Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Laraswati

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERHADAP PERSENTASE LABA


ASESMEN KHUSUS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT

Yunan Najamudin, Drs., M.B.A., CMA., CAPF


Laraswati

Abstract

The study aims to test the impact of corporate governance mechanisms on profit percentages in companies. The population
in the current study were manufacturing companies in the industrial & chemical sectors listed in the Indonesian stock
market (bei) during the 2017-2019 period. The samples were collected using a factorial sampling yielding 34 manufacturing
companies in the industrial and chemical data sector taken from the bei from 2017 to 2019. The independent variable of the
study was corporate governance with a focus on the board of commissioners and auditing committees, while the dependent
variable was the impact of profit percentage on manufacturing companies. It employs a simple linear regression analysis.

Keywords: Impact of corporate governance mechanism, the industrial and chemical sectors, board of commissioners, audit
committees, profit percentage.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap persentase laba pada
perusahaan . populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur pada sektor industri & kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2019. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
menghasilkan 34 perusahaan manufaktur pada sektor Industri dan kimia data yang diambil dari BEI periode 2017-2019.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah corporate governance dengan fokus pada dewan komisaris dan komite
audit, sedangkan variabel dependennya adalah pengaruh persentase laba pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Kata kunci : Pengaruh mekanisme corporate governance , sektor industri dan kimia, dewan komisaris, Komite audit,
persentase laba

1. LATAR BELAKANG satu tujuan pelaporan keuangan adalah harus


Mekanisme GCG memiliki dua fokus penting, menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
yaitu terjaminnya hak pemilik untuk para investor, kreditor, dan pengguna lain, baik
memperoleh informasi yang sebenarnya, dan berjalan maupun potensial, dalam menilai
kewajiban pihak manajemen untuk melaporkan (assessing) jumlah, saat terjadi, dan
informasi perusahaan seara cepat dan tepat. ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha
Pelaksanaan GCG sendiri berada di tangan bersangkutan. Chairi dan Ghozali, (2007)
dewan direksi perusahaan, untuk memastikan menyatakan tujuan dalam pelaporan keuangan
mekanisme tata kelola perusahaan berjalan baik adalah untuk memberikan informasi keuangan
dan sesuai aturan. Perusahaan di Indonesia perusahaan dalam menghasilkan laba (Earning
memiliki dua badan kepengurusan yang Per Share). Dalam pengambilan keputusan suatu
memiliki tugas dan fungsi yang berbeda yakni perusahaan harus menyajikan informasi
dewan komisaris dan dewan direksi. penyusunan laporan keuangan dengan kondisi
penerapancorporate governance merupakan perusahaan yang sebenar-benarnya. Sehingga
salah satu elemen kunci dalammeningkatkan manajemen laba dapat memberikan fleksibilitas
efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian bagi manajer untuk melindungi diri maupun
hubungan antara manajemen perusahaan, dewan perusahaan.
komisaris, para pemegang saham dan
stakeholders lainnya.Corporate governance juga Komite Nasional Kebijakan Governance
memberikan suatu struktur yang memfasilitasi (KNKG) menerbitkan pedoman umum good
penentuansasaran-sasaran dari suatu perusahaan, corporate governance yang menyampaikan
dan sebagai sarana untuk menentukan teknik kesinambungan perusahaan dengan cara
monitoring kinerja (Deni et al., 2004). menerapkan asas transparasi, akuntabilitas,
Suwardjono (2006) menyatakan bahwa salah responsibilitas, dan independensi kewajaran
yang merupakan prinsip mendasar dari kerja, dan (2) Adverse selection, apabila
penerapan good corporate governance. principal tidak dapat mengetahui apakah suatu
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keputusan yang diambil oleh agent berdasarkan
pengaruh mekanisme corporate governance pada informasi yang diperoleh, atau terjadi
terhadap persentase laba pada perusahaan karena kelalaian dalam tugas.
