Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sunar Mag

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAGANG

PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

OLEH :

SUNARTINA PUTRI

P3A1 21 052

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan
baik.

Laporan magang ini disusun sebagai wujud nyata untuk memenuhi syarat
Program Studi D3 Teknik Sipil pada mahasiswa semester akhir untuk
memperoleh wawasan pada dunia kerja dan mengaplikasikan ilmu yang di peroleh
dikampus pada dunia kerja. Selama melaksanakan magang dan penyusunan
laporan magang ini, penulis tak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik
dari segi bimbingan, arahan serta saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan serta motivasi demi selesainya laporan ini.

1. Secara khusus penulis mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang


tulus kepada keluarga besar penulis terutama orang tua yang selalu memberi
motivasi dengan iklas dan penuh kasih sayang.
2. Muh. Handy Dwi Adityawan, ST.,M.Eng selaku Ketua Program Studi D3
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo selalu membantu dalam
proses magang dan penyusunan laporan.
3. Dr. Siti Nurjanah Ahmad, ST., MT selaku pembimbing saya, berkat
bimbingan dan saran serta masukan-masukan beliau sehingga laporan ini
terselesaikan.
4. Najamuddin, ST selakupembimbing lapangan yang berperan sangat penting
pada saat saya magang di proyek Jalan Budi Utomo Baru dengan bimbingan
beliau kita dapat menyelesaikan proses magang dengan lancar serta dengan
banyak ilmu yang kita dapatkan dan bisa bermanfaat untuk kedepanya.
5. Para operator alat berat serta pengawas lapangan yang selalu menemani
keseharian kami saat di lapangan bahkan ada ilmu yang kita dapatkan dari
mereka.
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................

KARTU ASISTENSI ..................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

DAFTAR TABEL .......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................


1.2 Tujuan Magang ..............................................................................
1.3 Manfaat Magang ............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................

2.1 Dasar Teori Lingkup Magang ........................................................


2.1.1 Pengertian Jalan ..............................................................
2.1.2 Klasifikasi Jalan ..............................................................
2.1.2.1 Toleransi Evaluasi Permukaan Relatif
Terhadap Elevasi Rencana ...............................
2.1.2.2 Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan .................
2.1.3 Konstruksi Perkerasan Jalan ...........................................
2.1.4 Pekerjaan Persiapan ........................................................
2.1.5 Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah (LPB) ..........................
2.1.6 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (LPA) ..............................
2.2 Metode Pelaksanaan Sesuai Standar SNI ......................................
2.2.1 Lapis Pondasi Bawah (LPB) ...........................................
2.2.1.1 Pengujian ..........................................................

ii
2.2.2 Lapis Pondasi Atas (LPA) ...............................................
2.2.2.1 Pengujian ..........................................................

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG .............................

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ......................................


3.1.1 Waktu Pelaksanaan Magang ..............................................
3.1.2 Lokasi Magang...................................................................
3.1.3 Gambaran Umum Proyek...................................................
3.1.4 Data Umum Proyek ............................................................
3.2 Latar Belakang Pekerjaan ..............................................................

BAB IV HASIL PELAKSANAAN MAGANG ........................................

4.1 Tahap Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A......................


4.1.1 Pekerjaan Pengangkutan Material ......................................
4.1.2 Pekerjaan Penghamparan ...................................................
4.1.3 Pekerjaan Penyiraman ........................................................
4.1.4 Pekerjaan Pemadatan .........................................................
4.1.5 Pengujian ............................................................................
4.1.5.1 Pengujian Kepadatan Lapangan ............................
4.1.5.2 Pengujian Volume Pekerjaan .................................
4.1.5.3 Perhitungan Volume Pekerjaan ..............................

BAB V PENUTUP .......................................................................................

5.1 Kesimpulan ....................................................................................


5.2 Saran...............................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Lentur ........................................................


Gambar 2.2 Lapisan Perkerasan Kaku ..........................................................
Gambar 3.1 Lokasi Proyek ............................................................................
Gambar 3.2 Gambaran Umum Proyek ..........................................................
Gambar 4.1 Pengangkutan Material ..............................................................
Gambar 4.2 Penghamparan Material.............................................................
Gambar 4.3 Penyiraman Material .................................................................
Gambar 4.4 Pemadatan Material ...................................................................
Gambar 4.5 Pengujian Sand Cone ................................................................

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Jalan Raya Menurut Kelas ..........................................


Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan .................................................
Tabel 2.3 Toleransi Elevasi ...........................................................................
Tabel 2.4 Sifat Bahan Yang di Syaratkan .....................................................
Tabel 2.5 Sifat LPA Kelas B .........................................................................
Tabel 2.6 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B .......................................
Tabel 2.7 Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat .................................................
Tabel 2.8 Gradasi Lapis Pondasi Agregat .....................................................
Tabel 4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan .....................................................

