Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Viola Febrina - Jurnal FIX

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 77

Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite


Audit, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja
Keuangan
Viola Febrina

Dewi Sri
dewi_sri@ukmc.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Board of commissioners, Board of
Directors, audit committee, and managerial ownership on the implementation of
financial perfomance by focusing on consumer goods companies listed on
Indonesia Stock Exchange with a research period of 2018-2020. The data used in
this study is secondary data. The population in this study is consumer goods
company listed on the Indonesia Stock Exchange. The sampling technique used is
purposive sampling method and obtained 63 samples consisting of 21 companies.
Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis. The result of the
hypothesis in this study indicate that board of commissioners, audit committee,
has an effect on the financial performance. While board of directors, managerial
ownership does not affect the financial performance.
Keywords: Good Corporate Governance, board of commissioners, board of
directors, audit committee, managerial ownership, financial performance.

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris,
Dewan Direksi, Komite Audit, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja
Keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indoneisa (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling dan diperoleh 63 sampel yang terdiri dari 21
perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear
berganda. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Sedangkan Dewan Direksi dan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
Kata kunci: Good Corporate Governance, Dewan Komisaris, Dewan Direksi,
Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kinerja Keuangan.

PENDAHULUAN
Untuk mempersiapkan era persaingan global setiap perusahaan diharuskan
untuk mampu meningkatkan potensi yang dimilikinnya, karena munculnya
perusahaan baru membuat persaingan antar usaha semakin sengit dan kompetitif.
78 | Viola Febrina dan Dewi Sri

Oleh sebab itu para pelaku usaha diharapkan mampu untuk mengelola sumber
daya yang mereka miliki agar dapat digunakan secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan perusahaan secara maksimal. Secara umum, kinerja keuangan
merupakan penilaian kinerja perusahaan yang dapat menilai sehat atau tidaknya
perusaahan dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan (Amelya, 2019).
Bagi perusahaan meningkatkan dan menjaga kinerja keuangan merupakan
suatu keharusan untuk meningkatkan minat calon investor berinvestasi pada
perusahaan. Investor yang melakukan investasi terhadap suatu perusahaan tentu
mengharapkan keuntungan, oleh sebab itu mengukur kinerja keuangan sangat
penting dilakukan sebelum melakukan investasi. Sedangkan mengukur kinerja
keuangan juga sangat penting bagi pihak manajer, melalui pengukuran kinerja
keuangan manajer dapat memutuskan strategi terbaik bagi perusahaan
kedepannya.
Dalam mencapai tujuan perusahaan tentu terdapat banyak kendala-kendala
yang harus dihadapi pihak manajemen. Dalam pengambilan keputusan atau
melaksanakan suatu kebijakan, tidak jarang manajemen melakukan praktik
kecurangan yang akibatnya akan mempengaruhi kinerja keuangan dari
perusahaan. Konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan tersendiri dari pihak
manajemen dengan pihak pemilik tentu akan merusak citra perusahaan dan
menurunkan kinerja dari perusahaan tersebut. Untuk melakukan pencegahan
terhadap faktor-faktor yang mungkin bisa mempengaruhi kinerja keuangan, maka
dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan perusahaan. Secara teoritis, praktik Good Corporate Governance
(GCG) dapat meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan,
mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-
keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan secara umum meningkatkan
kepercayaan investor (Newell & Wilson, 2002).
Dewan Komisaris merupakan inti dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance. Fungsi utama dari Dewan Komisaris adalah mengawasi jalannya
perusahaan dengan mewajibakan terlaksananya prinsip akuntabilitas. Peran
Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan sangat krusial. Dewan Komisaris
diharapkan dapat menjembatani kepentingan principal sehingga dapat terwujud
kinerja keuangan yang baik. Sebab Dewan Komisaris bertugas untuk bertindak
demi kepentingan terbaik bagi perusahaan dengan menghindari kepentingan
pribadi.
Dewan Direksi merupakan perwujudan dari prinsip transparansi, keadilan,
akuntabilitas, dan responsibilitas. Apabila Dewan Direksi mampu menjalankan
fungsinya dengan baik, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja
keuangan yang baik sehingga pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja
perusahaan. Komite Audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan
Komiaris untuk membantu mengawasi jalannya perusahaan dan menjadi
penghubung bagi pihak manajemen dengan dewan komisaris. Komite Audit
didorong untuk memenuhi prinsip-prinsip GCG, terutama prinsip independensi.
Independensi mengharapkan Komite Audit dapat memberikan laporan mengenai
kinerja keuangan secara nyata tanpa terpengaruh dari kepentingan pihak
manapun.
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 79

Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham oleh pihak


manajemen. Manajer yang memiliki saham tentu akan menyelarskan
kepentingannya dengan kepentingan pemegang saham untuk menghindari
konflik. Oleh sebab itu, prinsip transaparansi serta kewajaran dan kesetaraan
sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar manajer sungguh-sungguh dalam
memastikan jalannya perusahan dengan baik untuk mempertahankan kinerja
keuangan yang diharapkan.
Beberapa fenomena mengenai kasus pelanggaran Good Corporate
Governance di Indonesia telah banyak terjadi. Dikutip dari Kontan.co.id, salah
satu kasus yang saat ini sedang bergulir adalah kasus PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk (PT AISA), dalam laporan keuangan 2017, dua direksi PT Aisa tidak
hanya memanipulasi status perusahaan enam distributor, melainkan juga
melebihkan overstatement jumlah piutang Tiga Pilar. Ini dilakukan guna
mengesankan peningkatan penjualan perseoran sehingga fundamental perseroan
terlihat bertumbuh baik. Pada saat Dewan komisaris meminta penjelasan atas
laporan yang dibuat, Dewan Direksi tidak memberikan pengungkapan yang
memadai. Kejanggalan dalam pelaporan keuangan PT AISA dicurigai akibat
adanya penyalahgunaan jabatan yang dilakukan oleh eks Dirut serta adanya
prinsip Good Corporate Governance yang tidak ditaati.
Berdasarkan fenomena dan kesenjangan yang telah disampaikan pada
bagian latar belakang, maka permasalahan pada penelitian ini adalah apakah
Dewan Komisaris berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan, apakah Dewan Direksi berpengaruh secara positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan, apakah Komite Audit berpengaruh secara positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan dan apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh
secara positif terhadap kinerja keuangan perusahaan Menurut Jensen dan
Meckling (1976), Teori Keagenan adalah kontrak antara satu atau lebih orang
(owners atau pemegang saham) menunjuk seorang lainnya (agen atau
pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik.
Namun, pemisahan antara pemilik (principal) dan manajer (agent) suatu
perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem). Masalah
yang biasanya terjadi dikarenakan adanya informasi yang asimetri (tidak sama)
antara yang dimiliki oleh pengelola dan pemilik. Manajer berkewajiban untuk
memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Namun di lain sisi manajer
juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraanya sendiri.
Penyatuan kepentingan pihak-pihak yang berbeda seringkali menimbulkan
masalah yang sulit diselaraskan. Konsep Good Corporate Governance sendiri
tidak memiliki definisi tunggal, beberapa sumber menyimpulkan konsep Good
Corporate Governance dengan beberapa istilah yang berbeda namun secara
umum artinya tetap sama. Good Corporate Governance (GCG) merupakan
sebuah konsep tata cara kelola perusahaan yang mengharapkan perusahaan
memberikan kinerja keuangan yang baik dengan tujuan memberikan perlindungan
bagi para pemegang saham dan principal untuk memperoleh kembali investasinya
(Sukandar, 2014).
Keterlibatan Dewan Komisaris dalam kinerja perusahaan menunjukkan
seberapa besar dampak keberadaan Dewan Komisaris untuk menjalankan
80 | Viola Febrina dan Dewi Sri

