COC Ny. FB
COC Ny. FB
COC Ny. FB
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
NIM: 161231032
FAKULTAS KESEHATAN
2023/2024
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
NIM :161231032
FAKULTAS KESEHATAN
Ungaran,
Penguji/Pembimbing Akademik
NIDN: 0602018501
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
NIM :161231032
Pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji/Pembimbing Akademik
3
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim : 161231032
Fakultas : Kesehatan
4
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
penyertaan-Nya, sehingga penyusunan Laporan CoC yang berjudul Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny. Fb Umur 29 Tahun G3P2A0 Di UPTD Puskesmas Ainiba
dapat terselesaikan. Laporan Continuity of Care (CoC) ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan Pendidikan Profesi Bidan di Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran,
Jawa Tengah.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagi pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak Eko Susilo, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang telah
membantu saya selama berkuliah.
2. Ibu Ida Sofiyanti, S. Si.T., M. Keb. selaku Ketua Program Studi dan Pembimbing
Akademik yang juga telah membantu saya selama berkuliah dam membimbing selama
proses penyusunan laporan COC.
3. Kepala UPTD Puskesmas Ainiba beserta seluruh staf yang telah memberikan ijin dan
mendampingi dalam melakukan Asuhan Komprehensif.
4. Group Together yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara material,
moral dan spiritual yang tiada henti.
5. Suami dan anak anak saya yang setia mensuport saya dalam menempuh pendidikan
Prodi Kebidanan
6. Teman seperjuangan Prodi Profesi Kebidanan, dan teman teman yang ada disekitar
saya yang telah memberi motivasi, menemani dan selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan laporan CoC.
Penulis menyadari bahwa laporan CoC ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan CoC ini.
Ungaran,
6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
7
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
AKI dan AKB termasuk tantangan paling berat untuk mencapai Millenium
yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada September
2015 berisi 17 tujuan dan 169 target. Tujuan ketiga SDGs adalah menjamin
kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala
usia dengan salah satu target mengurangi AKI secara global sebanyak 70 per
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan, dan nifas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu
selama periode 1991-2020 dari 390 menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini hampir mencapai target RPJMN 2024 sebesar 183 per 100.000 kelahiran
diperlukan upaya dalam percepatan penurunan AKI untuk mencapai target SGDs
yaitu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kemenkes RI,
2023).
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program Gizi dan
tahunnya, tetapi menurun pada tahun 2022. Jumlah kematian pada tahun 2022
terbanyak pada tahun 2022 adalah hipertensi dalam kehamilan sebanyak 801 kasus,
8
perdarahan sebanyak 741 kasus, jantung sebanyak 232 kasus, dan penyebab
lainlain sebanyak 1.504 kasus ( Kemenkes RI, 2023). Provinsi NTT pada tahun
2022 mengalami penurunan 10 kasus AKI dari 181 kasus pada tahun 2021 menjadi
171 kasus di tahun 2022 dan Kabupaten Belu AKI pada tahun 2022 sebanyak 6
kasus, sedangkan di UPTD Puskesmas Ainiba tidak ada kasus kematian ibu pada
tahu 2022.
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga
Selain pada masa kehamilan, upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan
kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu dokter spesialis kebidanan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, sejak tahun 2015 setiap ibu
yang kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, Rencana Strategis
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) sebagai salah satu indikator upaya
9
Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2022 di Indonesia
sebesar 87,9%. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2021 sebesar 90,9% yang
mencapai target Renstra 2021. Namun demikian, pada tahun 2022 indikator ini
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal empat kali dengan
waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan, yaitu pada enam jam sampai
dengan dua hari setelah persalinan, pada hari ketiga sampai dengan hari ke tujuh
persalinan, dan pada hari ke 29 sampai dengan 42 hari setelah persalinan. Ibu
bersalin yang telah melakukan kunjungan nifas sebanyak empat kali dapat dihitung
lengkap di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 80,9%, dimana provinsi dengan
cakupan tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat sebesar 95,3%, Sulawesi Selatan
sebesar 94,5%, dan Banten sebesar 93,9%. Provinsi yang memiliki cakupan
terendah antara lain Nusa Tenggara Timur 55%, Papua 30,8% , dan Papua Barat
22,9% (Kemenkes RI, 2023). Cakupan kunjungan nifas lengkap di Kabupaten Belu
pada tahun 2022 76,9% dan cakupan UPTD Puskesmas Ainiba 88,9%.
Kesehatan Anak, dikatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Sejalan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya kesehatan anak
10
kandungan hingga anak berusia 18 tahun. Salah satu tujuan upaya kesehatan anak
adalah menjamin kelangsungan dan kualitas hidup anak melalui upaya penurunan
angka kematian, perbaikan gizi, pemenuhan standar pelayanan minimal pada bayi
baru lahir, bayi, dan balita. Tren Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sudah
untuk mempertahankan agar target 16/1000 kelahiran hidup dapat tercapai di akhir
tahun 2024. Sebagian besar kematian terjadi pada masa neonatal (0-28 hari)
sebanyak 18.281 kematian (75,5% kematian bayi usia 0-7 hari dan 24,5% kematian
bayi usia 8-28 hari). Sementara kematian pada masa post neonatal (29 hari-11
bulan) sebanyak 2.446 kematian, dan kematian pada usia 12-59 bulan sebanyak
720 kematian. Jumlah ini cukup jauh menurun dari jumlah kematian balita pada
tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian. Kematian bayi di provinsi NTT mengalami
penurunan dari 955 kasus di tahun 2021 naik menjadi 873 kasus di tahun 2022
Kabupaten Belu Angka Kematian Bayi sebanyak 48 kasus pada tahun 2022 dan di
disingkat dengan KB, adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
Kematian Ibu melalui: Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan; Mencegah
yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan dan nifas;
11
Mencegah terjadinya kematian pada seorang perempuan yang mengalami
Peserta KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini sedang
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. PUS peserta
wanita (MOW), steril pria (MOP), IUD/AKDR). Implan/susuk, suntik, pil, kondom
KB tradisional lainnya).
bahwa angka prevalensi PUS peserta KB di Indonesia pada tahun 2022 sebesar
(28,6%) dan Maluku (34,2%). Peserta KB di Kabupaten Belu pada tahun 2022
bagi maternal dan neonatal agar dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi
serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Salah satu cara untuk
kehamilan, persalinan, nifas serta bayi baru lahir dan pelayanan KB.
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta
12
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi secara menyeluruh dan
kematian ibu hamil, bersalin, BBL nifas, dan neonatus (Sunarsih dan Pitriyani,
2020)
B. Rumusan Masalah
Bersalin, ibu Nifas, BBL, Neonatus, dan KB Ny. FB umur 29 tahun G3P2A0 di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun G3P2A0 di UPTD Puskesmas Ainiba yaitu pada kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, nifas, neonatus dan rencana pelayanan kontrasepsi dengan menggunakan
2. Tujuan Khusus
Varney.
Varney.
13
c. Memberikan asuhan kebidanan nifas pada PADA Ny. FB umur 29 tahun di
Varney.
d. Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir dan neonatus pada pada Ny. FB
Varney.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah didapat dari
b. Bagi Pasien
bagi klien dan keluarga serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara
mandiri.
14
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama
d. Bagi Institusi
KB.
komprehensif.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hubungan saling percaya antara bidan dengan klien (Astuti, 2017). COC
16
kemungkinan untuk melahirkan secara SC, mengalami kelahiran
a. Defenisi Kehamilan
17
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan
18
2) Tanda Tidak Pasti Hamil
menjadi ungu
berkontraksi
dengan jari
c) Perut membesar
Fitriana, 2019).
bagian-bagian janin.
Nuryaningsih, 2017)
19
1) Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
minggu).
b) Ovarium
Breathing).
20
a) Volume Darah
b) Jantung
84 per menit.
d) Protein Darah
kehamilan.
21
Pada bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh
kandung kemih.
jantung.
22
perubahan hormonal pada kehamilan. tekanan darah akan
kehamilan.
7) Perubahan Intugument
8) Perubahan Metabolisme
sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada ibu hamil. BMR akan
kembali seperti sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 setelah
23
persalinan. Peningkatan BMR menunjukkan adanya peningkatan
nafsu makan bertambah dan sering buang air kecil dan kadang-
maka sebaiknya ibu hamil supaya memakai alas kaki yang tipis
24
Peningkatan volume terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-12.
uterus, hidrasi jaringan pada janin dan ibu saat ibu hamil berdiri
hamil
pembesaran uterus.
25
a) Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus,
nyeri.
hipoglikemia.
d. Perubahan Psikologis
1) Trimester I
26
kesedihan. Pada trimester 1 ini, akan muncul sejumlah
keinginan seksual ibu akan menurun, jika ibu merasa mual, letih,
2) Trimester II
Pada trimester 2 ini ibu akan merasa lebih baik dan sehat karena
3) Trimester III
dalam perut hanyalah ibu hamil itu sendiri. Pada trimester ketiga
27
ini, libido cenderung menurun kembali yang disebabkan
rasa takut
1) Gizi
a) Asam folat
28
hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga
dilahirkan.
b) Energi
c) Protein
Protein bagi ibu hamil diperoleh antara lain dari susu, telur,
29
Setiap hari ibu hamil membutuhkan tambahan 700-800 mg
e) Kalsium
f) Vitamin D
g) Yodium
h) Vitamin A
30
i) Mineral Semua mineral dapat terpenuhi dengan makanan
badan ibu.
sebagai berikut :
31
Nilai IMT Kategori
18,5 – 25 Normal
c) Kadar Haemoglobin
10,5 gr%.
2) Personal Hygiene
32
infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung
3) Istirahat
dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir
paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang nyaman
dan dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki lurus,
33
bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal
4) Perawatan Gigi
5) Perawatan Payudara
areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet
34
gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan
6) Aktifitas
2010).
