Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Faktor Eksternal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi metabolisme obat


(Faktor eksternal)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju
metabolisme obat dibagi menjadi 2 yaitu :

Faktor Internal

Faktor Eksternal
Faktor Makanan Faktor Lingkungan
Protein Logam berat
Lemak Polutan industri
Karbohidrat Pestisida
Vitamin
Mineral
Merokok
Proporsi normal protein dalam makanan
sekitar 20%, pada pengujian hewan yg terus
diberi makanan yg mengandung protein
menunjukkan enzim-enzim pemetabolisme
obat. Tapi jika tikus diberi makan 5% protein
maka kapasitas permetabolisme obat
oksidatif berkurang
Contohnya makanan yang mengandung
protein rendah akan menghambat proses
clearance fenobarbital dari hewan uji tikus.
Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada
metabolisme obat adalah bahwa apa saja yang
dapat mempengaruhi jumlah atau komposisi
asam lemak dari fosfatidilkolin mikrosom hati
dapat mempengaruhi kapasitas hati untuk
memetabolisasi obat. Kenaikan fosfatidilkolin
atau kandungan asam lemak tidak jenuh dari
fosfatidilkolin cenderung meningkatkan
metabolism obat.
Contohnya Efek Griseofulvin dapat meningkat.
interaksi yang terjadi adalah interaksi yang
menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya
dimakan pada saat makan makanan berlemak
seperti daging sapi, mentega, kue, ayam, dan
kentang goreng (Harkness, 1989)
Karbohidrat mempunyai sedikit efek pada
metabolisme obat, walaupun banyak
mengkonsumsi glukosa, terutama sekali dapat
menghambat metabolisme barbiturate, sehingga
dapat memperpanjang waktu tidur.
Kelebihan glukosa ternyata juga mengakibatkan
berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati.
Contoh : Efek asetaminofen dapat berkurang.
Asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan
demam. akibatnya : efek yang dihasilkan tidak
maksimal.
Sumber karbohidrat: roti, biskuit, kurma, nasi,
dan lain-lain (Harkness, 1989)
Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan
dibutuhkan untuk sintesis protein dan lemak, keduanya
merupakan komponen vital dari system enzim yang
memetabolisasi obat. Oleh karena itu perubahan dalam
kadar vitamin, terutama defisiensi yang menyebabkan
perubahan dalam kapasitas memetabolisasi obat.

Vitamin yang mempengaruhi metabolisme obat :


