Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Praktikum FTS Granulasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI BASAH
DAN LAJU PENGERINGAN

Disusun Oleh:
1. Salsa Dilla Anastasya Rachmad (NIM 051221032)
2. Muhammad Faishal Haq (NIM 051221033)
3. Galuh Adhelia Putri (NIM 051221035)
4. Rosalia Ayang Sari (NIM 051221036)
5. Winda Cun Cun (NIM 051221037)
6. Shafina Widya Utami (NIM 051221038)

Hari, Tanggal Praktikum : 5 April 2024


Semester / Kelas : 4A
Kelompok :7

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
penyertaan nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum ini dengan tema
TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI BASAH DAN LAJU
PENGERINGAN. Dan kami juga sangat berterimakasih kepada semua pihak atau aggota
yang telah ikut serta mendukung dalam penyusunan laporan resmi dalam praktikum ini.
Dalam penyusunan laporan resmi praktikum ini telah diselesaikan dengan lancar dan
sebaik mungkin, akan tetapi kami menyadari bahwa penyusunan laporan resmi dalam
praktikum ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
memohon untuk memberikan masukkan, kritik dan saran untuk dapat mmperbaikan dalam
penyusunan pembuatan laporan resmi kami.

Kami harap laporan resmi pada praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi kami
anggota yang menyusun dan khususnya bagi para pembaca umum.

Ungaran, 4 April 2024

Anggota Penyusun
DAFTAR ISI
TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI BASAH
A. Tujuan
 Mahasiswa dapat membuat tablet dengan metode granulasi basah.
 Mahasiswa dapat membuat formulasi sediaan tablet serta dapat melakukan
perubahan perubahan formula agar dapat dihasilkan tablet dengan kualitas yang
baik.