1) Ketidaknyamanan Trimester I
pola makan
b. Menghindari stress
35
d. Menghindari minum
kopi/alcohol
e. Mengkonsumsi vit.B6
1,5mg/hari
b. Berkumur
mengandung mint
stress
b. Mengurangi aktivitas
c. Melakukan pemeriksaan
berkemih b. Menghindari
penggunaan pakaian
ketat
yang berserat
b. Therapi farmakolgi,
kolaborasi dengan
dokter
36
tengah malam
b. Menghidari makan
d. Mengunyah permen
karet
2) Ketidaknyamanan Trimester II
stress
b. Mengurangi aktivitas
c. Melakukan pemeriksaan
berkemih b. Menghindari
penggunaan pakaian
ketat
37
berjongkok
yang baik
melakuan exercise
berisitirahat
besar
c. Mengajurkan ibu
jika lembab
b. Memperhatiakan
kebersihan genitalia
yang berserat
b. Therapi farmakolgi,
kolaborasi dengan
38
dokter
hamil
memberikan informasi
b. Memberikan motivasi
dan dukungan
setiap asuhan
b. Sebelum tidur
kosongkan kandung
kemih.
39
c. Ibu hamil disarankan
sebelum tidur
b. Senam hamil
c. Hindari
duduk/berdiri/jongkok
b. Makan makanan
berserat
cara di pijat
b. Meningkatkan asupan
kalsium
c. Meningkatkan asupan
air
d. Senam ringan
e. Istirahat
40
b. Tidur dengan bantal
tinggi
c. Konsultasi dokter
miring ke kiri
duduk
c. Meningkatkan asupan
protein
meningkatkan diuresis
natural
kematian pada ibu dan janin. Tanda bahaya kehamilan harus segera
adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan
41
Tanda bahaya pada kehamilan menurut (Sutanto & Fitriana, 2019).
1) Hiper Emesis
2) Pre Eklamsi/Eklamsi
42
persalinan dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan
apabila diperlukan.
tablet;
h) Tes laboratorium;
43
3. Konsep Dasar Persalinan
a. Defenisi
selaput ketuban dari rahim ibu. Persalinan normal terjadi pada usia
dan tidak disertai komplikasi pada ibu dan anak (Dian P., dkk,
2023).
(janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui
b. Jenis Persalinan
1) Persalinan Spontan
2) Persalinan Buatan
44
Persalinan ini dibantu dengan rangsangan agar ibu mendapatkan
3) Persalinan Anjuran
manusia
sirkulasi uteri-plasenter
45
a) Ganggang laminaria : Beberapa laminara dimasukan ke
frankenhauser.
infuse.
d) Misoprostol : Cytotec/Gastru
mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan
agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
46
Passage terdiri atas:
- Pintu Panggul:
symphysis
47
- Sumbu Panggul
coccyges
48
Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum
c) Ukuran Panggul
anterior superior: 24 – 26 cm
49
Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm -
konjugata obliqua 13 cm
simfisis ke promontorium
50
Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang
d) Jenis Panggul
- Ginekoid
- Android
- Antropoid
- Platipeloid
pembukaan terutama:
a. Serviks
51
- Serviks kaku: terdapat pada primi tua primer atau
sikatrik
terbuka
b. Vagina
Persalinan:
c. Hymen
yang luas.
2) Power/kekuatan (his)
52
diluar kemauan. His merupakan faktor yang utama dalam
placenta
timbul.
53
kurang lancar, sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja
menguncup
a) His Pendahuluan
b) Pembukaan
c) His Pengeluaran
54
otot dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan
jalan lahir.
akan dilahirkan.
e) His Pengiring
a) Hipotonik/Inertia Uteri
55
adalah his yang terlalu lemah. His yang sifatnya lemah, pendek
sudah lemah.
b) Tetani Uteri
adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada jarak antara
mungkin fatal:
dalam persalinan
c) Hipertonik
d) Atonia Uteri
56
e) Inkoordinasi Otot Rahim
- Pimpinan persalinan
a) Janin
57
- Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
persalinan:
Os. Frontalis
Os. parietalis
Os. Temporalis
Os. Occipitalis
- Sutura
Sutura Frontalis
Sutura Parietalis
Sutura Coronalis
Sutura Occipitalis
- Ubun-ubun (fontenella)
Fontanella Mayor/Bregma
58
Fontanella Minor
Diameter
59
- Diameter Ditemporalis 8 cm
- Sikap (Habitus)
- Letak janin
- Presentasi
dan lain-lain
60
Posisi Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arahbagian
belakang
b) Placenta
c) Air Ketuban
4) Psikologi
Psikologis meliputi:
intelektual
61
- Pengalaman bayi sebelumnya
- Kebiasaan adat
- Medikasi persalinan
5) Penolong
e. Tahapan Persalinan
1) Persalinan kala 1
a) Uterus
62
kelamaan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan
(Yulizawati,2019).
b) Serviks
membuka.
- Dilatasi
63
menerus saat uterus berkontraksi. Dilatasi dan diameter
Fase Laten
Fase Aktif
cm menjadi 9 cm.
10 cm.
64
apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada
2) Persalinan kala 2
Yudanti,2019).
antara lain:
65
b) Peningkatan tekanan pada rektum dan vagina. Pada
peningkatan.
Yudanti, 2019):
berikut.
permulaan persalinan.
66
melintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu
”asynclitismus”
dengan engagement.
b) Majunya kepala
67
- Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah
ekstensi
c) Fleksi
68
- Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam
bawah depan.
symphisis.
69
- Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
diameter anteroposterior.
e) Ekstensi
bawah panggul.
dilahirkan.
70
makin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektum.
f) Ekstensi
bawah panggul
71
- Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum
seluruhnya.
Persalinan Normal
3) Persalinan Kala 3
lebih dari 30 menit dan disebut dengan kala uri atau kala
72
Keuntungan manajemen aktif kala III ( Yulizawati, 2019)
adalah:
- Semburan darah
abdomen
kehilangan darah.
73
b) Penegangan tali pusat terkendali. Klem pada tali pusat
74
berkontraksi. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit
fisiologis
4) Persalinan Kala 4
2019).
- Kontraksi uterus.
75
- Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
berkontraksi sepenuhnya
76
perlu dilakukan penjahitan, kecuali jika terjadi
perdarahan.
anterior
khusus.
f. Tanda Persalinan
1) Kontraksi (His)
77
sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta
mulas atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa
dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas
persalinan.
78
membran selaput yang menegelilingi janin dan cairan ketuban
1) Kala 1
a) Uterus
persalinan
79
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar sampai
b) Serviks
membuka.
80
Gambar 2.11 Proses penipisan serviks
- Dilatasi
Fase laten
Fase aktif
cm kini menjadi 4 cm
81
Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam
menjadi 9 cm
lengkap (10cm).
Sumber:Garrem Matthew,M.,Govan,A.D.T.,174
c) Ketuban
82
dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban
d) Tekanan Darah
kontraksi.
dihindari.
eklampsia).
e) Metabolisme
83
Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh kecemasan
f) Suhu
metabolisme persalinan.
g) Detak Jantung
diantara kontraksi.
84
2) Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi
bukan telentang.
h) Pernapasan
pusing.
i) Renal
85
1) Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
kehamilan.
menyebabkan
j) Gastro instetinal
lama.
86
keinginan timbul guna mempertahankan energi dan
hidrasi.
komplikasi.
k) Hematologi
87
dicapai. Apabila jumlahnya jauh di atas nilai ini, cek
JW, 2019)
2) Kala 2
a) Serviks
88
b) Uterus
c) Vagina
e) Ekspulsi janin
89
anggota tubuh bayi. Pada primigravida, kala II berlangsung
setengah jam
f) Sistem kardiovaskuler
meningkat
g) Pernapasan
90
proses persalinan membersihkan paru-paru janin dari
h) Suhu
kenaikan suhu
i) Urinaria
kencing menurun
j) Muskuloskletal
antara tulang
3) Nyeri punggung
flexi maksimal
k) Saluran cerna
memanjang
91
3) Penurunan motilitas lumbung dan absorbsi yang hebat
l) System saraf
m) Metabolisme
n) Denyut nadi
3) Kala 3
III, yaitu:
92
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
Ahfeld).
4) Kala 4
utama yang terjadi pada saat proses persalinan kala IV, yaitu:
93
a) Tanda vital
b) Saluran cerna
c) Saluran perkemihan
94
mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh tekanan
d) Sistem kardiovaskuler
e) Serviks
95
kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.
f) Perineum
h) Pengeluaran ASI
96
kelenjar ASI. Isapan langsung pada puting susu ibu
L, et al (2013) yakni:
a) Fase laten
97
senang setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal
berakhir
b) Fase aktif
fase ini pasien sangat tidak suka jika diajak bicara atau diberi
98
sangat membantu jika suami berada di sisinya sambil
- Emotional distress
- Lemah
- Takut
diperhatikan)
psikologis ibu bersalin yang tampak pada kala III dan IV ini
99
untuk suami dan memberikan anggota keluarga yang
1) Pengertian
2) Tujuan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya yang terintegrasi
100
rektum dan/atau vaginanya.
Perineum menonjol.
bahu bayi)
tubuh bayi
Untuk ibu
cairan
101
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
BAIK
lanjutan
lengkap
102
memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%, lepas
tangan dilepaskan
normal
PROSES MENERAN
103
pada ibu dan meneran secara benar
efektif
104
untuk meneran adalam selang waktu 60 menit
diameter 5-6 cm
bokong ibu
LAHIR KEPALA
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain
Perhatikan:
Jika tali pusat melilit secra kuat, klem tali pusat di dua
105
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut
LAHIR BAHU
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menolong
pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
106
Apakah bayi menangis kuat dan/bernapas tanpa
kesulitan
(gamelli)
28. Beritahu ibu bahwa dia akan di suntik oksitosin agar uterus
30. Setelah dua menit sejak bayi lahir (cukup bulan), pegang tali
Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini
107
untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu (sekitar 5 cm ) dan
lainnya
telah disediakan
kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi
108
payudara
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari pulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu ( di
atas.
putting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA
109
hingga placenta dapat dilahirkan
placenta
placenta
110
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa slaput
MASASE UTERUS
MENILAI PERDARAHAN
perdaarahan pervaginam
111
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
EVALUASI
kemih kosong
menilai kontraksi
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau kedaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik
yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
112
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
113
rendambdalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
kering
DOKUMENTASI
60. Partograf
pada ibu bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan dapat
114
3) Kebutuhan eliminasi, kandung kencing harus dikosongkan
setiap dua jam atau lebih sering jika kandung kemih ibu
lancar.
115
mengkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluarga
(JNPKKR, 2017).
