Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB I Baru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia

pangan rakyat Indonesia, berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan baku industri,

penyerapan tenaga kerja yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dan

menjaga pelestarian lingkungan. Pada saat ini, kualitas sumber daya manusia yang

bekerja pada sektor pertanian masih dapat dikatakan rendah. Dilihat dari tingkat

pendidikan mereka yang masih rendah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 14 Tahun 2014

Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sinjai Pasal 1 Angka 18,

menjelaskan bahwa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan yang selanjutnya

disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku

usaha agar merekamau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai

upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan

hidup.

Pemberdayaan masyarakat terlebih khusus untuk kelompok tani merupakan

upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan membentuk

dan merubah perilaku masyarakat melalui pengembangan potensi-potensi yang

1
dimiliki. Petani dalam hal ini adalah pelaku utama yang harus diberdayakan.

Paradigma strategi pemberdayaan masyarakat petani perlu dirancang dengan cara

melibatkan partisipasi masyarakat petani secara optimal. Orientasi pemberdayaan

masyarakat haruslah membantu sasaran (petani) agar mampu mengembangkan diri

atas dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara partisipatoris yang berorientasi

pada kebutuhan masyarakat dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk

layanan individu atau kelompok. Pemberdayaan petani melalui kelembagaan

kelompok tani merupakan salah satu metode pemberdayaan masyarakat yang tepat

untuk memungkinkan mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Lembaga kecil

ini merupakan suatu bentuk organisasi kerja sama yang membuat masyarakat mampu

mengembangkan respon yang sesuai dengan logika dan menjadi suatu wadah yang

menyatukan para petani secara horizontal maupun vertikal (Suradisastra 2006:34).

Adapun ditemukan beberapa masalah terkait dengan strategi pemberdayaan

gabungan kelompok tani oleh balai penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan

(BP3K) di Desa Saohiring Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, diantaranya :

1. Kurang penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sinjai

Tengah terhadap petani mengenai cara budidaya tanaman yang baik dan benar.

2. Kurang pemberian pelatihan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL) Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan

Sinjai Tengah terhadap petani mengenai teknik atau cara berwirausaha.

2
3. Terbatasnya sumber daya atau tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sinjai

Tengah.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti memiliki ketertarikan untuk

melakukan penelitian yang lebih lanjut lagi, sehingga judul yang diangkat dalam

penelitian ini adalah Strategi Pemberdayaan BP3K Dalam Pemberdayaan Kelompok

Tani Di Desa Saohiring Kabupaten Sinjai.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana strategi pemberdayaan kelompok tani oleh balai penyuluhan

pertanian,perikanan dan kehutanan (BP3K) Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten

Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

1. Untuk mengetahui Stratengi Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani oleh Balai

Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sinjai Tengah

di Desa Saohiring Kabupaten Sinjai.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Stratengi

Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani oleh Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sinjai Tengah di Desa Saohiring

Kabupaten Sinjai.

3
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ininantinya diharapkan akan dapat memberikan manfaat

antara lain yaitu :

1. Memotivasi, mengajak dan memberikan pemahaman kepada pelaku tani untuk

berfikir lebih maju dengan menerapkan pola agribisnis, dan simpan pinjam serta

membuat jaringan pemasaran.

2. Memberikan pemahaman melalui kegiatan sosialisasi terhadap anggota gabungan

kelompok tani (gapoktan) untuk merubah pola pikir anggota gabungan kelompok

tani (gapoktan) akan program yang diberikan.

3. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota gabungan

kelompok tani (gapoktan) tentang berwirausaha sehingga usaha yang dijalani

belum berjalan dengan maksimal.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “strategos” yang

berarti kepemimpinan militer. Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan

melihat dan memadukan lingkungan internal serta eksternal sehingga menghasilkan

rencana, keputusan dan tindakan yang tepat. Menurut Wiyanti Wahyuni (2018:18)

Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan melihat dan memadukan

lingkungan internal serta eksternal sehingga menghasilkan rencana, keputusan dan

tindakan yang tepat. Definisi lain dari strategi adalah sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang yang hendak dicapai. Dengan demikian srategi merupakan tindakan

yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa

depan.Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai

dari apa yang terjadi. Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan, strategi

memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak

jelas, maka keputusan yang diambil bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi

belakan dan mengabaikan keputusanyang lain.

