Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LAPORAN DDPT 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISINIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“Disusun sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan


Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman pada
Fakultas Pertanian Universitas Taulako”

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISINIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Nama Kelompok : Dimas Fain Erlambang E28123197


Zikral Darus E28123204
Chelsea Mutiara Cantika E32123114
Kayla Salsabila Putri E32123117

Kelas : AGB-3/AGT 3
Palu, November 2024
Mengetahui,

Asisten Penanggung Jawab

Ajmol Kirana

Disahkan Oleh,Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Dr. Hasriyanti SP.M,SI


NIP. 19721020001220001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karea berkat rahmat dan
hidayah Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman . Laporan ini di susun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan
Tanaman.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan
ini, terutama kepada:

1. Dr. Hasriyanti SP.M,SI Sebagai Dosen Penanggung Jawab Praktikum Mata

Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.

2. Ajmol Kirana selaku Aisten Penanggung Jawab Praktikum Mata Kuliah

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.

Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan


ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahn dan kehiklafan. Olehnya itu
dengan rasa rendah hati penyusun menertima keritikan dan saran yang sifatnya
membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Amin.
Palu, November 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL..................................................................
MALAMAN JUDUL.....................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................


1.2 Tujuan Praktikum .............................................................................
1.3 Manfaat Praktikum ...........................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Deskrisi Tanaman ..............................................................................
2.2 Perangkap .........................................................................................
2.3 Pitfaal Trap.........................................................................................
2.4 Sweeo Net...........................................................................................
2.5 Pengamatan Langsung ......................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM...............................................................

3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................


3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................
3.3 Perangkap .........................................................................................
3.4 Pitfaal Trap.........................................................................................
3.5 Sweep Net .........................................................................................
3.6 Pengamatan Langsung ......................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung pulut (Zea mays ceratina L) merupakan salah satu jenis jagung yang

memiliki karakter spesial yaitu pati dalam bentuk 100% amilopektin memiliki

rasa manis, pulen, dan penampilan menarik yang tidak dimiliki jagung lain

sehingga banyak digemari oleh masyarakat. Namun jagung pulut kurang populer,

khususnya di masyarakat kota karena kurang dipromosikan dan belum mendapat

perhatian sungguh-sungguh untuk dikembangkan (Saprianto, 2021).

Jagung pulut merupakan jenis jagung yang memiliki rasa yang enak, lebih

gurih, lebih pulen, dan lebih lembut. Rasa gurih tersebut timbul karena kandungan

amilopektin yang terdapat pada jagung pulut sangat tinggi, di Indonesia budidaya

jagung pulut masih kurang disukai oleh petani karena berbagai faktor seperti

ukuran tongkolnya yang kecil, mudah terserang penyakit dan tidak adanya dosis

pupuk yang tepat, salah satunya cara untuk meningkatkan pertumbuhan produksi

jagung pulut dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara (Montolalu & Bili, 2023).
Organisme pengganggu tanaman (OPT) menimbulkan masalah dalam

budidaya tanaman sehingga perlu upaya penanganan yang tepat. Organisme

pengganggu tanaman terdiri atas hama, patogen, dan gulma. Seiring dengan

penerapan beberapa faktor agronomi yang tidak bijaksana seperti penggunaan

pestisida yang kurang tepat atau berlebihan, dapat mendorong timbulnya

permasalahan baru di bidang perlindungan tanaman sehingga menimbulkan

banyak kerugian misalnya kehilangan hasil panen (Hamdani & Susanto, 2020).

2.1 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum ini dilakukan yaitu untuk Mengenal Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT), Memahami Siklus Hidup Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT), Mempelajari Cara Pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT), Menganalisis Kerusakan Akibat Serangan Hama dan Penyakit

Menerapkan Prinsip Pengendalian Hama dan Penyakit.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini yaitu.untuk mengetahui kandungan apa saja yang

ada pada tanaman jagung dan bagaimana proses budidaya tanaman jagung dari

benih hingga panen.


BAB II TEORI LANDASAN

2.1 Deskripsi Tanaman

Tanaman jagung pulut merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian

dari keluarga rerumputan (Riwandi, et all., 2014). Berikut ini taksonomi tanaman

jagung pulut :

Kindom : Plantae

Diviso : Spermatophyta

Sub-divisio : Angioapermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam

akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar udara. Pertumbuhan akar ini
melambat setelah plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar

yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang

dari tiap buku secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang

terdapat di bawah permukaan tanah. Akar adventif berperan dalam pengambilan

air dan unsur hara (Riwandi, et all., 2014).

Jagung ketan atau jagung pulut merupakan salah satu jenis jagung yang

memiliki karakter spesial yaitu pulut/ketan, tidak heran jika sebagian masyakat

Indonesia memanfaatkan jagung sebagai sumber pangan utama selain beras.