116
4) Kebutuhan personal hygiene, dapat dilakukan bidan antara
k. Partograf
1) Pengertian
117
ini dapat dideteksi dengan menggunakan partograf dan membuat
Zewdu, 2020).
status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
118
informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
a) Persiapan
consent.
b) Peralatan
119
Sumber: Dokumentasi pribadi (2024)
2023):
- Supportive care
- Informasi janin/bayi
- Informasi ibu
- Proses persalinan
- Pengobatan
120
laboratorium, dan tinggi fundus. Nama ibu diisi
ketuban)
kelahiran preterm
ke-7
berdarah
bercampur mekonium
darah
121
K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
("kering").
122
3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
- Garis waspada
123
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
124
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua
yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu
125
Beri garis – garis di kotak yang sesuai
untuk
menyatakankontraksiyanglamanya20–
40detik
h) Bagan 5: Obat-obatan
126
untuk ibu berisiko persalinan rendah, karena lebih
dan tekanan darah ibu. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30
urin
127
j) Lembar belakang partograph
b) Kala 1
128
Kala I terdiri dari pertanyaan – pertanyaan tentang
c) Kala 2
d) Kala 3
f) Kala 4
129
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu,
Kala 1:
- Perdarahan pervaginam.
minggu).
130
- Icterus
- Anemia berat.
- Gawat janin
masih 5/5
- Kehamilan ganda/gemelli
- Perdarahan
- Shock.
Kala 2:
uteri
Kala 3:
- Retensio Placenta
- Atonia uteri
Kala 4:
131
- Perdarahan
a. Defenisi
hampir pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan
132
Bayi baru lahir adalah individu yang baru saja mengalami
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
al., 2020).
2022).
et al., 2022).
dan spontan tanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi
antara lain Tonik neek refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk
133
memiringkan kepalanya, Rooting refleks yaitu bila jarinya
Saat bayi baru lahir maka kita melakukan prinsip asuhan sebagai
berikut:
1) Pencegahan infeksi
134
6) Manajemen laktasi
8) Pemberian vit K1
9) Pemberian imunisasi
2022).
1) Klasifikasi
135
- Normal: suhu tubuh 36,5° C – 37,5°C
- Hipertermi: >40°C
2020).
136
- Menggigil adalah respon tubuh tak sadar terhadap perbedaan
al., 2020).
137
- Radiasi "Radiasi merupakan perpindahan panas melalui
138
ketidakstabilan suhu (Jamil et al., 2017). Bayi yang mempunyai
berat badan lahir rendah yaitu < 2500gr lebih rentan terkena
setelah lahir. Bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
dan kering
a) Defenisi
kelahiran. IMD merupakan kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi
139
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) didefinisikan sebagai proses
lahir, dikenal pula dengan istilah the breast crawl atau merangkak
mencari payudara
secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika
sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di
b) Manfaat IMD
140
c) Proses IMD
perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi
mengeluarkan suara.
141
Gambar 2.2 Proses Inisiasi Menyusu Dini
Sumber: Murtiani N, 2021
meliputi:
142
- Bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI;
2022)
143
- Pemberian suntikan vitamin KI 1 mg intramuscular di
setelah persalinan.
- Skrining SHK
- Pemeriksaan menyusu
rendah
- Pemeriksaan menyusu
- Indentifikasi icterus
144
- Pemeriksaan menyusu
- Identifikasi icterus
Skrining pada Bayi Baru Lahir Skrining pada bayi baru lahir penting
mutu (eksternal/internal)
Proses skrining:
145
a. Persiapan (Permenkes no 78 tahun 2014):
b. Pengambilan specimen:
146
- Hangatkan tumit bayi yang akan ditusuk dengan cara: -
147
- Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan antiseptik
lancet)
148
Bila terjadi kesalahan pengambilan spesimen, maka harus
mendapatkan spesimen:
gelap)
dengan pengering
2) Pengiriman/transportasi
149
darah tidak saling bersinggungan, atau taruh kertas
sepanjang perjalanan.
bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir sangat rendah.
150
berat ringannya penyakit. Spesimen pertama dengan cara
151
2) Tidak dapat menghisap/menyusu "Bayi yang tidak dapat
152
Sumber: Buku KIA, 2023
a. Defenisi
2022).
Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah
masa persalinan, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta,
Nifas yaitu:
153
a) Kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan. Asuhan yang di
berikan :
berikan :
pasca melahirkan.
154
- Memastikan ibu menyususi dengan baik dan tidak
berikan :
pasca melahirkan.
istirahat.
tanda-tanda penyulit.
155
luka tetap bersih dan kering, serta mengobservasi tanda-
2021).
156
- Dukungan Psikologis "Skrining dan dukungan psikologis
1) Masa Nifas Dini (1-7 hari pasca persalinan) Pada masa ini,
involusi
2) Masa Nifas Lanjut (8-42 hari pasca persalinan) Pada masa ini,
muda/kekuningan)
157
3) Masa Nifas Akhir/Remote (>42 hari pasca persalinan) Pada
hamil, mencakup:
darah)
panggul
158
implantasi plasenta akan sembuh karena
Uteri
pusat
ssimpisis
partum
(postpartum haemorrhage)
- Pengeluaran lochea
159
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa
al., 2022).
et al., 2022).
160
mengandung serum, sel darah putih, dan sisa
- Perubahan serviks:
serviks menutup.
161
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
- Perubahan perineum
dapat dialami ibu pada masa nifas" (Silver & Landon, 2021).
- Fase Taking In
162
bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang
istirahat / tidur.
- Fase Letting Go
163
- Depresi Pascapersalinan "Sekitar 10-15% ibu mengalami
164
dianjurkan untuk membantu pemulihan ibu" (Silver &
Landon, 2021).
2022)
menilai status ibu dan bayi baru lahir serta mencegah terjadinya
pascapersalinan;
pascapersalinan;
pascapersalinan;
165
- 1 kali pada periode 29 hari sampai dengan 42 hari
pascapersalinan
nifas yaitu infeksi luka opererasi SC. Menurut Aditya (2018) bahwa
a. Defenisi
reproduksi (BKKBN,2020)
166
KB merupakan program nasional yang bertujuan untuk
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan
167
kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah
kesuburan.
168
1) Akseptor Aktif Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat
bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
e. Syarat kontrasepsi
169
4) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
pemakaian.
al, 2021
170
b) Suntikan "Terdapat dua jenis suntik KB yaitu suntik 1 bulan
(CDC, 2023)
3) Metode alamiah:
Defenisi:
Cara kerja:
Keuntungan:
171
- Sangat efektif, klien tidak perlu khawatir menjadi hamil atau
prosedur dilakukan
Keterbatasan:
operasi rekanalisasi
umum
Kriteria kelayakan:
172
- Perempuan yang sudah memiliki minimal 2 anak, usia anak
prosedur ini
terjelaskan
Definisi
173
Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan:
- Permanen
Keterbatasan:
kali ejakulasi)
kriteria berikut:
diatas 2 tahun
174
- Berisiko tinggi terinfeksi HIV atau IMS lainnya
tidak
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Jenis AKDR ada 2
a) AKDR Cu (Copper)
Defenisi
Cara Kerja
Keuntungan
175
- Metode KB berjangka panjang
haid terakhir)
Keterbatasan
dalam
(IMS)/HIV
Kriteria Kelayakan
176
- Perempuan usia reproduksi, termasuk perempuan yang berusia
- Sedang menyusui
- Menderita anemia
Tidak Layak
pemasangan
trombositopenia bera
b) AKDR LNG
Defenisi
177
AKDR Levonorgestrel (LNG) adalah suatu alat berbahan plastik
Cara Kerja
Keuntungan
- Berjangka Panjang
Keterbatasan
Kriteria Kelayakan
178
- Telah atau belum memiliki anak
- Sedang menyusui
- Menderita anemia
Tidak Layak
pemasangan
179
- Penderita systemic lupus erythematosus dengan antibodi
terapi imunosupresif.
Defenisi
hingga 5 tahun)
hingga 5 tahun)
Cara Kerja
180
Keuntungan
jenis implant
Keterbatasan
(IMS)
mandiri
Kriteria Kelayakan
181
- Sedang menyusui
Tidak Layak
tidak sembuh
imunosupresif
5) Metode Suntikan
Defenisi
Cara Kerja
sperma terganggu
182
- Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi
terganggu
Keuntungan
Keterbatasan
penghentian pemakaian
Kriteria Kelayakan
183
- Merokok kurang dari 15 batang per hari dan berumur lebih dari
35 tahun
antiretroviral
Tidak Layak
terbentuknya TVD
melahirkan
- Usia 35 tahun atau lebih dan merokok lebih dari 15 batang per
hari
lanjutan
- Usia 35 tahun atau lebih dengan sakit kepala migrain tanpa aura
184
- Usia kurang dari 35 tahun dengan sakit kepala migrain yang
karena diabetes
efektivitas lamotrigin
Defenisi
185
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
Keuntungan
premenopause
tidak teratur)
Keterbatasan
berikutnya
186
- Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
spotting
Kriteria Kelayakan
tahun
melahirkan
antiretroviral
Tidak Layak
amenorrhea
187
- Menyusui dan melahirkan kurang dari 6 minggu sejak
suntik)
- Riwayat stroke
tidak kambuh
188
i. Metode Pil
Defenisi
bayi disusui secara eksklusif dan sering disusui lebih dari 8 kali
Cara Kerja
ovulasi
Keuntungan
- Efektivitas tinggi
- Segera efektif
189
- Bagi bayi, MAL dapat menjadi imunisasi pasif dan
Keterbatasan
Tidak Layak
- Terinfeksi HIV
Defenisi
190
Seorang perempuan mengetahui kapan periode masa suburnya dari
masa subur:
a) Metode Kalender
dan berakhirnya masa subur. Pantau jumlah hari dari 6 siklus haid
191
cenderung tidak akan hamil dari 3 hari sejak peningkatan suhu
● Ukurlah suhu pada jam yang sama setiap pagi hari, kemudian
gangguan lain)
turut.
