Sunar Mag
Sunar Mag
Sunar Mag
OLEH :
SUNARTINA PUTRI
P3A1 21 052
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan
baik.
Laporan magang ini disusun sebagai wujud nyata untuk memenuhi syarat
Program Studi D3 Teknik Sipil pada mahasiswa semester akhir untuk
memperoleh wawasan pada dunia kerja dan mengaplikasikan ilmu yang di peroleh
dikampus pada dunia kerja. Selama melaksanakan magang dan penyusunan
laporan magang ini, penulis tak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik
dari segi bimbingan, arahan serta saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan serta motivasi demi selesainya laporan ini.
SAMPUL ......................................................................................................
ii
2.2.2 Lapis Pondasi Atas (LPA) ...............................................
2.2.2.1 Pengujian ..........................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jalan merupakan prasarana utama dalam kelangsungan lancarnya roda
perekonomian di suatu daerah. Perkembangan wilayah di suatu daerah
sekarang ini masih banyak memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang kegiatan perekonomian, pemerintahan, pengembangan
wilayah dan lain-lain.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah campuran agregat
dengan berbagai fraksi dan material yang digunakan untuk pondasi
perkerasan aspal maupun perkerasan beto. Pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A hampis sama dengan lapis pondasi bawah seperti berikut: lapis
pondasi agregat kelas A dilakukan setelah lapis pondasi agregt kelas B suda
selasai dikerjakan, proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan
menggunakan stone crusher, bleding material pada fraksi 1, 2, 3, dan 4
sesuai komposisi JMF menggunakan alat bleding plant atau menggunakan
excavator maupun wheel loader, pengangkutan menuju lokasi
penghamparan menggunakan dump truck, penghamparan agregat
menggunakan motor grader dengan tebal hampar agregat maksimum 20 cm,
proses pemadatan menggunakan vibro roller, pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air, oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman
menggunakan truck water tank, pengujian ketebalan lapis pondasi agregat
atau tes spit, pengujian kepadatan agregat menggunakan metode send cone
dengan tingkat kepadatan sampai 100%, dan pengujian CBR lapangan dan
CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 90%.
Rekonstruksi jalan ini pelaksanaan fisiknya di lakukan oleh PT. Delta
Sarana Sentosa sebagai kontraktor (Pelaksanan) sedangkan Perencanaan
(Konsultan Perencana) sekaligus Pengawas Pekerjaan (Konsultan Pengawas)
di lakukan oleh PT. Tribina Matra Carya Cipta, PT. Secons, PT. Arista Cipta
(KSO).
2
1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan pelaksanaan magang di Fakultas Teknik adalah :
1.2.1 Tujuan Umum
1. Dapat memahami dan menjelaskan proses dan tahapan pelaksanaan
suatu kegiatan proyek pekerjaan yang dilakukan pada lokasi
magang.
2. Meningkatkan kedisplinan dan kemandirian mahasiswa melalui
pemahaman akan budaya kerja Profesional yang menuntut kerja
sama, ketepatan waktu, kepemimpinan dan tanggung jawab.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi.
2. Menerapkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Jalan merupakan rute atau jalur yang terbuat dari berbagai bahan
secara berlapis-lapis (Arthur Wignall,1999).
Adapun tujuan umum pembuatan struktur jalan adalah untuk
mengurangi tegangan atau tekanan akibat beban roda sehingga
mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah yang
menyokong struktur tersebut.
5
FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU
TERBERAT/ MTS (TON)
I 7
SEKUNDER II 5
III A 3,5
IIIA 8
KOLEKTOR IIIB 8
6
4. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari
Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan
Jalan desa.
2.1.2.1 Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi
Rencana
Tebal minimum Lapis Pondai Agregat Kelas A, tidak
boleh kurang satu sentimeter dari tebal yang direncanakan
dalam gambar rencana. Bilamana tebal yang di peroleh
kurang dari yang di syaratkan maka kekurangan tebal ini
harus di perbaiki terkecuali telah di setujui oleh pengawas
pekerjaan sehubungan dengan ketentuan Bina Marga tahun
2018 sebagai berikut:
Bahan dan Lapisan Fondasi Toleransi Elevasi Permukaan
Agregat relative terhadap elevasi
rencana
Lapis Fondasi Agregat Kelas B
digunakan sebagai Lapis Fondasi +0 cm
Bawah (hanya permukaan atas - 2 cm
dari Lapis Pondasi Bawah).
