Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 1 Proposal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah periode yang dimulai dari konsepsi hingga janin
dilahirkan. Kehamilan ini berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) (Kasmiati et al., 2023). Masa kehamilan merupakan suatu proses
yang normal dan alami bagi seorang wanita, dimana terjadi perubahan fisik,
psikologis dan sosial selama kehamilan (Arum, 2019). Ibu yang sedang hamil
membawa generasi penerus yang akan secara produktif berkontribusi besar
pada kemajuan bangsa dan negara. Kebijakan pemerintah yang menetapkan
penurunan angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu target Millennium
Development Goals 2015 dan indikator keberhasilan pembangunan nasional
menunjukkan betapa pentingnya kesehatan ibu (Gani et al., 2022).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama yang dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu. AKI mencakup
semua kematian ibu yang terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas yang
disebabkan oleh program kesehatan ibu tetapi tidak disebabkan oleh sumber
lain, seperti kecelakaan atau insiden. Di setiap 100.000 kelahiran hidup, AKI
merupakan semua kematian dalam ruang lingkup tersebut (Kemenkes RI,
2022).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa AKI di seluruh
dunia mencapai 211/100.000 kelahiran hidup. Di sisi lain, hasil survey Sensus
Penduduk dalam Profil Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2020
menunjukkan bahwa AKI di Indonesia mencapai 305/100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2020). Pada dasarnya, AKI terus menjadi masalah kesehatan
yang signifikan di negara berkembang. Jumlah kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2020 mencapai 4.627, meningkat dari 4.221 kematian pada tahun 2019
(Kemenkes RI, 2020). Di negara berkembang, masalah kehamilan, persalinan,
dan nifas menyumbang antara 25 dan 50% kematian wanita usia subur. WHO
menyatakan bahwa pada tahun 2015, lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal
saat hamil atau saat bersalin di seluruh dunia (Rohani, 2023)
Berdasarkan data dari Bappenas (2015) dan Kementerian Kesehatan
(2015) menyatakan bahwa, di Indonesia angka kematian ibu akibat kehamilan,
persalinan, dan nifas meningkat sejak tahun 2012, menurut Sumber Data dan
Informasi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, dari 228 menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan ini merupakan
masalah karena tidak tercapainya target Tujuan Pembangunan Milenium 2015
yang diharapkan dapat menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di
ASEAN. Misalnya, pada tahun 2007, AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di
Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Brunei 33 per 100.000
kelahiran hidup, AKI di Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKI di
Malaysia dan Vietnam masing-masing mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup (Hasnah et al., 2021).
Di Sulawesi Selatan, angka kematian ibu pada tahun 2014 sebesar 93,20
per 100.000 kelahiran hidup, yang merupakan peningkatan dari angka 78,38
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka kematian ibu di Sulsel
telah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) (Jusuf et al.,
2019). Selain itu, pada tahun 2018 tercatat sebesar 139 angka kematian ibu di
Sulawesi Selatan dan meningkat menjadi 144 kematian pada tahun 2019.
Namum pada tahun 2020 menurun menjadi 133 angka kematian. Beberapa
determinan penting yang berpengaruh terhadap kasus kematian ibu secara
langsung antara lain tingkat pendidikan, kesehatan lingkungan fisik maupun
budaya, ekonomi keluarga dan pola kerja rumah tangga (Dinkes Sulsel, 2020)
Penyebab AKI pada tahun 2021 di Indonesia meningkat besar terkait
mengenai kasus kematian ibu sebanyak 2.982, diikuti oleh perdarahan
sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus
(Kemenkes RI, 2022). Data register dari Direktori Kesehatan Ibu pada tahun
2010 hingga 2013 menunjukkan bahwa perdarahan, hipertensi, dan komplikasi
kehamilan lainnya adalah penyebab utama kematian ibu di Indonesia (Jusuf et
al., 2019). Situasi ini tentu membutuhkan kerja keras bersama untuk terus
melakukan percepatan penurunan AKI di Indonesia sebagaimana target yang
ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70
per 100.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2022).
