Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Iqraa Makalah Manajemen Operasional II. Manajemen Proyek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL II

MANAJEMEN PROYEK
DOSEN PENGAMPUH: ANDI M BUDIHART, ST.,MM

DISUSUN OLEH:
Iqra Muh Al Zhodiq
226601080

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang maha pengasih dan maha penyayang
yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam penyusunan makalah ini. Atas karunia-Nya
penulis tak henti-hentinya mengucap syukur atas terselesainya makalah ini yang berjudul “Manajemen
Proyek”.
Makalah ini telah saya susun dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dan sumber sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini dan juga terima kasih
kepada bapak dosen selaku pengampuh mata kuliah Manajemen Operasional II ANDI M BUDIHART,
ST.,MM.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan Makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulis makalah ini belum sempurna,
masih terdapat kelemahan atau kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Kendari, 23 April 2024

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................4
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 ARTI PENTING MANAJEMEN PROYEK............................................................................5
2.2 PERENCANAAN PROYEK.................................................................................................5
2.3 MENENTUKAN JADWAL PROYEK....................................................................................6
2.4 PENGENDALIAN PROYEK...............................................................................................7
2.5 TEKNIK MANAJEMEN PROYEK: PERT DAN CPM.............................................................7
2.6 VARIABILITAS DALAM WAKTU AKTIVITAS.....................................................................8
2.7 TRADE-OFF DAN MEMPERSINGKAT BIAYA-WAKTU PROYEK...........................................8
2.8 SEBUAH TINJAUAN TERHADAP PERT DAN CPM..............................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang
dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan
Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
(deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.

Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material
dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi
penyelenggaraan proyek

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan,


metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif
dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek
tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan
sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional
rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola
kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya
perubahan cepat.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang segala
aspek kegiatan dari manajemen proyek dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua para
pembaca.
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 ARTI PENTING MANAJEMEN PROYEK


Secara umum proyek adalah suatu kegiatan yang baru atau unik untuk mencapai tujuan,
harapan atau target tertentu dalam suatu periode waktu dan memiliki keterbatasan dalam anggaran
biaya maupun sumber daya serta memiliki standarisasi tertentu.
Sebuah proyek diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, harapan
ataupun target yang telah ditetapkan. Maka untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja diperlukan
penerapan manajemen proyek yang tepat dalam kerangka pengerjaan sebuah proyek.
Manajemen proyek yang tepat dapat menjadi landasan dalam pengerjaan sehingga proyek
dapat berjalan dengan tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya, dan sesuai dengan standariasi
yang telah ditetapkan dalam proyek.
Apabila proyek dijalankan tanpa adanya manajemen maka kemungkinan besar proyek
tersebut tidak dapat mencapai tujuan, harapan ataupun target sesuai dengan waktu dan anggaran
biaya yang tersedia. Selain itu dalam menjalankan sebuah proyek tentu saja terdapat risiko baik
dalam skala kecil maupun skala besar. Risiko tersebut dapat diantisipasi dan diatasi dengan tepat
melalui manajemen proyek.
Sebuah proyek diharapkan dapat selesai sesuai dengan waktu dan anggaran yang tersedia
dengan hasil yang memiliki kualitas dan memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan. Sebuah
proyek dapat dikatakan berkualitas apabila hasil dari proyek tersebut memenuhi standarisasi,
tujuan, harapan maupun target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam mewujudkan kualitas tersebut diperlukan dukungan dari sumber daya manusia
karena sumber daya manusia memiliki peran penting dalam penerapan manajemen proyek. Hal ini
diperlukan karena sumber daya manusia berperan dalam mengintegrasikan, mengkoordinasi, dan
mengatur semua sumber daya yang diperlukan dalam mencapai sasaran dan keberhasilan.
Sumber daya manusia yang baik mempunyai kompetensi yang mencakup ilmu pengetahuan,
kemampuan, dan sikap. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang melakukan
dan melaksanakan manajemen proyek dalam pengerjaan sebuah proyek sehingga proyek berhasil
memenuhi kualitas.
Manajemen proyek mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan dan
keberlangsungan sebuah proyek sehingga diperlukan manajemen proyek yang tepat mulai dari awal,
pertengahan hingga akhir pengerjaan proyek. Langkah-langkah untuk melakukan manajemen
proyek dimulai dari pendefenisian proyek, inisialisasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan
proyek, pemantauan dan pengendalian proyek, dan pentupun proyek.
 Inisialisasi Proyek
Langkah yang kedua adalah inisialisasi proyek dimana dalam tahap ini perlu menyusun dan
merancang perencanaan awal dalam proyek seperti sumber daya, waktu, ataupun anggaran
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Tahap inisialisasi harus diselesaikan
sebelum proyek dimulai dan dilaksanakan.
 Perencanan Proyek
Langkah yang ketiga yaitu perencanaan proyek dimana perlu dilakukan penguraian dengan
tepat bagaimana perencanaan dan prosedur proyek yang akan dilaksanakan dengan
penetapan ruang lingkup,periode waktu, anggaran biaya, dan sumber daya yang akan
digunakan.
 Pelaksanaa proyek
Langkah yang keempat adalah pelaksaan proyek dimana dalam tahap ini proyek dilakukan
sesuai dengan tujuan, harapan, ataupun target secara efisien dan efektif.
 Pemantauan dan Pengendalian Proyek
Langkah yang kelima adalah pemantauan dan pengendalian proyek dimana dalam tahap ini
dilakukan pengawasan, pemantauan dan pengendalian untuk memastikan bahwa seluruh
tahap dalam proyek telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Apabila ada hal yang belum
sesuai maka diperlukan perbaikan atas masalah yang terjadi.
 Penutupan proyek
Langkah yang terakhir adalah penutupan proyek yaitu untuk memastikan proyek telah
terlaksana sesuai dengan rencana. Penutupan proyek dilakukan setelah menerima hasil
akhir dari proyek yang telah dilaksanakan.

