Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Iman Kepada Malaikat Dan Rasul

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

IMAN KEPADA MALAIKAT DAN RASUL

Hanif Audyva Harza1 dan Rifky Alkautsar2

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

1
220303077@student.ar-raniry.ac.id | 2220303060@student.ar-raniry.ac.id

ABSTRAK

Keyakinan pada malaikat adalah salah satu dari enam rukun iman yang dipegang teguh
oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, tidak sedikit dari mereka yang mulai
melupakan atau bahkan tidak menyadari keberadaan malaikat di sekitar mereka. Hal ini
berdampak pada peningkatan kejahatan dan pelanggaran terhadap ajaran Islam yang
sebenarnya melarangnya. Kemudian beriman kepada para Rasul Allah pun juga
merupakan suatu tanggung jawab yang harus dipatuhi, sebab keyakinan ini merupakan
salah satu dari enam rukun iman, yaitu yang keempat. Memiliki keyakinan kepada para
Rasul berarti mempercayai dengan tulus kedatangan setiap Rasul, mulai dari Nabi Adam
as hingga Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

Kata Kunci: Iman, Malaikat, Rasul.

A. Pendahuluan

Iman merupakan kosa kata kerja yang bersifat dinamis, yang mana merupakan
energi spiritual yang dapat mengendalikan pikiran dan rasa setiap orang agar selalu
memahami, melakukan pilihan dan melakukan tindakan yang benar. Oleh sebab itu,
memahami iman tidak akan berhenti dengan melakukan pengucapan dan menyatakan
bahwa percaya adanya Malaikat namun tidak sekadar itu mengenai iman merupakan
bentuk dari aktualisasi pada perbuatan saleh sehingga dalam keimanan yang tidak
berbuah pada perbuatan yang saleh merupakan sebuah kebohongan.

Dalam melaksanakan implementasi keimanan terhadap Malaikat dan Rasul selalu


dilakukan dengan mengajarkan dan penerapan yang khusus bukan sekadar untuk
mengetahui dan meyakini tentang adanya, melainkan hal yang penting yaitu bagaimana
mengetahui, memahami, dan meneladani sifat-sifatnya.

1
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki
satu tujuan yaitu mengesankan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Berupa syariat atau hukum
tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena
itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul
utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa
oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul
maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.

Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang


pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih
dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat kita.

B. Iman Kepada Malaikat


1. Pengertian Iman Kepada Malaikat

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya
meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan
dengan perbuatan. Malaikat (bahasa Arab: ‫( المالئكة‬jamak); tunggal: ‫ )ملكة‬menurut agama
Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt tidak makan dan tidak minum dan
juga tidak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu
taat kepada Allah Swt dan tidak pernah membangkang kepada-Nya. Menurut bahasa
Arab, kata “malaikah” merupakan kata jamak dari kata “malak” yang berarti kekuatan.
Kata ini bentuk mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau misi. Sedangkan sang
pembawa misi biasanya disebut dengan Rasul.1

Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu
mala’ikah yang merupakan bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka
yang berarti menyampaikan sesuatu.2

1
M. Rabuansyah, Iman Kepada Malaikat, (Payakumbuh: YPI STIT, 2022). Hal. 2.
2
Nurhayati Ekasari, Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Swt Melalui Metode Cooperative Script Dan Make A Match

2
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah tidak makan dan minum
dan juga tiak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang
selalu taat kepada Allah dan tidak pernah membangkang kepada-Nya. Malaikat selalu
beribadah kepada Allah tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi majlis
dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah yaitu mereka dapat
mengubah bentuknya seperti manusia atau yang lainnya.3

Dari pemahaman tentang iman dan malaikat yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa keyakinan terhadap malaikat adalah meyakini sepenuh hati bahwa
mereka merupakan ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memiliki tugas sesuai
dengan kehendak-Nya.

Ada beberapa malaikat yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al-Qur'an
yang wajib kita ketahui, yaitu Jibril (Al Baqarah [2]: 97 dan At-Tahrim [66]: 4), Mikail
(Al-Baqarah [2]: 98), Izrail (An-Nazi’at [79]: 1-2), Raqib dan Atid (Qaf [50]: 18), Malik
(Al-Hujurat) dan Ridwan (Az-Zumar [39]: 73). Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir
disebut dalam Hadits.

