Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Mikro Kel3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
(DEFINISI PERTUMBUHAN BAKTERI, PEMBELAHAN,
RENTANG WAKTU, PARAMETER UKURAN DAN
PENGARUH LINGKUNGAN)
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: mikrobiologi dan parasitologi
Dosen pengampu: Dr. dr. Andi Yulia Rifiana, M.Kes

Disusun oleh :
DELA AMELIA PUTRI (21404007)
IIS SITI AISAH (214008)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES MITRA RIA HUSADA JAKARTA
Jl. Karya Bakti No.3, RT.8/RW.7, Cibubur, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13720
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum waramatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpah rahmat dan berkah-Nya, saya
bisa menyelesaikan makalah presentasi mengenai (definisi pertumbuhan bakteri, pembelahan,
rentang waktu, parameter ukuran dan pengaruh lingkungan) ini. Shalawat serta salam juga
saya curahkan kepada junjungan alam, nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat,
dan insya Allah kepada kita semua para pengikutnya, Aamiin.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah keterampilan dasar
kebidanan, yaitu ibu Dr. dr. Andi Yulia Rifiana, M.Kes atas tugas yang diberikan, dan juga
kepada semua rekan-rekan yang telah mensupport kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu, saya memohon kebijaksanaan dan dukungan dari pembaca, agar
dalam pembuatan makalah yang akan datang saya bisa lebih baik lagi.
Sekian Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Untuk mengembangbiakkan mikroorganisme seperti jamur, bakteri, ataupun
yang lainnya diperlukan media. Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan jasad renik
(mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat (semi solid). Didalam
laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk isolasi, pengujian sifat-sifat
fisik dan biokimia bakteria serta untuk diagnosa suatu penyakit (Sutarma, 1999).
Menurut Dwidjoseputro (1987) dasar makanan yang paling baik untuk pertumbuhan
bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-
sayuran sisa-sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang
banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar.
Medium ini tersusun dari pada : kaldu bubuk 3 g, pepton 5 g, dan air suling 1000 g. Jika
diperlukan medium padat, maka ditambahkan 15 g agar-agar.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan mudah. hal
ini dapat tercermin dari keberadaannya di semua lingkungan dalam jumlah yang sangat
banyak. Bakteri termasuk organisme mikroskopis yang sering di temui dalam kehidupan
sehari hari. seperti halnya dalam tubuh kita terdapat ribuan bahkan bisa sampai jutaan bakteri.
selain itu, terdapat 100 juta bakteri di dalam 1 liter susu. Bisa dibayangkan bagaimana
cepatnya pertumbuhan dari bakteri. Pertumbuhan dari bakteri yang cepat erat kaitannya
dengan cara reproduksi 5Perkembangbiakan6 yang dilakukan oleh bakteri tersebut.
Bakteri mengadakan Perkembangbiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan
seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel, Proses
pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada prokariotik. Pada
prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan
sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang
didahului dengan pembentukan dinding sel baru. 0ontohnya pada sel bakteri, tubuh bakteri
berasal dari pembelahan sel bakteri induknya. Proses pembelahan diri pada bakteri terjadi
secara biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah pembelahan yang diawali dengan
terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua
sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik).
sedangkan pada Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi,
transduksi, dan konjugasi. namun, proses Perkembangbiakan sara seksual berbeda dengan
eukariota lainnya. sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel
sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika
(rekombinas igenetik ).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Definisi pertumbuhan bakteri
2. Pembelahan bakteri
3. Rentang waktu bakteri
4. Parameter ukuran pengaruh lingkungan

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Untuk mengetahui apa itu pertumbuhan bakteri
2. Untuk mengetahui apa itu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pembelahan sel
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERTUMBUHAN BAKTERI


1.1 DEFINISI PERTUMBUHAN BAKTERI
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian
menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri.
Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan.
Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka
mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu
organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih
diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang
semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak,
pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut
dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan
sel dan memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan berbagai mikroorganisme yang
menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-
beda. Oleh karena itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk
mikroorganisme.
Mikroba merupakan mikroorganisme yang perlu diketahui kemampuannya untuk tumbuh dan
hidup sebab beberapa di antaranya sering dimanfaatkan untuk keperluan penelitian. Sampai
sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan terus menggali potensi apa yang terdapat di
dalam mikroba, oleh karena itu perlu diketahui seluk beluk dari mikroba itu sendiri. Salah
satunya yaitu faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Setiap
mikroba memiliki karakteristik kondisi pertumbuhan yang berbeda- beda. Pertumbuhan
bakteri pada kondisi yang optimum lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang.
Hal ini disebabkan karena bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga
sebagian besar bakteri memiliki waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika dibandingkan
dengan khamir dan kapang yang struktur selnya lebih rumit dan waktu generasinya yang
cukup lama.

