Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Materi Kultum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

“IKHLAS”

Kata ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berarti memurnikan sesuatu. Dalam Quran, ikhlas
seringkali dikaitkan dengan dua hal: ibadah dan amal saleh.

Beribadah dengan ikhlas artinya memurnikan penghambaan kepada Allah swt. tanpa disertai
penghambaan kepada selain-Nya baik makhluk hidup maupun benda. Dari pemaknaan ini,
ikhlas dalam beribadah hampir sama dengan tauhid sebagai lawan dari kata syirik.

Beramal saleh dengan ikhlas artinya memurnikan aktivitas kita semata-mata karena Allah SWT.
Bukan karena ingin dipuji orang lain dan bukan untuk meraih kepentingan-kepentingan
pribadi.

Orang yang ikhlas memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Semua manusia akan
menjadi sasaran tipu daya setan kecuali orang yang ikhlas.

Ketika Iblis dilaknat oleh Allah dan dikelurkan dari surga, ia berjanji akan menyesatkan semua
manusia kecuali orang-orang yang ikhlas. Iblis dan setan tidak akan mampu menggodanya.

Kenapa demikian? Karena orang yang ikhlas itu tidak punya kepentingan. Dia melakukan
sesuatu semata-mata karena Allah SWT. Saat kita membantu orang lain dan orang tersebut
tidak mengucapkan terima kasih kepada kita, lalu kita tersinggung, sebenarnya kita belum
ikhlas.

Orang yang ikhlas itu tidak akan terpengaruh baik oleh pujian maupun hinaan di saat
melakukan kebaikan.

Dalam prakteknya, kata ikhlas juga digunakan sebagai sinonim dari rida atau rela. Ketika ada
yang berkata, "Ikhlaskan saja kepergiannya," itu artinya relakan apa yang sudah tejadi.
Pasrahkan kepada Allah. Ikhlas dalam pengertian ini merupakan kunci utama kebahagiaan.

Kita sepakat bahwa kita semua menginginkan hidup bahagia. Namun seringkali kebahagiaan
itu tidak kunjung datang, meskipun banyak hal sudah kita dapatkan.

Faktor paling utama biasanya adalah tidak adanya sifat rida/ikhlas terhadap apa yang terjadi.
Kita harus sadar bahwa dalam hidup ini ada yang kita dapatkan sekaligus ada yang kita
lepaskan.

Apa yang kita dapatkan harus disyukuri. Apa yang kita lepaskan harus diikhlaskan.

Sungguh indah Allah melatih kita untuk ikhlas. Saat terjadi musibah dan hal-hal yang tidak
diinginkan, Allah memerintahkan kita untuk berucap, "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un." Ucapan
ini, jika benar-benar direnungkan, tidak ada musibah yang akan membuat kita meratap.

Dengan kalimat itu, kita sadar bahwa kita tidak punya apa-apa. Semua milik Allah. Harta, anak,
suami, istri, dan semua yang kita cintaii hakikatnya bukan milik kita, tapi milik Allah.
Ketika semua itu, diambil kembali oleh Pemiliknya, untuk apa kita sedih berlebihan? Sayangnya,
ucapan itui seringkalii hanya sampai di lisan dan tidak diresapi oleh hati dan pikiran.

Saat kehilangan, segera sadari bahwa itu bukan milik kita. In sha Allah kita ikhlas. Dan dengan
ikhlas semuanya akan berbuah indah
“Keutamaan dari Sedekah”

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahrobbilaalamiin wabihi nastai’nu ala umuriddunya waddin waalaailihi wasohbihi
ajmai’n amma ba’du.

Teman-teman yang saya hormati, mari kita semua panjatkan puji serta syukur pada Allah SWT
yang telah memberi rahmat serta hidayah Nya pada kita semua. Sehingga kita dapat berkumpul
bersama hari ini. Tidak lupa pula, shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita
semua, Nabi Muhammad SAW. Pada pagi hari ini, saya akan menyampaikan ceramah singkat
tentang sedekah.

Pada kesempatan yang dirahmati oleh Allah kali ini, saya akan menyampaikan materi tentang
sedekah. Sedekah merupakan suatu bentuk syukur atas rezeki yang telah Allah berikan pada kita
semua. Semakin banyak harta yang kita sedekahkan, maka akan semakin banyak pula keutamaan
yang akan kita peroleh.

Setiap umat Muslim, dianjurkan untuk melakukan sedekah. Sedekah bukan hanya amalan sholeh
saja, tetapi juga sebagai wujud kepedulian pada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan.
Sedekah juga menjadi wujud dari rasa syukur atas kelebihan rezeki yang telah diberikan oleh
Allah SWT kepada kita.

Salah satu amalan yang mudah untuk dilakukan adalah bersedekah dan membantu orang-orang
yang membutuhkan. Seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits riwayat At-Tirmidzi.

