Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

603-Article Text-5825-1-10-20230625

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Shintia et al.

/Pharmacoscript, Volume 4, No, 1, Februari 2021, 51-61


Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
Safitri.,et al./Pharmacoscript, Volume 1, No. 2, Februari 2019, 1-12

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HPMC DAN GLISERIN TERHADAP SIFAT


FISIK GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL
DAUN PALA (Myristica fragrans Houtt.)

Citra Shintia*, Srie Rezeki Nur Endah, Ali Nofriyaldi


Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Perjuangan Tasikmalaya
*Email: ctrshintia@gmail.com
Received: 28/01/2021, Revised: 24/02/2021, Accepted: 25/02/2021, Published: 28/02/2021

ABSTRAK
Daun pala (Myristica fragrans Houtt.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang
berpotensi sebagai antibakteri, sehingga dapat dimanfaatkan kedalam bentuk sediaan gel hand
sanitizer. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk sediaan gel salah satunya adalah sifat fisiknya.
Gelling agent dan humektan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HPMC (Hidroxy Propyl
Methyl Cellulose) dan gliserin terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol daun
pala. Gel hand sanitizer ini dibuat formulasi dengan variasi HPMC dan gliserin, yaitu formula 1
(HPMC 1% : gliserin 5%), formula 2 (HPMC 1,5% : gliserin 7,5%), formula 3 (HPMC 2%,
gliserin 10%). Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan meliputi, uji homogenitas, uji
organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat. Berdasarkan hasil analisis menggunakan One
Way Anova dengan program SPSS for Windows, menunjukan bahwa HPMC dan gliserin
mempengaruhi parameter daya sebar dan daya lekat sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol
daun pala (Myristica fragrans Houtt.).
Kata Kunci: Ekstrak etanol daun pala; hand sanitizer; HPMC; gliserin.

ABSTRACT
The leaves of nutmeg (Myristica fragrans Houtt.) Contain flavonoids, saponins and tannins that have
antibacterial potential, so they can be used in the form of hand sanitizer gel. One of the conditions that
must be met for gel preparations is its physical properties. Gelling agents and humectants are factors that
can affect the physical properties of the gel preparation. This study aims to determine the effect of
variations in the concentration of HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) and glycerin on the physical
properties of the hand sanitizer gel preparation of the ethanol extract of nutmeg. This hand sanitizer gel is
made with various HPMC and glycerin formulations, namely formula 1 (HPMC 1%: glycerin 5%), formula
2 (HPMC 1.5%: glycerin 7.5%), formula 3 (HPMC 2%, glycerin 10 %)). Evaluations carried out on
preparations include, homogeneity test, organoleptic test, pH test, spreadability test, adhesion test. Based
on the results of the analysis using the One Way Anova program with SPSS for Windows, it shows that
HPMC and glycerin affect the dispersion and adhesion parameters of hand sanitizer gel for ethanol extract
of nutmeg leaves (Myristica fragrans Houtt.).
Key words: nutmeg leaf ethanol extract; hand sanitizer; HPMC; Glycerin.