B. Dasar Teori
Parasetamol merupakan obat analgetik-antipiretik yang banyak diproduksi dan
digunakan oleh masyarakat karena keamannya. Tablet parasetamol (C 8H9NO2)
mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket (DepKes RI, 2014). Parasetamol merupakan bahan dengan
karaketristik kompaktibilitas kurang baik dan sifat alirnya yang buruk. Untuk
memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas maka dalam pembuatan tablet digunakan
metode granulasi basah. Metode ini mengandung pengikat dalam bentuk mucilago
untuk meningkatkan kohesivitas agar kekerasannya semakin tinggi. (Sugiyono et al,
2017)
Granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Granulasi
basah digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari
metode ini adalah membasahi massa atau campuran zat aktif dan eksipien dengan
larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu pula.Metode ini
membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat
juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah.(Gopalan & gozali, 2018)
Pembuatan tablet dengan proses ini membutuhkan eksipien yang
memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi sebelumnya. Eksipien ini
terdiri dari zat dalam bentuk fisik tertentu seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa atau
selulosa. Ini memiliki fluiditas dan kompresi yang diinginkan. Eksipien adalah bahan
selain bahan aktif yang ditambahkan untuk berbagai keperluan saat pembuatan tablet,
dan memainkan peran yang sangat penting dalam pembuatan tablet. Selain itu, bahan
tambahan juga membantu selama proses pembuatan untuk melindungi dan
meningkatkan stabilitas formulasi dan bioavailabilitas, membantu meningkatkan
keamanan. Salah satu zat eksipien yang berperan khusus dalam pengembangan obat
tablet, termasuk pengikat, mampu menggabungkan beberapa partikel bubuk menjadi
butiran. (Putri & Husni, 2018)
Saat menggunakan bahan aktif, proses granulasi basah sering digunakan,
formulanya tahan memiliki kelembapan dan panas serta memiliki sifat aliran dan
kompresi yang relatif rendah. Tujuan pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah adalah untuk meningkatkan karakteristik aliran dan pemadatan dengan
mencampurkan bahan aktif dan bahan pembantu menjadi partikel yang lebih besar
dengan menambahkan cairan cair dalam jumlah yang tepat, sehingga menghasilkan
bahan cetak basah yang tidak dapat digranulasi tablet. Selain zat aktif, tablet juga
mengandung bahan lain dengan berbagai fungsi seperti bahan pengisi, penghancur,
pengikat, bahan pembasah dan pelumas. (Abimanyu et al, 2023)
C. Formula
Pada praktikum pembuatan tablet paracetamol metode granulasi basah ini
menggunakan formula sebagai berikut:
1. Zat aktif (paracetamol/acetaminophen)
Parasetamol digunakan sebagai bahan aktif karena parasetamol mempunyai sifat
hidrofob dan tahan panas. Selain itu parasetamol mempunyai sifat alir yang baik
dan kompresibilitas yang tidak baik sehingga perlu di granulasi.
2. Pengawet (Natrium Benzoat)
Pemerian natrium benzoat sebagai butiran putih atau kristal, sedikit bubuk
higroskopis. Tidak berbau, atau dengan bau benzoin yang samar dan memiliki
rasa manis dan asin yang tidak enak. Natrium benzoat digunakan terutama sebagai
pengawet antimikroba dalam kosmetik, makanan, dan obat-obatan.
3. Pengikat (Polivinilpirolidon/PVP)
Pvp (Ditjen Pom, 1979: 510). Nama resmi : POVIDONUM Nama lain : Pvp,
PovidonPemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, berbeau leahatau tidak
berbau, higroskopisKelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% P
dandalam kloroform P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan :
Binder.
4. Penghancur (Amilum)
Pemerian amilum adalah serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil, putih, tidak
berbau, tidak berasa. Praktis tidak larut pada air dingin dan dalam etanol (95%)P
(Depkes, 1979:93).
5. Pelicin / Glidant / Lubricant (Magnesium Stearat)
Pemerian : Serbuk halus, putih, dan mudah melekat pada kulitKelarutan : Praktis t
idak larut dalam air, dalam etanol 95% Pdan dalam eter P.Kegunaan : Lubrikan
6. Pengisi (Laktosa)
Pemerian laktosa yaitu serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak
manis.Laktosa sebagai pengisi untuk memenuhi bobot tablet yang diinginkan,
dimana laktosa ini mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang baik sehingga
dapat memperbaiki sifat alir massa serbuk yang dihasilkan.
7. Pewarna PINK
Penambahan warna cerah mencolok (PINK) pada tablet berfungsi sebagai
stimulus untuk memberikan efek psikologis pada tablet obat yang dibuat sehingga
memberikan kesan manis menyenangkan dan tidak menyeramkan.
8. Pelarut (Etanol, Aquadest/Air Hangat, Auadest/Air Suhu Normal)
Penambahan pelarut etanol ditambahkan untuk melarutkan PVP (Pengikat)
Penambahan pelarut Aquadest hangat untuk menstimulasi kelarutan Amilum
(Penghancur)
Penambahan pelarut Aquadest suhu normal untuk mempercepat dan melarutkan
laktosa dan excipient yang lain.
D. Monografi Bahan
 Paracetamol

C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) p, dalam 13
bagian aseton p, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian propilen glikol p;
larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya.
Khasiat &penggunaa : analgetikum; antipiretikum.
BM : 151,16 ( FI ed 3 hal 37 ).

 Natrium Benzoat

C6H5CO2Na
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau hampir tidak
berbau.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : Zat pengawet
BM : 144,11 (FI ed 3 hal 395)
 PVP (Polivinilpirolidon)
C6H9NO
Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform
P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata; praktik tidak larut dalam
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan
(FI ed 3 hal 510)
 Amilum
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul
kecil berbentuk strik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk
setiap varietas tanaman.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol digin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air denga konsentrsi 5-10% pada 38°C.
Khasiat dan penggunaan : Glidan: pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet
dan kapsul; pengikat tablet.
(Rowe, 2009, Edisi VI, Hal 685)
 Magnesium Stearat
C36H70MgO4
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih terang, mengendap, jika disentuh terasa
halus tanpa ada butiran kasar, memiliki bau hamper mirip dengan asam stearat dan
rasa yang khas. Serbuk berminyak yang mudah melekat pada kulit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%),eterdan air, sedikit
larut pada benzene panas etanol panas.
Khasiat dan penggunaan : Glidan: pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet
dan kapsul; pengikat tablet.
Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik, dingin, dan tempat
yang kering.
BM : 591,24
(Rowe, 2009; 404) HOPE 6th Edition
 Laktosa

