicubit akan terlihat. Sementara pada
jenis yang berat meski tidak dicubit, kehadiran selulit sudah terlihat.
4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada
bagian perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa
sebab, yakni peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih
kering, iritasi yang muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan
di bawah payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat
pula muncul karena perubahan hormon estrogen dan progestin
sehingga terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam
tubuh.
Hindari garukan pada kulit yang dapat menyebabkan cedera. Selain
menimbulkan infeksi, akan menyebabkan pula adanya garis kehitaman
pada kulit. Rasa gatal ini dapat terjadi pada trimester pertama, kedua,
maupun selama kehamilan.
5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena
adanya faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang serta
sehat, terutama mempertinggi makanan yang mengandung protein dan
vitamin C akan membantu anda untuk mengatasinya.

6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah
dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah
sebaliknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas
tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok.
Pada ibu hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan
posisi kaki dengan mengganjal dengan bantal ketika beristirahat. Bisa
juga menggunakan stocking khusus yang dikenakan pada paha.
Stocking berfungsi memperlambat aliran darah dari bagian atas tubuh,
sehingga menyeimbangkan aliran darah dari tubuh bagian atas ke
bawah dan sebaliknya.
7) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang
biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada
awal kehamilan keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar
puting (areola) tumbuh lebih gelap.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda.
Hiperpigmentasi inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering
disebut juga topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya
menghampiri bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh
yang lain ada juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari aerola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar.
Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan
besar juga akan bertambah hitam. Hiperpigmentasi akan terlihat lebih
nyata pada wanita yang pada dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang
sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga
karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan
kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
Terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari juga
dapat memperburuk keadaan, oleh karena itu sebaiknya calon ibu tetap
menggunakan tabir surya. Hampir semua jenis krim tabir surya relatif
aman digunakan oleh ibu hamil dan pilihlah yang spektrum
perlindungannya luas (anti UV-A dan UV-B).
Hiperpigmentasi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya,
maksimal satu tahun pasca persalinan. Memang ada juga yang tidak
bisa hilang, biasanya karena menggunakan kontrasepsi hormonal.
Beberapa wanita juga akan mendapatkan pigmentasi yang
merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan
melanotropin. Anda dapat menemukannya terjadi di pipi, hidung dan
dahi. Ini mungkin muncul secara tidak ada terduga selama 4 atau 5
bulan kehamilan.
Sejak bulan ke-3 hingga kehamilan cukup bulan, beberapa
tingkat perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% wanita
hamil. Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan ini seringkali
ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari
striae sebelumnya.
10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:
a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kulit (pada
primigravida). Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan
dan ada pembesaran atau peregangan pada jaringan yang
menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna
biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas
seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru
menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut
dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal
pada penderita.
Hiperpigmentasi lebih nyata terlihat pada wanita berkulit
gelap dan lebih terlihat di area seperti areola, perineum, dan
umbilikus dan juga diarea yang cenderung mengalami gesekan
seperti aksila pada paha bagian dalam. Pada banyak perempuan
kulit digaris pertengahan perutnya akan berubah menjadi hitam
kecoklatan yang disebut denga linea nigra, kadang kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dnegan chloasma atau melasma gravidarum.selain itu,
pada aerola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang
atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.kontrasepsi oral juga
bisa menyebabkan hiperpigmentasi yang sama.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada
daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum
diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte
stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat
diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesterone
diketahui mempunyai peran dan melanigenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya.
a) Perubahan integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan
keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
b) Perubahan yang umum timbul: peningkatan ketebalan kulit dan lemak
subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku,
percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor
c) Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum,
atau tanda regangan. Respon alergi kulit meningkat. Pigmentasi timbul
akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama
masa hamil, contoh pigmentasi pada wajah (kloasma)
d) Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat di bawah abdomen
disebabkan kerja adenokortikosteroid.
E. Perubahan psikologis
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi
dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa
sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan
adanya penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual,
perubahan suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang
kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk penampilan
diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau
kondisi. Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang
normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat
masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan
kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung
jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan
dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang
hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat
bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak ada terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal
seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Ketidaknyamanan Dan Penatalaksanaan
Masalah Penanganan
TM I 1. Sering buang air 1. Kosongkan saat terasa dorongan
kecil untuk kencing
2. Perbanyak minum pada siang
hari.
3. kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia
mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
4. Batasi minum bahan diuretika
alamiah : kopi, the, cola dengan
caffein
5. Jelaskan tentang tanda-tanda
UTI, posisi miring ke kiri.
2. keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan
mandi setiap hari
2. Memakai pakaian dalam yang
terbuat dari katun lebih kuat
daya serapnya.
3. Hindari pakaian dalam dan
pantyhose yang terbuat dari
nilon.
4. Hindari pencucian vagina
(douching)
5. Gunakan bedak tabur untuk
(polider) mengeringkan, tetapi
jangan terlalu banyak /
berlebihan

3. Ngidam 1. Tidak seharusnya menimbulkan


kekhawatiran asalkan cukup
bergizi dan makanan yang di
inginkan makanan yang sehat
2. Menjelaskan tentang bahaya
makanan yang tidak baik
3. Mendiskusikan makanan yang
dapat di terima yang meliputi
makanan yang bergizi dan
memuaskan ngidam atau
kesukaan tradisional
4. Hemorrhoid 1. Perbanyak konsumsi makanan
berserat, seperti buah-buahan
dan sayuran.
2. Minumlah cairan yang cukup
banyak. Paling tidak 2 liter
dalam sehari.
3. Biasakan buang air besar secara
rutin pada waktu-waktu
tertentu, seperti di pagi hari.
Sebelum buang air besar,
upayakan untuk minum air
hangat.
4. Lakukan olahraga ringan,
seperti jalan kaki. Gerakan ini
diharapkan dapat membantu
otot-otot di saluran pencernaan
untuk bergerak mendorong sisa
makanan ke saluran
pembuangan.
5. Hindari mengejan ketika buang
air besar saat tidak ada
dorongan ingin mengejan.