tanggung jawabnya dalam melaksanakan praktik tata kelola perusahaan serta


bagaimana mereka menjalankan fungsi pengawasan serta pengarahan sebagai
bagian dari kewajiban fidusia (Wijethilake dkk, 2015).
Direksi bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan. Setiap
anggota direksi bertanggung jawab penuh dan secara pribadi jika ia bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, direksi
harus mematuhi anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam hal ini harus menjalankan tugas-tugasnya dengan itikad baik
dan penuh tanggung jawab (Muskibah, 2007).
Pada dasarnya Komite Audit dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris
dalam menjalankan tugasnya mengenai kontrol internal. Tanggung jawab Komite
Audit adalah untuk pengawasan perusahaan menyangkut pemahaman tentang
berbagai hal yang berpotensi mengandung risiko, pemberdayaan sistem
pengendalian internal, serta pemantauan atas proses pengawasan yang dilakukan
auditor internal atau Satuan Pengawasan Internal (SPI) (Firmansyah, 2010).
Kepemilikan saham oleh manajerial adalah kondisi yang menunjukkan
bahwa manajemen memiliki saham dalam perusahaan yang secara aktif ikut
mengambil keputusan perusahaan. Kepemilikan saham manajemen bertujuan
untuk mensejajarkan kedudukan antara manajemen dengan pemegang saham
(Anggreni Made Ria & Suardhika I Made Sadha, 2014).
Kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu faktor yang dapat dilihat
oleh para calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi suatu
perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan merupakan salah suatu
keharusan agar saham tersebut dapat tetap eksis dan banyak diminati oleh para
calon investor. Laporan keuangan yang telah diterbitkan oleh perusahaan
merupakan suatu cerminan dari kinerja keuangan perusahaan (Veronika dkk,
2016).
Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi dan memastikan
bahwa perusahaan sudah melaksanakan Good Corporate Governance. Namun
demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam pengambilan keputusan
operasional. Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada
fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris
diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara Dewan
Direksi dengan para pemegang saham. Maka H1 Dewan Komisaris berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan
Dewan Direksi memiliki peranan yang sangat vital dalam suatu perusahaan.
Dengan adanya pemisahan peran dengan Dewan Komisaris, Dewan Direksi
memiliki kuasa yang besar dalam mengelola segala sumber daya yang ada dalam
perusahaan. Dewan Direksi memiliki tugas untuk menentukan arah kebijakan dan
strategi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang (Sukandar, 2014). Dewan direksi memiliki peran sebagai
penanggung jawab perusahaan, semakin besar jumlah Dewan Direksi maka
koordinasi dan komunikasi akan cenderung lebih mudah dilakukan, sehingga
kinerja keuangan perusahaan akan meningkat. Maka H2 Dewan Direksi
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 81

Komite Audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam
hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya
menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta
dilaksanakannya Good Corporate Governance. Dengan berjalannya fungsi
Komite Audit secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan akan lebih baik
sehingga, konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk
meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi (Makhrus, n.d.,
2012). H3 Komite Audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Perusahaan
Kepemilikan Manajerial adalah sistem pengelolaan internal perusahaan
yang mempuyai misi utama mengolah resiko yang baik untuk mencapai misi
bisnisnya dengan melindungi aset perseroan dan mengembangkan harga investasi
pemegang saham untuk jangka yang panjang. Kepemilikan Manajerial dapat
digunakan untuk mengatasi konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen
(Hermiyetti & Erlinda, 2016). Kepemilikan Manajerial akan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan saham
maka manajemen akan lebih giat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
demi kepentingan pemegang saham termasuk pihak manajemen itu sendiri.
Dengan meningkatnya kepemilikan saham oleh manajer, maka akan
meningkatkan kinerja perusahaan (Gie, n.d., 2013). Maka H4 Kepemilikan
Manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan jenis data serta analisis data yang digunakan, penelitian ini
termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2018-2020, sebanyak 56 perusahaan. Sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan penelitian ini. Kriteria yang
digunakan adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk periode 2018-2020, perusahaan yang tidak mengeluarkan laporan
keuangan dan laporan tahunan untuk periode 2018-2020, perusahaan yang
melaporkan rugi selama periode 2018-2020 dan perusahaan yang tidak memiliki
saham manajerial selama periode tahun 2018-2020.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dapat bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020 maupun
melalui website resmi masing-masing perusahaan. Ukuran Variabel Kinerja
Keuangan (Y)
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan menggunakan ROA
(Return On Assets) sebagai ukuran kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba dari penggunaan seluruh sumber daya atau asset yang
dimilikinya (Aprianingsih, 2016). Rumus ROA (Return On Assets).
Peran manajemen bertanggung jawab terhadap peningkatkan efisiensi dan
daya saing perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk
mengawasi manajemen. (Adestian, 2015).
Ukuran Dewan Komisaris dapat dihitung dengan (Thesarani, 2017):
Dewan Komisaris = Jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris
82 | Viola Febrina dan Dewi Sri