Melihat banyaknya masalah dan masih tingginya AKI secara keseluruhan
di Indonesia, pemerintah masih berusaha menurunkan AKI melalui beberapa
program. Salah satunya yaitu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, dimana untuk peningkatan kesehatan ibu dan
anak difokuskan pada upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir, angka kematian neonatal
dan peningkatan cakupan vaksinasi (Bappenas, 2022). Tenaga kesehatan juga
melakukan beberapa upaya untuk membantu ibu hamil menurunkan masalah
dan AKI tersebut, yaitu dengan mendorong ibu hamil untuk mengikuti
penyuluhan, pelatihan, pemeriksaan kesehatan rutin dan lain sebagainya
(Silalahi et al., 2020). Namun, meskipun tenaga kesehatan sudah melakukan
berbagai jenis upaya layanan untuk menurunkan AKI, ada beberapa hal yang
dapat menghambat pelayanan yang tepat selama kehamilan. Salah satu
hambatan tersebut adalah kurangnya literasi kesehatan pada ibu hamil (Taheri
et al., 2020).
Literasi kesehatan merupakan keterampilan kognitif dan sosial yang
menentukan keinginan dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses,
memahami, dan menggunakan informasi dengan cara meningkatkan dan
memelihara kesehatan yang baik (Guler et al., 2021). Literasi kesehatan dapat
membantu orang mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari sumber
yang valid dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan mereka (Tavananezhad et al., 2022).
Secara global, literasi kesehatan di dunia masih sangat bervariasi. Di
Eropa ditemukan 12% responden memiliki literasi kesehatan yang kurang dan
47% responden memperlihatkan literasi kesehatan yang terbatas (Ana, 2022).
Begitupun literasi kesehatan yang ada di Turki sebanyak 64,6% dari
populasinya yang menunjukkan literasi kesehatan yang tidak memadai juga
(Kendir et al., 2019). Sementara itu, dari hasil survei Program for
International student Assesment (PISA) pada tahun 2015, Indonesia berada
pada posisi ke-60 dari 72 negara partisipan survei (OECD, 2018). Sedangkan,
menurul Miller (2016) pada studi “Word`Smost Litterad Nations” tingkat
literasi Indonesia berada di posisi ke-60 dari 61 negara, berada satu tingkat
diatas Botswana, salah satu negara di Afrika Selatan (Trianggoro & Wahjuni,
2020).
Di Turki, literasi kesehatan pada ibu hamil masih menjadi masalah
penting. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Turki (TDHS)
tahun 2018, angka kematian bayi dan anak berhubungan dengan tingkat
pendidikan ibu (Guler et al., 2021). Begitupun penelitian yang pernah
dilakukan di Nigeria, menyatakan bahwa Nigeria merupakan salah satu jumlah
tingkat kematian ibu paling tinggi di Afrika. Di mana, studi sebelumnya telah
menunjukkan bahwa kemiskinan dan penggunaan layanan kesehatan ibu yang
buruk adalah penyebab utama kematian ibu di Nigeria. Berdasarkan hasil data
yang didapatkan bahwa status pendidikan, pekerjaan, status sosial, tempat
domisili, dan kebutuhan penggunaan layanan persalinan dapat mempengaruhi
literasi kesehatan seseorang (Bello et al., 2022).
Literasi kesehatan di Indonesia masih relatif rendah yaitu 73,83, sementara
pada tahun 2019 diharapkan dapat mencapai 76,3 (Gani et al., 2022). Di
Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Gowa, tingkat literasi kesehatan ibu
hamil masih rendah yaitu sekitar 57,1%. Menurut Kominfo (2022), beberapa
provinsi yang ada di Indonesia memiliki status indeks literasi digital yang
masih rendah, seperti provinsi Jambi 3,54%, Maluku 3,54%, Bengkulu 3,55%,
Papua 3,55% dan Sulawesi Tenggara 3,57% (Kemenkominfo, 2022).