Cara Kerja
Keuntungan
kontrasepsi
192
- Tidak ada efek samping sistemik
Keterbatasan
Kriteria Kelayakan
Tidak Layak
193
- Baru saja melahirkan atau sedang menyusui (tunda hingga
hati-hati)
1. Pengertian
194
sesuai untuk wanita dan bayi baru lahir dalam situasi normal, serta
Bidan, 2020)
kualitas asuhan yang seharusnya diberikan kepada ibu dan bayi dalam
- Asuhan Persalinan
195
- Asuhan Postnatal
Nifas
- Promosi Kesehatan
- Penggunaan data
- Audits/tinjauan kematian
196
d) JNPK-KR (2012). "Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan Bayi Baru Lahir." Dari JNPK-KR, standar dibagi dalam:
a) Pengertian
asuhan tersebut bisa diberikan dengan efisien dan efektif (Varney et al.,
197
2019). Menurut Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan (JNPK-KR,
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
KR, 2018)
198
7) Evaluasi "Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen
1) Kehamilan
terdiri dari:
2020)
199
- Merencanakan Asuhan Kebidanan "Merencanakan asuhan
KR, 2020)
2) Persalinan
terdiri dari:
200
- Pengkajian Data "Pengkajian data subyektif dan obyektif
(JNPK-KR, 2018)
(JNPK-KR, 2018)
(JNPK-KR, 2018)
Selain itu, buku pedoman terbaru dari WHO (2018) dan ICM (2019)
201
kebidanan pada persalinan normal maupun dengan komplikasi.
"melakukan
kemajuan
prinsip
kemitraan
penerapan
dengan
profesi.
terdiri dari:
2021)
202
- Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
2021)
termasuk
203
deteksi dini komplikasi. "Selain itu, American Academy of
Pediatrics
lahir
manajemen
bukti
4) Nifas
(JNPK-KR, 2019)
2019)
204
- Melakukan Tindakan Segera/Kolaborasi "Melakukan
(JNPK-KR, 2019)
2019)
kunjungan
edukasi
dalam
205
dengan mempertimbangkan rekomendasi dan bukti terkini.
5) KB
2020)
2020)
206
- Melaksanakan Asuhan Kebidanan "Melaksanakan rencana
C. Kewenangan Bidan
207
persalianan, pascapersalinan, nifas serta asuhan pasca keguguran dan
ayat 10
ayat 2)
(Pasal 19 ayat 3)
ayat 4)
208
D. Kerangka Pikir/Kerangka Pemecahan Masalah
- Pengkajian
- Perumusan
Normal:
Ibu diagnose/masalah - Kesehatan ibu
kebidanan APN 60
bersalin melahirkan
- Perencanaan Langkah
dan BBL - Kesehatan bayi
- Implentasi + baru lahir
penatalaksaan kasus Patalogi:
- Evaluasi Rujuk
- Laporan Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan
- Pengkajian 209
- Perumusan
diagnose/masalah
Layanan
kebidanan - Kesehatan Ibu
KB
- Perencanaan
E. Kerangka Konsep
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan KB ini adalah metode penelitian
penelaahan kasus (Case Study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan
dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan dengan pendekatan studi kasus asuhan
Studi kasus adalah metode yang digunakan untuk memahami suatu individu
secara lebih mendalam dan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif agar
211
diri yang baik. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengumpulkan dan
Pendekatan studi kasus ini memiliki ciri-ciri antara lain mengumpulkan data
dengan lengkap, bersifat rahasia, terus- menerus, diperoleh dari berbagai pihak dan
1. Lokasi
2. Waktu
Subyek kasus dalam laporan tugas akhir ini adalah Ibu FB Usia 29
kehamilan resiko rendah yaitu dengan skor 2 menurut skrinning yang telah
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus serta pelayanan
kontrasepsi.
212
efektif dan efisien (Arikunto, 2019). Instrumen yang digunakan dalam
1. Data Primer
wawancara langsung kepada orang tua atau keluarga klien (Utami dkk,
2022). wawancara pada studi kasus ini dilakukan pada Ibu untuk
secara komprehensif.
yang dikelola atau diamati perilaku dan kebiasaan klien (Utami dkk, 2022).
asuhan kebidanan sejak kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas,
klien.
memperoleh data sesuai dengan asuhan yang dilakukan (Utami dkk, 2022).
213
dam 3 kali pemeriksaan PNC serta kontrasepsi.
2. Data Sekunder
Data yang didapat dari dokumentasiatau catatan medik pihak terkait yang
PuskesmasPolindes
BAB IV
4. No Perijinan :
a. Dokter : 2 orang
b. Perawat : 9 orang
c. Bidan : 4 orang
d. Apoteker : 1 orang
e. Analis : 1 orang
f. Sanitarian : 2 orang
214
g. Tenaga Promkes : 2 orang
k. Petugas RM : 1 orang
l. Sopir : 1 orang
a. Loket
b. IGD
c. Ruang Bersalin
d. Ruang Nifas
e. Ruang Bayi
f. Ruang Jaga
g. Apotik
h. Poli Umum
i. Ruang Konseling
j. Poli KIA
k. Poli MTBS
l. Poli Gigi
m. Ruang administrasi
215
p. Dapur
q. Ruang cuci
a. UKM esensial
b. UKM Pengembangan
c. UKP
8. Waktu pelayanan:
Kunjungan 1
1. Pengkajian
a. Identitas
216
Agama : Katholik Agama : Katholik
2) Keluhan utama: ibu tidak haid ± 2 bln, mual muntah dan pusing
3) Riwayat Kesehatan
a) Dahulu:
b) Sekarang:
c) Keluarga:
riwayat kembar.
4) Riwayat Pernikahan
217
Ibu mengatakan menikah sah. Usia ibu saat menikah 19 tahun, suami
5) Riwayat Imunisasi TT
6) Riwayat Kontrasepsi
selama 3 tahun
7) Riwayat Obstetri
a) Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Bau : darah
Konsistensi : Cair
o Gestasi Persalinan
JK BB PB LH/
LM
218
2 2019 Puskes 39 mgg spontan bidan - P 2900 49 LH Nor
mas LH
mal
3 Ini
GPA : G 3 P2 A0
HPHT : 07 – 07 – 2023
8) Riwayat Psikososial
apapun
9) Aktifitas Sehari-hari
sayur
219
- Perubahan porsi makan: Porsi makan lebih banyak
-Konsistensi : lembek
Sehari-hari
Frekuensi : 1x seminggu
1) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : Composmentis
220
d) Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5oC
e) TB : 155,3 cm
f) BB : 39,5 kg
g) Lila : 23 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Leher
c) Dada
Payudara : simetris
Areola : hiperpigmentasi
221
Pengeluaran : tidak ada sekret
d) Perut
Palpasi
Leopold I : balotment +
Leopold II : -
Leopold III: -
Leopold IV: -
e) Ekstermitas
f) Genitalia
Bau : khas
222
Kelenjar bartholin : tidak ada pembesaran
3) Pemeriksaan Penunjang
HCG : positif
HB : 11,8%
Goldar : -
DDR : negatif
Sifilis : negatif
HBSAg: negatif
HIV : negatif
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa :
b. Data Dasar :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
b) Kesadaran : Composmentis
d) Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5oC
223
e) TB : 155,3 cm
f) BB : 39,5 kg
g) Lila : 23 cm
i) Pemeriksaan Penunjang
HCG : positif
HB : 11,8%
Goldar :-
DDR : negatif
Sifilis : negatif
HBSAg : negatif
HIV : negatif
c. Masalah :
Ibu merasa tidak nyaman dengan mual, muntah serta pusing yang
dialami
d. Kebutuhan :
Tidak ada
5. Rencana
224
b. Jelaskan kepada ibu mengenai keluhan yang dialami
6. Pelaksanaan
minum teh atau air hangat hangat dan makan biscuit yang
225
e. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan
tersebut. .
sering.
226
Lakukan gerakan ini sampai sekiranya merasa lebih
nyaman.
7. Evaluasi
Vitamin B6 1x1
Kunjungan 2
1. Data Subyektif
227
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,2oC
f. Palpasi
Leopold I : Baltmen +
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
g. Auskultasi DJJ :-
i. Laboratorium :
HB : 12gr%
DDR : negatif
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
228
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 40kg, Lila: 23 cm.
36,2oC
janin baik
Evaluasi: ibu mengerti keadaan ibu dan tahu jika kondisi ibu saat ini
KEK
b. Menjelaskan pada ibu pola makan bagi ibu hamil (St.Mutiatu R1,
dkk, 2023):
c. Menjelaskan pada ibu bahaya mungkin terjadi pada ibu hamil dan
Stunting
sebagai PMT.
SF 30tab 1x1
Kunjungan 3
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,2oC
f. Palpasi
230
Leopold I : antara simphisis pusat, baltment +
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
g. Auskultasi DJJ :-
i. Laboratorium :
HB : 12gr%
DDR : negatif
3. Analisa Data
+ dengan KEK
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 40,3kg, Lila: 23,2 cm.
36,2oC
janin baik
Evaluasi: ibu mengerti keadaan ibu dan tahu jika kondisi ibu saat ini
KEK
b. Menjelaskan pada ibu pola makan bagi ibu hamil (St.Mutiatu R1,
dkk, 2023):
231
Asupan: kebutuhan asupan energi, protein, lemak, dan
c. Menjelaskan pada ibu bahaya mungkin terjadi pada ibu hamil dan
Stunting
sebagai PMT.
SF 30 tablet 1x1
Kunjungan 4
232
Tempat : UPTD Puskesmas Ainiba
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Pernafasan :18/menit
Suhu : 36,6oC
f. Palpasi
TFU : 16 cm
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
i. Laboratorium :
HB : 11,8gr%
233
DDR : negatif
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 42,5kg, Lila: 23,5 cm.
36,6oC
janin baik
yang hebat, keluar cairan pervaginam, serta nyeri perut yang hebat.
tersebut.
234
d. Kolaborasi therapi dengan dokter
SF 1x1
B comp 1x1
Kalk 1x1
Kunjungan 5
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 82x/menit
Pernafasan :20/menit
Suhu : 36,6oC
235
f. Palpasi
TFU : 21cm
( kepala janin)
Leopold IV : konvergen
i. Laboratorium :
HB : tidak dilakukan
3. Analisa Data
Kurus
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 44,3kg, Lila: 23,5 cm,
236
b. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan yaitu, penglihatan
yang hebat, keluar cairan pervaginam, serta nyeri perut yang hebat.
tersebut.
d. Menjelaskan pada ibu pola makan bagi ibu hamil (St.Mutiatu R1,
dkk, 2023):
e. Menjelaskan pada ibu bahaya mungkin terjadi pada ibu hamil dan
237
Berat Badan Lahir Rendah
Stunting
sebagai PMT.