51
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021

PENDAHULUAN antibakteri. (Hariana, 2013). Selain itu, pala


Tangan adalah organ tubuh yang yang juga merupakan tanaman yang biasa
paling mudah untuk menjadi perantara kuman digunakan sebagai rempah-rempah dan
dan patogen bermigrasi secara personal dari memiliki daya antibakteri karena
satu ke yang lainnya. Cuci tangan merupakan mengandung senyawa myristicin dan
salah satu cara untuk menghindari penyakit monoterpen lain (Stahl, 1985).
sebagai upaya PHBS (Perilaku Hidup Bersih Berdasarkan penelitian yang
dan Sehat). Sehingga dirancang suatu produk dilakukan oleh Rizal (2016), ekstrak etanol
hand sanitizer yang dapat digunakan sebagai daun pala dapat menghambat pertumbuhan
pemebersih tangan (Hidayat, 2010). bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Sediaan hand sanitizer adalah sediaan Escherichia coli. Sedangkan menurut Octavia
yang diminati saat ini dan banyak (2016), sediaan gel hand sanitizer dari
dikembangkan sebagai alternatif cara minyak atsiri buah pala (Myristica fragrans
mencuci tangan dengan mudah dan cepat. Houtt.) pada konsentrasi 25% menghasilkan
Sediaan ini dipilih karena tidak menggunakan diameter zona hambat terhadap bakteri
air pada saat digunakan dan memiliki Staphylococcus aureus sebesar 13.5 mm
kandungan antiseptik untuk mengurangi dengan kategori daya hambat kuat.
kuman serta memelihara kesehatan tubuh dari Produk hand sanitizer dikembangkan
infeksi mikroba (Rahman, 2012). dalam bentuk gel sediaan semisolid, karena
Penggunaan hand sanitizer yang gel dapat menghasilkan rasa dingin dikulit
mengandung alkohol secara terus menerus saat diaplikasikan, mudah mengering dan
dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan dapat dicuci dengan air. Dalam pembuatan gel
iritasi. Sehingga salah satu upaya untuk hand sanitizer ini mengunakan Hidroxy
mengurangi penggunaan alkohol dalam Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai
pembuatan hand sanitizer adalah dengan gelling agent yang berfungsi sebagai bahan
menggunakan bahan alami. pembentukan gel, keuntungan dari HPMC
Bahan alam seperti tanaman pala adalah stabil pada pH 3-11 serta mempunyai
merupakan sumber potensial yang memiliki resistensi yang baik terhadap mikroba dan
senyawa metabolit sekunder diantaranya gliserin sebagai humektan yang berfungsi
saponin, polifenol, flavonoid dan minyak untuk mempertahankan kelembaban sehingga
atsiri yang mempunyai efek sebagai mengurangi iritasi pada saat dioleskan di

52
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021

kulit, keuntungan gliserin sebagai humetan Jalannya Penelitian


yaitu memiliki sifat dapat meningkatkan daya 1. Persiapan Bahan dan Ekstraksi
sebar sediaan (Rowe et al 2009). Sampel yang digunakan dalam
Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini adalah daun pala yang diperoleh
mengetahui pengaruh variasi konsentrasi dari Kampung Banuherang Desa Banyuresmi
HPMC dan gliserin terhadap sifat fisik gel Kecamatan Sukahening Kabupaten
hand sanitizer ekstrak etanol daun pala Tasikmalaya. Daun pala yang diperoleh
(Myristica fragrans Houtt.). kemudian dibersihkan dengan air mengalir
untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang
METODE PENELITIAN melekat pada daun, kemudian dilakukan
Alat dan Bahan perajangan dan dikeringkan menggunakan
Alat yang digunakan adalah oven pada suhu ± 50ºC. Simplisia dihaluskan
maserator, rotary evaporator (Buchi), cawan dengan cara diblender sehingga diperoleh
uap, mortir dan stamper, gelas ukur, tabung serbuk simplisia, kemudian serbuk simplisia
reaksi, pipet kaca, objek glass, spatel, disimpan dalam wadah yang kering tertutup
timbangan analitik (Fujitsu), batang rapat.
pengaduk, pH meter (ATC-2011), oven Diekstraksi secara maserasi dengan
(Memmert), water bath (B-One), hot plate pelarut etanol 96%. Etanol 96% merupakan
(IKA®C-Mag), blender (Philips). senyawa polar sehingga baik digunakan
Bahan yang digunakan yaitu daun sebagai pelarut ekstrak. Maserasi dilakukan
pala, HPMC (Hidroxy Propyl Methyl selama 3 hari dengan pergantian pelarut setiap
Cellulose) (Dipa Prasada Husada), gliserin 24 jam sekali, tujuan dari pergantian pelarut
(Dipa Prasada Husada), propilenglikol (Dipa adalah untuk mencegah terjadinya kejenuhan
Prasada Husada), Trietanolamin (TEA) pelarut sehingga tidak dapat menarik lagi
(Dipa Prasada Husada), methylparaben senyawa yang diinginkan. Kemudian maserat
(Dipa Prasada Husada), etanol 96% (Dipa disaring dan dipekatkan menggunakan rotary
Prasada Husada), Natrium Hidroksida evaporator sampai dihasilkan ekstrak kental.
(NaOH), Feri Klorida (FeCl3), Asam Klorida 2. Penetapan Susut Pengeringan
(HCl), Asam Sulfat (H2SO4), larutan gelatin Menurut Depkes RI (2000). Simplisia
1%, amil alkohol, serbuk magnesium dan seberat 1 g ditimbang dalam cawan yang
Asam Asetat Anhidrat (CH3CO)2O. sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu

53
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021

selama 30 menit pada suhu 105° lalu ditara. menimbulkan busa ditambahkan HCl 1% dan
selanjutnya dikeringkan selama 30 menit pada diamkan selama 10 menit, pengujian positif
suhu 105°, kemudian dimasukan ke dalam mengandung saponin apabila busa tetap stabil
desikator lalu ditimbang. Perlakuan diulangi (Lathifah, 2008).
sampai didapatkan bobot tetap. 3.4 Uji Steroid/triterpenoid
3. Skrining Fitokimia Ekstrak 2 ml diuapkan dalam cawan
3.1 Uji Flavonoid porselen dan dilarutkan dalam 0,5ml
0,5 gram ekstrak dilarutkan dengan kloroform kemudian 0,5ml asam asetat
aquades kemudian dipanaskan di atas anhidrat ditambahkan, kemudian 2 ml asam
penangas air kemudian disaring. Filtrat sulfat pekat dimasukkan melalui dinding
ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan tabung. Triterpenoid terbentuk dengan adanya
1ml asam klorida 2 N. filtrat dalam tabung cincin kecoklatan atau violet pada batas
reaksi ditambahkan amil alkohol, kemudian larutan, sedangkan steroid terbentuk apabila
dikocok kuat dan diamati perubahan yang terbentuk cincin kehijauan (Ayoola,
terjadi pada larutan uji. Adanya flavonoid G.A.2008).
menunjukan larutan uji berwarna merah- 4. Pembuatan gel hand sanitizer
orange (Febrianti, dkk. 2014). HPMC (Hydroxy Propyl Methyl
3.2 Uji Tannin Cellulose) ditaburkan dalam aquades pada
Ekstrak ditimbang 0,5 gram dan suhu 60°C sampai mengembang kemudian
dididihkan dengan aquades dalam tabung ditambahkan gliserin gerus homogen.
reaksi, lalu disaring. Selanjutnya, ke dalam Selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit
filtrat ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. TEA, digerus sampai terbentuk masa gel.
Hasil positif tanin dan polifenol ditunjukkan Penambahan TEA digunakan sebagai
dengan warna hijau kecoklatan atau biru penjernih dari HPMC, setelah itu tambahkan
kehitaman. Sebagian filtrat diuji dengan sisa aquades dengan penggerusan secara
penambahan larutan gelatin 1% adanya berkelanjutan, kemudian ditambahkan zat
endapan putih menunjukan positif tanin aktif ekstrak daun pala yang telah dilarutkan
(Febrianti, dkk.2014). terlebih dahulu dalam propilen glikol
3.3 Uji Saponin kemudian digerus hingga terbentuk gel. Gel
0,5 gram ekstrak ditambahkan sedikit yang dihasilkan dianalisis sifat fisik meliputi
aquades lalu dikocok selama 1 menit. Jika uji organoleptik (konsistensi, warna dan bau),

54
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021

uji homogenitas (keseragaman ukuran pH (tingkat keasaman) dan uji daya lekat
partikel), uji daya sebar (dispersibility), uji (adhesion) (Saraung.,dkk.2018).

5. Rancangan Formula
Tabel 1. Rancangan Formula Gel Hand Sanitizer
Konsetrasi (% b/v)
Komposisi Fungsi F1 F2 F3
Ekstrak daun pala Zat aktif 0,6 0,6 0,6
HPMC Gelling agent 1 1,5 2
Gliserin Humektan 5 7,5 10
Propilenglikol Humektan 10 10 10
TEA Penjernih 1 1 1
Aquades ad Pelarut 100 100 100