2.2 PERENCANAAN PROYEK


Perencanaan proyek proses yang sangat penting dalam manajemen proyek. Berikut ini
adalah beberapa hal yang biasanya dilakukan dalam tahap perencanaan proyek:
1. Definisi Tujuan: Menentukan apa tujuan dari proyek tersebut, apa yang ingin dicapai, dan hasil
akhir yang diharapkan.
2. Identifikasi Kebutuhan: Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk proyek, termasuk
tenaga kerja, bahan, dan peralatan.
3. Pembuatan Jadwal: Membuat jadwal yang mencakup semua aktivitas yang harus dilakukan,
termasuk estimasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
4. Penentuan Anggaran: Menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk proyek dan membuat
anggaran.
5. Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin dihadapi selama proyek
berlangsung dan membuat strategi untuk mengatasinya.
6. Penyusunan Rencana Kerja: Membuat rencana kerja yang detail, yang mencakup langkah-
langkah yang harus diambil, siapa yang bertanggung jawab, dan kapan tugas tersebut harus
diselesaikan.
7. Komunikasi: Menyusun rencana komunikasi untuk memastikan semua pihak yang terlibat dalam
proyek mendapatkan informasi yang mereka butuhkan secara tepat waktu.

Setelah perencanaan selesai, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut.


Ingatlah bahwa perencanaan proyek adalah proses yang berkelanjutan dan mungkin perlu
disesuaikan seiring berjalannya proyek.