1.1 PENGERTIAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total
massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan
yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai
pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan
dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau
massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian.
Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur
bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau
radiasi.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta
kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah
sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva
pertumbuhannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu,
pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen
oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan
jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme
uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti
pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau suatu biakan. Pada organisme
yang membentuk soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi
tidak terjadi pembelahan sel.
Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi,
serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang karena terlalu
cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.
Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur pada kondisi konstan,
sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan. Misalnya, pertambahan jumlah
massa sel sebanyak dua kali dalam keadaan kesetimbangan akan mengakibatkan penambahan
jumlah komponen sel seperti air, protein, ARN dan ADN sebanyak dua kali pula.

1.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBA


1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan
kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH
yang lebih rendah.
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga
kelompok sebagai berikut:
1. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu 0-
20o C.
2. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
3. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik pada
suhu ru angan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu optimum
pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena itu suhu
tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri pathogen.
Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4–66oC.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau
kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu,
prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai
berikut:
• Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
• Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
• Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya
oksigen.
• Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang
lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak
pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan
manusia yang tergolong anaerob fakultatif.

1.3 PEMBELAHAN SEL


Pembelahan sel adalah proses di mana sel membelah dirinya menjadi dua bagian atau
lebih. Lebih lanjut lagi, terdapat beberapa jenis pembelahan sel, yang dikategorikan
berdasarkan jenis organisme atau makhluk hidup apa yang membelah diri.
Seiring dengan perkembangan dan evolusi makhluk hidup, pembelahan sel ikut mengalami
perubahan lewat proses pembelahan yang berbeda-beda dan lebih rumit. Contohnya sebagian
besar prokariota seperti bakteri menggunakan fisi biner dalam proses pembelahan selnya.
Sedangkan eukariot menggunakan mitosis.

Lalu, ada jenis eukariot yang dapat bereproduksi yang menggunakan jenis pembelahan sel
meiosis untuk mengurangi konten genetik di dalam selnya. Proses ini sangat penting dalam
reproduksi seksual, karena masing-masing sel orang tua harus memberikan hanya setengah
dari material genetik yang dibutuhkan kepada keturunannya. Kalau tidak, keturunannya itu
akan memiliki DNA yang terlalu banyak jumlahnya.

1.4 JENIS-JENIS PEMBELAHAN SEL


1. Pembelahan prokariotik
Proses pembelahan sel pada organisme prokariot dikenal juga sebagai fisi biner
(binary fission). Karena sifat organisme prokariot yang sangat sederhana dengan hanya
satu membrane dan tidak ada pembagian internal, proses pembelahan pada prokariot
sekadar mereplikasi atau meniru DNA-nya dan memisah jadi dua bagian.
2. Pembelahan mitosis
Proses pembelahan mitosis menghasilkan sel dengan susunan genetika yang sama
persis dengan susunan genetika sel induk. Proses pembelahan mitosis terjadi pada seluruh
sel tubuh (somasis), kecuali pada sel kelamin alias gamet. Pada tumbuhan, proses
pembelahan sel mitosis terjadi pada jaringan meristem. Contohnya pada ujung tunas
batang atau ujung akar. Dalam prosesnya, terdapat 4 (empat) fase pembelahan yang
terjadi. Akan tetapi, sebelumnya telah terjadi fase interface terlebih dahulu, yaitu fase
ketika inti sel dan anak inti sel dapat terlihat dengan jelas.
Keempat fase atau tahapan dalam proses pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:
• Profase, yaitu proses perubahan yang terjadi pada sitoplasma dan nukleus
saat benang-benang kromatin memendek serta menebal menjadi
kromosom.
• 2. Metafase, yaitu fase di mana kromatid bergerak menuju bagian tengah
inti sel untuk membentuk lempeng metafase.
• 3. Anafase, yaitu fase di mana kromatid memisahkan diri dengan bagian
sentromer untuk membentuk kromosom baru.
• 4. Telofase, yaitu fase di mana kromosom berubah jadi benang kromatin,
sedangkan nukleus dan membrane inti terbentuk kembali. Pada tahap ini,
sel baru yang identik telah terbentuk.

