Hamil TM 3 Ny - Pa
Hamil TM 3 Ny - Pa
Hamil TM 3 Ny - Pa
Disusun oleh :
Rachma Fatikasari
P27224022346
Prodi Profesi Bidan Reguler
Disusun oleh :
Nama : Rachma Fatikasari
NIM : P27224022346
Kelas : Program Studi Profesi Kebidanan Reguler
CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 11 November 2022
Di : Puskesmas Matesih
Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN
dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per 100.000
kelahiran hidup (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 2012).
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan
menurunnya AKI. Di Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307 per
100.000 kelahiram hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal terjadi pada waktu hamil
sebesar 24,74%, persalinan sebesar 17,33%, dan nifas sebanyak 57,93%
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabupaten Sragen AKI
tahun 2011 sebesar 114,36/100.000 kelahiran hidup, sebagian besar
disebabkan oleh perdarahan, eklamsia, sepsis, dan penyakit lain, sehingga
harus ditingkatkan pendeteksian awal kepada para ibu hamil (Dinas Kesehatan
Kabupaten Sragen, 2011).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan
penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan,
serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang
meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil
(Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut
dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan
kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada
abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga. Emesis gravidarum gejala yang wajar dan
sering didapatkan pada ibu hamil trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi
pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis
gravidarum kerang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2009).
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan karena
meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
dalam serum (Wiknjosastro, 2009).
Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis
gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal
tersebut dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik maka dapat
menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya
dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin
memperparah emesis gravidarum. Untuk mengurangi terjadinya mual dan
muntah yaitu dengan menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya, makan
sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang cukup (Kusmiati dkk, 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada penulis
dapat merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis ?
2. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan dan rasionalisasinya?
3. Bagaimana analisis jurnal sesuai dengan kasus dan asuhan yang diberikan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan pada ibu
hamil trimester I dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil trimester I
b. Menginterprestasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil trimester I.
c. Merumuskan diagnosa potensial ibu hamil trimester I.
d. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester I.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian
pada ibu hamil trimester I.
f. Melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada ibu hamil
Trimester I.
g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan
pada ibu hamil trimester I.
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu
hamil trimester I.
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil
trimester I.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan
asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester I.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
trimester I secara holistik dengan telaah jurnal yang sesuai asuhan yang
diberikan.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan pelayanan khususnya pada ibu hamil fisiologis trimester I.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan dalam asuhan
pada ibu hamil fisiologis trimester I.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah
dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah
sebaliknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas
tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok.
Pada ibu hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan
posisi kaki dengan mengganjal dengan bantal ketika beristirahat. Bisa
juga menggunakan stocking khusus yang dikenakan pada paha.
Stocking berfungsi memperlambat aliran darah dari bagian atas tubuh,
sehingga menyeimbangkan aliran darah dari tubuh bagian atas ke
bawah dan sebaliknya.
7) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang
biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada
awal kehamilan keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar
puting (areola) tumbuh lebih gelap.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda.
Hiperpigmentasi inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering
disebut juga topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya
menghampiri bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh
yang lain ada juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari aerola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar.
Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan
besar juga akan bertambah hitam. Hiperpigmentasi akan terlihat lebih
nyata pada wanita yang pada dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang
sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga
karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan
kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
Terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari juga
dapat memperburuk keadaan, oleh karena itu sebaiknya calon ibu tetap
menggunakan tabir surya. Hampir semua jenis krim tabir surya relatif
aman digunakan oleh ibu hamil dan pilihlah yang spektrum
perlindungannya luas (anti UV-A dan UV-B).
Hiperpigmentasi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya,
maksimal satu tahun pasca persalinan. Memang ada juga yang tidak
bisa hilang, biasanya karena menggunakan kontrasepsi hormonal.
Beberapa wanita juga akan mendapatkan pigmentasi yang
merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan
melanotropin. Anda dapat menemukannya terjadi di pipi, hidung dan
dahi. Ini mungkin muncul secara tidak ada terduga selama 4 atau 5
bulan kehamilan.