Strategi adalah arah atau tujuan yang akan ditempuh organisasi dalam

rangka menjalankan misinya untuk menuju pencapaian visi. Menurut Kamus Besar

5
Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah ilmu dan seni menggunakan, semua sumber

daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang maupun damai. Secara

eksplisit, strategi adalan rencana tindakan yang menyebarkan lokasi sumber daya dan

aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi maupun

sasaran. Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau

untuk melaksanakan aktivitas dengan cara yang berbeda dari pesaing.

B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Menurut chamber (dikutip dalam Munawar Noor, 2011:88)

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang

merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam

pembangunan yang bersifat people-centered, participatory, empowerment and

sustainable (Chamber, 1995). Lebih jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep

pembangunan dengan model pemberdayaan masyarakat tidak hanya semata-

mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai

upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.

Pemberdayaan merupakan pola pembangunan yang berpusat pada rakyat dan

ditunjukan untuk membangun kemandirian masyarakat. Konsep pemberdayaan lahir

sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang

memihak pada rakyatmayoritas, konsep ini dibangun dari kerangka logik sebagai

berikut:

6
1. Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor

produksi.

2. Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan

masyarakat yang pengusaha pinggiran.

3. Kekuasaan akan membangun bangunan atas sistem pengetahuan, sistem politik,

sistem hukum dan sistem idiologi yang manipulatif untuk memperkuat legitimasi.

4. Pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan idiologi secara

sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat

berbudaya dan masyarakat tuna-daya.

Akhirnya yang terjadi ialah dikotonom, yaitu masyarakat yang berkuasa dan

masyarakat yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai,

maka harus dilakukan pemberdayaan melalui proses pemberdayaan bagi yang lemah

(empowerment of thepowerles). Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah

upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakatat merupakan upaya untuk

memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka

miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok

yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak

yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan pemberdayaan

merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga

7
mereka memeiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya

sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom) dalam arti bukan saja bebas

menemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,

bebas dari kesakitan. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya, memperoleh barang-barang dan jasa-jasa

yang mereka perlukan dan berpatisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keputusan yang mempengaruhi mereka.Istilah pemberdayaan masyarakat sebagai

terjemah dari kata empowerment mulai ramai digunakan dalam bahasa sehari-hari di

Indonesia bersama-sama dengan istilah pengentasan kemiskinan proverty alleviation

sejak digulirkannya Program Inpres No. 5/1993 yang kemudian lebih dikenal sebagai

Inpres Desa Tertinggal (IDT). Sejak itu, istilah pemberdayaan dan pengentasan

kemiskinan merupakan “saudara kembar” yang selalu menjadi topik dan kata kunci

dari upaya pembangunan.

Menurut Puji Hadiyanti (2019)Pemberdayaan merupakan proses pematahan atau

breakdown dari hubungan atau relasi antara subjek dengan objek. Proses ini

mementingkan adanya “pengakuan” subjek akan “kemampuan” atau “daya” (power)

yang dimiliki objek. Secara garis besar, proses ini melihat pentingnya mengalir daya

(flow of power) dari subjek ke objek dengan memberi kesempatan untuk

meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada. Pada akhirnya,

“pengakuan” oleh subjek terhadap kemampuan individu miskin untuk dapat

mewujudkan harapannya merupakan bukti bahwa individu tersebut mempunyai daya.

Mengalirnya daya ini dapat berwujud suatu upaya dari objek untuk meningkatkan

8
hidupnya dengan memakai daya yang ada padanya serta dibantu juga dengan daya

yang dimiliki subjek.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan pemberdayaan yaitu suatu usaha

atau upaya untuk lebih memberdayakan “daya” yang dimiliki oleh manusia itu berupa

kompetensi (competency), wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)

dalam rangka meningkatkan kinerja (performance) dalam usaha bertani.

Menurut Puji Hadiyanti (2019) Pemberdayaan merupakan proses pematahan

atau breakdown dari hubungan atau relasi antara subjek dengan objek. Proses ini

mementingkan adanya “pengakuan” subjek akan “kemampuan” atau “daya” (power)

yang dimiliki objek. Secara garis besar, proses ini melihat pentingnya mengalir daya

(flow of power) dari subjek ke objek dengan memberi kesempatan untuk

meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada. Pada akhirnya,

“pengakuan” oleh subjek terhadap kemampuan individu miskin untuk dapat

mewujudkan harapannya merupakan bukti bahwa individu tersebut mempunyai daya.

