Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB 1 Proposal Deni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN SISWA DALAM

EKSTRAKURIKULER ROHIS DENGAN PRESTASI KOGNITIF


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PESERTA DIDIK
(Di SMK Negeri Bojong)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi : S1 – Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Deni Chandra Aditya Permadi
NIM . 0101.1801.109

PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR. KH. EZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA
2024 M/1445
DAFTAR ISI
1. Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Batasan Masalah 5

D. Rumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 6

G. Skema Penelitian 6

H. Metodologi Penelitian 7

1. Jenis Penelitian 7

2. Pendekatan Penelitian 7
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses aktif yang dilakukan secara sengaja untuk
membimbing siswa menuju pencapaian tujuan tertentu. Asal-usul kata
"pendidikan" berasal dari bahasa Yunani, "paedagogie," yang terdiri dari "pais"
yang berarti anak dan "agein" yang berarti membimbing. Dari sini, dapat
dipahami bahwa pendidikan merupakan upaya bimbingan yang diselenggarakan
oleh orang dewasa kepada anak secara sengaja agar anak dapat berkembang
menjadi dewasa. Pendidikan dalam lembaga pendidikan sangat erat kaitannya
dengan kewajiban untuk menuntut ilmu (Husn, 2016) . Dalam Islam, menuntut
ilmu dianggap sebagai kewajiban yang wajib dilaksanakan. Pelaksanaannya akan
mendapatkan pahala, sementara mengabaikannya dapat dianggap sebagai dosa.

Pendidikan selalu bertujuan untuk secara sadar mempersiapkan peserta


didik agar memiliki peningkatan kehidupan yang mandiri, harmonis, dan
berbudaya. Ini mencakup pengembangan moral dan akhlak yang baik, penguasaan
profesi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki
kreativitas yang positif yang menginspirasi dan membawa kedamaian yang
bernilai ibadah, sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi
mereka (Daradjat, 1992) . Pendidikan memegang peranan krusial dalam
membentuk individu menjadi manusia yang beriman dan memiliki akhlak mulia.
Pendidikan merupakan rangkaian upaya yang dilakukan oleh pendidik terhadap
anak didik untuk mencapai perkembangan positif yang optimal.

Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari tujuan


Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam, sehingga
mereka mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-
hari dan berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan
pada nilai-nilai keagamaan (Husn, 2016).

1
Pendidikan Agama Islam adalah upaya yang disengaja dan terencana untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
praktik ajaran Islam melalui berbagai kegiatan pembimbingan, pengajaran, dan
latihan. Seiring dengan perkembangannya, Pendidikan Agama Islam juga
dimaksudkan sebagai salah satu cabang mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dan perguruan tingg (Daradjat, 1992)i. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan
aspek krusial dalam kurikulum pendidikan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Di tingkat sekolah menengah Atas (SMK), mata pelajaran PAI memiliki peran
penting dalam membentuk karakter, moral, dan pemahaman agama siswa. Di
SMKN 1 Bojong, sebagai salah satu sekolah menengah tingkat Atas yang
mengusung pendekatan Islam dalam pendidikan, tentu memberikan perhatian
khusus terhadap pembelajaran agama Islam. Isu pendidikan merupakan aspek
yang perlu mendapat perhatian serius. Pendidikan memiliki nilai yang sangat
penting dalam mewujudkan kelangsungan peradaban manusia di seluruh dunia.
Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat mencapai potensi penuhnya dan menggali
pengetahuan yang diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan mereka.
Meskipun pendidikan memiliki peran krusial, namun tidak jarang terjadi
kekurangan dan permasalahan dalam sistem pendidikan, terutama di lingkungan
sekolah selama proses pembelajaran berlangsung. Contohnya, dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir setiap sekolah menghadapi tantangan
yang serupa yang menjadi hambatan dalam proses belajar-mengajar. Salah satu
permasalahan yang sangat penting untuk diperhatikan, meskipun sering diabaikan,
adalah kemampuan membaca Al-Qur'an.

