Laporan Tablet Kelompok 2
Laporan Tablet Kelompok 2
Laporan Tablet Kelompok 2
PEMBUATAN GRANUL
DOSEN PENGAMPU
NIDN. 9903020712
Disusun oleh :
Kelompok 2 Gelombang I
PRA APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
2024
2. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami cara pembuatan granul.
2. Memahami fungsi bahan pengikat dan pengisi.
3. Melakukan percobaan membuat granul dengan cara granulasi basah dengan bahan
pengikat mucilago amilum.
3. Dasar Teori
a. Pengertian Granul
Bahan pengisi (diluents/fillers). Diluent pada tablet berguna guna diperolehnya
ukuran dan bobot tablet yang baik untuk selanjutnya dilakukan proses granulasi basah
untuk menjadi sediaan tablet (Endarwati, 2020). Contohnya yaitu laktosa, sukrosa,
dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan amilum
(Sulaiman 2007 dalam Reiza, 2010 dalam Endarwati, 2020).
b. Bahan Tambahan
- Bahan pengisi
Bahan pengisi (diluents/fillers). Diluent pada tablet berguna guna diperolehnya
ukuran dan bobot tablet yang baik untuk selanjutnya dilakukan proses granulasi basah
untuk menjadi sediaan tablet (Endarwati, 2020). Contohnya yaitu laktosa, sukrosa,
dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan amilum
(Sulaiman 2007 dalam Reiza, 2010 dalam Endarwati, 2020).
LAKTOSA
Dalam perdagangan dikenal sebagai gula susu dan banyak digunakan sebagai
pengisi, karena menunjukkan stabilitas dengan banyak zat aktif. Dalam perdagangan
dikenal tiga jenis laktosa yaitu: 1. Laktosa hidrat; untuk formulasi yang harus di
granulasi, kadar air 5% air kristal. Biasanya digunakan untuk pembuatan tablet secara
granulasi 2. Laktosa anhidrat yang mempunyai banyak keuntungan yaitu tablet
menunjukkan waktu penghancuran yang cepat, tidak rapuh, tidak terjadi pelekatan,
untuk tablet cetak langsung 3. Laktosa spray-dried. Tablet yang menggunakan
zat
pengisi ini menunjukkan stabilitas fisika yang lebih bagus dari yang lainnya tetapi
kecenderungan merubah warna menjadi gelap lebih cepat.
- Bahan Pengikat
Bahan pengikat (binders). Binder pada tablet berguna sebagai pemberi daya
adhesi dalam serbuk saat proses granulasi serta memberikan daya kohesi yang sudah
pada diluent (Endarwati, 2020). Contohnya yaitu selulosa, MCC (microcrystalline
cellulose), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP (Polyvinylpyrrolidone), gelatin,
gom, tragakan, pektin, amilum, poli etilen glikol, Na alginat, MgSiO3 dan Al ₂ SiO ₅
(Sulaiman 2007 dalam Reiza, 2010 dalam Endarwati, 2020).
AMILUM MANIHOT
Amilum merupakan eksipien yang sering digunakan dalam pembuatan tablet
kempa langsung. Amilum pada sediaan tablet berfungsi sebagai pengisi, pengikat dan
penghancur (Rowe, et al., 2009). Disamping itu, amilum bersifat inert dan ekonomis
(Plackett, 2011). Namun, amilum memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang rendah
(Qiu, et al., 2009). Sifat alir yang rendah dapat mempengaruhi keseragaman bobot
tablet yang nantinya juga mempengaruhi homogenitas kandungan zat aktif di dalam
sediaan. Amilum singkong memiliki kemampuan sebagai pengikat yang lebih baik
dibandingkan dengan amilum jagung dan amilum kentang. Amilum singkong
memiliki amilopektin lebih tinggi yaitu 83% dibandingkan amilum jagung dengan
amilopektin 72% dan amilum kentang dengan amilopektin 79%. Amilopektin dalam
air dapat membentuk larutan koloidal. Bila larutan koloidal dipanaskan maka akan
terbentuk massa yang lengket, sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan pengikat
yang dapat meningkatkan sifat alir amilum.
c. Metode Pembuatan Granul
- Granulasi Basah
Granulasi Basah. Pada granulasi basah zat aktif dan zat tambahan (binder dan
desintegran) dicampur dengan baik, kemudian dibasahi menggunakan larutan binder.