Produktivitas jagung putih ditingkat petani umumnya masih rendah, yaitu

Produktivitas jagung putih di tingkat petani umumnya masih rendah, yaitu 1,6 - 2

ton/ha. Produktivitas yang rendah tersebut antara lain disebabkan benih yang

kualitasnya rendah, penerapan budidaya kurangi ntensif, dan sulitnya di dapati

jagung putih unggul di lapangan (Wulandari, 2021).

Sistem perakaran pada tanaman jagung pulut adalah akar serabut dengan

kedalaman hingga 8 meter, namun sebagian besar berada pada kedalaman sekitar

2 meter. Tanaman jagung putih akan tumbuh akar adventiv dari buku-buku batang

tanaman jagung putih bagian bawah yang dapat mebantu tanaman jagung putih

menjadi tegak (Wulandari, 2021).

Batang merupakan salah satu bagian organ tumbuhan yang berperan sebagai

penyokong tubuh tumbuhan agar dapat berdiri tegak, dan memiliki bagian-bagian

penyusun yang berperan dalam proses tranportasi zat-zat yang diperlukan oleh

tumbuhan. Selain itu, batang juga berperan sebagai tempat penyimpanan makanan

pada beberapa jenis tumbuhan (Sinaga, 2023).


Daun tumbuhan jagung tumbuh dari buku-buku batang, sedangkan pelepah

daun menyelimuti ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun jagung

bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm tergantung dengn jenis jagung

dengan ibu-tulang daun yang sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-

kadang berombak. Jumlah daun jagung juga bervariasi yaitu antara 10- 15 helai,

rata-rata tumbuhnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.

Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak jika

dibandingkan jagung di daerah beriklim sedang (Sinaga, 2023).

Bunga yang dimiliki oleh tanaman jagung putih terdiri atas bunga jantan dan

bunga betina, yang masing-masing terpisah atau diikim dalam satu tanaman atau

monoecious. Setiap kuntum bunga tanaman jagung memiliki struktur yang khas

dari bunga yang termasuk ke dalam famili / suku poaceae yang disebut sebagai

floret. Pada tanaman jagung, sepasang glumae atau gulma membatasi dua floret.

Bunga jantan dapat tumbuh pada bagian puncak dari tanaman jagung, yang berupa

karangan bunga. Pada bunga tanaman jagung terdapat serbuk sari yang bewarna

kuning dengan memiliki aroma yang khas (Wulandari, 2021).

Tongkol yang dimiliki oleh tanaman jagung putih tumbuh dari buku dan

terdapat diantara batang di antara batang daun dengan pelepah daun dari tanaman

jagung. Secara umum dalam satu tanaman jagung putih hanya dapat menghasilkan

satu buah tongkol yang produktif, meskipun tanaman jagung memiliki sejumlah

bunga betina. Bunga jantan melakukan penyerbukan sebanyak 2 hingga 5 hari

lebih dari dulu daripada bunga betinanya (Wulandari, 2021).

2.2 Perangkap
Penggunaan perangkap merupakan suatu upaya pengendalian serangga hama

secara alternatif. Perangkap serangga dirancang berdasarkan perilaku dan

ketertarikan serangga terhadap cahaya, bentuk, dan warna tertentu. Perangkap

serangga yang banyak digunakan untuk mendeteksi keberadaan serangga pada

komoditas pertanian di antaranya adalah perangkap jebakan (pitfall trap) untuk

serangga yang berada di permukaan tanah. Penggunaan jaring serangga untuk

menangkap serangga yang terbang dan yang berada pada tanaman (Harahap,

2020).

2.2.1 Pitfall Trap

Perangkap jatuh (pit fall trap) merupakan salah satu perangkat

yangdigunakan pada penelitian ini. Perangkap jatuh dapat digunakan untuk

menangkap arthropoda yang aktif pada malam hari maupun siang hari yang hidup

diatas permukaan tanah. Spesies arthropoda yang dikenali dapat diidentifikasi

secara langsung dilapangan sedangkan arthropoda yang belum dikenali

diidentifikasi di Laboratorium dengan menggunakan mikroskop (Asikin, et all.,

2024).

2.2.2 Sweep Net

Salah satu alat yang digunakan untuk mengambil sampel arthropoda pada

penelitian ini yaitu perangkap jaring (sweep net). Perangkap jaring digunakan

untuk menangkap arthropoda. Perangkap jaring digunakan untuk menangkap

hama yang terbang seperti belalang. Hama yang didapat dengan menggunakan

jaring dapat dikumpulkan sesuai jenisnya (Asikin, et all., 2024).


2.2.3 Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung tanaman adalah mengamati secara langsung OPT

(Organisme Pengganggu Tanaman) yang datang mengunjungi area tanaman.

Pengataman secara langsung adalah pengumpulan data dengan cara mengamati

tanaman secara dekat menggunakan indra penglihatan. Pengamatan ini digunakan

untuk menjaga tanaman tetap sehat dan produktif.