Ekstrakurikuler merujuk pada aktivitas pendidikan yang dilaksanakan di


luar jam pelajaran di kelas. Oleh karena itu, ekstrakurikuler dianggap sebagai
upaya untuk mengembangkan kepribadian yang utuh dan komprehensif. Beberapa
pendidik Barat menganggap bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran
langsung dalam proses pembelajaran, sehingga mereka mengintegrasikannya ke
dalam kurikulum yang diajarkan. Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler disusun
bersamaan dengan penyusunan kurikulum dan materi pembelajaran, menandakan
bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari pengalaman belajar di

2
sekolah, dan partisipasi siswa dalam kegiatan tersebut juga dapat memengaruhi
hasil akademis mereka.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan bertujuan sebagai inisiatif untuk


memperkaya pengalaman siswa dalam aspek keagamaan, sekaligus membantu
menyelaraskan materi agama yang diberikan di dalam kegiatan pembelajaran
reguler (101444-AHMAD CHISNI FAHMI-FITK, n.d.) . Implementasi kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang terintegrasi dan terencana dengan baik akan
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi agama yang diberikan, serta
berpotensi meningkatkan pencapaian akademik siswa, khususnya dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).

1. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis (Rohani Islam) adalah program yang biasanya


diselenggarakan di sekolah-sekolah atau institusi pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di kalangan siswa.
Berikut adalah penjelasan tentang kegiatan ekstrakurikuler Rohis:
2. Kajian Islam: Siswa mengikuti ceramah atau diskusi yang membahas
berbagai aspek agama Islam, seperti akidah, fiqh, sejarah Islam, dan tafsir Al-
Qur'an.
3. Pengajian dan Tadarus Al-Qur'an: Kegiatan membaca dan mengkaji Al-
Qur'an bersama-sama, di mana siswa bisa memperbaiki bacaan mereka serta
memahami makna dan tafsirnya.
4. Shalat Berjamaah: Mengadakan shalat fardhu dan shalat sunnah berjamaah di
sekolah, sering kali disertai dengan kultum (kuliah tujuh menit) setelah shalat.
5. Pelatihan Keagamaan: Workshop atau pelatihan mengenai berbagai aspek
keagamaan, seperti tata cara shalat, wudhu, haji, dan lain-lain.
6. Diskusi dan Debat Keagamaan: Diskusi atau debat mengenai isu-isu
keagamaan yang sedang berkembang untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan berpikir kritis siswa.
7. Kegiatan Sosial: Mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial,
penggalangan dana untuk bantuan kemanusiaan, kunjungan ke panti asuhan,
atau kegiatan sosial lainnya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

3
8. Peringatan Hari Besar Islam: Mengadakan acara untuk memperingati hari-
hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Idul Adha, dan Idul Fitri.
9. Retreat atau Kemah Rohis: Mengadakan kegiatan retreat atau kemah Rohis
yang melibatkan kegiatan-kegiatan keagamaan, outbound, dan penguatan
ukhuwah Islamiyah di antara siswa.
10. Lomba Keagamaan: Mengikuti atau mengadakan lomba-lomba yang
berhubungan dengan agama Islam, seperti lomba adzan, lomba ceramah,
lomba kaligrafi, dan lainnya.
11. Mentoring: Siswa yang lebih senior atau pembimbing memberikan bimbingan
keagamaan kepada siswa yang lebih muda untuk membantu mereka dalam
memahami dan mengamalkan ajaran Islam.

Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,


pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam serta membentuk karakter siswa yang
religius, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama.

Salah satu aspek yang mungkin mendukung proses pembelajaran PAI


adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler PAI bisa memberikan
siswa kesempatan untuk mendalami pemahaman agama, mempraktikkan nilai-
nilai keagamaan, dan memperluas wawasan keislaman mereka di luar kelas.
Namun, sejauh mana keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dapat
memengaruhi pemahaman dan prestasi kognitif mereka dalam pelajaran PAI
belum sepenuhnya dipahami.