“Dari Anas ra, sahabatnya bertanya, ‘wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?
Rasul kemudian menjawab, ‘sedekah di bulan Ramadhan,’” (HR. At-Tirmidzi)

Sedekah juga menjadi salah satu upaya untuk mensucikan hati. Sesuai dengan firman Allah
dalam surat At-Taubah ayat 103 yang artinya, “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat tersebut maka kamu membersihkan serta mensucikan mereka.”

Tidak hanya mensucikan diri saja, sedekah juga dapat membukakan pintu rezeki seseorang.
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi, “Sesungguhnya Abu
Dzar bertanya, ‘Ya Rasulullah apa itu sedekah?’ Beliau kemudian menjawab, ‘sedekah
merupakan berlipat gandanya dan pada sisi Allah ada tambahan.’” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Dengan bersedekah, maka kita semua akan mendapatkan banyak keutamaan, seperti dapat
menolong orang-orang yang membutuhkan dan mensucikan harta kita semua. Oleh sebab itulah,
mari kita semua perbanyak sedekah.
Sekian kultum tentang sedekah ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan bisa dipetik
pelajaran bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

“Memelihara Ketaqwaan”

Dalam sebuah hadits sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Rasulullah
Saw bersabda:
“Kelak pada hari kiamat akan datang seorang laki-laki yang membawa pahala yang
sangat besar sebesar gunung-gunung tihamah. Lalu kemudian kata Nabi, “Allah Swt
menghancurleburkan pahala-pahala mereka,” mendengar hal itu lalu para sahabat
bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” lalu Rasulullah Saw menjawab,
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka
mengambil malam sebagaimana kalian ambil (melaksanakan salat malam)
sebagaimana kalian melaksanakan shalat malam. Akan tetapi mereka adalah kaum
yang jika bersendirian atau ketika mereka dalam keadaan sendiri mereka berani untuk
melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt.”

Hadits ini mengingatkan kepada kita agar kita senantiasa memelihara keimanan
senantiasa dan memelihara ketakwaan dalam keadaan kita sendiri. Kita tahu
seringkali saat kita sendiri kita merasa terbebas dari pandangan orang lain, saat
kita sendiri Kita terbebas dari pendengaran orang lain sehingga seringkali saat kita
sendiri kita berani melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt, padahal saat
kita bersama orang lain saat kita di tengah-tengah orang lain kita tidak berani
melakukannya. Maka pantas Allah Swt memuji orang-orang yang takut kepada
Allah di saat ia dalam keadaan sendiri.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Mulk ayat 12:

‫۝‬١٢ ‫ِاَّن اَّلِذْي َن َي ْخ َش ْو َن َر َّبُهْم ِباْلَغ ْيِب َلُهْم َّم ْغ ِفَر ٌة َّو َاْج ٌر َك ِبْيٌر‬

innalladzîna yakhsyauna rabbahum bil-ghaibi lahum maghfiratuw wa ajrung kabîr

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan tanpa


melihat-Nya akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.: (QS. Al-Mulk: 12).

Seperti Ibadah puasa yang kita jalani baik itu Puasa Ramdhan , Puasa Senin Kais ,
Puasa Asyura,Puasa Syawal dsb mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa
beriman dalam keadaan bagaimanapun, kita beriman dalam keadaan kita bersama
orang lain, kita beriman saat kita di tengah-tengah orang lain, tapi kita juga beriman
saat kita sendiri saat kita berpuasa kita tidak makan kita tidak minum bukan hanya
saat di depan orang lain kita tidak makan dan tidak minum bukan hanya di saat di
tengah-tengah keluarga atau di tengah-tengah sahabat kita tapi kita juga tidak
berani makan minum bahkan saat kita dalam keadaan sendiri saat kita dalam
keadaan sembunyi.

Mengapa demikian? karena kita menyadari bahwa Allah Swt senantiasa mengawasi,
melihat dan mengetahui apapun yang kita lakukan. Maka ibadah puasa yang kita
jalankan saat ini harus mampu membentuk diri kita agar kita mampu beriman
dalam setiap keadaan.

Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang munafik yaitu orang yang hanya baik
dihadapan banyak orang tetapi kita melakukan hal-hal yang haram melakukan hal-
hal yang dilarang oleh Allah Swt saat kita sendiri karena kita menganggap yang kita
takutkan adalah penglihatan orang, sedangkan kita lupa bahwa ada Dzat yang
Maha mengetahui, Maha mendengar, Maha Melihat yaitu Allah Swt.

Semoga Allah Swt memberi kita kekuatan iman sehingga kita mampu menjalani
keimanan bukan hanya saja saat kita di hadapan banyak orang tapi juga kita
mampu beriman saat kita sendiri. Wallahu a’am..

Anda mungkin juga menyukai