manufaktur. Dalam penelitian ini fokus pada
dewan komisaris dan komite audit dengan Jensen (1986) konflik agensi terjadi karena
pertimbangan dapat memiliki jabatan-jabatan adanya seseorang yang cenderung mementingkan
lain dalam mengelola suatu perusahaan. diri sendiri. Konflik yang menciptakan masalah
biaya keagenan atau yang disebut dengan agensi
Penelitian ini, peneliti meninjau lebih detail biaya. Menurut Jensen dan Meckling (1976)
mengenai dewan komisaris dan komite audit agensi biaya terdiri dari (1) Memonitor biaya
dengan melakukan assesmen khusus terhadap merupakan biaya yang timbul oleh principal
masing-masing anggota dewan komisaris dan untuk memonitor perilaku agen dengan cara
anggota komite audit. Sehingga menjadikan hal mengukur, mengamati, dan mengontrol. Contoh
ini membedakan dengan penelitian-penelitian biaya tersebut antara lain adalah biaya audit,
terdahulu yang hanya menggunakan indikator Compensation policies (biaya kompensasi
ukuran, jumlah, dan proporsi anggota dewan manajer), dan restriction (Pembatasan
komisaris dan anggota komite audit. Anggaran), dan aturan-aturan operasi. (2)
Bonding Cost merupakan biaya yang ditanggung
2. TUJUAN PENELITIAN oleh agen untuk mematuhi mekanisme yang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjamin agar agen menjalankan sesuai dengan
memaparkan analisis mengenai pengaruh kepentingan utama. (3) Residual Loss adalah
mekanisme corporate governance pada penurunan tingkat kemakmuran prinsipal
perusahaan manufaktur terhadap persentase laba maupun agen dengan adanya hubungan agensi.
dengan asesmen khusus dewan komisaris dan Pihak-pihak yang berhubungan dengan residual
komite audit. loss yaitu pemegang saham dengan manajer pada
perusahaan tersebut. Suatu konsep yang
3. MANFAAT PENELITIAN diperlukan antara kedua belah pihak untuk
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat meminimalisir terjadinya asimetri informasi yaitu
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dengan konsep good corporate governance.
mekanisme corporate governance pada
perusahaan manufaktur terhadap persentase laba 4.2 Mekanisme Corporate Governance
dengan melakukan asesmen khusus pada Mekanisme corporate governance merupakan
anggota dewan komisaris dan anggota komite mekanisme kontrol yang memanfaatkan tugas
audit serta dapat menjadi bahan literatur dan perusahaan agar sesuai dengan harapan
bahan masukan untuk penelitian berikutnya. stakeholder. Perangkat yang mencakup pasar
modal dan persaingan pasar uang. Pasar barang
4. LANDASAN TEORI dan jasa yang berperan aktif, konsumen harus
4.1 Agency Theory berlangsung tanggap serta paham akan hak dan
Teori utama yang terkait dengan corporate kewajibannya.
governance adalah teori agensi (Chinn, 2000)
dan (Shaw, 2003). Menurut Jensen dan Meckling Faktor yang memengaruhi penerapan corporate
(1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam governance dalam penerapan manajemen laba
teori agensi bahwa perusahaan merupakan ukuran perusahaan kecil dianggap lebih banyak
kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya melakukan praktik dibandingkan dengan ukuran
ekonomis dan manajer yang mengurus perusahaan besar. Oleh karena itu, perusahaan
penggunaan dan pengendalian sumber daya. kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi
Konflik keagenan juga dapat terjadi karena perusahaan agar selalu dalam kinerja yang baik
informasi yang asimetri. Asimetri informasi sehingga investor dapat menanamkan modalnya
terjadi ketika principal dan agent melakukan pada perusahaan tersebut. Sedangkan, pada
distribusi informasi yang tidak sama sehingga perusahaan yang besar masyarakat jauh lebih
menimbulkan permasalahan. Syifa (2013) memperhatikan perusahaan tersebut. (Nasution
menyatakan permasalahan tersebut adalah: (1) dan Setiawan, 2007).
Moral hazard, apabila agent tidak melaksanakan
hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak Penerapan mekanisme corporate governance
terdiri dari eksternal dan internal. Mekanisme manufaktur adalah perusahaan yang
Eksternal dipengaruhi oleh faktor eksternal menyelidiki faktor-faktor yang dapat
perusahaan yang meliputi; investor, akuntan memengaruhi persentase keuntungan atau
publik, pemberi pinjaman, dan lembaga yang sering disebut dengan persentase laba. Salah
mengesahkan legalitas. Sedangkan mekanisme satu faktor yang meningkatkan persentase laba
internal yaitu mekanisme yang dipengaruhi oleh pada perusahaan adalah rasio keuangan. Dalam
faktor internal perusahaan meliputi; dewan penelitian ini penulis menggunakan rasio
komisaris, kepemilikan institusional, keuangan dengan menggunakan rumus ROE
kepemilikan manajerial, dan komite audit. yang akan dijelaskan di bawah ini sebagai
berikut.