1. Vitamin A
2. Kelompok vitamin B
3. Niasin
4. Riboflavin
5. Tiamin
6. Vitamin C
7. Vitamin E
1. Vitamin A
Kekurangan vitamin A berpengaruh pada struktur
membran sel dan memiliki kadar enzim anilin 4-
hidroksilase dan aminopirin N-demetilase yg
rendah. Kekurangan vit A juga mempengaruhi
struktur membran sel.
2. Niasin (vit b3)
Niasin merupakan prekursor kofaktor dari NADPH
suatu donor obat oksidatif UDP-asam glukuronat
(digunakan dalam glukuronidasi).
Fungsinya menurunkan kadar LDL dan
trigliserida, namun penggunaan yang berlebihan
dapat berakibat gagal hati yang hanya dapat
diatasi dengan transplantasi.
3.Riboflavin (vit B2)
aktivitas azoreduktase hati turun 85-95% pada
tikus diberi makanan dengan kadar riboflavin yg
rendah. Azoreduktase merupakan suatu enzim
flavoprotein. Interaksi dengan antacid,
menyebabkan penyerapan vitamin berkurang.
4. Vitamin C dan E
Defisiensi atau kekurangan vitamin C dan E
dapat mengurangi kapasitas memetabolisme
obat. Namun mengkonsumsi vitamin C
bersamaan dengan golongan obat antiinflamasi
atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan
asam di perut.
Makanan yang tidak mengandung magnesium
juga secara nyata mengurangi kandungan
lisofosfatidilkolin, suatu efek yang juga
berhubungan dengan berkurangnya kapasitas
memetabolisme hati.
Besi yang berlebih dalam makanan dapat juga
menghambat metabolisme obat. Kelebihan
tembaga mempunyai efek yang sama seperti
defisiensi tembaga, yakni berkurangnya
kemampuan untuk memetabolisme obat dalam
beberapa hal.
Jadi ada level optimum dalam tembaga yang
ada pada makanan untuk memelihara
metabolism obat dalam tubuh
Golongan yang paling terkenal dari bahan-bahan
ini yang secara alami ada dalam makanan
adalah produk-produk pirolisis yang dibentuk
dalam daging dan ikan, terutama digoreng atau
dibakar, baru-baru ini diisolasi sebagai produk
pecahan dari asam amino ; terutama triptofan.
Contoh : tikus yg diberi makan daging sapi bakar
menginduksi metabolisme fenasetin dalam usus
halus dengan demikian terjadi penurunan
bioavaibilitas obat tersebut begitu juga pada
manusia.
Rokok mengandung paling sedikit 3000 bahan
kimia yg berbeda, beberapa diantaranya dikenal
sebagai penginduksi enzim seperti hidrokarbon
polisiklik (zat yg terdapat dalam makanan hasil
pembakaran/pemasakan) dan enzim lainnya
(karbon monoksida ,hidrogen sianida)
Mekanisme utama dari interaksi ini ialah
biotransformasi obat dipercepat kerana terjadi
induksi dari mikrosomal enzim di hepar yang
disebabkan oleh zat-zat yang ada pada asap
rokok.
Telah dibuktikan secara klinis bahwa efek
terhadap Pil KB dan estrogen lainya, juga efek
terhadap Theopyllin dapat terganggu.
Darihasil penelitian mengkonsumsi makanan
yang mengandung logam-logam berat seperti
kadmium, zink,timah yg terakumulasi dalam
tubuh juga dapat mempengaruhi enzim
pemetabolisme obat.
Efek toksik kadmium dapat menyebabkan
penurunan jumlah testosteron dalam plasma
darah pada hewan uji tikus jantan.
Ada tiga polutan industri yang penting dan
dikaji secara terinci , yaitu :

1. TTCD
2. Pelarut industri dari benzen dan tipe
hidrokarbon terklorinasi
3. Bifenil terpoliklorinasi
1. TTCD (2,3,7,8-tetraklorodibenzo-p-dioksin)
Adalah Suatu senyawa polisiklik dengan suatu
struktur planar yang keras. TTCD mempunyai
afinitas tinggi yang spesifik, tempat ikatan
kapasitas rendah dalam sitosol hati (suatu
reseptor klasik yang serupa dengan reseptor
untuk hormon-hormon steroid)

TTCD berikatan dg reseptor kemudian menuju


ke nukleus dan berinteraksi dg DNA dan
dengan memberikan efek induksinya
2. Pelarut
Pelarut digunakan sangat luas dalam industri
dan rumah tangga. Dua golongan pelarut yg
mempengaruhi metabolisme obat adalah
derivat benzen dan hidrokarbon terklorinasi
karena dapat menginhibisi beberapa enzim.
3. Bifenil yg terpoliklorinasi
Merupakan suatu golongan senyawa yg
digunakan dalam berbagai industi fabrikasi
senyawa tsb dapat terakumulasi dalam tubuh
dalam waktu yg lama yg dapat menginduksi
enzim dan mempengaruhi metabolisme obat
fase 1.
Pestisidamerupakan kontaminan lingkungan
yg dapat ditemukan dilingkungan contohnya
dalam air, makanan dan udara.
Contoh senyawa pestisida adalah mirex,
kepone, malation,paration dan DDT.
Senyawa tersebut dapat menghambat
metabolisme obat dan mempengaruhi
metabolisme obat fase 1
Hal ini dibuktikan adanya penurunan efek
warfarin pada hewan uji terhadap zat
penginduksi mirex
Faktor eksternal yg dapat mempengaruhi
metabolisme obat diantaranya faktor
makanan dan faktor lingkungan
Interaksi obat merupakan masalah penting
karena berkaitan dengan metabolisme obat
dalam tubuh , sebagai salah satu langkah
untuk menghindari terjadinya interaksi dari
suatu obat yang merugikan
Interaksi obat terjadi jika suatu obat
mengubah efek obat yang lainnya. Kerja obat
yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang
efektif
Wassalamualaikum WR.WB

Anda mungkin juga menyukai