C12H22O11
Laktosa Anhidrat terutama adalah beta laktosa atau campuran dari alfa dan beta
laktosa.
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol.
Susut pengeringan :Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu
80° selama 2 jam.
Khasiat dan penggunaan : bahan tambahan obat atau zat pengisi
BM: 342,30 (FARMAKOPE EDISI VI )
 Aquadest (H - O - H )
Air suling dibuat dengan menyuling air yang terdapat diminum.
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Khasiat : Bahan pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(FI ed 3 hal 96).
 Etanol
C2H6O
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak;
bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya; di tempat
sejuk, jauh dari nyala api.
Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan
(FI ed 3 hal 65)

E. Alat dan Bahan


 Alat
NAMA GAMBAR FUNGSINYA
Gelas ukur 100 ml Untuk mengukur takaran
benda cair, bisa juga
untuk benda padat yang
berbentuk powder atau
serbuk.

Gelas ukur 10 ml Untuk mengukur takaran


benda cair, bisa juga
untuk benda padat yang
berbentuk powder atau
serbuk.

Water bath Merupakan peralatan


yang berisi air yang bisa
mempertahankan suhu
air pada kondisi tertentu
selama selang waktu
yang ditentukan.
Beaker glass Wadah penampung yang
digunakan untuk
mengaduk, mencampur,
dan memanaskan cairan
yang biasanya digunakan
dalam laboratorium.

Pipet Tetes Berfungsi untuk


mengambil cairan dalam
jumlah tertentu maupun
takaran bebasdan untuk
mengambil cairan dalam
skala kecil
Cawan pentri Berfungsi sebagai wadah
granulasi yang ingin di
keringkan. Medium
dapat dituang ke cawan
bagian bawah dan cawan
bagian atas sebagai
penutup.

Kompor Digunakan untuk


memanaskan cairan
dengan direndam pada
air.

Panci Digunakan untuk


memanaskan air.

Ayakan no 16 dan no Digunakan untuk


18 memisahkan bagian
yang tidak diinginkan
berdasarkan ukurannya,
dari dalam bahan curah
dan bubuk yang
memiliki ukuran partikel
kecil dan bahan adonan
atau campuran dari
cairannya.
Oven Digunakan untuk
mengeringkan berbagai
alat sebelum
dipergunakan serta untuk
mengeringkan bahan-
bahan yang masih basah.

Timbang analitik Berfungsi untuk


mengukur atau
menimbang jumlah zat
yang akan digunakan
guna keseimbangan
takaran maka disetiap
lab farmasi merupakan
alat yang wajib
digunakan untuk
mengukur jumlah zat
yang akan di pakai.
Spatula SS Fungsinya sama dengan
sendok tanduk yaitu
untuk mengambil sample
dalam jumlah kecil

Sendok Tanduk Digunakan untuk


mengambil sample
serbuk kimia.

Toples Wadah yang umumnya


terbuat dari plastik atau
kaca yang memiliki
fungsi utama untuk
menyimpan sesuatu
Flowability tester Alat untuk menegetahui
sifat alir dari granul
apakah baik untuk
dilakukan proses
selanjutnya seperti cetak
tablet dan pengisian
granul ke sachet

Tap Density Tester Alat untuk memeriksa


karakteristik serbuk dan
granul dengan menguji
kerapatannya.

Loyang Digunakan untuk wadah


tempat menampung
granulasi yang telah di
saring.

Batang pengaduk Digunakan untuk


mencampur larutan

 Bahan
NAMA GAMBAR FUNGSINYA
Paracetamol Sebagai Zat Aktif
Natrium Benzoat Sebagai bahan
pengawet