Sejak bulan ke-3 hingga kehamilan cukup bulan, beberapa
tingkat perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% wanita
hamil. Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan ini seringkali
ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari
striae sebelumnya.
10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:
a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kulit (pada
primigravida). Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan
dan ada pembesaran atau peregangan pada jaringan yang
menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna
biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas
seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru
menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut
dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal
pada penderita.
Hiperpigmentasi lebih nyata terlihat pada wanita berkulit
gelap dan lebih terlihat di area seperti areola, perineum, dan
umbilikus dan juga diarea yang cenderung mengalami gesekan
seperti aksila pada paha bagian dalam. Pada banyak perempuan
kulit digaris pertengahan perutnya akan berubah menjadi hitam
kecoklatan yang disebut denga linea nigra, kadang kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dnegan chloasma atau melasma gravidarum.selain itu,
pada aerola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang
atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.kontrasepsi oral juga
bisa menyebabkan hiperpigmentasi yang sama.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada
daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum
diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte
stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat
diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesterone
diketahui mempunyai peran dan melanigenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya.
a) Perubahan integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan
keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
b) Perubahan yang umum timbul: peningkatan ketebalan kulit dan lemak
subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku,
percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor
c) Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum,
atau tanda regangan. Respon alergi kulit meningkat. Pigmentasi timbul
akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama
masa hamil, contoh pigmentasi pada wajah (kloasma)
d) Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat di bawah abdomen
disebabkan kerja adenokortikosteroid.
E. Perubahan psikologis
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi
dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa
sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan
adanya penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual,
perubahan suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang
kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk penampilan
diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau
kondisi. Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang
normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat
masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan
kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung
jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan
dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang
hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat
bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak ada terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal
seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Ketidaknyamanan Dan Penatalaksanaan
Masalah Penanganan
TM I 1. Sering buang air 1. Kosongkan saat terasa dorongan
kecil untuk kencing
2. Perbanyak minum pada siang
hari.
3. kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia
mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
4. Batasi minum bahan diuretika
alamiah : kopi, the, cola dengan
caffein
5. Jelaskan tentang tanda-tanda
UTI, posisi miring ke kiri.
2. keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan
mandi setiap hari
2. Memakai pakaian dalam yang
terbuat dari katun lebih kuat
daya serapnya.
3. Hindari pakaian dalam dan
pantyhose yang terbuat dari
nilon.
4. Hindari pencucian vagina
(douching)
5. Gunakan bedak tabur untuk
(polider) mengeringkan, tetapi
jangan terlalu banyak /
berlebihan
G. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan
dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 14T yaitu:
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III
yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu
yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik
Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang
normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 M
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
Selang Waktu
Imunisasi
minimal pemberian Lama Perlindungan
TT
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun
6.
TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
PENGKAJIAN
Tanggal : 11 November 2022 Jam : 18.30 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. PA 1. Nama : Tn. S
2. Umur : 27 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : D3 4. Pendidikan : D3
5. Pekerjaan : SWASTA 5. Pekerjaan : SWASTA
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Trugo 2/4 Ngadiluwih
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan bengkak pada kaki sejak 2 hari yang lalu dan sering BAK
sejak seminggu terakhir.
3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular maupun penyakit
bawaan, baik sekarang maupun yang telah lalu.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita cacat
bawaan dan penyakit seperti batuk yang tidak sembuh-sembuh, penyakit
jantung, penyakit gula darah tinggi ataupun penyakit asma.
4. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Haid:
Menarche : 13 Tahun Nyeri Haid : Tidak pernah
Siklus : 28 Hari Lama : 6-7 Hari
Warna darah : Merah Banyaknya : 2-3 softex/hari
Leukorea : Tidak ada
2. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G3 P2 A0
2) Usia kehamilan : 30+5 minggu
3) HPHT : 10-04-22
4) HPL : 17-01-23
5) Gerak janin
Pertama kali : pada umur kehamilan 5 bulan
Frekuensi dalam 12 jam: 6 kali
6) Tanda bahaya
a) Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada perdarahan selama
Trimester 1, mual muntah sampai mengganggu
aktifitas, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, nyeri perut yang hebat maupun demam
tinggi.
b) Trimester II : Ibu mengatakan tidak pernah sakit kepala yang
hebat, penglihatan kabur maupun merasakan
gerakan janin yang berkurang.
c) Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada perdarahan selama
kehamilan, keluar air ketuban, nyeri perut hebat,
demam tinggi maupun kejang.