Kognitif merujuk pada proses mental yang terkait dengan kemampuan


pengenalan umum secara mental, yang melibatkan representasi objek dalam
bentuk simbol, respons, ide, nilai, atau pertimbangan individu
(Zakiah. Khairi, 2019)
. Kognitif dianggap sebagai aspek psikologis yang sangat penting bagi
peserta didik karena berasal dari aktivitas otak, yang mengendalikan berbagai
aktivitas, emosi, dan perubahan dalam diri individu. Kognitif memiliki keterkaitan
yang erat dengan fungsi otak, sehingga perlu dipandu ke arah yang positif agar

4
segala hal dapat terkendali dengan baik. Penting bagi peserta didik untuk
mendapatkan bimbingan yang baik dari orang tua dan guru agar kognitif mereka
terarah dengan baik. Dengan kognitif yang terarah, peserta didik dapat
menghadapi dan memecahkan masalah, merencanakan masa depan secara efektif,
serta memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan
memikirkan lingkungan sekitar mereka dengan baik.

Masalah kognitif memiliki keterkaitan yang signifikan dengan prestasi


seorang peserta didik, karena kognitif berasal dari fungsi otak yang memiliki
kemampuan mengendalikan berbagai aspek, termasuk prestasi akademik siswa.
Prestasi akademik mengacu pada hasil pembelajaran sehari-hari yang tercermin
dari upaya yang dilakukan siswa melalui pengamatan, ingatan, dan pemahaman
selama proses belajar di dalam maupun di luar kelas. Hal yang krusial dalam
mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa adalah memahami secara detail
indikator-indikator utama yang menggambarkan prestasi tersebut, yang kemudian
dikaitkan dengan prestasi yang ingin diungkapkan atau diukur.

Di sisi lain, prestasi kognitif siswa dalam pelajaran PAI menjadi fokus
penting. Prestasi kognitif mencerminkan sejauh mana siswa dapat memahami
konsep-konsep agama, memahami ajaran Islam, dan menerapkan pengetahuan
tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Namun, masih terdapat tantangan
dalam meningkatkan prestasi kognitif siswa di bidang PAI. Faktor-faktor seperti
minat siswa, kualitas pengajaran, dan metode pembelajaran mungkin memainkan
peran penting dalam hal ini.

Oleh karena itu, penelitian yang menginvestigasi hubungan antara


keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dengan prestasi kognitif mereka
dalam pelajaran PAI di SMKN 1 Bojong sangatlah relevan. Melalui penelitian ini,
dapat dipahami apakah keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dapat
meningkatkan pemahaman dan prestasi kognitif mereka dalam bidang PAI. Hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga bagi pengembangan
kurikulum dan pembelajaran agama Islam di SMKN 1 Bojong, serta memberikan

5
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana pendekatan holistik
terhadap pembelajaran agama Islam dapat memengaruhi prestasi siswa.

Alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah perbedaan


nilai kognitif siswa di Mapel Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bojong.
Peneliti ingin menetahui sebesar apa dampak keikutsertaan siswa dalam
extrakurikuler rohis terhadap nilai kogntifi mata pelajaran pendidikan agama
islam.

12. Identifikasi Masalah


1. Perbedaan Nilai Mata Pelajaran PAI siswa yang mengikuti kegiatan
extrakurukuler ROHIS dengan siswa yang tidak mengikuti extrakurikuler
Rohis.
2. Banyak siswa yang tidak dapat wadah untuk menyalurkan pemahaman PAI
diluar jam pembelajaran
3. Masih kurangnya ekstrakurikuler keagamaan yang mampu mewadahi siswa.

4. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini hanya meneliti pengaruh extrakurikuler ke
agamaan terhadap peningkatan nilai kognitif mata pelajaran PAI di SMKN 1
Bojong.

5. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlibatan peserta didik dalam ekstrakulikuler Rohis di SMK
Negeri Bojong?
2. Bagaimana prestasi kognitif peserta didik SMK Negeri Bojong.?
3. Bagaimana hubungan keterlibatan peserta didik dalam rekstrakulikuler Rohis
terhadap prestasi kognitif peserta didik di SMK Negeri Bojong?