Dewan Direksi memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja perusahaan


dalam hal mengelola informasi yang ada di perusahaan yang akan digunakan
untuk menjalankan kegiatan perusahaan (Muskibah, 2007).
Ukuran Dewan Direksi dapat dihitung dengan (Oktaviani, 2015):
Dewan Direksi = Jumlah seluruh anggota Dewan Direksi
Komite Audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya mengenai
kontrol internal (Firmansyah, 2010).
Ukuran Komite Audit dapat diukur dengan (Thesarani, 2017):
Komite Audit = Jumlah seluruh anggota Komite Audit
Kepemilikan Manajerial menunjukkan besaran presentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh direksi, manajer, dan Dewan Komisaris, yang dapat
dilihat pada laporan keuangan (Anggreni Made Ria & Suardhika I Made Sadha,
2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari pengujian deskriptif menghasilkan untuk Variabel kinerja keuangan
memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dan nilai maximum 0.18. Rata-rata kinerja
keuangan yang dihitung dengan ROA pada 63 perusahaan sebesar 0.0734. Nilai
standar deviasi kinerja keuangan adalah sebesar 0.04250 (di bawah rata-rata),
artinya kinerja keuangan memiliki tingkat variasi data yang rendah.
Variabel Dewan Komisaris memiliki nilai minimum sebesar 2.00 dan nilai
maximum 8.00 Rata-rata nilai Dewan Komisaris sebesar 3.8413. Nilai standar
deviasi Dewan Komisaris sebesar 1.47239 (di bawah rata-rata), artinya variabel
Dewan Komisaris memiliki tingkat variasi data yang rendah.
Variabel Dewan Direksi memiliki nilai minimum sebesar 2.00 dan nilai
maximum 10.00 Rata-rata nilai Dewan Direksi sebesar 5.4921. Nilai standar
deviasi direksi adalah sebesar 1.87404 (di bawah rata-rata), artinya variabel
Dewan Direksi memiliki tingkat variasi data yang rendah.
Variabel Komite Audit memiliki nilai minimum sebesar 2.00 dan nilai
maximum 4.00. Rata-rata nilai Komite Audit sebesar 3.0159. Nilai standar deviasi
Komite Audit adalah sebesar 0.28353 (di bawah rata-rata), artinya variabel
Komite Audit memiliki tingkat variasi data yang rendah.
Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dan
nilai maximum 0.54. Rata-rata Kepemilikan Manajerial yang sebesar 0.0734.
Nilai standar deviasi Kepemilikan Manajerial adalah sebesar 0.0925 (di atas rata-
rata), artinya variabel Kepemilikan Manajerial memiliki tingkat variasi data yang
tinggi.
Berdasarkan Uji Normalitas, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
0.200 lebih besar dari 5% atau 0.05. Dengan demikian data yang digunakan dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
Berdasarkan Uji heterokedastisitas, dengan menggunakan variabel
dependen ABS-RES dapat diperoleh hasil bahwa semua variabel memiliki nilai
Sig masing-masing lebih besar dari 0.05 sehingga variabel tersebut tidak terjadi
heterokedastisitas.
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 83