2. Dalil-dalil Iman kepada Malaikat beserta Tafsirnya

Sebagai rukun iman yang kedua, iman kepada malaikat ini memiliki landasan
(dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang menunjukkan adanya
kewajiban iman kepada malaikat Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa’ ayat 136
antara lain:

‫ﱫﱬﱭﱮﱯﱰﱱﱲﱳﱴﱵﱶﱷﱸ‬

١٣٦ ‫ﱺ ﱼ ﱽ ﱾ ﱿ ﲀ ﲁ ﲂ ﲃ ﲄ ﲅ ﲆ ﲇ‬
‫ﱹ ﱻ‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya
(Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab

Pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. (Salatiga: Institut Agama
Islam Negeri, 2020). Hal. 37.
3
Muhamad Fadli Mukhtar, Pengaruh Metode Make A Match Terhadap Pemahaman Anak Pada
Pembelajaran Tentang Malaikat, (Jakarta: Studi Pada TPQ Al-Barkah, 2018). Hal. 11.

3
yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.”

Dalam Kitab Tafsir Al-Qurthubi, Firman Allah Swt ‫ ﱫ ﱬ ﱭ ﱮ‬ayat

ini diturunkan dan ditujukan untuk semua orang yang beriman, makna ayat tersebut
adalah wahai orang-orang yang berbuat benar, tunjukkan kebenaran yang kalian lakukan

dan teruslah kalian berada pada garis kebenaran itu, ‫“ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴ ﱵ‬Dan

kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya," maksudnya adalah Al Qur'an,

‫ﱺ‬
‫ﱻ‬ ‫" ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ‬Serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya," artinya

kepada setiap kitab yang diturunkan kepada para Nabi. Ibnu Katsir, Abu Umar, dann
Ibnu 'Amir membaca dengan Qira'ah "nuzzila", dan "unzila" dengan harakat dhammah,
sedangkan yang lain membacanya dengan Qiraah "nazzala" dan "Anzala" dengan
harakat fathah, pendapat lain mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada orang yang
beriman kepada Muhammad dari kalangan para Nabi yang terdahulu. Pendapat lain
mengatakan bahwa kitab ayat ini ditujukan kepada orang-orang munafik, makna ayat
menurut kelompok ini adalah wahai orang-orang yang beriman secara zhahir,
murnikanlah keimananmu kepada Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa yang
dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik, makna ayat menurut golongan ini
adalah wahai orang-orang yang beriman kepada Latta, Uzza dan Thahgut (syeitan),
berimanlah kalian kepada Allah, dan percayalah kalian kepada Allah juga kepada kitab-
kitab-Nya.4

Malaikat diyakini sebagai makhluk surgawi, diciptakan dari cahaya oleh Allah
SWT. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Hadits tersebut berbunyi,

ُ َ َ َ ُ َ ْ ُّ َ ْ َ ُ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ْ َ ُ
‫ار َوخل َِق آد ُم م َِّما ُوصِ ف لك ْم‬
ٍ ‫ن‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ج‬
ٍ ِ ‫ار‬ َ ‫ان م ِْن‬
‫م‬ ‫ور وخل ِق الج‬
ٍ ‫خل ِقت الملائِكة مِن ن‬

4
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, jilid 5, Terj. Muhammad
Ibrahim Al-Hifnawi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009). Hlm. 983-984

4
Artinya: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala
dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian."
(HR. Muslim).5

Malaikat yang pernah dilihat dengan mata telanjang oleh manusia adalah
malaikat Jibril. Malaikat Jibril pernah menjumpai Nabi Muhammad SAW. Itu
diceritakan dalam Kitab Shahih Ibnu Hiban, dari sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud,
Rasulullah bersabda:

ُ ْ ‫اَّلل َعلَيْهِ َو َسلَّ َم َر َأي‬


‫ت‬
َّ ُ ُ َ َ َ
ُ َّ ‫اَّللِ َصلَّى‬ ْ ُ ًَ َ ََ ْ َ َ َ َّ َ
‫َع ِن اب ْ ِن َم ْس ُعو ٍد أن ُه قال فِي ه ِذه ِ الآيَةِ { َولق ْد َرآهُ ن ْزلة أخ َرى } قال رسول‬

ُ ُ‫الد ُّر َوال ْ َياق‬


‫وت‬
ُ َ َّ
ُّ ‫يل‬ ‫او‬ ‫ه‬‫الت‬ ِ ‫ه‬ ‫ر‬ ْ ‫اح يُنْثَ ُر م‬
‫ِن‬ ٍ ‫ن‬ ُّ ‫يل عِنْ َد س ِْد َرة ِ ال ْ ُمنْ َت َهى َعلَيْهِ س‬
َ ‫ِت مِائَةِ َج‬ َ ْ
‫جب ِر‬
ِ ِ‫يش‬ِ ِ

