Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Alviana

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Window of Midwifery Journal Vol. 02 No.

01 (Juni, 2021) : 23-34

STUDI KASUS
URL artikel: http://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/wom/article/view/wom2103

Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. N dengan Preeklampsia Berat


K
Alviana1, Nurhayati2, Rahmawati3
1,2,3
Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
Email Penulis Korespondensi (K) : annaalvianamuhtar@gmail.com
annaalvianamuhtar@gmail.com1, nurhayati.nurhayati@umi.ac.id2, adivazunayrah@gmail.com3
(081329414711)

ABSTRAK

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau di sertai oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Data yang di dapatkan menurut sebuah studi World Health Organization (WHO) bahwa sekitar 810 wanita
meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan persalinan dan kehamilan. Komplikasi utama yang
menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan (Preeklampsia
dan eklampsia, hipertensi gestasional) sekitar 14% yang menduduki posisi kedua setelah perdarahan dan disusul
oleh komplikasi dari persalinan aborsi yang tidak aman. Di Indonesia preeklampsia berat dan eklampsia
merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5% sampai 25 %, preeklampsia yang termasuk dalam hipertensi
dalam kehamilan menempati posisi kedua terbanyak setelah perdarahan yang menyebabkan kematian ibu. Data
yang telah diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tentang kejadian preeklampsia pada ibu hamil
dan bersalin pada tahun 2015 sebanyak 68 orang, tahun 2016 sebanyak 78 orang, tahun 2017 sebanyak 96 orang
dan tahun 2018 sebanyak 35 orang . Dan penyebab kematian ibu yaitu karena preeklampsia 68%, perdarahan 30%
dan infeksi 4%). Dari data yang diperoleh dari Rekam Medis RSUD Labuang Baji Makassar angka kejadian
preeklampsia berat pada ibu hamil pada tahun 2019 dari bulan Januari - November sebanyak 44 orang. Simpulan
dari data diatas salah satu penyebab kematian ibu yaitu preeklampsia masih tergolong tinggi,dimana pada target
Sustainable Development Goals (SGDs) menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) 70 per 1000 kelahiran.

Kata kunci : Intranatal; preeklampsia berat

PUBLISHED BY : Article history :


Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI Received 05 Oktober 2020
Address : Received in revised form 06 November 2020
Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 (Kampus II UMI) Accepted 29 Juni 2021
Makassar, Sulawesi Selatan. Available online 30 Juni 2021
Email : licensed by Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

jurnal.wom@umi.ac.id
Phone :
+62 82 343 676 670
Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 23
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

ABSTRACT

Preeclampsia of pregnancy and childbirth considering hypertension 160/110 mmHg or more supplemented with
proteinuria and / or accompanied by edema at 20 weeks gestation or more. Data obtained according to a study
by the World Health Organization (WHO) shows that about 810 women died from preventable causes related to
childbirth and pregnancy. The main complication that causes 75% of all maternal deaths is high blood pressure
during pregnancy (preeclampsia and eclampsia, gestational hypertension) about 14% who occupy the second
position after bleeding and are followed by complications from unsafe abortion labor. In Indonesia, severe
preeclampsia and eclampsia are the causes of maternal mortality ranging from 1.5% to 25%, preeclampsia, which
is included in hypertension in pregnancy, is the second largest after bleeding that causes maternal death. The data
that has been obtained from the South Sulawesi Provincial Health Office regarding the incidence of preeclampsia
in pregnant and childbirth women in 2015 were 68 people, in 2016 there were 78 people, in 2017 there were 96
people and in 2018 there were 35 people. And the cause of maternal death was 68% preeclampsia, 30% bleeding
and 4% infection). From the data obtained from the Medical Records of the Labuang Baji Makassar Hospital,
the incidence of severe preeclampsia in pregnant women in 2019 from January to November was 44 people. The
conclusion from the data above is that one of the causes of maternal death, namely preeclampsia, is still high,
where the Sustainable Development Goals (SGDs) target is a Maternal Mortality Rate (MMR) of 70 per 1000
births.