5. METODE PENELITIAN Return On Equity (ROE)
5.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Rasio, ini menunjukkan perbandingan laba
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian bersih terhadap ekuitas. ROE menggambarkan
kuantitatif. Sedangkan sumber data yang sejau mana kemampuan perusahaan
digunakan adalah data sekunder, yaitu diperoleh menghasilkan laba yang bisa diperoleh.
dari laporan tahunan (annual report) perusahaan EAT
manufaktur periode 2017 – 2019 yang ROE = X 100%
dipublikasikan untuk umum serta disajikan dalam Ekuitas
Bursa Efek Indonesia. Keterangan:
ROE= Return on Equity
5.2 Populasi dan Sampel Penelitian EAT= Earning After Tax
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, 2.Variabel Independen
artinya populasi yang akan dijadikan sampel Variabel independen adalah tipe variabel yang
dalam penelitian ini adalah anggota populasi menjelaskan atau memengaruhi variabel lain.
yang memenuhi kriteria sampel tertentu. Adapun Variabel independen disebut juga sebagai
kriteria yang digunakan adalah: variabel bebas. Variabel independen dalam
1. Perusahaan manufaktur sektor penelitian ini adalah corporate governance
industri dan kimia yang terdaftar di dengan fokus pada anggota dewan komisaris
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dan komite audit. Apabila penelitian-penelitian
periode 2017-2019 terdahulu melihat anggota dewan komisaris
2. Perusahaan manufaktur sektor dan komite audit dari segi ukuran (jumlah)
industri dan kimia yang menerbitkan atau, dalam penelitian ini penulis akan
laporan keuangan tahunan untuk melakukan pengukuran yang berbeda. Penulis
periode 31 Desember 2017-2019 akan melakukan asesmen khusus terhadap
3. Perusahaan manufaktur sektor dewan komisaris dan komite audit dengan
industri dan kimia yang melihat tiga aspek, yaitu gelar, kompetensi, dan
mengungkapkan mekanisme profesionalitas.
corporate governance terhadap Berikut kriteria penilaian anggota dewan
persentase laba yang tercantum komisaris dan komite audit yang dilakukan
dalam laporan tahunan selama tahun oleh peneliti:
2017 – 2019 a. Gelar Anggota Dewan Komisaris dan
Komite Audit
5.3 Teknik Pengumpulan Data Penilaian ini diukur dengan mengobservasi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini gelar dan track record anggota dewan
adalah data kuantitatif yang dikumpulkan komisaris dan komite audit suatu
dengan menggunakan metode dokumentasi. perusahaan yang terdapat dalam profil
Pengumpulan data dimulai dari pencarian dewan komisaris di laporan tahunan pada
laporan tahunan (annual report) perusahaan bagian laporan manajemen atau profil
manufaktur pada sektor industri & kimia yang perusahaan atau laporan tata kelola
akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. perusahaan. Anggota dewan komisaris
dengan gelar S1 akan diberi nilai 1, gelar
5.4 Definisi dan Pengukuran Variabel S2 diberi nilai 2, dan gelar S3 diberi nilai
1.Variabel Dependen 3, dan 0 apabila gelar di bawah S1 atau
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tidak memiliki gelar.
persentase laba pada perusahaan. perusahaan
b. Kompetensi Anggota Dewan Komisaris Metode analisis yang digunakan adalah analisis
dan Komite Audit data kuantitatif dan teknik analisis data dalam
Sertifikasi kompetensi adalah proses penelitian kuantitatif adalah analisis statistik
pemberian sertifikat kompetensi yang yaitu analisis regresi sederhana.