6. Tujuan Penelitian

6
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keterlibatan peserta didik dalam ekstrakulikuler Rohis di


SMK Negeri Bojong
2. Untuk mengetahui prestasi kognitif peserta didik SMK Negeri Bojong.
3. Untuk mengetahui hubungan keterlibatan peserta didik dalam
ekstrakulikuler Rohis terhadap prestasi kognitif peserta didik di SMK
Negeri Bojong.
7. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat bagi Guru dan siswa SMKN 1 Bojong sebagai
informasi untuk mengetahui pengaruh Extrakurikuler Rohis terhadap Nilai
Kognitif Mata pelajaran PAI, sehingga guru dan siswa SMKN 1 Bojong
mengetahui apa saja yang menjadi potensi yang ada untuk kemajuan ekonomi
masyarakat.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya bagaimana extrakurikuler memberikan pengaruh besar terhadap
nilai koginnit PAI di SMKN 1 Bojong.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa membantu menjadi informasi bagi peneliti
selanjutnya yang akan meneliti penelitian yang sama.

8. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang nilai
variabel mandiri, baik itu satu variabel atau lebih (independen), tanpa adanya
perbandingan atau penghubungan dengan variabel lain. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara rinci gejala, fenomena, atau
peristiwa tertentu yang menjadi fokus penelitian. Peneliti akan mengumpulkan

7
data untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan kondisi fenomena atau
variabel yang diteliti, dan pengumpulan data tersebut tidak dimaksudkan untuk
melakukan pengujian hipotesis. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
penelitian ini akan memberikan gambaran yang objektif dan terukur mengenai
variabel-variabel yang diteliti (Priadana & Sunarsi, 2021).
2. Pendekatan Penelitian
Pada Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif adalah penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada falsafah positivis, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis. yang ditetapkan
dengan berdasarkan pada teori yang ada .

8
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1. Extra Kurikuler
A. Pengertian Extra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di sekolah yang
biasanya dilaksanakan di luar jam pelajaran. Tujuannya adalah agar siswa
dapat memperdalam dan mengembangkan apa yang mereka pelajari di
kelas serta mengasah minat dan bakat mereka. Kegiatan ini juga
diarahkan untuk membentuk kepribadian siswa. Dengan mengikuti
ekstrakurikuler, siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar bekerja
sama dalam tim. Selain itu, kegiatan ini juga membantu siswa
menemukan dan mengeksplorasi potensi diri mereka yang mungkin tidak
teridentifikasi di dalam kelas formal. Menurut. Ekstrakurikuler adalah
kegiatan tambahan yang diadakan di luar jam pelajaran dengan tujuan
memperkuat kepribadian dan karakter siswa. Kegiatan ini dirancang
untuk memberikan pengalaman tambahan yang mendukung
perkembangan holistik peserta didik. (Asmasni, 2013).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dilakukan untuk
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari kurikulum yang sedang
diterapkan. Ini mencakup penerapan praktis dari pengetahuan yang
dipelajari siswa sesuai dengan kebutuhan hidup mereka dan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler memungkinkan siswa
untuk mendapatkan pengalaman langsung, memperkuat pemahaman
mereka tentang materi pelajaran, dan melihat relevansi ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan meningkatkan keterampilan
berpikir kritis serta pemecahan masalah. (Wiyani, 2013).

9
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran
sekolah dan lebih diarahkan untuk membentuk kepribadian siswa.
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia antara lain Palang
Merah Remaja (PMR), drumband, dan pramuka. Melalui kegiatan-
kegiatan ini, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis dan
minat khusus mereka, tetapi juga belajar tentang kerja sama tim,
kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial. Ekstrakurikuler ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan nilai-nilai
positif dalam kehidupan sehari-hari dan membangun karakter yang kuat
dan mandiri.
a) Fungsi Extrakurikuler
Fungsi Extrakurikuler dalah sebagai berikut:
1) Membantu pengembangan peserta didik.
2) Membantu mengisi waktu luang siswa dan siswi.
3) Wadah komunikasi siswa di sekolah. (Agustina, 2023)
b) Tujuan Extrakurikuler
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk:
1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
peserta didik,
2) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik sebagai bagian
dari pembinaan pribadi yang positif menuju manusia seutuhnya,
3) Memacu kemandirian, rasa percaya diri, dan kreativitas,
4) Memperdalam serta memperluas pengetahuan peserta didik,
5) Meningkatkan kualitas iman dan takwa, serta
6) Meningkatkan kesadaran kebangsaan dan kenegaraan.
7) Membina budi pekerti yang luhur. (Nuryanto, 2017)