5. Mual dan muntah 1. Hindari bau atau factor penyebab


2. Makan biscuit atau roti bakar
sebelum bangun dari tempat
tidur di pagi hari
3. Makan sedikit tapi sering
4. Duduk tegak setiap kali selesai
makan
5. Hindari makanan yang
berminyak dan berbumbu
merangsang
6. Makan makanan kering dengan
minum diantara waktu makan
7. Minum-minuman berkarbonat
8. Bangun dari tidur secara
perlahan dan hindari melakukan
secara tiba-tiba
9. Hindari menggosok gigi segera
setelah makan,
10. Minum teh herbal.

G. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan
dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 14T yaitu:
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III
yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu
yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik
Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang
normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 M
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di
berikan pada saat seorang wanita hamil melaukan kunjungan yang pertama
dan dilaukan pada minggu ke 4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

Selang Waktu
Imunisasi
minimal pemberian Lama Perlindungan
TT
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun
6.
TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

Pemeriksaan Hb. Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan


pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr% bumil dinyatakan
Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat, hingga
Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) pemeriksaan dilakukan
pada saat ibu hamil datang pertama kali diambil spesimen darah vena kurang
lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
8. Pemeriksaan Protein urine, dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine
mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi, untuk bumil dengan riwayat DM. Bila hasil
positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
Diabetes Melitus Gestasional.
10. Perawatan Payudara, senam payudara atau perawatan payudara untuk bumil,
dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil
12. Pemberian Obat Malaria, diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah
malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium, diberikan pada kasus gangguan akibat
kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap
Tumbuh kembang Manusia.
14. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal (memberikan nasehat-
nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan,
persalinan).
H. Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir):
Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, usia kehamilan 29-36 minggu setiap 2
minggu sekali, di atas usia kehamilan 36 minggu setiap minggu sekali.
Kecuali jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan
Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan ultrasonografi.
3. Nasehat diet tentang menu seimbang.
4. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, resiko
komplikasi kehamilan.
5. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
6. Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
a. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya
faktor risiko kehamilan
e. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
II. Manajemen Asuhan Kebidanan
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan
dan tingkat pendidikan.
Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan
usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur
penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.
Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya
komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan
preterm, abortus.
2. Keluhan utama Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata
ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang ada/tidaknya
gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid
terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat
persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus
28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
4. Riwayat penyakit dahulu. Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin
mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru,
ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum/lainnya maupun operasi
kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
5. Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat
bawaan, dan sebagainya.
6. Riwayat khusus obstetri ginekologi. Adakah riwayat kehamilan/persalinan /
abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida /para/
abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2 pada
kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan,
kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu,
cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir,
berat badan lahir jika masih ingat.
7. Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid
lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. Kapan HPHT, hal ini penting
untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan atau
menentukan tanggal persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Januari – Maret: 7+9+0
b. April – Desember: 7-3+1
8. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak. i. Riwayat sosial /
ekonomi Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
B. Objektif
1. Status generalis / pemeriksaan umum
a. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi.
b. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat
badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai
diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
c. Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
d. Mata konjungtiva pucat /tidak, sklera ikterik / tidak.
e. Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-
geligi.
f. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
g. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri
(kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada
luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah
dan direncanakan penatalaksanaannya.
2. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
a. Proses
Sebelum palpasi abdominal: Kosongkan kandung kemih. Baringkan ibu
terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal.
b. Abdomen Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata). Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri
(pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat
diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus
dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis).
1) Leopold I
Tujuan:
a) Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus uteri
dengan menggunakan jari atau meteran.
b) Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak
tangan
Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
a) Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
b) Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
c) Letak lintang: fundus uteri kosong
2) Leopold II
Tujuan:
a) Menentukan letak punggung janin dan letak ada bagian terkecil
janin (letak ada membujur)
b) Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak ada
lintang)
Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
a) Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan uterus
dari atas kebawah seperti memapan
b) Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari punggung teraba
benjolan kecil (kaki dan tangan janin)
3) Leopold III
Tujuan: Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah
ibu
Menyimpulkan:
a) Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk PAP)
b) Bokong: besar tidak keras
c) Lintang: tidak teraba bagian besar
4) Leopold IV
Tujuan: Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin sudah
masuk PAP. Menyimpulkan:
a) Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa bertemu)
kepala belum masuk PAP.
b) Divergen: sudah masuk ke rongga panggul/PAP (tangan tidak
bisa bertumpu/sejajar), kepala sudah masuk PAP.
Tidak adasiran berat janin (TBJ) Rumus “Johnson-Tossec”:
TFU (cm) - (11/12) x 155 gram. Atau BB = (Md – 11/12) x 155
gram.
11: divergen (leopold 1-3)
12: convergen (leopold 4)
c. Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik
pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang
ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.
Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per
menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban /
stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan
kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
d. Genitalia eksterna Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda
radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan
dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam
menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina
dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90° sehingga
menjadi horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks
(permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge
di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda
radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal
dan dikeluarkan dari vagina.
e. Genitalia interna Palpasi : lakukan pemeriksaan dalam vaginal (vaginal
touché) dengan dua jari sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan
lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah
dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus
dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah
(presenjangan lupa, selalu palpasi bimanual pada pemeriksaan vaginal.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri
klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/
sefalopelvik. Kontraindikasi relatif pemeriksaan vaginal adalah :
1. Perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus
perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi,
dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati)
2. Ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia
kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak,
presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta
pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal
pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36
minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal,
akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. Pemeriksaan rektal (rektal
touché) dilakukan atas indikasi.
f. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1) Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2) Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3) Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b) Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan
yang lalu
c) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara
g. Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
1) Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran
normal 23 – 26 cm.
2) Distantia cristarum Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan
kiri, ukuran normal : 26 – 29 cm
3) Distantia tuburum Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara
tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
4) Conjugata eksterm Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung
prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
5) Lingkar panggul Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri,
kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke
atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
h. Nasehat untuk perawatan umum atau sehari-hari:
1) Aktifitas fisik Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai
sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring
dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat,
dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat
ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi
melebihi 140 kali per menit. Jika ada gangguan / keluhan yang
mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per
vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
2) Pekerjaan Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat
atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia
kehamilan muda.
3) Imunisasi Terutama tetanus toksoid (2x). Imunisasi lain sesuai
indikasi.
4) Mandi dan cara berpakaian mandi cukup seperti biasa. Pemakaian
sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat
mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal
dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli
cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang
memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
5) Senggama / coitus Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan
atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika
ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan
di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk,
dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan
menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir
menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan
pada daerah serviks / uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi /
tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan,
ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus
habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya
coitus jangan dilakukan.
6) Perawatan mammae dan abdomen. Jika terjadi papila retraksi,
dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae /
hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
7) Merokok / minuman keras / obat-obatan. Harus dihentikan sekurang-
kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan
menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.)
mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf
pusat pada janin.
8) Gizi / nutrisi. Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar
kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia defisiensi,
diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
9) Senam Hamil Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya
bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon
ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat
dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan
kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi
semakin mantap.
10) Latihan Pernafasan Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan
pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan
dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
III. Evidance Based
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB) adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB
memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan
secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :
1. Bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence)
2. Keahlian klinis (clinical expertise)
3. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau
sebuah hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa
petimbangan baik dari acountable aspek metodologi maupun accountable
aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.
Penggunaan kebijakan dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga
kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil
data yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara
menyeluruh dalam memberikan pelayanan kehamilan (Gray, 1997). Praktek
kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.
1. Evidence based dalam Praktik Kehamilan
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang
terpilih dan terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang
sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam
pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan asuhan
yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang
memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang
dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh
bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu
hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan
antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe
motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya evidence
based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus pada
pilihan praktik yang terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal).
Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal sebagai
berikut:
a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.
b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan
serta komplikasi.
d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus
toksoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok
dan lain-lain).
e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita
ibu hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain
yang diderita (misal: hipertensi, diabetes, dan lain-lain).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS HOLISTIK