dilakukan secara sistematis dan objektif 1. PL = α + β1 DK + β2 KA + e
melalui uji kompetensi yang dilaksanakan Keterangan:
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). PL = Persentase Laba
Sertifikasi kompetensi menyatakan α = Konstanta
seseorang kompeten di bidangnya. β1 = Koefisien Regresi
Anggota dewan komisaris dan anggota DK = Dewan Komisaris
dewan komisaris yang lulus dan memiliki β2 = Koefisien Regresi
sertifikasi kompetensi diberi nilai 1 dan 0 KA = Komite Audit
apabila tidak memiliki sertifikasi e = Error term, yaitu tingkat kesalahan
kompetensi. dalam penelitian
c. Profesional Anggota Dewan Komisaris dan Dasar pengambilan keputusan di dalam analisis
Komite Audit regresi berganda yaitu menggunakan koefisien
Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi determinasi (R2), Uji signifikan Parameter
profesi yang merupakan suatu wadah individual (Uji T) dan Uji Signifikansi Simultan
himpunan dan/atau organisasi orang (Uji Statistik F).
perseorangan yang terampil dan ahli atas
dasar kesamaan disiplin keilmuan. Oleh 6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
karena itu, profesionalitas seorang anggota 6.1 Analisis Statistik Deskripif
dewan komisaris dapat ditunjukkan dengan Hasil analisis statistik deskriptif pada
keikutsertaan komisaris tersebut dalam penelitian ini terdapat pada berikut.
sebuah asosiasi, ikatan, atau organisasi. Tabel 6.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Anggota dewan komisaris dan anggota Perusahaan Manufaktur.
komite audit yang tergabung dalam
asosiasi, ikatan atau organisasi diberi nilai N Min Max Mean Std.
1 dan 0 apabila tidak ikut serta dalam Dev.
PL 102 1.00 39,00 10.2549 6.64918
asosiasi, ikatan, atau organisasi. DK 102 4.00 16,00 9.5980 2.21721
KA 102 .00183 .29187 .1108911 .07594795
5.5 Hipotesis Operasional
Hipotesis operasional menjelaskan tentang Berdasarkan hasil tabel analisis statistik
hipotesis yang telah dirumuskan secara deskriptif perusahaan manufaktur di atas, dapat
operasional. Hipotesis 0 yang bersifat netral dijelaskan sebagai berikut:
dan hipotesis 1 yang bersifat tidak netral. 1. Pada variabel persentase laba (PL) yang
Hipotesis operasional dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif menunjukan
dapat dirumuskan sebagai berikut: hasil yaitu nilai minimum sebesar 0,0183 yang
H01 : B1 ≤ 0 = Mekanisme Corporate terdapat pada perusahaan AMFG periode 2018.
governance Dewan Komisaris tidak Nilai maksimum sebesar 0,29187 yang terdapat
berpengaruh positif terhadap persentase laba pada perusahaan PICO periode 2017 , nilai rata-
pada perusahaan manufaktur. rata persentase laba pada perusahaan manufaktur
Ha1 : B1 > 0 = Mekanisme Corporate periode 2017-2019 adalah sebesar 0,11089.
governance dewan komisaris berpengaruh Sedangkan pada standar deviasi menghasilkan
positif terhadap persentase laba pada nilai sebesar 0,7594. Hasil dari analisis
perusahaan manufaktur. menunjukan tingkat ukuran penyebaran data
H02 : B2 ≤ 0 = Mekanisme Corporate variabel pada persentase laba.
governance Komite Audit tidak berpengaruh 2. Pada variabel dewan komisaris analisis
positif terhadap persentase laba pada statistik deskriptif menunjukkan hasil minimum
perusahaan manufaktur yaitu sebesar 1,00 terdapat pada perusahaan
Ha2 : B2 > 0 = Mekanisme Corporate YPAS periode 2017-2019. Nilai maksimumnya
governance Komite Audit berpengaruh positif sebesar 39,00 terdapat pada perusahaan SMBC
terhadap persentase laba pada perusahaan periode 2018. Nilai rata-rata dewan komisaris
manufaktur. pada sebesar 10,2549 dan standar deviasi sebesar
6,64918. Hasil dari analisis menunjukkan tingkat
5.6 Metode Analisis Data ukuran penyebaran data variabel pada penilaian
dewan komisaris.