2.2 Serangga Pengunjung

Beberapa spesies serangga pengunjung bunga berperan sebagai penyerbuk.

Serangga pengunjung adalah serangga yang mengunjungi tanaman untuk mencari

pakan berupa nektar, serbuk sari, dan jaringan bunga. Aktivitas ini dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serangga. Serangga pengunjung

membutuhkanwaktu untuk mengenal dan berinteraksi dengankedua tanaman

introduksi tersebut sehinggakeanekaragaman serangga pengunjung rendah (Efendi

& Rezki, 2021).


BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dilahan Akademik Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako, Palu. Praktikum dilakukan pada setiap hari kamis 09

Oktober pukul 16.00 Wita sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan beberapa alat penunjang

praktikum diantaranya Cangkul, Sekop, Parang, Traktor, Jaring, Gelas plastik, Air,

Deterjen atau sabun cuci, Atap (misalnya triplek atau Styrofoam),Tongkat

penyangga

Adapun bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ialah benih

jagung pulut, pupuk ( NPK).


3.3 Perangkap

Buat lubang di tanah sesuai dengan diameter gelas plastik. Masukkan gelas

plastik ke dalam lubang hingga permukaan atas gelas sejajar dengan permukaan

tanah. Pasang atap di atas gelas plastik sebagai pelindung dari hujan. Atap bisa

dibuat dari tripleks kecil yang disangga dengan tongkat.

3.3.1 Pitfaal Trep

Metode pitfall trap digunakan untuk memerangkap artropoda yang aktif

bergerak di permukaan tanah pada malah hari maupun siang hari. Cara

penggunaan pitfall trap ini adalah menggunakan gelas plastik yang berisi air serta

deterjen. Gelas plastik ini dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan.

Disiapkan lubang sebanyak 4, setelah itu diletakkan gelas plastik dengan diameter

11 cm dan tinggi 8 cm. Setiap perangkap ini diamati selama pengamatan

berlangsung dan selanjutnya hasil tangkapan artropoda yang terperangkap diambil

dan diamati.

3.3.2 Sweep Net

Pengamatan menggunakan metode jaring ayun (sweep net) digunakan untuk

menangkap artropoda yang dapat melompat dan cenderung terbang. Untuk

perangkap ini menggunakan jaring berukuran sedang. Pengambilan serangga

seperti belalang dapat menggunakan jaring ini. Jika di dapati serangga dalam

jaring, serangga tersebut diambil dan diamati.

3.3.3 Pengamatan Langsung


Metode pengamatan langsung adalah metode pengamatan yang mengamati

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara langsung menggunakan indra

penglihatan. Metode dapat digunakan saat pengamatan berlangsung. Jika

mendapatkan serangga ataupun jenis OPT lainnya, dapat diambil dan diamati

secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, S. N., Thamrin, N. T., & Asra, R. (2024). Keanekaragaman Arthropoda


pada Pertanaman Padi Organik di Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang
Kabupaten Sidenreng Rappang. Perbal: Jurnal Pertanian
Berkelanjutan, 12(3), 293-303.
Efendi, S., & Rezki, D. (2021). Keanekaragaman Serangga Pengunjung Bunga
Kelapa Sawit Aksesi Kamerun Dan Angola. Jurnal Riset
Perkebunan, 2(2), 89-96.
Hamdani, K. K., & Susanto, H. (2020). Pengendalian organisme pengganggu
tanaman melalui solarisasi tanah: pengendalian organisme pengganggu
tanaman melalui solarisasi tanah. AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pertanian, 4(2), 146-154.
Montolalu, I. R., & Bili, A. (2023). Pengaruh Pengaturan Jumlah Pupuk NPK
Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Pulut
(Zea mays var. ceratina). SEIKO: Journal of Management &
Business, 6(1), 322-325.
Riwandi, M. Handajaningsih, dan Hasanudin 2014 Teknik Budidaya Jagung
dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. Bengkulu. UNIB Press.
Saprianto, B. (2021). Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk Npk Phonska Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Pulut (Zea Mays Ceratina L.).
Green Swarnadwipa: Jurnal Pengembangan Ilmu Pertanian, 10(1), 85-
94.
Sinaga, Y. K. L. (2023). Studi Hubungan Kekerabatan antara Tumbuhan Padi
(Oryza sativa L.) dengan Tumbuhan Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan
Pendekatan Ciri Morfologi Akar, Batang dan Daun.
Wulandari, S. (2021). TA: BUDIDAYA EDAMAME (Glycine max (L) Merrill)
YANG DITUMPANG SARI DENGAN JAGUNG PUTIH VARIETAS
ARUMBA UMUR 2 DAN 4 MINGGU SETELAH TANAM (Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Lampung).

Anda mungkin juga menyukai