Mengalirnya daya ini dapat berwujud suatu upaya dari objek untuk meningkatkan

hidupnya dengan memakai daya yang ada padanya serta dibantu juga dengan daya

yang dimiliki subjek.

Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi

kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka

memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya agar

9
dapat memenuhi keinginan -keinginannya, termasuk aksebilitasnya terhadap

sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya,

C. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijakan yang dijadikan pedoman

dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan yang dijadikan pedoman dalam

pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten. Bertolak dari

pemahaman pemberdayaan sebagai salah satu sistem pendidikan, maka

pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip:

1. Mengerjakan, artinya kegiatan pemberdayaan harus sebanyak mungkin melibatkan

masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu. Karena melalui

“mengerjakan” mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan

pikiran, perasaan, dan keterampilan) yang akan diingat untuk jangka waktu yang

lebih lama.

2. Akibat, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh

yang baik atau bermanfaat. Karena perasaan senang puas atau tidak senang,

kecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau

pemberdayaan dimasa-masa mendatang.

3. Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan

lainnya, sebab setiap orang cenderung untuk mengaitkan atau menghubungkan

kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang lainnya. Misalnya dengan

melihat cangkul orang diingatkan kepada pemberdayaan tentang persiapan lahan

10
yang baik, melihat tanaman yang kerdil atau subur akan mengingatkannya pada

usaha-usaha pemupukan, dll.

D. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk

individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan

tersebut. Tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Tujuan

pemberdayaan tersebut mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan

setiap individu dan masyarakat antara lain dalam arti:

1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)

3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan

4. Terjaminnya keamanan

Selaras dengan itu, dalam pembangunan pertanian, tujuan pemberdayaan

diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani perbaikan usaha tani (better

bisiness), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living). Untuk

mencapai ketiga bentuk perbaikan yang disebutkan diatas masih memerlukan

perbaikan-perbaikan lain yang menyangkut:

1. Perbaikan kelembagaan pertanian (better organizing) demi terjalinnya kerjasama

dan kemitraan atas stakholders.

11
2. Perbaikan kehidupan masyarakat (better community) yang tercermin dalam

perbaikan pendapatan, stabilitas keamanan dan politik, yang sangat diperlukan

bagi terlaksananya pembangunan pertanian yang merupakan sub-sistem

pembangunan masyarakat (community development). Tentang hal ini, pengalaman

menunjukan bahwa pembangunan pertanian tidak dapat berlangsung seperti

diharapkan, manakala petani tidak memiliki cukup dana yang didukung oleh

stabilitas politik dan keamanan serta pembangunan bidang dan sektor kehidupan

yang lain.

3. Perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better environment) demi kelangsungan

ushataninya. Tentang hal ini, pengalaman menunjukan bahwa penggunaan pupuk

dan pestisida secara berlebihan dan tidak seimbang berpengaruh negatif terhadap

produktivitas dan pendapatan petani, kerusakan lingkungan hidup yang

dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan pembangunan pertanian itu sendiri.

E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta masyarakat tani

yang sekaligus merupakan pelaku pembangunan pertanian. Dengan peran yang

sangat penting sebagai pemutar roda perekonomian negara, maka perlunya

pemberdayaan masyarakat tani, sehingga petani mempunyai power yang mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Salah satu usaha pemerintah bersama

petani dalam rangka membangun upaya kemandiriannya maka telah dibentuk

kelompok-kelompok tani pedesaan. Dimana dalam kelompok tani dikelompokan

kedalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk memudahkan adanya

12
penyaluran informasi, pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan kemandirian

masyarakat.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang memiliki

tujuan yang jelas dan harus dicapai, oleh sebab itu, setiap pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi dengan strategi kerja tertentu demi

keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diin ginkan. Dalam pengertian

sehari-hari, strategi sering diartikan sebagai langkah-langkah atau tindakan

tertentu yang dilaksanakan demi tercapainya suatu tujuan atau penerima manfaat

yang dikehendaki.