7) Keluhan
1) Trimester I : Mual muntah dan kadang pusing pada pagi hari
2) Trimester II : Tidak ada keluhan
3) Trimester III : Bengkak pada kaki dan sering BAK
8) Riwayat terapi
a) Trimester I : SF, Vitamin B6 dan Kalk
b) Trimester II : Prenatal
c) Trimester III : Prenatal rr
9) Riwayat Alergi : Ibu mengatakan tidak ada alergi makanan maupun
obat-obatan
10) Imunisasi / TT : TT 1 (Caten)
TT 2 (Ibu Lupa)
11) ANC :
Frekuens
ANC Tempat Terapi Masalah Tindakan/Pendkes
i
TM I 3 kali PMB Fe Mual Perubahan
dan Vit.C muntah fisiologis dan
PKM Kalk dan psikologis TM I.
pusing Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan
TM 3 kali PMB Prenata - Perubahan
II l fisiologis dan
psikologis TM II.
Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan
TM 3 kali PMB Prenata Kaki Perubahan
III l bengkak fisiologis dan
psikologis TM III.
Pola nutrisi,
istirahat, hygiene,
aktivitas, dan
seksual.
Tanda bahaya
kehamilan
5. RIWAYAT KB :
a. Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak menggunakan kb
b. Rencana setelah melahirkan : Suntik 3 bulan
7. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
1) Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 22 tahun.
2) Pernikahan ini yang ke 1. sah
3) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami selalu Ikut menemani jika istri sedang memeriksakan
kehamilannya.
3) Ibu tinggal serumah dengan : Suami
4) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
5) Orang terdekat ibu: Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
6) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Tidak ada
7) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Di tolong oleh bidan, di Bidan Praktik Mandiri ataupun Puskesmas
8) Penghasilan perbulan: Rp. 3.000.000 Cukup
9) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
a) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini
Jika ‘ya’ frekuensi puasa : Ibu mengatakan belum ada berpuasa
Keluhan selama puasa : -
b) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
10) Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Perubahan fisiologis dan patologis
kehamilan, tanda bahaya kehamilan dan kebutuhan Ibu hamil.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Tanda-tanda persalinan
11) Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Ibu mengatakan tidak ada binatang
yang sangat disukai oleh Ibu.
12) Paparan dengan polutan : Jauh dengan jalan raya dan pabrik
2. Status present
Kepala : Rambut lurus dan bersih, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan abnormal.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan abnormal
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak caries dan gusi tidak
mudah berdarah
Telinga :Tampak bersih, tidak ada serumen dan tidak ada otitis
media
Leher : Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid kelenjar
limfe dan pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada benjolan abnormal dan nyeri tekan.
Dada : Semetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : Tidak ada pembesaran hati dan tidak ada bekas operasi
Lipat paha: Tidak tampak adanya varices
Ekstremitas: Simetris, Tidak ada oedema dan tidak ada varices
Punggung : Lordosis karena kehamilan
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : Tidak pucat , tidak oedema dan tidak
terdapat cloasma gravidarum
Mamae : Simetris, Tidak ada dimpling/retraksi, tidak
ada benjolan abnormal, hiperpigmentasi
aerola mammae dan puting susu menonjol.
Abdomen : Tampak linea nigra dan striae gravidarum,
tidak ada luka bekas operasi, pembesaran
sesuai umur kehamilan
Vulva : Tidak ada pengeluaran cairan abnormal,
tidak ada varises, tidak ada kemerehan,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini,
tidak ada nyeri tekan.
2) Palpasi
a) Leoplod I : TFU 3 jari ↓ prosesus xipoideus , bagian
fundus teraba lunak, tidak melenting
b) Leopold II : Bagian kanan ibu teraba keras, datar dan
memanjang
c) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras,
melenting, dan tidak bisa digoyangkan.
d) Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP).