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja.
Pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada
pemberian teori dan praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang
terbatas, agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang
muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan
kerja secara langsung di instansi/lembaga yang relevan dengan program
pendidikan yang diikuti.
Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan
melaksanakan praktek kerja lapangan/magang. Praktek kerja
lapangan/magang adalah kegiatan pemagangan bagi mahasiswa di dunia
kerja baik di bidang industri maupun pemerintahan dan merupakan mata
kuliah wajib untuk ditempuh oleh mahasiswa D3 Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Halu Oleo. Dengan adanya program magang ini
mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman sebelum mereka memasuki
dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa akan mendapatkan
bekal dari praktek kerja lapangan yang sudah dilaksanakan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman praktek
kerja dan kesempatan untuk merasakan lingkungan kerja yang
sesungguhnya. Selain itu, program magang ini juga bertujuan untuk
mengembangkan dan mengasah soft kill dan kemampuan teknis yang selama
ini tidak dipelajari di bangku perkuliahan. Dengan menyelesaikan program
magang ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tahapan pekerjaan serta
dapat menilai kualitas suatu pekerjaan yang telah dilakukan di tempat
magang yang dimana hal ini akan menjadi bekal bersaing dalam pasar kerja
global.

1
Jalan merupakan prasarana utama dalam kelangsungan lancarnya roda
perekonomian di suatu daerah. Perkembangan wilayah di suatu daerah
sekarang ini masih banyak memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang kegiatan perekonomian, pemerintahan, pengembangan
wilayah dan lain-lain.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah campuran agregat
dengan berbagai fraksi dan material yang digunakan untuk pondasi
perkerasan aspal maupun perkerasan beto. Pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A hampis sama dengan lapis pondasi bawah seperti berikut: lapis
pondasi agregat kelas A dilakukan setelah lapis pondasi agregt kelas B suda
selasai dikerjakan, proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan
menggunakan stone crusher, bleding material pada fraksi 1, 2, 3, dan 4
sesuai komposisi JMF menggunakan alat bleding plant atau menggunakan
excavator maupun wheel loader, pengangkutan menuju lokasi
penghamparan menggunakan dump truck, penghamparan agregat
menggunakan motor grader dengan tebal hampar agregat maksimum 20 cm,
proses pemadatan menggunakan vibro roller, pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air, oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman
menggunakan truck water tank, pengujian ketebalan lapis pondasi agregat
atau tes spit, pengujian kepadatan agregat menggunakan metode send cone
dengan tingkat kepadatan sampai 100%, dan pengujian CBR lapangan dan
CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 90%.
Rekonstruksi jalan ini pelaksanaan fisiknya di lakukan oleh PT. Delta
Sarana Sentosa sebagai kontraktor (Pelaksanan) sedangkan Perencanaan
(Konsultan Perencana) sekaligus Pengawas Pekerjaan (Konsultan Pengawas)
di lakukan oleh PT. Tribina Matra Carya Cipta, PT. Secons, PT. Arista Cipta
(KSO).

2
1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan pelaksanaan magang di Fakultas Teknik adalah :
1.2.1 Tujuan Umum
1. Dapat memahami dan menjelaskan proses dan tahapan pelaksanaan
suatu kegiatan proyek pekerjaan yang dilakukan pada lokasi
magang.
2. Meningkatkan kedisplinan dan kemandirian mahasiswa melalui
pemahaman akan budaya kerja Profesional yang menuntut kerja
sama, ketepatan waktu, kepemimpinan dan tanggung jawab.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi.
2. Menerapkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

1.3 Manfaat Magang


Magang kerja mempunyai manfaat bagi mahasiswa, adapun manfaat
magang kerja tersebut adalah :
1. Mendapatkan pengalaman yang dijadikan sebagai media pembelajaran
akan penerapan Ilmu dalam suatuproyek.
2. Memberikan informasi sesusai dengan bidang ilmu yang diperoleh pada
bangku kuliah, sehingga sasaran pelaksanaan magang dapat tercapai
dengan baik.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Lingkup Pekerjaan Magang

2.1.1 Pengertian Jalan


Jalan adalah suatu kepentingan vital yang harus terpenuhi pada
zaman sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman maka
kebutuhan akan jalan juga berkembang. Maka mulailah manusia
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam rangka peranan penting jalan dalam mendorong
perkembangan kehidupan bangsa sesuai dengan UU No. 13/1980
tentang jalan, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang
menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang pengelolahan jalan
baik pusat maupun daerah.
Menurut pendapat para ahli transportasi mengenai pengertian
jalan sebagai berikut:
 Jalan merupakan jalur yang disediakan untuk keperluan
membangun jalan yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk
keperluan lain (Ir. J. Honing, 1981).
 Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di atas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah atau air, serta diatas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel
(UU No. 38 Tahun 2004).
 Jalan merupakan bagian dari jalur gerak, median dan pemisah
luar (MKJI,1997).
 Jalan merupakan jejak yang digunakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup mereka terutama makan dan minum (Ir. Djoko
Untung Soedarsono,1982).

4
 Jalan merupakan rute atau jalur yang terbuat dari berbagai bahan
secara berlapis-lapis (Arthur Wignall,1999).
Adapun tujuan umum pembuatan struktur jalan adalah untuk
mengurangi tegangan atau tekanan akibat beban roda sehingga
mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah yang
menyokong struktur tersebut.