3.Pada variabel komite audit statistik deskriptif Tabel 6.5 Analisis Regresi Sederhana Perusahaan
menunjukkan hasil minimum yaitu sebesar 4,00 Manufaktur
terdapat pada perusahaan LMSH periode 2017, Unstandardized
nilai maksimumnya sebesar 16,00 terdapat pada Model Coefficients
perusahaan SMGR periode 2019. Nilai rata-rata B Std. Error
komite audit seebesar 9,5980 dan standar deviasi .003 .031
(Constant)
sebesar 2,21721. Hasil dari analisis ini
Dewan_Komisaris .004 .001
menunjukkan tingkat ukuran penyebaran data
variabel pada penilaian komite audit pada Komite_Audit .007 .004
perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier
sederhaana pada Perusahaan Manufaktur
6.2 Uji Koefisien Determinasi diperoleh dari hasil persamaan regresi linier
Koefisien determinasi (R2) mengambarkan sederhana sebagai berikut:
seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai PL = 0,003 + 0,004 DK + 0,007 KA + e
koefisien determinasi adalah nol dan 1 atau (0 <
x <1). Kesimpulan yang dapat dipaparkan adalah
Tabel 6.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi sebagai berikut:
Perusahaan Manufaktur 1. Nilai Konstanta sebesar 0,003 artinya jika
variabel DK dianggap konstan atau sama
Model R R2 Adjusted Std. Error of dengan 0. Maka nilai pengaruh persentase
R2 the Estimate laba akan sebesar konstanta.
1. .464 .216 .200 .06793850 2. Variabel independen DK diperoleh
koefisien sebesar 0,004, artinya jika variabel
Berdasarkan tabel diatas nilai Adjusted R 2 DK meningkat sebesar 1 satuan. Maka,
sebesar 0,200 atau 20% artinya dapat pengaruh persentase laba akan meningkat
disimpulkan bahwa model dalam perusahaan sebesar 0,004 satuan.
manufaktur dapat menjelaskan variabel 3. Variabel independen KA diperoleh
dependen sebesar 20%. koefisien sebesar 0,007, artinya jika variabel
KA meningkat sebesar 1 satuan. Maka,
6.3 Uji Hipotesis pengaruh persentase laba akan meningkat
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan sebesar 0,007 satuan.
dengan menggunakan uji T dengan tujuan untuk
menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel 6.5 Pembahasan dan Hasil Penelitian
penjelas atau independen terhadap variabel
dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat Pengaruh Corporate Governance Dewan
signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Hipotesis Komisaris Terhadap Persentase Laba pada
berpengaruh signifikan positif diterima jika hasil Perusahaan Manufaktur, Hasil dari penelitian ini
uji T memperlihatkan bahwa p-value ≤ 0,05 dan membuktikan bahwa Corporate Governance
berkoefisien regresi positif. Hipotesis Perusahaan Manufaktur memiliki pengaruh
berpengaruh signifikan negatif diterima jika hasil positif signifikan terhadap persentase laba. Hal
uji T memperlihatkan bahwa p-value ≤ 0,05 dan yang membedakan penelitian ini dengan
berkoefisien regresi negatif. Hipotesis ditolak penelitian penelitian terdahulu yaitu peneliti
jika hasil uji T memperlihatkan bahwa p-value ≥ tidak melihat proporsi dan ukuran pada dewan
0,05. komisaris. Namun dalam penelitian ini penulis
Tabel 6.3 Hasil Uji T Perusahaan meninjau lebih detail mengenai dewan
Manufaktur komisaris dengan melakukan asesmen terhadap
No. Hipotesis B Sig Ket. masing-masing dari anggota dewan komisaris
1. Ha1 : B1 > 0 0,004 0,000 Diterima dalam perusahaan manufaktur. Asesmen ini
2. Ha2 : B2 > 0 0,011 0,000 Diterima bertujuan untuk melihat tentang kualitas
anggota komisaris dalam menjabat, apakah
6.4 Uji Analisis Regresi Berganda memiliki gelar pendidikan yang tinggi,
Hasil uji regresi sederhana dapat dilihat pada mempunyai kompeten dan profesionalitas dalam
tabel berikut. bidangnya.
PL = α + β1 DK + β2 KA + e
Penelitian ini menunjukkan bahwa dewan 1. Penelitian ini menggunakan satu variabel
komisaris yang profesional dibidangnya terbukti independen yaitu Corporate
akan membantu meningkatkan pengawasan Governance.
kinerja manajemen pada perusahaan tersebut. 2. Penilaian pada corporate governance
Dewan komisaris memiliki pengaruh positif dalam penelitian ini hanya pada anggota
signifikan terhadap persentase laba pada dewan komisaris dan pertimbangan
perusahaan manufaktur, apabila variabel DK rangkap jabatan sebagai komite dalam
meningkat sebesar satuan makan persentase laba perusahaan.
akan meningkat sebesar 0,004 satuan dengan 3. Asesmen yang dilakukan hanya
nilai konstanta 0,003. berdasarkan pada informasi yang
terpublikasi dalam laporan tahunan
Pengaruh Corporate Governance Komite Audit perusahaan saja pada periode 2017-2019.