Hasil dari pengujian Multikolineritas, menjelaskan bahwa data yang ada


tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen
yaitu dengan melihat nilai VIF.
Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar
1.177. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = 0,223 + 0,008X1 – 0,005X2 – 0,054X3 + 0,085X4 + e
Konstanta sebesar 0.223 menyatakan bahwa apabila variabel independen
bernilai 0 maka besarnya kinerja keuangan sebesar 0.223. Variabel Dewan
Komisaris sebesar 0.008 menunjukkan bahwa jika variabel Dewan Komisaris
meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0.008
dengan asumsi variabel lain konstan. Koefisien positif menunjukkan bahwa ada
hubungan positif antara jumlah Dewan Komisaris terhadap kinerja keuangan.
Variabel Dewan Direksi sebesar -0.005 menunjukkan bahwa jika variabel Dewan
Direksi meningkat 1 satuan maka akan mengurangi kinerja keuangan sebesar -
0.005 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Koefisien negatif
menunjukkan hubungan negatif antara variabel Dewan Direksi terhadap kinerja
keuangan. Variabel Komite Audit sebesar -0.054 menunjukkan bahwa jika
variabel Komite Audit meningkat 1 satuan maka akan mengurangi kinerja
keuangan sebesar -0.054 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Koefisien
negatif menunjukkan hubungan negatif antara variabel Komite Audit terhadap
kinerja keuangan. Variabel Kepemilikan Manajerial sebesar 0.085 menunjukkan
bahwa jika variabel Kepemilikan Manajerial meningkat 1 satuan maka akan
meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0.085 dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan. Koefisien positif menunjukkan hubungan positif antara variabel
Kepemilikan Manajerial terhadap kinerja keuangan.
Berdasarkan hasil dari pengujian determinasi menghasilkan nilai Adjusted
R-Squrare adalah sebesar 0.142 yang menunjukkan nilai sebesar 14.2% kinerja
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh variabel Dewan Komisaris, Dewan
Direksi, Komite Audit, dan Kepemilikan Manajerial, sedangkan sisanya 85.8%
dipengaruhi oleh variabel lain selain dari variabel yang digunakan pada penelitian
ini.
Berdasarkan Uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.012. Nilai
signifikansi kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian
ini baik karena berada di bawah 0.05 dan dapat digunakan sebagai prediksi.
Hasil uji t dalam penelitian ini menunjukan bahwa Variabel Dewan
Komisaris memiliki nilai B sebesar 0.008 dan nilai signifikansi sebesar 0.041.
Nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis pertama diterima. Variabel
Dewan Direksi memiliki nilai B sebesar -0.005 yaitu negatif dan nilai signifikansi
sebesar 0.146. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka hipotesis kedua
ditolak. Variabel Komite Audit memiliki nilai B sebesar -0.054 yaitu negatif dan
nilai signifikan sebesar 0.007. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka
hipotesis ketiga diterima Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai B
sebesar 0.085 dengan nilai signifikansi sebesar 0.052. Nilai signifikansi lebih
besar dari 0.05 maka hipotesis keempat ditolak.
84 | Viola Febrina dan Dewi Sri

Hasil pengujian hipotesis pertama berupa uji F dan uji T menunjukkan


bahwa Dewan Komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dewan
komisaris memiliki peranan penting dalam mengawasi pelaksanaan strategi
perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin banyak jumlah
Dewan Komisaris pada suatu perusahaan maka tindak kecurangan perusahaan
tersebut dapat diminimalisir karena fungsi monitoring dapat dijalankan dengan
maksimal oleh Dewan Komisaris. Jika semakin sedikit jumlah Dewan Komisaris
maka semakin meningkatkan peluang kecurangan karena perusahaan didominasi
oleh pihak manajemen dalam menjalankan perannya (Sulistyowati & Fidiana,
2017).
Hasil pengujian hipotesis yang berupa uji F dan uji T menunjukkan bahwa
Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini
dapat terjadi karena semakin banyak jumlah Dewan Direksi tidak menjamin
operasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Semakin banyak jumlah
Dewan Direksi akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan dan
memunculkan banyak konflik. Oleh sebab itu besar atau kecilnya ukuran Dewan
Direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Hasil pengujian hipotesis yang berupa uji F dan uji T menunjukkan bahwa
Komite Audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini dapat
terjadi karena semakin banyak jumlah Komite Audit maka akan semakin banyak
pula pengendalian dan pengawasan yang dilakukan, hal tersebut akan banyak
mempertimbangkan keputusan dari Komite Audit yang berasal dari pendidikan
yang berbeda-beda. Kemungkinan yang dapat mempengaruhi menurunnya nilai
ROA karena penambahan Komite Audit adalah tidak semua Komite Audit
mempunyai keahlian dibidang akuntansi dan keuangan, sehingga mempengaruhi
pengawasan terhadap laporan keuangan (Amelya, 2019).
Hasil pengujian hipotesis yang berupa uji F dan uji T menunjukkan bahwa
Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Rendahnya saham yang dimiliki oleh manejemen mengakibatkan pihak
manajemen belum merasa ikut memiliki perusahaan karena tidak semua
keuntungan dapat mereka miliki sehingga pihak manajemen termotivasi untuk
memaksimalkan utilitasnya dibandingkan kepentingan pemegang saham. Selain
itu rendahnya kepemilikan saham oleh manajemen membuat kinerja manajemen
juga cenderung rendah sehingga menurunkan kinerja perusahaan (Fadillah, 2017).