3) Test Osborn : (-) Negatif
4) TFU : 29 cm
5) TBJ : 2800 gram
6) Auskultasi :
DJJ : (+)
F : 138 kali/menit
7) Perkusi : Reflek patella, kanan/kiri (+/+)
8) Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
III. ANALISIS
Ny. PA 27 tahun G3 P2 A0 usia kehamilan 30+5 minggu dengan kehamilan
fisiologis
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 11 November 2022 Jam 18.40 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik dan sehat.
Rasionalisasi:
Memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak pasien
(Depkes, 2012).
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa bengkak pada kaki ibu masih normal,
karena peningkatan kadar sodium pengaruh hormonal dan akibat
perubahan keseimbangan volume cairan tubuh pada metabolisme.
Rasionalisasi:
Edema adalah ketidaknyamanan umum pada akhir kehamilan. Ini
biasanya melibatkan anggota tubuh bagian bawah tapi kadang-kadang
tampak seperti bengkak atau bengkak di wajah atau tangan (Phillips, et
al, 2013)
Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.
3. Menganjurkan Ibu untuk mengurangi konsumsi garam, tidak duduk atau
berdiri terlalu lama, tidur miring kearah kiri, rutin berolahraga, elevasi
kaki (posisi kaki ditinggikan daripada jantung) dan perendaman kaki
untuk mengurangi edema pada kaki ibu.
Rasionalisasi:
Ada beberapa cara mengatasi edema pada kaki, yaitu (Junita, 2015):
1) Kurangi konsumsi garam
2) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
3) Hindari pemakaian sepatu yang mengikat kaki atau sepatu yang ketat
4) Elavasi kaki atau tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
dan jantung.
5) Merendam kaki.
6) Tidur miring ke arah kiri.
7) Rutin berolahraga
8) Konsumsi kalium
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran.
4. Menjelaskan tentang keluhan ibu yang sering buang air kecil.
Menganjurkan ibu untuk melakukan pengosongan kandung kemih setiap
ada dorongan untuk berkemih. Menganjurkan ibu untuk mengurangi
minum pada malam hari dan memperbanyak minum pada pagi hari dan
sore hari. Menganjurkan ibu untuk mengurangi minum teh dan kopi, dan
meminta ibu untuk melakukan olahraga, khususnya gerakan yang
terfokus pada bagian pelvic.
Rasionalisasi :
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan
oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga
kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah
karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas
difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari.
Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan
pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan.
5. Mengingatkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, yaitu makan-
makanan bergizi, lauk, sayur, buah dan susu.
Rasionalisasi :
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi, minum cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2010).
Hasil : Ibu sudah makan dengan lauk, sayur buah dan susu.
6. Mengingatkan Ibu untuk tidak beraktifitas terlalu berat dan istirahat yang
cukup, tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 7-8 jam.
Rasionalisasi :
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat, pada ibu
hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak
istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan
untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah dkk, 2009).
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran.
7. Memberi terapi obat prenatal 10 tablet (12-13 menit)
Rasionalisasi :
Menurut Sibagariang (2011) bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat
gizi memerlukan tambahan, namun yang sering kali menjadi kekurangan
adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.
Selain dari sumber utama berupa makanan yang dimakan ibu, untuk
menghindari defisiensi zat besi tersebut, maka ibu hamil juga diberikan
tambahan asupan gizi melalui pemberian suplemen.
Hasil : Ibu sudah teratur dalam meminum obat..
8. Mengingatkan kepada ibu untuk memelihara kebersihan payudara, yaitu
dengan cara:
a. Mengompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan
menempelkan kapas/lap yang dibasahi dengan minyak,
b. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering
yang bersih.
c. Kemudian pijat daerah aerola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
d. Pakailah BH yang menopang, tidak terlalu longgar ataupun terlalu
ketat.
Rasionalisasi:
Adapun tujuan perawatan payudara: Memelihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting susu
yang mendatar atau tidak menonjol dan mempersiapkan produksi ASI
(www.wordpress.com)
Hasil : Ibu sudah membersihkan payudara dirumah.
9. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III,
yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,
bengkak di wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan
janin tidak terasa dan nyeri abdomen yang hebat. Jika mengalami gejala
tersebut ibu diharapkan segera ketenaga kesehatan.
Rasionalisasi:
Mengantisipasi sejak dini adanya komplikasi yang mungkin muncul,
dengan mengetahui tanda bahaya ini diharapkan ibu hamil akan segera
melakukan penanganan yang tepat sehingga kehamilan dapat berjalan
dengan baik dan bayi lahir selamat (www.tandagejalahamil.com)
Hasil :
ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran jika terdapat tanda bahaya
pada kehamilan
10. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, yaitu:
a. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifatnya teratur dengan
jarak yang semakin pendek
b. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir
c. Adanya pengeluaran cairan karena pecahnya ketuban (air-air).
Segera pergi ketenaga kesehatan jika terdapat tanda-tanda tersebut.
Rasionalisasi:
Mengetahui tanda-tanda persalinan sangat penting terutama bagi ibu
hamil pertama. Hal tersebut dimaksudkan agar nantinya ibu maupun
keluarga sudah siap jika ada tanda-tanda tersebut (Diah, 2012).
11. Menganjurkan Ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan.
Rasionalisasi:
Pemeriksaan kehamilan ini penting karena berguna dalam
mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu. Memonitor kesehatan
ibu dan janin supaya persalinannya aman. Agar tercapainya kesehatan
bayi yang optimal. Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan
penyakit kehamilan yang mungkin dapat terjadi (Arini, 2015).
Hasil :
Ibu mengerti dan bersedia untuk memeriksakan kehamilannya minggu
depan atau jika ada keluhan maupun tanda-
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mengenai pengelolaan
kasus pada Ny. PA usia 27 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30+5 minggu dengan
edema kaki menggunakan asuhan Varney, rasionalisasi pada penatalaksanaan dan
telaah jurnal yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan. Pembahasan ini
bertujuan agar nantinya dapat diambil suatu kesimpulan, pemecahan masalah,
kesenjangan yang ada dan ketepatan pemberian asuhan sesuai dengan telaah
jurnal yang ada, sehinggga tindak lanjut dalam penerapan asuhan kehamilan dapat
dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. PA usia 27 tahun
G3P2A0 usia kehamilan 30+5 minggu , penulis tertarik membahas untuk
membahas beberapa hal yakni edema kaki yang dialami ibu hamil dan sering
buang air kecil pada ibu hamil.
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu
cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.
Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini, penulis
lakukan bersama suami dalam diskusi penentuan prioritas masalah di PMB
Retno Indarti, Tangkisan Pos, Klaten. Dimana, suami yang hadir memberikan
skornya terhadap tiap masalah yang ada.
USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
U S G
1) Edema Kaki
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subjektif
dari pasien dan data objektif dari hasil pemerriksaan bidan. Bidan dapat
mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum
didokumentasikan (Wildan dkk, 2009). Masalah yang dialami ibu adalah
edema kaki. Hal ini merupakan hal yang wajar, edema artinya penimbunan
cairan. Ibu hamil seringkali mengalami kaki bengkak. Metabolisme tubuh
yang berubah ini terjadi akibat perubahan keseimbangan volume cairan
tubuh.
Hasil data pengkajian sebagian besar sesuai dengan teori asuhan
kebidanan. Data hasil pengkajian menunjukkan bahwa masalah yang
dialami ibu adalah hal yang wajar. Pada langkah pengkajian penulis
terdapat kesamaan antara teori dan asuhan kebidanan. Data yang telah
dikumpulkan diinterprestasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu
asuhan kebidanan pada Ny. PA usia 27 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30 +5
minggu dengan edema kaki. Kasus edema kaki adalah gejala yang wajar
dan sering didapatkan pada kehamilan tua. Edema adalah
ketidaknyamanan umum pada akhir kehamilan. Ini biasanya melibatkan
anggota tubuh bagian bawah tapi kadang-kadang tampak seperti bengkak
atau bengkak di wajah atau tangan (Phillips, et al, 2013). Edema kaki dari
insufisiensi vena tidak berisiko tapi bisa menyebabkan gejala wanita
seperti rasa sakit, perasaan berat, kram malam dan parestesi. (Young,
Jewell 2007 & Bamigboye, Hofmeyr 2006). Oleh karena itu, Ibu diberikan
KIE tentang edema kaki dan cara mengatasinya agar ketidaknyamanan
pada hamil tua tersebut tidak mempengaruhi ibu maupun bayinya.