2.1.2 Klasifikasi Jalan


Jalan Raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4
klasifikasi yaitu: menurut fungsi jalan, klasifikasi menurut kelas
jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan klasifikasi menurut
wewenang pembina jalan (Bina Marga1997).
1. Klasifikasi menurut fungsi jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan
adalah sebagai berikut:
a. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
c. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat
dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jalan masuk tidak dibatasi.
2. Klasifikasi menurut kelas jalan
Klasifikasi menurut jalan berkaitan dengan kemampuan
jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam
Muatan Sumbu Terberat (MST) dalam satuan ton.

5
FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU
TERBERAT/ MTS (TON)
I 7
SEKUNDER II 5
III A 3,5
IIIA 8
KOLEKTOR IIIB 8

Tabel 2.1 Klasifikasi Jalan Raya Menurut Kelas

Sumber: (Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar


Kota Ditjen Bina Marga, 2018)

3. Klasifikasi menurut medan jalan


Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian
besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut
rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan
pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.

NO Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)


1. Datar D <3
2. Berbukit B 3-25
3. Pegunungan G >25
Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Kota, Diten


Bina Marga, 2018

6
4. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari
Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan
Jalan desa.
2.1.2.1 Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi
Rencana
Tebal minimum Lapis Pondai Agregat Kelas A, tidak
boleh kurang satu sentimeter dari tebal yang direncanakan
dalam gambar rencana. Bilamana tebal yang di peroleh
kurang dari yang di syaratkan maka kekurangan tebal ini
harus di perbaiki terkecuali telah di setujui oleh pengawas
pekerjaan sehubungan dengan ketentuan Bina Marga tahun
2018 sebagai berikut:
Bahan dan Lapisan Fondasi Toleransi Elevasi Permukaan
Agregat relative terhadap elevasi
rencana
Lapis Fondasi Agregat Kelas B
digunakan sebagai Lapis Fondasi +0 cm
Bawah (hanya permukaan atas - 2 cm
dari Lapis Pondasi Bawah).
Permukaan Lapis Pondasi +0 cm
Agregat Kelas A -1 cm
Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal
dengan Lapis Fondasi Agregat +1,5 cm
Kelas C atau Kelas S, dan Lapis -1,5 cm
Drainase
Tabel 2.3 Toleransi Elevasi
Sumber: Bina Marga Tahun 2018
2.1.2.2 Sifat-sifat Bahan yang Disyaratkan
Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan
organik dan gumpalan lempung atau bahan bahan lain yang

7
tidak di perlukan dan setelah di padatkan harus memenuhi
ketentuan dan sifat sifat gradasi yang di berikan. Berikut
adalah gradasi lapis pondasi agregat dan lapis drainase
sesuai ketentuan Bina Marga tahun 2018.
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
Lapis Fondasi Agregat Lapis
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
2” 50 - 100 - -
1½” 37,5 100 88-95 100 100
1” 25,0 79-85 70-85 77-89 71-87
¾” 19,0 - - - 58-74
½” 12,5 - - - 44-60
⅜” 9,50 44-58 30-65 41-66 34-50
No.4 4,75 29-44 25-55 26-54 19-31
No.8 2,36 - - - 8-18
No.10 2,0 17-30 15-40 15-42 -
No.16 1,18 - - - 0-4
No.40 0,425 7-17 8-20 7-26 -
No.200 0,075 2-8 2-8 4-16 -
Tabel 2.4 Sifat Bahan yang di Syaratkan

Sumber: Bina Marga Tahun 2018

2.1.3 Konstruksi Perkerasan Jalan


Berdasarkan jenis pengikatnya konstruksi perkerasan jalan
dibedakan atas beberapa bagian diantaranya :
a. Konstruksi perkerasan Lentur (flexible pavement) yaitu
perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Lapisan – lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebab
kan beban lalu lintas ketanahdasar.

8
Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Lentur
Sumber: (Google Image)

b. Konstruksi perkerasan kaku (rigit pavement), yaitu perkerasan


yang menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya. Pelat
beton dengan tulangan atau dengan tanpa tulangan diletakkan di
tanah dasar dengan lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas
sebagian besar dipikul oleh pelat beton itusendiri.

Gambar 2.2 Lapisan Perkerasan Kaku


Sumber: (Google Image)
2.1.4 Pekerjaan Persiapan
a. Mutual Check Nol (MC0)
Mutual Check Nol (MC0) adalah menghitung ulang
seluruh komponen volume satuan perkerjaan dengan tujuan
mengsingkronkan kembali antara kondisi eksisting lapangan
dengan volume perencanaan.
b. Clearing
Clearing merupakan pekerjaan pembersihan lokasi
pekerjaan. Pekerjan Clearing ini bertujuan untuk membersihkan
kotoran ataupun hal – hal yang dapat mengganggu proses
pekerjaan.
c. CBR Lapangan
CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya

9
dukung tanah yang di kembangkan oleh California State
Highway Departemen. Prinsip pengujian ini adalah pengujian
penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji.
Pengujian CBR lapangan di maksudkan untuk mendapatkan
nilai CBR langsung di tempat yang di gunakan untuk
perencanaan tebal perkerasan maupun lapis tambah
perkerasan.(Wesley, 1977).
2.1.5 Pekerjaaan Lapisan Pondasi Bawah (LPB)
Menurut S. L. Hendarsin, (2000), perkerasan jalan lapis
pondasi agregat bawah (LPB) adalah konstruksi yang digunakan di
atas lapisan tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk
mendukung beban lalu lintas. Adapun pengertian beserta metode
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan lapis pondasi bawah ialah sebagaiberikut:
a. Pengujian
pada tahap pengujian ini ada berbagai tahapan material yang
harus memenuhi standar pengujian antara lain:
 Analisa saringan

 Abrasi agregat kasar

 Berat jenis agregat (kasar/halus)

 Pemadatan

 CBR

 Volume Pekerjaan
b. PencampuranAgregat
Untuk tahap ini, dilakukan apabila pengujian yang tertera di
atas sudah dilakukan. Ketika material atau agregat telah siap
untuk digunakan dan memenuhi standar maka material atau
agregat siap untuk dicampur pada alat Aggregate Blending
Machine (ABM).

10
c. Pengangkutan material ke lokasipekerjaan
Pengangkutan ini merupakan proses pengangkutan material dari
batching plant ke lokasi pekerjaan.
d. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agrregat
lapis pondasi menggunakan alat motor grader.
e. Pemadatan
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume
kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir
agregat seperti kerikil dan pasir merapat satu sama lain yang
saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan
agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah
lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan
lapis pondasi agregat dipakai alat pemadat vibrator roller.
2.1.6 Pekerjaaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)

Lapis Ponasi Agregat kelas A adalah lapisan yang diletakkan antara


lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan. Lapisan ini dibuat
untuk menyempurnakan daya dukung beban, dengan pendistribusian
beban melalui ketebalan tertentu, tebal lapisan pondasi atas pada
proyek ini direncanakan 15 cm. Lapisan ini berfungsi sebagi
berikut:
 Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya.
 Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

 Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.

a. Pengujian
Pada tahap pengujian ini ada berbagai tahapan material
yang harus memenuhi standar pengujian antara lain:

11
 Analisa saringan

 Abrasi agregat kasar

 Berat jenis agregat (kasar/halus)

 Pemadatan

 CBR

 VolumePekerjaan
b. Pencampuran Agregat
Untuk tahap ini, dilakukan apabila pengujian yang tertera
di atas sudah dilakukan. Ketika material atau agregat telah siap
untuk digunakan dan memenuhi standar maka material atau
agregat siap untuk dicampur pada alat Aggregate Blending
Machine (ABM).
c. Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan
Pengangkutan ini merupakan proses pengangkutan
material dari batching plant ke lokasi pekerjaan.
d. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi menggunakan alat motor grader.
e. Pemadatan
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat
volume kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-
butjir agregat seperti kerikil dan pasir merapat satu sama lain
yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan
agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah
lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan
lapis pondasi agregat dipakai alat pemadat vibrator roller.

12
2.2 Metode Pelaksanaan Sesuai Standar SNI

2.2.1 Lapisan Pondasi Bawah (LPB)

Bahan lapis pondasi agregat Kelas B menggunakan batu


gunung yang dipecahkan mengunakan alat pemecah batu
(stone crusher). Sebelum pelaksanaan konstruksi lapis pondasi
agregat, harus dilakukan pengujian material di laboratorium terlebih
dahulu dan juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Perkerasan berbutir (Lapis Pondasi Agregat Bawah) harus
mengacu pada standar rujukan sebagai berikut :
SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR laboratorium
SNI 1738-2011 : Metode pengujian CBR lapangan
SNI 03-1766-1990 : Metode pengujian data plastis
SNI 03-1767-1990: Metode pengujian batas cair dengan alat
cassagrande
SNI 03-1768-1990: Metode pengujian tentang analisis saringan
agregat halus dan kasar
SNI 03-1776-1990: Metode koreksi untuk pengujian pemadatan
tanah yang mengandung butir kasar
SNI 03-2417-1991: Metode pengujian keauasan agregat dengan
mesin abrasi los angeles
SNI 03-2828-1992: Metode pengujian pemadatan lapangan dengan
alat konis pasir
SNI 03-4141-1996: Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-
butir mudah pecah dalam agregat

13
Berikut dalah sifat-sifat dari lapis pondasi agregat Kelas B
yang harus dipenuhi yaitu :
Sifat-Sifat Kelas B
Abrasi dari agregat kasar Maks 40%
Indeks plastis Maks 6
Hasil kali indeks plastisitas -
Batas cair Maks 25
Gumpalan lempung dan butir-
butir mudah pecah dalam agregat Maks 1%
(SNI 03-4141-1996)
CBR (SNI 03-1744-1989) Min 65%
Perbandingan persen lolos #200 Maks ⅔
Tabel 2.5 Sifat LPA Kelas B

Sumber : Bina Marga Tahun 2018

2.2.1.1 Pengujian
pada tahap pengujian ini material yang akan kita
gunakan haruslah terlebih dahulu diuji agar memenuhi
standar yang telah ditentukan pada Bina Marga 2018, dan
pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Analisa saringan
Analisa dilakukan untuk menentukan gradasi
butir (distribusi ukuran butir), yaitu dengan
menggetarkan contoh material melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin
kebawah makin kecil secaraberurutan.
Untuk analisa saringan ini, gradasi harus
memenuhi ketentuan yang telah ditentukan, berikut
adalah tabel ketentuan analisa saringan lewat.