2.3 MENENTUKAN JADWAL PROYEK


Menetapkan jadwal proyek melibatkan beberapa langkah yang penting. Berikut adalah
beberapa langkah umum yang dapat diikuti dalam menetapkan jadwal proyek:
1. Identifikasi Aktivitas: Identifikasi semua aktivitas yang harus diselesaikan dalam proyek. Aktivitas
ini harus spesifik dan dapat diukur, seperti "mengumpulkan persyaratan", "membuat desain",
atau "melakukan pengujian".
2. Susun Urutan Aktivitas: Tentukan urutan logis dari setiap aktivitas. Beberapa aktivitas mungkin
harus dilakukan secara berurutan, sedangkan yang lain dapat dilakukan secara paralel.
3. Estimasi Durasi: Estimasikan durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap aktivitas. Ini
dapat melibatkan pemilihan pengalaman sebelumnya, konsultasi dengan ahli, atau
menggunakan data historis dari proyek serupa.
4. Membuat Jaringan Kerja: Gunakan metode seperti Diagram Urutan Kerja (Precedence
Diagramming Method/PDM) atau Diagram Jaringan Proyek (Project Network Diagram) untuk
menggambarkan hubungan antara aktivitas dan membuat jaringan kerja proyek.
5. Menentukan Ketergantungan: Tentukan ketergantungan antara aktivitas-aktivitas tersebut.
Beberapa aktivitas mungkin harus menunggu sebelum aktivitas sebelumnya selesai, sementara
yang lain mungkin dapat dimulai segera setelah aktivitas sebelumnya dimulai.
6. Menghitung Waktu Awal dan Waktu Akhir: Hitung waktu awal (Earliest Start Time/EST) dan
waktu akhir (Earliest Finish Time/EFT) untuk setiap aktivitas berdasarkan jaringan kerja dan
ketergantungan yang ditetapkan.
7. Menentukan Jalur Kritis: Identifikasi jalur kritis dalam jaringan kerja proyek. Jalur kritis adalah
urutan aktivitas yang memiliki total waktu penyelesaian terpanjang dan menentukan durasi
proyek secara keseluruhan.
8. Optimasi Jadwal: Jika diperlukan, lakukan optimasi jadwal untuk memastikan penggunaan
sumber daya yang efisien dan menghindari penundaan yang tidak perlu.
9. Penyusunan Jadwal: Susun jadwal proyek yang lengkap dengan menentukan tanggal mulai dan
tanggal selesai untuk setiap aktivitas.
10. Monitoring dan Penyesuaian: Selama pelaksanaan proyek, terus monitor kemajuan proyek dan
sesuaikan jadwal jika ada perubahan atau penundaan yang tidak terduga.

Penting untuk menggunakan alat bantu seperti Diagram Gantt atau perangkat lunak
manajemen proyek yang dapat membantu dalam menetapkan dan melacak jadwal proyek dengan
lebih efektif.

2.4 PENGENDALIAN PROYEK


Dalam pengendalian proyek, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengendalikan proyek:
1. Membuat Rencana Pengendalian Proyek: Buatlah rencana yang jelas tentang bagaimana proyek
akan dikendalikan. Rencana ini harus mencakup tujuan proyek, jadwal, anggaran, sumber daya
yang diperlukan, dan metode pengukuran kemajuan proyek.
2. Memantau Kemajuan Proyek: Lakukan pemantauan terhadap kemajuan proyek secara teratur.
Periksa apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Identifikasi dan
tangani masalah atau hambatan yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.
3. Mengukur Kinerja: Gunakan metode pengukuran yang telah ditentukan dalam rencana
pengendalian proyek untuk mengukur kinerja proyek. Bandingkan hasil yang dicapai dengan
target yang telah ditetapkan untuk menentukan apakah proyek berjalan dengan baik atau perlu
dilakukan perubahan.
4. Mengelola Perubahan: Jika diperlukan, lakukan perubahan terhadap rencana proyek. Tetapkan
proses yang jelas untuk mengelola perubahan dan pastikan perubahan tersebut
didokumentasikan dengan baik.
5. Mengkomunikasikan Informasi: Jaga komunikasi yang baik dengan tim proyek dan pemangku
kepentingan lainnya. Sampaikan informasi yang relevan tentang kemajuan proyek, perubahan,
dan masalah yang muncul. Pastikan semua pihak terlibat memahami situasi proyek dengan jelas.
6. Melakukan Evaluasi Risiko: Identifikasi risiko yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.
Evaluasi dan kelola risiko tersebut dengan melakukan tindakan pencegahan atau respons yang
tepat.
7. Mengevaluasi Hasil Proyek: Setelah proyek selesai, lakukan evaluasi terhadap hasil yang telah
dicapai. Tinjau apakah proyek berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan pelajari
pelajaran yang dapat diterapkan untuk proyek selanjutnya.
Penting untuk diingat bahwa pengendalian proyek adalah proses yang berkelanjutan. Selalu
pantau dan evaluasi proyek secara teratur untuk memastikan kesuksesan dan menghindari risiko
yang tidak diinginkan.