KESIMPULAN DAN IMPLEMENTASI


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate
Governance yang dibatasi pada Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit,
dan Kepemilikan Manajerial terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan hasil data
yang telah diolah, maka peneliti membuktikan bahwa Dewan Komisaris memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan analisis
ROA. Dewan Direksi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan dengan
arah negatif yang diukur menggunakan analisis ROA. Komite Audit memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan analisis
ROA. Kepemilikan Manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
keuangan dengan arah negatif yang diukur menggunakan analisis ROA.
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 85

Adapun beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mempengaruhi


hasil penelitian yang ingin dicapai yang dapat diperbaiki pada penelitian
selanjutnya, adalah peneliti menemukan banyak perusahaan sektor barang
konsumsi yang mengalami kerugian akibat terdampak situasi pandemi sehingga
mengurangi jumlah populasi yang dapat diteliti. Pada periode penelitian yang
digunakan yaitu tahun 2018-2020, terdapat tahun yang terdampak pandemi
sehingga hal ini mungkin dapat membuat hasil dalam penelitian ini kurang tepat.
Pengaruh antar variabel independen terhadap kinerja keuangan masih rendah, hal
ini dapat dilihat dari hasil uji koefisien determinasi yang menunjukkan nilai
sebesar 14.2% sehingga dapat disimpulkan masih banyak faktor lain diluar
penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, terdapat beberapa
saran yang dapat diberikan kepada pembaca maupun peneliti selanjutnya adalah
bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel mekanisme
Good Corporate Governance lain yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti
Kepemilikan Institusional, ukuran jumlah rapat, komite nominasi, dan lain-lain.
Penelitian selanjutnya diharapkan menambah sampel baik dengan cara menambah
tahun penelitian sehingga akan memberikan jumlah sampel yang lebih besar yang
mungkin akan memberikan hasil berupa kondisi yang sebenarnya. Penelitian
selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan memperluas sektor yang diteliti
seperti sektor pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, dll sehingga
hasil penelitian dapat mendukung hasil peneltian terdahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Adestian, Y. (2015). Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan
Komisaris Independen, Komite Audit Dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja
Perusahaan Yang Listing Di Bei Pada Tahun 2012-2014. Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 1–13.
Alfian, N. (2020). Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei. JIAFE
(Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 5(2), 209–
218. https://doi.org/10.34204/jiafe.v5i2.2057
Amelya, D. (2019). Pengaruh komisaris, komite audit, struktur kepemilikan, size
dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan properti, perumahan
dan konstruksi 2013-2017. 7, 697–712.
Anggreni Made Ria, & Suardhika I Made Sadha. (2014). Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. 9.1 (2014), 1(ISSN: 2302-8556), 27–37.
Aprianingsih, A. (2016). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance,
Struktur Kepemilikan, Dan Ukuran Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI.
Jurnal Profita, 17(1), 1–13.
Aprinita, B. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Beatrick Stephani Aprinita 1. Jurnal
Bisnis Dan Manajemen, 52(11), 3253.repository.unej.ac.id/bitstream
/handle /123456789/.../SHERLY HERIYANTO.pdf?...%0A%0A
86 | Viola Febrina dan Dewi Sri

Auliani, P. A. (2021). Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 %: Sekali Lagi, Tolong