Adapun cara menangani edema pada kaki diantaranya yaitu
intervensi non pharmakologis edema kaki terdiri dari sebagian besar
pengurangan gejala daripada penyembuhan (Smyth, Aflaifel, Bamigboye
2015). Pendekatan non - farmakologis termasuk istirahat di tempat tidur
dengan elevasi kaki sering disarankan sebagai pengobatan yang mungkin
dilakukan. Selain itu, Tekanan hidrostatik selama pencelupan air
membantu kembalinya cairan dari otot ke dalam darah. Tekanan air
diberikan secara seragam dari semua sisi dan mendorong cairan
ekstravaskular ke dalam ruang intravaskular, menghasilkan peningkatan
volume darah pusat yang dapat menyebabkan peningkatan aliran darah
uterus. Kenaikan volume darah sebanding dengan edema wanita
(Nivethitha 2014). Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal kita dapat
mengetahui bahwa intervensi yang lebih cepat untuk mengurangi edema
pada kaki adalah elevasi kaki atau kaki ditinggikan, yaitu 95% tidak
mengalami edema lagi sedangkan pada kaki yang direndaman air hanya
92,5% tidak mengalami edema lagi.
B. Saran
Dengan melakukan pengelolaan kasus ini, mahasiswi diharapkan dapat
melakukan critical thinking terhadap suatu kasus yang ia temukan. Selain itu,
mahasiswi juga dituntut untuk dapat melalukan critical appartial pada
beberapa jurnal terbaru (ter-uptodate) sehingga diharapkan nantinya
mahasiswi dapat melakukan asuhan dan pemecahan masalah dengan tindakan
yang telah memiliki evidence based terutama dalam bidang kebidanan.
CRITICAL APPRAISAL
Judul : Kontribusi Senam Ibu Hamil Trimester III Dalam Pengurangan
Nyeri Pinggang Di Wilayah Ekskotatif Cilacap
Tahun : 2017
1. Apakah hasil penelitian valid?
Apakah pasien pada penelitian Ya, pasien pada penelitian di
dirandomisasi? randomisasi.
Keterangan :
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
eksperimental yaitu dengan
Randomais Control Trial dengan
memberikan tindakan senam ibu hamil
trimester III, terdapat dua kelompok
yang terlibat dalam penelitian ini,
yaitu kelompok intervensi dan
kelompok control atau kelompok yang
tidak diolakukan intervensi.
Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 140 ibu hamil, dan jumlah
sampel adalah 33 ibu hamil trimester
III yang dipilih secara acak dan
dikelompokkan pada kelompok kasus
dan kelompok control.
Apakah pengambilan sampel Ya.
dilakukan secara rinci? Keterangan :
Sampel adalah 33 orang dengan
Randomais Control Trial. Yaitu ibu
hamil normal di wilayah Ekskotatif
Cilacap.
Apakah cara melakukan randomisasi Ya, cara melakukan randomisasi
dirahasiakan? dirahasiakan.
Keterangan :
Penelitian ini dilakukan dengan single
blinding: salah satu dari subjek
peneliti atau peneliti tidak tahu ke
dalam kelompok mana subjek
dialokasikan.
Penelitian ini penulis melakukan
observasi langsung terhadap sampel
untuk mengetahui pengaruh senam
hamil terhadap pengurangan nyeri
pinggang.
Apakah follow-up kepada pasien Ya, pasien di follow-up cukup panjang
cukup panjang dan lengkap? dan lengkap.
Keterangan :
Data dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan adalah
data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden dengan
melakukan observasi. Dalam
penelitian ini penulis melakukan
observasi langsung terhadap sampel.
Pengamatan dan pengukuran dalam
penelitian ini dibantu oleh bidan
yang bertugas di BPM Wilayah
Ekskotatif Cilacap yang sebelumnya
telah diberi informasi tentang cara
pengisian ceklist.