PADA NY. PA USIA 27 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 30 +5 MINGGU
DI PMB PATUN, KORIPAN, KARANGANYAR
TAHUN 2022

PENGKAJIAN
Tanggal : 11 November 2022 Jam : 18.30 WIB

IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. PA 1. Nama : Tn. S
2. Umur : 27 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : D3 4. Pendidikan : D3
5. Pekerjaan : SWASTA 5. Pekerjaan : SWASTA
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Trugo 2/4 Ngadiluwih
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan bengkak pada kaki sejak 2 hari yang lalu dan sering BAK
sejak seminggu terakhir.
3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular maupun penyakit
bawaan, baik sekarang maupun yang telah lalu.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita cacat
bawaan dan penyakit seperti batuk yang tidak sembuh-sembuh, penyakit
jantung, penyakit gula darah tinggi ataupun penyakit asma.

4. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Haid:
Menarche : 13 Tahun Nyeri Haid : Tidak pernah
Siklus : 28 Hari Lama : 6-7 Hari
Warna darah : Merah Banyaknya : 2-3 softex/hari
Leukorea : Tidak ada
2. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G3 P2 A0
2) Usia kehamilan : 30+5 minggu
3) HPHT : 10-04-22
4) HPL : 17-01-23
5) Gerak janin
 Pertama kali : pada umur kehamilan 5 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam: 6 kali
6) Tanda bahaya
a) Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada perdarahan selama
Trimester 1, mual muntah sampai mengganggu
aktifitas, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, nyeri perut yang hebat maupun demam
tinggi.
b) Trimester II : Ibu mengatakan tidak pernah sakit kepala yang
hebat, penglihatan kabur maupun merasakan
gerakan janin yang berkurang.
c) Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada perdarahan selama
kehamilan, keluar air ketuban, nyeri perut hebat,
demam tinggi maupun kejang.
7) Keluhan
1) Trimester I : Mual muntah dan kadang pusing pada pagi hari
2) Trimester II : Tidak ada keluhan
3) Trimester III : Bengkak pada kaki dan sering BAK
8) Riwayat terapi
a) Trimester I : SF, Vitamin B6 dan Kalk
b) Trimester II : Prenatal
c) Trimester III : Prenatal rr
9) Riwayat Alergi : Ibu mengatakan tidak ada alergi makanan maupun
obat-obatan
10) Imunisasi / TT : TT 1 (Caten)
TT 2 (Ibu Lupa)
11) ANC :
Frekuens
ANC Tempat Terapi Masalah Tindakan/Pendkes
i
TM I 3 kali PMB Fe Mual Perubahan
dan Vit.C muntah fisiologis dan
PKM Kalk dan psikologis TM I.
pusing Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan
TM 3 kali PMB Prenata - Perubahan
II l fisiologis dan
psikologis TM II.
Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan
TM 3 kali PMB Prenata Kaki Perubahan
III l bengkak fisiologis dan
psikologis TM III.
Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan

5. RIWAYAT KB :
a. Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak menggunakan kb
b. Rencana setelah melahirkan : Suntik 3 bulan

6. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:


Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3 x/hari 3 x/hari
pokok
Komposisi 3 x @ porsi sedang 3 x @ porsi sedang
Nasi
Lauk 3 x @ ½ potong 3 x @ 1 potong
Sayuran 3 x @ ½ mangkuk sayur 3 x @ 1 mangkuk sayur
Buah Kadang-kadang 1 x sehari
Camilan Kadang-kadang Biskuit dan roti
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan makan
makan
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total Air putih ± 6 gelas Air putih ± 8 gelas perhari
perhari
Susu Kadang-kadang 1 gelas perhari (susu ibu
hamil)
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 3-4 x/ hari 7-8x/ hari
Warna Kuning. Kuning
Keluhan Tidak ada keluhan. Tidak ada keluhan
2) BAB
Frekuensi perhari 1 x/ hari 1 x/ hari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Padat Padat
Keluhan Tidak ada keluhan. Tidak ada keluhan.
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
Celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Sendal Sendal
alas kaki
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 2-3 x seminggu 1-2 x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada.
Keluhan lain Tidak ada keluhan . Tidak ada keluhan
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 8 jam 8 jam
Tidur siang Kadang-kadang 1 jam
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Mencuci, memasak, Mencuci, memasak,
(beban pekerjaan) menyapu dan setrika baju menyapu dan setrika baju
Olah raga Kadang-kadang Jalan kaki
Frekuensi 1 x seminggu 1 x seminggu
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak merokok Tidak merokok..
Lingkungan perokok Suami ataupun keluarga Suami ataupun keluarga
tidak ada yang merokok, tidak ada yang merokok,
Minuman Tidak pernah minum- Tidak pernah minum-
beralkohol minuman beralkohol minuman beralkohol
Obat-obatan Paracetamol Tidak ada
Napza Tidak pernah Tidak pernah
mengkonsumsi mengkonsumsi
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

7. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
1) Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 22 tahun.
2) Pernikahan ini yang ke 1. sah
3) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami selalu Ikut menemani jika istri sedang memeriksakan
kehamilannya.
3) Ibu tinggal serumah dengan : Suami
4) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
5) Orang terdekat ibu: Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
6) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Tidak ada
7) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Di tolong oleh bidan, di Bidan Praktik Mandiri ataupun Puskesmas
8) Penghasilan perbulan: Rp. 3.000.000 Cukup
9) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
a) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini
Jika ‘ya’ frekuensi puasa : Ibu mengatakan belum ada berpuasa
Keluhan selama puasa : -
b) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
10) Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Perubahan fisiologis dan patologis
kehamilan, tanda bahaya kehamilan dan kebutuhan Ibu hamil.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Tanda-tanda persalinan
11) Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Ibu mengatakan tidak ada binatang
yang sangat disukai oleh Ibu.
12) Paparan dengan polutan : Jauh dengan jalan raya dan pabrik

II. DATA OBYEKTIF:


1. PEMERIKSAAN FISIK:
1. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi :110/80mmHg
2) Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 81 x/menit
3) BB Sebelum/ Sekarang: 45/ 54 kg Suhu : 367 C
4) TB : 152 cm P : 21 x/menit
5) LILA : 25 cm IMT :
19,4(Normal)

2. Status present
Kepala : Rambut lurus dan bersih, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan abnormal.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan abnormal
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak caries dan gusi tidak
mudah berdarah
Telinga :Tampak bersih, tidak ada serumen dan tidak ada otitis
media
Leher : Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid kelenjar
limfe dan pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada benjolan abnormal dan nyeri tekan.
Dada : Semetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : Tidak ada pembesaran hati dan tidak ada bekas operasi
Lipat paha: Tidak tampak adanya varices
Ekstremitas: Simetris, Tidak ada oedema dan tidak ada varices
Punggung : Lordosis karena kehamilan
Anus : Tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
 Muka : Tidak pucat , tidak oedema dan tidak
terdapat cloasma gravidarum
 Mamae : Simetris, Tidak ada dimpling/retraksi, tidak
ada benjolan abnormal, hiperpigmentasi
aerola mammae dan puting susu menonjol.
 Abdomen : Tampak linea nigra dan striae gravidarum,
tidak ada luka bekas operasi, pembesaran
sesuai umur kehamilan
 Vulva : Tidak ada pengeluaran cairan abnormal,
tidak ada varises, tidak ada kemerehan,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini,
tidak ada nyeri tekan.
2) Palpasi
a) Leoplod I : TFU 3 jari ↓ prosesus xipoideus , bagian
fundus teraba lunak, tidak melenting
b) Leopold II : Bagian kanan ibu teraba keras, datar dan
memanjang
c) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras,
melenting, dan tidak bisa digoyangkan.
d) Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP).
3) Test Osborn : (-) Negatif
4) TFU : 29 cm
5) TBJ : 2800 gram
6) Auskultasi :
DJJ : (+)
F : 138 kali/menit
7) Perkusi : Reflek patella, kanan/kiri (+/+)
8) Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