6. Evaluasi Sediaan Gel 6.4 Uji pH


6.1 Uji Organoleptik Pengujian pH sediaan memakai alat
Pengujian dilakukan dengan pH meter yang sebelumnya dikalibrasi
mengamati perubahan konsistensi, warna, dan menggunakan larutan dapar standar netral
bau sediaan setelah disimpan pada suhu (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH
kamar (Septiani., dkk. 2011). 4,01). Elektroda dicuci menggunakan air
6.2 Uji Homogenitas suling, kemudian dimasukkan dalam larutan
Pengujian homogenitas sediaan uji. Alat menunjukkan harga pH sampai
dengan mengamati sediaan yang dioleskan konstan. pH sediaan tertera pada pH meter
pada kaca objek. Sediaan dinyatakan (Septiani, dkk. 2011). Pengujian dilakukan
homogen jika tidak terlihat adanya butiran sebanyak tiga kali pengulangan pada masing-
kasar (Wasiaturrahmah & Raudhatul, 2018). masing formula.
6.3 Uji Daya sebar 6.5 Uji Daya Lekat
1 gram sediaan diletakan pada kaca Prosedur pengujian daya lekat yaitu
arloji kemudian ditutupi dengan kaca arloji meletakkan gel (secukupnya) diatas kaca
yang lain dan digunakan pemberat diatasnya objek yang luasnya telah ditetapkan. Kaca
200 gram dan diukur diameternya setelah 1 obkjek yang dibutuhkan sebanyak 2 buah,
menit (Sayuti, 2015). Pengujian dilakukan yang satu sebagai tempat meletakan gel dan
sebanyak tiga kali pengulangan pada masing- yang lainnya untuk menutup gelnya, pada
masing formula. kaca objek bagian atas diberikan beban 250 g

55
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021

selama 5 menit, kemudian kaca objek ASIL DAN PEMBAHASAN


disimpan pada alat uji lalu diberikan beban 1. Hasil Ekstraksi
seberat 80 g dan dilepaskan sampai kedua Berdasarkan hasil ekstraksi serbuk
kaca objek terpisah. Waktu dihitung dan daun pala dengan metode maserasi
dicatat.(Galeri.,dkk. 2015). Pengujian menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan persen rendemen 19,17% dengan berat
pada masing-masing formula. ekstrak kental 95,889 gram
Analisis Data Penetapan susut pengeringan
Data penelitian yang didapatkan yaitu dilakukan untuk mengetahui senyawa air
dari hasil uji organoleptik, uji homogenitas, yang hilang selama pemanasan. Hasil yang
uji daya sebar, uji pH dan uji daya lekat, diperoleh sebesar 7,46%, hal ini menunjukan
kemudian hasilnya akan dianalisis bahwa penetapan susut pengeringan simplisia
menggunakan One Way Anova dengan daun pala memenuhi persyaratan yaitu 7,46%
program SPSS for Windows tujuannya untuk < 10%.
menguji perbedaan diantara 2 atau lebih Skrining fitokimia dilakukan untuk
kelompok dimana hanya terdapat 1 faktor mengetahui metabolit sekunder yang terdapat
yang dipertimbangkan. pada simplisia dan ekstrak daun pala.

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Daun Pala


Golongan senyawa Hasil identifikasi Kesimpulan
Flavonoid Warna merah-orange +
Saponin Timbul busa +
Tannin Endapan putih +
Steroid/triterpenoid Cincin kehijauan/ cincin kecoklatan -
Keterangan : (+) = Terdeteksi (-) = Tidak terdeteksi

2. Evaluasi Sediaan Gel Hand sanitizer Pada pengujian organoleptik


ekstrak etanol daun pala dilakukan secara visual untuk melihat sifat
Sediaan gel hand sanitizer dengan fisik sediaan. Hasil pengujian menunjukan
variasi konsentrasi HPMC 1%, 1,5%, 2% dan bahwa Formula 1, Formula 2 dan Formula 3
gliserin 5%, 7,5%, 10% memiliki memiliki warna yang sama yaitu coklat
karakteristik sebagai berikut: kemerahan yang disebabkan karena
penambahan ekstrak daun pala yang berwarna
kemerahan, selain itu bau yang dihasilkan

56
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021

juga merupakan bau khas dari daun pala itu semakin tinggi konsentrasi gelling agent yang
sendiri. Pada Formula 3 bentuk dari sediaan digunakan maka akan semakin kental
agak sedikit kental, hal ini disebabkan karena konsistensi sediaannya (Nurlaela dkk., 2012).
penggunaan variasi gelling agent dimana