Dari beberapa data di atas menunjukkan bahwa angka literasi kesehatan
pada ibu hamil masih sangat rendah. Adapun jika ibu hamil memiliki literasi
kesehatan yang rendah akan menimbulkan beberapa dampak bagi
kesehatannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gani, dkk (2022).
mengatakan bahwa saaat ini literasi kesehatan menjadi masalah. Beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan yang
rendah pada individu memiliki dampak pada status kesehatan mereka. Seperti
salah memahami terapi yang diberikan oleh petugas kesehatan, salah
memahami label dan dosis obat, tidak patuh terhadap terapi, tidak memahami
label makan, tidak rajin memeriksa kehamilan, dan tidak tahu terapi apa yang
harus diikuti untuk mengatasi keluhan atau penyakit yang dialami sehingga
sulit untuk menentukan perawatan kesehatannya selama kehamilan.
Menurut Meldgaard, dkk (2022), literasi kesehatan yang buruk dapat
meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan kelahiran. Seperti
diabetes melitus gestasional, setress dan depresi ibu hamil, berat badan lahir
rendah, kematian neonatal, dan kelainan bawaan, yang berdampak pada ibu
dan anaknya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa adanya hubungan
antara penggunaan layanan kesehatan dan hasil kesehatan dengan literasi
kesehatan. Menurut Bello dkk (2022), kurangnya literasi kesehatan
mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan kesehatan
mengenai kehamilan secara tepat waktu, menentukan lokasi layanan ANC dan
memahami waktu yang tepat untuk kunjungan ANC pertama, yang dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Selain itu, ibu hamil
dengan literasi kesehatan yang terbatas cenderung tidak mengonsumsi asam
folat selama kehamilan dan tidak menyusui selama dua bulan pertama setelah
kehamilan (Ana, 2022).
Literasi kesehatan sangat penting dan merupakan kunci untuk menjadi ibu
yang sehat dan berdampak pada hasil kehamilan dengan meningkatkan
kualitas pelayanan dan perawatan selama kehamilan (Bello et al., 2022).
Manfaat literasi kesehatan pada ibu hamil antara lain meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu untuk memahami kehamilan,
serta dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan
(Wijhati et al., 2022). Menurut Guler dkk (2021), dengan tingginya literasi
kesehatan pada ibu hamil dapat menentukan bagaimana mencari solusi
terhadap masalah kesehatannya sendiri dan keluarganya dimasa yang akan
datang, selain itu, sebuah studi menemukan bahwa ibu yang memiliki tingkat
literasi kesehatan yang baik memiliki lebih sedikit bayi prematur dan berat
badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat literasi
kesehatan yang rendah dan tingkat pemberian ASI yang lebih tinggi (Guler et
al., 2021).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini yaitu ”Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi
Health Literacy pada Ibu Hamil di Puskesmas

C. Definisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kriteria Objektif Skala


o
1. Literasi Kemampuan individu Kuesioner Dikelompokkan Ordinal
Kesehatan untuk mendapatkan The menjadi:
akses, memahami, dan Europen a) 0-8, literasi
menggunakan Health kesehatan rendah
informasi dengan cara Literacy b) 9-12, literasi
meningkatkan dan Survey kesehatan sedang
memelihara kesehatan Questionna c) 13-16, literasi
yang baik. ire (HHLS- Kesehatan cukup
EU-Q16)
2. Usia Lama hidup responden Kuesioner Dikelompokkan Interval
pada saat penelitian menjadi:
yang dinyatakan dalam a) <20 tahun
tahun. b) 20-35 tahun
c) >35 tahun
3. Bahasa Bahasa utama yang Kuesioner Dikelompokkan Nomin
dilakukan respon menjadi: al
sehari-hari. a) Bahasa Indonesia
b) Bahasa lainnya
4. Pendidika Jenjang pendidikan Kuesioner Dikelompokkan Ordinal
n terakhir yang menjadi:
diselesaikan oleh a) Tinggi : SMA -
responden. ≥S1
b) Rendah : SD -
SMP
5. Etnis Suku bangsa responden Kuesioner Dikelompokkan Nomin
dilihat dari garis menjadi: al
keturunan ayah, a) 1 = Suku
menurut pengakuan Makassar
responden. b) 2 = Suku Bugis
c) 3 = Lainnya
6. Pekerjaan Kegiatan yang Kuesioner Dikelompokkan Nomin
dilakukan atau tidak menjadi: al
dilakukan responden a) Bekerja
untuk memperoleh b) Tidak bekerja
penghasilan.
