Trauma
Trauma
Trauma
TRAUMA
Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka / cidra
Penyebab kematian no. 4 di indonesia
Pada kelompok usia produktif 15 25 th
Patofisiologi :
Trauma Aktifitas hipotelamus Neuro Humoral Lipolysis perifir
peningkatan glukosa darah, asam amino , asam laktat.
Hepar Glucogenesis dan glikogenolysispeniingkatan Kadar glukosa oleh
Rangsangan glukagon dan Cortisol
Penyebab Trauma
1. Fisik
Benda tajam
Benda tumpul
Peluru
2. Kimia / bahan korosive / oksidator
Asam sulfat ( H2SO4 )
Asam klorida / HCL
dll
3. Termis
Api
Air panas
Benda2 panas
4. Elektrik
Listrik
Petir / Halilintar
5. Ledakan
Ledakan Petasan
Ledakan Boom
Nilai kumulatif 0 12
10 29 nilai 4
> 29 nilai 3
69 nilai 2
15 nilai 1
0 nilai 0
Tekanan Sistolik ( mmHg )
> 89 nilai 4
76 89 nilai 3
50 75 nilai 2
1 49 nilai 1
0 nilai 0
1. Trauma Tumpul
a)
Rusaknya organ padat, liver, limpa, dll
Perdarahan dalam rongga perut
Gejala radang, infeksi, peritonitis, dll
Gejala umum perdarahan bergantung pada jumlah darah
yang keluar
b) Lambung
a) Timbul nyeri hebat dan segera
b) Peritonitis kimiawi, karena asam lambung merangsang
peritonium
c) Usus halus
Timbul gejala lambat 10 jam
Kontraksi usus memperlambat kontaminasi isi usus ke
peritonium
d) Usus besar ( COLON )
Kuman kuman amat patogen
Timbul gejala2 6 jam
Pemeriksaan :
Inspeksi :
Jejas kanan ( Rupture hepar )
Jejas kiri (Rupture limpa )
Jejas tengan (Rupture usus / lambung )
Kembung / tidak
Palpasi
Defanse musculer
Nyeri tekan abdomen ( pada peritonitis )
Perkusi
Apa ada cairan bebas
Nyeri pada perkusi
Auscultasi
Bising usus melemah ( Peritonitis cairan darah )
2. Trauma Tajam Abdomen
Timbul pendarah dan peritonitis
Perlu segera tindakan bedah
Luka tusuk baru ( Belum sampai facia)
Eksplorasi dgn lokal Anestesi
Luka tusuk dgn prolaps organ
Laparatomi
Luka lebih 24 jam, tidak ada tanda2 kelainan abdomen,
cukup di observasi
3. trauma tembak / peluru
segera dilakukan tindakan bedah / laparatomy
Dugaan Perdarahan intra Abdomen
Periksa tanda2 vital
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Kesadaran
Akral
Tempratur
Lingkar abdomen
Parasentesis
Laboratorium
Hemoglobin
Penanganan
pasang infus ( resusitasi cairan / darah )
pasang chateter
tindakan bedah / laparatomy
Untuk mengetahui tingkat perdarahan digunakan teori TS ( Traumatic score
Giesecke )
Cara memperkirakan defisit pada perdarahan
EBV : Estimasi Blood Volume
Perkiraan jumlah darah seseorang 70 ml / kg BB
BB 50 kg = 70 x 50 = 3500 ml
Cara I
% EBV GEJALA
10 15 % Minimal
15 25 % Pre shock, Acral dingin
25 35 % Shock, Perfusi menurun tensi < 90 , Nadi > 120
> 35 50 % Shock berat, perfusi buruk, tensi tidak teratur, nadi
ttb, gangguan kesadaran
Cara II
Trauma Status dari Giesecke
Klas Lost EBV Tekanan Darah Nadi Tanda lain
0leh :
Cidera Kepala
Cidera Primer
Langsung terjadi akibat dari trauma
Kulit :
o Fulnus
o Laserasi
o Hematom sub kutan
o Hematom sub galeal
Tulang :
Fraktur basis cranii
Fraktur linear
Fraktur impresi tertutup
Fraktur impresi terbuka
Otak :
Cidra Otak Primer
Local :
Hematum Sub Dural
Hematum Epidural
Hematum Intra Cerebral
Difuse :
Comosio cerebri
Contusio cerebri
Cidra otak sekunder
o Infeksi
o Tekanan intra cranial meningkat
Cidra Sekunder
Cidra yang disebabkan komplikasi
al
Oedema otak
Hypoksi otak
Hyper tensi syok
Kelainan pernafasan / saluran nafas
Hematoma intra cranial
Peneomo cepalus
Kejang kejang syok
Infeksi
dll
I. Pertolongan pertama :
A. Airway = Saluran nafas