Artinya: Dari Ibnu Mas'ud bahwa ia mengatakan mengenai ayat ini: (Sungguh, dia (Nabi
Muhammad) benar-benar telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain),
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Aku melihat Jibril di samping Sidratul Muntaha, ia memiliki
tujuh ratus sayap yang bertaburan dari bulunya berwarna warni mutiara dan yaqut.".
(HR. Ahmad).6

Banyak dari kita yang beranggapan bahwa jumlah malaikat hanya sepuluh atau
tidak lebih dari itu. Apakah anggapan ini benar? Sebenarnya, jumlah malaikat tidak dapat
dihitung. Hanya Allah Ta'ala yang mengetahui jumlah pasti malaikat. Hal ini didasarkan
pada dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadits. Dalam Surah Al-Muddatssir ayat 31 Allah
Ta'ala berfirman,

ُ ُ َّ َ َ َ َّ ً ْ َّ َ ْ ً َ ٰ َّ َّ َ ٰ ْ َ ٓ َ ْ َ َ َ َ
‫النارِ اِلا َملٰۤ ِٕىكة َّۖو َما َج َعل َنا ع َِّدت ُه ْم اِلا ف ِت َنة ل ِلذ ِْي َن كف ُر ْوا ۙ ل ِيَ ْستيْق َِن الذ ِْي َن ا ْوتوا‬ ‫وما جعلنا اصحب‬
ُُ َّ َ ُ َ ْ ْ َ ٰ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ َ ْ َ َ َّ ً َ ْ ْٓ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ْ َ َ َ ٰ ْ
‫ب َوال ُمؤم ُِن ْونۙ َول َِيق ْول الذ ِْي َن ف ِ ْي قل ْوب ِ ِه ْم‬‫الكِتب ويزداد الذِين امنوا ا ِيمانا ولا يرتاب الذِين اوتوا الكِت‬

َ َ َ ُ ‫ض ُّل ه‬
ْ ‫اَّلل َم ْن ي َّ َشا ُٰۤء َويَ ْهد‬ َ ٰ َ ً َ َ َ ُ ‫َّ َ ٌ َّ ْ ٰ ُ ْ َ َ َ ٓ َ َ َ ه‬
‫ِي َم ْن ي َّشا ُٰۤء ۗ َو َما َي ْعل ُم ُج ُن ْود‬ ِ ُ‫اَّلل ب ِ ٰهذا مثلا ۗ كذل ِك ي‬ ‫مرض والكفِرون ماذا اراد‬

َ ْ ْ َّ ُ َّ َ
ࣖ‫َربِك اِلا ه َو ۗ َو َما ه َِى اِلا ذِك ٰرى ل ِلبَش ِر‬

5
Abu al-Husein Muslim, Shahih Muslim, No. 2996, (Kairo: Dar al-Kutub, 1991). Hal. 2294
6
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, No. 3720, (Mesir: Dar al-Fikr, 1998)

5
Artinya: “Kami tidak menjadikan para penjaga neraka, kecuali para malaikat dan Kami
tidak menentukan bilangan mereka itu, kecuali sebagai cobaan bagi orang-orang kafir.
(Yang demikian itu) agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, orang yang
beriman bertambah imannya, orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin
itu tidak ragu-ragu, serta orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-
orang kafir (berkata,) “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai
suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia
kehendaki (berdasarkan kecenderungan dan pilihan mereka sendiri) dan memberi
petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapan mereka untuk
menerima petunjuk). Tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia
sendiri. Ia (neraka Saqar itu) tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika menceritakan peristiwa


Isra’ dan Mi’raj dalam sebuah hadits yang panjang,

َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ُ َ ُ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ َْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ َْ َ َُ
‫جب ِريل فقال هذا البيت المعمور يصلِى فِيهِ كل يو ٍم سبعون ألف مل ٍك‬ ِ ‫فرف ِع لِي البيت المعمور فسألت‬
َ َ ُ َ َ َ
‫إِذا خ َر ُجوا ل ْم َي ُعودوا إِليْهِ آخ َِر َما َعليْ ِه ْم‬

Artinya: “Kemudian aku ditampakkan al-Baitul Ma'mur. Aku bertanya kepada Jibril,
lalu dia menjawab, "Ini adalah al-Baitul Mamur, setiap hari ada tujuh puluh ribu
malaikat mendirikan salat di sana. Jika mereka keluar (untuk pergi salat) tidak ada
satupun dari mereka yang kembali.” (HR. Bukhari).7

Dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,
َّ َ َ َ ‫اء َو ُح َّق ل َ َها أَ ْن تَئ َّط َما ف‬ ْ ‫ون أَ َّط‬
َ ُ َ َْ َ َ ُ َ ْ ََ َ ْ ََ َ َ ََ
‫ِيها َم ْوضِ ُع أ ْربَعِ أ َصاب ِ َع إِلا‬ ِ
َّ ‫ت‬
ُ ‫الس َم‬ ‫إِنِي أرى ما لا ترون وأسمع ما لا تسمع‬

َّ
ِ‫ج ًدا َِّلل‬ َ َََُْ ٌ َ ٌ ََ َ
ِ ‫وملك واضِ ع جبهته سا‬

Artinya: “Sesungguhnya aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak
kalian dengar, langit merintih dan laik baginya merintih, tidaklah di sana ada tempat

7
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, No. 3207, (Beirut: Dar
Ibn Katsir, 2002). Hlm. 793-794.

6
untuk empat jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud
kepada Allah.” (HR.Tirmidzi).8

Maksudnya, karena banyaknya jumlah malaikat, sehingga langit pun merintih


ketika menopang berat mereka. Ini adalah permisalan jumlah malaikat yang sangat
banyak. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ْ َْ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َّ َ َ َّ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ
‫ين َوِإن ال َملائِكة ت ِلك الليْلة أكث ُر فِي الأ ْر ِض م ِْن َع َددِ الحَ َصى‬ ‫ليلة القدرِ ليلة السابِعةِ أوِ التاسِعةِ وعِش ِر‬

Artinya: “Malam lailatul qadar adalah malam yang kedua puluh tujuh atau kedua puluh
sembilan. Jumlah malaikat di bumi ketika itu lebih banyak dari jumlah yang bisa
terhitung.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya, 3: 332, no. 2194. Sanadnya dinilai
hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Tidaklah ada tempat untuk telapak kaki di langit dunia, kecuali di sana
terdapat malaikat yang sedang sujud atau berdiri (shalat). Inilah perkataan malaikat,
“Tiada seorang pun di antara kami (malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang
tertentu. Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan
perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).” (QS.
Ash-Shaaffat [37]: 164-166). (HR. Abu Asy-Syaikh dalam Al-‘Uzhmah, 1: 260. Dinilai
hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 3: 49)

Dalil-dalil ini menunjukkan banyaknya jumlah malaikat. Dan tidak ada yang
mengetahui jumlahnya kecuali Allah Ta’ala. Membahas masalah ini (jumlah pasti dari
malaikat) tidaklah diperbolehkan, karena itu termasuk dalam perkara ghaib yang tidak
Allah Ta’ala jelaskan kepada mukallaf. Kewajiban kita terhadap perkara ghaib semacam
ini adalah diam dari perkara yang tidak disebutkan secara rinci oleh Allah Ta’ala dan
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang iman kepada Malaikat yaitu:

1) Al-Anbiya’ ayat 27

8
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, No. 2312, (Riyadh:
Maktabah al-Mu’arif, 1417 H). Hlm. 523.

7
2) Al-Baqarah ayat 285
3) Al-Baqarah ayat 98
4) Al-Furqan ayat 21-22
5) Al-Muddatssir ayat 31
6) An-Najm ayat 13
7) An-Nisa' ayat 136
8) As-Saffat ayat 164-166
9) At-Takwir ayat 23
10) Az-Zukhruf ayat 19
11) Maryam ayat 16-17

C. Iman Kepada Rasul


1. Pengertian Iman Kepada Rasul

Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun Iman yang ke empat, sebagai seorang
muslim harus meyakini dengan meyakini sepenuh hati bahwasannya Allah SWT telah
mengutus rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia pada setiap zaman untuk
mengarahkan manusia kejalan yang benar. Para Rasul adalah hamba-hamba Allah SWT,
dimuliakan Allah SWT dengan diutus sebagai Rasul dan disifati Allah sebagai Hamba
yang tinggi kedudukannya.9 Allah SWT memilih manusia yang menjadi pilihannya
untuk bertugas menyampaikan ajaran-ajaran kebenaran dan aturan Allah SWT guna
keselamatan manusia dunia dan akhirat.10

Imam al-Qadhi Iyadh al-Yahsubi berkata “Ketahuilah, bahwa barang siapa yang
mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya.
Kalau tidak demikian maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaannya dan
hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai
Rasulullah Saw adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda
(bukti) cinta kepada Rasulullah Saw yang utama adalah sunnahnya, mengikuti semua
ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya,

9
Haya Binti Mubarok al-Barik, Ensiklopedia Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah, 2005).
Hal. 22.
10
Wiyadi, Membina Akidah dan Akhlak Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, (Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2014). Hal. 91.