PVP Sebagai Bahan


Pengikat

Amylum Sebagai Bahan


Penghancur

Magnesium stearat Sebagai Bahan Pelicin


Laktosa Sebagai Bahan Pengisi

Aquadest Sebagai Pelarut


F. Perhitungan Dosis
G. Perhitungan Bahan
1. Zat aktif (Paracetamol/Acetaminophen)
=125 mg
2. Pengawet (Natrium Benzoat) 0,3%
0,3
x 250=0 , 75 per tablet x 500 tablet =375 mg=0,375 gram
100
3. Pengikat (Polivinilpirolidon/PVP)
5
x 250=12 ,5 per tablet x 500 tablet=6250 mg=6 , 25 gram
100
4. Penghancur (Amilum)
20
x 250=50 per tablet x 500 table t=25000 mg=25 gram
100
5. Pelicin (Magnesium Stearat)
5
x 250=12 ,5 per tablet x 500 tablet=6250 mg=6 , 25 gram
100
6. Pengisi (Laktosa)
250 – (0,75+12,5+50+12,5+125)
=49,25mg x 500 tablet
=24625mg
=24,625gram
7. Pewarna (PINK)
Penambahan 4 tetes
8. Pelarut (Etanol,Aquadest hangat, aquasdest suhu normal) q.s
- etanol = 7ml
- aquadest hangat = 6ml
- aquadest suhu normal =3ml
H. Cara Kerja
1. Cara Kerja Pembuatan Sediaan
2. Cara Kerja Evaluasi
I. Data Hasil Praktikum
J. Pembahasan
Sediaan tablet parasetamol yang dibuat menggunakan metode granulasi basah.
Granulasi basah merupakan teknologi formulasi dengan cara pengadukan serbuk atau
campuran tablet dengan keberadaan cairan sebagai bahan pengikat yang di campurkan
dengan serbuk kering. Sediaan parasetamol merupakan obat yang dapat meredakan
dan meringankan demam dan nyeri (Samar et al., 2013). Bahan yang digunakan
dalam pembuatan tablet umumnya selain zat aktif adalah bahan pengisi, pengikat,
penghancur dan pengawet. Parasetamol merupakan bahan dengan karakteristik
kompatibilitas kurang baik dan memiliki siat alir yang buruk. Dalam memperbaiki
sifat alir dan kompatibilitasnya maka dalam pembuatan tablet digunakan metode
granulasi basah (Voight, 1984). Metode granulasi basah memerlukan bahan pengikat
untuk meningkatkan kohesivitas agar kekerasannya semakin tinggi (Siregar and
Wikarsa, 2010).