SF 30 tablet 1x1
Kunjugan 6
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
238
d. BB : 45,8 kg, Lila :23,7 cm IMT: 14,7
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Pernafasan :18/menit
Suhu : 36,4oC
f. Palpasi
(kepala janin)
Leopold IV : konvergen
i. Laboratorium :
HB : 11 gram
DDR : negatif
3. Analisa Data
Kurus
239
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 44,3kg, Lila: 23,5 cm,
dalam batas normal, keadaan ibu, status gizi ibu kurus dan janin
baik
c. Menjelaskan pada ibu pola makan bagi ibu hamil (St.Mutiatu R1,
dkk, 2023):
d. Menjelaskan pada ibu bahaya mungkin terjadi pada ibu hamil dan
Stunting
240
e. Kolaborasi dengan tenaga gizi puskemas untuk penanganan ibu
sebagai PMT.
SF 30 tablet 1x1
Kalk 1x1
Kunjungan 7
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : Composmentis
e. Tanda-tanda Vital
Nadi : 88x/menit
241
Pernafasan :18/menit
Suhu : 36,6oC
f. Palpasi
( kepala janin)
Leopold IV : konvergen
i. Laboratorium :
HB : 12 gr%
DDR : negatif
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan BB: 46,5 kg, Lila: 23,5 cm,
normal, keadaan ibu, status gizi ibu kurus dan janin baik
242
Evaluasi: ibu mengerti penjelasan yang diberikan
berwarna hijau dan bau, ibu tidak kuat mengejan, tali pusat atau
SF 30 tablet 1x1
1. Pengkajian
Identitas
243
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
KALA I
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng dan ada keluar lendir darah dari
jalan lahir
b. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen: Simetris, tidak ada bekas luka operasi, kandung kemih kosong.
244
Leopold I TFU 29 cm, pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II pada bagian kanan perut ibu teraba bagian panjang dan keras
Leopold III pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan
Genetalia: Ada pengeluaran cairan atau lendir darah, tidak ada varises, dan
Pemeriksaan Dalam :
darah, tidak ada luka parut dari vagina, portio tipis lunak,
teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung.
Anus: Tidak ada hemoroid, tidak ada pengeluaran feses dari lubang anus.
c. Analisa Data
Hidup Intra Uteri Punggung Kanan Presentasi Kepala Inpartu Kala I Fase
Aktif
d. Penatalaksanaan
245
pembukaan 5 cm, kepala janin berada di bawah DJJ (+) 136x/menit
dan ketuban masih utuh. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan
penurunan kepala.
persalinan tiba.
246
f) Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar pada proses
persalinan nantinya yaitu cara menarik nafas panjang saat his tiba,
g) Menyiapkan partus set dan heating set dan APD (Alat Pelindung
Diri).
- Partus set: 1 gunting tali pusat,2 klem,1/3 koher, spuit 3cc yang
disiapkan.
247
detik lunak
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan perut mules-mules semakin kencang dan terasa seperti
ingin BAB.
b. Data Obyektif
Anus tampak membuka, dan perineum tampak menonjol.
dan air – air, tidak ada luka parut pada vagina, porsio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, effacement 100%, ketuban (-) warna jernih, hodge III,
tidak teraba bagian kecil dan tidak ada tali pusat menumbung. DJJ 142
248
x/menit, irama teratur.His 5x dalam 10 menit lamanya 45 detik.
c. Analisa Data
d. Penatalaksanaan
telah lengkap dan ibu akan dipimpin meneran oleh bidan dan akan
4. Membantu ibu dalam memilih posisi persalinan yang nyaman. Ibu telah
5. Mengajarkan ibu cara meneran dengan baik dan benar seperti batuk-
APN dan pimpin ibu meneran pada saat kepala sudah tampak 5-6 cm di
depan vulva. Pukul 02.10 bayi lahir hidup jenis kelamin laki-laki.
8. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi dan klem tali pusat sekitar 2 cm
249
dari klem pertama. Tali pusat telah di gunting diantara 2 klem dan dan di
handuk yang kering, bayi telah dikeringkan mulai dari muka, kepala dan
verniks.
10. Melakukan IMD selama 1 jam. Bayi telah diletakkan di atas dada ibu
dengan posisi tengkurap dan posisi kepala bayi berada diantara payudara
11. Melakukan persiapan kala III untuk melahirkan plasenta. Plasenta belum
lahir.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan lega dan bahagia telah melahirkan anaknya dengan
selamat dan masih merasakan mules pada perutnya
b. Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
c. Analisa Data
250
Ny. FB umur 29 tahun P3 A0 inpartu kala III
d. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik,
kontraksi baik dan plasenta belum lahir. Ibu mengerti.
2. Melakukan palpasi pada perut ibu untuk memastikan tidak ada janin ke
dua. Palpasi telah dilakukan dan tidak ada janin ke dua.
3. Menyuntikkan okitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha luar. Tindakan
telah dilakukan.
4. Melakukan klem tali pusat sekitar 5-10 cm di depan vulva. Melakukan
PTT, perhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta seperti tali pusat
memanjang, semburan darah tiba-tiba, uterus tampak globuler.
Melahirkan plasenta, tangan kanan memegang tali pusat tangan kiri
dorsol cranial setelah plasenta tampak di depan vulva putar searah jarum
jam dan tangkap. Plasenta lahir jam 11:00 wita dan ibu masih merasa
mules
5. Melakukan massase uterus selama 15 detik dengan gerakan memutar
searah jarum jam. Massase telah dilakukan selama 15 detik.
6. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan robekan jalan lahir.
Kotiledon lengkap dan selaput ketuban utuh dan tidak terdapat robekan
pada jalan lahir.
7. Memantau keadaan umum, TTV ibu, TFU, kontraksi, kandung kemih
dan perdarahan
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan lega telah melewati masa persalinan dengan selamat dan
mengatakan perut masih terasa mules-mules.
b. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
251
Tanda-tanda Vital
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,3oC
Perdarahan : 100 cc
c. Analisa Data
Ny. FB umur 29 tahun P3 A0 inpartu kala IV
d. Penatalaksaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, bahwa
keadaan ibu dan bayi saat ini dalam keadaan baik, TD: 110/90 mmHg,
N: 81x/menit, P: 23x/menit, T: 36,3oC, kontraksi uterus baik tidak
terdapat robekan pada jalan lahir. Ibu dan keluarga mengatakan merasa
senang bahwa saat ini keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
2. Mengajarkan ibu cara massase uterus dengan gerakan memutar searah
jarum selama 15 detik. Ibu dapat melakukan massase uterus sendiri.
3. Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu dan keadaan bayi.
Keadaan umum ibu dan bayi baik.
4. Melakukan asuhan kebersihan dan keamanan. Ibu telah di bersihkan
dari paparan darah dan cairan ketuban dengan menggunakan air DTT,
ranjang telah dibersihkan dengan larutan klorin 0,5% dan dibilas
dengan air DTT dan pakaian ibu telah di ganti dengan yang kering dan
bersih.
252
5. Menganjurkan suami untuk memberikan ibu makan dan minum sesuai
keinginan ibu. Suami telah memberikan makanan yang dinginkan oleh
ibu.
6. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam lartan klorin 0,5% intuk
di dekontaminasi selama 10 menit. Alat telah di cuci dan dibilas setelah
di dekontaminasi.
7. Melepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
secara terbalik selama 10 menit, kemudian bersihkan diri. Kedua
tangan telah dicuci dengan sabun dan air mengalir dan dikeringkan
dengan handuk bersih dan kering.
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini. Ibu telah melakukan
mobilisasi dini dengan berjalan ke kamar mandi sendiri.
9. Memberikan obat sesuai dengan syarat di BPM, yaitu tablet Fe dan vit
A. Ibu mengatakan akan meminum obat setelah makan.
10. Melakukan observasi TTV, TFU, kontraksi, kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua ke dalam partograf. Hasil observasi pada partograf telah
dilakukan dan terlampir.
Observasi 2 Jam Post Partum pada Ny. N
253
2 11.15 120/70 78 36,4o 2 jari b/ Baik Kosong 25 cc
C pusat
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Bayi
Nama : by.By.
ny Ny. FB
Umur : 0 hari
Panjang lahir : 48 cm
b) Orang Tua
254
Suku : Tetun Suku : Tetun
2) Anamnese:
Perdarahan : Tidak
Eklampsi : Tidak
TB : Tidak
Hepatitis : Tidak
Sifilis : Tidak
Perdarahan : Tidak
Eklampsi : Tidak
Hepatitis : Tidak
Sifilis : Tidak
255
Obat-obatan : Sesuai resep dokter
Rokok : Tidak
d) Riwayat Kehamilan
ANC : 8 Kali
TT : 1 Kali
FE : .90 Tablet
Penyakit penyerta : TB
Gizi ibu saat hamil : Ibu Lila 23, 8 cm, HB 11,3 gr/dl
Pemeriksaan Lab : :
HBSAg : Negatif
HIV : Negatif
Sifilis : Negatif
HB : 11,3%
Penolong : Dokter
Lama Persalinan :
Kala 1 : -
Kala 2 : -
Ketuban Pecah : -
Warna : -
Jumlah : -
Komplikasi : -
256
f) Resusitasi :-
g) Pengisapan Lendir :-
h) Ambu :-
i) Massage jantung :-
b. Data Obyektif
3) Tanda Vital :
Suhu : 36, 8° C
DJA : 130x/menit
Pernapasan : 42x/menit
4) Antropometri :
Panjang badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 32 cm
1) Pemeriksaan Fisik:
cephal hematoma
Downsindrom
257
Telinga : Simetris tidak ada papiloma
labiogenatoskizis,
palatoskizis
2) Refleks :
3) Eliminasi :
BAB : 1x
BAK : 4x
2. Interpretasi Data
b. Data Dasar :
258
1. Data Subyektif: ibu mengatakan bayi lahir dengan selamat pada
Ketika bayi lahir diletakan di dada ibu bayi sering menangis karena
basah
2. Data Obyektif:
c) Tanda Vital :
Suhu : 36, 8° C
DJA : 130x/menit
Pernapasan : 42x/menit
d) Antropometri :
Panjang badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 32 cm
e) Pemeriksaan Fisik:
cephal hematoma
Downsindrom
259
Hidung ; Tidak ada polip
labiogenatoskizis,
palatoskizis
f) Refleks :
g) Eliminasi :
BAB : 3x
BAK : 4x
260
c. Kebutuhan : Tidak Ada
Tidak ada
5. Rencana
6. Pelaksanaan
badan 50 cm, tidak ditemukan cacat pada bayi dan keadaan bayi
saat ini baik. Ibu dan keluarga mengerti dan senang telah
diberikan di mata bayi kiri kanan yaitu dari arah luar ke dalam.
261
e. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, hasil observasi yaitu T :
kuat.
1) Pernafasan sulit atau kurang dari 40 kali per menit atau lebih
pucat, memar.
berdarah.
i. Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat yakni jaga tali pusat
tetap kering jangan biarkan tali pusat basah atau lembab karena
7. Evaluasi
262
a. Ibu tampak bahagia setelah menerima informasi tentang bayinya
merelaktasi
1. Data Subyektif:
kelamin laki-laki berat badan 2800gram dan panjang badan 49 cm, bayi
panas
2. Data Obyektif:
a) Pemeriksaan Umum :
263
b) Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Anemis, bersih
Pengukuran :
Panjang Badan: 48 cm
c) Tanda vital :
Suhu : 36,8° C
Pernapasan : 42x/mnt
3. Analisa Data:
4. Penata laksanaan:
serta sehat
264
c) Menjelaskan pada ibu untuk tetap memantau tanda bahaya pada bayi
1) Data Subyektif :
Ibu mengatakan bayi sehat, minum ASI kuat, bab dan bak lancar,
2) Data Obyektif :
d) Pemeriksaan Umum :
e) Pemeriksaan Fisik :
265
Inspeksi :
Anemis, bersih
Pengukuran :
Panjang Badan: 48 cm
f) Tanda vital :
Suhu : 36,8° C
Pernapasan : 46x/mnt
3) Analisa Data :
4) Penatalaksanaan :
bulan
266
d) KIE ibu untuk menjaga kebersihan dan kehangatan bayi
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas
267
2) Anamnese
a) Keluhan utama :
pengeluaran ASI
b) Riwayat menstruasi :
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Bau : darah
Konsistensi : Cair
268
l Ke
r n n Ibu Bayi
3 ini
u ri
as haid
a) Pola Nutrisi
b) Makan Minum
lauk pauk
c) Pola Eminasi
BAK BAB
269
Frekuensi : 7-8 kali 1 kali
d) Pola Aktifitas
Seksualitas : frekuensi 1
e) Personal Hygiene :
b. Data Obyektif
Data Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
270
TTV
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
jugularis
h. Payudara
Bentuk : Simetris
Colostrum : +/+
Putting : Menonjol
Aerola : Hyperpigmentasi
i. Abdomen
271
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
j. Genetalia
Lochea : Rubra
k. Ekstremitas Atas/Bawah
Warna : Kemerahan
2. Interpretasi Data
a) Diagnosa
b) Data Dasar
Data Subyektif:
pengeluaran ASI
Data Obyektif
Data Umum
272
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
TTV
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
anemis
caries
7) Leher
273
Vena jugularis: Tidak ada pembengkakan vena
jugularis
8) Payudara
Bentuk : Simetris
Colostrum : +/+
Putting : Menonjol
Aerola : Hyperpigmentasi
9) Abdomen
Kontraksi : Baik
10) Genetalia
Lochea : Rubra
Warna : Kemerahan
274
Trombofeblitis : Tidak ada
c) Masalah :
Tidak ada
d) Kebutuhan :
Tida ada
5. Rencana
6. Pelaksanaan
275
b. Memberitahu ibu bahwa mules adalah hal yang fisiologis yaitu
agar nifas ibu sehat, produksi ASI baik. Ibu mengerti dan
diberikan.
ganti pembalut dan ganti celana dalam agar tidak lembab. Ibu
dan merah, perdarahan dari jalan lahir. Bila ada tanda tersebut maka
7. Evaluasi
276
a. Ibu sangat Bahagia mendengar hasil pemeriksaan normal
Tempat : Rumah
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini hari keempat setelah persalinan Ibu mengatakan saat
2. Data Obyektif
Tanda-tanda Vital
Nadi : 80x/menit
277
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,2oC
Lochea : Sanguinolenta
Perdarahan : Normal
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
tidur siang ±1 jam, tidur malam ±8 jam atau ketika bayi tidur. Ibu
278
4) Menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI setiap 2 jam sekali
paling sedikit 12 kali sehari. dan ekslusif sampai usia bayi 6 bulan.
membersihkan daerah puting susu dengan baby oil agar tidak terjadi
jarum jam agar produksi asi banyak. Ibu mengerti dan mampu
mempraktekkannya.
lecet/bengkak dan merah, perdarahan dari jalan lahir. Bila ada tanda
tersebut.
28 hari lagi atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan bersedia untuk di
Tempat : Rumah
279
Nama Pengkaji : Suliani Dano
Tempat : Rumah
1. Data Subyektif :
2. Data Obyektif :
a) Pemeriksaan Umum:
Tanda vital
Suhu : 36,7°C
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 18x/menit
b) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
280
Mata : Simetris, sklera putih, conjunctiva
mera
kelenjar
Palpasi
Kontraksi : Baik
c) Data Penunjang
3. Analisa Data :
4. Penata laksanaan :
281
pernapasan: 18x/menit, ASI +/+, fundus uteri 1 jari atas simphisi
2021)
282
dalam merawat bayinya." (Oktarina, 2022)
komplikasi.
Tempat : Rumah
1. Data Subyektif:
2. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum:
283
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Suhu : 36,7°C
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 18x/menit
b) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
c) Data Penunjang
284
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
penyulit yang dialami ibu pada masa nifas infeksi pada masa nifas,
285
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode Kalender
Asuhan Kebidanan KB
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas
2) Anamnese
286
a) Alasan datang : ibu ingin mengikuti program KB metode
implant
c) Riwayat menstruasi :
Siklus : 28 hari
d) Riwayat pernikahan
Pernikahan ke :1
e) Riwayat Persalinan :
i) Riwayat Sosial :
287
Alkohol : ibu tidak mengkonsumsi alkohol
j) Riwayat Ginekologi :
a. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum :
2) Tanda Vital :
Suhu : 36,7°C
Nadi : 80x/mnt
Pernapasan : 18x/mnt
3) Pemeriksaan Fisik :
horisontal
Vulva/Vagina : normal
Kemerahan : tidak
288
Tanda Infeksi : tidak ada
5) Pemeriksaan Penunjang :
2. Interpretasi Data
b) Data Dasar :
1) Pemeriksaan Umum :
2) Tanda Vital :
Suhu : 36, 8° C
Nadi : 80x/menit
3) Pemeriksaan Fisik :
Berat Badan : 52 kg
horisontal
Vulva/Vagina : normal
289
Varises : tidak ada
Kemerahan : tidak
5) Pemeriksaan Penunjang :
5. Rencana :
e. Pemasangan impant
6. Pelaksanaan
normal
290
kontrasepsi oral kombinasi (pil KB kombinasi). Pilihan metode
usia bayi, pola menyusui, kondisi kesehatan ibu, dan preferensi ibu.
291
sangat efektif, dengan tingkat kegagalan yang sangat rendah (0,05
tertentu.
2019):
292
dan persalinan, serta riwayat penggunaan
kontrasepsi sebelumnya.
yang dialami.
2) Pemeriksaan fisik
dan pernafasan).
Sedang menyusui
293
Terkena HIV, sedang atau tidak dalam terapi
antiretroviral
paru
mendasari
2) Persiapan:
sebagai berikut:
294
- Sabun untuk mencuci lengan
antiseptik
implan meliputi:
tangan)
295
- Kasa dan kasa pembalut (verban)
3) Prosedur Pemasangan:
lengan klien.
296
melepaskan Iodin bebas. Hapus antiseptik yang berlebihan
diperlukan.
1. Evaluasi
297
kontrasepsi yang cocok umtuk ibu menyusui
menggunakan implant
f) Ibu akan Kembali 3 hari lagi, jika ada keluhan sebelum 3 hari
C. Pembahasan
Pada study kasus continue of care (COC) ini membahas tentang kesenjangan
antara teori dengan hasil dari asuhan kebidanan komperhensif yang telah
penulis lakukan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, neonatus,
kontak pertama dimulai sejak 08 September 2023 yaitu sejak masa kehamilan
dan janin, serta mendeteksi dini adanya risiko atau komplikasi selama
mengetahui lebih pasti usia kehamilan ibu dan taksiran persalinan. Maka
298
dapat dijabarkan tafsiran tanggal persalinan memakai rumus Neagle yaitu
hari +7, bulan -3, dan tahun +1 (Irmawati, 2017). Pada kasus Ny. FB
mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 09 Juli 2023, dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil saat kontak pertama
badan merupakan salah satu komponen penting dalam menilai status gizi
dalam menilai status gizi seseorang. Tinggi badan dapat digunakan untuk
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berat badan sebelum hamil, status
gizi ibu, usia kehamilan, dan jumlah janin yang dikandung. Untuk
kehamilan tunggal, kenaikan berat badan normal berkisar antara 10-16 kg."
299
penting dilakukan pada setiap kunjungan antenatal ibu hamil. Hal ini
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pengukuran lingkar lengan atas
mendeteksi risiko kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Pengukuran
menggunakan pita LiLA. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka
hasil pengukuran lila ibu hamil dibawah 23,5cm namun setelah diintervensi
yaitu > 23,5 cm. sehingga tidak terdapat kesejangan kasus dan teori .