Tabel 3. Evaluasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etanol Daun Pala
Parameter Formula 1 Formula 2 Formula 3
Organoleptik Warna Coklat Warna Coklat Warna Coklat
kemerahan,bau khas kemerahan,bau khas kemerahan,bau khas
pala, bentuk semisolid pala, bentuk semisolid pala, bentuk
semisolid
Homogenitas Homogen Homogen Homogen
pH 5,9 ± 0,12 6,1 ± 0,12 6,1 ± 0,21
Daya lekat (detik) 3,17 ± 0,01 3,80 ± 0,08 4,04 ± 0,08
Daya sebar (cm) 6,03 ± 0,12 5,13 ± 0,12 4,5 ± 0,12
Keterangan : n = 3

Tujuan dari uji homogenitas yaitu pH kulit normal dengan nilai pH 4,5-6,5.
untuk melihat bahwa tidak adanya partikel Apabila nilai pH terlalu tinggi (basa) maka
kasar pada sediaan, seluruh formula akan menyebabkan kulit kering sedangkan
menunjukan hasil yang homogen atau tidak jika pH terlalu rendah (asam) maka dapat
terdapat partikel-partikel kasar yang mengakibatkan iritasi kulit (Mappa., dkk
menandakan bahwa semua bahan dapat 2013). Data pH yang diperoleh kemudian
tercampur dengan baik (Astuti., dkk. 2017) diuji statistik menggunakan software SPSS
Berdasarkan hasil yang dilihat dari bentuk versi 16 yaitu menggunakan Shapiro-Wilk
visual sediaan menunjukan bahwa untuk uji normalitas dan uji statistik Levene
penggunaan variasi HPMC dan gliserin tidak untuk uji homogenitas (keseragaman) yang
ada pengaruh terhadap homogenitas gel. bertujuan untuk mengetahui variasi data
Uji pH dilakukan untuk mengetahui bersifat homogen atau tidak dan sebagai
tingkat keasaman dari suatu sediaan. Hasil syarat bisa dilakukan uji anova. Selanjutnya
yang diperoleh menunjukan bahwa tidak ada dianalisis dengan uji One-Way ANOVA.
pengaruh yang bermakna dari variasi Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk)
konsentrasi HPMC dan gliserin terhadap pH menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value
sediaan, setiap formula menunjukan hasil 0,637 > 0,05), (F2 p-value 0,637 > 0,05), (F3
yang bervariasi namun masih dalam rentang p-value 0,363 > 0,05) dan uji homogenitas

57
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021

(Uji Levene) menunjukan hasil (p-value menunjukan nilai data terdistribusi normal
0,362 > 0,05) dimana hasil tersebut dan homogen. Tahap berikutnya dilakukan
menunjukan nilai data terdistribusi normal uji One-Way ANOVA dengan hasil (p-value
dan homogen. Tahap berikutnya dilakukan 0,000 < 0,05), menunjukan terdapat
uji One-Way ANOVA dengan hasil (p-value perbedaan yang signifikan dari hasil uji daya
0,919 > 0,05) menunjukan tidak terdapat lekat.
perbedaan yang signifikan dari pengaruh Uji daya sebar dilakukan untuk
penggunaan variasi HPMC dan gliserin mengukur kemampuan gel menyebar saat
terhadap pH sediaan. diaplikasikan dikulit. Jika suatu sediaan
Uji daya lekat tujuannya yaitu untuk mempunyai daya sebar yang tinggi maka zat
mengetahui kemampuan suatu sediaan aktif akan tersebar secara merata dan lebih
melekat pada kulit. Hasil yang diperoleh dari efektif dalam menghasilkan efek terapi
data waktu melekatnya sediaan menunjukan (Priawanto, 2017). Pada hasil pengukuran
bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC daya sebar menunjukan nilai yang berbeda-
dan gliserin maka semakin lama waktu beda dimana Formula 1 dan Formula 2
melekat gel, menurut Nailufar.,dkk. (2013) menghasilkan daya sebar yang tinggi,
menyatakan banyaknya semakin lama gel sedangkan Formula 3 menghasilkan daya
melekat pada kulit maka zat aktif akan sebar yang rendah. Hal tersebut dikarenakan
terabsorbsi semakin besar. Data daya lekat semakin tinggi konsentrasi HPMC dan
yang diperoleh kemudian diuji statistik gliserin maka kekentalan sediaan akan
menggunakan software SPSS versi 16 yaitu semakin tinggi dan daya sebarnya menurun.
menggunakan Shapiro-Wilk untuk uji Daya sebar optimal memiliki rentang 5-7 cm
normalitas dan uji statistik Levene untuk uji (Adnan, 2016). Data daya sebar yang
homogenitas (keseragaman) selanjutnya diperoleh kemudian diuji statistik
dianalisis dengan uji One-Way ANOVA. menggunakan software SPSS versi 16 yaitu
Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk) menggunakan Shapiro-Wilk untuk uji
menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value normalitas dan uji statistik Levene untuk uji
0,780 > 0,05), (F2 p-value 0,463 > 0,05), (F3 homogenitas (keseragaman) selanjutnya
p-value 0,433 > 0,05) dan uji homogenitas dianalisis dengan uji One-Way ANOVA.
(Uji Levene) menunjukan hasil (p-value Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk)
0,052 > 0,05) dimana hasil tersebut menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value