8
serta menghiasi diri dengan akhlak yang beliau contohkan dalam keadaan susah ataupun
senang dan lapang ataupun sempit.11 Rasulullah SAW telah bersabda:

َ‫اس أَ ْجمَعِين‬ َّ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َّ َ َ َ ُ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ
ِ ‫لا يؤمِن أحدكم حتى أكون أحب إِليهِ مِن ول ِده ِ ووال ِ ِده ِ والن‬

Artinya: "Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga aku lebih
dia cintai daripada anaknya, orang tuannya dan seluruh umat manusia." (HR. Nasa’i).12

Bisa dijelaskan bahwa salah satu indikator kesempurnaan iman seseorang adalah
ketulusan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta terhadap sesuatu yang
lainnya.13

Disebutkan nama delapan belas orang nabi dan rasul pada satu tempat berturut-
turut yaitu dalam Surat al-An'am ayat 82-86 yaitu: Ibrahim, Ishak, Yakub, Nuh, Daud,
Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Ismael, Ilyasa, Yunus,
dan Lut.

Adapun nama tujuh nabi lainnya disebutkan dalam surah terpisah: Adam, Hud,
Saleh, Syuaib, Idris, Zulkifli, dan Muhammad Shalallahu alaihu wasalam:

1) Adam: Seperti disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 33


2) Hud: Seperti disebutkan dalam Surat Hud ayat 50
3) Saleh: Seperti disebutkan dalam Surat Hud ayat 61
4) Shuaib: Seperti disebutkan dalam Surat Hud ayat 84
5) Idris dan Zulkifli: Seperti disebutkan dalam Surat al-Anbiya' ayat 85
6) Muhammad: Seperti disebutkan dalam Surat Al-Imran ayat 144, dan juga disebutkan
di tiga tempat lainnya (al-Ahzab [32]:40, Muhammad [47:2], al-Fath [48]:29).

11
Mohammad Mufid, Agar di Surga Bersama Nabi, (Hidup di Dunia dan di Surga), (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2015). Hal. 10.
12
Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib An-Nasa’I, Sunan an-Nasa’I, No. 5014, (Riyadh:
Maktabah al-Ma’arif, tt). Hal. 761-762
13
Mudjab Majalli, Muslimah dan Bidadari: Serpihan Hikmah di Balik Kitab Klasik, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2002). Hal. 29.

9
2. Dalil-dalil Iman kepada Rasul beserta Tafsirnya

Firman Allah SWT yang menerangkan mengenai keberadaan para Rasul melalui
dalam surah Ar Ra'd ayat 38.

‫ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ ﲑ ﲒ ﲓ ﲔ ﲕﲖ ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ ﲛ ﲜ ﲝ ﲞ ﲟﲠ‬

٣٨ ‫ﲡ ﲢ ﲣ‬

Artinya: “Sungguh Kami benar-benar telah mengutus para rasul sebelum engkau (Nabi
Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak mungkin
bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah.
Untuk setiap masa ada ketentuannya.”

Sebab turunnya ayat di atas, Al-Kalbi menuturkan, orang-orang Yahudi


menjelekkan Rasulullah saw. dan berkata, “Kami melihat orang ini tidak memiliki
kerjaan lain selain urusan perempuan dan kawin. Seandainya benar ia adalah seorang
nabi sebagaimana yang ia klaim, tentu urusan kenabian sudah menyita semua waktu dan
pikirannya hingga tidak sempat memikirkan urusan perempuan.” Lalu Allah SWT pun
menurunkan ayat ini.14

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Mujahid berkata, "Orang-orang Quraisy
berkata kepada Nabi ketika Allah menurunkan firman-Nya, "Tidak ada hak bagi seorang
rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah": "Hai
Muhammad, kami lihat engkau tidak berdaya sama sekali." Habislah harapan!" Maka
Allah menurunkan firman-Nya, “Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia
kehendaki.”15

14
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 7, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta: Gema
Insani, 2013). Hlm. 179.
15
As-Suyuthi, Asbabun Nuzul, Terj. Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2015). Hlm. 305

10
Dalam Kitab Tafsir Fathul Qadir, Firman-Nya: ‫ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ ﲑ‬

‫( ﲒ ﲓ ﲔ ﲕ‬Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul

sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan)
maksudnya adalah, sesungguhnya para rasul yang Kami utus sebelumnya adalah dari
jenis manusia, mereka memiliki isteri dan keturunan yang terlahir dari mereka dan isteri-
isteri mereka, dan Kami tidak pernah mengutus para rasul dari kalangan para malaikat
yang tidak menikah dan tidak berketurunan. Ini mengandung bantahan terhadap orang
yang mengingkari Rasulullah SAW menikahi wanita. Yakni demikianlah perihal para
utusan Allah yang diutus sebelum rasul ini. Lalu mengapa kalian mengingkari apa yang
ditakukannya?

