Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1665 4869 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Dikaitkan dengan Pengelolaan

Laktasi Selama Persalinan

Hema Dewi Anggraini


Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Semarang, 50273
Email: hemadewi@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu faktor yang mungkin berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif adalah pengelolaan laktasi
selama persalinan. Fasilitas penyedia pelayanan persalinan bertanggung jawab memberikan pengelolaan
laktasi yang baik bagi ibu bersalin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengelolaan
laktasi selama persalinan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Penelitian di Dusun Dukuturi
Kabupaten Tegal dengan desain cross sectional menggunakan teknik wawancara terhadap pasien pada
Oktober 2016. Jumlah sampel 83 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengelolaan
laktasi diukur menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji statistik menggunakan chi square untuk menjelaskan hubungan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Rata-rata responden berumur 29 tahun, dengan 74,7% ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil
uji chi square menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan rooming
in, skin to skin contact ≥ 1 jam setelah persalinan, penjelasan proses dan teknik menyusui, praktik teknik
menyusui, inisiasi menyusu dini, dan ibu bayi tidak terpisah lebih 2 jam setelah persalinan terhadap
pemberian ASI eksklusif. Rata-rata penyedia pelayanan persalinan saat ini sudah menerapkan
pengelolaan laktasi yang baik. Kemungkinan terdapat faktor lain yang belum diteliti yang
mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif, antara lain kondisi bayi, pengetahuan ibu,
pengelolaan laktasi ibu setelah persalinan, pengaruh lingkungan, dan lain-lain.

Kata kunci: Pengelolaan Laktasi, Pemberian ASI Eksklusif

Exclusive Breast-Feeding Behavior Associated with Lactation


Management During Birth Process
ABSTRACT
One of the factor that may be related to maternal behavior in exclusive breastfeeding is how lactation
management during labor. The purpose of this study was to determine the relationship of lactation
management during labor with exclusive breastfeeding behavior.The cross sectional study was
conducted in DukuturiVillage Tegal Regency, applying interview technique for data collection in
October 2016. As many as 83 were recruited based on inclusion and exclusion criteria. Lactation
management was measured using a questionnaire that had previously been tested for validity and
reliability. Statistical test used chi square to explain the relationship of independent variable to
dependent variable.The age average of respondent was 29 years old. Majority of respondent (74,7%)
did not give exclusive breastfeeding. The chi square test showed that there is no significant correlation
between rooming in, skin to skin contact ≥ 1 hour after delivery, explanation of breastfeeding process
and techniques, the practice of breastfeeding techniques, early breastfeeding initiation, and infant and
mothernot separated more than 2 hours after delivery and exclusive breastfeeding. There may be other
factors affecting exclusive breastfeeding behaviors, including maternal knowledge, family support,
environmental influences, and so on.The average of delivery service provider is currently implementing
good lactation management.