14
Ukuran Ayakan Persen Berat yang
Lolos, % Lolos
ASTM (mm) Kelas
- - -
2” 50 10
1½ 37,5 88 –
1” 25,0 70 –
3/8 9,50 30 –
No.4 4,75 25 –
No.10 2,0 15-
No.40 0,425 8–
No. 200 0,075 2–
Tabel 2.6 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Sumber : Bina Marga Tahun 2018

b. Abrasi agregat kasar


Pada pengujian ini, bertujuan untuk mengetahui
angka keausan suatu agregat yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat yang aus yaitu lolos saringan
No.10 (2 mm) terhadap berat mula-mula, dalam
persen, dan juga sebagai pegangan untuk menentukan
ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
mengunakan mesin Abrasi Los Angeles. Untuk
pengujian ini, untuk sepesifikasi mak. 40%.
c. Berat jenis agregat (kasar atau halus)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat
jenis itu sendiri dari matrial atau agregat yang akan
digunakan.
d. Pemadatan
Dalam pengujian pemadatan ini bertujuan untuk
mengetahui berat isi kering kadar air dan di maks.

15
e. CBR
CBR adalah perbandingan antara beben penetrasi
suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman
dan kecepatan penetrasi yang sama. Bila perkerasan
jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara
keseluruhan, maka jalan tersebut akan mengalami
penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan
maupun pada tanah dasar. Untuk pengujian ini
spesifikasi minimal 60% dari persyaratan (SNI 1744-
2012).
f. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut
menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh dilakukan
apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu
hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus
dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di
atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum
adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
maksimum (modified) yang ditentukan oleh spesifikasi
SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis
pondasi menggunakan Motor Grader.

2.2.2 Lapis Pondasi Atas (LPA)


Lapisan Pondasi Agregat kelas A adalah lapisan yang
diletakkan antara lapisan pondasi bawah dan lapisan pemukaan.
Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan daya dukung beban,
dengan pendistribusian beban melalui ketebalan tertentu, tebal
lapisan pondasi atas pada proyek ini direncanakan 15 cm. Lapisan ini

16
berfungsi sebagi berikut:
 Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban
roda dan menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya.

 Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.


 Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
Perkerasan berbutir (Lapis Pondasi Atas) harus mengacu pada
standard rujukan sebagai berikut:

SNI 4141-2015 : Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-


butir mudah pecah dalam agregat (ASTM C142-
04,IDT)

SNI 6889-2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM


D75M-04,IDT)

SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah

SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah

SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeksplastistas


tanah

SNI 241:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi log

angeles

SNI 1744:2012 : Metode uji CBR laboratorium

SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada


agregat kasar

Pd 03-2016-B : Metode uji lendutan menggunakan light weight


deflectometer (LWD

17
Berikutnya adalah sifat-sifat dari Lapis Pondasi Agregat Kelas
A Yang harus dipenuhi yaitu :

Sifat-Sifat Kelas A

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0-40%

Butiran Pecah, Tertahan Ayakan ⅜” (SNI 7619:2012) 95/90¹

Batas Cair (SNI 1967:2008) 0-25

Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6

Hasil Kali Indeks Pastisitas dengan % Lolos Ayakan Maks. 25


No.200

Gumpalan Lempung dan Butiran-Butiran Mudah 0-5%


Pecah (SNI 4141:2015)

CBR Rendaman (SNI 1744:2012) Min.


90%

Perbandingan Persen Lolos Ayakan No. 200 dan No.40 Maks. ⅔

Tabel 2.7 Sifat-sifat lapis pondasi agregat

Sumber: Bina Marga tahun 2018


2.2.2.1 Pengujian
Pada tahap pengujian ini material yang akan kita
gunakan haruslah terlebih dahulu di uji agar memenuhi
standar yang telah di tentukan pada Bina Marga 2018, dan
pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Analisa saringan
Analisa dilakukan untuk menentukan gradasi
butiran (distribusi ukuran butir), yaitu dengan
menggetarkan contoh material melalui satu set ayakan
dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kebawa
makin kecil secara berurutan.

18
Untuk analisa saringan ini, Gradasi harus
memenuhi ketentuan yang telah ditentukan, berikut
adalah tabel ketentuan analisa saringan lewat.

Tabel 2.8 Gradasi Lapis Pondasi Agregat


Sumber: Bina Marga Tahun 2018
b. Abrasi Agregat Kasar
Pada pengujian ini, bertujuan untuk mengetahui
angka keausan suatu agregat yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat yang aus yaitu lolos saringan
No.12 (1,7 mm) terhadap berat mula-mula dalam
persen, dan juga sebagai pegangan untuk menentukan
ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles.
c. Berat Jenis Agregat (Kasar/Halus)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat
jenis itu sendiri dari material atau agregat yang akan
digunakan.
d. Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut
menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan

19
apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu
hujan karena kadar air terlalu tinggi.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air
dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, dimana
kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum (modified) yang di
tentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk
menghamparkan material agregat lapis pondasi
menggunakan Motor Grader.
e. Pemadatan
Dalam pengujian pemadatan ini bertujuan untuk
mengetahui berat isi kering kadar air dan D Maks.