Kendalikan Pandeminya. Kompas.https://money.kompas.com/read/2020
/08/06/122846926/pertumbuhanekonomi-minus-532-persen-sekali-lagi
tolong-kendalikanpandeminya?page=all
Dany Yadnyapawita, I. M., & Aryista Dewi, A. (2020). Pengaruh Dewan Direksi,
Komisaris Non Independen, dan Kepemilikan Manajerial pada Kinerja
Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal Akuntansi, 30(8), 1985.
https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i08.p07
Deswara, N. P., Astrie, K., & Saraswati, R. S. (2021). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Nabila. 5(1), 357–379.
Dewi, A. S., Sari, D., & Abaharis, H. (2018). Pengaruh Karakteristik Dewan
Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Benefita, 3(3), 445. https://doi.org/10.22216/jbe.v3i3.3530
Dika Putra, G. M. P., & Wirawati, N. G. P. (2020). Pengaruh Good Corporate
Governance pada Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel
Mediasi. E-Jurnal Akuntansi, 30(2), 388.https://doi.org/10.24843
/eja.2020.v30.i02.p09
Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory:
CEO Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of
Management, 16(1), 49–64. https://doi.org/10.1177/031289629101600103
Dwiridotjahjono, J. (2009). Penerapan Good Corporate Governance: Manfaat
Dan Tantangan Serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik Di Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis Unpar, 5(2), 101–112.
https://doi.org/10.26593/jab.v5i2.2108.
Efriyanti, F., Retno, A., & Yunus, F. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Sebagai
Dasar Investor Dalam Menanamkan Modal Pada PT. Bukit Asam, Tbk.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 3(2), 299–316.
Eksandy, A. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perbankan Syari‟Ah Indonesia. Jurnal Akuntansi : Kajian Ilmiah
Akuntansi (JAK), 5(1), 1. https://doi.org/10.30656/jak.v5i1.498
Fadillah, A. R. (2017). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja
Perusahaan Yang Terdaftar Di Lq45. Jurnal Akuntansi, 12(1), 37–52.
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jak
Firmansyah, A. (2010). Peranan Komite Audit Mengoptimalkan Fungsi Auditor
Internal Dalam Penerapan Good Corporate Governance Di Pt Bni.tbk.
Syiar Hukum, XII (Vol 12, No 1 (2010): Syiar Hukum), 81–96.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisa Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 25 (9th ed.). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gie, E. (n.d.). Corporate Governance Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. 2, 183–199.
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 87

Hasibuan, D. H., & Sushanty, L. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Pada Periode 2013- 2014. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 6(1),
023–032. https://doi.org/10.37641/jiakes.v6i1.60
Hasyim, A. A., Mus, A. R., & Lannai, D. (2019). Evaluasi Penerapan
PrinsipPrinsip Good Corporate Governance (GCG) pada PT. Kawasan
Industri
Makassar (Persero) di Makassar. PARADOKS: Jurnal Ilmu …, 2(2).
https://jurnal.fe.umi.ac.id/index.php/PARADOKS/article/view/272
Hermiyetti, & Erlinda, K. (2016). Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Dan Komite Audit
Terhadap Transfer Pricing. Media Riset Akuntansi, Vol 6, No., 1–19.
I Made Yuliara. (2016). Regresi linier berganda 1. Journal Article, 1–6.
Idris, M. (2021). Profil PT. Kimia Farma Diagnostik, Cucu BUMN yang Semua
Direksinya Dipecat. Kompas.
https://money.kompas.com/read/2021/05/16/170417326/profil-kimia-
farmadiagnostik-cucu-bumn-yang-semua-direksinya-dipecat?page=all
Jaya, A. D., Zulfikar, R., & Astuti, K. D. (2019). Pengaruh Komisaris Independen
Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Dengan
Konservatisme Akuntansi Sebagai Variabel Intervening. In Equity (Vol. 21,
Issue 1, p. 81). https://doi.org/10.34209/equ.v21i1.633
Jensen, C. M., & Meckling, H. W. (1976). Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency costs And Ownership Structure. Human Relations,
72(10), 1671–1696. https://doi.org/10.1177/0018726718812602
Kurniawati. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Set
Kesempatan Investasi (Ios) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas
Laba. 240–258.
Laksono, B. S., & Kusumaningtias, R. (2021). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Sektor
Aneka Industri Tahun 2016-2018. Jurnal Akuntansi Unesa, 9(2), 1–12.
Ledo, D., Program, A., Akuntansi, S., Ekonomi, F., Tamansiswa, U. S., Ayem, S.,
Studi, P., Fakultas, A., & Tamansiswa, U. S. (2017). JURNAL KAJIAN
BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017. 25(2), 161–175.
Mahadi, T. (2021). Manipulasi Laporan Keuangan, dua eks Bos PT. 3 Pilar
(AISA)
Divonis 4 Tahun Penjara. Kontan.Co.Id.
https://nasional.kontan.co.id/news/manipulasi-laporan-keuangan-dua-eksbos-tiga-
pilar-aisa-divonis-4-tahun-penjara
Makhrus, M. (n.d.). Pengaruh Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan
Melalui Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening ( Studi Empiris
Perusahaan Go Publik Di Bei Yang Mengeluarkan Saham Syariah ). 53–77.
Mardiatmoko, G.-. (2020). Pentingnya Uji Asumsi Klasik Pada Analisis Regresi
Linier Berganda. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan, 14(3),
333–342. https://doi.org/10.30598/barekengvol14iss3pp333-342
Muntoro, R. K. (2006). Membangun Dewan Komisaris yang Efektif. Artikel
Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1–18.
88 | Viola Febrina dan Dewi Sri