58
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021

0,637 > 0,05), (F2 p-value 0,637 > 0,05), (F3 DAFTAR PUSTAKA
p-value 0,423 > 0,05) dan uji homogenitas Adnan, J. (2016). Formulasi Gel Ekstrak
menunjukan hasil (p-value 0.248 > 0.05) Daun Beluntas ( Pluceaindica Less )
dimana hasil tersebut menunjukan nilai data dengan Na-CMC Sebagai Basis Gel.
terdistribusi normal dan homogen. Tahap Pharmaceutical Science and Herbal
berikutnya dilakukan uji One-Way ANOVA Technology, 1(1), 41–44.
dengan hasil (p-value 0,000 < 0,05),
Astuti, D. P., Husni, P., & Hartono, K.
menunjukan terdapat perbedaan yang
(2017). Formulasi Dan Uji Stabilitas
signifikan dari hasil uji daya sebar.
Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan
Minyak Atsiri Bunga Lavender
KESIMPULAN
(Lavandula angustifolia Miller).
Hasil formulasi sediaan gel hand
Farmaka, 15(1), 176–184.
sanitizer ekstrak daun pala memiliki
karakteristik yang baik secara fisika, kimia Ayoola, G. A., Coker, H. A. B., Adesegun, S.

dan organoleptis. Penelitian ini juga A., Adepoju-bello, A. A., Obaweya,

membuktikan bahwa variasi konsentrasi K., Ezennia, E. C., & Atangbayila, T.

HPMC dan gliserin secara signifikan O. (2008). Phytochemical screening

mempengaruhi parameter daya sebar dan and antioxidant activities of

daya lekat. Hasil daya sebar dan daya lekat some selected medicinal plants used

berturut-turut yaitu Formula 1 (6,03 cm dan for malaria therapy in southwestern

3,17 detik), Formula 2 (5,13 cm dan 3,80 Nigeria.. Tropical Journal of

detik), Formula 3 (4.5 cm dan 4,04 detik). Pharmaceutical Resear, 7(September),

Daya sebar sediaan berbanding terbalik 1019–1024.

terhadap viskositas, semakin tinggi Ditjen POM. (2000). Parameter Standar


viskositas sediaan maka daya sebarnya Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
semakin rendah, sedangkan daya lekat Depkes RI. Jakarta. Halaman 10-11.
dipengaruhi oleh viskositas, hubungan daya
Febrianti, Maya., Hana., Sri, Yannika. (2014)
lekat dengan viskositas adalah berbanding
Kandungan Kimia dan Aktivitas
lurus.
Sitotoksik Ekstrak dan Fraksi Herba
Anting-anting Terhadap Sel Payudara

59
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021

MCF-7. Jurnal Ilmiah Farmasi Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)