III. ANALISIS
Ny. PA 27 tahun G3 P2 A0 usia kehamilan 30+5 minggu dengan kehamilan
fisiologis
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 11 November 2022 Jam 18.40 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik dan sehat.
Rasionalisasi:
Memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak pasien
(Depkes, 2012).
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa bengkak pada kaki ibu masih normal,
karena peningkatan kadar sodium pengaruh hormonal dan akibat
perubahan keseimbangan volume cairan tubuh pada metabolisme.
Rasionalisasi:
Edema adalah ketidaknyamanan umum pada akhir kehamilan. Ini
biasanya melibatkan anggota tubuh bagian bawah tapi kadang-kadang
tampak seperti bengkak atau bengkak di wajah atau tangan (Phillips, et
al, 2013)
Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.
3. Menganjurkan Ibu untuk mengurangi konsumsi garam, tidak duduk atau
berdiri terlalu lama, tidur miring kearah kiri, rutin berolahraga, elevasi
kaki (posisi kaki ditinggikan daripada jantung) dan perendaman kaki
untuk mengurangi edema pada kaki ibu.
Rasionalisasi:
Ada beberapa cara mengatasi edema pada kaki, yaitu (Junita, 2015):
1) Kurangi konsumsi garam
2) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
3) Hindari pemakaian sepatu yang mengikat kaki atau sepatu yang ketat
4) Elavasi kaki atau tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
dan jantung.
5) Merendam kaki.
6) Tidur miring ke arah kiri.
7) Rutin berolahraga
8) Konsumsi kalium
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran.
4. Menjelaskan tentang keluhan ibu yang sering buang air kecil.
Menganjurkan ibu untuk melakukan pengosongan kandung kemih setiap
ada dorongan untuk berkemih. Menganjurkan ibu untuk mengurangi
minum pada malam hari dan memperbanyak minum pada pagi hari dan
sore hari. Menganjurkan ibu untuk mengurangi minum teh dan kopi, dan
meminta ibu untuk melakukan olahraga, khususnya gerakan yang
terfokus pada bagian pelvic.
Rasionalisasi :
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan
oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga
kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah
karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas
difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari.
Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan
pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan.
5. Mengingatkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, yaitu makan-
makanan bergizi, lauk, sayur, buah dan susu.
Rasionalisasi :
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi, minum cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2010).
Hasil : Ibu sudah makan dengan lauk, sayur buah dan susu.
6. Mengingatkan Ibu untuk tidak beraktifitas terlalu berat dan istirahat yang
cukup, tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 7-8 jam.
Rasionalisasi :
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat, pada ibu
hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak
istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan
untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah dkk, 2009).
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran.
7. Memberi terapi obat prenatal 10 tablet (12-13 menit)
Rasionalisasi :
Menurut Sibagariang (2011) bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat
gizi memerlukan tambahan, namun yang sering kali menjadi kekurangan
adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.
Selain dari sumber utama berupa makanan yang dimakan ibu, untuk
menghindari defisiensi zat besi tersebut, maka ibu hamil juga diberikan
tambahan asupan gizi melalui pemberian suplemen.
Hasil : Ibu sudah teratur dalam meminum obat..
8. Mengingatkan kepada ibu untuk memelihara kebersihan payudara, yaitu
dengan cara:
a. Mengompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan
menempelkan kapas/lap yang dibasahi dengan minyak,
b. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering
yang bersih.
c. Kemudian pijat daerah aerola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
d. Pakailah BH yang menopang, tidak terlalu longgar ataupun terlalu
ketat.
Rasionalisasi:
Adapun tujuan perawatan payudara: Memelihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting susu
yang mendatar atau tidak menonjol dan mempersiapkan produksi ASI
(www.wordpress.com)
Hasil : Ibu sudah membersihkan payudara dirumah.
9. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III,
yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,
bengkak di wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan
janin tidak terasa dan nyeri abdomen yang hebat. Jika mengalami gejala
tersebut ibu diharapkan segera ketenaga kesehatan.
Rasionalisasi:
Mengantisipasi sejak dini adanya komplikasi yang mungkin muncul,
dengan mengetahui tanda bahaya ini diharapkan ibu hamil akan segera
melakukan penanganan yang tepat sehingga kehamilan dapat berjalan
dengan baik dan bayi lahir selamat (www.tandagejalahamil.com)
Hasil :
ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran jika terdapat tanda bahaya
pada kehamilan
10. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, yaitu:
a. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifatnya teratur dengan
jarak yang semakin pendek
b. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir
c. Adanya pengeluaran cairan karena pecahnya ketuban (air-air).
Segera pergi ketenaga kesehatan jika terdapat tanda-tanda tersebut.
Rasionalisasi:
Mengetahui tanda-tanda persalinan sangat penting terutama bagi ibu
hamil pertama. Hal tersebut dimaksudkan agar nantinya ibu maupun
keluarga sudah siap jika ada tanda-tanda tersebut (Diah, 2012).
11. Menganjurkan Ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan.
Rasionalisasi:
Pemeriksaan kehamilan ini penting karena berguna dalam
mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu. Memonitor kesehatan
ibu dan janin supaya persalinannya aman. Agar tercapainya kesehatan
bayi yang optimal. Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan
penyakit kehamilan yang mungkin dapat terjadi (Arini, 2015).
Hasil :
Ibu mengerti dan bersedia untuk memeriksakan kehamilannya minggu
depan atau jika ada keluhan maupun tanda-
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mengenai pengelolaan
kasus pada Ny. PA usia 27 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30+5 minggu dengan
edema kaki menggunakan asuhan Varney, rasionalisasi pada penatalaksanaan dan
telaah jurnal yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan. Pembahasan ini
bertujuan agar nantinya dapat diambil suatu kesimpulan, pemecahan masalah,
kesenjangan yang ada dan ketepatan pemberian asuhan sesuai dengan telaah
jurnal yang ada, sehinggga tindak lanjut dalam penerapan asuhan kehamilan dapat
dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. PA usia 27 tahun
G3P2A0 usia kehamilan 30+5 minggu , penulis tertarik membahas untuk
membahas beberapa hal yakni edema kaki yang dialami ibu hamil dan sering
buang air kecil pada ibu hamil.
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu
cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.
Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini, penulis
lakukan bersama suami dalam diskusi penentuan prioritas masalah di PMB
Retno Indarti, Tangkisan Pos, Klaten. Dimana, suami yang hadir memberikan
skornya terhadap tiap masalah yang ada.
USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
U S G