7. Pendapata Jumlah rata-rata per Kuesionar Dikelompokkan Ordinal
n bulan uang penghasilan menjadi:
dari seluruh anggota a) Cukup : Diatas
keluarga respon dalam UMR (>Rp
rupiah. 3.383.145)
b) Kurang :
Dibawah UMR
(<Rp 3.385.145)
8. Akses Persepsi responden Kuesioner Dikelompokkan Ordinal
Informasi mengenai kondisi menjadi:
Kesehatan untuk mendapatkan a) 1 = mudah (skor
informasi kesehatan akses ≥ median
dari berbagai sumber skor akses
yang dinilai dari seluruh
banyaknya jenis responden)
sumber informasi b) 2 = sulit (skor
kesehatan yang akses < median
didapatkan. skor akses
seluruh
responden)
D. Kajian Pustaka

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


(Tahun) Penelitian Penelitian Penelitian Dengan Riset

1. Guler et al., Health literacy and Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2021) knowledge of Desain : Cross-sectional, sekitar dua pertiga dari peserta meneliti tentang faktor-faktor yang
antenatal care among Sampel : 460 sampel, memiliki tingkat pengetahuan mempengaruhi health literacy pada
pregnant women. Teknik sampling : Non- kesehatan yang kurang dan ibu hamil. Sedangkan penelitian
Probability Sampling, perempuan dengan tingkat sebelumnya meneliti tentang
Alat ukur : Skala Literasi pengetahuan kesehatan yang kurang hubungan antara tingkat literasi
Kesehatan Turki (THLS-32), memiliki tingkat pengetahuan yang kesehatan ibu hamil dengan tingkat
Uji statistik : uji Shapiro – rendah tentang pelayanan antenatal. pengetahuan pelayanan antenatal.
Wilk. Untuk analisis, Mann
– Whitney, uji Kruskal-
Wallis dan uji chi-kuadrat.
2. Bello et al., Maternal health Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2022) literacy, utilisation of Desain : deskriptif cross- lebih dari sepertiga peserta (41,6%) meneliti tentang faktor-faktor yang
maternal healthcare sectional. memiliki MHL yang tidak memadai. mempengaruhi health literacy pada
services and Sampel : 185 sampel, Pemanfaatan layanan kesehatan ibu ibu hamil. Sedangkan penelitian
pregnancy outcomes Teknik sampling : teknik cukup; hanya 55,7% peserta yang sebelumnya meneliti tentang
among newly purposive sampling, terdaftar untuk pemeriksaan hubungan antara tingkat literasi
delivered mothers: A Alat ukur : kuesioner dan kehamilan di ≤ 14 minggu kehamilan kesehatan ibu (MHL), pemanfaatan
cross-sectional study daftar periksa yang dan 59,5% menerima tiga dosis layanan kesehatan ibu dan hasil
in Nigeria. diadaptasi dari Kuesioner vaksin tetanus. Terdapat hubungan kehamilan pada ibu yang baru
Literasi Kesehatan Ibu dan yang signifikan antara MHL dan melahirkan.