Keywords : Intranatal; severe preeclampsia

PENDAHULUAN
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan
ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks dan
mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan.
Terjadinya persalian normal bukan berarti tidak ada permasalahan dengan persalinan, tetapi melainkan
banyak kemungkinan hal yang bisa terjadi dimana dinamakan dengan komplikasi pada saat persalinan.
Adapun beberapa komplikasi yang terjadi pada saat persalinan diantaranya perdarahan, infeksi atau
sepsis, ketuban pecah dini (KPD), persalinan preterm, kehamilan postmatur, malposisi dan
malpresentasi, preeklampsia dan eklampsia, kehamilan kembar (gemeli), dan distosia bahu.1
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau di sertai oedema pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Pada preeklampsia di dapatkan gejala tekanan darah ≥140/90 – 160/110 mmHg,
proteinuria +++, trombosit <100.000/mm3,sakit kepala, dan gangguan penglihatan serta sakit pada
epigastrium.2
Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami preeklampsia yaitu, nyeri kepala saat
terjaga dan kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, hipertensi atau
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg, proteinuria >+1, kenaikan berat badan
yang berlebihan, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia, edema dependen dan
pembengkakkan. 3
Terdapat banyak faktor risiko yang merupakan predisposisi terjadinya preeklampsia. Faktor-
faktor risiko terjadinya preeklampsia antara lain: kehamilan pertama, riwayat komponen genetik
preeklampsia pada keluarga, riwayat preeklampsia sebelumnya, kehamilan kembar, mola hidatisoda,

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 24
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

penyakit ginjal, hipertensi kronik, diabetes melitus, penyakit kolagen vascular, isomunisasi rhesus, usia
ekstrem (dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun), dan perubahan parternitas (peran perlindungan pajanan
antigen sebelumnya).4
Pentingnya asuhan atau tindakan penatalaksanaan yang cepat, benar, dan tepat pada pasien
preeklampsia berat adalah untuk mencegah terjadinya eklampsia, hendaknya janin lahir hidup, serta
trauma pada janin terjadi seminimal mungkin, sehingga Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) karena adanya komplikasi preeklampsia berat dapat diturunkan. 5
Berdasarkan data di atas, maka penulis ingin melakukan studi kasus dengan judul “Manajemen
Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “E” dengan Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Makassar.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus yang penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Tujuh langkah Varney dan
catatan perkembangan dalam bentuk SOAP. Subjek Seorang Ny “E” dengan persalinan section caesarea
di di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
dengan menggunakan format pengkajian persalinan normal selanjutnya di analisa berdasarkan
manajemen asuhan kebidanan Varney dengan pengkajian sampel berlangsung selama 6 jam.

HASIL
Identifikasi Data Dasar
Anamnesa
Pada tanggal 16 Desember 2019, Pukul : 05.10 Wita. Pengumpulan data (data subjektif) identitas
istri/ suami : Nama Ny. “E’’/TN.“M”, Umur 14 Tahun / 18 tahun, Nikah / lamanya 1x/± 1 tahun, Suku
Makassar, Agama Islam, Pendidikan SD/SD, Pekerjaan IRT/Pertani, Alamat Panaikang, Mosalomba.
Keluhan utama ibu mengeluh sakit perut menjalar kebelakang dan sakit kepala berat dan bengkak
pada wajah, lengan dan kaki, Riwayat keluhan utama ibu mengeluh nyeri disertai dengan pelepasan
lendir dan darah, nyeri hilang timbul dan menganggu aktifitas, ibu mengatasi nyeri dengan menarik
napas panjang, ibu mengeluh sakit kepala berat sejak tanggal 15 Desember 2019 pukul 23.00 WITA di
RS takalar dan bengkak pada wajah, lengan serta kaki ±2 minggu sejak tanggal 26 September 2019.
Riwayat rujukan ibu dari RS Takalar ke RSUD Labuang Baji tanggal 16 Desember 2020 pukul
04.00 WITA, alasan di rujuk karena ibu mengalami tekanan darah tinggi 160/110 mmHg disertai
proteinuria (+++) yang diikuti oleh kejang selama sekitar 20 detik, kejang terjadi sebanyak 1 kali dan
terpasang cairan MgSO4 dan cairan RL intravena.
Riwayat kehamilan G1P0A0, HPHT 17 Maret 2019, TP 24 Desember 2019, imunisasi TT1 14
Juni 2019, TT2 14 Juli 2019, ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat atau tanda bahaya lainnya
selama masa kehamilan, pada kunjungan antenatal ke – 4 trimester 3 (kehamilan ±37 minggu) ibu
melakukan pemeriksaan dengan hasil Ibu mengalami tekanan darah tinggi 140/100 mmHg dan di

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 25
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

berikan pengobatan nifedipine.


Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang ibu mengatakan tidak memiliki riwayat tekanan darah
tinggi sebelumnya, ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual seperti hepatitis
maupun penyakit menular seksual lainnya, tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat−obatan,
ibu memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi, ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti asma, jantung dan diabetes melitus.
Riwayat psikologi, spritual dan ekonomi ibu dan keluarga merasa khawatir dengan janin yang di
kandung, pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami, ibu mendapat support dari suami dan
keluarga, ibu selalu beristigfar setiap nyeri yang dirasakan, biaya persalinan di tanggung oleh suami.
Kebutuhan nutrisi ibu saat pengkajian selama hamil menu makan nasi sayur, buah dan ikan , ibu
minum 7-8 gelas sehari, makan 3 kali sehari, nafsu makan baik, selama inpartu menu makan nasi dan
ikan, ibu minum 1 gelas aqua dan 1 teh kotak, makan 1 kali selama pengkajian. Pola eliminasi selama
hamil, BAK 6-7 kali sehari, BAB 1-2 kali sehari, selama inpartu BAK ibu di kateter tetap,urine dalam
bag 200 cc, BAB Ibu belum buang air besar selama pengkajian. Personal hygiene, selama inpartu ibu
belum mandi, ibu belum keramas, ibu belum menggosok gigi, ibu belum ganti pakaian selama
pengkajian. Dan kebutuhan istirahat ibu menjadi tidak teratur dan tidak dapat beristirahat dengan tenang
karena nyeri perut yang dirasakan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum ibu lemah, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital : tekanan Darah : 160/110
mmHg, nadi : 80 kali /menit, pernapasan : 22 kali /menit, suhu : 36,5˚C. Pada pemeriksaan head to toe
pada bagian Kepala dan Rambut : Rambut hitam, kulit kepala bersih dan tidak mudah tercabut. Wajah
ibu tampak meringis pada saat ada his, tidak ada cloasma dan tampak oedema. Mata : simetris kiri dan
kanan, Sklera putih, konjungtiva merah muda. Hidung : septum hidung simetris, tidak ada secret, tidak
ada polip. Mulut : sudut bibir simetris, bibir tampak lembab, mulut dan gusi bersih, tidak ada
peradangan, gig bersih tidak ada karies. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran
serumen. Leher : tidak tampak dan tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
limfe. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan hiperpigmentasi pada areola, tidak
ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan, Abdomen : tampak linea nigra dan striae alba, tidak ada bekas
luka operasi, Palpasi: Leopold I: 3 jari dibawah prosessus xipodeus, TFU 35 cm, Lp 89 cm, Leopold II:
Teraba lebar, keras dan datar seperti papan disebelah kiri perut ibu, Leopold III: Teraba keras, bulat dan
melenting dibagian bawah perut ibu, Lepold IV: Bergerak dalam panggul.Denyut jantung janin
terdengar di kuadran kiri bawah perut ibu dengan frekuensi 130 kali/menit, Genetalia: Tampak bersih,
tidak terdapat varices dan oedema, serta tidak ada pembesaran pada kelenjar bartholin, dan terpasang
kateter tetap.Ekstremitas atas: simetris kiri dan kanan, teraba oedema pada kedua lengan, terpasang
cairan infus RL 28 TPM di sebelah tangan kiri ibu dan cairan infus MgSo4 500 ml 28 TPM di sebelah
tangan kanan ibu. Ekstremitas bawah: tampak simetris kiri dan kanan, gerakan aktif, kuku bersih warna
merah muda, teraba oedema pada kedua kaki. Pemeriksaan vaginal toucher (VT) 16 Desember 2019

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 26
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