3. Pembelahan meiosis
Lain dengan pembelahan mitosis, pembelahan sel meiosis terjadi justru hanya pada organ
kelamin. Proses pembelahan ini bertujuan menghasilkan sel gamet untuk bereproduksi, yaitu
sel telur dan sel sperma. Proses pembelahan meiosis sendiri terjadi dua kali, Detikers.
Masing-masing kemudian dikenal dengan istilah meiosis I dan meiosis II.
Pada proses meiosis I, proses ini dilakukan untuk memisahkan kromosom yang sama
(homologous chromosome). Adanya kromosom homologus dalam sebuah sel
merepresentasikan dua alel dari masing-masing gen yang dimiliki oleh sebuah organisme.
Kedua alel tersebut dikombinasi ulang dan dipisahkan, sehingga sel anak yang dihasilkan
hanya akan memiliki satu alel untuk masing-masing gen, serta tidak ada pasangan homologus
kromosom.
Sedangkan pada proses meiosis II, proses ini memisahkan dua salinan DNA, dengan cara
yang mirip seperti dalam proses pembelahan sel mitosis. Hasil akhir dari pembelahan meiosis
adalah empat sel dari satu sel, dan masing-masing hanya memiliki separuh kromosom
induknya, alias hanya satu salinan dari genom induk.

1.5 RENTANG WAKTU BAKTERI

1. Fase Lag (Penyesuaian)


Fase lag adalah fase penyesuaian bakteri dengan lingkungannya yang baru. Durasi
berlangsungnya fase ini bervariasi dan ditentukan dari komposisi media, pH, suhu, aerasi,
jumlah sel, dan sifat fisiologis. Ketika sel telah menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya, barulah sel mulai membelah hingga mencapai populasi maksimum. Fase itu
kemudian dinamakan fase logaritma atau fase eksponensial.
2. Fase Logaritma/Eksponensial
Fase logaritma atau eksponensial ditandai dengan periode pertumbuhan yang
terbilang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua. Derajat pertumbuhan
bakteri pada fase ini sangat dipengaruhi oleh sifat genetik yang diturunkan. Derajat
pertumbuhan juga dipengaruhi oleh kadar nutrisi dalam media, suhu inkubasi, kondisi pH,
dan aerasi. Ketika populasi yang dihasilkan oleh derajat pertumbuhan sudah maksimum, akan
terjadi keseimbangan antara jumlah sel mati dan jumlah sel hidup.
3. Fase Stasioner
Fase ini terjadi ketika laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju kematiannya,
sehingga jumlah populasi organisme ini akan tetap. Keseimbangan ini terjadi karena adanya
pengurangan derajat pembelahan sel akibat kadar nutrisi yang tidak cukup dan akumulasi
produk yang beracun bagi sel sehingga mengganggu proses pembelahan. Fase stasioner
kemudian dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai oleh peningkatan laju kematian
yang melebihi laju pertumbuhan.
1.6 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS
MIKROBA
1. SUHU
A. SUHU PERTUMBUHAN MIKROBA.
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi
menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu
terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk
pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba.
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi mikroba
psikrofil (kriofil), mesofil, dan termofil. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat
tumbuh pada suhu 0-30o C dengan suhu optimum sekitar 15oC. Mesofil adalah kelompok
mikroba pada umumnya, mempunyai suhu minimum 15oC suhu optimum 25-37oC dan suhu
maksimum 45-55oC. Mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi dikelompokkan dalam
mikroba termofil. Mikroba ini mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh,
sehingga titik didihnya tinggi. Selain itu dapat memproduksi protein termasuk enzim yang
tidak terdenaturasi pada suhu tinggi. Di dalam DNA-nya mengandung guanin dan sitosin
dalam jumlah yang relatif besar, sehingga molekul DNA tetap stabil pada suhu tinggi.
Kelompok ini mempunyai suhu minimum 40o C, optimum pada suhu 55-60o C dan suhu
maksimum untuk pertumbuhannya 75oC. Untuk mikroba yang tidak tumbuh dibawah suhu
30oC dan mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 60oC, dikelompokkan ke dalam
mikroba termofil obligat. Untuk mikroba termofil yang dapat tumbuh dibawah suhu 30oC,
dimasukkan kelompok mikroba termofil fakultatif.