RI: "Pengukuran tinggi fundus uteri perlu dilakukan pada setiap kunjungan
ganda."Pengukuran tinggi fundus uteri secara rutin dan tepat sangat penting
300
dilakukan penanganan atau rujukan yang tepat untuk memastikan kesehatan
(simfisis pubis) hingga bagian atas perut (fundus uteri). Dari hasil
mengacu pada bagian tubuh janin yang terletak di bagian bawah rahim dan
akurat (Weldner, 2021). Selain itu, palpasi abdominal juga dapat digunakan
daya terbatas (Hofmeyr & Hodnett, 2013). Pada Ny. FB sejak kunjungan 1
cukup bulan (Cunningham et al., 2014; Nghia et al., 2020) sehingga tidak
yang normal berada dalam rentang 110-160 kali per menit (bpm) (ACOG,
adalah metode standar untuk memantau DJJ dan aktivitas kontraksi rahim
301
secara bersamaan. CTG menggunakan dua transduser, satu untuk mengukur
DJJ dan satu lagi untuk memantau kontraksi rahim (Reinhard et al., 2022),
efek Doppler. Ini sering digunakan di fasilitas dengan sumber daya terbatas
(Reinhard et al., 2022) dan Fetoskop Pinard Fetoskop Pinard adalah alat
Kontinu dan hasil nya berkisaran pada nilai normal sehingga tidak terjadi
TT pada ibu hamil sesuai dengan status imunisasi ibu saat ini imunisasi TT
suntikan yang terakhir dilakukan pada tahun 2023. sehingga tidak ada
tujuan utama pemberian tablet tambah darah adalah untuk mencegah dan
mengatasi anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil, dengan dosis yang
302
tergantung pada risiko anemia ibu. Menurut panduan terbaru dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2022), dosis suplemen zat besi yang
anemia rendah: 30-60 mg zat besi elemental per hari, untuk ibu hamil
multipel, jarak kehamilan dekat): 60-120 mg zat besi elemental per hari.
kesenjangan antara teori dan kasus dan ini dibuktikan dengan HB Ny. FB >
11gr/dl.
eliminasi (Sifilis, HBSag, HIV) dan DDR pada daerah endemis malaria.
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
dapat menyebabkan mual dan muntah pada awal kehamilan (Lacroix et al.,
dapat memperburuk gejala mual dan muntah selama kehamilan (Jarvis &
303
mengalami gejala tersebut (Jarvis & Nelson-Piercy, 2022). Faktor nutrisi
mual dan muntah pada kehamilan (Jarvis & Nelson-Piercy, 2022). Faktor
merangsang aliran energi tubuh (Sari dan Hindratni, 2022, hal: 35). Manfaat
titik meridian yaitu kondisi dimana tubuh merasakan tidak nyaman, nyeri,
rasa rileks. Dengan adanya hormon endorpin tubuh akan merasa rileks.
304
yang dapat mendekatkan hubungan terapeutik antara peneliti dan responden
tekniknya yaitu: Terletak pada titik neiguan, stimulasi titik Neiguan ini
dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas lemaskan bahu dan
tarik nafas panjang. Titik ini berada pada garis tengah lengan bawah, dua
ibu jari menuju siku dari lipatan pergelangan tangan. Titik ini berlokasi
diantara tendon yaitu tlexor carpi radialis dan otot palmaris longus, kira-kira
3 jari diatas lipatan tangan. Usap melingkar titik tekan dengan kuat namun
kurang lebih 3-5 menit. Ketuk kedua pergelangan tangan di titik tekanannya
dan sambil tarik nafas panjang. Lakukan gerakan ini sampai sekiranya
terhadap orang yang: dalam keadaan yang terlalu lapar, dalam keadaan
Sirkulasi udara baik, tidak terlalu pengap dan tidak melakukan pemijatan di
ruang berasap. Terapi bisa dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring
305
KEK. Penanganan pada Ny. FB, KIE makanan bergizi dan kolaborasi
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini dimulai dari kontraksi uterus dan terjadi dilatasi serta
penipisan leher rahim (serviks) sehingga janin dapat turun ke jalan lahir dan
antara lain: Persalinan Spontan Persalinan ini terjadi secara alami tanpa
adanya intervensi, melalui tenaga ibu sendiri dengan atau tanpa amniotomi
minggu (Oxorn & Foote, 2010). Persalinan Postterm Persalinan yang terjadi
vakum, ekstraksi forseps, atau sectio caesarea (Oxorn & Foote, 2010).
dengan cara melakukan insisi pada dinding perut dan dinding rahim untuk
al., 2022). Gawat Janin Tanda-tanda gawat janin seperti denyut jantung
306
janin abnormal, mekonium kental, dapat menjadi indikasi untuk melakukan
Plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir menjadi indikasi
TBC aktif saat persalinan, serta pemberian ASI dengan pengawasan ketat
Pada kasus Ny. FB tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus. Ny.
puskesmas adalah tindakan pra rujukan yaitu: Bidan yang akan merujuk,
Alat dan bahan yang dibawa pada saat merujuk, Keluarga yang
mendampingi ibu adalah suami dan saudaranya, Surat rujuksn ysng ditulis
oleh dokter puskesmas, buku KIA dan hasil pemeriksaan USG, Obat-obatan
orang saudara yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu. Ny.
yang perlu diperhatikan. Namun, pada umumnya ciri-ciri bayi baru lahir
caesarea. Ciri-ciri bayi baru lahir normal: Berat Badan Berat badan normal
307
bayi baru lahir adalah 2500-4000 gram (Kliegman et al., 2020). Panjang
Badan Panjang badan normal bayi baru lahir berkisar 48-53 cm (Kliegman
et al., 2020). Lingkar Kepala Lingkar kepala normal bayi baru lahir adalah
33-35 cm (Kliegman et al., 2020). Kulit Kulit bayi baru lahir normal
Refleks Bayi baru lahir normal memiliki beberapa refleks seperti refleks
tanda Vital Tanda-tanda vital bayi baru lahir normal adalah denyut jantung
Oleh karena itu, pemantauan yang lebih ketat diperlukan pada bayi yang
dilahirkan secara sectio caesarea. Pada kasus by. Ny. FB yang lahir dengan
ada bukti infeksi TBC aktif. Profilaksis ini dapat mencegah perkembangan
penyakit TBC." (World Health Organization, 2018). Pada kasus bayi Ny.
2021 paling sedikit 3 kali meliputi: 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam
308
(tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pascapersalinan; dan 1 (satu) kali
pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari
ibu mengatakan bayi lahir dengan selamat pada tanggal 04-04-2024 sore,
melalui cara operasi, bayi sering menangis karena basah dan saat ini bayi
diberi tambahan susu formula karena sejak di RSUD bayi sudah diberi susu
formula selain ibu cemas jika ASI tidak cukup sehingga ibu melanjutkan
tambahan susu formula. Hal ini membuat kesenjangan antara teori dan
kasus karena pada bayi baru lahir Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi
terbaik bagi bayi baru lahir. ASI mengandung zat gizi yang sesuai dengan
(WHO, 2021). Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang membantu
melindungi bayi dari infeksi (Victora et al., 2016). Inisiasi menyusu dini
(IMD) dalam satu jam pertama setelah kelahiran sangat penting untuk
yang kaya akan zat kekebalan tubuh (UNICEF, 2021). Setelah IMD,
309
menyusui (Balogun et al., 2021). Beberapa cara relaktasi yang efektif
adalah (Patel et al., 2019): asuhan yang diberikan pada by.ny EL ada
pemberian susu formula dan melanjutkan untuk memberi ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan. Pada kunjungan ke 2 dan ketiga by. ny, EL tidak ada
keluhan yang signifikan dan pada pemeriksaan bayi dalam batas normal
selain itu bayi hanya diberi ASI saja. Berat badan bayi naik 500gram
dilakukan paling sedikit 4 kali yang meliputi: 1 kali pada 6 jam-2 hari pasca
persalinan (KF1), 3 hari-7 hari pasca persalinan (KF 2), 1 kali pada 8 hari-
28 hari pasca persalinan (KF 3) dan 1 kali pada 29 hari-42 hari pasca
rumah sakit dengan perawatan ibu nifas pasca Sectio Caesar. Kunjungan
ditemukan ibu memberikan susu formula karena merasa cemas jika ASInya
tidak cukup untuk ebutuhan bayi sehinga penangan yang diberikan adalah
KIE manfaat ASI saja dengan mendukung ibu untuk hanya memberikan
ASI saja dan menghentikan pemberian susu formula. Selain itu dilakukan
310
bermanfaat untuk: mengurangi stres dan kecemasan "Hipnobreastfeeding
terbukti dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan ibu saat menyusui,
terutama bagi ibu baru yang masih beradaptasi dengan proses menyusui."
dapat mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang sering dialami ibu
selama menyusui dan setiap kali berinteraksi dengan bayi dalam jarak
tindakan pencegahan lain seperti ventilasi udara yang baik dan pemberian
kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil. Proses ini terjadi secara
uterus menjadi bundar dan keras (globular dan keras),pada hari ke-6 pasca
persalinan, tinggi fundus uteri kira-kira setinggi pusat. Pada akhir minggu
311
ke-2 pasca persalinan, tinggi fundus uteri kira-kira setinggi pinggul dan
setelah 6 minggu pasca persalinan, uterus telah kembali pada ukuran normal
involusio normal berjalan sesuai pada kasus Ny. FB sehingga tidak terjadi
rubra (hari ke-1 hingga ke-3 pasca persalinan): berwarna merah tua karena
adanya bekuan darah dan sisa jaringan plasenta. lochea sanguinolenta (hari
darah dan lendir serviks, lochea serosa (hari ke-8 hingga ke-14): berwarna
kuning atau kecokelatan karena mengandung serum, sel darah putih, dan
4) Asuhan Kebidanan KB
(AKDR), Metode Kalender, Metode Barier (kondom) pada kasus ini Ny. FB
memilih untuk mengikuti metode implant. Pada tanggal 20 Mei 2024, Ny.
312
FB dinyatak untuk mengikuti metode kontrasepsi implant dan melakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan komperhensif pada Ny. FB telah dilakukan mulai dari
masa kehamilan dengan usia kehamilan 9 minggu 4 hari sampai dengan menjadi
akseptor KB
baru lahir, neonatus dan masa nifas telah dilaksanakan dan tidak
baru lahir, neonatus dan masa nifas telah dilaksanakan tidak terdapat
313
3. Analisa data yang didapatkan sesuai dengan asuhan yang diberikan
2. SARAN
1. Bagi Penulis
informasi tentang perubahan fisiologis dan asuhan yang diberikan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi dalam
3. Bagi Institusi
314
DAFTAR PUSTAKA
Nuraini, L., & Israwati, R. (2019). Kejadian Keputihan pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kampus Universitas Esa Unggul. Jurnal Kebidanan, 9(2), 145-150.
Wiastri, R., Lestari, H., & Sari, E. P. (2021). Hubungan Keputihan dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(1), 85-93.
Saifuddin, A.B. (2014). Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka.