Pukul 05.05 WITA Keadaan vulva dan vagina tidak ada kelainan, keadaan portio lunak sedang,
pembukaan 5 cm, keadaan ketuban utuh, presentase ubun-ubun kecil, penurunan hodge II, moulase tidak
ada, penumbungan tidak ada, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah. Kontraksi uterus 3 kali
dalam 10 menit selama 30-35 detik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 16 Desember 2019 pukul 05.30 WITA Hemoglobin (Hb 12,4
ᵍ/ᵈᴵ, Leukosit (WBC): 12,6 ×103/µL, Eritrosit (RBC): 4,75 ×103/µL, HBSAG: Nonreaktif, Syfilis
Nonreaktif, HIV/AIDS: Nonreaktif, TBC: Nonreaktif, Protein urin: +++.
KALA I
Diagnosa/Masalah Aktual
G1P0A0, gestasi 38-40 minggu, situs memanjang, punggung kiri, presentase belakang kepala,
bergerak dalam panggul, intrauterin, hidup, tunggal, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan
preeklampsia berat, inpartu kala I fase aktif.
Diagnosa/Masalah Potensial
Potensial terjadinya eklampsia
Tindakan Segera/Kolaborasi
Kolaborasi tanggal 16 Desember 2019 Pukul 07.00 WITA, Kolaborasi dengan dokter pemberian
obat nifedipine, Kolaborasi dengan dokter tindakan selanjutnya yaitu operasi sectio caesaria tanggal 16
Desember 2019 pukul 07.00 WITA.
Intervensi
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu, observasi HIS dan Denyut Jantung Janin,
lakukan VT, observasi cairan infus RL dan MgSo4 500 ml, observasi pengeluaran urine, berikan
penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan bayinya serta tindakan operasi caesar, beri
informed consent pada keluarga untuk persetujuan operasi, lakukan pemeriksaan laboratorium pukul
05.30 WITA seperti Hemoglobin dan Protein urin, pasang oksigen kanula nasal 5 I/menit, cukur bulu
pubis, berikan obat antihipertensi berupa obat oral nifedipine 1 tablet, lakukan skin test antibiotik
cefotaxime dibawah kulit, lakukan injeksi pemberian cefotaxime 1gr IV dibawah kulit, anjurkan ibu
untuk tirah baring miring kesatu sisi (sisi kiri), pindahkan pasien ke ruang operasi pukul 06.50 wita
(Operasi pukul 07.00-08.30 WITA).
Implementasi
Tanggal 16 Desember 2019 pukul 05.10 WITA.
Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu,hasil tanda tanda vital: tekanan darah :
160/110 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36,5oC, pernafasan : 22 x/menit. Mengobservasi HIS dan
Denyut Jantung Janin, hasil his 3 kali dalam 10 menit durasi 30-35 detik, DJJ 130 kali/menit.
Mengobservasi cairan infus RL dan MgSo4 500 ml, hasil Cairan infus RL 28 TPM dan MgSo4 500 ml
28 TPM. Mengobservasi pengeluaran urine, hasil Urine dalam bag 200 cc. Memberikan penjelasan
kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan bayinya serta tindakan operasi caesar, hasil Ibu dan

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 27
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan. Memberikan informed consent pada keluarga
untuk persetujuan operasi, hasil Keluarga menyetujui akan dilakukannya operasi caesar. Lakukan
pemeriksaan laboratorium pukul 05.30 WITA, hasil Hemoglobin (HGB) 12,4 Gr/ᵈᴵ dan Protein urin +++.
Mencukur bulu pubis. Memberikan obat antihipertensi berupa obat oral nifedipine 1 tablet. Melakukan
skin test antibiotik cefotaxime dibawah kulit. Melakukan injeksi pemberian cefotaxime 1gr IV dibawah
kulit, hasil telah dilakukan. Menganjurkan ibu untuk tirah baring miring kesatu sisi (sisi kiri), hasil ibu
mau melakukannya. Memindahkan pasien ke ruang operasi pukul 06.50 wita (Operasi pukul 07.00 wita-
08.30 wita), hasil ibu telah dipindahkan.
Evaluasi
Tanggal 16 Desember 2019 pukul 09.00 WITA
Preeklampsia belum teratasi di tandai dengan tekanan darah masih tinggi 160/110 mmHg dan
proteinuria +++. Kondisi ibu lemah. Kondisi bayi baik dengan bayi lahir pada jam 08.20 Wita dengan
jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir : 3100 gram, panjang badan lahir : 50 cm, dengan kondisi
segera menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif, Apgar score 8/10. Eklampsia tidak terjadi.
Proses operasi berlangsung normal.
Pendokumentasian
KALA II
Tanggal 16 Desember 2019 pukul 07.00 WITA
Data Subjektif
Ibu mengatakan ia merasa cemas karena akan dioperasi
Data Objektif
Ibu tampak cemas, tanda-tanda vital : tekanan Darah : 160/110 mmHg, nadi : 80 kali /menit,
pernapasan : 22 kali /menit, suhu : 36,5˚C.
Assesment
Berlangsungan kala II pengeluaran bayi
Planning
Tanggal 16 Desember 2019 pukul 07.00-07.30 WITA
Pasien berbaring dalam posisi supine dibawah pengaruh anestasi, asepsi dan antisepsi laporan
operasi tutup seluruh tubuh dengan duk steril, kecuali wajah dan lapangan operasi, menginsisi
pfanensteril sepanjang ± 10 cm, kemudian perdalam secara tajam dan tumpul hingga peritoneum,
membuka peritoneum, tampak uterus gravid, menginsisi segmen bawah rahim sepanjang ± 5 cm
kemudian perluas secara tajam dan tumpul sampai kira-kira 10 cm, bebaskan plica vesikouterina ke
distal, pecahkan selaput ketuban, melahirkan kepala, periksa ada atau tidaknya lilitan tali pusat dengan
menyusuri leher bayi dengan jari lepaskan lilitan bila ada, lahirkan bahu anterior kemudian bahu
posterior setelah bahu lahir diikuti bokong dan kaki, manajemen tali pusat : setelah bayi berhasil
dilahirkan lakukan pemeriksaan tali pusat dan klem. Penjepitan tali pusat tertunda dapat dilakukan
dengan menilai manfaat dan resiko. Klem pada 2 titik dan potong tali pusat diantara kedua klem, lahir