‫( ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ ﲛ ﲜ ﲝ ﲞ ﲟ‬dan tidak ada hak bagi seorang rasul

mendatanglcan suatu ayat [mukjizat] melainkan dengan izin Allah) maksudnya adalah,
tidak ada seorang rasul pun yang mendatangkan suatu mukjizat pun, termasuk apa yang
diminta oleh orang-orang kafir, kecuali dengan seizin Allah SWT. lni mengandung
bantahan terhadap orang-orang kafir yang meminta kepada Rasulullah SAW untuk
mendatangkan tanda-tanda yang mereka minta sebagaimana yang telah disebutkan.

‫( ﲡ ﲢ ﲣ‬bagi tiap-tiap masa ada kitab [yang tertentu]) maksudnya

adalah, bagi setiap perkara yang ditetapkan Allah, atau bagi setiap waktu yang ditetapkan
Allah untuk terjadinya suatu perkara ada ketentuan di sisi Allah yang ditetapkannya ada
para hamba-Nya dan ditetapkan-Nya itu pada mereka.16

Salah satu peran utama rasul adalah menyampaikan berita gembira dan
peringatan kepada umat manusia. Tanggung jawab ini disebutkan dalam Surah An-Nisa’
ayat 165, Allah SWT berfirman:

16
Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, jilid 5, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2012). Hal. 901

11
‫ﱸﱺﱻﱼﱽ‬
‫ﱹ‬ ‫ﱮﱯﱰﱱﱲﱳﱴﱵﱶﱷ‬

١٦٥

Artinya: “(Kami mengutus) rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-
rasul itu (diutus). Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dalam Kitab Tafsir Ath-Thabari dijelaskan bahwa Maksud ayat, ‫ﱂ ﱃ ﱄ‬

‫" ﱅ ﱆ ﱇ ﱈ ﱉ ﱊ ﱋ‬Sesungguhnya Kami telah mamberikan wahyu

kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang

kemudiannya," (QS. An-Nisa’ [4]:163) kemudian disebutkan, ‫(" ﱮ‬Mereka Kami utus)

selaku rasul-rasul," berkedudukan sebagai nashab, karena sudah tentu termasuk dari
nama-nama nabi yang telah disebutkan.

‫" ﱯ‬Pembawa berita gembira," maksudnya adalah, "Mengutus mereka

sebagai rasul kepada hamba-hamba-Ku, membawa kabar gembira dengan ganjaran


pahala-Ku, karena telah menaati-Ku dan melaksanakan perintah-Ku, serta membenarkan
para rasul-Ku."

‫" ﱰ‬Dan pemberi peringatan," maksudnya adalah, "Mengenai siksa-Ku

lantaran telah menentang-Ku, melanggar perintah-Ku, dan mendustakan para rasul-Ku."

‫" ﱱ ﱲ ﱳ ﱴ ﱵ ﱶ ﱷ ﱸ‬Agar supaya tidak ada alasan bagi

manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu," maksudnya adalah, "Aku
telah mengutus rasul-rasul-Ku kepada hamba-hamba-Ku dengan membawa kabar
gembira dan peringatan, supaya tidak ada alasan bagi orang-orang yang telah ingkar dan
menentang-Ku, atau menyimpang dari jalan-Ku dengan berkata, jika engkau

12
menghendaki maka datangkanlah siksanya, sebagaimana firman-Nya ‫ﳇ ﳈ ﳉ‬

‫' ﳊ ﳋ ﳌ ﳍ ﳎ ﳏ ﳐ ﳑ‬Mengapa tidak Engkau utus seorang rasul

kepada kami lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan
rendah'?" (QS. Thaha [20]: 134).17

Perintah iman kepada rasul juga disampaikan oleh Nabi Muhammad dalam
sebuah hadist riwayat Imam Ahmad yang berbunyi:

َّ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ‫السلَام قَ َال ل‬ َ ْ َّ َ َ َ ُ ْ َ
َّ ِ‫يل َعلَيْه‬
ِ‫يمان قال أن تؤم َِن بِاَّلل‬ ‫ِلن ِب ِى صلى اَّلل عليهِ وسلم ما ال ِإ‬ ‫جب ِر‬
ِ ‫ع ِن اب ِن عمر أن‬
َ َ َ ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ْ ْ َ َُُ َُُ َ َََ
‫ت قال‬ ‫السلام صدق‬ ِ ‫وملائِكتِهِ وكتبِهِ ورسلِهِ وال َيو ِم الآخ ِِر وبِالقدرِ خي ِره ِ وش ِره ِ فقال له‬
ِ‫جب ِريل عليه‬