Hasil Kehamilan pemanfaatan layanan kesehatan ibu
(MHLAPQ), (hal<0,05). MHL juga secara
Uji statistik : Uji Kruskal- signifikan dikaitkan dengan
Wallis dan regresi logistik karakteristik sosiodemografi tertentu
dari peserta (yaitu usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan).
3. Meldgaard et al., Health literacy levels Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2022) among women in the Desain : Kuantitatif dan dari 2.238 studi yang disaring, meneliti tentang faktor-faktor yang
prenatal period: A kualitatif dengan pendekatan peneliti memasukkan 44 studi ke mempengaruhi health literacy pada
systematic review. cross-sectional, dalam tinjauan sistematis. Sebagian ibu hamil. Sedangkan penelitian
Sampel : dari 2.238 studi besar penelitian dilakukan di sebelumnya meneliti untuk
yang disaring, peneliti Amerika Serikat, beberapa di Iran mengeksplorasi bukti yang ada
memasukkan 44 studi ke dan Eropa, dan sedikit di Australia mengenai tingkat literasi kesehatan
dalam tinjauan sistematis, dan Afrika. Faktor penentu usia dan perempuan pada periode prenatal.
Alat ukur : peneliti sosial ekonomi berhubungan dengan
mencari empat database: literasi kesehatan ibu hamil.
MEDLINE, Embase, Pendidikan, pekerjaan, dan etnis
CINAHL, dan PsycInfo, meningkatkan risiko rendahnya
penelitian menggunakan literasi kesehatan pada periode
daftar periksa penilaian prenatal.
Joanna Briggs Institute (JBI)
untuk penilaian kualitas
studi yang disertakan,
peneliti mensintesis hasil
menggunakan sintesis
tematik.
4. Gani et al., Edukasi Model Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2022) Proceed-Precede Desain: eksperimental perbedaan rerata health literacy ibu meneliti tentang faktor-faktor yang
untuk Meningkatkan dengan desain one group hamil sebelum dan setelah edukasi mempengaruhi health literacy pada
Health Literacy Ibu pretest and posttest, yaitu: literacy fungsional = 0,629, ibu hamil. Sedangkan penelitian
Hamil di Puskesmas Sampel : 35 sampel, literacy komunikatif = 0,40, dan sebelumnya meneliti tentang
Bajeng, Gowa. Alat ukur : kuesioner literacy kritikal = 1.00. Nilai p untuk pemberian edukasi dengan
health literacy dari Ishikawa, literacy fungsional = 0,000, literacy menggunakan model Proceed-
Uji statistik : uji paired kritikal = 0,004, dan literacy Precede untuk meningkatkan
sample t-test komunikatif = 0.000. health literacy ibu hamil.
5. Rostamzadeh et Maternal health Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
al., (2022) literacy and Desain : cross-sectional, responden mengenai pendidikannya, meneliti tentang faktor-faktor yang
pregnancy outcomes Sampel : 200 sampel, 70% peserta memiliki tingkat mempengaruhi health literacy pada
in Afghanistan. Alat ukur : kuesioner MHL pendidikan menengah, diikuti oleh ibu hamil. Sedangkan penelitian
dan PO (MHLAPQ), 23% berpendidikan SD, sedangkan sebelumnya meneliti untuk
Uji statistik : variable hanya 7% yang berpendidikan tinggi. menyajikan hasil deskriptif dari
demografi dan kesuburan Skor MHL peserta berada di kisaran peneliti mengenai health literacy
diperiksa melalui uji T 27-47, dan skor rata-rata MHL ± SD perempuan Afghanistan dan untuk
sampel independent atau uji adalah 37. 1 ± 2,9 menunjukkan menyelidiki hubungan antara MHL
ANOVA satu arah dan uji tingkat HL yang tidak memadai di dan PO di Afghanistan.
koefisien korelasi Pearson Afghanistan. Terdapat korelasi positif
menguji korelasi antara skor dan signifikan antara MHL dan PO (P
MHL dan PO <0,00001).