Apakah pasien dianalisis di dalam Ya, pasien dianalisis di dalam grup
grup di mana mereka dirandomisasi? mereka di randomisasi.
Keterangan :
Semua sampel dalam penelitian ini
dianalisa dari bulan April 2017.
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti Tidak, karena baik peneliti dan
blind terhadap terapi? peserta mengetahui tindakan yang
akan diambil, baik resiko maupun
keuntungannya
Apakah grup pasien diperlakukan Ya, grup pasien diperlakukan sama,
sama, selain dari terapi yang semua ibu hamil diberikan sesuai
diberikan? dengan asuhan ibu hamil.
Apakah karakteristik grup pasien sama Ya, semua grup pasien sama pada
pada awal penelitian, selain dari terapi awal penelitian yaitu ibu hamil
yang diberikan? normal.
3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?
Dapat.
Keterangan :
Berdasarkan analisis pengaruh senam hamil terhadap pengurangan nyeri
pinggang diketahui bahwa dari 22 responden menunjukkan bahwa ibu hamil
yang dilakukan intervensi mengalami penuruan skala nyeri sebanyak 21 subjek
penelitian atau sebesar (95%). Sedangkan pada kelompok kontrol atau tanpa
intervensi sebagian besar tidak mengalami perubahan skala nyeri sebanyak
81,8%.
Hasil perhitungan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 didapatkan Z
hitung -3.541 dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai Z tabel adalah 0,002,
sehingga Z hitung > Z tabel karenna nilai (-) merupakan nilai konstan sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
senam hamil terhadap pengurangan nyeri pinggang di wilayah Ekskotatif
Cilacap.
Apakah karakteristik pasien kita Tidak,
sangat berbeda dibandingkan pasien Keterangan :
pada penelitian sehingga hasilnya Karena pasien pada penelitian
tidak dapat diterapkan? memeliki karakterisitik yang sama
dengan ibu hamil normal lainnya.
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan Mungkin,
di tempat kerja kita? Karena pada dasarnya senam hamil
telah menjadi anjuran pada seluruh ibu
hamil, dimana senam hamil ini
memiliki banyak manfaat baik itu
manfaat saat ibu dalam masa
kehamilan maupun manfaat
kedepannya saat ibu bersalin.
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Benefit :
Senam hamil terdapat gerakan penguatan otot tranversus abdominis. Ketika
musculus transverses abdominis kontraksi, semua otot abdomen akan ikut
berkontraksi karena mempunyai tempat sambungan bersama (linea
alba),penegasan ini menjelaskan bahwa keempat dinding abdomen memiliki
inersio yang sama sehingga memberikan penekanan organ viscera dan akan
memberikan stabilitas vertebra lumbalis.
Harm :
Senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan
kondisi ibu hamil, latihan-latihan senam hamil dirancang khusus untuk
menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, tujuannya untuk memperkuat dan
mempertahankan elatisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot
dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.
Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian
NNT/f = 1,29 /1 = 1,29
Makna :
Kita membutuhkan 1 atau 2 pasien
yang diintervensi senam hamil untuk
menghindari 1 orang mengalami nyeri
punggung bawah.
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada
penelitian tersebut
1/ (PEERxRRR) = 1/ (0,18x 4,27)
= 1/ 0,768 = 1,30
Makna :
Kita membutuhkan 1 atau 2 pasien
yang diintervensi senam hamil untuk
menghindari 1 orang mengalami nyeri
punggung bawah.
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Ya.
Karena dengan terapi ini pasien dapat mengurangi rasa nyeri pinggang. Tetapi
hal ini dikembalikan ke pasien lagi apakah sesuai kebutuhan atau tidak
Apakah kita dan pasien kita Hal ini hanya dapat kita kembalikan
mempunyai penilaian yang jelas dan lagi ke pasien dengan informasi dan
tepat akan value dan preferensi pasien penjelasan yang telah kita berikan,
kita? apakah sesuai dengan kebutuhannya
atau tidak.
Apakah value dan preferensi pasien Ya.
kita dipenuhi dengan terapi yang akan Karena dengan menerapkan senam
kita berikan? hamil dapat mengurangi nyeri
pinggang pada ibu hamil trimester III.