Permukaan Lapis Pondasi +0 cm
Agregat Kelas A -1 cm
Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal
dengan Lapis Fondasi Agregat +1,5 cm
Kelas C atau Kelas S, dan Lapis -1,5 cm
Drainase
Tabel 2.3 Toleransi Elevasi
Sumber: Bina Marga Tahun 2018
2.1.2.2 Sifat-sifat Bahan yang Disyaratkan
Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan
organik dan gumpalan lempung atau bahan bahan lain yang
7
tidak di perlukan dan setelah di padatkan harus memenuhi
ketentuan dan sifat sifat gradasi yang di berikan. Berikut
adalah gradasi lapis pondasi agregat dan lapis drainase
sesuai ketentuan Bina Marga tahun 2018.
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
Lapis Fondasi Agregat Lapis
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
2” 50 - 100 - -
1½” 37,5 100 88-95 100 100
1” 25,0 79-85 70-85 77-89 71-87
¾” 19,0 - - - 58-74
½” 12,5 - - - 44-60
⅜” 9,50 44-58 30-65 41-66 34-50
No.4 4,75 29-44 25-55 26-54 19-31
No.8 2,36 - - - 8-18
No.10 2,0 17-30 15-40 15-42 -
No.16 1,18 - - - 0-4
No.40 0,425 7-17 8-20 7-26 -
No.200 0,075 2-8 2-8 4-16 -
Tabel 2.4 Sifat Bahan yang di Syaratkan
8
Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Lentur
Sumber: (Google Image)
9
dukung tanah yang di kembangkan oleh California State
Highway Departemen. Prinsip pengujian ini adalah pengujian
penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji.
Pengujian CBR lapangan di maksudkan untuk mendapatkan
nilai CBR langsung di tempat yang di gunakan untuk
perencanaan tebal perkerasan maupun lapis tambah
perkerasan.(Wesley, 1977).
2.1.5 Pekerjaaan Lapisan Pondasi Bawah (LPB)
Menurut S. L. Hendarsin, (2000), perkerasan jalan lapis
pondasi agregat bawah (LPB) adalah konstruksi yang digunakan di
atas lapisan tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk
mendukung beban lalu lintas. Adapun pengertian beserta metode
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan lapis pondasi bawah ialah sebagaiberikut:
a. Pengujian
pada tahap pengujian ini ada berbagai tahapan material yang
harus memenuhi standar pengujian antara lain:
Analisa saringan
Pemadatan
CBR
Volume Pekerjaan
b. PencampuranAgregat
Untuk tahap ini, dilakukan apabila pengujian yang tertera di
atas sudah dilakukan. Ketika material atau agregat telah siap
untuk digunakan dan memenuhi standar maka material atau
agregat siap untuk dicampur pada alat Aggregate Blending
Machine (ABM).
10
c. Pengangkutan material ke lokasipekerjaan
Pengangkutan ini merupakan proses pengangkutan material dari
batching plant ke lokasi pekerjaan.
d. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agrregat
lapis pondasi menggunakan alat motor grader.
e. Pemadatan
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume
kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir
agregat seperti kerikil dan pasir merapat satu sama lain yang
saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan
agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah
lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan
lapis pondasi agregat dipakai alat pemadat vibrator roller.
2.1.6 Pekerjaaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)
a. Pengujian
Pada tahap pengujian ini ada berbagai tahapan material
yang harus memenuhi standar pengujian antara lain:
11
Analisa saringan
Pemadatan
CBR
VolumePekerjaan
b. Pencampuran Agregat
Untuk tahap ini, dilakukan apabila pengujian yang tertera
di atas sudah dilakukan. Ketika material atau agregat telah siap
untuk digunakan dan memenuhi standar maka material atau
agregat siap untuk dicampur pada alat Aggregate Blending
Machine (ABM).
c. Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan
Pengangkutan ini merupakan proses pengangkutan
material dari batching plant ke lokasi pekerjaan.
d. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi menggunakan alat motor grader.
e. Pemadatan
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat
volume kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-
butjir agregat seperti kerikil dan pasir merapat satu sama lain
yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan
agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah
lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan
lapis pondasi agregat dipakai alat pemadat vibrator roller.
12
2.2 Metode Pelaksanaan Sesuai Standar SNI
13
Berikut dalah sifat-sifat dari lapis pondasi agregat Kelas B
yang harus dipenuhi yaitu :
Sifat-Sifat Kelas B
Abrasi dari agregat kasar Maks 40%
Indeks plastis Maks 6
Hasil kali indeks plastisitas -
Batas cair Maks 25
Gumpalan lempung dan butir-
butir mudah pecah dalam agregat Maks 1%
(SNI 03-4141-1996)
CBR (SNI 03-1744-1989) Min 65%
Perbandingan persen lolos #200 Maks ⅔
Tabel 2.5 Sifat LPA Kelas B
2.2.1.1 Pengujian
pada tahap pengujian ini material yang akan kita
gunakan haruslah terlebih dahulu diuji agar memenuhi
standar yang telah ditentukan pada Bina Marga 2018, dan
pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Analisa saringan
Analisa dilakukan untuk menentukan gradasi
butir (distribusi ukuran butir), yaitu dengan
menggetarkan contoh material melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin
kebawah makin kecil secaraberurutan.
Untuk analisa saringan ini, gradasi harus
memenuhi ketentuan yang telah ditentukan, berikut
adalah tabel ketentuan analisa saringan lewat.
14
Ukuran Ayakan Persen Berat yang
Lolos, % Lolos
ASTM (mm) Kelas
- - -
2” 50 10
1½ 37,5 88 –
1” 25,0 70 –
3/8 9,50 30 –
No.4 4,75 25 –
No.10 2,0 15-
No.40 0,425 8–
No. 200 0,075 2–
Tabel 2.6 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B
15
e. CBR
CBR adalah perbandingan antara beben penetrasi
suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman
dan kecepatan penetrasi yang sama. Bila perkerasan
jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara
keseluruhan, maka jalan tersebut akan mengalami
penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan
maupun pada tanah dasar. Untuk pengujian ini
spesifikasi minimal 60% dari persyaratan (SNI 1744-
2012).
f. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut
menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh dilakukan
apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu
hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus
dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di
atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum
adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
maksimum (modified) yang ditentukan oleh spesifikasi
SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis
pondasi menggunakan Motor Grader.
16
berfungsi sebagi berikut:
Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban
roda dan menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya.
SNI 241:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi log
angeles
17
Berikutnya adalah sifat-sifat dari Lapis Pondasi Agregat Kelas
A Yang harus dipenuhi yaitu :
Sifat-Sifat Kelas A
18
Untuk analisa saringan ini, Gradasi harus
memenuhi ketentuan yang telah ditentukan, berikut
adalah tabel ketentuan analisa saringan lewat.
19
apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu
hujan karena kadar air terlalu tinggi.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air
dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, dimana
kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum (modified) yang di
tentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk
menghamparkan material agregat lapis pondasi
menggunakan Motor Grader.
e. Pemadatan
Dalam pengujian pemadatan ini bertujuan untuk
mengetahui berat isi kering kadar air dan D Maks.
20
BAB III
GAMBAR UMUM LOKASI MAGANG
21
Gambar 3.2 Gambaran Umum Proyek
22
3.2 Latar Belakang Pekerjaan
Jalan merupakan prasarana utama dalam kelangsungan lancarnya roda
perekonomian di suatu daerah. Perkembangan wilayah di suatu daerah
sekarang ini masih banyak memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang kegiatan perekonomian, pemerintahan, pengembangan
wilayah dan lain-lain.
Sarana transportasi merupakan infrastruktur vital yang berkorelasi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dengan demikian
pembangunan dan pemeliharaan jalan merupakan tugas penting pemerintah
dalam rangka menjaga ke stabilitas dan ekonomi masyarakat.