6. Sahin et al., The impact of Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2021) pregnant women’s Desain : Deskriptif, karakteristik sosiodemografi ibu meneliti tentang faktor-faktor yang
health literacy on Sampel : 326 sampel, hamil, termasuk usia, status mempengaruhi health literacy pada
their health- Alat ukur : Kuesioner alfa pekerjaan, dan status asuransi ibu hamil. Sedangkan penelitian
promoting lifestyle Cronbach dari HLS-EU-Q kesehatan nasional, tampaknya sebelumnya meneliti tentang
and teratogenic risk versi Turki, mempengaruhi tingkat literasi hubungan antara tingkat literasi
perception. Uji statistik : Korelasi kesehatan mereka. Literasi kesehatan kesehatan ibu hamil dan gaya hidup
Spearman, analisis varians, ibu hamil juga berpengaruh positif promosi kesehatan serta persepsi
dan T-tes digunakan dalam terhadap perilaku hidup sehat yang risiko teratogenik.
perbandingan variabel. dikembangkan selama hamil. Selain
itu, persepsi risiko teratogenik yang
realistis pada para wanita ini
berdampak pada kemampuan mereka
dalam mengambil keputusan
kesehatan yang secara langsung
berdampak pada kesehatan ibu dan
janin, khususnya, seperti penggunaan
obat yang diinformasikan selama
kehamilan.
7. Zibellinni et al., Effect of health Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan pada penelitian ini
(2021) literacy interventions Desain : ujia coba terkontrol intervensi HL pada wanita hamil meneliti tentang faktor-faktor yang
on pregnancy secara acak dapat meningkatkan hasil mempengaruhi health literacy pada
outcomes: A Sampel : 1.512 sampel pengetahuan, serta hasil sekunder ibu hamil. Sedangkan penelitian
systematic review. Alat ukur : medline, seperti kecemasan. Hal ini juga sebelumnya meneliti untuk menilai
Embase, Cinahl, dan menyoroti pentingnya melakukan efektivitas intervensi literasi
psychinfo lebih banyak penelitian dalam bidang kesehatan terhadap hasil kehamilan
Uji statistik : uji RCT kuasi literasi kesehatan yang secara melalui tinjauan sistematis uji coba
dan cluster spesifik dan jelas mendefinisikan HL terkontrol secara acak.
dan membahas komponen matriks
HL.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi health
literacy pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan usia terhadap tingkat health literacy pada ibu
hamil di Puskesmas
b. Diketahuinya hubungan bahasa terhadap tingkat health literacy pada
ibu hamil di Puskesmas
c. Diketahuinya hubungan pendidikan terhadap tingkat health literacy
pada ibu hamil di Puskesmas
d. Diketahuinya hubungan etnis terhadap tingkat health literacy pada ibu
hamil di Puskesmas
e. Diketahuinya hubungan pekerjaan terhadap tingkat health literacy pada
ibu hamil di Puskesmas
f. Diketahuinya hubungan pendapatan terhadap tingkat health literacy
pada ibu hamil di Puskesmas
g. Diketahuinya hubungan akses informasi kesehatan terhadap tingkat
health literacy pada ibu hamil di Puskesmas

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian
adapun harapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu bisa menambah dan
meningkatkan pemahaman serta keterampilan dalam melakukan suatu
penelitian, dapat berpikir terbuka, dan logis khususnya meningkatkan
pemahaman tentang literasi informasi khususnya literasi kesehatan.
2. Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
rujukan EBP (Evidance Based Practice) dalam edukasi kesehatan atau
keperawatan, yang dapat digunakan oleh tenaga kesehatan ataupun
perawat dalam meningkatkan literasi kesehatan pada ibu hamil.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui tentang tingkat literasi kesehatan dirinya apakah sudah baik
dan sebagai referensi yang relevan untuk peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai