603-Article Text-5825-1-10-20230625
603-Article Text-5825-1-10-20230625
603-Article Text-5825-1-10-20230625
ABSTRAK
Daun pala (Myristica fragrans Houtt.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang
berpotensi sebagai antibakteri, sehingga dapat dimanfaatkan kedalam bentuk sediaan gel hand
sanitizer. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk sediaan gel salah satunya adalah sifat fisiknya.
Gelling agent dan humektan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HPMC (Hidroxy Propyl
Methyl Cellulose) dan gliserin terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol daun
pala. Gel hand sanitizer ini dibuat formulasi dengan variasi HPMC dan gliserin, yaitu formula 1
(HPMC 1% : gliserin 5%), formula 2 (HPMC 1,5% : gliserin 7,5%), formula 3 (HPMC 2%,
gliserin 10%). Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan meliputi, uji homogenitas, uji
organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat. Berdasarkan hasil analisis menggunakan One
Way Anova dengan program SPSS for Windows, menunjukan bahwa HPMC dan gliserin
mempengaruhi parameter daya sebar dan daya lekat sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol
daun pala (Myristica fragrans Houtt.).
Kata Kunci: Ekstrak etanol daun pala; hand sanitizer; HPMC; gliserin.
ABSTRACT
The leaves of nutmeg (Myristica fragrans Houtt.) Contain flavonoids, saponins and tannins that have
antibacterial potential, so they can be used in the form of hand sanitizer gel. One of the conditions that
must be met for gel preparations is its physical properties. Gelling agents and humectants are factors that
can affect the physical properties of the gel preparation. This study aims to determine the effect of
variations in the concentration of HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) and glycerin on the physical
properties of the hand sanitizer gel preparation of the ethanol extract of nutmeg. This hand sanitizer gel is
made with various HPMC and glycerin formulations, namely formula 1 (HPMC 1%: glycerin 5%), formula
2 (HPMC 1.5%: glycerin 7.5%), formula 3 (HPMC 2%, glycerin 10 %)). Evaluations carried out on
preparations include, homogeneity test, organoleptic test, pH test, spreadability test, adhesion test. Based
on the results of the analysis using the One Way Anova program with SPSS for Windows, it shows that
HPMC and glycerin affect the dispersion and adhesion parameters of hand sanitizer gel for ethanol extract
of nutmeg leaves (Myristica fragrans Houtt.).
Key words: nutmeg leaf ethanol extract; hand sanitizer; HPMC; Glycerin.
51
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021
52
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
53
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021
selama 30 menit pada suhu 105° lalu ditara. menimbulkan busa ditambahkan HCl 1% dan
selanjutnya dikeringkan selama 30 menit pada diamkan selama 10 menit, pengujian positif
suhu 105°, kemudian dimasukan ke dalam mengandung saponin apabila busa tetap stabil
desikator lalu ditimbang. Perlakuan diulangi (Lathifah, 2008).
sampai didapatkan bobot tetap. 3.4 Uji Steroid/triterpenoid
3. Skrining Fitokimia Ekstrak 2 ml diuapkan dalam cawan
3.1 Uji Flavonoid porselen dan dilarutkan dalam 0,5ml
0,5 gram ekstrak dilarutkan dengan kloroform kemudian 0,5ml asam asetat
aquades kemudian dipanaskan di atas anhidrat ditambahkan, kemudian 2 ml asam
penangas air kemudian disaring. Filtrat sulfat pekat dimasukkan melalui dinding
ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan tabung. Triterpenoid terbentuk dengan adanya
1ml asam klorida 2 N. filtrat dalam tabung cincin kecoklatan atau violet pada batas
reaksi ditambahkan amil alkohol, kemudian larutan, sedangkan steroid terbentuk apabila
dikocok kuat dan diamati perubahan yang terbentuk cincin kehijauan (Ayoola,
terjadi pada larutan uji. Adanya flavonoid G.A.2008).
menunjukan larutan uji berwarna merah- 4. Pembuatan gel hand sanitizer
orange (Febrianti, dkk. 2014). HPMC (Hydroxy Propyl Methyl
3.2 Uji Tannin Cellulose) ditaburkan dalam aquades pada
Ekstrak ditimbang 0,5 gram dan suhu 60°C sampai mengembang kemudian
dididihkan dengan aquades dalam tabung ditambahkan gliserin gerus homogen.
reaksi, lalu disaring. Selanjutnya, ke dalam Selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit
filtrat ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. TEA, digerus sampai terbentuk masa gel.
Hasil positif tanin dan polifenol ditunjukkan Penambahan TEA digunakan sebagai
dengan warna hijau kecoklatan atau biru penjernih dari HPMC, setelah itu tambahkan
kehitaman. Sebagian filtrat diuji dengan sisa aquades dengan penggerusan secara
penambahan larutan gelatin 1% adanya berkelanjutan, kemudian ditambahkan zat
endapan putih menunjukan positif tanin aktif ekstrak daun pala yang telah dilarutkan
(Febrianti, dkk.2014). terlebih dahulu dalam propilen glikol
3.3 Uji Saponin kemudian digerus hingga terbentuk gel. Gel
0,5 gram ekstrak ditambahkan sedikit yang dihasilkan dianalisis sifat fisik meliputi
aquades lalu dikocok selama 1 menit. Jika uji organoleptik (konsistensi, warna dan bau),
54
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
uji homogenitas (keseragaman ukuran pH (tingkat keasaman) dan uji daya lekat
partikel), uji daya sebar (dispersibility), uji (adhesion) (Saraung.,dkk.2018).
5. Rancangan Formula
Tabel 1. Rancangan Formula Gel Hand Sanitizer
Konsetrasi (% b/v)
Komposisi Fungsi F1 F2 F3
Ekstrak daun pala Zat aktif 0,6 0,6 0,6
HPMC Gelling agent 1 1,5 2
Gliserin Humektan 5 7,5 10
Propilenglikol Humektan 10 10 10
TEA Penjernih 1 1 1
Aquades ad Pelarut 100 100 100
55
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021
56
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
juga merupakan bau khas dari daun pala itu semakin tinggi konsentrasi gelling agent yang
sendiri. Pada Formula 3 bentuk dari sediaan digunakan maka akan semakin kental
agak sedikit kental, hal ini disebabkan karena konsistensi sediaannya (Nurlaela dkk., 2012).
penggunaan variasi gelling agent dimana
Tabel 3. Evaluasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etanol Daun Pala
Parameter Formula 1 Formula 2 Formula 3
Organoleptik Warna Coklat Warna Coklat Warna Coklat
kemerahan,bau khas kemerahan,bau khas kemerahan,bau khas
pala, bentuk semisolid pala, bentuk semisolid pala, bentuk
semisolid
Homogenitas Homogen Homogen Homogen
pH 5,9 ± 0,12 6,1 ± 0,12 6,1 ± 0,21
Daya lekat (detik) 3,17 ± 0,01 3,80 ± 0,08 4,04 ± 0,08
Daya sebar (cm) 6,03 ± 0,12 5,13 ± 0,12 4,5 ± 0,12
Keterangan : n = 3
Tujuan dari uji homogenitas yaitu pH kulit normal dengan nilai pH 4,5-6,5.
untuk melihat bahwa tidak adanya partikel Apabila nilai pH terlalu tinggi (basa) maka
kasar pada sediaan, seluruh formula akan menyebabkan kulit kering sedangkan
menunjukan hasil yang homogen atau tidak jika pH terlalu rendah (asam) maka dapat
terdapat partikel-partikel kasar yang mengakibatkan iritasi kulit (Mappa., dkk
menandakan bahwa semua bahan dapat 2013). Data pH yang diperoleh kemudian
tercampur dengan baik (Astuti., dkk. 2017) diuji statistik menggunakan software SPSS
Berdasarkan hasil yang dilihat dari bentuk versi 16 yaitu menggunakan Shapiro-Wilk
visual sediaan menunjukan bahwa untuk uji normalitas dan uji statistik Levene
penggunaan variasi HPMC dan gliserin tidak untuk uji homogenitas (keseragaman) yang
ada pengaruh terhadap homogenitas gel. bertujuan untuk mengetahui variasi data
Uji pH dilakukan untuk mengetahui bersifat homogen atau tidak dan sebagai
tingkat keasaman dari suatu sediaan. Hasil syarat bisa dilakukan uji anova. Selanjutnya
yang diperoleh menunjukan bahwa tidak ada dianalisis dengan uji One-Way ANOVA.
pengaruh yang bermakna dari variasi Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk)
konsentrasi HPMC dan gliserin terhadap pH menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value
sediaan, setiap formula menunjukan hasil 0,637 > 0,05), (F2 p-value 0,637 > 0,05), (F3
yang bervariasi namun masih dalam rentang p-value 0,363 > 0,05) dan uji homogenitas
57
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021
(Uji Levene) menunjukan hasil (p-value menunjukan nilai data terdistribusi normal
0,362 > 0,05) dimana hasil tersebut dan homogen. Tahap berikutnya dilakukan
menunjukan nilai data terdistribusi normal uji One-Way ANOVA dengan hasil (p-value
dan homogen. Tahap berikutnya dilakukan 0,000 < 0,05), menunjukan terdapat
uji One-Way ANOVA dengan hasil (p-value perbedaan yang signifikan dari hasil uji daya
0,919 > 0,05) menunjukan tidak terdapat lekat.
perbedaan yang signifikan dari pengaruh Uji daya sebar dilakukan untuk
penggunaan variasi HPMC dan gliserin mengukur kemampuan gel menyebar saat
terhadap pH sediaan. diaplikasikan dikulit. Jika suatu sediaan
Uji daya lekat tujuannya yaitu untuk mempunyai daya sebar yang tinggi maka zat
mengetahui kemampuan suatu sediaan aktif akan tersebar secara merata dan lebih
melekat pada kulit. Hasil yang diperoleh dari efektif dalam menghasilkan efek terapi
data waktu melekatnya sediaan menunjukan (Priawanto, 2017). Pada hasil pengukuran
bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC daya sebar menunjukan nilai yang berbeda-
dan gliserin maka semakin lama waktu beda dimana Formula 1 dan Formula 2
melekat gel, menurut Nailufar.,dkk. (2013) menghasilkan daya sebar yang tinggi,
menyatakan banyaknya semakin lama gel sedangkan Formula 3 menghasilkan daya
melekat pada kulit maka zat aktif akan sebar yang rendah. Hal tersebut dikarenakan
terabsorbsi semakin besar. Data daya lekat semakin tinggi konsentrasi HPMC dan
yang diperoleh kemudian diuji statistik gliserin maka kekentalan sediaan akan
menggunakan software SPSS versi 16 yaitu semakin tinggi dan daya sebarnya menurun.
menggunakan Shapiro-Wilk untuk uji Daya sebar optimal memiliki rentang 5-7 cm
normalitas dan uji statistik Levene untuk uji (Adnan, 2016). Data daya sebar yang
homogenitas (keseragaman) selanjutnya diperoleh kemudian diuji statistik
dianalisis dengan uji One-Way ANOVA. menggunakan software SPSS versi 16 yaitu
Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk) menggunakan Shapiro-Wilk untuk uji
menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value normalitas dan uji statistik Levene untuk uji
0,780 > 0,05), (F2 p-value 0,463 > 0,05), (F3 homogenitas (keseragaman) selanjutnya
p-value 0,433 > 0,05) dan uji homogenitas dianalisis dengan uji One-Way ANOVA.
(Uji Levene) menunjukan hasil (p-value Hasil statistik uji normalitas (Shapiro-Wilk)
0,052 > 0,05) dimana hasil tersebut menunjukan nilai signifikansi (F1 p-value
58
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
0,637 > 0,05), (F2 p-value 0,637 > 0,05), (F3 DAFTAR PUSTAKA
p-value 0,423 > 0,05) dan uji homogenitas Adnan, J. (2016). Formulasi Gel Ekstrak
menunjukan hasil (p-value 0.248 > 0.05) Daun Beluntas ( Pluceaindica Less )
dimana hasil tersebut menunjukan nilai data dengan Na-CMC Sebagai Basis Gel.
terdistribusi normal dan homogen. Tahap Pharmaceutical Science and Herbal
berikutnya dilakukan uji One-Way ANOVA Technology, 1(1), 41–44.
dengan hasil (p-value 0,000 < 0,05),
Astuti, D. P., Husni, P., & Hartono, K.
menunjukan terdapat perbedaan yang
(2017). Formulasi Dan Uji Stabilitas
signifikan dari hasil uji daya sebar.
Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan
Minyak Atsiri Bunga Lavender
KESIMPULAN
(Lavandula angustifolia Miller).
Hasil formulasi sediaan gel hand
Farmaka, 15(1), 176–184.
sanitizer ekstrak daun pala memiliki
karakteristik yang baik secara fisika, kimia Ayoola, G. A., Coker, H. A. B., Adesegun, S.
daya lekat. Hasil daya sebar dan daya lekat some selected medicinal plants used
59
Pharmacoscript Volume 4 No. 1 Februari 2021
Lathifah Q A. (2008). Uji Efektivitas Ekstrak Lattice Design. Pharmaciana, 2(1), 41-
60
Shintia et al.;Pengaruh Variasi Konsentrasi…..Pharmacoscript Volume 4 No. 1, Februari 2021
61