Bebaskan jalan nafas
Hati hati pada patah tulang leher (Servical)
Semua px tidak sadar sebaiknya di anggap ada cidra tulang leher
B. Breathing = Fungsi pernafasan
Suara nafas / Hembusan nafas
Gerakan dada
Bila negative
Beri nafas buatan
Neri oksigenasi
C. Circulation = Peredaran darah
Denyut jantung = nadi carotis
Negative Lakukan pijat jantung
Shock tekanan darah systolik < 90 mmhg
Nadi > 100 x/ mnt
Contusion Cerebri
Gangguan fungsi otak sebagai akibat dari ganggguan anatomi
Pernah tidak sadar > 15 menit
Ada laterasi
dll
Trauma Thorax
oleh
Trauma Thorax
1. Kecelakaan Lalu lintas
2. Rusaknya organ2n dalam rongga thorax
Jantung
Paru
Pembulu darah
Trachea
Oesophagus
Diafragma robek
Organ vicera masuk ke rongga thorax
3. Cara kejadian
Cidra tumpul ( KLL )
Cidra tajam ( kriminal )
4. 90 % cindra thorx tidak di[erlukan tindakan bedah
Cidra thorax yang perlu tindakan bedah
Obstruksi jalan nafas
Hematothoraxmasiv / profuse
Tamponade jantung
Tension peneumo thorax
Flailchest
Open peneumo thorax
Sarana penunjang
Radiologi : Thorax foto
Laboratorium : DL / Hemoglobin
Fisik / tanda2 vital
1. Tekanan darah
2. Frekuensi nadi
3. Frekuensi nafas
4. Kesadaran / keadaan umum
5. Acral dingin / hangat
6. Produksi usin , dll
Manifestasi pada trauma thorax
1. Peneumo thorax
Robekan pleura / dada terluka akibat tusukan tulang iga (costa shg udara
luar masuk kedalam rongga pleura)
Peneumo thorax terbuka
Peneumo thorax tertutup
Tension peneumo thorax
Umumnya di ikuti robek pembulu darah kemudian terjadi hemato
thorax
2. Hemato thorax :
Timbunan darah dalam Ronggga Pleura, akibat robeknya
pembulu darah.
Ringan : Darah keluar 300 ml
Sedang : Darah keluar 300 800 ml
Berat : Darah keluar > 800 ml
Segera dilakukan tindakan Thorachotomy Eksplorative
3. Kerusakan paru :
Darah berkumpul di jaringa Parenchyma Paru kemudian
menjadi Fluido Thorax / Hematothorax
Klinis : kegagalan fentilasi
4. Kerusakan :
Thrachea
Bronchus
Thracheo bronchial
Pengelolahan Cidera Thorax
1. Pemasangan plester lebar
Patah tulang iga jamak maupun tunggal
Flailchest
2. Pemasang Tabung Drainage
Peneumo thorax > 30 %
Hemato thorax
Fluido thorax
Pasca thorachotomy
Pemasangan respirator
3. Indikasi Thorachotomy
Hemathotoraxmasiv > 800 ml
Laserasi paru dengan konser patif gagal
Kebocoran hebat dari sistim thracheobonsial
dll
kompilasi
1. Patah Tulang Iga
Osteomylitis
Retensi Sputum
Nyeri berkepanjangan
2. Luka dan Memar Paru
Infiltrate dan Efusi Pleura
Empyema
Peneumonia
Fisteltrachobnsial
3. Di Luar Paru
Radang Mediastinum / Mediastinitis
Fistula Oisopagus
Henia Diaphragmatic
Ringkasan
1. Cidera Thorax pada umumnya tidak perlu tindakan Bedah ( 90 % )
2. Tindakan awal Cidra Thorax dgn Hematho / Peneumo Thorax perlu
Pemasangan Drainage Itecostal
3. Tindakan bedah dilakukan bila tindakan konserfatif gagal
4. Pemberian anti biotic yang optimal pada kasus tertentu akan
menurunkan mortalitas kematian
TRAUMA
PADA MATA
Trauma Pada Mata
Merupakan salah satu kegawat daruratan mata
Perlu tindakan segera, cepat, cermat
Gejala
Nyeri
Epifora (Air Mata Nerocoh)
Kabur
Silau
Tanda Tanda
Kelopak Mata Bengkak
Hyperemi Konjungfitis
Erosi Cornea (+) /(-)
Penanganan
Anestesi Local Tetra Cain 0,5%
Irigasi / disempor air bersih / cairan fisiology sebanyak2nya
Selama - 1 jam
Gunakan Kapas dan Lidi
Ruju
Kedokter Mata
2. Trauma Tajam / Tembus Mata & Rupture Bola Mata
Mengenai :
Cornea,sclera,konjungtifa, dll
gx :
Kabur, nyeri, perdarahan,
Tanda-tanda
Tergores kuku
Ranting daun
Benda beda kecil yang melayang
gejala
8. Trauma Tumpul
penyebab :
Bola tenis (shotle cock)
Terlempar batu
Dipukul pada petinju
Dll
gx :
Hematum kelopak mata
Robek kelopak mata
Pendarahan selaput lender mata ( Kojungtifa )
Hyperemis di dalam rongga cornea (Hypaema)
Trauma Thorax
oleh
Trauma Thorax
1. Kecelakaan Lalu lintas
2. Rusaknya organ2n dalam rongga thorax
Jantung
Paru
Pembulu darah
Trachea
Oesophagus
Diafragma robek
Organ vicera masuk ke rongga thorax
3. Cara kejadian
Cidera tumpul ( KLL )
Cidera tajam ( kriminal )
4. 90 % cindra thorx tidak di[erlukan tindakan bedah
Cidera thorax yang perlu tindakan bedah
Obstruksi jalan nafas
Hematothoraxmasiv / profuse
Tamponade jantung
Tension pneumo thorax
Flailchest
Open pneumo thorax
Sarana penunjang
Radiologi : Thorax foto
Laboratorium : DL / Hemoglobin
Fisik / tanda2 vital
1. Tekanan darah
2. Frekuensi nadi
3. Frekuensi nafas
4. Kesadaran / keadaan umum
5. Acral dingin / hangat
6. Produksi usin , dll
Manifestasi pada trauma thorax
1. Peneumo thorax
Robekan pleura / dada terluka akibat tusukan tulang iga (costa shg udara
luar masuk kedalam rongga pleura)
Peneumo thorax terbuka
Peneumo thorax tertutup
Tension peneumo thorax
Umumnya di ikuti robek pembulu darah kemudian terjadi hemato
thorax
2. Hemato thorax :
Timbunan darah dalam Rongga Pleura, akibat robeknya
pembuluh darah.
Ringan : Darah keluar 300 ml
Sedang : Darah keluar 300 800 ml
Berat : Darah keluar > 800 ml
Segera dilakukan tindakan Thorachotomy Eksplorative
3. Kerusakan paru :
Darah berkumpul di jaringan Parenchym Paru kemudian
menjadi Fluido Thorax / Hematothorax
Klinis : kegagalan ventilasi
4. Kerusakan :
Trachea
Bronchus
Tracheo bronchial
Pengelolahan Cidera Thorax
1. Pemasangan plester lebar
Patah tulang iga jamak maupun tunggal
Flailchest
2. Pemasang Tabung Drainage
Pneumo thorax > 30 %
Hemato thorax
Fluido thorax
Pasca thorachotomy
Pemasangan respirator
3. Indikasi Thorachotomy
Hematothorax masiv > 800 ml
Laserasi paru dengan konservatif gagal
Kebocoran hebat dari sistem tracheobronchial
dll
komplikasi
1. Patah Tulang Iga
Osteomyelitis
Retensi Sputum
Nyeri berkepanjangan
2. Luka dan Memar Paru
Infiltrate dan Efusi Pleura
Empyema
Pneumonia
Fisteltracheobronchial
3. Di Luar Paru
Radang Mediastinum / Mediastinitis
Fistula Oesophagus
Hernia Diaphragmatica
Ringkasan
1. Cidera Thorax pada umumnya tidak perlu tindakan Bedah ( 90 % )
2. Tindakan awal Cidera Thorax dgn Hemato / Pneumo Thorax perlu
Pemasangan Drainage Intercostal
3. Tindakan bedah dilakukan bila tindakan konservatif gagal
4. Pemberian anti biotic yang optimal pada kasus tertentu akan
menurunkan mortalitas / kematian
TRAUMA
PADA MATA
Trauma Pada Mata
Merupakan salah satu kegawat daruratan mata
Perlu tindakan segera, cepat, cermat
Gejala
Nyeri
Epifora (Air Mata Nerocoh)
Kabur
Silau
Tanda Tanda
Kelopak Mata Bengkak
Hyperemi Konjungtivitis
Erosi Cornea (+) /(-)
Penanganan
Anestesi Local Tetra Cain 0,5%
Irigasi / disemprot air bersih / cairan fisiology sebanyak2nya
Selama - 1 jam
Gunakan Kapas dan Lidi
Rujuk
Kedokter Mata
2. Trauma Tajam / Tembus Mata & Rupture Bola Mata
Mengenai :
Cornea,sclera,konjungtiva, dll
gx :
Kabur, nyeri, perdarahan,
Tanda-tanda
Tergores kuku
Ranting daun
Benda beda kecil yang melayang
gejala
8. Trauma Tumpul
penyebab :
gx :
Hematum kelopak mata
Robek kelopak mata
Pendarahan selaput lendir mata ( Kojungtiva )
Hyperemis di dalam rongga cornea (Hypaema)