B. Extrakurikler Rohis
Rohis adalah singkatan dari kerohanian Islam, sebuah organisasi
yang bertujuan memperdalam dan memperkuat ajaran agama Islam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "Kerohanian Islam"

10
berasal dari kata dasar "Rohani" yang mendapatkan awalan "ke-" dan
akhiran "-an", yang berarti hal-hal terkait rohani. "Islam" sendiri berarti
mengikrarkan dengan lidah, membenarkan dengan hati, serta
mengerjakan dengan sempurna oleh anggota tubuh dan menyerahkan diri
kepada Allah SWT dalam segala ketetapan-Nya, termasuk qadha dan
qadar-Nya. Rohis merupakan wadah bagi para siswa untuk belajar dan
mengamalkan ajaran Islam secara lebih mendalam dan praktis dalam
kehidupan sehari-hari. (KBBI, n.d.) . Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler Rohis adalah sebuah kelompok
atau wadah tertentu yang bertujuan untuk mencapai tujuan atau cita-cita
yang sama dalam bidang kerohanian. Melalui organisasi ini, anggotanya
dapat mengembangkan diri berdasarkan nilai-nilai keislaman dan
mendapatkan pembinaan spiritual. Dengan kata lain, Rohis merupakan
platform bagi siswa untuk belajar, berlatih, dan mengamalkan ajaran
agama Islam secara bersama-sama. Kegiatan ini membantu para
anggotanya meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan mereka,
serta memberikan dukungan spiritual yang diperlukan untuk
mengembangkan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam.
1. Tujuan Rohis
Adapun tujuan ekstrakurikuler Rohis menurut Handani adalah
sebagai berikut:
a. Membantu individu menjadi manusia seutuhnya yang bahagia di
dunia dan akhirat: Rohis bertujuan untuk membimbing
anggotanya agar tidak hanya sukses secara duniawi tetapi juga
mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di akhirat.
b. Memberikan dukungan agar setiap individu sehat secara fisik
dan spiritual: Kegiatan Rohis mendukung kesejahteraan fisik
dan mental para anggotanya melalui praktik keagamaan dan
kegiatan sehat lainnya.
c. Meningkatkan kualitas keimanan, praktik ke-Islaman,
keikhlasan, dan tauhid dalam kehidupan sehari-hari: Rohis

11
berfokus pada peningkatan aspek-aspek penting dalam agama
Islam, termasuk iman, praktik ibadah, dan tauhid (pengesaan
Tuhan).
d. Membantu individu mengenal, mencintai, dan berhubungan
dengan diri sendiri serta Allah SWT: Kegiatan Rohis mendorong
anggotanya untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dan
mengembangkan hubungan yang kuat dengan Allah SWT.
e. Membantu individu menghindari masalah: Dengan nilai-nilai
keislaman yang diajarkan, Rohis membantu anggotanya untuk
menjalani kehidupan yang lurus dan terhindar dari masalah.
f. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya: Jika
anggotanya menghadapi masalah, Rohis menyediakan dukungan
dan bimbingan untuk mengatasinya sesuai dengan ajaran Islam.
g. Membantu individu memelihara dan mengembangkan dirinya:
Rohis bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi
setiap anggotanya sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang
lebih baik dan lebih berkembang.
2. Manfaat Mengikuti Rohis
Berikut adalah penjelasan dari setiap poin mengenai tujuan
ekstrakurikuler Rohis (Latifah, 2023):
a. Menanamkan budi pekerti yang baik, sesuai dengan yang
diajarkan agama Islam:
Rohis berperan dalam membentuk karakter siswa
dengan menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang
berlandaskan ajaran Islam. Kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Rohis, seperti ceramah agama,
pengajian, dan kegiatan sosial, membantu siswa memahami
dan mengamalkan akhlak yang mulia dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Menambah wawasan Pendidikan agama Islam yang tidak
diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam:

12
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
sekolah sering kali terbatas pada kurikulum yang telah
ditetapkan. Rohis menawarkan kesempatan bagi siswa
untuk mempelajari lebih dalam aspek-aspek tertentu dari
agama Islam yang mungkin tidak tercakup dalam kurikulum
PAI. Ini bisa termasuk kajian kitab-kitab klasik, diskusi
tentang isu-isu kontemporer dalam Islam, dan
pengembangan keterampilan khusus seperti tahfidz
(menghafal Al-Qur'an) dan seni kaligrafi.
c. Menjadikan siswa-siswi menjadi pribadi yang lebih baik:
Melalui berbagai aktivitas dan program, Rohis
membantu siswa-siswi meningkatkan kualitas diri mereka,
baik dari segi spiritual, moral, maupun sosial. Dengan
bimbingan dan teladan yang baik, siswa-siswi diharapkan
dapat mengembangkan sikap positif, rasa tanggung jawab,
dan kedisiplinan yang lebih baik.
d. Meningkatkan motivasi untuk selalu berbuat kebaikan:
Rohis berusaha untuk memotivasi siswa agar selalu
berbuat baik melalui berbagai kegiatan seperti bakti sosial,
penggalangan dana, dan aksi-aksi kemanusiaan. Kegiatan-
kegiatan ini tidak hanya menanamkan rasa empati dan
kepedulian sosial, tetapi juga membangun semangat untuk
terus berkontribusi positif dalam masyarakat.
e. Memberikan lingkungan yang baik bagi siswa-siswi di
sekolah:
Rohis menciptakan lingkungan yang kondusif dan
positif bagi siswa-siswi di sekolah. Dengan adanya
komunitas yang mendukung, siswa-siswi dapat merasa lebih
nyaman dan termotivasi untuk belajar dan berkembang.
Lingkungan yang baik ini juga mendorong siswa-siswi
untuk menjauhkan diri dari perilaku negatif dan

13
mendekatkan diri kepada aktivitas-aktivitas yang
bermanfaat dan bermakna.

2. Hasil Belajar
A. Pengertian Prestasi Belajar
Berikut adalah penjelasan dari setiap poin mengenai pengertian
prestasi belajar menurut para tokoh:
a. Menurut Mulyono Abdurrahman, prestasi belajar merupakan hasil dari
proses belajar yang dilakukan oleh anak. Ini berarti setelah menjalani
berbagai aktivitas belajar, seorang anak akan memperoleh kemampuan
atau keterampilan tertentu. Prestasi belajar mencerminkan seberapa
baik anak tersebut dapat memahami dan menerapkan materi yang
telah dipelajari. (Arikunto, 2012)
b. Nana Sudjana menekankan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari
pengalaman belajar yang dialami oleh siswa. Ini mencakup segala
bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang didapat siswa
setelah terlibat dalam proses belajar. Prestasi belajar di sini mengacu
pada seberapa baik siswa dapat menggunakan pengalaman belajarnya
untuk mencapai kompetensi tertentu. (Hanifah, 2014)
c. Menurut Muhibbin Syah, prestasi belajar adalah perubahan penting
yang diharapkan terjadi sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan
ini mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang
dimiliki siswa. Prestasi belajar bukan hanya tentang memperoleh
informasi baru, tetapi juga tentang bagaimana perubahan tersebut
dapat dilihat dan diukur sebagai hasil dari kegiatan belajar. Ini
menekankan bahwa prestasi belajar mencerminkan perkembangan
nyata yang terjadi pada siswa setelah mereka menjalani proses
pembelajaran. (Syah, 2015)

B. Prestasi Kognitif

14
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup aktivitas mental (otak).
Ranah ini sering menjadi fokus penilaian oleh guru di sekolah, karena
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam memahami materi
pelajaran. (Sopiatin, 2011). Aspek-aspek dalam ranah kognitif meliputi:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah kemampuan dasar untuk mengingat fakta-
fakta, istilah, prinsip, atau informasi lain yang telah dipelajari. Ini
mencakup kemampuan untuk mengenali dan mengulang kembali
informasi tanpa perlu mengubah atau memahaminya secara
mendalam. Contoh pengetahuan adalah mengingat definisi kata atau
menghafal rumus matematika.
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan untuk menafsirkan,
menjelaskan, atau menggambarkan makna dari informasi yang telah
dipelajari. Ini berarti siswa tidak hanya mengingat informasi, tetapi
juga dapat menjelaskan atau mengartikannya dengan kata-kata mereka
sendiri. Contoh pemahaman adalah bisa menjelaskan konsep ilmiah
atau menceritakan kembali isi sebuah cerita.
3. Penerapan (application)
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan informasi
atau keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata.
Ini menunjukkan bahwa siswa dapat memanfaatkan pengetahuan
mereka untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan
dalam konteks yang berbeda. Contoh penerapan adalah menggunakan
rumus matematika dalam soal-soal cerita atau menerapkan aturan tata
bahasa dalam menulis esai.
4. Analisis (analysis)
Penjelasan: Analisis adalah kemampuan untuk memecah
informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami
hubungan di antara bagian-bagian tersebut. Ini memungkinkan siswa
untuk mengidentifikasi komponen, struktur, atau pola dalam informasi