2.5 TEKNIK MANAJEMEN PROYEK: PERT DAN CPM


PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) adalah
dua metode yang digunakan dalam manajemen proyek untuk mengatur dan mengendalikan jadwal
proyek. Berikut adalah tinjauan singkat tentang PERT dan CPM:

PERT:
 PERT adalah metode yang digunakan untuk mengelola proyek yang kompleks dan memiliki
tingkat ketidakpastian yang tinggi.
 PERT menggunakan jaringan kegiatan (activity network) untuk memodelkan hubungan
antara tugas-tugas dalam proyek.
 PERT memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas, estimasi
waktu terbaik (optimistic), waktu terburuk (pessimistic), dan waktu yang paling mungkin
(most likely).
 PERT menggunakan analisis probabilitas untuk menghitung waktu perkiraan (expected time)
untuk setiap tugas dan menentukan waktu perkiraan proyek secara keseluruhan.
 PERT memberikan perhatian khusus pada jalur kritis (critical path) dalam jaringan kegiatan,
yaitu jalur yang memiliki total waktu terpanjang dan tidak boleh mengalami keterlambatan
agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu.

CPM:
 CPM adalah metode yang digunakan untuk mengelola proyek yang memiliki tingkat
ketidakpastian yang rendah.
 CPM juga menggunakan jaringan kegiatan untuk memodelkan hubungan antara tugas-tugas
dalam proyek.
 CPM fokus pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan
mengidentifikasi jalur kritis dalam jaringan kegiatan.
 CPM menggunakan teknik perhitungan yang lebih sederhana dibandingkan dengan PERT,
yaitu menggunakan estimasi waktu yang paling mungkin (most likely) untuk setiap tugas.
 CPM memberikan informasi yang jelas tentang waktu mulai dan waktu selesai setiap tugas
dalam proyek, serta waktu mulai dan waktu selesai proyek secara keseluruhan.

Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. PERT lebih cocok
digunakan untuk proyek-proyek yang kompleks dan memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi,
sementara CPM lebih cocok digunakan untuk proyek-proyek yang lebih sederhana dan memiliki
tingkat ketidakpastian yang rendah.

2.6 VARIABILITAS DALAM WAKTU AKTIVITAS


Sejauh ini, dalam mengidentifikasi semua waktu paling awal dan paling lambat dan jalur
krisis yang terkait, kita telah mengadopsi pendekatan CPM dengan mengasumsikan bahwa
semua waktu aktivitas diketahui dan merupakan konstanta yang tetap. Yaitu tidak terdapat
keragaman dalm waktu aktivitas. Namun dalam praktiknya, besar kemungkinan bahwa waktu
penyelesaian aktivitas beragam bergantung pada berbagai faktor.
Walaupun beberapa aktivitas mungkin kurang memiliki kecenderungan untuk tertunda,
lainnya mungkin lebih berpotensi terhadap penundaan. Misalkan suatu ak vitas bisa jadi
sangat bergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang buruk bisa secara signi fikan
memengaruhi waktu penyelesaiannya.
Hal ini berarti bahwa kita tidak dapat mengabaikan dampak dari keragaman dalam
waktu aktivitas ketika menentukan jadwal untuk sebuah proyek. PERT mengatasi masalah ini

1. Tiga estimasi waktu dalam PERT


Dalam PERT, kita menggunakan distribusi probabilitas berdasarkan pada tiga estimasi waktu
untuk masing-masing aktivitas sebagai berikut
a. Waktu optimis (optimistic time) (a)
Waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas jika segala sesuatunya berjalan sesuai
dengan rencana. Dalam mengestimasi nilai ini, hanya ada sebuah probabilitas kecil
(misalkan, 1/100) dimana waktu aktivitas adalah < a.
b. Waktu pesimis (pessimistic time) (b)
Waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas dengan mengasumsikan kondisi yang
kurang menguntungkan. Dalam mengestimasi nilai ini, hanya ada sebuah probabilitas
kecil (juga 1/100) dimana waktu aktivitas adalah >b.
c. Waktu yang paling penting (most likely time) (m)
Estimasi waktu yang paling realistik yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah
aktivitas.
Ketika menggunakan PERT, kita berasumsi bahwa aktivitas estimasi waktu mengikuti
distribusi probabilitas beta (lihat gambar 2.2). distribusi kontinu ini sering kali sesuai
untuk menentukan nilai yang diharapkan dan varian bagi waktu penyelesaian aktivitas.
Untuk menemukan waktu aktivitas yang diharapkan, t, distribusi beta menimbang
ga estimasi waktu berikut.

t = (a + 4m +b)/6
Gambar 4
Distribusi Probabilitas Beta dengan
Tiga Estimasi Waktu

Yaitu, waktu yang paling mungkin (m) diberikan bobot empat kali seperti halnya waktu
optimis (a) dan waktu pesimis (b). estimasi waktu t yang dihitung menggunakan persamaan
diatas untuk masing-masing aktivitas digunakan dalam jaringan proyek untuk menghitung
semua waktu yang paling awal dan paling lambat.
Untuk menghitung pembayaran atau varian dari waktu penyelesaian aktivitas,
digunakan formula:
Varian = [(b – a)/6]2
2. Propabilitas penyelesaian proyek
PERT menggunakan varian dari aktvitas-aktivitas kritis untuk membantu menentukan
varian dari keseluruhan proyek. Varian proyek dihitung dengan menjumlahkan varian dari
aktivitas-aktivitas kritis.

2p = varian proyek = ∑ (varian aktivitas-aktivitas pada jalur kritis)

PERT membuat dua asumsi: (1) total waktu penyelesaian proyek mengikuti sebuah
distribusi probabilitas normal, dan (2) waktu aktivitas secara statistik independen.
3. Variabilitas dalam waktu penyelesaian dari jalur nonkritis
Dalam diskusi kita sejauh ini, kita telah berfokus secara eksklusif pada keragaman dari
waktu penyelesaian dari aktivitas-aktivitas pada jalur kritis. Hal ini menjadi logis karena
aktivitas- aktivitas ini, secara definisi, merupakan aktivitas yang paling penting dalam sebuah
jaringan proyek. Namun, ketika terdapat sebuah keragaman dalam waktu aktivitas, penting
kita juga memeriksa keragaman dalam waktu penyelesian dari aktivitas-aktivitas pada jalur
nonkritis.
Ketika menemukan probabilitas dari waktu penyelesaian proyek, perlu untuk tidak
hanya fokus pada jalur kritis. Bahkan, beberapa riset menunjukkan bahwa menggunakan
sumber daya proyek untuk mengurangi keragaman dari aktivitas yang bahkan pada jalur
kritis bisa menjadi sebuah elemen efektif dalam manajemen proyek. Perlu untuk
menghitung probabilitas untuk lintasan non kritis, terutama yang relatif memiliki varian
yang besar. Dimungkinkan bagi sebuah kalur kritis untuk memiliki sebuah probabilitas yang
lebih kecil dari penyelesaian dalam sebuah tenggat waktu, ketika dibandingkan dengan jalur
kritis.