315
Sarwono, P. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Dhingra, V., Kaur, S., Aggarwal, N., & Goyal, D. (2022). Tuberculosis in
Pregnancy. Indian Journal of Tuberculosis, 69(1), 44-52.
Knapper, C., Chan, O., & Sie, S. (2020). Management of tuberculosis during
pregnancy and lactation. Current Opinion in Infectious Diseases, 33(3), 243-249.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pengelolaan Air Susu Ibu di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J., França, G. V., Horton, S., Krasevec, J., ... &
Rollins, N. C. (2016). Breastfeeding in the 21st century: Epidemiology, mechanisms, and
life
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pengelolaan Air Susu Ibu di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
316
Ma, Y., Wallace, L. L., & Qiu, L. Q. (2022). Effects of postnatal home visits on
rates and duration of exclusive breastfeeding: A systematic review and meta-analysis.
International Breastfeeding Journal, 17(1), 1-13.
Fitri, A., Agustini, N., & Nisa, K. (2022). Efektivitas aromaterapi lavender terhadap
penurunan nyeri luka operasi pascabedah seksio sesarea. Jurnal Kesehatan, 13(1), 76-84.
Rahayu, D. T., Mardiyanti, I., & Yunitasari, E. (2022). Risk factors for postpartum
hemorrhage in cesarean section deliveries. Jurnal Ners, 17(2), 157-163.
Sari, D. N. I., Lipoeto, N. I., & Lubis, Z. (2021). Urinary retention and its
management in post-cesarean section patients. Journal of Maternal and Child Health, 6(6),
645-653.
Sulistyowati, S., Rokhanawati, D., & Mufdlilah, M. (2021). Surgical site infection
in post-cesarean section patients: A systematic review. International Journal of Nursing and
Health Services (IJNHS), 4(3), 377-387.
Sumber: Hariyanti, T., Kurniyati, E. M., & Nastiti, A. A. (2022). The effect of
early mobilization on the risk of deep vein thrombosis in post-cesarean section patients.
Jurnal Ners, 17(1), 38-43.
Rahayu, D. T., Mardiyanti, I., & Yunitasari, E. (2022). Risk factors for postpartum
hemorrhage in cesarean section deliveries. Jurnal Ners, 17(2), 157-163.
Sari, D. N. I., Lipoeto, N. I., & Lubis, Z. (2021). Urinary retention and its
management in post-cesarean section patients. Journal of Maternal and Child Health, 6(6),
645-653.
Sulistyowati, S., Rokhanawati, D., & Mufdlilah, M. (2021). Surgical site infection
in post-cesarean section patients: A systematic review. International Journal of Nursing
and Health Services (IJNHS), 4(3), 377-387.
Teknik perawatan luka kering ini bertujuan untuk menjaga luka tetap bersih dan
kering serta mencegah kontaminasi yang dapat menyebabkan infeksi.
Sumber: Hariyanti, T., Kurniyati, E. M., & Nastiti, A. A. (2022). The effect of
early mobilization on the risk of deep vein thrombosis in post-cesarean section patients.
Jurnal Ners, 17(1), 38-43.
317
Wulandari, R., Dewi, Y. S., & Mardhiyah, A. (2022). Pengaruh Teknik Perawatan
Luka Kering Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea. Jurnal
Keperawatan, 14(1), 57-64.
Andina, Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Anik, M. 2015. Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. In Media. Bogor
Elisabeth Swi Walyani. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Pustakabarupress. Yogyakarta.
Gultom, L., & Hutabarat, J. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Zifatama
Jawara.
Irianti, & dkk. (2013). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta. CV Sagung Seto.
Marmi. 2014. Asuhan Neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Naomy, M.T. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. In Media.
Jakarta.
318
Prawirohardjo Sarwono (2016). Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney H, Kriebs JM dan Gegor C. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Walyani, S. .., & Purwoastuti, E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Andina, Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Anik, M. 2015. Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. In Media. Bogor
Elisabeth Swi Walyani. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Pustakabarupress. Yogyakarta.
319
Fitriana ,dkk (2018). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Komprehensif Dalam
Ashan Kebidanan. Yogyakarta : PT.Pustaka Baru Press
Gultom, L., & Hutabarat, J. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Zifatama
Jawara.
Irianti, & dkk. (2013). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta. CV Sagung Seto.
Sumber: Aini, N., Iswarni, I., & Kusyati, E. (2021). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap
Kontraksi Uterus pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 12(1),
146-153.
Sulistiyowati, T., & Nugraheny, E. (2022). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Involusi
Uterus dan Produksi ASI pada Ibu Post Partum. Jurnal Keperawatan, 14(1), 101-110.
Susanti, N., Rahmawati, I., & Dian, I. P. (2022). Efektivitas Pijat Oksitosin terhadap
Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Post Partum. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Tradisional, 7(1), 1-10
Dhingra, V., Kaur, S., Aggarwal, N., & Goyal, D. (2022). Tuberculosis in Pregnancy.
Indian Journal of Tuberculosis, 69(1), 44-52. Kemenkes RI. (2021). Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.
Knapper, C., Chan, O., & Sie, S. (2020). Management of tuberculosis during
pregnancy and lactation. Current Opinion in Infectious Diseases, 33(3), 243-249.
Mathad, J. S., & Gupta, A. (2017). Tuberculosis in Pregnant and Postpartum Women:
Epidemiology, Management, and Research Gaps. Clinical Infectious Diseases, 65(11),
1923-1933.
320
Hofmeyr, G. J., & Hodnett, E. D. (2013). Abdominal decompression in labor.
Cochrane Database of Systematic Reviews, (3).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD008789.pub2
Reinebrant, H. E., Piruraj, V., Rajalakshmi, R., Wahlin, A., Thakor, H., Bucher, S., ...
& Söderhäll, S. (2016). Evaluation of the REMOS fetal heart sound monitor in a simulated
delivery setting. BMC Pregnancy and Childbirth, 16(1), 1-8.
https://doi.org/10.1186/s12884-016-1074-3
Reinhard, J., Riedl, D., Pichler, G., & Schaffer, L. (2022). Fetal heart rate monitoring
during labor: A review. Frontiers in Pediatrics, 10, 869296.
https://doi.org/10.3389/fped.2022.869296
Tugas Akhir: Literature Review Hubungan Usia dan Riwayat Hipertensi dengan
Kejadian Hipertensi Gestasional pada Ibu Hamil. (2022). Index of /akasia
Oxorn, H., & Foote, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
321
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Spong, C.Y., Dashe, J.S., Hoffman,
B.L...Casey, B.M. (2022). Williams Obstetrics 25th Edition. New York: McGraw-Hill
Education.
Silver, R.M. & Landon, M.B. (2021). Cesarean Delivery. In: Gabbe's Obstetrics:
Normal and Problem Pregnancies 8th Edition. Philadelphia: Elsevier
Santana, D.S., Cecatti, J.G., Guinsburg, R., Laoraj, Y.L., Poliquin, V., Cooper, D.,
Bhutta, Z.A. (2022). Caesarean Sections and Adverse Intrapartum and Early Neonatal
Outcomes in Twin Pregnancies. EClinicalMedicine, 45, 101308.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Spong, C.Y., Dashe, J.S., Hoffman,
B.L...Casey, B.M. (2022). Williams Obstetrics 25th Edition. New York: McGraw-Hill
Education.
Berghella, V., Lockwood, C.J., Barss, V.A., & Berghella, M. (2022). Obstetric
Evidence Based Guidelines, 4th Edition. Boca Raton: CRC Press.
Sumber: Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Spong, C.Y., Dashe, J.S.,
Hoffman, B.L. Casey, B.M. (2022). Williams Obstetrics 25th Edition. New York:
McGraw-Hill Education.
Berghella, V., Lockwood, C.J., Barss, V.A., & Berghella, M. (2022). Obstetric
Evidence Based Guidelines, 4th Edition. Boca Raton: CRC Press.
Silver, R.M. & Landon, M.B. (2021). Cesarean Delivery. In: Gabbe's Obstetrics:
Normal and Problem Pregnancies 8th Edition. Philadelphia: Elsevier.
Silver, R.M. & Landon, M.B. (2021). Postpartum Care. Dalam: Gabbe's Obstetrics 8th
Ed. Elsevier
Kliegman, R.M., et al. (2020). Nelson Textbook of Pediatrics, Edisi 21. Philadelphia:
Elsevier
322
WHO (2018). Inisiasi Menyusu Dini. https://www.who.int/activities/Early-initiation-
of-breastfeeding
Aprillia (2023). Tahapan Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Kebidanan 7(1):12-18 [3]
UNICEF (2022).
323
Salim et al (2022). Congenital Cataract Screening. J Ophthalmic Vis Res 17(1):66-72.
324
WHO (2023). Family Planning. https://www.who.int/teams/sexual-and-reproductive-
health-and-research/areas-of-work/family-planning
Kemenkes RI. "Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Ibu." 2021. Varney, et al.
"Varney's Midwifery." 6th ed. Jones & Bartlett, 2019.
Pai, M., Behr, M. A., Dowdy, D., Dheda, K., Divangahi, M., Boehme, C. C., ... &
Swaminathan, S. (2016). Tuberculosis. Nature Reviews Disease Primers, 2(1), 1-23.
Heemskerk, D., Caws, M., Marais, B., & Farrar, J. (2015). Tuberculosis in adults and
children. Springer.
325
Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Management of Infants Born to
Mothers with Tuberculosis.
Koren, G., & Bozzo, P. (2022). Nausea and vomiting of pregnancy: A therapeutic
overview. Journal of Population Therapeutics and Clinical Pharmacology, 29(1), e13-e28.
Gupta, A., Bhosale, R., Kinikar, A., Gupte, N., Bharadwaj, R., Kagal, A., ... & Sastry,
J. (2016). Maternal tuberculosis: A risk factor for mother-to-child transmission of human
immunodeficiency virus. Journal of Infectious Diseases, 213(3), 358-363
Bishara, S., Alfarah, S., Barqawi, H., Amir, H., Al-Khatib, M., & Adas, R. A. (2021).
Management of tuberculosis during pregnancy: A comprehensive review. American
Journal of Perinatology Reports, 11(3), e194-e201.
Mathad, J. S., & Gupta, A. (2017). Tuberculosis in pregnant and postpartum women:
Epidemiology, management, and research gaps. Clinical Infectious Diseases, 64(11),
1532-1540.
326
LAMPIRAN
327