1. Edema Pada Ibu Hamil 5 5 4 I

2. Sering BAK pada Ibu Hamil 4 3 5 II


Ket:
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil

Dari matriks di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah kesehatan


yang akan diselesaikan dari peringkat 1 yaitu edema kaki pada ibu hamil

1) Edema Kaki
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subjektif
dari pasien dan data objektif dari hasil pemerriksaan bidan. Bidan dapat
mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum
didokumentasikan (Wildan dkk, 2009). Masalah yang dialami ibu adalah
edema kaki. Hal ini merupakan hal yang wajar, edema artinya penimbunan
cairan. Ibu hamil seringkali mengalami kaki bengkak. Metabolisme tubuh
yang berubah ini terjadi akibat perubahan keseimbangan volume cairan
tubuh.
Hasil data pengkajian sebagian besar sesuai dengan teori asuhan
kebidanan. Data hasil pengkajian menunjukkan bahwa masalah yang
dialami ibu adalah hal yang wajar. Pada langkah pengkajian penulis
terdapat kesamaan antara teori dan asuhan kebidanan. Data yang telah
dikumpulkan diinterprestasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu
asuhan kebidanan pada Ny. PA usia 27 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30 +5
minggu dengan edema kaki. Kasus edema kaki adalah gejala yang wajar
dan sering didapatkan pada kehamilan tua. Edema adalah
ketidaknyamanan umum pada akhir kehamilan. Ini biasanya melibatkan
anggota tubuh bagian bawah tapi kadang-kadang tampak seperti bengkak
atau bengkak di wajah atau tangan (Phillips, et al, 2013). Edema kaki dari
insufisiensi vena tidak berisiko tapi bisa menyebabkan gejala wanita
seperti rasa sakit, perasaan berat, kram malam dan parestesi. (Young,
Jewell 2007 & Bamigboye, Hofmeyr 2006). Oleh karena itu, Ibu diberikan
KIE tentang edema kaki dan cara mengatasinya agar ketidaknyamanan
pada hamil tua tersebut tidak mempengaruhi ibu maupun bayinya.
Adapun cara menangani edema pada kaki diantaranya yaitu
intervensi non pharmakologis edema kaki terdiri dari sebagian besar
pengurangan gejala daripada penyembuhan (Smyth, Aflaifel, Bamigboye
2015). Pendekatan non - farmakologis termasuk istirahat di tempat tidur
dengan elevasi kaki sering disarankan sebagai pengobatan yang mungkin
dilakukan. Selain itu, Tekanan hidrostatik selama pencelupan air
membantu kembalinya cairan dari otot ke dalam darah. Tekanan air
diberikan secara seragam dari semua sisi dan mendorong cairan
ekstravaskular ke dalam ruang intravaskular, menghasilkan peningkatan
volume darah pusat yang dapat menyebabkan peningkatan aliran darah
uterus. Kenaikan volume darah sebanding dengan edema wanita
(Nivethitha 2014). Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal kita dapat
mengetahui bahwa intervensi yang lebih cepat untuk mengurangi edema
pada kaki adalah elevasi kaki atau kaki ditinggikan, yaitu 95% tidak
mengalami edema lagi sedangkan pada kaki yang direndaman air hanya
92,5% tidak mengalami edema lagi.

2) Sering Buang Air Kencing


Berdasarkan hasil anamnesis, ibu mengeluhkan bahwa sejak 1
minggu yang lalu sering buang air kecil dan meningkat frekuensinya pada
malam hari. Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Nocturia akibat
eksresi sodium yang meningkat. bersamaan dengan terjadinya pengeluaran
air (Kusmiyati dkk, 2009: 124). Sehingga antara teori dengan praktek
mengenai nocturia yang terjadi pada ibu hamil tidak ada kesenjangan.
Penyebab terjadinya sering BAK antara lain:
Berdasarkan penyebab masalah diatas maka dapat diberikan beberapa
pemecahan masalah antara lain :
a. Penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencakup sebab terjadinya.
b. Kosongkan kandung kemih dengan posisi agak menunduk ke depan
selama buang air kecil. Selanjutnya dapat melakukan double-voiding
(buang air kecil lagi setelah selesai buang air kecil pertama).
c. Kurangi minuman yang dapat menambah frekuensi buang air kecil
sebelum tidur, seperti kafein (kopi, teh).
Melakukan latihan otot dasar panggul. Latihan otot dasar panggul
ditujukan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan trimester III adalah kehamilan antara 28-40 minggu, dimana
pada trimester ini banyak mengalami perubahan fisik dan psikologis. Salah
satu ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III adalah edema tungkai.
Edema artinya penimbunan cairan. Ibu hamil seringkali mengalami kaki
bengkak. Metabolisme tubuh yang berubah ini terjadi akibat perubahan
keseimbangan volume cairan tubuh. Hal ini ditambah dengan penekanan
pembuluh darah besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh rahim yang
membesar, sehingga darah yang kembali ke jantung berkurang dan
menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring
terletang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester ketiga
disarankan berbaring ke arah kiri, Elevasi kaki dan merendam kaki untuk
mengurangi edema pada kaki.
Berdasarkan hasil anamnesis, ibu juga mengeluhkan bahwa sejak 1
minggu yang lalu sering buang air kecil dan meningkat frekuensinya pada
malam hari. Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga
kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat
karena kapasitas kandung kemih berkurang. Bidan menganjurkan ibu untuk
mengurangi minum teh dan kopi, dan meminta ibu untuk melakukan
olahraga, khususnya gerakan yang terfokus pada bagian pelvic.

B. Saran
Dengan melakukan pengelolaan kasus ini, mahasiswi diharapkan dapat
melakukan critical thinking terhadap suatu kasus yang ia temukan. Selain itu,
mahasiswi juga dituntut untuk dapat melalukan critical appartial pada
beberapa jurnal terbaru (ter-uptodate) sehingga diharapkan nantinya
mahasiswi dapat melakukan asuhan dan pemecahan masalah dengan tindakan
yang telah memiliki evidence based terutama dalam bidang kebidanan.
CRITICAL APPRAISAL
Judul : Kontribusi Senam Ibu Hamil Trimester III Dalam Pengurangan
Nyeri Pinggang Di Wilayah Ekskotatif Cilacap
Tahun : 2017
1. Apakah hasil penelitian valid?
Apakah pasien pada penelitian Ya, pasien pada penelitian di
dirandomisasi? randomisasi.
Keterangan :
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
eksperimental yaitu dengan
Randomais Control Trial dengan
memberikan tindakan senam ibu hamil
trimester III, terdapat dua kelompok
yang terlibat dalam penelitian ini,
yaitu kelompok intervensi dan
kelompok control atau kelompok yang
tidak diolakukan intervensi.
Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 140 ibu hamil, dan jumlah
sampel adalah 33 ibu hamil trimester
III yang dipilih secara acak dan
dikelompokkan pada kelompok kasus
dan kelompok control.
Apakah pengambilan sampel Ya.
dilakukan secara rinci? Keterangan :
Sampel adalah 33 orang dengan
Randomais Control Trial. Yaitu ibu
hamil normal di wilayah Ekskotatif
Cilacap.
Apakah cara melakukan randomisasi Ya, cara melakukan randomisasi
dirahasiakan? dirahasiakan.
Keterangan :
Penelitian ini dilakukan dengan single
blinding: salah satu dari subjek
peneliti atau peneliti tidak tahu ke
dalam kelompok mana subjek
dialokasikan.
Penelitian ini penulis melakukan
observasi langsung terhadap sampel
untuk mengetahui pengaruh senam
hamil terhadap pengurangan nyeri
pinggang.
Apakah follow-up kepada pasien Ya, pasien di follow-up cukup panjang
cukup panjang dan lengkap? dan lengkap.
Keterangan :
Data dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan adalah
data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden dengan
melakukan observasi. Dalam
penelitian ini penulis melakukan
observasi langsung terhadap sampel.
Pengamatan dan pengukuran dalam
penelitian ini dibantu oleh bidan
yang bertugas di BPM Wilayah
Ekskotatif Cilacap yang sebelumnya
telah diberi informasi tentang cara
pengisian ceklist.
Apakah pasien dianalisis di dalam Ya, pasien dianalisis di dalam grup
grup di mana mereka dirandomisasi? mereka di randomisasi.
Keterangan :
Semua sampel dalam penelitian ini
dianalisa dari bulan April 2017.
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti Tidak, karena baik peneliti dan
blind terhadap terapi? peserta mengetahui tindakan yang
akan diambil, baik resiko maupun
keuntungannya
Apakah grup pasien diperlakukan Ya, grup pasien diperlakukan sama,
sama, selain dari terapi yang semua ibu hamil diberikan sesuai
diberikan? dengan asuhan ibu hamil.
Apakah karakteristik grup pasien sama Ya, semua grup pasien sama pada
pada awal penelitian, selain dari terapi awal penelitian yaitu ibu hamil
yang diberikan? normal.

2. Apakah hasil penelitian penting?


Seberapa penting hasil penelitian ini? Penting.
Keterangan :
• Karena dengan penelitian ini dapat
menunjukan hasil penelitian yang
didapat bisa digunakan sebagai bahan
informasi perbandingan antara
pengurangan nyeri pinggang yang
melakukan senam hamil dan yang
tidak.
• Dari diskusi pada senam hamil
terdapat gerakan penguatan otot
tranversus abdominis. Ketika
musculus transverses abdominis
kontraksi, semua otot abdomen akan
ikut berkontraksi karena mempunyai
tempat sambungan bersama (linea
alba),penegasan ini menjelaskan
bahwa keempat dinding abdomen
memiliki inersio yang sama sehingga
memberikan penekanan organ viscera
dan akan memberikan stabilitas
vertebra lumbalis.
Seberapa tepat estimasi dari efek Tepat, karena musculus transversus
terapi? merupakan otot terpenting dalam
kaitannya dengan kehamilan dan
pencegahan masalah punggung karena
dalam stabilitas pelvis, yang merupakan
hal utama dalam mempertahankan
postur tubuh yang benar. Akibat
perlekatannya pada fasialumbal, otot-
otot transverses memenuhi lapisan
dalam korset abdomennya.

Ada efek Tidak ada efek


Terekspos 21 (a) 1 (b)
Tidak terekspos 2 (c) 9 (d)

Rumus Nilai Makna


Control c / (c+d) 0,18 Kejadian pengurangan nyeri
Event Rate pinggang pada kelompok kontrol
(CER) adalah 0.18 atau 18%.
Experiment a / (a+b) 0,95 Kejadian pengurangan nyeri
Event Rate pinggang pada kelompok eksperimen
(EER) adalah 0,95 atau 95%.
Relative EER/CER 5,27 Kemungkinan subjek terapi senam
Risk (RR) hamil mengalami pengurangan nyeri
pinggang 5,27 kali dibanding subjek
tanpa intervensi, intervensi senam
hamil mengurangi nyeri pinggang
pada ibu hamil trimester III.
Relative CER-EER/ CER 4,27 Bila senam hamil digunakan sebagai
Risk terapi, maka jumlah insiden
Reduction pengurangan nyeri pinggang sebesar
(RRR) 427% dari insidens sebelumnya.
RRR > 50% menunjukan intervensi
ini sangat bermakna secara klinis.
Absolute CER-EER 0,77 Apabila senam hamil digunakan
Risk sebagai terapi, maka selisih jumlah
Reduction insidens pengurangan nyeri pinggang
(ARR) antara senam hamil dengan tanpa
intervensi sebesar 77%
Number 1/ARR 1,29 Kita perlu melakukan terapi senam
Needed to hamil terhadap 1 pasien untuk
Treat mengurangi 1 nyeri pinggang
(NNT)
95% CI +/- 1,96 √[CER x 0,752 Rentang kepercayaan (CI) tidak
(1-CER)/ #pasien melampaui angka 1, ini berarti nilai
kontrol + EER x NTT pada penelitian ini bermakna.
(1-EER)/ # pasien
eksperimen]

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?
Dapat.
Keterangan :
Berdasarkan analisis pengaruh senam hamil terhadap pengurangan nyeri
pinggang diketahui bahwa dari 22 responden menunjukkan bahwa ibu hamil
yang dilakukan intervensi mengalami penuruan skala nyeri sebanyak 21 subjek
penelitian atau sebesar (95%). Sedangkan pada kelompok kontrol atau tanpa
intervensi sebagian besar tidak mengalami perubahan skala nyeri sebanyak
81,8%.
Hasil perhitungan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 didapatkan Z
hitung -3.541 dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai Z tabel adalah 0,002,
sehingga Z hitung > Z tabel karenna nilai (-) merupakan nilai konstan sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
senam hamil terhadap pengurangan nyeri pinggang di wilayah Ekskotatif
Cilacap.
Apakah karakteristik pasien kita Tidak,
sangat berbeda dibandingkan pasien Keterangan :
pada penelitian sehingga hasilnya Karena pasien pada penelitian
tidak dapat diterapkan? memeliki karakterisitik yang sama
dengan ibu hamil normal lainnya.
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan Mungkin,
di tempat kerja kita? Karena pada dasarnya senam hamil
telah menjadi anjuran pada seluruh ibu
hamil, dimana senam hamil ini
memiliki banyak manfaat baik itu
manfaat saat ibu dalam masa
kehamilan maupun manfaat
kedepannya saat ibu bersalin.
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Benefit :
Senam hamil terdapat gerakan penguatan otot tranversus abdominis. Ketika
musculus transverses abdominis kontraksi, semua otot abdomen akan ikut
berkontraksi karena mempunyai tempat sambungan bersama (linea
alba),penegasan ini menjelaskan bahwa keempat dinding abdomen memiliki
inersio yang sama sehingga memberikan penekanan organ viscera dan akan
memberikan stabilitas vertebra lumbalis.
Harm :
Senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan
kondisi ibu hamil, latihan-latihan senam hamil dirancang khusus untuk
menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, tujuannya untuk memperkuat dan
mempertahankan elatisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot
dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.
Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian
NNT/f = 1,29 /1 = 1,29
Makna :
Kita membutuhkan 1 atau 2 pasien
yang diintervensi senam hamil untuk
menghindari 1 orang mengalami nyeri
punggung bawah.
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada
penelitian tersebut
1/ (PEERxRRR) = 1/ (0,18x 4,27)
= 1/ 0,768 = 1,30

Makna :
Kita membutuhkan 1 atau 2 pasien
yang diintervensi senam hamil untuk
menghindari 1 orang mengalami nyeri
punggung bawah.
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Ya.
Karena dengan terapi ini pasien dapat mengurangi rasa nyeri pinggang. Tetapi
hal ini dikembalikan ke pasien lagi apakah sesuai kebutuhan atau tidak
Apakah kita dan pasien kita Hal ini hanya dapat kita kembalikan
mempunyai penilaian yang jelas dan lagi ke pasien dengan informasi dan
tepat akan value dan preferensi pasien penjelasan yang telah kita berikan,
kita? apakah sesuai dengan kebutuhannya
atau tidak.
Apakah value dan preferensi pasien Ya.
kita dipenuhi dengan terapi yang akan Karena dengan menerapkan senam
kita berikan? hamil dapat mengurangi nyeri
pinggang pada ibu hamil trimester III.

Anda mungkin juga menyukai