Keyword: Lactation Management, Exclusive Breast-Feeding

115
116

Pendahuluan laktasi selama persalinan merupakan hal positif


Pemberian ASI eksklusif sangat yang dapat meningkatkan durasi pemberian
berpengaruh dan mengandung banyak ASI eksklusif.3,4 Titik berat pengelolaan laktasi
keuntungan bagi ibu dan anak. ASI dapat dalam penelitian tersebut berkaitan dengan
mencegah penyakit kronik, mengurangi angka meningkatnya pengetahuan ibu akan
infrksi saluran pencernaan, morbiditas, serta pentingnya ASI eksklusif dan edukasi praktik
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan menyusui yang benar, sehingga ibu terampil,
anak. Pengaruh pada ibu yang menyusui dapat termotivasi dan percaya diri dalam menyusui
menunda kesuburan, mengurangi risiko bayinya. Dukungan dalam menyusui yang
perdarahan postpartum, mempercepat diberikan oleh fasilitas kesehatan penyedia
pengembalian berat badan seperti sebelum layanan persalinan disertai dengan dukungan
melahirkan, serta menurunkan risiko kanker keluarga yang optimal akan mempengaruhi
ovarium dan payudara.1 perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif.3
Pada tahun 2001, WHO Sebagian besar fasilitas pelayanan
merekomendasikan bayi berumur 0-6 bulan kesehatan yang memberikan pelayanan
hanya memerlukan ASI saja atau yang disebut persalinan, saat ini sudah menerapkan konsep
ASI eksklusif. ASI sudah memenuhi seluruh sayang ibu dan anak. Konsep tersebut
kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan. Selain mencakup 10 langkah dalam keberhasilan
nutrisi yang dapat menjamin pertumbuhan dan menyusui. Pengelolaan laktasi yang baik
perkembangan bayi, ASI juga mengandung mengacu dari 10 langkah keberhasilan
komponen yang dibutuhkan untuk kekebalan menyusui tersebut merupakan langkah awal
tubuhnya hingga dewasa kelak. Setelah 6 bulan, yang menginisiasi keberhasilan pemberian ASI
bayi akan mendapatkan tambahan MPASI eksklusif. Pengelolaan laktasi tersebut antara
(makanan pendamping ASI). Pemberian ASI lain pelayanan rooming in, skin to skin contact
tetap dianjurkan pada bayi sampai usia 2 ≥ 1 jam setelah persalinan, penjelasan proses
2,3
tahun. dan teknik menyusui, praktik teknik menyusui,
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi penjelasan inisiasi menyusu dini, dan perlakuan
oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut ibu bayi tidak terpisah lebih 2 jam setelah
berkaitan dengan usia, tingkat pengetahuan, persalinan.2,5,7
pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga, Dusun Dukuturi Kabupaten Tegal
pengelolaan laktasi selama persalinan, serta merupakan daerah dengan jumlah balita cukup
pengelolaan laktasi setelah persalinan.1,7 Salah banyak, namun sebagian besar tidak
satu faktor yang berperan yaitu pengelolaan mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan
laktasi yang diberikan oleh fasilitas pelayanan wawancara dengan kader setempat,
kesehatan selama persalinan. Penelitian yang menyampaikan bahwa sebagian besar balita
dilakukan oleh Mikiel-Kostyra et al dan Leena tidak mendapatkan ASI eksklusif bahkan
Hanula et al menyebutkan bahwa pengelolaan banyak pula yang tidak menyusui bayinya.

Hema Dewi Anggraini, Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Dikaitkan dengan Pengelolaan Laktasi Selama Persalinan
117

Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik 2 jam setelah persalinan. Sedangkan variabel
untuk meneliti faktor pengelolaan laktasi terikatnya adalah pemberian ASI eksklusif.
selama persalinan pada ibu yang memiliki balita Analisis data dilakukan dengan Uji Chi Square.
usia 1 – 4 tahun di desa tersebut. Tujuan Pengolahan data menggunakan SPSS for
penelitian ini untuk mengetahui hubungan Windows.
pengelolaan laktasi selama persalinan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif. Faktor Hasil
pengelolaan laktasi selama persalinan menjadi Deskripsi karakteristik responden
menarik untuk diteliti karena merupakan meliputi umur ibu, tingkat pendidikan, teknik
inisiasi keberhasilan menyusui walaupun tidak persalinan, dan yang memberikan ASI
mutlak, dan tanpa mengesampingkan faktor – eksklusif. Rata-rata usia responden 29 tahun.
faktor lainnya.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Metode Penelitian Karakteristik n %

Jenis penelitian yang digunakan adalah Tingkat Pendidikan Ibu


- SD 17 20,5
penelitian observasional analitik kuantitatif, - SLTP 22 26,5
- SLTA 22 26,5
dengan disain Cross Sectional. Subjek dalam - PT 22 26,5
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita 1- Teknik Persalinan
- Spontan 67 80,7
4 tahun dengan kriteria inklusi yaitu ibu dengan - Tindakan (vakum, 6 7,2
forceps)
anak yang lahir sehat/bugar, status gizi anak - Operasi SC 10 12
baik dan kriteria eksklusi apabila ibu tidak Pemberian ASI Eksklusif
- Ya 21 25,3
bersedia sebagai responden dan tidak - Tidak 62 74,7
kooperatif. Berdasarkan kriteria tersebut
ditemukan jumlah populasi sebanyak 83 ibu Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian

dan karena jumlah populasi kurang dari 100 besar responden berlatar belakang pendidikan

maka seluruh populasi menjadi responden minimal SLTP, teknik persalinan spontan

dalam penelitian ini (total sampling). sebesar 80,7%, dan 75% tidak memberikan ASI

Pengumpulan data dilakukan dengan eksklusif.

wawancara menggunakan kuesioner


terstruktur, yang telah diuji validitas dan Tabel 2. Pengelolaan laktasi selama persalinan
Jenis pelayanan n %
reliabilitasnya. Variabel bebas dalam penelitian
Rooming in
ini adalah pengelolaan laktasi selama - Ya 76 91,6
persalinan meliputi: pelayanan rooming in, - Tidak 7 8,4
Skin to skin contact ≥ 1
skin to skin contact ≥ 1 jam setelah persalinan, jam setelah persalinan
- Ya 78 94
penjelasan proses dan teknik menyusui, praktik - Tidak 5 6
teknik menyusui, penjelasan inisiasi menyusu Penjelasan proses dan
teknik menyusui
dini, dan perlakuan ibu bayi tidak terpisah lebih - Ya 80 96,4

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


118

- Tidak 3 3,6 menyusui, praktik teknik menyusui, penjelasan


Praktik teknik menyusui inisiasi menyusu dini, dan perlakuan ibu bayi
- Ya 79 95,2
tidak terpisah lebih 2 jam setelah persalinan.
- Tidak 4 4,8
Penjelasan inisiasi Tabel 3 menunjukkan analisis
menyusu dini
78 94 pengelolaan laktasi selama persalinan
- Ya
5 6
- Tidak dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak ada
Perlakuan ibu bayi tidak
terpisah lebih 2 jam hubungan yang sinifikan antara pengelolaan
setelah persalinan
- Ya
7 8,4 rooming in, skin to skin contact ≥ 1 jam setelah
76 91,6
- Tidak persalinan, penjelasan proses dan teknik
menyusui, praktik teknik menyusui, penjelasan
Tabel 2 menunjukkan pengelolaan laktasi
inisiasi menyusu dini, dan perlakuan ibu bayi
oleh fasilitas kesehatan selama persalinan.
tidak terpisah lebih 2 jam setelah persalinan
Sebagian besar responden mendapatkan penge-
terhadap pemberian ASI eksklusif.
lolaan rooming in, skin to skin contact ≥ 1 jam
setelah persalinan, penjelasan proses dan teknik

Tabel 3. Analisis pengelolaan laktasi selama persalinan terhadap pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif


Jenis pelayanan p-value
Ya Tidak
(n=21) (n=62)
Rooming in
- Ya 20 (26,3%) 56 (73,7%) 0,484
- Tidak 1 (14,3%) 6 (85,7%)
Skin to skin contact ≥ 1 jam
setelah persalinan
0,179
- Ya 21 (26,9%) 57 (73,1%)
- Tidak 0 (0%) 5 (100%)
Penjelasan proses dan teknik
menyusui
0,744
- Ya 20 (25%) 60 (75%)
- Tidak 1 (33,3%) 2 (66,7%)
Praktik teknik menyusui
- Ya 20 (25,3%) 59 (74,7%) 0,989
- Tidak 1 (25%) 3 (75%)
Penjelasan inisiasi menyusu
dini
0,799
- Ya 20 (25,6%) 58 (74,4%)
- Tidak 1 (20%) 4 (80%)
Perlakuan ibu bayi tidak
terpisah lebih 2 jam setelah
persalinan 0,484
1 (14,3%) 6 (85,7%)
- Ya
20 (26,3%) 56 (73,7%)
- Tidak

