Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan14 halaman

Tugas Tekpim Resume Kel.2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 14

SKRINING FITOKIMIA DAN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


EKSTRAK DAUN BELUNTAS (PLUCHEA
INDICA L.)

PHYTOCHEMICAL SCREENING AND


THIN-LAYER CHROMATOGRAPHY OF
BELUNTAS (PLUCHEA INDICA L.)

Presented by Group 2
Anggota kelompok :

1. Nadine Raissa Putri (P27235024031)


2. Najma Hanin Mahdiyyah (P27235024032)
3. Nasikhah Munawwaroh (P27235024033)
4. Nayla Putri (P27235024034)
5. Nur Adinda Meiliawati Siregar
(P27235024035)
PENDAHULUAN
Beluntas berasal dari suku Asteraceae adalah tumbuhan yang memiliki
banyak kandungan senyawa metabolit seperti alkaloid dan tanin,
sedangkan akarnya terkandung senyawa flavonoid (Fitriansyah, 2018).
Senyawa terkandung dalam daun beluntas mempunyai aktivitas
antioksidan dengan menghambat radikal bebas (Wanita et al., 2021).
Ekstraksi cara dingin pada penelitian ini dengan meserasi, yang
merupakan cara ekstraksi sederhana (Ason et al., 2020). Penelitian ini
dilakukan uji KLT bertujuan untuk memisahkan senyawa bendasarkan
tingkat kepolaran. Fase diamnya berbentuk plat silika dan fase
geraknya adalah air atau pelarut organik, dan parameter pada KLT
yang digunakan adalah harga Rf (Maretta et al., 2019).
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan :
Alat adalah loyang, grider atau blender, lampu uv, erlenmeyer, waterbath, cawan porselin,
cawan penguap, oven, pipet tetes, batang pengaduk, chamber, tutup chamber, penggaris
dan aluminium foil. Sedangkan bahan yang digunakan Daun Beluntas. Etanol 70%,
Aquadest, HCI 2N, Serbuk Mg, Fecl3 1%, Pb Asetat (Timbal Asetat) 10%, NaOH 20%, FeCl3
5%, Kloroform, Toluen, Aseton, Asam formiat, Asam Asetat Glacial, dan Butanol.

Pembuatan simplisia daun beluntas :


Daun beluntas dilakukan sortasi basah, lalu dilakukan pencucian sampai bersih dengan air
mengalir dan ditiriskan, kemudian keringkan dengan oven suhu 40º- 60º C selama 15 menit.
Setelah itu dilakukan sortasi kering dan kemudian dilakukan proses penghalusan simplisia
dengan menggunakan grinder sampai terbentuk serbuk, kemudian diayak agar mendapat
serbuk simplisia seragam.
METODE PENELITIAN
Pembuatan Ekstrak Daun Beluntas:
Menimbang daun beluntas 150 gram dimasukkan kedalam wadah. Setelah itu ditambahkan pelarut
etanol 70% sebanyak 1,5 L dengan (1:10). Kemudian wadah ditutup rapat menggunakan aluminium foil
lalu disimpan suhu ruangan selama 5 hari. Kemudian hasil meserasi dilakuakan penyaringan dengan
menggunakan kertas saring dan corong. Hasil meserat dilakukan proses pemekatan di atas waterbath
dengan suhu ± 50 º C sesekali diaduk secara perlahan sampai terbentuk ekstrak kental daun beluntas
dan patikan kebo. Ekstrak kental kemudian dihitung rendemenya.
Skrining Fitokimia
- Uji flavonoid Sampel ditimbang 1 gram, lalu ditambah 2,0 ml HCl dan ditambah magnesium 1 mg dan
dikocok. Hasil warna kuning mengandung flavonoid (Lestari et al., 2020).
- Uji saponin Sampel ditimbang 1 gram, lalu tambahkan 10 ml aquadest. Kemudian dikocok dalam sepuluh
detik dan tambahkan HCl 2N kurang lebih 3 tetes. Terbentuk busa, mengandung saponin (Agustin et al.,
2018).
- Uji tanin Sampel ditimbang 1 gram kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan aquades
secukupnya kemudian tetesi FeCl3 1%. Warna biru kehitaman, mengandung tanin (Agustin et al., 2022).
METODE PENELITIAN
Kromatografi Lapis Tipis
Sampel ditotolkan ke pipa kapiler secara tegak lurus pada batas bawah plat silika gel yang sudah
diaktivasi. Proses selanjutnya plat silika gel dimasukkan ke chamber dengan fase gerak toluen :
aseton : asam formiat (6:6:1) yang sudah dijenuhkan. Menunjukkan warna kuning coklat adanya
kandungan flavonoid. (Sari et al., 2022). Kemudian dihitung harga Rf dengan cara jarak sampel dilihat
dari dari jarak noda penotolan terakhir sedangkan jarak eluen dilihat dari jarak noda penotolan
sampai garis tepi atas, untuk mengukur jarak sampel dan jarak eluen menggunakan penggaris.
Harga Rf dapat dihitung berikut :