20
BAB III
GAMBAR UMUM LOKASI MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

3.1.1 Waktu Pelaksanaan Magang


Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dalam kurung waktu
kurang lebih 4 bulan terhitung mulai tanggal 11 September 2023
sampai dengan 11 januari 2024, kegiatan magang kerja ini dilakukan
pada proyek Pekerjaan Jalan Budi Utomo Baru Kota Kendari.
3.1.2 Lokasi Magang
Lokasi magang ini berada pada proyek pembangunan Jalan
Budi Utomo Baru Kota Kendari, mulai dari STA 0+000 sampai
dengan STA 3+630 meliputi clearing pekerjaan penimbunan urugan
pilihan, pekerjaan lapis pondasi agregat dan pekerjaan awal lapis
permukaan perkerasan jalan. Adapun gambar lokasi penelitian dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


Sumber: Google Earth
3.1.3 Gambaran Umum Proyek
Adapun gambaran umum proyek Rekonstruksi Peningkatan
Jalan Jalan Budi Utomo Baru Kota Kendari adalah sebagai berikut:

21
Gambar 3.2 Gambaran Umum Proyek

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023

3.1.4 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Peningkatan Jalan Jalan Budi Utomo Baru


Lokasi : JL. Budi Utomo Baru, Kec, Wua-Wua,
Kota Kendari
Nilai Kontrak : Rp. 29.532.855.000,-
Sumber Dana : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
(APBN)
Tahun Anggaran: 2023
Mulai Tanggal : 29 Agustus 2023
Selesai Tanggal : -
Kontraktor : PT. DELTA SARANA SENTOSA
Konsultan : - PT. TRIBINA MATRA CARYA CIPTA
- PT. SECONS
- PT ARISTA CIPTA (KSO)

22
3.2 Latar Belakang Pekerjaan
Jalan merupakan prasarana utama dalam kelangsungan lancarnya roda
perekonomian di suatu daerah. Perkembangan wilayah di suatu daerah
sekarang ini masih banyak memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang kegiatan perekonomian, pemerintahan, pengembangan
wilayah dan lain-lain.
Sarana transportasi merupakan infrastruktur vital yang berkorelasi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dengan demikian
pembangunan dan pemeliharaan jalan merupakan tugas penting pemerintah
dalam rangka menjaga ke stabilitas dan ekonomi masyarakat.
Seiring dengan bertambahnya kendaraan, serta kemajuan dibidang
industry dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa menyebabkan
meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume lalu lintas
ini tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jalan yang memadai. Dalam
hal meningkatkan pelayanan transportasi terhadap masyarakat.
Dinas pekerjan Umum Bina Marga melakukan perencanaan
peningkatan kualitas jalan. Salah satunya adalah proyek Peningkatan Jalan
Jalan Budi Utomo Baru, karena jalan tersebut bisa dan bisa dilewati
kendaraan berat. Diharapkan dengan adanya rekonstruksi jalan Peningkatan
Jalan Jalan Budi Utomo Baru dapat membantu meningkatkan pelayanan dan
dapat memperlancar pembaruan fasilitas jalan dari sarana transportasi bagi
masyarakat dan perindustrian yang ada, serta dapat meningkatakan
aksesbilitas bagi semua sarana yang melalui Jalan Budi Utomo Baru.
Sehingga dapat mengurangi kemacetan dan adanya jalan budi utomo baru ini
mempermudah masyarakat untuk melalui jalan penghubung antar dearah.
Rekonstruksi jalan ini pelaksanaan fisiknya di lakukan oleh PT. Delta
Sarana Sentosa sebagai kontraktor (Pelaksanan) sedangkan Perencanaan
(Konsultan Perencana) sekaligus Pengawas Pekerjaan (Konsultan Pengawas)
di lakukan oleh PT. Tribina Matra Carya Cipta, PT. Secons, PT. Arista Cipta
(KSO).
BAB IV

23
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
4.1 Tahap Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Kegiatan magang yang dilakukan oleh mahasiswa di PT. DELTA
SARANA SENTOSA pada Rekontruksi Jalan Budi Utomo Baru dikota
Kendari. Selama 4 bulan ini, merupakan bentuk praktikum nyata dari
beberapa mata kuliah yang pernah didapatkan di bangku perkuliahan. Dapat
dikatakan bahwa kegiatan magang tersebut merupakan praktikum atau
simulasi yang dilakukan berdasarkan teori yang di peroleh. Teori yang
didapatkan dalam perkuliahan dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk
mengetahui suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan.
Salah satu mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan magang yang
dilakukan di PT. DELTA SARANA SENTOSA selaku kontraktor pelaksana
adalah metode pelaksanaan jalan dan talut, yang dimana penyusun dapat
meninjau langsung serta berkontribusi dalam beberapa pekerjaan yang telah
dilakukan antara lain pekerjaan persiapan, pekerjaan penghamparan urpil
penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA), pekerjaan aspal AC-
BC, dan pekerjaan aspal AC-WC.
Dari hasil peninjauan pekerjaan di lapangan setiap item pekerjaan yang
dilakukan telah sesuai dengan gambar kerja yang dibuat oleh perencana serta
telah diperiksa dan disetujui oleh pihak Direksi PUPR Bidang Bina Marga.
Setiap item pekerjaan yang dilakukan juga telah sesuai dengan spesifikasi
teknis yang digunakan. Adapun spesifikasi yang dimaksud dalam pekerjaan
ini yaitu Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 untuk pekerjaan
konstruksi jalan.
4.1.1 Pekerjaan Pengangkutan Material
Material lapis pondasi agregat kelas A yang terdiri dari batu 2/3
30%, batu 1/2 20%, split medium 0,5 20%, dan abu batu 30% yang
telah dicampur di Stockpile, kemudian diangkut dengan
menggunakan Dump Truck dengan kapasitas maksimum 14.000 kg.
Pada pekerjaan pondasi agregat kelas A dalam satu unit Dump Truck
mengangkut sekitar 12.000 kg material lapis pondasi agregat kelas

24
A, diangkut dari lokasi Stockpile yang berada di Kecamatan Moramo
menuju ke lokasi pekerjaan yang berada di Jalan Budi Utomo Baru
di Kota Kendari. Pada proses pengangkutan material lapis pondasi
agregat kelas A ditutup dengan menggunakan penutup terpal khusus,
hal ini dimaksudkan agar agregat yang diangkut tidak
terkontaminasi, atau tidak terjadi perubahan kadar air.

Gambar 4.1 Pengangkutan Material


Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.2 Pekerjaan Penghamparan
Proses penghamparan material lapis pondasi agregat kelas A
menggunakan alat Motor Grader dengan berat operasi 11.000 kg.
Proses penghamparan dilakukan dengan mengoperasikan alat Motor
Grader menghampar dari sisi kiri dan kanan badan jalan lalu
kemudian bergerak kebagian sumbu badan jalan, metode ini
dilakukan dari STA awal hingga STA akhir dengan tetap
memperhatikan tebal gembur lapis pondasi agregat kelas A 24 cm
perlayer. Material lapis pondasi agregat kelas A di tuangkan dengan
jarak 1 m untuk mendapatkan tebal gembur yang telah di rencanakan
dan dihampar dengan kemiringan rencana yaitu 3%.

25
Gambar 4.2 Penghamparan Material
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.3 Pekerjaan Penyiraman
Untuk menjaga kadar air material lapis pondasi agregat kelas A
tetap berada kadar air rencana, maka dilakukanlah proses
penyiraman air pada permukaan lapis pondasi agregat kelas A
menggunakan alat water tank dengan kapasitas 5000 liter air. Air
yang digunakan merupakan air tawar yang berasal dari saluran
irigasi. Penyiraman dilakukan mulai dari Sta awal bergerak secara
perlahan sampai pada Sta akhir, yang dimana proses penyiraman
dilakukan setiap 50 meter, hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga
kadar air tetap berada pada kadar air rencana.

Gambar 4.3 Penyiraman Material


Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.4 Pekerjaan Pemadatan

26
Pemadatan lapis pondasi agregat kelas A layer 1 dan layer 2
dilakukan dengan alat Vibrator Roller dengan berat 11.200 kg.
Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak secara
perlahan kearah sumbu badan jalan dalam arah memanjang. Pada
pekerjaan pemadatan layer 1 dan layer 2, proses pemadatan masing-
masing lapisan pondasi agregat kelas A dilakukan dengan jarak 50
meter material yang dipadatkan atau hingga di dapatkan kepadatan
yang pas. Pemadatan dilakukan sampai ketebalan rencana di capai
yaitu 20 cm perlayernya dengan lebar badan jalan yaitu 7 meter.

Gambar 4.4 Pemadatan Material


Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.5 Pengujian
Pada sub bab ini akan dijelaskan uraian singkat mengenai
pengujian. Penjelasan selengkap dapat dilihat pada sub bab
berikutnya:
4.1.5.1 Pengujian Kepadatan Lapangan
Pengujian kepadatan lapangan (uji sand cone)
dilaksanakan pada dua sisi kiri dan kanan, pada pekerjaan
rekonstruksi Jalan Budi Utomo Baru ada beberapa titik
yang dilakukan pengujian mulai dari STA 0+000 - STA
3+630, dengan demikian lapis pondasi kelas A ini
ditargetkan nilai kepadatannya yaitu minimal 90%. Setelah
dilakukan pengujian dilokasi pekerjaan diperoleh nilai