B. SUHU TINGGI
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan
memberikan beberapa macam reaksi. (1) Titik kematian thermal, adalah suhu yang dapat
memetikan spesies mikroba dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu. (2) Waktu kematian
thermal, adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu spesies mikroba pada suatu
suhu yang tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah waktu, suhu,
kelembaban, spora, umur mikroba, pH dan komposisi medium.

C. SUHU RENDAH
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan gangguan
metabolisme. akibat-akibatnya adalah (1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba
menyebabkan kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik, (2)
Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air intraseluler,
(3) Lyofilisasi, adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam keadaan vakum secara
bertingkat. Proses ini dapat digunakan untuk mengawetkan mikroba karena air protoplasma
langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi).

2. KANDUNGAN AIR (PENGERINGAN)


Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya
diukur dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya
dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikroba
yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces
rouxii. Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8. Bakteri
umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya
memerlukan aw 0,75. Mikroba yang tahan kekeringan adalah ang dapatmembentuk spora,
konidia atau dapat membentuk kista.

3.TEKANAN OSMOSE
Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila
mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu
terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma.

4.ION-ION DAN LISTRIK


a. Kadar Ion Hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi
(medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri
pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya
Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya
Thiobacillus. Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah.
b. Buffer
Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH yang konstan, terutama pada
mikroba yang dapat menghasilkan asam. Misalnya Enterobacteriaceae dan beberapa
Pseudomonadaceae. Oleh karenanya ke dalam medium diberi tambahan buffer untuk
menjaga agar pH nya konstan.
c. Ion-ion lain
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat meracun
(toksis). Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat pada
kadar rendah. Selain logam berat, ada ion-ion lain yang dapat mempengaruhi kegiatan
fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat. Ion-ion tersebut dapat
mengurangi pertumbuhan mikroba tertentu.
d. Listrik
Listrik dapat mengakibatkan terjadinya elektrolisis bahan penyusun medium pertumbuhan.
Selain itu arus listrik dapat menghasilkan panas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba. Sel mikroba dalam suspensi akan mengalami elektroforesis apabila dilalui arus
listrik. Arus listrik tegangan tinggi yang melalui suatu cairan akan menyebabkan terjadinya
shock karena tekanan hidrolik listrik. Kematian mikroba akibat shock terutama disebabkan
oleh oksidasi. Adanya radikal ion dari ionisasi radiasi dan terbentuknya ion logam dari
elektroda juga menyebabkan kematian mikroba.
e. Radiasi
Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma. Cahaya umumnya
dapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Cahaya mempunyai
pengaruh germisida, terutama cahaya bergelombang pendek dan bergelombang panjang.
Pengaruh germisida dari sinar bergelombang panjang disebabkan oleh panas yang
ditimbulkannya, misalnya sinar inframerah. Sinar x (0,005-1,0 Ao), sinar ultra violet (4000-
2950 Ao), dan sinar radiasi lain dapat membunuh mikroba. Apabila tingkat iradiasi yang
diterima sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas mengenai Eubacteria(Bakteri), dapat disimpulkan bahwa
Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/
prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan
paraseksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan
pembiakan paraseksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi dan konjugasi.
Berdasarkan bentuk bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral
(spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Jenis
bakteri dibedakan berdasarkan jumlah dan letak flagel, berdasarkan, karakteristik
dinding sel melalui sistem pewarnaan gram, berdasarkan, kebutuhannya terhadap
oksigen, berdasarkan kebutuhan energi, berdasarkan cara memperoleh makanan,
berdasarkan suhu pertumbuhan.

3.2 SARAN
Mungkin akan lebih baik lagi jika adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini, namun sebagai manusia biasa
penulis hanya bisa berharap semoga bisa bermanfaat dan mudah-mudahan memenuhi
fungsi sebagaimana mestinya. Amiin...
Setelah membaca pembahasan tadi, diharapkan pembaca mendapat pencerahan
mengenai bakteri, bakteri mana yang menguntungkan dan bakteri mana yang
merugikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5511009/pembelahan-sel-pengertian-dan-
jenisnya
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/624/4/Chapter 2.doc.pdf
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengintip-4-fase-pertumbuhan-bakteri-apa-
saja-2113/

Anda mungkin juga menyukai