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 28
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

bayi, Berat badan lahir : 3100 gram, Panjang badan lahir : 50 cm, Jenis kelamin : laki-laki, Apgar score
: 8/10.Menginjeksi oksitosin metilergometrin 1 : 1 intramuskular.
KALA III
Tanggal 16 Desember 2019 pukul 07.40 WITA
Data Subjektif
Ibu terbaring lemah di meja operasi
Data Objektif
Ibu tampak lemah, Tanda-tanda vital Tekanan darah: 160/110 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, Suhu
: 36,5 °c, Pernapasan : 20 kali/menit.
Assesment
Perlangsungan kala III pengeluaran plasenta
Planning
Tanggal 16 Desember 2019 Pukul 07.30 - 07.40 WITA
Melahirkan plasenta secara manual, bersihkan cavum uteri dengan kassa steril dan betadin,
menjahit uterus lapis demi lapis, mengontrol perdarahan, perdarahan berkurang, menjahit dinding
abdomen lapis demi lapis, mengontrol perdarahan, perdarahan berkurang, menjahit kulit secara
subkutikuler, menutup luka operasi, melakukan vagina trilet.
KALA IV
Pukul 09.00 Wita
Data Subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi.
Data Objektif
Ibu tampak lemah
Assesment
Perlangsungan kala IV
Planning
Mengobservasi keadaan ibu dan tanda-tanda vital, hasil tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi : 80
kali/menit, Suhu : 36,6 ᵒC, Pernapasan : 20 kali/menit, Mengobservasi cairan infus RL dan MgSo4 500
ml, hasil Cairan infus RL 28 TPM dan MgSo4 500 ml 28 TPM, Mengobservasi pengeluaran urine, hasil
Urine dalam bag 300 cc, Mengobservasi TFU kontraksi uterus dan pengeluaran lochia, hasil TFU
setinggi pusat,kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras, pengeluaran lochia rubra, Menjelaskan
penyebab nyeri yaitu karena terputusnya kontinuitas jaringan otot, dan serabut akibat dari rangsangan
otot abdomen yang berlebihan saat operasi dengan adanya luka ini maka dapat merangsang ujung−ujung
saraf sehingga timbul rasa nyeri, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, Memberikan penjelasan
tentang personal hygiene yaitu menganti pembalut minimal 3 kali sehari dan pakaian bila basah atau
kotor.