15
yang dipelajari. Contoh analisis adalah mengidentifikasi tema dan
motif dalam sebuah cerita atau menganalisis data statistik untuk
menemukan tren.

5. Sintesis (synthesis)
Penjelasan: Sintesis adalah kemampuan untuk menggabungkan
berbagai bagian informasi untuk membentuk suatu kesatuan yang baru
dan koheren. Ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengintegrasikan
pengetahuan dari berbagai sumber untuk menghasilkan ide atau
produk baru. Contoh sintesis adalah menulis laporan penelitian yang
menggabungkan berbagai sumber informasi atau merancang proyek
ilmiah berdasarkan berbagai konsep yang telah dipelajari.
(Sopiatin, 2011)
.

C. Pendidikan Agama Islam (PAI)


1. Pengertian
Pendidikan Agama Islam, menurut Baharuddin, adalah upaya
yang sadar dan terencana dalam mempersiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam,
serta mendorong mereka untuk menghormati penganut agama lain
demi terciptanya kerukunan antar umat beragama dan mewujudkan
kesatuan serta persatuan bangsa.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
a. Membentuk individu muslim yang mampu melaksanakan ibadah
mahdah:
Ibadah mahdah adalah ibadah yang secara langsung
ditetapkan oleh syariat Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan
haji. Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa peserta didik
mampu melaksanakan kewajiban agama dengan baik dan benar,
sesuai dengan ajaran Islam. Ini mencakup pemahaman tentang
tata cara ibadah, niat yang benar, serta kepatuhan terhadap syariat.

16
b. Membentuk individu muslim yang mampu melaksanakan ibadah
muamalah dalam perannya sebagai anggota masyarakat di
lingkungan tertentu:

Ibadah muamalah mencakup segala bentuk interaksi sosial


dan transaksi yang dilakukan oleh individu dalam kehidupan
sehari-hari, seperti berbisnis, bermuamalah, dan bermasyarakat.
Tujuan ini adalah untuk mendidik peserta didik agar dapat
menjalankan kehidupan sosial yang islami, adil, dan beretika,
serta mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
c. Menciptakan warga negara yang bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan bangsanya, serta bertanggung jawab kepada
Allah, Sang Pencipta:
Tujuan ini menekankan pentingnya pendidikan agama
dalam membentuk karakter peserta didik menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab. Ini mencakup kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga negara, kepedulian terhadap
masyarakat, serta rasa tanggung jawab terhadap Tuhan atas segala
tindakan yang dilakukan.
d. Menghasilkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk
memasuki struktur teknologi dalam masyarakat:
Pendidikan agama Islam juga bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga profesional yang
memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidang tertentu. Ini
berarti bahwa selain memiliki pengetahuan agama yang kuat,
peserta didik juga harus memiliki kemampuan praktis dan teknis
yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan masyarakat modern.
e. Mengembangkan ahli di bidang ilmu, baik dalam ilmu agama
maupun ilmu-ilmu Islam lainnya:
Tujuan ini adalah untuk mendorong peserta didik untuk
mendalami dan menguasai berbagai bidang ilmu, baik yang

17
terkait langsung dengan agama Islam maupun ilmu-ilmu lainnya
yang relevan. Ini mencakup pengembangan kemampuan
penelitian, analisis kritis, serta kontribusi terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam.
3. Peneltian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil


Desy Pengaruh Adanya pengaruh positif antara
Sulistyaningsih Kedisiplinan Belajar kedisiplinan belajar terhadap prestasi
Terhadap Prestasi belajar kognitif Pendidikan Agama
Belajar Kognitif Islam pada aspek aqidah dan fiqih siswa
Pendidikan Agama SMP Negeri 32 Semarang dengan
Islam Pada Aspek kontribusi 38,5 %. Selebihnya 61,5%
Aqidah Dan Fiqih prestasi belajar siswa dipengaruhi
Siswa Smp Negeri faktor lain. Faktor tersebut dapat berupa
32 Semarang faktor internal maupun eksternal.
Vebi Yulia Pengaruh Kegiatan (Terdapat pengaruh yang signifikan
Agustina Ekstrakurikuler antara kegiatan ekstrakurikuler Rohani
Rohani Islam Islam (ROHIS) terhadap peningkatan
(Rohis) mutu pembelajaran PAI) dan hipotesis
Terhadap Eskalasi nol (Ho) dalam penelitian ini ditolak
Mutu Pembelajaran (tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Pai Di Sman 3 antara kegiatan ekstrakurikuler Rohani
Lebong Islam (ROHIS) terhadap peningkatan
mutu pembelajaran PAI).
Ela Oktaviani1, Pengaruh Kegiatan kesimpulkan bahwa Kegiatan Rohis
Supriadi Ekstrakurikuler (X) berpengaruh positif dan signifikan
,Jasmienti Rohani Islam terhadapKemampuan MembacaAl-
,Nurhasnah (ROHIS) Terhadap Qur’an Peserta Didik (Y). Besarnya
Kemampuan konstibusi kegiatan ekstrakurikuler
Membaca Al-Qur’an rohis dalam mempengaruhi

18
Siswa Kelas X SMA kemampuan membaca Al-Qur’an
Negeri 1 Koto Salak sebesar 40,2% sedangkan sisanya
Kabupaten 59,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang
Dharmasraya tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Kerangka Berfikir

Faktor Lain

Variabel Bebas Variabel Terikat


Keterlibatan Siswa Dalam Dengan Prestasi Kognitif
Ekstrakurikuler Rohis Pendidikan Agama Islam Peserta
Didik

Indikator
1. Menanamkan budi pekerti Indikator
yang baik, sesuai dengan yang 1. Pengetahuan (knowledge),
diajarkan agama Islam
2. Pemahaman
2. Menambah wawasan
(comprehension)
Pendidikan agama islam yang
tidak diajarkan didalam Mata 3. Penerapan (application)
pelajaran Pendidikan Agama 4. Analisis (analysis)
Islam 5. Sintesis (synthesis)
3. Rohis menjadikan siswa siswi
menjadi pribadi yang lebih
baik
4. Rohis meningkatkan motivasi
untuk selalu berbuat kebaikan
5. Rohis memberikan lingkungan
yang baik bagi siwa-siswi
disekolah.

19
5. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap rumusan masalah dalam
suatu penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis penting
karena memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan penelitian. Dengan
demikian, hipotesis dapat disimpulkan sebagai jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang memerlukan verifikasi. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:

Ha : Keikutsertaan Extrakurikuler Rohis berpengaruh terhadap Prestasi


Kognitif Pendidikan Agama Islam Peserta didik.

H0 : Keikutsertaan Extrakurikuler Rohis tidak berpengaruh terhadap


Prestasi Kognitif Pendidikan Agama Islam Peserta didik.

20
6. Tabel Operasional Variabel

No Variabel Indikator
1 1. Menanamkan budi pekerti
X (Keikutsertaan yang baik, sesuai dengan yang
Extrakurikuler Rohis) diajarkan agama Islam
2. Menambah wawasan
Pendidikan agama islam yang
tidak diajarkan didalam Mata
pelajaran Pendidikan Agama
Islam
3. Rohis menjadikan siswa siswi
menjadi pribadi yang lebih
baik
4. Rohis meningkatkan motivasi
untuk selalu berbuat kebaikan
5. Rohis memberikan lingkungan
yang baik bagi siwa-siswi
disekolah.

2 1. Pengetahuan (knowledge),
Y (Prestasi Kognitif 2. Pemahaman (comprehension)
Pendidikan Agama 3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
Islam Peserta didik.) 5. Sintesis (synthesis)

21

Anda mungkin juga menyukai