Seiring dengan bertambahnya kendaraan, serta kemajuan dibidang
industry dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa menyebabkan
meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume lalu lintas
ini tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jalan yang memadai. Dalam
hal meningkatkan pelayanan transportasi terhadap masyarakat.
Dinas pekerjan Umum Bina Marga melakukan perencanaan
peningkatan kualitas jalan. Salah satunya adalah proyek Peningkatan Jalan
Jalan Budi Utomo Baru, karena jalan tersebut bisa dan bisa dilewati
kendaraan berat. Diharapkan dengan adanya rekonstruksi jalan Peningkatan
Jalan Jalan Budi Utomo Baru dapat membantu meningkatkan pelayanan dan
dapat memperlancar pembaruan fasilitas jalan dari sarana transportasi bagi
masyarakat dan perindustrian yang ada, serta dapat meningkatakan
aksesbilitas bagi semua sarana yang melalui Jalan Budi Utomo Baru.
Sehingga dapat mengurangi kemacetan dan adanya jalan budi utomo baru ini
mempermudah masyarakat untuk melalui jalan penghubung antar dearah.
Rekonstruksi jalan ini pelaksanaan fisiknya di lakukan oleh PT. Delta
Sarana Sentosa sebagai kontraktor (Pelaksanan) sedangkan Perencanaan
(Konsultan Perencana) sekaligus Pengawas Pekerjaan (Konsultan Pengawas)
di lakukan oleh PT. Tribina Matra Carya Cipta, PT. Secons, PT. Arista Cipta
(KSO).
BAB IV
23
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
4.1 Tahap Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Kegiatan magang yang dilakukan oleh mahasiswa di PT. DELTA
SARANA SENTOSA pada Rekontruksi Jalan Budi Utomo Baru dikota
Kendari. Selama 4 bulan ini, merupakan bentuk praktikum nyata dari
beberapa mata kuliah yang pernah didapatkan di bangku perkuliahan. Dapat
dikatakan bahwa kegiatan magang tersebut merupakan praktikum atau
simulasi yang dilakukan berdasarkan teori yang di peroleh. Teori yang
didapatkan dalam perkuliahan dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk
mengetahui suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan.
Salah satu mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan magang yang
dilakukan di PT. DELTA SARANA SENTOSA selaku kontraktor pelaksana
adalah metode pelaksanaan jalan dan talut, yang dimana penyusun dapat
meninjau langsung serta berkontribusi dalam beberapa pekerjaan yang telah
dilakukan antara lain pekerjaan persiapan, pekerjaan penghamparan urpil
penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA), pekerjaan aspal AC-
BC, dan pekerjaan aspal AC-WC.
Dari hasil peninjauan pekerjaan di lapangan setiap item pekerjaan yang
dilakukan telah sesuai dengan gambar kerja yang dibuat oleh perencana serta
telah diperiksa dan disetujui oleh pihak Direksi PUPR Bidang Bina Marga.
Setiap item pekerjaan yang dilakukan juga telah sesuai dengan spesifikasi
teknis yang digunakan. Adapun spesifikasi yang dimaksud dalam pekerjaan
ini yaitu Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 untuk pekerjaan
konstruksi jalan.
4.1.1 Pekerjaan Pengangkutan Material
Material lapis pondasi agregat kelas A yang terdiri dari batu 2/3
30%, batu 1/2 20%, split medium 0,5 20%, dan abu batu 30% yang
telah dicampur di Stockpile, kemudian diangkut dengan
menggunakan Dump Truck dengan kapasitas maksimum 14.000 kg.
Pada pekerjaan pondasi agregat kelas A dalam satu unit Dump Truck
mengangkut sekitar 12.000 kg material lapis pondasi agregat kelas
24
A, diangkut dari lokasi Stockpile yang berada di Kecamatan Moramo
menuju ke lokasi pekerjaan yang berada di Jalan Budi Utomo Baru
di Kota Kendari. Pada proses pengangkutan material lapis pondasi
agregat kelas A ditutup dengan menggunakan penutup terpal khusus,
hal ini dimaksudkan agar agregat yang diangkut tidak
terkontaminasi, atau tidak terjadi perubahan kadar air.