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 29
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan mengenai Studi Kasus Manajemen Asuhan
Kebidanan pada klien Ny.”E” dengan Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Umum Labuang Baji
Makassar tanggal 16 Desember 2019, serta melihat kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan
praktik.
Interpretasi Data Dasar
Pada tahap identifikasi data dasar penulis tidak menemukan hambatan pada saat pengumpulan
data baik klien maupun keluarganya serta bidan yang ada di ruangan dapat memberikan informasi secara
terbuka sehingga memudahkan untuk memperoleh data−data yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan yang dikaji.
Data yang diambil dan dilakukan secara terfokus meliputi: Identitas pasien, data biologis berupa
keluhan utama dan riwayat keluhan, riwayat rujukkan, riwayat kehamilan sekarang, riwayat reproduksi,
riwayat kesehatan lalu dan sekarang, riwayat psikologi, spritual,dan ekonomi serta pemenuhan nutrisi.
Pengkajian data objektif diperoleh melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik serta ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus Ny “E” didapatkan bahwa ibu masuk tanggal 16
Desember 2019 pukul 05.00 WITA keadaan inpartu kala I fase aktif dengan keluhan sakit perut tembus
belakang disertai dengan pelepasan lendir dan darah sampai sekarang, sifatnya hilang timbul dan
menganggu aktifitas, ibu mengatasi nyeri dengan menarik napas panjang, selain itu ada keluhan lain
yang menyertai ibu yaitu sakit kepala dan bengkak pada kaki ± 2 minggu sejak tanggal 26 september
2019. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya, hari
pertama haid terakhir tanggal 17 Maret 2019, ibu mengatakan usia kehamilan sekarang ± 9 bulan, ibu
tidak pernah mengalami tanda bahaya kehamilan, dan tekanan darahnya meningkat pada usia kehamilan
± 37 minggu.
Pada kasus Ny “E” usia 14 tahun G1P0A0 merupakan pasien rujukkan dari RS takalar,alasan
dirujuk karena karena ibu mengalami tekanan darah tinggi 160/110 mmHg disertai proteinuria (+++)
yang diikuti oleh kejang selama sekitar 20 detik, kejang terjadi sebanyak 1 kali.
Berdasarkan tinjuan teori dan studi kasus yang terjadi pada Ny “E” ditemukannya adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada tinjuan kasus hasil pemeriksaan kesadaran composmentis
padahal ibunya mengalami kejang sedangkan berdasarkan tinjuan teori pasien mengalami preeclampsia
berat ciri−cirinya keadaan umum ibu lemah dan kesadaran spoor bahkan sampai koma.6 Hal ini
menunjukkan bahwa adanya kesenjangan antara tinjuan teori dan tinjuan kasus.
Diagnosa Aktual
Berdasarkan data yang diperoleh diagnosa/masalah aktual pada Ny “E” adalah G1P0A0, gestasi
38-40 minggu, situs memanjang, punggung kiri, presentase belakang kepala, bergerak dalam panggul,
intrauterin, hidup, tunggal, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan preeklampsia berat, inpartu kala I
fase aktif. Diagnosa pada Ny”E” didasarkan atas data subjektif dan objektif yang didapat dari hasil

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 30
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

pengkajian dan analisa secara teoritis.


Berdasarkan uraian data diatas masalah aktual adalah preeklamsia berat. Berdasarkan teori
preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih dan disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Preeklampsia berat ditegakkan jika ibu memiliki tekanan darah sistolik dalam keadaan istirahat ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg. Kadar proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ +2 dengan
pemeriksaan dipstick; terjadi oliguria <500 ml/24 jam, edema paru dan sianosis serta Gejala Neurologis
: Stroke, sakit kepala, penglihatan kabur, gangguan visus. 7
Pada tinjuan kasus diagnosis preeklampsia berat dapat di tegakkan berdasarkan keluhan ibu dan
hasil pemeriksaan bidan. Keluhan ibu mengatakan bahwa sakit kepala dan bengkak pada kaki sejak ± 2
minggu. Pada pemeriksaan bidan didapatkan hasil pemeriksaan fisik terdapat odema pada wajah,
ekstremitas atas dan bawah,dan tanda-tanda vital yang menunjukkan tekanan darah tinggi yaitu 160/100
mmHg. Selain dari pemeriksaan fisik dilakukan juga pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium yang menunjukkan bahwa protein urine +++, dilihat dari keluhan ibu dan pemeriksaan
bidan didapatkan bahwa ibu dalam keadaan preeklampsia berat. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.
Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny “E” yang dilakukan pengkajian penulis dapat mengidentifikasikan masalah
potensial yang akan terjadi pada kasus ini yaitu dapat terjadi eklampsia. Eklampsia adalah preeklampsia
yang ditandai dengan adanya kejang. Antisipasinya terjadinya eklampsia dilihat dari beberapa faktor
yang meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia dan eklampsia adalah sebagai berikut : Umur > 40
tahun atau bahkan kurang dari 18 tahun, nulipara, multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya,
multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru, multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun
atau lebih, riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kehamilan multiple, IDDM (Insulin
Dependent Diabetes Melitus), hipertensi Kronik, penyakit ginjal, sindrom antifosfilipid (APS),
kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio, obesitas sebelum hamil serta pada
pemeriksaan fisik didapatkan indeks tubuh > 35, tekanan darah diastolik > 80 mmHg dan proteinuria
(dipstick >+1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam).8 Dengan
demikian diagnosa/masalah potensial dapat di simpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
studi kasus.
Tindakan Segera
Berdasarkan tinjuan teori pada ibu bersalin dengan preeklampsia berat tindakan segera yang
dilakukan yaitu memasang infus RL, memantau tekanan darah ibu, kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi obat untuk mencegah kejang dan terminasi kehamilan jika timbul kontra indikasi
selama melakukan pemantauan. Pada studi kasus Ny “E” telah dilakukan pemantauan tekanan darah dan
melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian obat terapi anti hipertensi berupa obat oral nifedipine 1
tablet, pasien merupakan pasien rujukan dari RS takalar yang mengalami tekanan darah tinggi dan