Muskibah, muskibah. (2007). Keywords: Direksi, Tanggung Jawab, Good


Corporate Governance. Jurnal Business Research, 125–135.
Newell, R., & Wilson, G. (2002). Corporate Governance: A Premium for Good
Governance. The McKinsey Quarterly, 3(4), 20–23.
Njatrijani, R., Rahmanda, B., & Saputra, R. D. (2019). Hubungan Hukum dan
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Perusahaan. Gema
Keadilan, 6(3), 242–267.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/6481
Novitasari, I., Endiana, i dewa made, & Arizona, putu edy. (2020). Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI. Journal of Chemical Information and
Modeling, 110(9), 1689–1699.
Nurdany, A. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Rentabilitas Terhadap
Pendapatan Margin Murabahah Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank
Mega Syariah Periode 2005-2012). Khazanah, 5(2), 13–24.
https://doi.org/10.20885/khazanah.vol5.iss2.art2
Oktaviani, H. D. (2015). Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Dewan
Komisaris Independen, dan Ukuran Komite Audit terhadap Praktik
Manajemen Laba pada Perusahaan Farmasi. PhD Proposal, 1, 1–24.
Purnama Dewi, P. C., & Wirasedana, I. W. P. (2018). Pengaruh Komitmen,
Kompetensi dan Good Corporate Governance pada Kinerja Keuangan. E-
Jurnal Akuntansi, 25, 1099. https://doi.org/10.24843/eja.2018.v25.i02.p11
Puspitasari, F., & Ernawati, E. (2010). Pengaruh mekanisme. Jurnal Manajemen
Teori Dan Terapan, 1999(2), 189–215.
Putri, A. D., & Mayliza, R. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di
Bei. https://doi.org/10.31219/osf.io/b8he7
Setiawan, O., & Setiadi, I. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Barang Konsumsi di BEI.
Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 18(1), 13–21.
https://doi.org/10.30595/kompartemen.v18i1.6606
Shanti, Y. K., Pamulang, U., & Selatan, T. (2020). Pengaruh Komite Audit
Terhadap Kinerja. 9(2), 147–158.
Sukandar, P. P. (2014). Pengaruh Ukuran Dewan Direksi Dan Dewan Komisaris
Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Good yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012). None, 3(3), 689–695.
Sulaiman, S. N., Morasa, J., Gamaliel, H., & Morasa, J. (2021). Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Consumer Goods
Industry Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(1), 470–484. https://doi.
org/10.35794/embav9i1.32241
Sulistyowati, & Fidiana. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi (JIRA), 6(1), 121–137. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id
/index.php/jira/article/view/670
Jurnal Informasi Akuntansi, Vol, No1, Juni 2022 | 89

Supriatna, N., & M. Kusuma, A. (2009). Pengaruh Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 1(1), 1.
https://doi.org/10.17509/jaset.v1i1.8907
Thesarani, N. J. (2017). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan Komite Audit Terhadap Struktur
Modal. Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 6(2).
https://doi.org/10.21831/nominal.v6i2.16641
Tulung, J. E., Ekonomi, F., Bisnis, D., & Manajemen, J. (2020). Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Umum
Konvensional Tahun 2014-2018 the Influence of Good Corporate Governance To
Financial Performance of the Commercial Bank in 2014 – 2018. 8(3), 296–
305.
Utama, M. (2004). Komite Audit, Good Corporate Governance Dan
Pengungkapan Informasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 1(1),
61–79. https://doi.org/10.21002/jaki.2004.06
Veronica, T., & Wardoyo. (2021). Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Bisnis
Pelita Bangsa, 6(01), 1–18. https://doi.org/10.37366/akubis.v6i01.230
Veronika, A., Sari, I., & Raharjo, T. (2016). Pengaruh Good Corporate
Governance, Csr, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan.
Economica, 4(2), 210–226.https://doi.org/10.22202/economica.2016.
v4.i2.380
Wijethilake, C., Ekanayake, A., & Perera, S. (2015). Board involvement in
corporate performance: evidence from a developing country. Journal of
Accounting in Emerging Economies, 5(3), 250–268. https://doi.
org/10.1108/jaee-12-2012-0050.

Anda mungkin juga menyukai