27
kepadatannya mencapai 97%, hal ini menandakan
kepadatan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A telah
sesuai dengan spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 untuk
pekerjaan konstruksi jalan.
Adapun pengujian kepadatan lapangan (Sand Cone)
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Memasang plat sand cone dititik yang akan di uji
kepadatanya kemudian pasang paku pada plat agar tidak
goyang saat melakukan pengujian.
b. Menggali LPA sesuai dengan ukuran diameter lubang
plat alat sand cone dengan menggunakan alat palu dan
pahat betel sampai kedalaman 10-12 cm.
c. Material hasil galian dimasukkan kedalam wadah yang
sudah ditimbang, pastikan seluruh partikel hasil galian
tidak ada yang tertinggal dalam lubang dan dibersihkan
menggunakan kuas.
d. Lalu timbang agregat galian bersama dengan wadah.
e. Kemudian lakukan ayakan dengan saringan nomor 3/4,
lalu hasil gradasi yang tertahan saringan nomor 3/4 di
timbang.
f. Menimbang pasir kuarsa yang ada dalam botol sebelum
digunakan.
g. Masukan pasir yang telah ditimbang kedalam lubang
yang telah digali dengan cara membalikkan botol dan
corong, kemudian keran dicorong diputar hingga pasir
turun kedalam lubang yang digali.
h. Setelah pasir berhenti mengalir tutup keran lalu timbang
kembali botol corong yang terisi pasir kuarsa agar kita
dapat mengetahui berat sisa pasir kuarsa
i. Timbang cawan untuk menyimpan sampel kadar air.

28
j. Mengambil sampel material kadar air sebanyak 30 ml,
kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam cawan
yang telah ditimbang.
k. Timbang sampel yang telah dimasukkan di cawan untuk
menentukan berat contoh basah.
l. Sampel yang telah ditimbang dituangkan cairan spiritus,
kemudian dibakar sampai sampel benar-benar kering.
m. Kemudian timbang sampel yang telah dibakar
menggunakan cairan spiritus untuk menentukan berat
contoh kering.

Gambar 4.5 Pengujian sand cone


Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023
4.1.5.2 Pengujian Volume Pekerjaan
Pengujian volume pekerjaan atau yang biasa disebut
pengujian volume pekerjaan dilaksanakan setelah
pemadatan akhir dilakukan, pengujian volume pekerjaan
dilaksanakan setiap 100 m dengan cara menggali lapis
pondasi agregat kelas A yang telah didapatkan dengan
kedalaman 10 cm dengan menggunakan alat betel dan palu,
kemudian dilakukan pengukuran kedalaman galian dan juga
dilakukan pengukuran lebar badan jalan. Pada pekerjaan
rekonstruksi jalan Budi Utomo Baru di Kota Kendari ada

29
beberapa titik dan di setiap titiknya sampel yang di uji
mulai dari sisi kiri dan sisi kanan badan jalan. Pengujian
dilakukan mulai dari STA 0+000 – STA 3+630.
Untuk mengetahui volume saat pembuatan back up
yaitu menggunakan rumus :
V = Panjang x Lebar x Tebal
Adapun pengukuran pengujian volume pekerjaan
menggunakan lebar bawah dan lebar atas pada saat
pembuatan back up yaitu menggunakan rumus :
𝐋𝐚 𝐋𝐛
V=( ) x Tebal x Panjang
𝟐

4.1.5.3 Perhitungan Volume Pekerjaan


Berdasarkan data umum proyek, pekerjaan data
rekonstruksi jalan Budi Utomo Baru. Maka pada pekerjaan
Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA) yang kami tinjau
selama melaksanakan kerja praktek yaitu pada pekerjaan
rekonstruksi jalan Budi Utomo Baru pada STA 0+000
sampai dengan STA 0+630.
STA Jarak Lebar Tebal Volume Berat Berat
rata-rata (M) (M) (M³) Jenis (Ton)
(M) (N/M³)
3+200 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+225 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+250 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+275 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+300 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+325 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+350 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+375 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+400 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4

30
3+425 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+450 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+475 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+500 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+525 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
3+550 25 7,2 0,4 72 1,2 86,4
Total 375 1080 1296
Tabel 4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan

31
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A


pada proyek Peningkatan Jalan Budi Utomo Baru, maka kesimpulan yang
dihasilkan sebagai berikut:

1. Metode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A yang


dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksanaan terdiri dari beberapa bagian
meliputi : pekerjaan pengangkutan material, penghamparan material,
penyiraman material, pemadatan material, dan pengujian kepadatan
material (sand cone),
2. Berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A
yang dilakukan pada peningkatan jalan Budi Utomo Baru relative sesuai
dengan Standar Spesifikasi Bina Marga 2018 dan SNI.

5.2 Saran

Dalam kesempatan ini saya mau menyampaikan saran yaitu


diharapkan kepada mahasiswa yang magang di proyek sebaiknya
memanfaatkan waktunya dengan baik untuk belajar karna di bangku
perkuliahan yang kita dapatkan hanya teori dilapangan. Sedangkan kita
turun langsung di lapangan kita bisa mendapatkan pembelajaran dan melihat
kondisi di pekerjaan secara langsung yang dilakukan di lapangan.

32
L

33
34
Gambar: Pengangkutan Material

Gambar: Penumpahan manerial

Gambar: Penghamparan Material

35
Gambar: Penyiraman Material

Gambar: Pemadatan Material

Gambar: pengujian Sand Cone

36

Anda mungkin juga menyukai