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 31
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

proteinuria +++ yang diikuti oleh kejang dan telah terpasang MgSO4 dan cairan infus RL, setelah
dilakukannya penanganan untuk mencegah terjadinya kejang berulang maka dilakukan kolaborasi
dengan dokter untuk terminasi kehamilan. Dengan demikian tindakan yang dilakukan antara tinjuan
teori dan tinjuan kasus sesuai.
Perencanaan
Perencanaan tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan kriteria keberhasilaan yang telah
ditetapkan. Rencana asuhan kebidanan yang dilakukan dilahan praktik berdasarkan kasus dengan ibu
preeklampsia berat yaitu: Mengobservasi atau memperbaiki keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital,
mengobservasi denyut jantung janin untuk memastikan bahwa janin dalam keadaan baik, melakukan
vaginal toucher untuk mengetahui kemajuan persalinan serta mengobservasi HIS, mengobservasi cairan
infus RL dan MgSo4 500 ml 28 yang diberikan untuk mencegah terjadinya eklampsia, memasang O2 5
liter/menit untuk mencegah ibu sesak napas, memberikan obat oral nifedipine 1 tablet untuk anti
hipertensi, melakukan injeksi pemberian cefotaxime 1 gr intravena dibawah kulit untuk mencegah
terjadinya infeksi sebelum dilakukan injeksi terlebih dahulu dilakukan skin test cefotaxime,
menganjurkan ibu untuk tirah baring miring kesatu sisi (kiri) untuk menciptakan rasa nyaman dan tidak
merasa sesak. Dengan keadaan ibu preeklampsia berat perlu dilakukan tindakan terminasi kehamilan
dengan kolaborasi dokter obgyn tindakan selanjutnya
Berdasarkan tinjuan teori penatalaksanaan preeklampsia berat dengan melakukan perawatan aktif
selama di kamar bersalin yaitu : bila terdapat indikasi seperti hasil penilaian kesejahteraan janin jelek,
adanya gejala-gejala impending eklampsia, adanya Sindrom Hellp, kehamilan aterm (>38 minggu),
apabila perawatan konsevatif gagal bila terdapat indikasi seperti diatas maka dilakukan pengobatan:
segera rawat inap, tirah baring miring kesatu sisi, infus RL yang mengandung 5%, dekstrosa dengan 60
– 125 cc/jam, pemberian anti kejang : MgSO4.4 Dengan demikian tindakan yang dilakukan antara
tinjuan teori dan tinjuan kasus sesuai.9
Pelaksanaan
KALA I
Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu,his,denyut jantung janin, cairan infus
RL dan MgSo4, pengeluaran urine, Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan
ibu dan bayinya serta tindakan operasi caesar, Memberikan informed consent pada keluarga untuk
persetujuan operasi, melakukan pemeriksaan laboratorium pukul 05.00 WITA seperti hemoglobin (Hb)
dan protein urine, Mencukur bulu pubis, Memberikan obat anti hipertensi berupa obat oral nifedipine 1
tablet, Melakukan skin test antibiotik dibawah kulit, Melakukan injeksi pemberian cefotaxime 1 gr IV
dibawah kulit, Menganjurkan ibu untuk tirah baring miring kesatu sisi,memindahkan pasien keruang
operasi.10
KALA II
Menginsisi pfanensteril sepanjang ± 10 cm, kemudian perdalam secara tajam dan tumpul hingga
peritoneum, membuka peritoneum, tampak uterus gravid, menginsisi segmen bawah rahim sepanjang ±

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 32
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

5 cm kemudian perluas secara tajam dan tumpul sampai kira-kira 10 cm, bebaskan plica vesikouterina
ke distal, pecahkan selaput ketuban, melahirkan kepala, periksa ada atau tidaknya lilitan tali pusat
dengan menyusuri leher bayi dengan jari lepaskan lilitan bila ada, lahirkan bahu anterior kemudian bahu
posterior setelah bahu lahir diikuti bokong dan kaki, manajemen tali pusat : setelah bayi berhasil
dilahirkan lakukan pemeriksaan tali pusat dan klem. Penjepitan tali pusat tertunda dapat dilakukan
dengan menilai manfaat dan resiko.
KALA III
Melahirkan plasenta secara manual, bersihkan cavum uteri dengan kassa steril dan betadin,
menjahit uterus lapis demi lapis, mengontrol perdarahan, perdarahan berkurang, menjahit dinding
abdomen lapis demi lapis.
KALA IV
Mengobservasi keadaan ibu dan tanda-tanda vital, Mengobservasi cairan infus RL dan MgSo4
Mengobservasi pengeluaran urine, Mengobservasi TFU kontraksi uterus dan pengeluaran lochia,
Menjelaskan penyebab nyeri yaitu karena terputusnya kontinuitas jaringan otot, dan serabut akibat dari
rangsangan otot abdomen yang berlebihan saat operasi dengan adanya luka ini maka dapat merangsang
ujung−ujung saraf sehingga timbul rasa nyeri, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
Memberikan penjelasan tentang personal.
Evaluasi
Berdasarkan studi kasus Ny “E” ibu bersalin dengan preeklampsia berat, setelah dilakukannya
operasi maka didapatkan hasil evaluasi yaitu : Proses operasi berlangsung normal, Kondisi ibu lemah,
Kondisi bayi baik dengan bayi lahir pada jam 08.20 Wita dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan
lahir 3100 gram, panjang badan lahir 50 cm, dengan kondisi segera menangis, warna kulit kemerahan
dan tonus otot aktif, Apgar score 8/10, Preeklampsia belum teratasi di tandai dengan tekanan darah
masih tinggi 160/110 mmHg dan proteinuria +++, Eklampsia tidak terjadi. Dengan demikian
disimpulkan bahwa tidak ditemukannya kesenjangan antara tinjuan teori dan tinjuan kasus.

KESIMPULAN DAN SARAN


Telah dilakukan asuhan kebidanan berdasarkan 7 langkah varney di Rumah Sakit Umum Labuang
Baji Makassar. Menganjurkan ibu untuk lebih memperhatikan lagi proses kehamilannya dan rutin
memeriksakan kehamilan agar jika ada komplikasi-komplikasi yang terjadi seperti preeclampsia berat
bias di antisipasi selama masa kehamilan, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Mahasiswa
harus mampu memberikan asuhan yang dapat memotivasi ibu agar mau dan mampu melakukan hal-hal
yang dianjurkan, mahasiswa harus mampu memberikan asuhan secara menyeluruh pada Ny “E”
khususnya pada ibu bersalin dengan keadaan preeclampsia berat agar dapat tertangani dengan baik.
Meningkatkan kualitas yang diberikan dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai standar operasional
prosedur, khususnya pada kasus Ny “E” dengan preeclampsia berat, bidan perlu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada bayi.

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 33
Window of Midwifery Journal Vol. 02 No. 01 (Juni, 2021) : 23-34 E-ISSN 2721-4001

DAFTAR PUSTAKA
1. Affandi. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.

2. JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JHPIEGO
Corporation

3. Bahri Syamsul, Donel Suheimi, ‘Preeklampsia Berat, Eklampsia Dan Faktor-Faktor Terkait’,
Jurnal Kedokteran Universitas Riau, 7 no 2

4. Muhida Vega:/ Jurnal Of Applied Health Research And Devolopment. Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil Dengan Preeklampsia Berat Trimester III Pada Ny. N Di Puskesmas Nramatwatu Tahun
2019. Vol. 2, No. 1 Februari 2020

5. Woodward, Vivien, K. Bates dan N. Young. 2015. Kedarutatan Persalinan Jakarta:EGC

6. Imelda Dwi, A, & Putriana, Y. (2017). Penanganan awal kejadian preeklampsia berat dan
eklampsia salah satu rumah sakit di provinsi lampung. XIII (2), 203-208. https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/ view/930.

7. Idaman Meldafia, Putri Yeni.E, & Laila, R. 9. 2019. Analisa Resiko Preeklampsia. 3, 210-215.
https://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/aarticle/view/414

8. Wibowo, N., & Dkk, ‘DIAGNOSA DAN TATA LAKSANA PREEKLAMPSIA’, Jurnal
Kedokteran, 2016
<https://www.academia.edu/37546578/Pedoman_Nasional_Pelayanan_Kedoktaran_Diagnosis_da
ntata_Laksana_Preeklampsia>

9. Diana, Christine, Preeklampsia Berat Dan Eklampsia: Tatalaksana Anestesia Perioperatif


(Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2018)

10. Suryani hartati, Anik maryunani. 2015. Asuhan Keperawatan Ibu Postpartum Seksio Sesarea.
Jakarta : Trans Info Media (TIM)

Penerbit : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI 34

Anda mungkin juga menyukai