Nilai Rf = Jarak sampel /Jarak eluen

Analisis data
Pengolahan data pada hasil penelitian ini adalah secara deskriptif yaitu menganalisis data dengan
cara mendiskripsikan data yang dibuat.
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN

5. Nilai Rf
Rf = Jarak sampel / jarak eluen
Rf = 4,6cm / 8 cm
Rf = 0,57 cm
Pembahasan
Penelitian dilakukan untuk mengetahui uji kualitatif dan kuantitatif ekstrak daun beluntas (Pluchea
indica L.). Skrining fitokimia agar mendapatkan senyawa pada ekstrak daun beluntas. KLT dilakukan
untuk memisahkan senyawa berdasarkan tingkat kepolaranya yaitu fase diam dan fase gerak pada
ekstrak daun. Proses awal dalam melakukan skrining fitokimia dan melakukan uji KLT untuk
menentukan kebenaran jenis tumbuhan yang digunakan dari nilai Rf (Marpaung dan Anggun, 2020).
Simplisia dibuat dalam bentuk serbuk dengan tujuan lebih mudah menarik senyawa dalam sampel
(Handrianto, 2020).
Penelitian dilakukan untuk mengetahui uji kualitatif dan kuantitatif ekstrak daun beluntas (Pluchea
indica L.). Skrining fitokimia agar mendapatkan senyawa pada ekstrak daun beluntas. KLT dilakukan
untuk memisahkan senyawa berdasarkan tingkat kepolaranya yaitu fase diam dan fase gerak pada
ekstrak daun. Proses awal dalam melakukan skrining fitokimia dan melakukan uji KLT untuk
menentukan kebenaran jenis tumbuhan yang digunakan dari nilai Rf (Marpaung dan Anggun, 2020).
Simplisia dibuat dalam bentuk serbuk dengan tujuan lebih mudah menarik senyawa dalam sampel
(Handrianto, 2020).
Pembahasan

Kromatografi lapis tipis dilakukan berdasarkan tingkat kepolaranya. Fase diam penelitian ini adalah plat
silika dengan fase gerak air atau pelarut organik. Daun beluntas dilakukan KLT dengan fase gerak
toluen: aseton: asam formiat (6:6:1) dan fase diam berupa plat silica gel yang dilakukan aktivasi dengan
oven suhu 105ºC selama 30 menit. Tujuannya pada plat KLT untuk menghilangkan kandungan air pada
plat tersebut. Fase gerak dijenuhkan di chamber agar senyawa memisah dengan baik (Dewi, 2018).
Bercak pada plat KLT kemudian diukur jarak elusinya. Hasil KLT ekstrak daun beluntas menunjukkan
positif flavonoid terbentuk noda warna kuning kecoklatan dengan mendapatkan Rf 0,57 cm.
Kesimpulan

Ekstrak daun beluntas terdapat senyawa flavonoid, tanin dan saponin.


Hasil KLT ekstrak daun beluntas positif flavonoid dengan noda berwarna
kuning kecoklatan pada UV 366 nm dan nilai Rf 0,57 cm
Saran
Dilakukan penelitian selanjutnya tentang skrining fitokimia metabolit lain
dalam ekstrak dan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan elauen yang berbeda.
Daftar Pustaka
Sari, Fita, Krisna Kharisma Pertiwi, and Tri Puji Lestari. "SKRINING
FITOKIMIA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS EKSTRAK DAUN
BELUNTAS (Pluchea indica L.)." Jurnal Pharma Bhakta 4.1 (2024): 8-14.
Thank
you!

Anda mungkin juga menyukai