ُ ُ ََ ُ
‫جبْ ِريل أتاك ْم ُي َعل ُِمك ْم َم َعال َِم‬ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َّ َ َ َ
ِ ‫فتعجبنا مِنه يسأله ويصدِقه قال فقال الن ِب ُّى صلى اَّلل عليهِ وسلم ذاك‬
ُ
‫دِين ِك ْم‬

Artinya: Dari lbnu Umar bahwa Jibril bertanya kepada Nabi "Apakah iman itu?" Maka
beliau menjawab, "Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, para
rasul-Nya, Hari Akhir dan kepada Taqdir yang baik dan yang buruk." Kemudian Jibril
berkata kepada beliau, "Kamu benar." Dia (lbnu Umar) berkata, "Maka kami merasa
heran kepadanya karena dia bertanya kemudian membenarkannya," dia berkata,
kemudian Nabi bersabda, "ltu adalah Jibril datang kepada kalian untuk mengajari kalian
perkara agama kalian." (HR. Ahmad).18

Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul. Dari Abu
Dzar radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapa Nabi
pertama? Rasulullah menjawab: Adam. Aku bertanya: wahai Rasulullah, apakah beliau
(Adam) seorang Nabi? Rasulullah menjawab: benar, ia seorang Nabi yang diajak bicara
oleh Allah. Aku bertanya: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah para Rasul? Rasulullah
menjawab: 300 sekian belas, mereka sangat banyak” (HR. Ahmad no.21586, Al Hakim

17
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan an Ta’wil Ayi Al-Qur’an, jilid
8, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007). Hal. 157-158.
18
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, No. 186, (Mesir: Dar al-Fikr, 1998)

13
[2/652], Al Baihaqi no.18166. Dishahihkan Ahmad Syakir dalam Umdatut Tafsir [1/309]
dan Al-Albani dalam Takhrij Al Misykah no.5669. Dan sebagian ulama mendhaifkan
hadits ini).

Dalam riwayat lain dari Abu Dzar, “Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa
jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 120.000 orang. Aku berkata: wahai
Rasulullah, ada berapa jumlah Rasul? Rasulullah menjawab: Rasul ada 313 orang,
mereka sangat banyak” (HR. Ibnu Hibban no.361, didhaifkan Syaikh Syu’aib Al
Arnauth dalam Tahqiq Shahih Ibnu Hibban [2/79]).

Dalam riwayat lain dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu,“Aku berkata: wahai
Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 124.000 orang
dan di antara mereka ada para Rasul sebanyak 315 orang, mereka sangat banyak” (HR.
Ahmad no.22342, didhaifkan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah [2/140]).

Dan ada hadits-hadits lainnya yang tidak lepas dari kelemahan. Andaikan hadits
Abu Dzar dalam Musnad Ahmad di atas shahih sebagaimana dishahihkan oleh sebagian
ulama, maka dapat menguatkan hadits Abu Umamah. Dan menurut sebagian ulama, tidak
ada hadits shahih sama sekali mengenai jumlah para Nabi dan Rasul. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Ini pendapat yang disebutkan Imam Ahmad,
Muhammad bin Nashr dan ulama lainnya. Mereka menjelaskan bahwa tidak diketahui
berapa berapa jumlah kitab dan berapa jumlah Rasul. Dan hadits Abu Dzar dalam hal
ini tidak shahih menurut mereka” (Majmu’ Al-Fatawa, 7/409).

Al-Lajnah Ad-Daimah ketika ditanya tentang jumlah Nabi dan Rasul, mereka
mengatakan,“Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah” (Fatawa al-
Lajnah, 3/256).

Namun andai kita kompromikan pendapat-pendapat yang ada maka insyaAllah


bisa kita katakan jumlah Rasul ada sekitar 300 sekian orang tanpa memastikan berapa,
dan jumlah Nabi ada sekitar 120.000 orang tanpa memastikan berapa. Yang jelas, jumlah
mereka sangat banyak. Sebagaimana Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan, “Tidak
diketahui berapa jumlah mereka kecuali oleh Allah subhanahu ta ta’ala. Namun jumlah
mereka sangat banyak. Ada sebagian mereka yang Allah kisahkan kepada kita kabarnya,

14
dan ada yang tidak dikisahkan kepada kita. Karena suatu hikmah yang besar dari
Allah jalla wa ‘ala” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 2/66-67).