Uji terhadap kelembaban granul penting dilakukan untuk menghasilkan tablet


dengan sifat fisik yang baik. Kandungan lembab adalah pernyataan kandungan air
berdasarkan bobot kering, yang menunjukkan kadar air yang terkandung dalam suatu
granulat. Kandungan lembab dalam granul merupakan faktor penting terhadap mutu
granul, stabilitas kimia bahan, dan kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba.
Granul yang memiliki kandungan lembab <5% akan stabil dan baik pada saat
penyimpanan. kelembaban yang tinggi menyebabkan granul akan susah untuk
dikompresi karena massa akan lengket pada mesin cetak sehingga menyebabkan
tablet mengalami capping. Sedangkan jika kelembaban granul terlalu rendah akan
mengakibatkan tablet menjadi rapuh, karena daya ikat antar partikel di dalam tablet
rendah. Sehingga kandungan lembab granul berpengaruh terhadap kekerasan tablet,
kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet yang akan dihasilkan.
Uji terhadap laju alir penting dilakukan karena laju alir berhubungan dengan sifat
alir campuran serbuk, dimana mempengaruhi pengisian yang seragam baik bobot
maupun obat dalam tablet ke dalam lubang cetak mesin tablet (ruang kompresi) dan
untuk memudahkan gerakan bahan. Waktu alir dikatakan baik apabila 100g granul
memerlukan waktu mengalir dari corong tidak lebih dari 1 detik atau laju alir yang
baik adalah 4-10 gram/detik sedangkan bobot 100 gram/ 1,36 detik berarti laju air
granul kelompok kami kurang baik. Karena syarat waktu alir dikatakan baik apabila
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 25 gram ≤ 2,5 detik (Murtini, M., Elisa,
2018).
Uji diam penting terhadap sudut granul merupakan uji granul yang dilakukan
karena untuk mengetahui sifat alir dari granul. Serbuk akan membentuk kerucut,
semakin datar kerucut yang dihasilkan maka sudut diamnya makin kecil.
Berdasarkan hasil uji sudut diam granul sebelum dicampur dengan lubrikan pada
menghasilkan alfa 34,86°, sedangkan sudut diam setelah ditambah dengan lubrikan
yaitu 24,33°. Syarat sudut diam yang sangat baik adalah kurang dari 25°. Jika sudut
diam berada pada rentang 25-30° maka sifat alir granul baik. Jika sudut diam berada
pada rentang 30-40° maka sifat alir granul sedang. Sedangkan, jika sudut diam berada
pada rentang lebih dari 40° maka granul memiliki sifat alir yang sangat buruk. Dan
hasil sudut diam dari kelompok kami yaitu 24,33 o maka sudut diam kelompok kami
sangat baik.
Uji terhadap kompresibilitas granul bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bahan serbuk yang dikempa untuk membentuk masa yang kompak setelah diberikan
tekanan tertentu.Berdasarkan hasil uji kompresibilitas granul terlihat bahwa granul
dari formula yang telah dibuat memiliki persen indeks kompresibilitas 5,322% yang
memenuhi persyaratan dari seluruh formula yaitu kurang dari 20% .Semakin kecil
kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat alirnya. Besar kecilnya
persen kompresibilitas dipengaruhi oleh ukuran granul dan bentuk granul.
Hasil uji terhadap kelembaban granul penting dilakukan untuk menghasilkan
tablet dengan sifat fisik yang baik. Kandungan lembab adalah pernyataan kandungan
air berdasarkan bobot kering, yang menunjukkan kadar air yang terkandung dalam
suatu granulat. Kandungan lembab dalam granul merupakan faktor penting terhadap
mutu granul, stabilitas kimia bahan, dan kemungkinan terjadinya kontaminasi
mikroba. Granul yang memiliki kandungan lembab <5% akan stabil dan baik pada
saat penyimpanan. Kelembaban yang tinggi menyebabkan granul akan susah untuk
dikompresi karena massa akan lengket pada mesin cetak sehingga menyebabkan
tablet mengalami capping. Sedangkan jika kelembaban granul terlalu rendah akan
mengakibatkan tablet menjadi rapuh, karena daya ikat antar partikel di dalam tablet
rendah. Sehingga kandungan lembab granul berpengaruh terhadap kekerasan tablet,
kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet yang akan dihasilkan.
Hasil uji terhadap laju alir penting dilakukan karena laju alir berhubungan
dengan sifat alir campuran serbuk, dimana mempengaruhi pengisian yang seragam
baik bobot maupun obat dalam tablet ke dalam lubang cetak mesin tablet (ruang
kompresi) dan untuk memudahkan gerakan bahan. Waktu alir dikatakan baik apabila
100g granul memerlukan waktu mengalir dari corong tidak lebih dari 1 detik atau laju
alir yang baik adalah 4-10 gram/detik sedangkan bobot 100 gram/ 1,36 detik berarti
laju air granul kelompok kami kurang baik. Karena syarat waktu alir dikatakan baik
apabila waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 25 gram ≤ 2,5 detik (Murtini, M.,
Elisa, 2018). Hasil Uji diam penting terhadap Sudut granul merupakan uji granul yang
dilakukan karena untuk mengetahui sifat alir dari granul. Serbuk akan membentuk
kerucut, semakin datar kerucut yang dihasilkan maka sudut diamnya makin kecil.
Hasil uji sudut diam granul sebelum dicampur dengan lubrikan pada menghasilkan
alfa 34,86°, sedangkan sudut diam setelah ditambah dengan lubrikan yaitu 24,33°.
Syarat sudut diam yang sangat baik adalah kurang dari 25°. Jika sudut diam berada
pada rentang 25-30° maka sifat alir granul baik. Jika sudut diam berada pada rentang
30-40° maka sifat alir granul sedang. Sedangkan, jika sudut diam berada pada rentang
lebih dari 40° maka granul memiliki sifat alir yang sangat buruk. Dan hasil sudut
diam dari kelompok kami yaitu 19,7° maka sudut diam kelompok kami sangat baik.
Hasil uji terhadap kompresibilitas granul bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bahan serbuk yang dikempa untuk membentuk masa yang kompak
setelah diberikan tekanan tertentu. Berdasarkan hasil uji kompresibilitas granul
terlihat bahwa granul dari formula yang telah dibuat memiliki persen indeks
kompresibilitas 38,4% yang memenuhi persyaratan dari seluruh formula yaitu lebih
dari 20% .Semakin kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat
alirnya. Besar kecilnya persen kompresibilitas dipengaruhi oleh ukuran granul
dan bentuk granul.

K. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa metode uji yang digunakan dalam
proses pembuatan tablet serta laju pengeringan yaitu uji terhadap kelembapan
granul,uji terhadap laju alir,uji diam,dan uji terhadap kompresbilitas.pada uji laju
alir Waktu alir dikatakan baik apabila 100g granul memerlukan waktu mengalir
dari corong tidak lebih dari 1 detik atau laju alir yang baik adalah 4-10
gram/detik sedangkan bobot 100 gram/ 1,36 detik berarti laju air granul
kelompok kami kurang baik. Karena syarat waktu alir dikatakan baik apabila
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 25 gram ≤ 2,5 detik. Jika uji waktu
alir pada granul tidak memenuhi persyaratan, hal itu bisa menunjukkan bahwa
granul tersebut mungkin tidak memiliki aliran yang baik atau konsistensi yang
diinginkan. Ini bisa mengakibatkan masalah dalam proses produksi atau
penggunaan produk tersebut, terutama jika aliran yang baik penting untuk
aplikasi tertentu maka solusinnya yaitumemperhatikan formula yang dicampur
agar dapat tercampur dengan sempurna.
Kemudian pada uji kompresbilitas Berdasarkan hasil uji kompresibilitas granul
terlihat bahwa granul dari formula yang telah dibuat memiliki persen indeks
kompresibilitas 38,4% yang memenuhi persyaratan dari seluruh formula yaitu
lebih dari 20%. Jika uji compressibilitas pada granul tidak memenuhi syarat, ini
bisa menunjukkan bahwa granul tersebut mungkin tidak dapat dikompres dengan
baik saat proses pembentukan tablet. Hal ini dapat mengakibatkan tablet yang
rapuh atau tidak konsisten, menyebabkan masalah dalam kualitas produk akhir
maka solusi yang bisa dilakukan yaitu Pengeringan yang Lebih Efisien Proses
pengeringan yang lebih efisien dapat membantu mengurangi kelembaban yang
berlebihan dalam granul, yang dapat mempengaruhi kompresibilitasnya.

 JOBDISK TIM
1. Salsa Dilla Anastasya Rachmad (NIM 051221032)
 Cover,tujuan,dasar teori
2. Muhammad Faishal Haq (NIM 051221033)
 Cara kerja pembuatan sediaan dan evaluasi
3. Galuh Adhelia Putri (NIM 051221035)
 Formula,perhitungan bahan
4. Rosalia Ayang Sari (NIM 051221036)
 Kesimpulan,daftar pustaka
5. Winda Cun Cun (NIM 051221037)
 Kata pengantar,monografi bahan,alat dan bahan
6. Shafina Widya Utami (NIM 051221038)
 Data hasil praktikum,pembahasan

L. Daftar Pustaka
Sugiyono, Komariyatun S, dan Hidayati DN. (2017). Formulasi Tablet
Parasetamol Menggunakan Tepung Bonggol Pisang Kepok (Musa paradisiaca cv.
Kepok) Sebagai Bahan Pengikat. Media Farmasi Indonesia:12(1): 1156-1166

Depkes RI., 2014, Farmakope Indonesia,


Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 58, 59, 1000, 1001,
1613, 1654, 1658.

Gopalan V S & Gozali D. (2018). Review Artikel: Formulasi Dan Evaluasi


Sediaan Granul Effervescent Dan Sediaan Tablet Dengan Metode Granulasi
Basah. Farmaka Vol 16 No 1
Putri, Y. K., & Husni, P. (2018). Pengaruh Bahan Pengikat Terhadap Fisik
Tablet. Farmaka: 16(1): 33–39.

Abimanyu PRA, Rahma DA, Putri RD, Ismayfatin H, Audia AW, Fatmala W,
Khasanah Y, Yuniarsih N. (2023). Review Artikel: Formulasi Dan Uji Efektifitas
Terhadap Tablet Paracetamol Dengan Metode Granulasi Basah Dan Kempa
Langsung. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research
Vol 3 No 2

Astuti, A., & Wahyu, Y. (2016). Pengaruh kandungan lembab granul terhadap
kecepatan alir. Jurnal Teknik Kimia, 10(2), 87-92.

Murtini, M., & Elisa, 2018. Pengaruh kandungan lembab granul terhadap
kecepatan alir. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 783,
012118. doi: 10.1088/1757-899X/783/1/012118.

Egeten, D., et al. (2016). Pengaruh kandungan lembab granul terhadap kecepatan
alir. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 783, 012118.
doi: 10.1088/1757-899X/783/1/012118.

Amrizal, A., & Putri, N. (2020). Pengaruh Kandungan Lembab Granul Terhadap
Kecepatan Alir. Jurnal Teknik Kimia, 12(2), 14-23.

Anda mungkin juga menyukai