Terhadap Persentase Laba pada Perusahaan 7.3 Saran Penelitian
Manufaktur, Hal lain yang membedakan Berdasarkan penelitian di atas, penulis ingin
penelitian ini dengan penelitian penelitian memberikan saran yang diharapkan akan
terdahulu yaitu peneliti tidak melihat proporsi bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, antara lain
dan ukuran pada Komite Audit. Namun dalam sebagai berikut:
penelitian ini penulis meninjau lebih detail 1. Mengukur variabel corporate
mengenai komite audit dengan melakukan governance, pada penulis selanjutnya
asesmen terhadap masing-masing dari anggota dapat menambahkan indikator lain,
dewan komisaris dalam perusahaan manufaktur. seperti pemantauan resiko, dan lainnya
Asesmen ini bertujuan untuk melihat tentang yang juga mungkin berperan dalam
kualitas anggota dewan komisaris dan komite pengawasan manajemen resiko
audit dalam menjabat, apakah memiliki gelar perusahaan.
pendidikan yang tinggi, mempunyai kompeten 2. Pengukuran variabel dependen
dan profesionalitas dalam bidangnya. Penelitian persentase laba, pada penelitian ini
ini menunjukkan bahwa dewan komisaris yang penulis hanya mengukur dengan
profesional dan kompeten dibidangnya terbukti menggunakan ROE. Pada penelitian
akan membantu meningkatkan pengawasan selanjutnya diharapkan dapat mengubah
kinerja manajemen pada perusahaan tersebut. pengukuran persentase laba dengan
Komite audit memiliki pengaruh positif menggunakan ROA.
signifikan terhadap persentase laba pada 3. Asesmen terhadap corporate governance
perusahaan manufaktur, apabila variabel KA penulis selanjutnya diharapkan tidak
meningkat sebesar satuan makan persentase laba hanya melihat pada informasi laporan
akan meningkat sebesar 0,007 satuan dengan tahunan perusahaan yang telah
nilai konstanta 0,003. Berdasarkan hasil uji terpublikasi. Akan tetapi dapat melihat
koefisien determinasi dewan komisaris dan keterlibatan atau komstribusi langsung
komite audit menunjukkan bahwa dalam model anggota dalam perusahaan tersebut
perusahaan manufaktur dapat menjelaskan hasil melalui wawancara atau metode lainnya.
nilai variabel dependen dari analisi uji koefisien
adalah sebesar 20%. 8. DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis
7. PENUTUP Multivariate dengan Program SPSS,
7.1 Kesimpulan Edisi Ketujuh. Semarang: Badan
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka Penerbit Universitas Diponegoro.
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa KNKG. (2006). Pedoman Umum Good
corporate governance khususnya dewan Corporate Governance Indonesia.
komisaris dan komite audit memiliki pengaruh Jakarta: Komite Nasional Kebijakan
positif signifikan terhadap persentase laba pada Governance.
perusahaan manufaktur. Suwardjono, 2006. Teori Akuntansi.
7.2 Keterbatasan Penelitian Yogyakarta: BPFE
Dalam penelitian ini terdapat beberapa Chariri. A dan Ghozali.I. 2007. Teori Akuntansi.
keterbatasan yang kemungkinan dapat Edisi Ketiga. Semarang : Badan
mempengaruhi hasil penelitian, antara lain Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. “Theor
sebagai berikut: y of the firm: Managerial behavior,
agency cost and ownership sctructure”,
Journal of Finance Economic.
Chinn, Richard, Corporate Governance
Handbook, Gee Publishing Ltd. London,
2000.
Shaw, John. C, Corporate Governance and
Risk: A System Approach, John Wiley &
Sons, Inc, New Jersey, 2003.
Jensen, M.C. (1986). Agency Costs of Free
Cash Flow, Corporate Finance, and
Takeovers. The American Economic
Review, Vol. 76 No. 2.
Deni, D. K., & McConnell, J. J. (2003).
International Corporate Governance
Journal of Financial and Quantitative
Analysis, 38(1).
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007.
Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Industri
Perbankan Indonesia. SNA X Makasar.

Anda mungkin juga menyukai