7(1),21-22. Terhadap Sifat Fisik Gel dan Aktivitas
Antibakteri Staphylococcus aureus,
Galeri, T., Astuti, D., & Barlian, A. (2017).
(Skripsi), Fakultas Farmasi,
Pengaruh Jenis Basis CMC NA
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Terhadap Kualitas Fisik Gel Ekstrak
Lidah Buaya ( Aloe vera L .). Jurnal Nurlaela, E., Sugihartini, N., & Ikhsanudin,
Ilmiah Farmasi, 1(1), 25–29. A. (2012). Optimasi Komposisi Tween
80 dan Span 80 Sebagai Emulgator
Hariana, A. (2013) Tumbuhan Obat dan
Dalam Repelan Minyak Atsiri Daun
Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sere (Cymbopogon citratus (D.C)
Halaman 264
Stapf) Terhadap Nyamuk Aedes
Hidayat, A. (2010). Konsep Personal aegypti Betina Pada Basis Vanishing
Hygiene. Graha Ilmu. Yogyakarta. Cream Dengan Metode Simplex

Lathifah Q A. (2008). Uji Efektivitas Ekstrak Lattice Design. Pharmaciana, 2(1), 41-

Kasar Senyawa Antibakteri Pada Buah 54.

Belimbing Wuluh (Everrhoa bilimbi Priawanto, G.)., Hadning, I. (2017).


L) Dengan Variasi Pelarut (Skripsi). Formulasi dan Uji Kualitas Fisik Gel
Fakultas Sains Dan Teknologi Getah Jarak (Jatropha curcas).
Universitas Islam Negeri Malang. Universitas Muhammadiyah

Mappa, T., Edy, H. J., & Kojong, N. (2013). Yogyakarta

Formulasi Gel Ekstrak Daun Octavia, N. (2016). Formulasi Sediaan Gel


Sasaladahan (Peperomia Pellucida (L.) Hand Sanitizer Minyak Atsiri Pala
H.B.K) Dan Uji Efektivitasnya (Myristica fragransHoutt.) : Uji
Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci Stabilitas Fisik Dan Uji Aktivitas
(Oryctolagus Cuniculus). Pharmacon, Antibakteri Terhadap Bakteri
2(2), 49–56. Staphylococcus aureus. Publikasi

Nailufar, N. O., Murrukmihadi M., Suprapto. Ilmiah.

(2013). Pengaruh Variasi Gelling Rahman, M. A. (2012). Kitosan Sebagai


Agent Carbomer 934 Dalam Sediaan Bahan Antibakteri Alternatif dalam
Gel Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Formulasi Gel Pembersih Tangan

60
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021

(Hand Sanitizer). Skripsi. Institut diterjemahkan oleh Kosasih


Pertanian Bogor. Bogor. Padmawinata dan Iwang Soediro,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rizal, Y.F. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak
Septiani, S., Wathoni, N., & Mita, S. R. mita.
Etanol Daun Pala (Myristica fragrans
(2011). Formulasi Sediaan Masker gel
Houtt) Terhadap Staphylococcus
Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji
aureus dan Escherichia coli.
Belinjo. Fakultas Farmasi Universitas
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Padjajaran, 2–4.
Rowe, R., Sheskey, P., Quinn, M. (2009)
Wasiaturrahmah, Y., & Jannah, R. (2018).
Handbook of Pharmaceutical
Formulasi dan Uji Sifat Fisik Gel Hand
Excipient, 6th Edition. Pharmaceutical
Sanitizer Dari Ekstrak Daun Salam (
Press and American Pharmacist
Syzygium polyanthum ). Borneo
Association, British, pp. 326-328, 592-
Journal Of Pharmascientech. 2(2), 87–
594, 596-598.
94.
Saraung, V., Yamlean, P. V, & Citraningtyas,
G. (2018). Pengaruh Konsentrasi Basis
Gel Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br.)
Terhadap Aktivitas Antibakteri Pada
Staphylococcus aureus. Pharmacon,
7(3), 220–229.

Sayuti, N. A. (2015). Formulasi dan Uji


Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak
Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.).
Jurnal Kefarmasian Indonesia, 5(2),
74–82.

Stahl E., (1985). Analisis Obat Secara


kromatografi dan Mikroskopi,

61

Anda mungkin juga menyukai