Lebih lanjut menurut Suharto (Dalam Andika Adi Sanjaya Putra, 2016: 37)

dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui 5

(lima) Strategi pemberdayaan yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan,

Penyokongan dan Pemeliharaan:

1. Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinan potensi

masyarakat miskin berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu

membebaskan masyarakat miskin dari sekat-sekat kultural dan struktural yang

menghambat.

2. Penguatan yaitu melalui memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki masyarakat miskin dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh

kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat miskin

yang menunjang kemandirian mereka.

13
3. Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan

lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok

lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusansegala jenis

diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

4. Penyokongan atau memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

miskin mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat miskin agar tidak terjatuh

ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan dalam arti memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan.

C. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka

perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan seseorang itu

berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan itu diberikan,

segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran

perubahan (misalnya keluarga miskin) yang perlu dioptimalkan. Keberhasilan

pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut

14
kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses kemanfaatan kesejahteraan, dan

kemampuan kultural dan politis, indikator keberhasilan pemberdayaan meliputi:

1. Sasaran

Dalam pemberdayaan masyarakat, kelompok menempati posisi yang sangat

penting, bahkan diharapkan menjadi “pemeran utama” dalam pengembangan

masyarakat. Menurut Soerjono kelompok dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang

paling efektif karena melalui kelompok akan lebih mudah dalam mengubah pola

tingkah laku individu -individu yang terikat dalam suatu kelompok dari pada secara

individu. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dapat bertindak secara lebih

meyakinkan dan menggunakan sumber-sumber yang mereka miliki secara lebih

efektif dari pada kelompok-kelompok yang lebih besar. Dalam kelompok, terutama

kelompok kecil memiliki potensi yang dapat digunakan untuk membantu individu-

individu, baik dalam memenuhi kebutuhan tertentu maupun dalam memecahkan

masalah.

2. Teknik

Teknik merupakan kemampuan yang memerlukan keahlian khusus. Teknik

pemberdayaan masyarakat terdiri dari pendidikan, pelatihan dan dinamika kelompok.

Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan atau pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Peranan peserta

didik dalam kehidupan masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat merupakan keluaran (output) dari sistem dan fungsi.

15
D. kerangka konseptual
STRATEGI

BP3K

KELOMPOK TANI

PENINGKATAN KAPASITAS
MELALUI PEMBERDAYAAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akandilakukan di Kantor (BP3K) Kecamatan Sinjai Tengah

Kabupaten Sinjai.

B. Jenis Penelitian

16
Adapun jenis penelitian ini yaitu kualitatif. Bogdan dan Taylor (Hamid

Potilima, 2012:8) mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan Kirk dan Miller (Hamid Potilima,

2012:8) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasannya dan dalam peristilahannya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi secara harfiah dapat dikatakan pengamatan yang berarti peran

aktif peneliti dalam meninjau secara lansung subjek penelitian. Menurut Emzir (2012:

37-38) observasi atau pengamatan adalah perhatian yang terfokus pada kejadian,

gejala, atau sesuatu. Pada penelitian yang akan dilakukan, peran peneliti hanya

sebatas mengamati kegiatan yang berkaiatan dengan topik penelitian atau dalam hal

ini observasi yang dilakukan.

2. Wawancara

Menurut Emzir (2012: 49-50) wawancara merupakan pengajuan beberapa

pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti untuk diajukan kepada seseorang

mengenai topik penelitian secara tatap muka, dan peneliti merekam jawaban-

17
jawabannya sendiri. Bentuk wawancara yang akan dipergunakan dalam penelitian

yakni wawancara terbuka, dimana wawancara yang dilakukan peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya untuk mendapatkan lebih

banyak informasi yang apa adaanya dan tanpa intervensi peneliti (Emzir, 2012: 51).

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data

dari dokumen-dokumen, data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi

cenderung merupakan data sekunder (Usman dan Akbar, 2014: 69). Data-data yang

akan dipergunakan sebagai dokumentasi dalam penelitian yakni dokumen resmi

pegawai seperti laporan kinerja dan absensi manual.


1.

D. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dipandang dapat

memberikan informasi yang memadai. Pemilihan didasarkan atas pertimbangan

bahwa informan memiliki pemahaman terhadap fenomena penelitian. Informan yang

dimaksud adalah:

1. Kepala Kantor

2. Sekretaris Kantor

E. Teknik Analisis Data

Mengelolah atau menganalisis data adalah usaha kongkrit untuk membuat

data, sebab besar jumlahnya data, tinggi nilai data yang terkumpul sebagai hasil

pelaksanaan pengumpulan data apabila tidak disusun dalam suatu sistematik yang

18
baik niscaya data itu merupakan bahan yang kurang dipahami. Oleh karena itu

penelitian menggunakan ragam penelitian kualitatif, maka analisa data dilakukan

pada waktu melakukan pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai.

Kemudian data tersebut akan dianalisa secara cermat dan teliti sebelum disajikan

dalam bentuk laporan yang utuh (Sugiyono, 2007:55).

Setelah data dikumpulkan selanjutnya yang akan dilakukan adalah

menganalisis data, menurut model analisis interaktif Miles dan Huberman (dalam

Idrus, 2009: 147-151) menjelaskan bahwa:

1. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan data kasar yang muncul dari tahap pengumpulan data. Data yang

akan direduksi dalam penelitian ini yaitu data hasil wawancara dan observasi

sebagai data primer dan dokumentasi sebagai data sekunder untuk memeperoleh

gambaran mengenai fokus penelitian.

2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memeberi

kemungkinan adnya penarikan kesimpulan dan pengambilan kesimpulan. Dalam

penyajian data pada penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan berupaya

menyusun pola hubungan dari seluruh data yang ada agar lebih mudah untuk

dipahami.

3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari proses

pegumpulan data, dimana dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah

ditampilkan. Berdasarkan data yang telah diorganisir pada penelitian yang akan

19
dilakukan maka, peneliti akan memberikan interpretasi dan kemudian akan

menarik kesimpulan mengenai topik penelitian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Marzuki. dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Sinjai. Muhammadiyah Sinjai

Barthos, Basir. 2013. Manajemen Kearsipan. Bumi Aksara. Jakarta.

Arifin, Bustanul. 2010. Strategi Baru Pembangunan Pertanian.

Departemen Pertanian, 2007. Pedoman Penumbuhan, Pengembangan dan Gabungan


Kelompoktani, Permentan No: 273/ Kpts ?OT.160/ 4/2007 Tentang
Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani

Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.Oktober


2008.

Emzir. 2012. Analisis Data:Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan 3. Jakarta :


Rajawali Pers.

Gitosaputro, Sumaryo.2006.Jurna l Pengembangan Masyarakat IslamVolume 2 :


Implementasi Partisipatory Rural Appraisal (PRA) dalam Pemberdayaan
Masyarakat.

Idrus , Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Edisi 2. Jakarta: Erlangga.

Kementrian Pertanian. 2010. Petunjuk Teknis Pemeringkatan (Rating) Gapoktan


PUAP menuju LKM-A.

Mulyanto.2007.Pengaruh motivasi dan kemampuan manajerial Terhadap kinerja


usaha pedagang kaki lima menetap.

Mushero,Heroni.2011.Pemberdayaan PetaniMelalui Gabungan Kelompok Tani

Nasir.2008.Pengembangan Dinamika Kelompok Tani.

Puspadi,Ketut.2010. Model Perilaku Kerja Penyuluh Pertanian.

Setiana, Lucie. 2010. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia


Indonesia.Bogor.

21
Suradisastra, Kedi. 2012. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Agro-
Ekonomi, Vol. 26 (2).PSE-KP.Hal. 82-91

Syahyuti.2007.Strategi dan Tantangan dalam Pengembangan Gabungan Kelompok


Tani sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan

Usman , Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2012. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Munawar. 2011. Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ilmiah Civis, Volume I,
No 2, Hal.88-97.
Wahyuni,Wiyanti. 2018. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani Melalui
Pengembangan Agribisnis (Studi Kasus Pada Gapoktan Subur Desa
Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga). Tesis,
Dipublikasikan, Purwokerto.
Hidayanti, puji.2019 repository.umy.ac.id › bitstream › handle.diakses pada tanggal
29 oktober 2019.

https://library.binus.ac.id › eColls › eThesisdoc


diakses rabu 15 2019 jam 1145

22

Anda mungkin juga menyukai