Hema Dewi Anggraini, Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Dikaitkan dengan Pengelolaan Laktasi Selama Persalinan
119

Pembahasan tersebut menyebutkan bahwa ibu dengan


Penelitian ini dengan jumlah inisiasi menyusu dini selama 1 jam, hanya
responden yang sangat terbatas sehingga memberikan ASI saja, serta tidak memberikan
menghasilkan variasi yang cenderung ke pacifiers berkaitan dengan pemberian ASI
arah homogen dan berimplikasi ke eksklusif dengan durasi di atas 6 minggu. Bagi
pengujian hipotesis yang tidak terbukti. ibu yang tidak mendapatkan pengelolaan laktasi
Berkenaan dengan hasil ini maka tersebut berpotensi 13 kali lebih cepat
pembahasan dalam diskusi ini lebih menghentikan proses menyusui5
mendasarkan pada hasil analisis univariat Penelitian ini menunjukkan bahwa
daripada hasil analisis bivariat karena semua sebagian besar ibu (>90%), sudah mendapatkan
hipotesis yang ada tidak satupun yang pelayanan pengelolaan laktasi yang baik selama
terbukti. persalinannya. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil analisis univariat kebijakan pemerintah tentang dukungan
ditemukan bahwa sebagian besar responden menyusui dapat diterapkan di hampir seluruh
(75%) pada penelitian ini tidak memberikan fasilitas kesehatan penyedia layanan persalinan.
ASI eksklusif untuk bayinya. Hal tersebut Hanya saja yang perlu dievaluasi adalah
hampir sama dengan beberapa penelitian bagaimana penerapan kebijakan tersebut
lain tentang perilaku pemberian ASI apakah sudah mencapai target untuk
eksklusif yang menyebutkan bahwa angka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu
pemberian ASI eksklusif rata-rata menurun mengenai pentingnya ASI eksklusif dan tetap
dari usia bayi 4 bulan hingga 30-50%, dan menyusui bayinya sampai berusia 2 tahun.
pada usia 6 bulan hingga 70-80%. Hasil penelitian ini menunjukkan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun sebagian besar ibu sudah
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mendapatkan pelayanan pengelolaan laktasi
pengelolaan laktasi oleh fasilitas penyedia yang baik, namun angka pemberian ASI
layanan persalinan selama proses persalinan eksklusif cukup rendah (25%). Kemungkinan
terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI penerapan pelayanan laktasi yang dilakukan
eksklusif. Hal tersebut sesuai pula dengan hasil oleh fasilitas kesehatan penyedia layanan
penelitian yang dilakukan oleh DiGirolamo et persalinan masih sebatas prosedural yang
al yang menyebutkan bahwa tidak ada dijalankan saja, namun belum sampai kepada
hubungan yang signifikan antara pelayanan tujuan bahwa intervensi yang diberikan dapat
laktasi yang meliputi praktik inisiasi menyusu mengubah perilaku ibu dengan meningkatkan
dini selama 1 jam, rooming in, menyusui semau pengetahuan dan ketrampilannya tentang
anak, tidak memberikan pacifiers dalam menyusui, serta solusi terhadap ibu apabila
menyusui, memberikan informasi dan mengalami kesulitan pada proses menyusui7
dukungan dalam menyusui, serta hanya Perlu dilakukan penelitian evaluasi lebih lanjut
memberikan ASI saja. Namun pada penelitian tentang praktik pelayanan pengelolaan laktasi