25
Gambar 4.2 Penghamparan Material
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.3 Pekerjaan Penyiraman
Untuk menjaga kadar air material lapis pondasi agregat kelas A
tetap berada kadar air rencana, maka dilakukanlah proses
penyiraman air pada permukaan lapis pondasi agregat kelas A
menggunakan alat water tank dengan kapasitas 5000 liter air. Air
yang digunakan merupakan air tawar yang berasal dari saluran
irigasi. Penyiraman dilakukan mulai dari Sta awal bergerak secara
perlahan sampai pada Sta akhir, yang dimana proses penyiraman
dilakukan setiap 50 meter, hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga
kadar air tetap berada pada kadar air rencana.
26
Pemadatan lapis pondasi agregat kelas A layer 1 dan layer 2
dilakukan dengan alat Vibrator Roller dengan berat 11.200 kg.
Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak secara
perlahan kearah sumbu badan jalan dalam arah memanjang. Pada
pekerjaan pemadatan layer 1 dan layer 2, proses pemadatan masing-
masing lapisan pondasi agregat kelas A dilakukan dengan jarak 50
meter material yang dipadatkan atau hingga di dapatkan kepadatan
yang pas. Pemadatan dilakukan sampai ketebalan rencana di capai
yaitu 20 cm perlayernya dengan lebar badan jalan yaitu 7 meter.
27
kepadatannya mencapai 97%, hal ini menandakan
kepadatan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A telah
sesuai dengan spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 untuk
pekerjaan konstruksi jalan.
Adapun pengujian kepadatan lapangan (Sand Cone)
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Memasang plat sand cone dititik yang akan di uji
kepadatanya kemudian pasang paku pada plat agar tidak
goyang saat melakukan pengujian.
b. Menggali LPA sesuai dengan ukuran diameter lubang
plat alat sand cone dengan menggunakan alat palu dan
pahat betel sampai kedalaman 10-12 cm.
c. Material hasil galian dimasukkan kedalam wadah yang
sudah ditimbang, pastikan seluruh partikel hasil galian
tidak ada yang tertinggal dalam lubang dan dibersihkan
menggunakan kuas.
d. Lalu timbang agregat galian bersama dengan wadah.
e. Kemudian lakukan ayakan dengan saringan nomor 3/4,
lalu hasil gradasi yang tertahan saringan nomor 3/4 di
timbang.
f. Menimbang pasir kuarsa yang ada dalam botol sebelum
digunakan.
g. Masukan pasir yang telah ditimbang kedalam lubang
yang telah digali dengan cara membalikkan botol dan
corong, kemudian keran dicorong diputar hingga pasir
turun kedalam lubang yang digali.
h. Setelah pasir berhenti mengalir tutup keran lalu timbang
kembali botol corong yang terisi pasir kuarsa agar kita
dapat mengetahui berat sisa pasir kuarsa
i. Timbang cawan untuk menyimpan sampel kadar air.
28
j. Mengambil sampel material kadar air sebanyak 30 ml,
kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam cawan
yang telah ditimbang.
k. Timbang sampel yang telah dimasukkan di cawan untuk
menentukan berat contoh basah.
l. Sampel yang telah ditimbang dituangkan cairan spiritus,
kemudian dibakar sampai sampel benar-benar kering.
m. Kemudian timbang sampel yang telah dibakar
menggunakan cairan spiritus untuk menentukan berat
contoh kering.
29
beberapa titik dan di setiap titiknya sampel yang di uji
mulai dari sisi kiri dan sisi kanan badan jalan. Pengujian
dilakukan mulai dari STA 0+000 – STA 3+630.
Untuk mengetahui volume saat pembuatan back up
yaitu menggunakan rumus :
V = Panjang x Lebar x Tebal
Adapun pengukuran pengujian volume pekerjaan
menggunakan lebar bawah dan lebar atas pada saat
pembuatan back up yaitu menggunakan rumus :
𝐋𝐚 𝐋𝐛
V=( ) x Tebal x Panjang
𝟐
30
3+425 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+450 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+475 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+500 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+525 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+550 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
Total 375 1080 1296
Tabel 4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
32
L
33
34
Gambar: Pengangkutan Material
35
Gambar: Penyiraman Material
36