2.7 TRADE-OFF DAN MEMPERSINGKAT BIAYA-WAKTU PROYEK


Disamping mengelola sebuah proyek, tidak biasa bagi mananjer proyek untuk
dihadapkan pada, baik salah satu (maupun ke duanya) dari situasi berikut. (1) proyek berda di
belakang jadwal yang sudah ditentukan, dan (2) waktu penyelesaian proyek yang sudh
dijadwalkan telah dimajukan. Dalam kedua situasi tersebut, beberapa atau semua dari
aktivitas-aktivitas yang ada perlu untuk dipercepat (biasanya dengan menambhahkan sumber
daya) untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat waktu yang diinginan. Proses yang
diperpendek durasinya dengan cara yang paling murah disebut dengan mempersingkat
(crashing) proyek.
CPM merupakan sebuah teknik dimana masing-masing aktivitas memiliki sebuah waktu
normal atau standart yang digunakan dalam perhitungan. Terkait dengan waktu normal ini
adalah biaya normal dari aktivitas. Namun, waktu lain dalam manajemen proyek adalah crash
time, yang didefinisikan sebagai durasi yang paling pendek yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah aktivitas. Terkait dengan waktu singkat ini adalah crash cost
(memperkecil biaya) dari aktivitas. Biasanya, bisa memperpendek atau mempersingkat
sebuah aktivitas dengan menmbah sumber daya ekstra ke dalam aktivitas tersebut. Dengan
demikian, adalah logis untuk memperkecil biaya dari sebuah aktivitas menjadi lebih tinggi
dibandingkan biaya normal.
Jumlah dimana sebuah aktivitas bisa dipersingkat (misalkan perbedaan antara waktu
normal dan waktu singkat) bergantung pada aktivitas yang terkait. Kita mungkin tidak mampu
untuk mempersingkat beberapa aktivitas sama sekali. Misalkan, jika sebuah percetakan perlu
untuk dipanaskan dalam tungku api selama 48 jam, menambah sumber daya tidak membantu
mempersingkat waktu. Sebaliknya, kita mungkin dapat mempersingkat beberapa aktivitas
signifikan (misalkan, membuat kerangka sebuah rumah dalam waktu 3 hari dan bukan 10 hari
dengan mempekerjakan 3 kali lebih banyak pekerja).
Dengan demikian, biaya dari crashing (atau mempersingkat) sebuah aktivitas
bergantung pada sifat dari aktivitas tersebut. Manajer biasanya tertarik dalam mempercepat
sebuah proyek dengan biaya tambahan yang paling murah. Oleh karena itu, kerika memilih
ak  vitas mana yang akan dipercepat, dan seberapa banyak, berikut hal-hal yang perlu
diperhakan:
 Jumlah dimana sebuah aktivitas dipercepat itu dimungkinkan
 Jika dilakukan, durasi aktivitas yang diperpendek akan memungkinkan untuk
menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat waktu
 Biaya total dari mempersingkat sebuah proyek semurah mungkin

Untuk mempersingkat suatu proyek melibatkan 4 langkah yaitu :


Langkah 1 : Menghitung biaya singkat per minggu (periode waktu lain) untuk masinng-masing
aktivitas dalam jaringan klerja. Jika biaya singkat adalah sejajar sepanjang waktu, formula
bherikut bisa digunakan. Yaitu Biaya singkat per periode = (biaya singkat-biaya normal) :
(waktu normal-waktu singkat)
Langkah 2 : Menggunakan waktu aktivitas saat ini, temukan jalur kritis dalaam jaringan
proyek. Identifiksi aktivits-aktivits kritis.
Langkah 3 : Jika terdapat satu jalurkri s, kemudian pilih aktivitas pada jalur kritis ini yang (a)
masih bis dipersingkat (crashed) dan (b) memiliki biaya singkat per periode yang paling kecil.
Mempersingkat aktivitas ini selama satu periode. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis,
kemudian pilih satu akvitas dari masing-masing jalur kri s dimana (a) masing-masing
aktivitas yang dipilih masih bisa dipercepat da (b) total biaya singkat per periode dari semua
aktivivtas yang dipilih merupakan yang paling kecil. Mempersingkat masing-masing
aktivitas satu periode .
Langkah 4 : Perbarui semua waktu ak vitas.jika waktu yang diinginkan telah tercapai,
berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2.

2.8 SEBUAH TINJAUAN TERHADAP PERT DAN CPM


Sebagai sebuah peninjauan dari diskusi meengenai PERT berikut beberapa dari fitur-fitur
yang perlu diketahui oleh manajer operasi.
Keunggulan:
1. Sangat berguna ketika menentukan jadwal dan mengendalikan proyek yang besar.
2. Konsep yang langsung dan secara matematis tidak sulit.
3. Jaringan grafik membantu menekankan hubungan di antara aktivitas proyek.
4. Analisi jalur kritis dan waktu perpanjangan membantu menentukan aktivitas-aktivitas
yang perlu diperhatikan lebih dekat.
5. Dokumentasi proyek dan grafik menuunjukkan siapa yang bertanggung jawab untuk
berbagai aktivitas.
6. Dapat diterapkan ke berbagai macam proyek.
7. Berguna dalam mengawasi bukan hanya jadwal, tetapi juga biaya.
Batasan:
1. Aktivitas proyek harus benar-benar dijelaskan, bersifat independen, dan stabil dalam hal
hubungannya.
2. Hubungan yang ada sebelumnya harus spesifik da ada dalam jaringan yang sama.
3. Estimasi waktu cenderung menjadi subjektif dan dipalsukan oleh manajer yang takut
akan bahaya menjadi terlalu optimis atau dak cukup pesimis.
4. Terdapat bahaya yang tidak dapatdipisahkan dari menempatkan terlalu banyak
penekanan pada jalur terpanjang, atau kritis. Jalur yang hampir kritis perlu untuk
diawasi secara ketat.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
PERT, CPM, dan teknik penentuan jadwal lainnya telah terbukti menjadi alat yang berguna
dalam mengendalikan proyek besar dan rumit. Manajer menggnakan teknik-teknik tersebut
untuk mengelompokkan proyek ke dalam aktivitas-aktivitas yang terpisah (struktur perincian
kerja), mengidentifikasi sumber daya yang spesifik dan kebutuhan waktu untuk masing-
masing. Dengan PERT dan CPM, manajer bisa memahami status dari masing-masing aktivitas,
termasuk waktu mulai yang paling awal, waktu mulai yang paling lambat, waktu mulai yang
paling awal, waktu selesai yang paling lambat, waktu selesai yang paling awal, waktu mulai
paling lambat, waktu selesai paling awal, dan waktu selesai paling telat (ES, LS, EF, dan LF).
Dengan mengendalikan trade-off di antara ES dan LS, manajer bisa engidentifikasi aktivitas-
aktivitas yang memiliki waktu perpanjangan dan bisa menyelesaikan alokasi sumber daya,
mungkin dengan memperlancar sumber daya. Manajemen proyek yang efektif juga
memungkinkn manajer untuk fokus pda aktivita-aktivitas yang penting bagi penyelesaian
proyek yang tepat waktu. Dengan memahami jalur kritis proyek, mereka mengetahui di
manaproses mempersingkat membuatnya menjadi lebih ekonomis.
Manjemen proyek yang baik juga memungkinkan perusahaan untuk secara e fisien
menciptakan produk dan jasa untuk pasar global dan merepons secara efektif terhadap
kompetisi global.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdan Dimya, K. N. (2014). Manajemen Proyek. Bandung: Pustaka Se a.


Jay Heizer, B. R. (2016). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ganesstri Padma Arianie, N. B. (2017). Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan
Efisiensi Dan Efekfitas Sumber Daya Perusahaan. Jurnal Teknik Industri, 190-196.
Badrianto, Y., & Ekhsan, M. (2019). The effect of work environment and mo va on on
employee performance of pt. Hasta mul  sejahtera cikarang. Journal of Research in Business,
Economics, and Educaon, 1(1).
Sur  nah, W., & Ekhsan, M. (2020). Customer Rela onship Management dan Kepuasan
Konsumen Pada Restaurant di Jakarta. Journal of Industrial Engineering & Management
Research, 1(2), 50-56.
Ekhsan, M., & Nurlita, D. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pela han dan Promosi
Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Pengembangan Wiraswasta, 22(02), 113-120.

Anda mungkin juga menyukai