Sedangkan 25 Nabi yang kita ketahui, itulah nama-nama Nabi yang disebutkan
di dalam Al Qur’an. Bukan jumlah seluruh Nabi. Adapun jumlah seluruh Nabi itu banyak
sekali, sekitar 120.000 orang. Dan yang luar biasanya, seluruh Nabi dan Rasul yang
banyak tersebut, semuanya mendakwahkan tauhid dan tauhid adalah inti dakwahnya.

Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang iman kepada rasul yaitu:

1) Al-A’raf ayat 158


2) Al-Anbiya’ ayat 25
3) Al-Baqarah ayat 285
4) Al-Fath ayat 13
5) Al-Fath ayat 8-9
6) Al-Hajj ayat 75
7) Al-Mukminun ayat 44
8) Al-Mukminun ayat 78
9) An-Nahl ayat 36
10) An-Nisa’ ayat 136
11) An-Nisa’ ayat 163-165
12) An-Nisa’ Ayat 170
13) Ar-Ra'd ayat 38
14) At-Taghabun ayat 8
15) Fatir ayat 25
16) Gafir ayat 78
17) Maryam ayat 58

15
Kesimpulan

Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah Swt dan tidak pernah
membangkang kepada-Nya. Menurut bahasa Arab, kata “malaikah” merupakan kata
jamak dari kata “malak” yang berarti kekuatan. Kata ini bentuk mashdar “al-alukah”
yang berarti risalah atau misi. Sedangkan sang pembawa misi biasanya disebut dengan
Rasul.

Selanjutnya, keyakinan terhadap rasul-rasul Allah merupakan salah satu dari


enam rukun iman yang harus diyakini dengan sepenuh hati oleh setiap muslim. Allah
SWT telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada umat manusia pada setiap zaman untuk
memberikan petunjuk kepada manusia dalam menjalani kehidupan yang benar. Para
rasul adalah hamba-hamba pilihan Allah yang dimuliakan dengan diutus sebagai utusan-
Nya dan mereka diberi sifat sebagai hamba yang memiliki kedudukan yang tinggi di
hadapan Allah SWT. Allah memilih manusia-manusia tertentu untuk menjalankan tugas
menyampaikan ajaran-ajaran kebenaran serta aturan-Nya guna keselamatan manusia,
baik di dunia maupun di akhirat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Hanbal. 1998. Musnad Ahmad. Mesir: Dar al-Fikr.

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. 2002. Shahih al-Bukhari.
Beirut: Dar Ibn Katsir.

Al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad. 2009. Tafsir Al Qurthubi, jilid 5.
Terj. Muhammad Ibrahim Al-Hifnawi. Jakarta: Pustaka Azzam.

An-Nasa’I, Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib. Sunan an-Nasa’I. Riyadh: Maktabah
al-Ma’arif,

As-Suyuthi. 2015. Asbabun Nuzul. Terj. Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Asy-Syaukani, Muhammad bin Ali. 2012. Tafsir Fathul Qadir, jilid 5. Jakarta: Pustaka
Azzam.

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 2007. Jami’ Al-Bayan an Ta’wil Ayi Al-
Qur’an, jilid 8. Jakarta: Pustaka Azzam.

At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah. 1417 H. Sunan at-Tirmidzi. Riyadh:
Maktabah al-Mu’arif.

Ekasari, Nurhayati. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Swt Melalui Metode
Cooperative Script Dan Make A Match Pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 1
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Salatiga: Institut Agama Islam Negeri.

Haya Binti Mubarok al-Barik. 2005. Ensiklopedia Wanita Muslimah. Jakarta: Darul
Falah.

Majalli, Mudjab. 2002. Muslimah dan Bidadari: Serpihan Hikmah di Balik Kitab Klasik.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Mufid, Mohammad. 2015. Agar di Surga Bersama Nabi, (Hidup di Dunia dan di Surga).
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

17
Mukhtar, Muhamad Fadli. 2018. Pengaruh Metode Make A Match Terhadap
Pemahaman Anak Pada Pembelajaran Tentang Malaikat. Jakarta: Studi Pada
TPQ Al-Barkah.

Muslim, Abu al-Husein. 1991. Shahih Muslim. Kairo: Dar al-Kutub.

Rabuansyah, M. 2022. Iman Kepada Malaikat. Payakumbuh: YPI STIT.

Wahbah az-Zuhaili. 2013. Tafsir Al-Munir, jilid 7, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani.
Jakarta: Gema Insani.

Wiyadi. 2014. Membina Akidah dan Akhlak Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Solo:
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

18

Anda mungkin juga menyukai