Dilanjutkan dengan pembuatan massa granul dan diayak menjadi granul. Granul
yang diperoleh kemudian di masukan pada oven suhu 40°C-50°C untuk di
keringkan. Kemudian granul kering diayak guna memperoleh ukuran granul yang
dikehendaki. Proses kompressi tablet dengan penambahan lubrikan menggunakan
mesin tablet (Anief, 1994 dalam Reiza, 2010 dalam Endarwati, 2020).
- Granulasi Kering
Granulasi Kering. Pada proses pembuatanya zat aktif dan eksipien dilakukan
mixing kemudian serbuk di kempa cetak menjadi tablet besar (slugging). Setelah
diperoleh tablet yang besar kemudian dilakukan pengecilan ukuran dengan cara
dipecah dan melakukan pengayakan granul kering. Terakhir granul kering
ditambahkan dengan 9 lubrikan untuk di kompres menjadi tablet (Anief, 1994 dalam
Reiza, 2010 dalam Endarwati, 2020).
d. Alasan pembuatan granul
Alasan pembuatan granul yaitu sebagai berikut:
1. Membuat bahan menjadi bebas mengalir
2. Memadatkan bahan
3. Menyiapkan campuran yang seragam yang tidak terpisah-pisah.
4. Meningkatkan daya kempa dari bahan obat.
5. Mengontrol kecepatan pelepasan dari obat
6. Memudahkan pengukuran
7. Mengurangi debu
8. Memperbaiki penampilan dari tablet
4. Monografi Bahan
a. Amilum Manihot
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 %
pada 37˚C
Kegunaan Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet.
b. Laktosa
Pemerian Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak
berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau.
Kelarutan Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter
6. Prosedur Kerja
a. Buat granul sebanyak ¹/₂ kg dengan formula
R/ Amilum 246,9 gram
Laktosa 250,81 gram
Musilago Amili 15 gram dalam 150
ml
PENIMBANGAN :
Nimbang zat warna : 0,15 gram
Mucilago : 15 gram
Lactosa : (penimbangan baker glass kosong + 150 gram )
( 100,81 gram + 150 gram ) = 250,81 gram
Amilum : ( penimbangan baker glass kosong + 150 gram )
( 96,90 gram + 150 gram ) =246,9 gram
b. Buat musilago amili sebanyak 15 gram dilarutkan dalam 150 ml
c. Tambahkan musilago amili kedalam campuran amilum dan laktosa sedikit demi
sedikit sambil diaduk dan diremas dengan tangan, sampai terbentuk massa yang dapat
menggumpal bila dikepal dan bisa dipatahkan tetapi tidak hancur berantakan yang
dikenal sebagai banana breaking (seperti mematahkan buah pisang)
d. Lakukan pengayakan basah dengan menggunakan ayakan nomor 12. Kumpulkan hasil
pengayakan
e. Keringkan granul kedalam lemari pengering dengan suhu 60˚C.
7. Hasil Praktikum
8. Daftar Pustaka
Ansel, H.C.1989. Pengantar Bentuk sediaan farmasi, Edisi IV, Terjemahan F. Ibrahim.
Jakarta: UI Press.
Plackett, D. 2011. Biopolymers-New Materials for Sustainable Films and Coatings.
USA : Wiley.
Qiu,Y., Chen,Y., dan Zhang G.G. 2009.Developing Solid Oral Dosage Forms
Pharmaceutical Theory and Practice.New York:Elsevier Inc. P. 415
Rowe, R.C. et Al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 6th Ed. London: The
Pharmaceutical Press.
Reiza, Z., 2010. Perbandingan Penggunaan Metode Granulasi Basah dan Granulasi
Kering Terhadap Stabilitas Zat Aktif Tablet Parasetamol. pp. 4-6.
Sulaiman, T. N. . (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat (Vol. 1). Yogyakarta:
Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM.
LAMPIRAN