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


120

di fasilitas kesehatan penyedia layanan faktor-faktor lain yang mempengaruhi


persalinan. pemberian ASI eksklusif.
Faktor lain yang mungkin berpengaruh
Daftar Pustaka
dalam praktik pemberian ASI eksklusif selain
1. Jessri M, Farmer AP, Maximova K,
faktor pengelolaan laktasi selama persalinan.
Willows ND, Bell RC. Predictors of
Faktor lain tersebut antara lain tingkat
exclusive breastfeeding : observations from
pengetahuan ibu, ibu belum terampil dalam
the Alberta pregnancy outcomes and
menyusui setelah persalinan, kurangnya
nutrition ( APrON ) study. BMC Pediatrics.
dukungan keluarga, ibu bekerja, serta tidak
2013; 1377
adanya follow up setelah persalinan dari
2. Wambach K. Clinical Lactation Practice:
fasilitas kesehatan tentang proses menyusui.1-6,
20 Years of Evidence. J Hum Lact
8,9
[Internet]. 2005;21(3):245–58. Available
from:
Kesimpulan dan Saran
http://jhl.sagepub.com/cgi/doi/10.1177/089
Berdasarkan hasil penelitian sebagian
0334405279001
besar (75%) ibu tidak memberikan ASI
3. Hannula L, Kaunonen M, Tarkka MT. A
eksklusif. Pengelolaan laktasi selama proses
systematic review of professional support
persalinan pada fasilitas kesehatan mayoritas
interventions for breastfeeding. J Clin Nurs.
sudah dilaksanakan (lebih dari 90%) kecuali
2008;17(9):1132–43.
pada aspek perlakuan ibu bayi tidak terpisah
4. Mikiel-Kostyra K, Mazur J, Bołtruszko I.
lebih 2 jam setelah persalinan dimana baru
Effect of early skin-to-skin contact after
terlaksana 8% saja. Hasil analisis bivariat tidak
delivery on duration of breastfeeding: a
ada variabel yang berhubungan dengan
prospective cohort study. Acta Paediatr
pemberian ASI eksklusif.
[Internet]. 2002;91(12):1301–6. Available
Seluruh hipotesis dalam penelitian ini
from:
tidak terbukti sangat dimungkinkan karena
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/125
terbatasnya responden dan variabel yang
78285
ditemukan cenderung homogen. Namun
5. DiGirolamo AM, Grummer-Strawn LM,
demikian kemungkinan terdapat faktor lain
Fein SB. Effect of maternity-care practices
yang belum diteliti yang mempengaruhi
on breastfeeding. Pediatrics. 2008;122
perilaku pemberian ASI eksklusif, antara lain
Suppl(October):S43–9.
kondisi bayi, pengetahuan ibu, pengelolaan
6. Wan H, Tiansawad S, Yimyam S, Sriaporn
laktasi ibu setelah persalinan, pengaruh
P. Factors Predicting Exclusive
lingkungan, dan lain-lain. Perlu dilakukan
Breastfeeding among The First Time
penelitian evaluasi lebih lanjut tentang praktik
Chinese Mothers. Pacific Rim Int J Nurs
pelayanan pengelolaan laktasi di fasilitas
Res. 2015;(March):19(1)32–44.
kesehatan penyedia layanan persalinan, serta

Hema Dewi Anggraini, Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Dikaitkan dengan Pengelolaan Laktasi Selama Persalinan
121

7. Anggraheny HD, Sudiro. Jurnal Kesehatan infant breastfeeding behavior, delayed


Masyarakat. The childbirth services aspect onset of lactation, and excess neonatal
that influence patient satisfaction. weight loss. Pediatrics. 2003;112(3).
2017;12(2). 10. Ministry of Health Republic of Indonesia.
8. Dykes F, Moran V, Burt S, Edwards J. Situation and analysis of exclusive
Adolescent mothers and breastfeeding: breastfeeding. [Internet] 2014; 1-7.
experiences and support-needs - an Avalaible from :
exploratory study. J Hum Lact. http://www.depkes.go.id/resources/downlo
2003;19(4):391–401. ad/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf
9. Dewey KG, Nommsen-rivers LA, Heinig
MJ, Cohen RJ. Risk factors for suboptimal

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai